Supply Chain: Pengertian, Tujuan, dan Kategorinya

Jika kamu ingin bisnis kamu berhasil, tidak cukup hanya dengan menjual produk atau layanan yang hebat—kamu juga harus dapat mengirimkannya tepat waktu.

Dan di situlah peran supply chain: membantu perusahaan memastikan bahwa mereka dapat memberikan apa yang mereka janjikan saat mereka menjanjikannya.

Supply chain bisa menjadi hal yang rumit, tetapi penting karena memastikan bahwa bisnis memiliki apa yang mereka butuhkan untuk berjalan dengan lancar.

Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai supply chain.

Definisi Supply Chain

Supply chain atau rantai pasokan adalah sistem yang menghubungkan pemasok, distributor, dan pelanggan. Ini adalah aliran barang, jasa, informasi, dan dana di seluruh rantai pasokan.

Rantai pasokan dapat dibagi menjadi dua bagian utama: bagian hulu (pemasok) dan bagian hilir (pelanggan).

Hal ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian arus barang dari titik sumber ke titik tujuan akhir untuk memaksimalkan efisiensi sambil meminimalkan pemborosan.

Penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa rantai pasokan mereka memenuhi kebutuhan mereka saat ini dan di masa mendatang, serta dapat diandalkan, efisien, dan cukup fleksibel untuk mengatasi perubahan permintaan atau fluktuasi musiman.

Tujuan Supply Chain

Tujuan dari supply chain adalah untuk memastikan bahwa jumlah produk yang tepat dibuat pada waktu dan tempat yang tepat, dengan pemborosan yang minimal. Sistem ini bekerja dengan memaksimalkan efisiensi di seluruh tahapan produksi dan distribusi.

Berikut ini adalah beberapa tujuan dari supply chain:

Meningkatkan Efisiensi

Supply chain membantu perusahaan meningkatkan efisiensi mereka dengan memungkinkan mereka menggunakan serangkaian standar, proses, dan metrik yang sama untuk pemasok mereka.

Hal ini memungkinkan komunikasi yang lebih efisien antara perusahaan dan pemasoknya, yang menghasilkan produksi yang lebih efisien dan lebih sedikit pemborosan.

Mengurangi Biaya

Ketika perusahaan dapat berkomunikasi dengan pemasok mereka secara lebih efisien dan efektif, kecil kemungkinan terjadi pemborosan terkait biaya bahan atau tenaga kerja.

Ini berarti kamu akan menghabiskan lebih sedikit uang untuk hal-hal seperti pengiriman, penyimpanan, inventaris, dan hal-hal lain yang dapat merugikan jika akhirnya menjadi pengeluaran yang tidak perlu.

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Dengan menggunakan supply chain, produk kamu dapat dikirimkan lebih cepat dan lebih efisien daripada sebelumnya. Ini akan memudahkan kamu untuk memberikan layanan pelanggan yang baik, terutama jika kamu memiliki bisnis e-commerce.

Semakin cepat produk kamu sampai ke pelanggan, semakin besar kemungkinan mereka akan puas dengan pembelian dan kembali lagi di masa mendatang.

Kategori Supply Chain

Supply chain itu tidak semudah yang didengar. Kamu harus melacak beberapa langkah dalam proses, dan setiap langkah dapat dipecah menjadi beberapa bagian, yang mungkin memiliki input dan output sendiri atau tidak.

Berikut ini adalah 6 (enam) kategori atau tahap supply chain yang biasa ditemukan di perusahaan:

Bahan Baku

Kategori bahan baku mengacu pada bahan apa saja yang akan digunakan dalam produksi produk kamu. Ini dapat mencakup hal-hal seperti kayu, kertas, plastik, atau logam.

Bahan baku biasanya bersumber dari pemasok yang telah diperiksa oleh perusahaan kamu dan yang telah membuktikan bahwa mereka dapat secara konsisten menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing.

Manufaktur

Manufaktur adalah proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan melibatkan transformasi bahan baku menjadi barang siap pakai untuk pengguna.

Ini adalah salah satu kategori yang penting karena menentukan apakah produk kamu akan dapat membantu pelanggan menyelesaikan masalah mereka atau tidak.

Distribusi dan Transportasi

Kategori distribusi adalah dimana produk diterima dan disimpan, sedangkan tahap transportasi adalah dimana produk dipindahkan ke lokasi lain.

Distribusi melibatkan penerimaan barang yang telah diproduksi, mengemasnya ke dalam kotak atau wadah lain, dan mengirimkannya ke pengecer atau grosir. Transportasi adalah ketika barang dipindahkan secara fisik dari satu tempat ke tempat lain.

Pergudangan

Pergudangan adalah penyimpanan dan pengambilan barang, termasuk bahan baku, produk setengah jadi, suku cadang, dan barang jadi. Ini melibatkan kegiatan seperti penerimaan, penyimpanan, pengepakan dan pengiriman.

Gudang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang nantinya akan digunakan dalam proses pembuatan atau dijual langsung ke pelanggan. Misalnya, jika kamu membeli sepatu dari pabrik di China, sepatu tersebut mungkin disimpan di gudang sebelum dikirim ke rumah kamu.

Penjualan dan Pemasaran

Penjualan dan pemasaran adalah salah satu bagian terpenting dari bisnis karena itulah yang mendorong pendapatan. Ini juga penting karena tanpanya perusahaan tidak akan memiliki pelanggan.

Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi salah satu cara yang paling umum adalah dengan periklanan. Iklan dapat dilakukan melalui televisi, radio, majalah, surat kabar, situs media sosial seperti Facebook atau Instagram, bahkan papan reklame di pinggir jalan raya.

Customer Service

Customer Service adalah salah satu tahapan terpenting dalam supply chain karena ini adalah satu-satunya titik di mana perusahaan dapat melihat dan bereaksi secara langsung terhadap kebutuhan pelanggan mereka.

Jika kamu belum memastikan bahwa tim Customer Service kamu mengetahui cara menangani keluhan secara efektif dan efisien, kamu akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan bisnis.

Demikianlah penjelasan selengkapnya mengenai Supply Chain, semoga bermanfaat.

Supply Chain Manager: Pengertian, Tugas, Kemampuan dan Keterampilannya

Supply cain mencakup tiga aliran, yaitu material, informasi, dan sumber daya. Ketiga aliran ini saling bergantung. Tantangan bagi supply chain manager adalah mengelola tiga arus material, informasi, dan sumber daya dalam lingkungan bisnis dan kerja yang semakin kompleks dan kompetitif.

Kita tahu bahwa tujuan utama supply chain management (SCM) adalah membuat organisasi dan bisnis dengan perseptif lintas fungsi, berlawanan dengan perspektif fungsional atau berbasis silo. Oleh karena itu, supply chai manager di masa mendatang membutuhkan keterampilan profil berbentuk T (T-shaped).

Sebelum lebih lanjut lagi, kamu perlu tahu dulu dasar-dasar mengenal supply chain manager. Berikut Dailysocial.id merangkumnya pada tulisan di bawah ini!

Apa Itu Supply Chain Manager?

Supply Chain Manager adalah orang yang mengarahkan atau mengoordinasikan produksi, pembelian, penyimpanan, distribusi, dan perkiraan layanan atau operasi untuk mengendalikan biaya dan meningkatkan akurasi, layanan pelanggan, atau keselamatan.

Supply chain manager juga mencari cara untuk menyederhanakan berbagai fungsi untuk memenuhi kebutuhan distribusi produk. Mereka juga mengontrol pergerakan, penyimpanan, atau penggunaan inventaris.

Tugas dari Supply Chain Manager

Menjadi supply chain manager harus siap menjalankan beberapa tugas ini. Berikut 5 tugas dari supply chain manager:

• Memperkirakan permintaan pembeli dan membuat rencana inventaris yang memastikan ketersediaan bahan atau produk.

• Memantau perkiraan dan kuota untuk memenuhi perubahan dan mengetahui dampaknya terhadap operasi supply chain.

• Menetapkan metrik kinerja untuk mengevaluasi faktor rantai supply seperti biaya atau kualitas produk.

• Menganalisis gudang untuk mengetahui cara meningkatkan sirkulasi gudang, mengurangi pemborosan, atau meningkatkan layanan pelanggan.

• Mengembangkan prosedur untuk mengkoordinasikan manajemen supply chain dengan area lain seperti penjualan, pemasaran, keuangan, manufaktur, atau jaminan kualitas.

Pengetahuan untuk Menjadi Supply Chain Manager

Administrasi dan Manajemen

Pengetahuan tentang prinsip bisnis dan manajemen, termasuk perencanaan strategis, alokasi sumber daya, pemodelan sumber daya manusia, teknik manajemen, metode produksi, dan koordinasi antara orang dan sumber daya.

Layanan Pelanggan dan Personal

Pengetahuan tentang prinsip dan proses layanan pelanggan dan personal. Ini termasuk menilai kebutuhan pelanggan, memenuhi standar kualitas layanan dan mengevaluasi kepuasan pelanggan.

Matematika

Pengetahuan tentang aritmatika, aljabar, geometri, analisis, statistik dan aplikasinya.

Produksi dan Pengolahan

Pengetahuan tentang bahan baku, proses manufaktur, kontrol kualitas, biaya dan teknik lainnya untuk memaksimalkan produksi produk dan efisiensi distribusi.

Transportasi

Pengetahuan tentang prinsip dan metode transportasi orang atau barang melalui udara, kereta api, laut atau jalan raya, termasuk pertimbangan biaya-manfaat.

Skill yang Dibutuhkan Supply Chain Manager

Aktif Mendengarkan

Membereskan perhatian sepenuhnya pada apa yang dikatakan orang lain, luangkan waktu untuk memahami poin-poin yang disampaikan, ajukan pertanyaan yang masuk akal, dan interupsi pada waktu yang tepat.

Memecahkan Masalah yang Kompleks

Identifikasi masalah yang kompleks dan tinjau informasi yang relevan untuk mengembangkan dan mengevaluasi alternatif dan solusi yang layak.

Koordinasi

Menyesuaikan tindakan yang diambil dengan tindakan orang lain.

Pemahaman Membaca

Memahami kalimat dan paragraf yang ditulis dalam dokumen kerja

Berbicara

Berbicara dengan orang lain untuk menyampaikan informasi secara efektif

Nah, demikianlah pengetahuan mengenai supply chain manager. Tentu untuk berkarir di sini membutuhkan perjuangan tapi pasti kamu bisa mendapatkannya. Apakah kamu tertarik dengan karir ini?

Mandiri Capital Indonesia Bagikan Strategi Investasi di 2023

Mandiri Capital Indonesia (MCI) membagikan outlook dan strategi investasi mereka untuk tahun ini. Secara umum, MCI memastikan akan tetap agresif untuk mengucurkan pendanaan ke startup di Indonesia, tetapi akan lebih selektif dengan memperkuat risk framework dan tesisnya.

Langkah tersebut diambil karena melihat situasi perlambatan ekonomi yang turut berdampak terhadap industri startup di tanah air. Di sepanjang 2022, kita banyak menyaksikan upaya efisiensi yang ditempuh pelaku startup dengan melakukan PHK.

Tren pendanaan startup juga menunjukkan penurunan, baik di skala global maupun di Indonesia. Diketahui, VC merupakan salah satu sumber permodalan terbesar bagi pelaku startup. CB Insights dalam “State of Venture 2022 Report” mencatat startup global yang memperoleh pendanaan dari VC hanya mencapai $415,1 miliar atau turun 35% dari tahun sebelumnya.

Sementara, berdasarkan data yang dihimpun oleh DailySocial.id, total nilai pendanaan startup Indonesia di 2022 turun hingga 38% menjadi $4,2 miliar dibandingkan 2021 yang tercatat sebesar $6,9 miliar.

Eksplorasi sektor non-fintech

MCI akan menjajaki peluang investasi di sektor supply chain, construction tech, aquatech, embedded finance, proptech, hingga biotech. Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha mengungkap bahwa beberapa investment deal akan segera diumumkan. Pihaknya juga mulai fokus untuk berinvestasi di growth stage karena risiko lebih terukur dan sudah memiliki use case dan sumber pendapatan yang jelas.

Tak disebutkan target portofolio atau nilai investasi yang dialokasikan tahun ini. Dennis berujar, “Hal yang terpenting adalah bagaimana [portofolio] ini dapat menciptakan value bagi Mandiri Group. Kami berupaya dorong sinergi di lingkup Mandiri Group sehingga our portfolios, khususnya di growth stage, punya presence di luar negeri,” ujarnya, Rabu (8/2).

Ambil contoh, construction tech. Investasi di sektor ini memang mengalir deras di sepanjang tahun lalu, tetapi pasarnya masih baru. Menurut Dennis, pihaknya berminat investasi ke construction tech tahun ini karena sejumlah pemain sudah mulai product market-fit dan menemukan model bisnis. Lebih lagi, permintaan konstruksi yang efektif biaya mulai meningkat.

Selama ini, industri konstruksi kurang transparan yang mengakibatkan terjadinya inefisiensi di supply chain. Demikian juga pada embedded finance, semakin ke sini, layanan keuangan digital berkembang pesat dan populasi unbanked masih besar. Hanya dalam jentikan jari, siapapun dapat mengakses layanan keuangan,

Dennis juga bilang tengah menyiapkan thematic fund baru sebagai kendaraan investasi bagi sektor-sektor yang tengah dieksplorasi tersebut. Rencana itu sebelumnya telah diungkapkan Dennis dalam wawancara dengan DailySocial.id beberapa waktu lalu.

Tercatat, MCI punya tiga dana kelolaan, yakni Balance Sheet Fund (Mandiri Group) untuk investasi di seri A-C, Merah Putih Fund (MPF) untuk seri C+ termasuk soonicorn, dan Indonesia Impact Fund (IIF) untuk pra-seri A.

Tahun 2022, MCI telah mengucurkan investasi ke enam startup baru dan tiga investasi lanjutan. Rinciannya, AgriaAku (agritech), Sinbad (B2B marketplace), dan FitAja (healthtech) bersumber dari Balance Sheet Fund. Kemudian, Greenhope (green tech), Cakap (edtech), dan Delos (aquatech) dari Indonesia Impact Fund. Terakhir, iSeller (POS), Mekari (SaaS), dan Qoala (insurtech).

Adapun, tambah Dennis, MPF ditargetkan meluncur pada semester I 2023 yang telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan regulator. Sekadar informasi, fase pertama MPF ditutup senilai $300 juta atau Rp4,3 triliun; didukung lima BUMN meliputi Telkom, Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, dan BNI.

Strategi MCI

Pada kesempatan sama, Direktur of Finance MCI Rino Bernando memaparkan strategi investasi MCI pada tahun ini. Dalam mengelola portofolio existing, pihaknya memastikan mereka dapat tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan, tidak hanya tumbuh kencang.

MCI berupaya memperbaiki strategi dan risk framework sebagai early warning system dalam menghadapi situasi pasar yang tidak menentu. Fokus utamanya adalah memastikan portofolio mengedepankan efisiensi biaya dan path to profitability yang jelas karena berdampak ke bottom line. Riset CNBC menunjukkan bahwa sebanyak 44% startup gagal di 2022 karena perencanaan keuangan yang kurang baik.

“Saya sebut situasi tech winter sebagai normalisasi karena ekonomi selalu ada siklusnya, termasuk industri startup. Ketika valuasi sekarang turun, ini adalah kesempatan bagi kami untuk mendapat valuasi lebih wajar. Dengan begitu, kami bisa masuk ke harga lebih wajar. Bukan berarti kami lengah meski terjadi seleksi alam,” pungkas Rino.

MCI juga menetapkan inisiatif baru untuk menangkap peluang inovasi dan memperluas knowledge dengan membentuk MCI Labs. Program ini memungkinkan kolaborasi startup dengan unit bisnis di Mandiri Group untuk menggarap use case potensial menjadi pilot project. Selain itu, pihaknya masih akan melanjutkan kegiatan business matchmaking Xponent dalam mengidentifikasi masalah dan menghubungkan unit bisnis dengan startup.

Ula Umumkan PHK 134 Karyawan, Seluruh Divisi Terdampak

Ula, startup teknologi untuk modernisasi warung, mengumumkan PHK terhadap 134 karyawan atau sekitar 23% dari total karyawan Ula yang tersebar di tiga negara, yakni India, Singapura, dan Indonesia. Dampak efisiensi ini berlaku rata untuk semua divisi di lintas negara.

“Hari ini kami dengan sedih berbagi keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi ukuran tim kami, yang memengaruhi 134 kolega kami atau sekitar 23% perusahaan di seluruh geografi,” tulis manajemen dalam pernyataan resmi di situs Ula, Selasa (29/11).

Ula berdalih perusahaan mendapat tantangan besar semenjak pandemi. Dijelaskan saat peluncuran Ula di Januari 2020 disambut dengan pertumbuhan pesat, kecintaan pelanggan, dan minat investor sepanjang 2020 hingga 2021. Kemudian selepas pandemi dan memasuki 2022, seperti banyak perusahaan rintisan lainnya, pihaknya menghadapi berbagai tantangan, termasuk turbulensi pasar, volatilitas harga komoditas, kekurangan pasokan, perubahan peraturan, dan kenaikan harga minyak mentah.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan melakukan berbagai pengurangan biaya agar lebih efisien, termasuk membuat perubahan pada rantai pasok, proses efektivitas penjualan, kebijakan perjalanan, dan teknologi server.

“Meskipun demikian, semakin jelas bagi kami bahwa kami perlu beradaptasi dengan realitas baru dan lebih fokus pada profitabilitas daripada sebelumnya. Keputusan yang sangat sulit hari ini berasal dari kebutuhan itu.”

Ke depannya, manajemen menyusun strategi untuk merampingkan portofolio bisnis dan basis pelanggan. Kemudian, membangun kemampuan monetisasi  dan bisnis baru dengan margin lebih tinggi; semakin menyederhanakan dan mengoptimalkan rantai pasok untuk beradaptasi dengan pelanggan berkualitas lebih tinggi, khususnya pengecer Indonesia yang kurang terlayani.

“Mengingat bahwa bisnis tidak akan tumbuh secepat yang kami rencanakan semula, kami akan menunda pembangunan atau dalam beberapa kasus, meningkatkan beberapa kemampuan teknologi yang kami rencanakan.”

Manajemen melanjutkan, “Jika Anda termasuk yang terkena dampak, kami sangat menyesal, dan ingin Anda tahu bahwa keputusan ini bukanlah cerminan dari pekerjaan Anda. Sebagai pendiri, kami mempekerjakan banyak dari Anda secara pribadi.”

Kepada karyawan yang terdampak, Ula memberikan sejumlah benefit:

  • Memberikan pesangon berdasarkan persyaratan hukum di negara masing-masing.
  • Memastikan dukungan karier, termasuk membantu mereka membuat CV dan persiapan wawancara.
  • Memanfaatkan dukungan jaringan mitra Ula untuk kesempatan kerja.
  • Menawarkan dukungan imigrasi untuk pemegang visa di semua wilayah geografis.
  • Bermitra dengan layanan berlisensi untuk memperluas dukungan kesehatan mental bagi karyawan yang terkena dampak.

“Untuk ke depannya, kami akan terus memberdayakan para peritel lokal, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari hati dan jiwa ritel di Indonesia, dengan teknologi yang memungkinkan mereka melampaui rekan-rekan mereka yang lebih besar. Komitmen kami terhadap visi Ula sekuat sebelumnya, dan kami berharap dapat melakukan perjalanan ini bersama Anda,” tutupnya.

Ula merupakan satu dari dua startup lokal yang didukung dengan pendanaan dari Jeff Bezos, pendiri Amazon, pada Oktober 2021. Satunya lagi adalah Lummo pada Februari 2022. Sebelumnya, Lummo juga dikabarkan melakukan PHK, namun hingga kini belum ada memberikan keterangan resmi yang diumumkan terkait kabar tersebut. Dalam irisan bisnis yang sama, juga terdapat BukuWarung yang dikabarkan ambil langkah serupa.

Mengutip dari RevoU, dari berbagai sumber dari LinkedIn Premium Insights dan lainnya, sepanjang Mei 2021-Mei 2022, Ula termasuk ke dalam startup dengan persentase pertumbuhan karyawan terpesat. Berikut urutannya:

  1. Moladin (567%): bertambah 550 orang
  2. Sekolah.mu (157%): bertambah 598 orang
  3. Flip (142%): bertambah 247 orang
  4. Ajaib (133%): bertambah 253 orang
  5. Ula (126%): bertambah 369 orang
  6. Waresix (111%): bertambah 204 orang
  7. Zenius (100%): bertambah 599 orang
  8. eFishery (95%): bertambah 387 orang
  9. Bibit (94%): bertambah 246 orang
  10. Cakap (93%): bertambah 170 orang
Application Information Will Show Up Here

Transformasi Wifkain Menghubungkan Pebisnis Fashion dan Manufaktur, Siap Ekspansi ke Uni Emirat Arab

Berawal sebagai marketplace untuk produk tekstil, kini Wifkain bertransformasi menjadi platform Manufacturing-as-a-Service (MaaS), layanan multifungsi yang memungkinkan pemilik bisnis fashion mendapatkan sumber bahan baku dan semua kebutuhan produksi bisnis secara lebih praktis.

Kepada DailySocial.id, Co-founder dan CEO Wifkain Sara Sofyan menyampaikan rencana Wifkain untuk menambah jumlah brand hingga melakukan ekspansi ke Uni Emirat Arab.

Menjembatani pembeli dan manufaktur

Salah satu industri yang belum tersentuh teknologi, seperti proses dan otomasi, adalah fashion. Rumitnya proses hingga sulitnya pencarian atau discovery yang harus dilakukan oleh pebisnis fashion dari awal hingga akhir, menjadi salah satu alasan Wifkain berdiri.

Pandemi yang sempat mengganggu industri fashion pada dua tahun lalu, menjadi momen tepat bagi Wifkain untuk membantu pembeli dan brand di segmen menengah ke atas hingga UMKM dalam menemukan manufaktur yang relevan untuk melancarkan bisnis mereka. Saat ini, kondisi industri fashion mulai memulih.

Menurut Sara, ada perubahan yang cukup signifikan terjadi saat pandemi. Jika dulu banyak pemain mengandalkan produk impor dari negara lain, seperti Tiongkok, kini mereka mengandalkan tenaga dan tim lokal di dalam ekosistemnya.

“Saat pasar sudah mulai pulih kembali setelah first wave pandemi, kami melihat ini sebagai kesempatan untuk Wifkain. Kami melihat akan banyak lokalisasi manufacturing bukan hanya di Indonesia, tetapi juga negara lainnya,” kata Sara.

Berdiri sejak 2020, Wifkain adalah platform penyedia layanan manufaktur yang dapat memenuhi segala kebutuhan produksi bisnis fashion secara lebih praktis. Memosisikan diri sebagai pionir, Wifkain membidik sebagai platform berbasis teknologi pertama untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok (supply chain) tekstil bagi fashion brand di Indonesia.

Layanan MaaS dari Wifkain akan memudahkan pengusaha untuk mendapatkan desain atau pola jahit yang sesuai dengan keinginan, serta mempermudah dan mempercepat proses textile procurement, manufacturing, quality assurance, dan penyediaan logistik.

“Proses supply chain yang terjadi di Indonesia saat ini masih long tail. Semakin downstream, semakin fragmented prosesnya. Wifkain hadir untuk mengotomasi proses tersebut,” kata Sara.

Saat ini, Wifkain memiliki sekitar 200 mitra, terdiri dari 60 pabrik dan sisanya adalah trader, distributor, dan penjahit. Semua mitra telah melalui proses kurasi yang ketat sebelum bergabung ke ekosistem Wifkain. Hal tersebut dilakukan guna memberikan kepastian dan jaminan kepada brand. Strategi monetisasi yang dilancarkan oleh Wifkain adalah langsung kepada mitra mereka.

Ekspansi ke Uni Emirat Arab

Didukung oleh teknologi, Wifkain ingin menghadirkan sebuah fitur yang bisa digunakan oleh pembeli untuk memonitor pembuatan atau proses produk yang mereka pesan. Fitur ini bisa meminimalisasi terjadinya pengiriman yang terlambat dan masalah lainnya.

Untuk mitra, teknologi tersebut diharapakan dapat memonitor kinerja pekerja mereka agar lebih transparan. Praktik ini sebelumnya sudah dilancarkan oleh industri fashion di Tiongkok. Saat ini, khususnya di Indonesia, semua proses tersebut masih banyak dilakukan secara konvensional.

Roadmap perusahaan ke depan adalah menciptakan tech-enabled tracking di garmen untuk menyediakan buyers daily output berupa monitoring process. Dari sisi pabrik, mereka bisa memonitor working flow labour menjadi lebih transparan,” ucap Sara.

Tahun depan perusahaan juga akan melancarkan ekspansi ke Uni Emirat Arab. Masih dalam proses penjajakan, adanya kesamaan iklim hingga besarnya potensi fashion muslim di Indonesia, menjadikan rencana ekspansi tersebut tepat dan relevan.

Sebagai informasi, Wifkain telah mengantongi pendanaan tahap awal yang dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dengan nominal yang dirahasiakan. Sejumlah angel investor terkemuka ikut berpartisipasi pada putaran ini, termasuk CEO Atome Financial Indonesia Wawan Salum.

Bersama dengan Co-founder lainnya, yakni Rudy Setyo Hartono dan Chindera Soewandy, dana segar tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Wifkain memperluas jangkauan bisnisnya ke UMKM dan pemilik fashion brand, meningkatkan jumlah merchant, dan membangun tim.

Kemitraan strategis dengan KoinWorks

Untuk memperkuat komitmen, Wifkain menggandeng KoinWorks sebagai mitra strategis untuk menyediakan supply chain financing bagi mitra pabrik dan fashion brand yang menjadi partner dan kliennya.

Masih banyak perbankan hingga institusi finansial yang belum menjangkau para pebisnis fashion dalam melancarkan bisnis mereka. Ini menjadi alasan kuat Wifkain dan KoinWorks untuk memfasilitasi supply chain financing. Solusi ini dilihat sangat tepat untuk membantu pebisnis fashion, bukan hanya dukungan dalam pemenuhan bahan.

“Solusi pendanaan ini memberikan jaminan pembayaran menjadi lebih baik. KoinWorks menjadi mitra yang tepat bagi kami untuk menawarkan pembiayaan kepada para buyer. Dari sisi fund flow, kami pastikan pendanaan ini digunakan untuk working capital sehingga tidak disalahgunakan untuk penggunaan yang tidak tepat,” tuturnya.

Industri fashion tercatat sebagai salah satu industri dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian Indonesia. Menurut laporan Euromonitor International, bisnis fashion berkontribusi sebesar 18,01% dari Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia dengan CAGR sebesar 9%-10% untuk kategori womenswear, menswear, dan childrenswear. Selain itu, tekstil dan manufacturing menempati peringkat ke-12 di Asia Tenggara dengan pertumbuhan CAGR sebesar 5%.

Melihat besarnya peran industri fashion, Wifkain dan KoinWorks berharap kolaborasi ini dapat mendukung lebih banyak lagi UMKM sehingga dapat mendorong pertumbuhan industri fashion lebih pesat.

Supply Chain: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya

Supply chain merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing lagi didengar di dunia bisnis. Umumnya, supply chain berkaitan erat dengan proses produksi hingga distribusi. Supply chain juga dapat digunakan dalam pembuatan strategi bisnis.

Nah, DailySocial.id sudah merangkumkan penjelasan lengkap mengenai supply chain di artikel berikut.

Pengertian Supply Chain

Supply chain biasa disebut juga dengan rantai pasokan. Sesuai namanya, supply chain adalah suatu jaringan atau rantai antara perusahaan dan distributor untuk memproduksi dan mendistribusikan produk hingga akhirnya sampai ke konsumen. Jaringan ini mencakup berbagai aktivitas, orang, entitas, informasi, dan sumber daya yang terkait.

Supply chain merupakan salah satu proses penting dalam industri. Pasalnya, supply chain yang optimal dapat menekan biaya lebih rendah dan siklus produksi yang lebih cepat. Dalam prosesnya, supply chain melibatkan beberapa pihak, seperti produsen, vendor, pergudangan, transportasi atau kargo, pusat distribusi, pengecer, dan konsumen.

Fungsi Supply Chain

Supply chain memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Untuk memenuhi permintaan pasar.
  • Meningkatkan kecepatan respon terhadap permintaan konsumen.
  • Memahami tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk.
  • Memfasilitasi kesuksesan finansial.
  • Membangun jaringan bisnis yang solid.
  • Memangkas waktu pengiriman barang.
  • Meningkatkan efisiensi produksi barang.
  • Memperlancar cash flow.

Proses Supply Chain

Berikut merupakan dua proses supply chain berdasarkan jenis bisnisnya, yakni:

Proses Supply Chain pada Perusahaan pada Umumnya

Terdapat 6 kategori atau tahapan dalam supply chain, antara lain:

Bahan Baku

Bahan baku merupakan tahap paling awal dalam supply chain, di mana tahap ini bertujuan untuk memilah barang baku yang dibutuhkan dalam proses produksi. Kuantitas bahan baku juga disesuaikan dengan target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Supplier

Bahan baku yang sudah dipilah biasanya akan dikirimkan langsung ke supplier melalui partner logistik. Dalam tahap ini, supplier akan mengolah bahan mentah dan menjualnya secara grosir ke beberapa perusahaan.

Pabrik

Pabrik merupakan tahapan di mana bahan baku diolah kembali menjadi barang produksi yang sudah jadi.

Distribusi

Barang produksi yang sudah jadi kemudian diedarkan kembali ke retailer atau yang biasa dikenal sebagai pengecer.

Retailer

Retailer merupakan tahap akhir barang produksi yang sudah jadi untuk dipasarkan sebelum akhirnya sampai ke tangan pelanggan.

Pelanggan

Ketika barang produksi telah sampai ke tangan pelanggan, demand yang diperoleh dari pelanggan mengharuskan perusahaan untuk kembali memproduksi dan mendistribusikan produk yang sama. Hal ini bertujuan agar rantai pasokan tidak terputus atau terhambat yang akan mengakibatkan kelangkaan produk.

Contoh Supply Chain pada E-commerce

Sementara kategori atau tahapan supply chain di e-commerce atau toko online adalah sebagai berikut.

E-commerce

Tahap pertama, barang dijajakan di situs web, aplikasi maupun media sosial e-commerce itu sendiri. Kemudian, konsumen dapat memilih dan memproses langsung barang yang hendak dibeli.

Pemesanan Produk

Konsumen dapat memesan produk yang ingin dibeli dengan cara membayarnya. Sistem pembayaran pada e-commerce biasanya dilakukan secara online menggunakan transfer bank atau pembayaran digital maupun secara langsung dengan cash on delivery (COD).

Gudang

Produk yang dijual di e-commerce biasanya disimpan di gudang persediaan. Ketika terjadi proses pemesanan, pihak gudang juga harus memastikan bahwa produk tersebut sudah sesuai dan siap untuk dikirimkan.

Pengiriman

Biasanya, pengiriman dilakukan oleh partner logistik perusahaan. Bedanya, produk akan dikirimkan secara langsung ke konsumen tanpa melewati tahap distributor atau retailer terlebih dahulu.

Pelanggan

Sama seperti perusahaan lain, tahap akhir dalam supply chain e-commerce adalah ketika produk telah sampai ke tangan pelanggan. Jika pelanggan telah puas dengan produk yang diterima, maka pelanggan akan mengulangi kembali pembelian untuk produk yang sama.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai supply chain. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kamu yang ingin mengelola bisnis.

Logee Hadirkan Solusi Rantai Pasok Logistik di Indonesia

Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital di berbagai sektor, tidak terkecuali logistik. Salah satu pemain yang sudah mendigitalkan layanannya adalah “Logee”. Startup ini merupakan salah satu inisiatif baru dari Leap Digital Telkom untuk memajukan efisiensi dan efektivitas rantai pasok logistik.

Logee merupakan platform digital yang menawarkan solusi lengkap bagi berbagai kategori pemain logistik lokal. Tidak hanya mendigitalkan proses supply chain, mereka turut menghubungkan ekosistem secara luas untuk proses perdagangan yang lebih optimal. Salah satu fitur andalannya adalah Logee Trans, sebuah marketplace untuk armada truk.

Head of Logee Trans Dumoli HM Sirait mengungkapkan, Logee Trans hadir sebagai platform B2B yang menjembatani kebutuhan dan pasokan pemilik barang dan pemilik armada. Aplikasi Logee menyediakan fitur yang bisa diandalkan pemilik kargo dengan pemilik armada truk guna menginput dan menyimpan rute pengiriman rutin.

“Logee Trans memiliki visi menjadi platform yang netral dan aman yang mengutamakan kepentingan para pemilik barang dan pemilik truk dalam ekosistem pengangkutan barang di Indonesia. Ke depan, kami juga akan full menjadi perusahaan DigiCo dengan melepas saham ke publik,” ungkapnya pada keterangan resmi.

Jangkauan dan model bisnis

Sebagai aplikasi, Logee Trans disebut menyasar perusahaan-perusahaan yang ingin dimudahkan dalam pengiriman barang, dan juga para pemilik armada yang menginginkan kemudahan mendapatkan pesanan untuk meningkatkan produktivitas bisnis, efisiensi, dan efektivitas. Dua produk andalan mereka, yakni Logee Truck Apps dan Ecologee Web (Logee Port).

Dumoli memaparkan, Logee Trans Truck Marketplace memiliki dua model bisnis. Pertama, Pay As You Use atau penggunaan aplikasi sebagai marketplace B2B. Logee Trans memberikan akses kemudahan, kecepatan, transparansi mencari armada guna mendapatkan muatan yang dilengkapi fitur-fitur digitalisasi. Selain itu, Charge Per Transaction yang memungkinkan pemilik barang akan dibebankan charge fee.

Kedua model bisnis ini dinilai memberikan fleksibilitas, baik kepada pemilik kargo dan pemilik truk. Adapun,skema pembayaran Logee Trans Truck Marketplace yang ditawarkan adalah Internal B2B, Non 4th PL, dan 4th PL. Dengan menggabungkan dua model bisnis dengan tiga skema pembayaran tersebut, pihaknya mengklaim dapat mendorong produktivitas pengiriman barang dari pemilik kargo.

Saat ini, ekosistem Logee menyediakan setidaknya 84. 215 armada, dengan 507 trucker, dan 606 distributor yang menjangkau seluruh Indonesia.
Perusahaan juga telah bekerja sama dengan beragam pemain logistik untuk menciptakan ekosistem yang saling terhubung, seperti KAI Logistik, Pupuk Indonesia Pangan, dan Bangun Bantala Indonesia.

Belum lama ini, perusahaan meresmikan kerja sama dengan startup penyedia software business di bidang supply chain dan transportasi, McEasy. Kerja sama lintas sektoral ini dipercaya efektif untuk menjangkau lebih banyak pengguna hingga ke pelosok daerah yang belum tersentuh teknologi.

Perkembangan sektor logistik

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada tahun 2021 sektor logistik mampu tumbuh 3,24%. Banyak faktor yang melandasinya, mulai dari permintaan tinggi dari sektor e-commerce, sampai dengan transformasi digital yang ada di bisnis logistik itu sendiri.

Penetrasi digital diperlukan untuk membantu berbagai proses, membuatnya efisien, dan mengarah pada akselerasi bisnis. Pelaku sektor logistik juga dituntut harus memahami berbagai teknologi terkini guna dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha, di antaranya big data analytics, artificial intelligence, internet of things, cloud logistics, serta robotics & automation.

Di Indonesia, tren positif bisnis logistik juga menjadi kesempatan tersendiri bagi startup digital yang fokus menggarap sektor logistik untuk turut mengakomodasi pasar. Saat ini ada berbagai startup dengan solusi unik di bidang logistik, mulai dari layanan agregator, pengantaran, sampai dengan manajemen armada.

Beberapa jasa logistik yang fokus pada pengantaran, termasuk AnterAja, Paxel, Sicepat, dan J&T Express yang sudah menyandang gelar decacorn melalui putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara Rp35,6 triliun valuasi mencapai $20 miliar (sekitar Rp285 Rupiah).

Koltiva Kantongi Pendanaan, Fokus Benahi Rantai Pasok Pertanian dengan Teknologi

Startup yang berfokus pada rantai pasokan pertanian Koltiva mengumumkan telah merampungkan pendanaan awal yang dipimpin Silverstrand Capital. Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diperoleh dalam putaran pendanaan kali ini. Investor lainnya yang terlibat adalah The Meloy Fund, Planet Rise, Development Finance Asia, and Blue7.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan teknologinya dalam menghadirkan inovasi ketertelusuran data (traceability), serta menyediakan pengetahuan dari para ahli agronomis untuk membantu petani dalam meningkatkan praktik pertanian. Perusahaan juga ingin mengembangkan kapabilitas transparansi di sektor agrikultur.

“Pendanaan kali ini akan membantu kami dalam mencapai tujuan dalam lima tahun mendatang untuk mendukung 5juta petani dan memastikan produksi yang bertanggung jawab, bebas dari deforestasi, konversi, eksploitasi, pelanggaran hak asasi manusia, dan pekerja anak,” kata Co-Founder & CEO Koltiva Manfred Borer.

Didirikan pada tahun 2013, Koltiva adalah startup teknologi yang memberdayakan lebih dari 700.000 produsen dan pengguna bisnis di 27 negara. Koltiva memulai kegiatan operasionalnya di Indonesia melalui sektor produksi kakao dan hingga kini telah berkembang di 30 komoditas, termasuk kopi, kelapa sawit, karet, dan komoditas khusus.

Baru- baru ini, Koltiva juga melakukan ekspansi ke climate solutions dan blue economy, termasuk rumput laut dan budidaya udang. Koltiva telah beroperasi di 27 negara dengan peluang pasar yang terus berkembang di lebih dari $20 miliar.

“Koltiva unggul dengan berfokus pada masalah sosial, serta kemampuannya dalam menghadirkan produk dan layanan yang terintegrasi di berbagai komoditas dan geografi. Koltiva adalah one-stop- shop untuk petani, processors, pedagang, dan pelaku agribisnis besar,” kata Founder Silverstrand Capital Kelvin Chiu.

Tercatat sepanjang tahun 2022 sudah ada beberapa platform agritech yang mendapatkan pendanaan. Di antaranya adalah Gokomodo, ARIA, hingga KedaiSayur. Sementara untuk Eratani rencananya akan segera merampungkan pendanaan tahapan lanjutan akhir tahun ini.

Dua teknologi unggulan

Dua teknologi baru akan dikembangkan secara komersial pada putaran pendanaan kali ini. Teknologi pertama adalah KoltiPay, platform teknologi finansial yang tidak hanya menyediakan transaksi pembayaran nontunai bagi para petani, tapi juga menyediakan asuransi tanaman panen (crop insurance) dan layanan pinjaman.

Teknologi kedua adalah KoltiTrade yang memungkinkan petani untuk dapat membeli sarana produksi pertanian (agri-inputs) dan mendapat akses ke pasar yang lebih luas untuk menjual hasil panen mereka.

Kedua teknologi ini akan diintegrasikan dalam ekosistem teknologi Koltiva, termasuk perangkat lunak (software) ketertelusuran dan manajemen pertanian (KoltiTrace), serta layanan pelatihan oleh agen lapangan melalui KoltiSkills.

“Para pelaku agribisnis dan perusahaan multinasional yang ingin memproduksi produk serta memenuhi kebutuhan pasar perlu mengetahui asal-usul bahan baku, transparansi, dan keakuratan data dari produk-produknya. Inilah yang kami lakukan,” kata Manfred.

Application Information Will Show Up Here

Wifkain Bags Seed Funding Led by Insignia Ventures [UPDATED]

Textile supply chain platform, Wifkain, announced seed funding led by Insignia Ventures Partners with an undisclosed amount. A number of prominent angel investors participated in this round, including the Atome Financial Indonesia‘s CEO, Wawan Salum.

The company positioned itself as a pioneer, Wifkain aspires to be the first technology-based platform to meet the needs of the textile supply chain for fashion brands in Indonesia. Through this funding, Wifkain intends to expand its business reach to SMEs and fashion brand owners, increase the number of merchants, and build a team.

On the general note, Wifkain was founded by former banker and fashion entrepreneur Sara Sofyan (CEO), D2C brand entrepreneur Chindera Soewandy, and former Bukalapak’s executives Rudy Setyo Hartono (CTO) in 2020.

The Co-founder & CEO, Sara Sofyan said many brands had difficulty finding manufacturing partners due to several factors. In that case, Wifkain provides Manufacturing-as-a-Service (MaaS) services by cooperating with various manufacturers in various specialties, capacities, and locations in Indonesia.

“The platform we built connects sellers and buyers directly, simplify the long supply chain by cutting out intermediaries, the transaction process is cheaper, faster, and low risk,” Sara said in her official statement.

Meanwhile, Yinglan Tan, Founding Managing Partner of Insignia Ventures Partners, said that e-commerce and social media make fashion available quickly and easily accessible online. However, the upstream supply chain in Indonesia will remain disconnected and fragmented.

“Thus, Sara and the team at Wifkain are in a strong position to digitize the entire supply chain in the textile industry. They have made significant early-stage progress since launching the platform. We are delighted to be their partner on this journey,” he said.

Challenges and target

Sara views the Indonesian textile industry ecosystem from upstream to downstream has not been fully digitized. The process chain is very long, complex, and not transparent as it involves many intermediaries.

Manufacturing companies also have no integrated system for buyers, limiting their opportunities to increase sales. The ordering process can take up to several days. The level of non-fulfillment (unfulfillment rate) of sales can reach 30-50 percent. This situation forces fashion business people and brand owners through a multi-layered chain of processes.

In addition, traditional textile traders who sell offline have limitations in the choice of products which are relatively expensive, the ordering system is not integrated, and there is no product guarantee.

In fact, Indonesia is one of the largest textile markets and manufacturing centers in the world. Its market value is around 40% of the total global fashion industry market of $55 billion according to the Euromonitor report in 2018. The value is projected to grow at 5% CAGR in 2022.

Wifkain seeks to digitize the supply chain, especially for long-tail merchants in the MSME segment, aka merchants with search volumes and relatively low levels of competition. Through the solutions built, Wifkain wants to increase connectivity, transparency and efficiency for the textile industry supply chain

In order to meet supply chain needs in Indonesia, Wifkain will develop order management and inventory management that will allow order confirmation within a few hours, reduce order non-fulfillment rates to less than 5%, increase production process transparency, and provide analytical data such as demand predictions to suppliers.

Since its commercial service in 2020, Wifkain recorded an 11-fold growth in GMV (YoY) and pocketed 150 merchants (textile and factory traders) on the island of Java. The company claims to be able to complete the sourcing process in one day, faster than the standard which generally takes up to three weeks. It guarantees that there is an efficiency of purchasing costs of up to 50%.

On a separate session with DailySocial, Sara revealed that it is not easy to digitize merchants or textile suppliers with long history of conventional operation. One of the obstacles is shown from the development of technology on the platform to accommodate merchant needs.

“[The development of] technology [for the textile market] does not have many benchmarks in the market, therefore, we have to [do] testing properly according to the needs of merchants,” Sara added.

Although the textile marketplace is relatively new to the Indonesian market, Sara admitted that Wifkain’s business measurement metrics remain the same as the e-commerce model in general, such as Monthly Active User (MAU), Lifetime Value (LTV), and retention rate.

To date, Wifkain merchants are only available in the Java and Bali areas, however, the scope of buyers has reached various locations throughout Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Wifkain Peroleh Pendanaan Awal Dipimpin Insignia Ventures [UPDATED]

Platform supply chain tekstil Wifkain mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (seed) yang dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dengan nominal yang dirahasiakan. Sejumlah angel investor terkemuka ikut berpartisipasi pada putaran ini, termasuk CEO Atome Financial Indonesia Wawan Salum.

Memposisikan diri sebagai pionir, Wifkain berkeinginan untuk menjadi platform berbasis teknologi pertama untuk memenuhi kebutuhan rantai pasokan (supply chain) tekstil bagi fashion brand di Indonesia. Lewat pendanaan ini, Wifkain ingin memperluas jangkauan bisnisnya ke UKM dan pemilik fashion brand, meningkatkan jumlah merchant, dan membangun tim.

Sebagai informasi, Wifkain didirikan oleh mantan bankir dan pengusaha fashion Sara Sofyan (CEO), pengusaha brand D2C Chindera Soewandy, dan eks Bukalapak Rudy Setyo Hartono (CTO) di 2020.

Co-founder & CEO Sara Sofyan mengatakan banyak brand kesulitan mencari mitra manufaktur karena sejumlah faktor. Untuk itu, Wifkain menghadirkan layanan Manufacturing-as-a-Service (MaaS) dengan menggandeng berbagai macam pabrikan di berbagai spesialisasi, kapasitas, dan lokasi di Indonesia.

“Platform yang kami bangun menghubungkan penjual dan pembeli langsung, memotong supply chain yang panjang dengan memangkas perantara, proses transaksi lebih murah, cepat, dan rendah risiko,” ujar Sara dalam keterangan resminya.

Sementara itu, Founding Managing Partner Insignia Ventures Partners Yinglan Tan mengatakan e-commerce dan media sosial membuat fashion dapat tersedia dengan cepat dan mudah diakses secara online. Namun, supply chain hulu di Indonesia akan tetap terputus dan terfragmentasi.

“Maka itu, Sara dan tim di Wifkain memiliki posisi kuat untuk mendigitalkan seluruh rantai pasokan di industri tekstil. Mereka telah membuat kemajuan tahap awal yang signifikan sejak meluncurkan platformnya. Kami senang dapat menjadi partner mereka dalam perjalanan ini,” ujarnya.

Tantangan dan target

Sara melihat ekosistem industri tekstil Indonesia dari hulu ke hilir belum sepenuhnya terdigitalisasi. Rantai prosesnya sangat panjang, kompleks, dan tidak transparan karena melibatkan banyak perantara.

Perusahaan manufaktur juga tidak punya sistem terintegrasi kepada pembeli sehingga membatasi peluang mereka meningkatkan penjualan. Proses pemesanan memakan waktu hingga beberapa hari. Tercatat tingkat ketidakterpenuhan (unfulfillment rate) penjualan bisa mencapai 30-50 persen. Situasi ini memaksa pelaku bisnis fashion dan pemilik brand melalui rantai proses yang berlapis.

Selain itu, pedagang tekstil tradisional yang berjualan secara offline memiliki keterbatasan pada pilihan produk yang harganya relatif mahal, sistem pemesanannya tidak terintegrasi, dan tidak ada jaminan produk.

Padahal Indonesia merupakan salah satu pasar tekstil dan pusat manufaktur terbesar di dunia. Nilai pasarnya berkisar 40% dari total pasar industri fashion global $55 miliar mengacu laporan Euromonitor di 2018. Nilai tersebut diproyeksi tumbuh 5% CAGR di 2022.

Wifkain berupaya mendigitalkan rantai pasokan, terutama bagi long-tail merchant di segmen UMKM alias merchant dengan volume pencarian dan tingkat persaingan yang relatif rendah. Melalui solusi yang dibangun, Wifkain ingin meningkatkan keterhubungan, transparansi, dan efisiensi bagi rantai pasokan industri tekstil

Untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok di Indonesia, Wifkain akan mengembangkan order management dan inventory management yang memungkinkan konfirmasi pesanan dalam waktu beberapa jam, menurunkan tingkat ketidakterpenuhan pesanan kurang dari 5%, meningkatkan transparansi proses produksi, dan menyediakan data analisis seperti prediksi permintaan ke pemasok.

Sejak layanannya komersial di 2020, Wifkain mencatat pertumbuhan GMV sebesar 11 kali lipat (YoY) dan mengantongi 150 merchant (pedagang tekstil dan pabrik) di pulau Jawa. Wifkain mengklaim dapat menyelesaikan memproses sourcing dalam satu hari, lebih cepat dibanding standar yang umumnya memakan waktu sampai tiga minggu. Pihaknya menjamin ada efisiensi biaya pembelian hingga 50%.

Dihubungi DailySocial secara terpisah, Sara mengungkap tidak mudah untuk mendigitalisasi merchant atau supplier tekstil yang selama ini beroperasi secara konvensional. Salah satu kendalanya terlihat dari pengembangan teknologi di platform untuk mengakomodasi kebutuhan merchant.

“[Pengembangan] teknologi [untuk pasar tekstil] tidak banyak benchmark-nya di pasar sehingga kami harus [melakukan] testing dengan benar sesuai dengan kebutuhan merchant,” tutur Sara.

Meski marketplace tekstil terbilang baru untuk pasar Indonesia, Sara mengaku metrik pengukuran bisnis Wifkain tetap sama dengan model e-commerce pada umumnya, seperti Monthly Active User (MAU), Lifetime Value (LTV), dan retention rate.

Adapun, saat ini merchant Wifkain baru ada di area Jawa dan Bali, tetapi cakupannya pembelinya sudah menjangkau berbagai lokasi di seluruh Indonesia.

**
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.