Tokopedia Siapkan Layanan Kartu Kredit Virtual “TokoSwipe”

Tokopedia melengkapi produk fintech dengan menyiapkan layanan fintech teranyar berupa kartu kredit virtual dinamai “TokoSwipe”. Sementara ini layanan tersebut belum bisa digunakan pengguna dan nantinya hanya bisa diakses lewat perangkat smartphone.

Menurut keterangan yang kami peroleh, pengguna dapat menggunakan TokoSwipe untuk membayar transaksi Tokopedia dan melunasi tagihannya pada akhir bulan. Untuk menghadirkan layanan ini, Tokopedia menggandeng mitra yang bergerak di bidang lending telah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Hanya saja tidak disebutkan identitas mitra tersebut.

Pihak Tokopedia menolak berkomentar tentang produk yang belum diluncurkan ini.

Dijelaskan lebih jauh, aktivasi TokoSwipe dapat dilakukan langsung dari aplikasi Tokopedia, namun saat ini masih terbatas untuk pengguna Tokopedia yang berdomisili di Jabodetabek.

Peminat cukup mengisi data yang diperlukan, seperti informasi pribadi, KTP, dan menyetujui ketentuan di persetujuan pengguna. Data akan diverifikasi dalam waktu 1 x 24 jam di hari kerja. Pemberian limit dan penolakan disebut sepenuhnya menjadi hak partner.

Setelah disetujui, pengguna dapat memilih TokoSwipe sebagai metode pembayaran untuk setiap transaksi minimal Rp10 ribu. Metode ini tidak bisa digunakan untuk produk angsuran kredit, tagihan kredit, reksa dana, dan emas.

Pengguna diberi kebebasan untuk memilih berapa besaran cicilan tagihan, mulai dari minimum 10% dari total tagihan. Nanti pengguna akan mendapat notifikasi setelah membayar tagihan, sisanya dapat dibayarkan bulan depan.

Ada biaya layanan yang dibebankan pengguna untuk pemakaian limit dana. Bila membayar penuh akan dikenai 1,5% dari total transaksi. Pilihan lainnya adalah untuk tenor 3 bulan (1,6%), 6 bulan (1,75%), dan 12 bulan (2%).

Bila menunggak hingga tanggal jatuh tempo, akan ada tambahan biaya bunga yang besarnya ditentukan partner.

Application Information Will Show Up Here

 

Tokopedia Introduces “Tokopedia Center” for Community Gathering

Tokopedia has launched Tokopedia Center, an experience center for many activities, including Tokopedia sellers community gathering and online business classes.

“We built Tokopedia Center to accelerate its mission for digital economic equality in Indonesia, through public digital literation improvement,” Nathaniel Pranama, Tokopedia Center’s Strategic Development, told DailySocial on Fri (9/14).

Tokopedia introduces Tokopedia Center experience center for community activities to learn, shop for O2O, buy or pay for tickets, and seek inspiration

He defined Tokopedia Center as a place to make online-to-offline (O2O) transactions, bill payment & ticket booking, further information on how to use Tokopedia app, interactive shopping, and for online business inspiration. All visitors making transaction in Tokopedia Center will also get interesting promos.

It’s possible for Tokopedia Center to apply the pop-up store concept in the future. He thought Tokopedia will continue to explore and innovate in satisfying public’s demand.

In Tokopedia Center, many people with high-level of digital literacy are expected to move confidently using the internet in starting and developing business. It’s also easier to get your daily needs through an online marketplace.

Tokopedia Center will be launched in September 2018 in three cities, Boyolali, Palu, and Padang. Interesting fact, the concept was first initiated and executed by Nakama (Tokopedia employees’ nickname) from each city.

“Because Nakama comes from all over Indonesia, Tokopedia Center is expected to be developed all around it,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Monk’s Hill: Sektor Logistik dan E-commerce Mendominasi Investasi Startup Asia Tenggara

Bisnis e-commerce dan logistik dapat dikatakan tumbuh subur di Asia Tenggara. Dalam survei terbaru The State of Southeast Asia Tech Report 2018 yang dirilis Monk’s Hill Ventures, e-commerce dan logistik menjadi dua sektor emas yang menopang ekonomi digital di Asia Tenggara.

Bukti bahwa bisnis e-commerce dan logistik merajai industri startup di kawasan ini terlihat dari kencangnya kucuran pendanaan dari pemodal ventura (VC). Laporan mengungkap pendanaan selama tiga kuartal di sepanjang 2017 mengalir ke startup eCommerce dan logistik.

Menariknya, dominasi pendanaan  disumbang mega investasi yang diterima layanan Grab dan Tokopedia. Kedua startup asal Singapura dan Indonesia ini memecahkan rekor peraihan dana terbesar dari VC yang pernah ada di sektor logistik dan e-commerce.

“Secara kolektif, Grab dan Tokopedia mengantongi $3,1 miliar atau dua pertiga dari total pendanaan dalam dolar AS yang pernah disuntik ke sejumlah startup e-commerce dan logistik di Asia Tenggara,” demikian menurut laporan ini.

Di sepanjang 2017, logistik (dan transportasi) menjadi sektor yang meraih pendanaan tertinggi di Asia Tenggara dengan mengantongi sebesar $2,7 miliar, sedangkan e-commerce sebesar $2,1 miliar.

Pendanaan lainnya diperoleh dari sektor gaming ($557 juta), business and industry ($340 juta), recreation ($233 juta), information and technology/IT ($188 juta), tours ($153 juta), shopping ($122), financial services ($107 juta), dan mobile platform ($105 juta).

Namun bagi VC, cryptocurrency atau mata uang virtual paling menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Popularitas produk blockchain ini belakangan tampaknya cukup menghipnotis banyak VC untuk mendanai Initial Coin Offerings (ICO).

“Yang menjadi primadona di kalangan VC belakangan ini justru cryptocurrency sehingga memicu banyaknya aksi ICO di Asia Tenggara,” ungkap survei ini.

Investasi ICO di 2017 didominasi Singapura oleh Quoine, TenX, dan Kyber Network dengan pendanaan masing-masing sebesar $105 juta, $80 juta, dan $60 juta. Banyaknya ICO di Singapura juga turut dipicu oleh pelaku ICO lain yang tak bisa melakukannya di Tiongkok dan Korea Selatan karena kebijakan ketat.

Secara keseluruhan, pendanaan startup di Asia Tenggara sepanjang 2017 telah mencapai $415,2 miliar (sekitar Rp 6,1 triliun). Sementara pendanaan yang mengalir di 2018 (per Juni) baru mencapai $53,8 juta (Rp 797,1 miliar).

The State of Southeast Asia Tech Report 2018 mengulas tentang overview ekosistem teknologi enam negara di Asia Tenggara, antara lain Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Sebanyak 100 koresponden berpartisipasi dalam survei ini, mulai dari pelaku startup, investor, VC, hingga enterpreneur.

Sorotan utama industri startup Asia Tenggara

Laporan ini juga merangkum sejumlah kesepakatan strategis yang mendorong pertumbuhan luar biasa industri startup di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang 2017 menyoroti sejumlah aktivitas strategis dari para investor, VC, dan pelaku startup, baik dari sisi pendanaan, ekspansi, maupun akuisisi.

Misalnya, Tokopedia meraup pendanaan sebesar $1,1 miliar di 2017. Kemudian Bukalapak menjadi unicorn ketujuh di Asia Tenggara dengan valuasi $1 miliar menyusul rekanan startup Indonesia yang sudah lebih dulu, yakni Go-Jek ($5 miliar), Tokopedia (undisclosed, pendanaan $1,3 miliar di Agustus 2018 melampaui valuasi sebelumnya $1 miliar), dan Traveloka ($2 miliar).

Sorotan lainnya adalah investasi $1,5 miliar yang diterima Go-Jek untuk mendanai ekspansinya ke Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Di luar Indonesia, Uber angkat kaki dari Asia dan diakuisisi oleh Grab, dan investasi terbesar sepanjang sejarah pendanaan di Asia Tenggara, yakni $2 miliar dari Didi Chuxing dan Softbank kepada Grab.

Mengacu pada pertumbuhannya, para koresponden mengaku optimistis dengan pertumbuhan ekosistem startup di Asia Tenggara dalam 1-2 tahun terakhir meskipun ada perbedaan persepektif terhadap tren pertumbuhan industri startup di keenam negara tersebut.

“Indonesia, Vietnam, Singapura, dan Malaysia adalah negara di kawasan Asia Tenggara di mana pertumbuhan di industri teknologi terjadi. Sementara sektor yang berpotensi tumbuh itu perbankan, finance services, fintech, eCommerce, dan IoT,” ungkap Head of Funding Ecosystem MDEC Balasubramaniam dalam laporannya.

Bagi VC dan investor, mereka meyakini akan ada peluang pertumbuhan signifikan di Indonesia, sedangkan para founder startup optimistis dengan pasar Vietnam. Demikian juga di negara lainnya, termasuk Thailand, yang dinilai punya peluang besar bagi community builder.

Tokopedia Hadirkan Wadah Kumpul Komunitas “Tokopedia Center”

Tokopedia meluncurkan pusat pengalaman (experience center) Tokopedia Center sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan, termasuk ajang berkumpulnya para komunitas penjual Tokopedia dan mengikuti kelas berbisnis online.

“Kami mendirikan Tokopedia Center untuk mengakselerasi pencapaian misi Tokopedia yaitu pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia, lewat peningkatan literasi digital masyarakat,” terang Strategic Development untuk Tokopedia Center Doni Nathaniel Pranama kepada DailySocial, Jumat (14/9).

Tokopedia meluncurkan experience center Tokopedia Center sebagai pusat aktifitas komunitas untuk belajar, belanja O2O, beli atau bayar tiket, dan mencari inspirasi

Dia menerangkan Tokopedia Center dapat dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi online-to-offline (O2O), membayar tagihan atau pembelian tiket, mencari informasi soal cara menggunakan aplikasi Tokopedia, belanja secara interaktif, hingga mencari inspirasi untuk mulai usaha online. Setiap pengunjung yang melakukan transaksi di Tokopedia Center juga akan mendapatkan berbagai promo yang menarik.

Tidak menutup kemungkinan, Tokopedia Center akan menerapkan konsep pop up store di masa depan. Menurutnya, Tokopedia bakal terus mengeksplorasi dan inovasi agar dapat memenuhi lebih banyak kebutuhan masyarakat Indonesia.

Lewat Tokopedia Center, dirinya berharap semakin banyak lagi masyarakat dengan tingkat literasi digital yang tinggi untuk berani melangkah memanfaatkan internet memulai dan membangun bisnis. Maupun memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan lebih mudah lewat online marketplace.

Tokopedia Center mulai diresmikan pada September 2018 ini di tiga kota, yaitu Boyolali, Palu, dan Padang. Menariknya, konsep ini awalnya diinisiasi dan eksekusi oleh Nakama (sebutan karyawan Tokopedia) yang berasal dari masing-masing kota tersebut.

“Karena Nakama berasal dari seluruh penjuru Indonesia, maka Tokopedia Center harapan ke depannya juga akan tersebar di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Monk’s Hill: Indonesia dan Singapura Dominasi Unicorn di Asia Tenggara

Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang memiliki pertumbuhan startup menjanjikan. Pertumbuhan ini tak lepas dari perkembangan teknologi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Namun, hingga pertengahan 2018 ini, Indonesia dan Singapura menjadi dua negara di kawasan Asia Tenggara yang berhasil mencetak unicorn atau status bagi startup yang memiliki valuasi lebih dari $1 miliar.

Sebagaimana dikutip dari The State of Southeast Asia Tech Report 2018, tercatat ada delapan unicorn di Asia Tenggara dengan valuasi $1-10 miliar. Baik Indonesia dan Singapura masing-masing mencetak empat unicorn.

Secara rinci, dari Indonesia ada Bukalapak (di atas $ 1 miliar per Januari 2018), Traveloka ($2 miliar), Tokopedia (undisclosed, pendanaan $1,3 miliar di Agustus 2018 mendorong valuasi sebelumnya sebesar $1 miliar), dan Go-Jek ($5 miliar).

Sedangkan dari Singapura ada Grab ($10 miliar), Lazada ($3,15 miliar), Razer ($1,98 miliar per Agustus 2018), dan Sea ($4,90 miliar pasca-IPO pada Agustus 2018). “Capaian ini termasuk signifikan bagi kawasan Asia Tenggara dalam menghasilkan startup unicorn dibandingkan kawasan Asia secara keseluruhan,” ungkap laporan tersebut.

Menurut data Crunchbase, hanya ada tiga unicorn di Korea Selatan, kemudian masing-masing satu di Jepang, Australia, dan Hong Kong, 10 unicorn di India, dan tentu saja Tiongkok mendominasi dengan 90 unicorn. Ini menunjukkan potensi besar startup di Asia Tenggara untuk menjadi unicorn.

Di balik pencapaian ini, tentu ada sejumlah aksi strategis terjadi sehingga mendorong deretan startup di atas meraih gelar unicorn. Misalnya, Uber angkat kaki dari Asia Tenggara dan bisnisnya di regional akhirnya dicaplok Grab.

Tepat pada awal Agustus lalu, Grab mengantongi dana segar senilai Rp29 triliun dari berbagai investor, termasuk Toyoto Motor Corp senilai $1 miliar. Ini membuat valuasi Grab menjadi $11 miliar. Dana ini pun bakal digunaka untuk menguasai pasar ride-hailing di Asia Tenggara.

Selanjutnya, ambisi Go-Jek menjadi “super app” agar setiap orang dapat melakukan apa saja dengan satu aplikasi, juga turut mendorong pemodal ventura (VC) untuk mendanai ekspansi dan pengembangan bisnis mereka di masa depan.

Demikian juga langkah strategis yang diambil Razer, menjadi salah satu indikator kesuksesannya meraih gelar unicorn. Semula startup ini masuk ke bisnis penyediaan aksesoris komputer. Razer akhirnya menuai kesuksesan berkat fokus pada niche market, yaitu di penjualan mouse komputer dan keyboard untuk gamer.

“Setiap unicorn di Asia Tenggara punya cerita kesuksesan sendiri. Namun, founder yang menggerakan bisnis dengan ambisius dan agresif turut andil dalam pencapaiannya meraih status unicorn. Mereka berhasil meyakinkan VC agar mendanai startup untuk ekspansi dan pengembangan,” demikian penjelasan laporan tersebut.

Bagi Bukalapak, rencana Bukalapak mendirikan pusat riset dan pengembangan (R&D) di Bandung membawa perusahaan menyandang status barunya sebagai startup unicorn pada Januari 2018 lalu.

Ada pula Traveloka yang sahamnya dibeli raksasa travel online dunia Expedia senilai $350 juta (lebih dari Rp4,6 triliun). Aksi ini dilakukan agar Expedia bisa menyaingi rivalnya Priceline. Dana tersebut menjadikan Traveloka sebagai startup unicorn pertama di industri travel online Indonesia dengan valuasi lebih dari $2 miliar.

Tokopedia juga gencar ekspansi pasca-pendanaan yang diterimanya dari Alibaba Group dengan nilai lebih dari Rp14 triliun pada tahun lalu. Menurut riset Financial Times, Tokopedia berhasil memperkuat posisinya di Pulau Jawa di mana area ini menjadi pasar terbesar eCommerce di Indonesia.

Perjalanan Di Balik Inovasi Produk Digital dan Fintech Tokopedia

Pamor Tokopedia sebagai layanan marketplace terdepan di Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. Bisnis inilah yang mengantarkan Tokopedia menyandang status unicorn pada tahun lalu.

Inovasi menjadi kunci yang harus dilakukan agar setiap perusahaan tetap terdepan, begitupun yang dilakukan oleh Tokopedia. Salah satunya dengan mulai mengembangkan produk digital sejak dua tahun lalu dan melanjutkan ke produk fintech sejak tahun lalu.

Dalam wawancara bersama DailySocial, VP of Engineering Tokopedia Herman Widjaja menjelaskan lebih dalam soal kepemimpinannya, pola kerja tim engineering dan bagaimana pendekatan tim dalam merilis produk.

Herman sendiri sebenarnya baru bergabung di Tokopedia sejak Mei 2018, sebelumnya pernah bekerja di Smartfren. Namun selama 12 tahun, dia sudah berlalu-lalang di berbagai perusahaan teknologi raksasa seperti Google, Microsoft, Amazon, Facebook.

Dia memimpin tiga divisi engineering, dari produk digital, fintech, dan test engineering untuk memastikan produk bisa dinikmati sebelum produk dirilis secara massal ke konsumen.

Fokus ke masalah yang dihadapi konsumen

Infografis 27 produk digital Tokopedia
Infografis produk digital Tokopedia / Tokopedia

Tokopedia selalu mengambil angle ke arah konsumen sebelum menghadirkan suatu inovasi baru. Kemudian fokus ke mindset bagaimana mengembangkan inovasi tersebut secara bersama-sama karyawan Tokopedia lainnya agar visi Tokopedia yang ingin mendemokratisasikan layanan commerce lewat teknologi bisa terealisasi.

Dia pun mengambil contoh salah satu produk digital yang baru dirilis sejak dia bergabung adalah MyBills dan e-Money. MyBills lahir karena Indonesia belum memiliki manajemen sistem keuangan yang terintegrasi dengan baik. Masalah tersebut diatasi dengan menghadirkan MyBills untuk permudah pembayaran tagihan bulanan secara auto debet.

“Yang kita kerjakan di MyBills hanya permudah pembayaran, cukup subscribe tagihan dan di-connect-an dengan rekening bank. Itu revolutionary thinking kita untuk permudah Indonesia dari sisi digital payment, bukan buat perbanyak produk pembayaran saja,” terangnya.

Sebelum MyBills hadir, Tokopedia memiliki berbagai produk digital untuk pembayaran tagihan seperti pulsa, BPJS, PDAM, kartu kredit, dan lainnya. Namun harus dilakukan satu persatu, sehingga kemungkinan besar terlewat tidak terbayar sangat besar.

Produk lainnya yang berangkat dari masalah adalah e-Money. Pain point-nya terletak di masalah top up untuk uang elektronik e-money dari Bank Mandiri masih tertutup. Hanya bisa dilakukan di dalam ekosistem Bank Mandiri saja. Namun kini dengan fitur e-Money yang tersedia di Tokopedia, setiap orang yang memiliki kartu bisa top up langsung dari aplikasi.

“Tentunya ke depannya kami akan buka ekosistem dengan bank lainnya, sehingga semua orang bisa top up e-money-nya lewat Tokopedia. Ibaratnya seperti membuka jembatan-jembatan baru untuk membangun kota, caranya lewat kolaborasi. Semakin banyak jembatan, akses ke kota akan semakin baik. Itu yang kita harapkan.”

Identifikasi apa yang konsumen butuhkan

Pendekatan yang berbeda justru dilakukan oleh tim engineering untuk produk fintech. Tokopedia tidak fokus membangun produk, justru mengidentifikasi apa yang konsumen butuhkan dan solusi apa yang bisa diberikan untuk membuat hidup mereka lebih baik.

Cara tersebut dipraktikkan saat merilis produk reksa dana. Tokopedia tidak membuat produk reksa dana baru, tapi membuat kemudahan agar semua orang bisa dengan mudah familiar dengan instrumen investasi tersebut. Mulai dari membuat nominal investasi yang ringan, proses pencairan dananya bisa diterima pada hari yang sama.

“Sebelumnya banyak orang yang merasa terintimidasi dengan reksa dana apalagi buat yang tinggal di kota tier 2 dan 3. Dari reksa dana, goal kami aalah membuat reksa dana jadi lebih affordable, hanya dengan 10 ribu Rupiah bisa berinvestasi. Kalau mau withdraw dana bisa diterima pada hari yang sama, padahal sebelumnya butuh berhari-hari.”

Pengembangan terus menerus

Karena selalu mengedepankan pain point dari konsumen, maka saat merilis sebuah produk baru, Tokopedia memiliki urgensi untuk bekerja secara cepat dengan membuat MVP (Minimum Viable Product). Ada weekly sprint di mana setiap minggunya harus ada sesuatu yang bisa diunjukkan, dengan demikian ada potensi produk mana yang berikutnya siap dirilis ke konsumen.

“Jadi ketika kami buat produk itu, tidak selalu menunggu sampai harus benar-benar perfect melainkan dirilis secara perlahan sambil menambah fitur apa lagi yang bisa kita berikan.”

Cara yang diterapkan tersebut kurang lebih mirip dengan tagline promosi Tokopedia saat ini #MulaiAjaDulu, yang ternyata juga diterapkan dalam internal perusahaan.

Beri kesempatan untuk berbuat salah

Karena proses kerja yang cepat, di satu sisi Tokopedia memberikan ruang untuk tim berbuat kesalahan. Herman percaya semua karyawan Tokopedia itu pintar, termasuk tim engineer. Maka dari itu pengawasan yang sifatnya mikro tidak perlu diterapkan oleh para leader dalam memimpin tim yang besar.

Dia sebagai leader hanya memberikan visi, arahan, pertanggungjawaban kepada karyawan terhadap suatu proyek. Yang terpenting, memberi ruang untuk berbuat salah memegang unsur terpenting dalam kepemimpinan.

“Kalau cuma cari aman, enggak bakal ada inovasi. Inovasi akan muncul ketika orang dikasih ruang gerak di luar kemampuan dari zona aman mereka, yang pada akhirnya memberi ruang untuk berbuat kesalahan.”

Tokopedia memiliki sekitar 650 karyawan engineering atau sekitar 25% dari total karyawan saat ini 2650 orang. Terhitung ada lebih dari 27 produk digital yang tersedia dan delapan produk fintech mulai dari investasi emas, reksa dana, pinjaman modal, kartu kredit, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Rekap Pertandingan Tokopedia Battle of Friday Week 2

Sesuai jadwal yang telah diumumkan oleh Indonesia Esports Premier League, event kedua Tokopedia Battle of Friday digelar tepat di hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, tanggal 17 Agustus 2018. Sesi Matchday 2 (panitia juga menggunakan istilah ‘Week 2’) dilangsungkan di iCafe ‘Nvidia Certified’ High Ground yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk.

Jika Anda tidak sempat untuk berkunjung langsung ke lokasi acara, tiap-tiap pertandingan TBoF ditayangkan langsung di platform video stream Cube TV, lalu rekamannya bisa disimak di channel resmi IESPL di YouTube. Namun jika Anda tak sempat buat melakukan keduanya, saya sudah menyiapkan rangkuman dari Matchday 2 Tokopedia Battle of Friday serta mencantumkan ranking sementara dari masing-masing tim yang perpartisipasi di sana.

 

Mobile Legends

  • Evos Esports: 3 vs. Recca Esports: 1
  • NXL: 0 vs. Alter Ego: 3
  • Juggernaut: 3 vs. PG.Barracx: 0
  • RRQ: 3 vs. Capcorn: 1
  • Boom ID: 3 vs. The Prime: 0
  • Bigetron vs. XCN (diubah ke lain waktu)

 

Point Blank

  • Boom ID: 0 vs. RRQ: 2
  • Alter Ego vs. XCN (dipindahkan ke lain waktu)
  • Bigetron: 0 vs. The Prime: 2
  • Capcorn: 2 vs. Recca Esports: 0
  • Evos Esports: 0 vs. PG.Barracx: 2
  • Juggernaut: 1 vs. NXL: 1

 

Di bawah ini adalah peringkat sementara ke-12 tim eSport lokal berdasarkan poin yang mereka peroleh:

Mobile Legends

  1. Alter Ego – 6 poin
  2. Juggernaut – 6 poin
  3. RRQ – 4 poin
  4. Boom ID – 3 poin
  5. EVOS – 3 poin
  6. PC.Barracx – 3 poin
  7. XCN – 3 poin
  8. NXL – 1 poin
  9. Bigetron – 0 poin
  10. Capcorn – 0 poin
  11. Recca – 0 poin
  12. The Prime – 0 poin

Point Blank

  1. Capcorn – 6 poin
  2. PG.Barracx – 6 poin
  3. RRQ – 6 poin
  4. Juggernaut – 4 poin
  5. Alter Ego – 3 poin
  6. The Prime – 3 poin
  7. Boom ID – 1 poin
  8. NXL – 1 poin
  9. XCN – 1 poin
  10. Bigetron – 0 poin
  11. EVOS – 0 poin
  12. Recca – 0 poin

 

Jika agenda IESPL berjalan sesuai rencana, sesi Matchday (atau Week) ketiga akan kembali digelar di High Grounds PIK pada tanggal 24 Agustus 2018. Namun saat artikel ini ditulis, saya belum bisa menemukan waktu spesifik dimulainya pertandingan ‘Week 3’ di situs IESPL.id. Lalu berdasarkan posting-an Instagram milik Indonesia Esports Premier League, saya juga belum melihat hasil serta ranking dari pertandingan Counter-Strike: Global Offensive dan Dota 2…

Hasil Pertandingan Tokopedia Battle of Friday Week 1 dan Jadwal Turnamen Berikutnya

Berbeda dari ajang eSport yang telah dilakukan di Indonesia sebelumnya, Tokopedia Battle of Friday boleh dibilang sebagai acara gaming kompetitif paling ambisius dengan durasi pelaksanaan paling lama. TBoF telah dimulai hari Jumat lalu, mempertandingkan empat judul game populer, diikuti oleh 12 tim lokal, dan rencananya akan diisi oleh tidak kurang dari 660 match hingga bulan Januari 2019.

Jangan merasa tertinggal jika Anda melewatkan laga pembuka ajang eSport raksasa yang digelar oleh Indonesia Esports Premier League itu. Melalui artikel ini, saya akan mencoba merangkum hasil pertandingan di perhelatan minggu pertama, peringkat sementara dari 12 tim, serta jadwal turnamen berikutnya. Berdasarkan pemberitahuan IESPL, match-match tersebut tidak disiarkan secara live. Informasi terkini disajikan lewat Instagram resmi mereka.

 

Ini dia hasil pertandingan game Mobile Legends di Week 1:

  • NXL: 2 – RRQ: 2
  • Boom ID: 0 – Alter Ego: 3
  • BigetronCapcorn (di-reschedule)
  • XCN: 3 – Evos: 1
  • Juggernaut: 3 – The Prime: 0
  • Recca: 0 – PG.Barracx: 3

 

Dan ini adalah hasil match Point Blank di Week 1:

  • XCN: 1 – Boom ID: 1
  • Alter Ego: 2 – Bigetron: 0
  • Capcorn: 2 – The Prime: 0
  • Evos: 0 – RRQ: 2
  • Juggernaut: 2 – Recca: 0
  • NXL: 0 – PG.Barracx: 2

 

Berikut ini adalah peringkat sementara dan poin yang telah dikumpulkan tim. Berdasarkan informasi dari IESPL, tampaknya baru ada dua permainan yang dipertandingkan.

Mobile Legends Week 1

  1. Alter Ego – 3 poin
  2. Juggernaut – 3 poin
  3. PG.Barracx – 3 poin
  4. XCN – 3 poin
  5. NXL – 1 poin

 

Point Blank

  1. Alter Ego – 3 poin
  2. Capcorn – 3 poin
  3. Juggernaut – 3 poin
  4. PG.Barracx – 3 poin
  5. RRQ – 3 poin
  6. Boom ID – 1 poin
  7. XCN – 1 poin

Tim lain di kedua game ini belum mendapatkan poin.

Babak selanjutnya dari IESPL Tokopedia Battle of Friday akan dilangsungkan bertepatan dengan hari perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 2018, dilaksanakan di iCafe High Grounds Pantai Indah Kapuk. Silakan simak jadwal lengkapnya di sini:

 

Mobile Legends

  • Juggernaut vs. PG.Barracx – 15:30
  • The Prime vs. Boom ID – 19:00
  • Recca vs. Capcorn – 19:00
  • Bigetron vs. XCN – 19:00
  • Alter Ego vs. NXL – 19:00
  • Evos vs. Recca – 19:30

 

Counter-Strike: Global Offensive

  • The Prime vs. Recca – 17:00
  • Evos vs. Capcorn – 21:00
  • Juggernaut vs. Boom ID – 21:00
  • Bigetron vs. NXL – 21:00
  • XCN vs. PG.Barracx – 21:00
  • RRQ vs. Alter Ego – 21:30

Semarak Kurban Melalui Platform Online di Indonesia

Esensi dari layanan digital ialah menghadirkan efisiensi dari proses bisnis yang disajikan. Kultur masyarakat urban dengan kesibukan ekstra memicu mereka untuk memenuhi kebutuhan secara instan. Melihat tren tersebut, banyak hal yang kini coba disesuaikan, tak terkecuali ibadah kurban dalam rangka perayaan Idul Adha. Bekerja sama dengan lembaga resmi penyelenggara kurban, banyak platform digital yang menjembatani kebutuhan masyarakat.

Salah satunya Tokopedia, melalui laman khusus yang disediakan pihaknya memfasilitasi pembelian dan pembayaran kurban dari berbagai lembaga. Di antaranya dari ACT, Al Azhar, Baznas, Dompet Dhuafa, Marinagrow (8Villages) dan sebagainya. Kerja sama antara platform e-commerce dan lembaga kurban memungkinkan layanan disajikan secara menyeluruh, dari transaksi, penyembelihan, hingga distribusi daging kurban. Menggandeng lembaga penyelenggara kurban turut menjamin prosesi tetap sesuai syariah.

Sebenarnya para lembaga penyelenggara juga sudah mencoba menangkap tren masyarakat urban. Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) misalnya, tahun ini selain melalui mekanisme langsung (offline), pihaknya juga menerima kurban melalui situs resmi dan media sosial (menggunakan LINE). Tidak hanya Tokopedia, beberapa e-commerce digandeng sebagai perantara transaksi kurban, termasuk Kaskus, elevenia, Blibli, ebaba dan Mataharimall. E-commerce dinilai sudah sangat dekat dengan kebiasaan masyarakat.

Shopee pun melakukan hal yang sama, melalui kampanye “Shopee Berkurban” pihaknya membuat kanal khusus untuk membantu konsumennya untuk melakukan ibadah kurban. Konsep yang ditekankan oleh Shopee ialah kurban secara berkelompok untuk hewan sapi.

“Melalui Shopee Berkuban, pengguna dapat membeli kurban secara patungan melalui fitur Group Hemat di Shopee. Dengan kehadiran fitur ini, umat Islam dapat memiliki akses yang lebih mudah untuk berkurban, terutama bagi mereka yang hendak untuk berkurban sapi. Nantinya tiga lembaga terpercaya yang kami gandeng akan membantu proses distribusi hewan kurban yang dibeli melalui platform kami,” ujar Country Brand Manager Shopee, Rezki Yanuar,  dalam rilis yang diterima DailySocial.

Microsite Kitabisa untuk penyaluran ibadah kurban
Microsite Kitabisa untuk penyaluran ibadah kurban

Tidak hanya platform e-commerce, bahkan situs crowdfunding Kitabisa pun turut merilis layanan yang sama. Melalui microsite yang dikembangkan khusus, Kitabisa menjadi perantara transaksi pembelian hewan kurban dan melakukan penyaluran di berbagai wilayah. Inisiatif ini sudah dilakukan Kitabisa sejak dua tahun lalu dengan traksi yang cukup signifikan. Visi Kitabisa mendukung program ini selain memudahkan masyarakat urban juga mendorong pemerataan penyaluran hasil kurban.

Startup investasi budidaya Angon.id pun turut menghadirkan program serupa. Bertajuk “semarak qurban”, pihaknya mengajak para investor ternak di aplikasinya untuk membeli hewan kurban dan menyalurkan melalui mitra resmi yang sudah ditunjuk.

Tidak hanya sebagai perantara transaksi, insiatif lain pun bermunculan. Salah satunya yang dilakukan oleh platform ride-hiling Grab. Selain proses donasi, pihaknya bekerja sama dengan PKPU Human Initiative akan membantu distribusi daging kurban di seputar wilayah Jakarta dan Bogor melalui GrabExpress.

“Kami sangat senang dapat bermitra dengan Grab serta memperoleh manfaat dari dukungan teknologi serta operasional yang disediakan oleh Grab dalam menyambut perayaan Idul Adha. Kami memiliki misi yang sama dengan Grab yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menantikan untuk merayakan semangat kebersamaan melalui program ini,” ujar Manager of Customer Relation Management (CRM) PKPU Human Initiative, Ira Nurulia.

PasarPolis Konfirmasi Perolehan Pendanaan Seri A dari Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka

PasarPolis, penyedia jasa teknologi asuransi (InsurTech), mengonfirmasi penerimaan dana segar Seri A dari tiga investor, Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka dengan nilai yang tidak disebutkan. Kabar ini sudah santer berkembang sejak empat bulan lalu, namun hari ini (10/8) baru ada konfirmasi resmi dari PasarPolis.

Dana segar tersebut, menurut Founder dan CEO PasarPolis Cleosent Randing, mayoritas akan dipakai untuk pengembangan produk asuransi mikro tailor made (sesuai permintaan) yang lebih inovatif dari para mitra perusahaan untuk para pemegang polis. Perusahaan juga akan mengembangkan inovasi terbaru di bidang asuransi dengan memanfaat teknologi teranyar demi menawarkan pengalaman yang lebih baik.

“Kami bisa menciptakan produk asuransi mikro tailor made sehingga asuransi ke depannya bisa didemokratisasi, semakin banyak yang pakai asuransi maka harganya bisa lebih murah. Semua orang jadinya bisa ter-cover dengan asuransi,” kata Cleosent, Jumat (10/8).

Produk asuransi mikro tailor made yang ia maksud adalah produk yang dibuat  mitra perusahaan asuransi PasarPolis dengan menggunakan teknologi terkini dan dipasarkan lewat PasarPolis. Salah satu contohnya adalah produk Go-Produksi bersama Go-Jek, sudah diluncurkan pada 2017. Ini adalah asuransi jiwa mikro dan barang pribadi untuk mitra pengemudi, termasuk melindungi perangkat smartphone mereka.

Diklaim produk ini telah menjaring lebih dari 300 ribu mitra pengemudi yang rutin membayar premi Rp7.500 per bulan dengan uang pertanggungan sampai Rp30 juta. Untuk membeli asuransi ini, mitra pengemudi tidak dipaksa kedua belah pihak.

Menurutnya, asuransi mikro yang kemungkinan besar bakal dikembangkan untuk para pengguna Tokopedia seputar asuransi elektronik dan gawai. Sementara Traveloka tidak jauh-jauh dari asuransi perjalanan.

“Intinya produknya akan modular, simpel, dan klaimnya harus instan. Nanti variasi produknya akan lebih inovatif, sehingga pengalaman pemegang polis akan lebih baik.”

Inovasi produk

Tidak hanya menjadi agregator antara perusahaan asuransi dengan calon nasabah, perusahaan yang sudah berdiri sejak 2015 ini mengembangkan inovasi untuk klaim instan dan digital claim. Perbedaan antara keduanya, klaim instan itu berlaku ketika pemegang polis tidak perlu lagi mengajukan klaim.

Inovasi sudah diterapkan bersama Citilink, jadi ketika pengguna telah membeli asuransi perjalanan di Citilink kemudian dari pihak maskapai terjadi delay. Mereka tidak perlu lagi mengajukan klaim secara manual. Secara instan, dana klaim akan masuk ke rekening pengguna.

Sementara untuk digital claim adalah kondisi ketika pemegang polis bisa memproses administrasi dokumen klaim secara online. Cukup kirim via email saja nanti bisa langsung diproses oleh pihak asuransi.

“Inovasi ini yang akan kami terus kembangkan, mengubah ketakutan orang sebelum membeli asuransi adalah klaim yang susah. Nah ini yang mau kita mudahkan, jadinya orang tidak takut lagi untuk berasuransi,” tambah COO PasarPolis Christopher Kustono.

Disebutkan PasarPolis telah bermitra dengan lebih dari 100 produk asuransi dari sekitar 30 mitra asuransi yang memasarkan produknya di situs PasarPolis. Dari situ perusahaan telah memiliki sekitar 500 ribu pemegang polis, sekitar 300 ribu diantaranya datang dari mitra pengemudi Go-Jek.

PasarPolis menyediakan enam jenis produk asuransi, seperti asuransi perjalanan, kecelakaan diri, properti, kesehatan, jiwa, dan kendaraan motor.