Kailoka, Brand Kerajinan Kayu Lokal yang Terus Semangat Berinovasi di Tengah Kompetisi

Meski saat ini tengah ramai serangan brand luar ke dalam negeri, namun brand lokal masih mempertahankan eksistensinya dan terus berusaha mencuri hati masyarakat. Salah satu brand lokal yang semakin eksis, terutama di era digital seperti sekarang, adalah Kailoka.

Kailoka merupakan brand kerajinan kayu lokal yang banyak terbantu oleh adanya digitalisasi. Harizal, selaku Founder Kailoka, membagikan pengalaman berharganya dalam membangun Kailoka sebagai salah satu brand lokal yang bertahan dan berkembang di era internet.

Sebuah Solusi Pemanfaatan Kayu Sisa Furniture

Harizal merupakan seorang desainer interior sekaligus founder Kailoka. Dalam kesehariannya sebagai desainer interior, Harizal bercerita bahwa ia sering menemukan kayu-kayu sisa olahan furniture yang terbuang begitu saja.

Dari situlah ide untuk membuat bisnis yang memanfaatkan kayu muncul dan terbentuklah Kailoka yang namanya merupakan gabungan antara bahasa sunda dan sansekerta, Kai dan Loka.

“Kailoka adalah brand yang terdiri dari dua kata, bahasa sunda dan sansekerta, dimana Kai adalah Kayu dan Loka adalah tempat. Hal ini menggambarkan Kailoka adalah ide yang muncul karena profesi saya sebagai desain interior yang menemukan sering kali bahan kayu sisa olahan furniture yang terbuang,” kata Harizal.

Memulai dengan Segmen Market Luar Negeri

Tahun 2018 merupakan tahun yang mengawali perjalanan Kailoka dengan produk jam tangan ukir berbahan kayu. Meski kesulitan menarik minat market dalam negeri, namun dengan produk tersebut, Kailoka berhasil masuk ke pameran di Manila Fame.

“Kailoka dimulai 2018, dan mulai dengan produk jam tangan yang diukir, walaupun segmen market di indonesia masih kurang namun produk tersebut sempat membawa kailoka pameran di manila fame,” ujar Harizal.

Sumber: kailoka.com

Kemudian, di tahun 2019, Kailoka mulai berinovasi dengan merilis model-model baru yang menyesuaikan dengan target market dalam negeri.

Berhasil Bertahan dari Tekanan Ekonomi saat Pandemi

Jika membahas mengenai perjalanan bisnis di beberapa tahun terakhir ini, fenomena pandemi tidak bisa luput untuk dibicarakan. Banyak bisnis yang tersendat dari segi penjualan selama masa pandemi. Namun, untuk Kailoka, Harizal mengakui tidak mengalami hambatan dalam penjualan selama masa pandemi, melainkan proses produksi yang terganggu.

“Pandemi tidak mengganggu penjualan, namun mengganggu produksi kami dimana pekerja yang memproduksi mengalami tekanan ekonomi yang cukup kuat, sehingga mekanisme pembayaran yang sebelum pandemi digunakan tidak dapat digunakan lagi. Alhasil, produksi tersendat.”

Meski akhirnya sempat vakum pada 2020 akibat pandemi, Kailoka kini bisa kembali bangkit dan bertahan hingga sekarang. Di tahun 2021, proses produksi Kailoka kembali aktif dan penjualan mulai kembali berjalan lancar karena banyaknya fasilitas pameran dari pemerintah.

Tidak Menyerah dalam Menyuguhkan Produk Unik

Selain pandemi, tantangan lainnya yang dihadapi Kailoka menurut Harizal adalah menyuguhkan produk yang tidak hanya disukai, tapi juga unik dengan proses produksi yang mudah.

Sumber: kailoka.com

Tapi, meskipun hal itu merupakan tantangan tersendiri bagi Kailoka, namun Kailoka selalu berhasil untuk terus berinovasi menciptakan produk unik dan memenuhi keinginan pasar. Sehingga, Kailoka tetap ada sampai sekarang di tengah kompetisi era digital dengan brand luar dan brand lokal lainnya.

“Kami tetap ada sampai sekarang di tengah – tengah kompetisi yang ada karena kailoka menanamkan semangat untuk tidak menyerah dan terus berinovasi untuk unik dan menenuhi kebutuhan atau keinginan pasar,” kata Harizal. 

Internet Berperan Besar dalam Setiap Proses

Berbicara mengenai peran internet bagi Kailoka, Harizal mengatakan bahwa internet memiliki peran sangat besar bagi Kailoka. Tidak hanya dari segi pemasaran, internet juga turut andil dalam proses pencarian ide dan proses produksi.

Dengan perkembangan internet yang cukup pesat belakangan ini, tak heran internet berperan besar dalam setiap proses perkembangan Kailoka. Kemajuan internet juga menghasilkan semakin banyaknya platform digital yang membantu bisnis berbagai skala berkembang.

Sumber: kailoka.com

Namun, bukan berarti sebuah bisnis harus menggunakan semua platform digital yang tersedia.  Penggunaannya tentu tetap memperhatikan kebutuhan bisnis atau brand itu sendiri agar tetap efektif.

Untuk Kailoka, platform digital yang paling berperan besar adalah website Kailoka sendiri. Website toko online merupakan platform digital yang dipilih oleh Kailoka yang menggunakan sistem checkout melalui WhatsApp alih-alih melalui website e-commerce.

Rencana Merambah Pasar secara Online dan Offline

Adanya digitalisasi memungkinkan banyak bisnis dapat merambah pasar yang lebih luas secara mudah. Hal itu juga merupakan rencana Kailoka ke depannya. Dengan semakin mudahnya akses masyarakat karena digitalisasi, maka semakin mudah juga bagi Kailoka untuk menjangkau target market lebih luas.

“Pasti (mau merambah pasar lebih luas). Bahkan bukan hanya pada proses pemasaran, Kailoka sedang mempersiakan produk jam kayu yang dikombinasikan dengan teknologi digital,” terang Harizal.

Selain merambah pasar secara online, Kailoka kini juga mulai mengembangkan toko secara offline. Saat ini, kailoka telah mendapatkan fasilitas untuk display produk di Galeri Patrakomala Dekranasda Bandung, tepatnya di Jalan Jakarta nomor 34 kota Bandung.

Tidak hanya itu, Kailoka juga membuka kesempatan untuk rekan-rekan dan keluarga yang ingin turut berpartisipasi dalam produksi proyek dengan mekanisme bagi hasil sebagai salah satu cara mengembangkan Kailoka.

Dengan strategi dan rencana yang sudah disiapkan, Harizal berharap ia dapat membawa Kailoka menjadi brand kerajinan kayu Indonesia yang dikenal luas.

Hambatan Terbesar Bukan Teknologi, Melainkan Kemauan

Bagi beberapa bisnis, umumnya bisnis yang sebelumnya offline based, teknologi terkadang menjadi hambatan. Tapi, bagi Harizal, teknologi sebenarnya bukanlah hambatan. Hambatan terbesar menurutnya adalah kemauan dan keberanian.

“Teknologi bukan hambatan, karena hambatan terbesar adalah kemauan dan keberanian. Apapun teknologi yang kita manfaatkan, maka penguasaan kita kepada teknologi tersebut yang menentukan kita berhasil atau tidak,” ujar Harizal.

Tanpa adanya kemauan dan keberanian yang besar, maka tidak hanya teknologi, apapun itu bisa menjadi hambatan. Sebaliknya, jika semua diawali dengan tekad yang bulat, maka tidak akan ada hambatan yang berarti, termasuk teknologi.

Banyak sekali yang dapat dipetik dari pengalaman yang dibagikan oleh Harizal dalam membangun Kailoka.

Mulai dari munculnya ide bisnis dari lingkungan sekitar, pemanfaatan teknologi yang maksimal namun tetap sesuai kebutuhan, kiat go digital, hingga kisah Kailoka yang terus bertahan di tengah kompetisi bisnis yang semakin sengit.

Karena nyatanya, membangun dan mempertahankan bisnis di era digital seperti sekarang tidaklah sulit asalkan diawali dengan kemauan dan keberanian yang besar, serta diiringi semangat untuk terus berinovasi.

Tawarkan Pengalaman Baru, Bank Mandiri Siap Hubungkan Layanan Bank dan Virtual Imersif

Setelah ramai transformasi perbankan ke ranah digital, kini industri perbankan nasional memasuki babak baru dengan mantap merambah dunia realitas virtual, Metaverse.

Eksplorasi ini dilakukan guna memenuhi semua kebutuhan nasabah dan menawarkan pengalaman yang berbeda dari banking konvensional maupun digital pada umumnya. Dengan teknologi AR, VR, dan AI yang ditawarkan, Metaverse digadang mampu mewujudkan interaksi di sektor perbankan pada dunia virtual selayaknya di kehidupan nyata. 

Bank Mandiri siapkan diri untuk ekspansi ke Metaverse

Untuk membangun masa depan dunia perbankan nasional dan mewujudkan visi beyond banking, Bank Mandiri berencana untuk melakukan inovasi dengan memperluas layanan digitalnya ke dalam dunia Metaverse.

Diketahui baru-baru ini (16/3),  bank berpita emas ini sudah mengumumkan rencana ekspansi bisnis ke metaverse dengan menandatangani nota kesepahaman  dengan WIR Group, perusahaan yang berfokus pada teknologi Metaverse seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligent.

Direktur Information Technology PT Bank Mandiri, Tbk (Persero), Timothy Utama, dalam talkshow yang bertajuk “The Future of Immersive Livin’ Experience in Metaverse” menyatakan konsep yang diusung di Metaverse membuka peluang sebesar-besarnya bagi layanan keuangan milik Bank Mandiri, mulai dari simpan-pinjam, transaksi pembayaran, trade, layanan basic banking hingga advance banking, untuk dapat hadir melayani nasabah tanpa dibatasi oleh ruang fisik.

“Konsep Metaverse ini  seperti parallel universe dari dunia nyata, di mana nantinya kita tidak hanya menghadirkan layanan perbankan seperti yang saat ini ada di dunia nyata, but kita juga bisa menghadirkan inovasi-inovasi yang belum ada, beyond banking.”

Pak  Tim, begitu Timothy biasa disapa, menjelaskan, penggarapan ekspansi Bank Mandiri ke Metaverse masih tahap awal dan butuh rencana komprehensif. Selain itu, diharapkan dengan adanya rencana ini, Bank Mandiri dapat ikut membantu mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sesuai dengan visi pemerintah.

“Metaverse ini masih pada tahap early stage, kami pun masih perlu belajar. Namun, kami melihat komunitas di Metaverse ini bisa sangat besar dan apabila kami dapat berkolaborasi dengan mereka, peluang bisnis  dapat tercipta dan akan jadi win-win solution untuk komunitas maupun Bank Mandiri. Inovasi-inovasi berikutnya yang kami rencanakan di Livin’ by Mandiri, saya rasa memiliki potensi juga untuk bisa dikolaborasikan di Metaverse,” jelas Tim.

Kendati demikian, kita bisa melihat model prototipe Metaverse Indonesia yang akan dikembangkan tersebut pada pameran Digital Transformation Expo (DTE) di perhelatan G20 yang akan berlangsung tahun ini di Bali.

Metaverse dan regulasi di belakangnya

Kata “Metaverse” gencar menjadi perbincangan setelah raksasa dunia Facebook, mengumumkan perubahan namanya menjadi “META”. Konsep metaverse yang sudah lama hadir ini sebenarnya banyak ditemukan dalam game. Contohnya game berbasis web, second life yang menawarkan  interaksi virtual menggunakan avatar. 

Tak hanya untuk hiburan, beberapa ahli berpendapat bahwa Metaverse ini juga berpotensi melahirkan banyak peluang ekonomi baru. Apalagi dengan munculnya terobosan dari beberapa raksasa industri perbankan yang mulai menjajaki Metaverse. Para pemain di sektor ini akan ditantang untuk menciptakan pengalaman bertransaksi yang sangat mengesankan di dunia realitas virtual 3D.

Sementara untuk persiapan pengaturan dan pengawasan model bisnis baru ini, OJK sebagai regulator masih mempelajari lebih lanjut mengenai potensi industri keuangan di Metaverse. OJK juga bersedia untuk menyediakan platform sandbox sebagai sarana pengujian inovasi sebelum diluncurkan ke publik. Hal ini dilakukan dengan semangat bahwa OJK perlu mengantisipasi segala kemungkinan yang muncul dari pengembangan dunia Metaverse yang dimanfaatkan oleh perbankan maupun institusi keuangan lainnya.

5 Aplikasi Jasa Online, Jembatani Pencari dan Penyedia Jasa

Perkembangan teknologi saat ini kian mempermudah proses transaksi dalam dunia bisnis online, termasuk di bidang jasa. Beriringan dengan itu, kini hadir berbagai aplikasi jasa online, dengan beragam layanan.

Kini, masyarakat dapat dengan mudah mencari jasa yang sedang dibutuhkan secara online. Begitu pun bagi penyedia jasa yang dapat dengan mudah mencari pangsa pasar yang sesuai dengan jasa yang ditawarkannya, melalui aplikasi jasa.

Aplikasi Jasa Online yang Cocok Bagi Pencari dan Penyedia Jasa

Berikut ini beberapa aplikasi jasa yang dapat digunakan baik oleh pencari ataupun penyedia jasa, simak daftarnya!

1. JASKI

Jaski merupakan layanan penyedia pemesanan atau transaksi jasa yang menghubungkan penyedia jasa dengan pengguna jasa secara mudah, melalui aplikasi. Dengan memiliki lebih dari seribu item jasa dan lebih dari 200 mitra, jenis jasa yang ditawarkan pada aplikasi ini beragam.

Mulai dari jasa foto & videografi, wedding organizer (WO) & event organizer (EO), rias wajah, dekorasi, sewa gaun dan jas, sewa venue, katering hingga entertainment seperti MC dan band.

2. SEJASA

meta image daedbeaceecfddccbebcebafca

Sejasa merupakan layanan jasa online yang fokus sebagai penyedia jasa pertukangan profesional, dengan berbagai jenis layanan. Mulai dari kelistrikan, perbaikan rumah, pembuatan kolam renang dan masih banyak lagi.

Aplikasi Sejasa juga memiliki penyedia jasa profesional, mulai dari arsitek, kontraktor bangunan interior designer, tukang kayu, tukang ledeng, tukang taman, hingga kontraktor pameran.

3. KANGGO

Mengusung konsep yang sama dengan Sejasa, aplikasi Kanggo juga bergerak di bidang jasa home improvement, yang menyediakan jasa tukang bangunan dan pertukangan profesional.

Kanggo menyediakan beragam layanan, mulai dari jasa renovasi rumah, perbaikan tembok dinding, pengecatan, pasang keramik, pintu, plafon, atap dan perbaikan, instalasi pipa, hingga jasa angkat barang berat.

4. MOSELO

bfbdbceedcd Moselo sajikan fungsionalitas untuk pemesanan layanan jasa

Moselo adalah aplikasi marketplace, tempat bertemunya pencari dan penyedia jasa kreatif dan seniman lokal. Layanan kreatif di aplikasi beragam, mulai dari kecantikan, fotografi dan videografi, graphic design, hingga entertaiment.

Moselo juga banyak memiliki layanan lainnya, seperti menyediakan produk kerajinan tangan, pangan olahan rumahan, peralatan rumah tangga, bunga, hampers dan parsel hingga peralatan pesta dan pernikahan.

5. SEEKMI

fcaaaccaeaf BDF A CABF

Seekmi adalah aplikasi penyedia layanan jasa yang berkaitan dengan keperluan rumah dan kantor. Layanan yang ditawarkan mulai dari jasa laundry, pembersihan, servis AC, servis elektronik, tukang harian, tukang ledeng hingga disinfeksi.

Aplikasi ini menghubungkan pencari jasa dengan teknisi terlatih, yang berada dalam lingkup wilayah terdekat. Ada pun layanan aplikasi ini tersedia di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Demikian beberapa aplikasi jasa online yang dapat digunakan, baik oleh pencari ataupun penyedia jasa. Semoga bermanfaat!

Cara Menghasilkan Uang dari NFT, Begini Syaratnya!

Akhir-akhir ini, NFT atau non-fungible token menarik perhatian masyarakat luas. NFT adalah adalah aset digital di jaringan blockchain merepresentasikan beragam barang unik, mulai dari yang berwujud hingga tak berwujud.

NFT menjadi platform baru untuk media koleksi digital, yang dapat jadi sarana pendukung seniman dalam memasarkan karyanya sebagai aset NFT, dengan tawaran imbalan yang besar. Imbalan besar itu berasal dari investor yang bersedia untuk membayar aset NFT tersebut.

Sebelumnya, jagat dunia maya sempat dihebohkan oleh Ghozali, pria asal Indonesia yang berhasil meraup keuntungan miliaran rupiah dari hasil menjual foto selfienya, yang dijadikan aset NFT.

Apakah Anda berminat mengikuti jejak Ghozali dalam meraup keuntungan dari menjual NFT? Jika tertarik, ada ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menghasilkan uang dari menjual NFT. Berikut penjelasannya!

Syarat Agar Bisa Meraup Keuntungan dari NFT (Non-Fungible Token)

Tak hanya bermodal perangkat seperti PC atau ponsel saja, dalam upaya meraup keuntungan dari NFT atau non-fungible token dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

  • Buat Akun di Marketplace NFT

Marketplace NFT merupakan tempat pemain melakukan jual beli aset NFT. Ada pun beberapa marketplace NFT yang dapat menjadi pilihan, di antaranya adalah Rarible atau Axie Infinity, atau yang paling besar di pasar internasional seperti OpenSea.

Perlu diketahui, setiap marketplace NFT akan menawarkan spesialisasi jenis aset digital yang bisa dijual dengan NFT. Sehingga, pemain dapat memilih marketplace mana yang paling tepat. Setelahnya, pastikan sudah memiliki akun di marketplace itu, sebelum mulai bertansaksi.

  • Miliki Dompel Digital Kripto

Setelah menentukan marketplace NFT mana yang akan digunakan, lanjut dengan menautkan dompet digital kripto atau cryptocurrency yang mendukung marketplace tersebut. Salah satu platform yang dapat digunakan untuk membuat dompet digital ini adalah MetaMask.

Dompet digital kripto berfungsi untuk menukarkan uang resmi dengan uang kripto agar bisa melakukan transaksi NFT. Caranya, seperti dengan menggunakan dompet MetaMask sebagai dompet kripto untuk disambungkan dengan marketplace OpenSea.

  • Punya Karya Unik

Syarat paling utama dalam menjual aset NFT, tentu dengan memiliki karya yang dapat dijadikan aset. Karyanya dapat berupa apa saja, misalnya gambar, video, foto, dan lain sebagainya.

Kurang lebih, langkah menjual aset NFT ini sama dengan menjual barang di marketplace pada umumnya, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan semacamnya. Hal yang membedakan adalah dari segi transaksi, NFT menggunakan mata uang kripto dan hanya tersedia di marketplace khusus.

  • Unggah Karya

Langkah terakhir, yakni dengan mengunggah karya digital yang telah dibuat ke marketplace NFT. Berilah informasi detail terkait nama aset, batas waktu lelang, hingga mata uang kripto yang dapat digunakan untuk membayar. Paling penting, sematkan tarif untuk karya tersebut.

Setelah selesai, marketplace NFT itu akan menghitung biaya jaringan blockchain ethereum atau gas fees, saat mencatat proses transaksi. Ada pun biaya jaringan itu jumlahnya terbilang variatif, tergantung seberapa sibuk jaringan saat itu.

Demikian, serangkaian langkah dalam menghasilkan uang dari NFT atau non-fungible token. Jika tertarik, silahkan mencoba!

Video: Tutorial Membuat dan Menjual NFT di Marketplace

Mengenal NFT, Platform Koleksi Digital yang Bisa Beri Keuntungan Besar

Belakangan, jagat media sosial sempat heboh membicarakan NFT atau Non Fungible Token. Aset investasi ini, mulai heboh dibicarakan berkat seorang pria asal Indonesia, Ghozali, yang menjadi milyarder berkat NFT.

Ghozali berhasil meraup keuntungan miliaran rupiah dari hasil menjual karyanya, berkonsep “Ghozali Everyday” yakni berupa foto-foto selfienya setiap hari. Setiap foto selfie tersebut laku terjual di salah satu marketplace NFT terbesar, OpenSea.

Lantas, apa sebenarnya NFT itu? Mengapa sosok Ghozali ini dapat meraup keuntungan sebanyak itu hanya dengan menjual foto selfie? Simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu NFT (Non Fungible Token)?

NFT atau Non Fungible Token adalah aset digital di jaringan blockchain yang mempunyai kode identifikasi serta metadata unik atau berbeda satu sama lain. NFT juga bisa diartikan sebagai aset computerized, yang merepresentasikan beragam barang.

Sederhananya, NFT menggunakan teknologi blockchain untuk merekam transaksi digital di dalamnya. NFT sendiri berupa barang unik atau berharga, yang memiliki nilai tukar yang tidak bisa diganti.

Jenis barang unik atau berharga yang dapat dijual sebagai aset NFT sendiri beragam, mulai dari yang berwujud hingga tak berwujud. Di antaranya dapat seperti aset game, gambar, foto, lukisan, video, musik dan lainnya.

NFT menjadi platform baru untuk media koleksi digital, yang dapat jadi sarana pendukung seniman dalam memasarkan karyanya sebagai aset NFT, dengan tawaran imbalan yang besar. Imbalan besar itu berasal dari investor yang bersedia untuk membayar aset NFT tersebut.

Sama dengan instrumen investasi atau aset yang lainnya, NFT juga memiliki nilai lewat mekanisme pasar. Faktor penggerak harga NFT dipengaruhi dari tingkat permintaan dan penawaran NFT tersebut.

Karakteristik NFT (Non Fungible Token)

Adapun karakteristik utama NFT sebagai aset investasi yang menjadikannya unik dan berbeda di antara yang lainnya. Antara lain, sebagai berikut:

  • Aset Digital Unik

Aset digital yang dijadikan sebagai NFT, biasanya unik. Setiap token NFT terbukti unik, sehingga antar setiap NFT tidak ada kesamaan. Selain itu, NFT sendiri sudah terekam di dalam jaringan blockchain, yang punya kode identifikasi dan metadata unik

  • Bersifat Transparan

NFT memiliki sifat transparan, yakni karena kepemilikan, sumber hingga pergerakan NFT dapat dilacak dan dilihat secara real-time pada jaringan blockchain.

  • Tidak Dapat Dipalsukan

Setiap token NFT memungkinkan untuk diauntentikasi, sehingga tidak bisa dipalsukan atau direplikasi. Hal ini karena pada setiap token didukung oleh buku besar (ledger) digital yang tidak bisa diubah dan jaringan terdesentralisasi.

  • Mudah Beradaptasi

NFT dikatakan dapat dengan mudah beradaptasi sebab aset ini mudah berbaur dengan ekosistem digital pada dunia metaverse, yang mendukung penggunaan dan aplikasi NFT. Pemain dapat memperjualbelikan NFT, di berbagai platform marketplace yang mendukung NFT.

Video: Penjelasan tentang NFT dan Cara Menjualnya di NFT Marketplace OpenSea

Raih Pendanaan dari Arise, Pitik Kembangkan Teknologi di Sektor Budidaya Unggas

Di tengah lanskap pertumbuhan sektor agrikultur dan akuakultur di Indonesia, budidaya unggas menjadi salah satu area yang belum banyak mengalami inovasi dari sisi teknologi. Hal ini mengungkap inefisiensi operasional yang tinggi serta banyaknya lapisan perantara dalam rantai nilai. Berusaha untuk menyelesaikan masalah ini, Pitik mengembangkan solusi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasi peternakan yang berfokus pada budidaya unggas.

Perusahaan berhasil meraih pendanaan tahap awal dengan nilai yang tidak disebutkan dari Arise, dana kelolaan dari MDI Ventures dan Finch Capital; serta Wavemaker Partners. Rencananya, dana segar akan digunakan untuk mempercepat pengembangan produk, integrasi rantai pasok, dan perluasan wilayah operasi untuk menjangkau lebih banyak petani.

Co-founder & CEO Pitik Arief Witjaksono mengungkapkan, “Mampu mengurangi inefisiensi di peternakan dengan teknologi adalah langkah penting pertama untuk memastikan bahwa peternak unggas Indonesia dapat menghasilkan ayam berkualitas tinggi dan sekaligus menguntungkan.”

Sediakan sistem manajemen full-stack

Mulai beroperasi di pertengahan tahun 2021, Pitik menyediakan sistem manajemen peternakan full-stack untuk memungkinkan transparansi data di seluruh rantai nilai untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasi para peternak unggas. Misi utama perusahaan adalah untuk memajukan dan menyejahterakan peternak ayam di Indonesia.

Pitik menawarkan tiga solusi teknologi dalam platformnya. Pertama, Farm IoT (Internet of Things), sebuah sensor yang terhubung dan perangkat IoT yang dipasang di seluruh kandang untuk menyatukan kondisi kandang secara otomatis dan mengirimkan informasi terkini ke aplikasi secara real-time. Selanjutnya, Pitik Farm Algorithm yang didukung dengan Artificial Intelligence untuk mengoptimalkan kinerja produksi, mendeteksi potensi isu di kandang, dan memberikan rekomendasi peningkatan efisiensi kandang.

Terakhir, Pitik Digital Assistance yang memiliki beberapa fitur, seperti early warning system untuk mendeteksi masalah dan memberikan rekomendasi peningkatan performa berdasarkan algoritma, smart dashboard untuk memantau kondisi kandang, serta automated task management untuk mengelola kandang dan program pertumbuhan ayam dengan lebih mudah.

“Teknologi kami dirancang agar mudah diterapkan dan digunakan oleh setiap peternak unggas di Indonesia, terlepas dari ukuran peternakan atau infrastruktur mereka. Mengemas teknologi dengan model bisnis yang transparan dalam pengadaan input pertanian dan penjualan ayam, kami ingin memastikan petani Indonesia dapat meraup keuntungan yang lebih serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka,” tambah Co-founder & COO Pitik Rymax Johana.

Selain teknologi, perusahaan juga membantu para peternak untuk mendapatkan pasokan sapronak (sarana produksi peternakan) yang lebih baik dengan harga kompetitif, memberikan akses permodalan, dan memberikan dukungan penjualan agar pada akhirnya masyarakat Indonesia dapat mengonsumsi daging ayam dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih terjangkau.

Pendanaan di sektor budidaya

Minat investor terhadap sektor budidaya semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengembang solusi teknologi di sektor ini yang meraih pendanaan. Salah satunya eFishery yang bergerak di bidang budidaya ikan dan udang. Solusi yang dikembangkan pun semakin beragam mulai dari sistem manajemen, permodalan, hingga online grocery.

Selain itu, ada juga JALA Tech, startup pengembang perangkat teknologi akuakultur yang belum lama ini mengumumkan pendanaan terbarunya.

Untuk solusi yang menargetkan peternak unggas, belum ada banyak pemain yang fokus menggarap segmen ini. Salah satu perusahaan rintisan dengan target pasar serupa Pitik adalah Chickin, layanan yang menawarkan inovasi perangkat teknologi yang dapat membantu mengefisiensi sistem pengelolaan kandang. Keduanya bercita-cita memudahkan para peternak untuk melakukan budidaya unggas secara optimal, produktif, dan efisien.

Sementara itu, pasar unggas di Indonesia saat ini telah mencapai $7,4 miliar dengan CAGR 7% selama tahun 2015 – 2020. Pasar ini memiliki peluang pertumbuhan yang masih sangat besar melihat konsumsi ayam per kapita Indonesia 5,9x lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, hal ini menciptakan banyak ruang untuk pertumbuhan.

Di samping itu, disrupsi teknologi kian dibutuhkan melihat tingkat produktivitas budidaya unggas di Indonesia yang menunjukkan angka kematian 7,3x lebih tinggi dan rasio konversi pakan (FCR) 1,4x lebih tinggi dibandingkan dengan tolak ukur di industri. Dengan memanfaatkan solusi IoT dan pengetahuan operasional pertanian yang mendalam, perusahaan rintisan diharapkan mampu memberi solusi atas permasalahan ini.

TCL Umumkan Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition, Kacamata Pintar dengan Layar Micro-LED Full-Color Transparan

Perkembangan teknologi kacamata pintar sejauh ini memang belum menggembirakan, tampaknya masih butuh waktu hingga benar-benar dapat diterima dan digunakan secara luas. Namun tren kacamata pintar diprediksi akan mulai ramai di tahun 2022 mendatang.

Kabar terbaru datang dari TCL, perusahaan pembuat alat elektronik konsumen asal Tiongkok itu telah mengumumkan smart glasses terbarunya, bernama Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition. Kacamata pintar ini menggunakan cahaya holografik waveguide dan teknologi layar MicroLED full-color yang transparan dengan algoritme pengoptimalan khusus yang dikembangkan sendiri oleh TCL selama tiga tahun terakhir.

Silahkan tonton video di bawah ini untuk melihat demonstrasi apa yang dapat dilakukan seseorang dengan Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition.

Ya, berkat teknologi kacamata yang awalnya berfungsi untuk memperjelas penglihatan berubah menjadi gadget pintar yang dapat mempermudah kehidupan penggunanya. Mulai dari membaca berita, mengecek jadwal kerja, melihat pesan, mengontrol smart home, mendapatkan navigasi, berbagi file, membaca laporan, terhubung ke mobil, dan lainnya. Semua itu, dapat dikontrol melalui gagang kacamata.

Demo tersebut juga menunjukkan bahwa kacamata Thunderbird punya kamera bawaan yang tersemat di pangkal hidung. Pengguna dapat melakukan zoom sebelum mengambil foto, lalu secara otomatis ditransfer ke smartphone.

Pada dasarnya, semua kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mudah lewat smartphone, tetapi Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition menawarkan pengalaman baru yang jauh lebih praktis. Selain itu, sepertinya kacamata pintar ini masih membutuhkan smartphone Anda untuk menyediakan koneksi internet.

Saat ini, TCL belum mengungkapkan ketersediaan Thunderbird Smart Glasses Pioneer Edition untuk konsumen dan berapa harganya.

Sumber: GSMArena

OPPO Umumkan Teknologi Under-Screen Camera (USC), Tawarkan Pengalaman Layar Penuh

Kamera depan merupakan salah satu fitur penting pada perangkat smartphone, baik untuk mengambil foto dan video selfie, video call dan video conference, hingga untuk sistem keamanan face unlock. Seiring waktu, bezel layar smartphone semakin tipis dan berbagai pabrikan smartphone berbondong-bondong menawarkan pengalaman layar penuh.

Mulai dari penggunaan desain notch dan pop-up camera yang sempat tren beberapa tahun yang lalu. Sementara, smartphone terkini kebanyakan memakai desain punch-hole dan kedepannya kamera depan akan ditempatkan di bawah layar.

Salah satunya dari OPPO, mereka telah meluncurkan teknologi Under-Screen Camera (USC) yang menawarkan pengalaman pengguna akan “layar penuh yang sebenarnya”. Teknologi ini menggabungkan inovasi perangkat keras dengan algoritma Artificial Intelligence OPPO.

Mengintegrasikan sistem baru pada kamera depan bawah layar menggantikan kamera depan tradisional untuk memberikan tampilan layar yang luas dan pengalaman imersif. Namun tetap menawarkan kinerja kamera depan yang dapat diandalkan.

OPPO telah memecahkan berbagai tantangan teknis yang ditemui sejak awal pengembangannya, seperti inkonsistensi layar pada area kamera depan, kualitas gambar, dan permasalahan dengan kualitas produk itu sendiri. Pada teknologi Under-Screen Camera, OPPO memperkenalkan beberapa inovasi baru pada desain dan algoritma AI.

Mulai dari inovasi pada piksel Geometri sebagai solusi baru untuk mengecilkan ukuran setiap piksel tanpa mengurangi jumlah piksel dengan memastikan tampilan kualitas tinggi pada kepadatan 400 ppi bahkan di sekitar area kamera. OPPO juga mengganti kabel layar tradisional dengan kabel transparan yang dibuat melalui proses manufaktur presisi tinggi, lebar kabel dapat dikurangi hingga 50%, dan kualitas tampilannya jauh lebih halus.

Berbeda dengan standar industri saat ini yang menggunakan sirkuit 1 piksel untuk menggerakkan 2 piksel (1-ke-2) di area layar di atas kamera. OPPO memperkenalkan fitur baru dengan menggunakan teknologi layar eksklusif, di mana pada setiap rangkaian piksel hanya menggerakkan 1 piksel (1-ke-1).

Ketika dikombinasikan dengan teknologi kompensasi algoritmik yang tepat, memungkinkan kromatisitas dan kecerahan keseluruhan layar dengan tepat, dan hanya memiliki penyimpangan sebesar 2%. Untuk penggunaan seperti membaca buku digital atau melihat peta navigasi, teknologi ini memungkinkan tampilan huruf dalam ukuran kecil lebih akurat dan detail tekstur warna yang lebih baik.

Dengan pengenalan sirkuit piksel 1-ke-1 dan algoritma pengoptimalan khusus, solusi USC OPPO merupakan generasi baru yang mampu memberikan kompensasi tampilan terbaik di area sekitar kamera di bawah layar. Serta, dapat meningkatkan masa pakai layar hingga 50%.

Berkaitan dengan kamera, para pengembang OPPO dari U.S. Research Institutes, telah mengembangkan serangkaian algoritma AI, termasuk pengurangan difraksi, HDR, dan Auto White Balance untuk mengurangi beberapa efek yang biasa ditemukan pada kamera di bawah layar, terutama gambar buram dan berpendar. OPPO membuat pengurangan difraksi berbasis AI dengan menggunakan puluhan ribu gambar untuk mengontrol masalah yang disebabkan oleh difraksi pada sumber cahaya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Tips Mengambil Foto Portrait Ala Rio Motret Pakai Smartphone

Portrait merupakan jenis fotografi dengan manusia sebagai objek utama, meski relatif mudah tetapi juga punya tantangan tersendiri agar bisa menonjolkan karakter orang di dalam foto. Lalu, apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan foto portrait yang bagus?

Idealnya kita perlu mengandalkan kamera digital, terutama mirrorless atau DSLR dan ditambah lensa fix dengan bukaan besar seperti f1.8 atau f1.4. Namun kini foto portrait yang dihasilkan oleh kamera smartphone juga tak kalah kece.

Fotografer profesional Rio Motret membagikan sejumlah tips mengambil foto portrait bermodalkan smartphone. Pertama dan yang paling dasar adalah pencahayaan yang bagus, pastikan subjek foto mendapat cahaya yang cukup.

Tips kedua memberi jarak antara orang dan latar belakang beberapa meter untuk menambah kesan kedalaman dan mendapatkan bokeh atau blur yang cantik. Ketiga mendekat ke orangnya, perhatikan proporsi orangnya misalnya setengah badan, sedada, atau agak closeup.

Rio Motret memberi contoh, saat memotret di luar ruangan di pagi hari, jatuhnya cahaya dan latar belakang perlu diperhatikan. Cari area yang teduh agar wajah subjek tertangkap dengan baik dan pilih latar belakang dedaunan yang dapat memantulkan cahaya matahari sehingga dapat menghasilkan bokeh bulat yang indah.

Kemudian saat foto portrait malam hari, juga cari area yang memiliki pencahayaan yang bagus dan pilih latar belakang dengan banyak lampu atau objek cahaya seperti lampu jalan atau lampu dari bangunan lain. Sementara di dalam ruangan, kita bisa menggunakan jendela sebagai latar belakang dan mengandalkan cahaya tambahan menerangi wajah subjek.

Pada kesempatan kali ini, Rio menggunakan smartphone Reno series terbaru, Reno6 yang segera hadir di Indonesia. Rio juga sempat menantang kamera Reno6 untuk mengambil foto portrait pada kondisi backlight. Hasilnya meski tanpa reflektor pun muka yang biasanya gelap bisa tampil cerah.

Menurut Rio dibanding Reno5, Reno6 membawa peningkatan yang sangat signifikan. Dengan Reno6, kita bisa mendapatkan segala macam bentuk fotografi termasuk portrait yang menjadi salah satu fitur unggulannya.

“Fitur dan mode portrait di smartphone sudah sangat canggih dan yang pasti sudah tidak kalah bila dibandingkan dengan kamera mirrorless atau DSLR profesional. Pada Reno6, bokeh yang diciptakan telah disempurnakan dan bulat. Orang dan latar belakang benar-benar terpisah dengan rapi tidak bocor. Banyak orang tidak menyangka, foto-foto di atas merupakan hasil foto dari kamera smartphone,” jelas Rio Motret.

Sebelumnya OPPO mengkonfirmasi bahwa Reno6 akan segera diperkenalkan di Indonesia, serta telah mengantongi sertifikasi dari Postel dan Kemenperin. Reno6 dapat dilihat memalui situs sertifikasi Postel dengan kode produk OPPO CPH2235 dan nomor sertifikat 74568/SDPPI/2021, juga tercatat pada situs TKDN Kemenperin dengan nilai TKDN sebesar 31.15%.

Kantar: Apple dan Google Menjadi Brand Paling Berharga Kedua dan Ketiga Secara Global

Kantar telah menerbitkan laporan peringkat brand yang paling berharga secara global, bertajuk ‘BrandZ Most Valuable Global Brands 2021‘ dengan total nilai mencapai US$7,1 triliun. Brand AS menyumbang 56 dari 100 top brand, dengan Amazon dan Apple memimpin yang masing-masing bernilai lebih dari setengah triliun US$.

Posisi pertama ditempati oleh Amazon sebagai brand paling berharga di dunia dengan nilai US$684 miliar, naik US$268 miliar atau tumbuh sebesar +64% dibandingkan tahun lalu. Apple yang memegang posisi kedua dengan nilai US$612 (+74%), diikuti oleh Google dengan nilai US$458 miliar (+42%).

Rank ​2021​ ​Brand​ Brand Value 2021 ($Mil.) ​ % Change 2021​
vs 2020​
1​ Amazon​ $ 683,852 ​ 64%​
2​ Apple​ $ 611,997 ​ 74%​
3​ Google​ $ 457,998 ​ 42%​
4​ Microsoft​ $ 410,271 ​ 26%​
5​ Tencent​ $ 240,931 ​ 60%​
6​ Facebook​ $ 226,744 ​ 54%​
7​ Alibaba​ $ 196,912 ​ 29%​
8​ Visa​ $ 191,285 ​ 2%​
9​ McDonald’s​ $ 154,921 ​ 20%​
10​ MasterCard​ $ 112,876 ​ 4%​

Brand teknologi lain seperti Samsung berada di urutan ke 42, Huawei di urutan ke 50, dan Xiaomi di urutan ke 70. Hal yang menarik terjadi pada Xiaomi, karena naik 11 tingkat dibandingkan tahun lalu.

Namun brand dengan pertumbuhan tercepat tahun ini diraih oleh Tesla yang melonjak naik +275% dari tahun lalu dengan nilai US$ 42,6 miliar. Diikuti oleh TikTok yang tumbuh +158% dengan nilai US$43 miliar. Kedua perusahaan ini masing-masing berada di peringkat ke 47 dan ke 45 dalam daftar.

Beberapa tambahan menarik dalam daftar top 100 adalah Nvidia yang bertengger di peringkat ke 12, Qualcomm di 37, AMD di 57, Snapchat di 82, dan Spotify di 99. Tentu saja, ada Zoom di posisi ke 52, popularitas platform panggilan video grup ini meledak selama setahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

Bisnis berlangganan juga semakin populer selama pandemi. Ada Xbox yang naik 55%, Disney naik 13%, Netflix naik +55% dan Spotify yang masuk ke top 100 untuk pertama kalinya. Di bawah ini infografis BrandZ yang menunjukkan top 100 brand paling berharga di dunia.

Sumber: GSMArena, Businesswire