Genesis Alternative Ventures Kumpulkan $125 Juta untuk Venture Debt Fund Kedua

Genesis Alternative Ventures, perusahaan investasi untuk startup di Asia Tenggara, berhasil mengumpulkan komitmen sebesar $125 juta atau setara Rp1,9 triliun untuk dana utang ventura (venture debt fund) kedua mereka. Dana ini akan difokuskan pada investasi di startup teknologi di wilayah Asia Tenggara.

Sekitar 80% investor dari fund pertama kembali berpartisipasi di dana kelolaan baru ini, termasuk Aozora Bank, Korea Development Bank, Mizuho Leasing, Sassoon Investment Corporation, dan Silverhorn. Investor baru yang bergabung kali ini antara lain Mizuho Bank, bank besar asal Jepang, serta OurCrowd, platform investasi global lainnya.

Pada Agustus 2023, Genesis juga mengumumkan kemitraan dengan Superbank, bank digital Indonesia, untuk menyediakan pendanaan hingga $40 juta sekitar Rp600 miliar bagi startup teknologi yang menjanjikan di Indonesia. Superbank sendiri memiliki pemegang saham besar seperti Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank.

Selain itu, Genesis mengumumkan penunjukan Philip Yeo, mantan Ketua Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura, ke dalam Dewan Penasihat mereka. Yeo merupakan tokoh senior dalam investasi teknologi di Asia Tenggara dan diharapkan memberikan panduan strategis untuk pertumbuhan Genesis ke depan.

Dr. Jeremy Loh, salah satu pendiri dan Managing Partner di Genesis, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan berkelanjutan dari para investor. “Kami juga senang menyambut Mizuho Bank sebagai investor strategis di dana kedua ini, serta kehadiran Philip Yeo di Dewan Penasihat yang memiliki pengalaman dan visi yang luas di sektor teknologi dan investasi,” ujarnya.

Sejauh ini, Dana II telah menyalurkan pinjaman ventura lebih dari $20 juta kepada sejumlah startup di Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Dr. Loh menambahkan bahwa profil startup saat ini lebih berfokus pada struktur yang efisien dan mindset yang mengutamakan profitabilitas. Perusahaan-perusahaan portofolio Genesis menunjukkan arah baru ini, memposisikan diri mereka untuk keberlanjutan jangka panjang.

Sementara itu, Yasuhiro Kubota, Managing Executive Officer dan Co-CEO Mizuho Bank untuk kawasan Asia Pasifik, menyatakan kegembiraannya atas kemitraan dengan Genesis. “Asia Tenggara adalah wilayah yang sangat menarik dengan ekosistem startup yang berkembang pesat. Kami yakin kemitraan ini akan mempercepat pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang menjanjikan dengan akses ke modal, jaringan industri, dan keahlian yang dipimpin oleh Genesis,” jelasnya.

Di Indonesia, Genesis miliki sejumlah portofolio investasi, di antaranya Saturdays, HappyFresh, dan RateS.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Superbank Dapat Tambahan Investasi Rp1,2 Triliun dari Grab, Singtel, dan KakaoBank

Perusahaan pengembang layanan bank digital Superbank hari ini (03/7) mengumumkan tambahan investasi Rp1,2 triliun dari para pemegang saham sebelumnya, yakni Grab, Singtel, dan KakaoBank. Dana segar akan dimanfaatkan untuk mendukung upaya peningkatan layanan dan inovasi produk para nasabahnya.

Investasi ini sekaligus dinilai menegaskan keyakinan dan dukungan pemegang saham terhadap visi dan potensi Superbank.

Sebelum putaran investasi baru ini, EMTEK masih menjadi pemegang saham dengan persentase tertinggi, diikuti oleh Grab, Singtel, dan KakaoBank. Grab sendiri menggunakan PT Kudo Teknologi Indonesia (Kudo) sebagai kendaraan investasinya – seperti diketahui Kudo diakuisisi Grab sejak 2017 lalu.

Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank
Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank

“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan para pemegang saham dalam mendukung upaya kami untuk terus membuat produk dan layanan perbankan digital yang inovatif dan relevan,” ujar Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan.

Ia melanjutkan, “Dukungan berkelanjutan dari Grab, Singtel, dan KakaoBank tidak hanya berupa investasi, tetapi juga teknologi terdepan, wawasan, dan aset jaringan untuk mempercepat pertumbuhan kami. Tambahan investasi ini akan memperkuat kami dalam memperluas layanan finansial inklusif dan pembiayaan yang mudah diakses oleh lebih banyak nasabah ritel dan UMKM underbanked di Indonesia.”

Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International. Berdiri di Bandung pada tahun 1993, Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada tahun 2023 sebagai bagian dari konsorsium. Superbank memiliki misi untuk memperluas akses kredit bagi nasabah ritel dan UMKM, memberdayakan mereka dengan solusi inovatif, serta mengembangkan kolaborasi melalui salah satu ekosistem terluas di industri.

Pada Juni 2024 lalu, Superbank baru resmikan kerja sama strategis bersama Grab lewat layanan Banking as a Services. Pengguna dan mitra kini dapat membuka rekening, menabung, dan bertransaksi langsung dari aplikasi Grab. Selain fitur perbankan dasar, Superbank juga menawarkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS) kepada pengguna Grab terpilih. PAS adalah pinjaman digital tanpa agunan yang mudah diajukan dengan limit kredit dan tenor fleksibel serta informasi bunga dan biaya yang transparan.

Superbank terus memperkenalkan produk tabungan inovatif seperti Celengan by Superbank yang menawarkan bunga tinggi 10% per tahun untuk menabung harian secara otomatis. Langkah ini mempertegas komitmen Superbank untuk inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Grab memahami pentingnya menghadirkan teknologi bank digital dengan beragam fitur inovatif serta mudah diakses, dan dapat membantu pengelolaan keuangan yang lebih baik bagi konsumen. Dukungan Grab untuk Superbank menegaskan komitmen bersama kami untuk meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” sambut Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Application Information Will Show Up Here

Superbank Resmikan Kerja Sama dengan Grab

Superbank hari ini (19/6) mengumumkan kemitraan strategis dengan Grab untuk menyediakan layanan perbankan langsung melalui aplikasi Grab. Jutaan pengguna dan mitra Grab kini dapat dengan mudah membuka rekening, menabung, dan menggunakan rekening tersebut sebagai metode pembayaran tanpa perlu mengunduh aplikasi Superbank.

Fitur utama dan penawaran

  1. Pembukaan Rekening Tanpa Aplikasi Tambahan: Pengguna Grab dapat membuka rekening Superbank langsung melalui aplikasi Grab. Rekening ini bisa digunakan untuk berbagai layanan seperti GrabFood, GrabBike, GrabCar, GrabExpress, dan GrabMart. Proses registrasi yang cepat dan efisien ini juga mengurangi penggunaan penyimpanan ponsel pengguna.
  2. Bunga 6% per Tahun: Pengguna yang membuka rekening Superbank melalui aplikasi Grab mendapatkan bunga tabungan sebesar 6% per tahun yang dapat dicairkan kapanpun. Ini memberikan kesempatan menabung dengan lebih efisien dan menguntungkan.
  3. Super Diskon dan Diskon Dine-Out: Pengguna Superbank di Grab mendapatkan Super Diskon 75% untuk layanan GrabFood dan GrabBike, serta Diskon Dine-Out di lebih dari 1.000 restoran. Penawaran ini dapat digabungkan dengan promo lainnya, memberikan nilai lebih bagi pengguna.

Turut didukung pemegang saham Superbank

Kemitraan ini didukung oleh Grab, Grup EMTEK, Singtel, dan KakaoBank. Superbank terus berinovasi dalam layanan finansial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkembang.

Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan menyatakan, “Kami sangat antusias melihat bagaimana masyarakat dapat dengan mudah membuka rekening, menabung, dan melakukan pembayaran langsung melalui aplikasi Grab. Kehadiran Superbank di Grab tidak hanya memberikan kemudahan akses layanan perbankan dan penawaran yang menarik, tapi juga mendukung mereka dalam menabung dan mengelola keuangan dengan lebih baik.”

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menambahkan, “Kini jutaan pengguna serta mitra kami dapat dengan mudah, cepat, dan aman mengakses layanan perbankan serta layanan Grab dalam satu aplikasi. Penawaran bunga tabungan yang tinggi dari Superbank diharapkan dapat membantu masyarakat. Hal ini sejalan dengan misi kami untuk memberikan dampak positif yang lebih luas secara berkelanjutan melalui inovasi teknologi dan pemberdayaan ekonomi.”

Fitur lainnya

Selain fitur utama tersebut, Superbank juga menawarkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS) kepada pengguna Grab terpilih. PAS adalah pinjaman digital tanpa agunan yang mudah diajukan dengan limit kredit dan tenor fleksibel serta informasi bunga dan biaya yang transparan.

Superbank terus memperkenalkan produk tabungan inovatif seperti Celengan by Superbank yang menawarkan bunga tinggi 10% per tahun untuk menabung harian secara otomatis. Langkah ini mempertegas komitmen Superbank untuk inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

KakaoBank akan Caplok 10% Saham Superbank

Bank digital asal Korea Selatan, KakaoBank akan mengakuisisi 10% saham PT Super Bank Indonesia (Superbank) melalui penerbitan saham baru. Aksi strategis ini juga akan melengkapi kemitraan Superbank usai “diinvestasi” oleh Grab, Singtel, dan Grup Emtek pada awal 2023.

Dalam keterangan resminya, aksi korporasi ini mencakup kolaborasi aktif pada pengembangan produk dan layanan Superbank. Adapun, aplikasi Superbank ditargetkan dapat meluncur pada tahun ini.

Superbank akan memanfaatkan kemampuan dan pengalaman milik KakaoBank yang telah terbukti dan menduduki peringkat pertama pada jumlah pengguna aktif bulanan di antara aplikasi perbankan terkemuka di Korea Selatan. Sementara, KakaoBank akan memperdalam pemahamannya kepada pelanggan dan mendorong kemajuan industri keuangan digital di pasar Asia Tenggara.

“Investasi strategis dan kolaborasi bersama Superbank menjadi langkah awal dari bisnis global KakaoBank. Kami akan menciptakan masa depan keuangan bersama mitra terkemuka di Asia Tenggara untuk membangun platform teknologi finansial digital yang dimulai di Indonesia dengan Superbank,” tutur CEO KakaoBank Corp Ho Young Yun.

Kemitraan strategis ini juga menjadi upaya KakaoBank memperkuat posisinya di global. Yun menambahkan akan berkomitmen jangka panjang melalui sinerginya dengan ekosistem bisnis Grab di Asia Tenggara.

Lebih lanjut Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan, “kemitraan ini memadukan keahlian internasional dengan potensi besar di Indonesia. Dengan komitmen yang sama terhadap inklusi keuangan dan kemajuan berbasis teknologi, kemitraan ini tidak hanya memperkuat kemampuan Superbank, tetapi juga membawa kami lebih dekat dengan misi kami melayani masyarakat underbanked, khususnya UMKM dan ritel.”

Sekadar informasi, Superbank (sebelumnya bernama Bank Fama) diakuisisi oleh konsorsium Grab, Singtel, dan Grup Emtek. Superbank telah bermitra dengan Amartha dan Genesis Alternative Ventures (Genesis) untuk kerja sama penyaluran pembiayaan, yakni UMKM dan industri startup.

Baik Grab, Singtel, dan Emtek memiliki penetrasi pasar yang luas di
berbagai sektor, termasuk penonton media multi-platform dan penjual all-commerce online serta jutaan pengguna platform Grab. Sementara, Singtel melayani jutaan pelanggan seluler dan perusahaan. Dengan ekosistem ini, Superbank diyakini berada dalam posisi terbaik untuk terhubung dengan nasabah UMKM dan ritel di Indonesia.

Sementara, KakaoBank merupakan salah satu bank digital yang sukses di dunia. Pada awal peluncurannya, jumlah pengguna KakaoBank tembus 300 ribu dalam kurun waktu 24 jam. Dalam dua minggu, KakaoBank mencapai 2 juta pengguna, total tabungan sebesar ₩1 trillion ($930 million) dan pinjaman ₩770 billion ($701 million).

Kesuksesan ini terjadi berkat upaya Kakao memanfaatkan karakteristik aplikasi Kakao Talk–yang juga populer di masyarakat Korea Selatan–didukung dengan layanan/produk bersifat mobile dan on-demand, memungkinkan Kakao untuk mentransformasikan layanan perbankan yang berpusat pada pelanggan.

Di Indonesia, akuisisi bank digital oleh perusahaan teknologi telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Salah satu akuisisi strategis dilakukan oleh Gojek (sebelum IPO) terhadap Bank Jago. Kini Bank Jago dapat memanfaatkan ekosistem layanan GoTo. Selain itu, Bank Jago juga berkolaborasi dengan Bibit yang memudahkan investasi melalui aplikasi.

Superbank dan Genesis Siapkan Rp600 Miliar untuk Solusi Pembiayaan Startup

PT Super Bank Indonesia (Superbank) dan Genesis Alternative Ventures (Genesis) mengumumkan solusi pembiayaan dengan komitmen gabungan senilai Rp600 miliar untuk mendukung industri startup di Indonesia.

Solusi pembiayaan ini mengombinasikan kredit bank konvensional dan investasi dari pemodal ventura yang ditujukan bagi startup yang membutuhkan akses terhadap modal kerja dengan dilusi minimal terhadap ekuitas pemegang saham. Targetnya startup teknologi dengan tahap pendanaan seri B dan seri C.

“Kami senang dapat bekerja sama dengan Genesis untuk menghadirkan sumber pembiayaan yang kuat bagi startup Indonesia yang inovatif. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis seperti sekarang, akses ke pembiayaan adalah kunci kesuksesan bagi usaha inovatif,” ujar Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan.

Superbank adalah bank BUKU I yang baru saja mengganti identitas dari nama sebelumnya Bank Fama pada awal 2023 usai dicaplok oleh EMTEK, Grab, dan Singtel. Untuk memperkuat posisinya di segmen UMKM dan retail, Superbank sebelumnya juga menjalin kemitraan strategis dengan Amartha untuk memperluas akses pembiayaan.

Sementara itu, Co-Founder & Managing Partner Genesis Jeremy Loh mengatakan, “Indonesia memiliki banyak sekali peluang startup dan talenta teknologi lokal. Genesis dan Superbank memiliki komitmen yang sama dalam mengembangkan potensi besar di sektor ini dan mendukung lebih banyak pendiri startup di Indonesia.”

Genesis Alternative Ventures dikenal sebagai venture lender yang menyuntikkan pendanaan startup dalam skema pinjaman. Beberapa portofolionya di Indonesia antara lain RateS (social commerce), Saturdays (D2C), dan HappyFresh (online grocery).

Berdasarkan Startup Report 2022, total nilai transaksi pendanaan ke industri startup Indonesia mencapai $4,2 miliar dengan 260 kesepakatan transaksi yang diumumkan. Nilai tersebut naik dari tahun 2021 yang sebesar $6,9 miliar meski jumlah transaksinya lebih rendah sebanyak 214 kesepakatan.

Dukung Pemberdayaan Pengusaha Perempuan, Superbank Jalin Kemitraan dengan Amartha

Tak lama setelah berganti nama, Superbank melakukan manuver untuk menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses ke pembiayaan inklusif bagi masyarakat underbanked di Indonesia. Baru-baru ini, Superbank mengumumkan kerjasama kemitraan strategis dengan platform teknologi pembiayaan mikro PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

Secara khusus misi kerja sama ini adalah memberikan akses ke lebih dari 1 juta perempuan pengusaha mikro yang saat ini tergabung dalam layanan Amartha. Tujuannya adalah menyediakan pinjaman modal kerja yang dibutuhkan agar bisnis mereka dapat tumbuh dan berkembang.

Dalam rilis pers yang diterima Dailysocial, Sukiwan selaku Chief Business Officer Superbank, mengatakan, “Sebagai bank yang baru bertransformasi dengan fokus pada digital dan didukung oleh salah satu ekosistem terluas di Asia Tenggara, kami berkomitmen menjembatani kesenjangan finansial bagi masyarakat underbanked untuk meningkatkan kesejahteraan lebih banyak masyarakat Indonesia. Kemitraan strategis dengan Amartha ini secara khusus dirancang untuk memberdayakan perempuan pengusaha mikro. Dengan menyediakan akses ke solusi pembiayaan yang aman dan terpercaya, kami percaya dapat memajukan usaha-usaha yang dijalankan perempuan pengusaha mikro guna mencapai potensi mereka sepenuhnya.”

Lebih dari 64 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara aktif beroperasi di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. UMKM tersebut memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pentingnya peran perempuan dalam mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional ditekankan, dengan 52,9% usaha mikro dan 50,6% usaha kecil dijalankan oleh pengusaha perempuan.

Data Kementerian Keuangan mendukung pentingnya mengakomodasi segmen ini dengan menunjukkan bahwa pengusaha perempuan menyumbang lebih dari 95% atau lebih dari 6,4 juta debitur program pembiayaan ultra mikro (UMi) pemerintah.

Julie Fauzie, Chief Funding Officer Amartha, menegaskan, “Amartha menyadari bahwa penyediaan akses keuangan inklusif yang merata membutuhkan banyak kolaborasi, salah satunya seperti yang kami lakukan dengan Superbank. Melalui kerja sama ini, kami dapat menggabungkan aset-aset teknologi dan kompetensi untuk menyederhanakan proses pengajuan pinjaman supaya lebih efisien dan mudah diakses bagi para pengusaha ultra mikro di Indonesia. Amartha optimis, kerjasama ini dapat memberi dampak yang berkelanjutan bagi UMKM akar rumput, dan menjadi inspirasi bagi institusi lainnya untuk bersama-sama mendorong ekonomi akar rumput lewat akses keuangan yang inklusif.”

Kemitraan Strategis Amartha

Selain Superbank, baru-baru ini Amartha juga melakukan kerjasama kemitraan dengan Bank Nobu untuk mendukung permodalan para pelaku usaha ultra mikro di pedesaan di berbagai lokasi di Indonesia.

Amartha dan Nobu Bank berkomitmen untuk turut mempercepat penyediaan modal usaha produktif bagi lebih dari 30.000 mitra binaan Amartha. Mitra tersebut terdiri dari berbagai sektor, terutama di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Komitmen tahap awal permodalan mencapai 100 miliar rupiah.

Amartha mengklaim telah menyalurkan permodalan senilai lebih dari Rp12 triliun kepada lebih dari 1,6 juta UMKM di Indonesia. Suntikan fasilitas kredit sebesar $100 juta (lebih dari 1,4 triliun Rupiah) dari institusi penyedia permodalan asal San Fransisco, Community Investment Management (CIM) belum lama ini akan membantu perusahaan dalam mengembangkan ekosistem produk yang transparan.

Bank Fama Ubah Nama Jadi Superbank, Sasar Segmen UMKM dan Ritel

PT Bank Fama International (Bank Fama) hari ini (20/2) mengumumkan perubahan nama menjadi PT Super Bank Indonesia (Superbank). Perubahan nama ini diharapkan dapat mempertegas komitmen perusahaan untuk memperluas akses layanan finansial ke lebih banyak orang dengan layanan berbasis digital didukung oleh ekosistem dari Grup EMTEK, Grab, dan Singtel.

Dalam kesempatan yang sama, perusahaan juga meresmikan bankir senior Tigor M. Siahaan sebagai Direktur Utama. Sebelumnya, ia pernah berkarier di Citi Indonesia selama 20 tahun, jabatan terakhirnya adalah Chief Country Officer Citi Indonesia. Di luar karier profesionalnya, Tigor juga memegang beberapa jabatan penting, salah satunya yang terkini Ketua Bidang Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (2021-2026); Wakil Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional (PERBANAS) sejak 2016, dan lainnya.

“Kami sangat antusias dengan perubahan nama menjadi Superbank yang merupakan tonggak penting perjalanan kami menjadi bank dengan layanan berbasis digital. [..] Momen ini juga memperkuat komitmen kami dalam memperluas akses ke pembiayaan yang mudah dan bertanggung jawab bagi segmen underbanked untuk membantu mewujudkan potensi penuh pertumbuhan dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” ucap Tigor.

Menurutnya, dengan mengombinasikan kekuatan ekosistem digital dari para pemegang saham Superbank, mulai dari aset data, teknologi, dan jaringan, merupakan salah satu aset terluas dan paling beragam di industri. “Kami percaya bahwa kami memiliki fondasi yang kokoh untuk menawarkan sesuatu yang berbeda di pasar dan mengembangkan bisnis kami lebih lanjut.”

Masing-masing pemegang saham Superbank turut memberikan pernyataannya.

CEO Grup EMTEK Alvin Sariaatmadja menyampaikan, perkembangan digital di sektor keuangan adalah momen bagi EMTEK untuk dapat berkontribusi dalam meningkatkan kehidupan yang lebih baik lewat teknologi. Ia melihat tambahan bank ke dalam ekosistem grup akan membuat bisnis semakin sustainable.

“Kami pun akan turut mengajak seluruh stakeholder bagian dari ekosistem kami untuk merasakan manfaat dari pelayanan bank ini. Terakhir, yang tidak kalah penting kami sangat antusias dengan Superbank atas keberadaan para partner dan manajamen yang memiliki track record luar biasa di bidangnya,” kata Alvin.

Baik Grab dan Singtel Group akan berkontribusi dalam keahliannya di bidang teknologi, consumer insights, pengalaman, dan jaringan kemitraan, untuk memperkuat Superbank.

Superbank

Tigor menyampaikan, industri perbankan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Simpanan nasabah di bank umum di Indonesia terus meningkat, mencapai Rp8.203 triliun pada 2022, tumbuh lebih dari 8% dibandingkan 2021. Nilai transaksi perbankan digital pada 2022 meningkat 28,72% year-on-year menjadi Rp52.545,8 triliun dan diproyeksikan akan tumbuh 22,13% hingga mencapai Rp64.175,1 triliun pada 2023.

Indonesia merupakan negara dengan populasi underbanked terbesar di Asia Tenggara, termasuk UMKM dan nasabah ritel dari segmen underbanked dengan beberapa sumber pendapatan, namun tetap membutuhkan pinjaman untuk dapat terus mengembangkan usahanya.

“Segmen UMKM dan nasabah retail inilah yang menjadi target pasar utama kami. Dengan meningkatkan akses finansial ke segmen ini, kami dapat mendukung produktivitas mereka sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Tigor.

Superbank diharapkan dapat menjangkau jutaan UMKM dan nasabah ritel melalui ekosistem luas yang dimiliki oleh Grup EMTEK, Grab, dan Singtel yang merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka di bidangnya, termasuk jutaan penikmat multi-platform media dan jutaan penjual online all-commerce untuk Grup EMTEK; jutaan pengguna platform Grab di Indonesia, termasuk mitra pengemudi, merchant, dan agen Grab; serta jutaan pelanggan seluler dan bisnis di 21 pasar global untuk Singtel yang juga mencakup tetapi tidak terbatas pada Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.

Grup EMTEK mengambil alih saham Bank Fama pada 2021, melalui PT Elang Media Visitama dan PT Nusantara Berkat Agung. Kemudian, Grab bergabung melalui A5-DB Holdings Pte. Ltd. Dan Singtel melalui Singtel Alpha Investment Pte. Ltd. Saat ini Superbank masuk dalam kategori BUKU I. Aplikasi Superbank sejauh ini belum tersedia untuk publik.