Smartfren Hadirkan Bundling Evercoss Winner T 4G dan Coba Dorong Perkembangan UKM Dengan 4G LTE

Menghadapi lonjakan penggunaan di hari Lebaran nanti,  Smartfren menyingkap kesiapan jaringan di acara pers minggu ini. Sebagai antisipasi, mereka menambahkan kapasitas BTS dan 99,6% sudah siap beroperasi. Lalu di sepanjang jalur mudik di pulau Jawa, Smartfren turut menyediakan 22 lokasi posko dan menyiapkan tim lapangan ’24/7′, ditambah lagi 50 unit mobile BTS.

Smartfren 6
Smartfren membuka acara dengan mengabarkan kesiapan mereka hadapi mudik Lebaran.

Namun bukan hanya informasi terkait mudik dan Lebaran saja yang di-share oleh sang penyedia layanan telekomunikasi berbasis Jakarta ini. Smartfren turut mengumumkan paket bundling dengan smartphone lokal Evercoss Winner T 4G, disasarkan ke kelas entry-level dan dibekali teknologi VoLTE; serta mengabarkan pelaksanaan kampanye #4GinAja, ditargetkan bagi kalangan pemuda untuk memajukan sektor UKM.

Evercoss Winner T 4G

Smartfren 1
Seorang model memegang Evercoss Winner T 4G.

Program bundling bersama Evercoss sengaja Smartfren garap demi memberikan lebih banyak pilihan smartphone 4G LTE. Meski diracik sebagai device entry-level, Winner T 4G merupakan smartphone OMH (open market handset) lokal pertama berteknologi VoLTE atau voice over LTE. Kedua perusahaan ingin agar lebih banyak pengguna dapat menikmati pengalaman baru dalam berkomunikasi di jaringan 4G LTE Advanced.

Smartfren 2
Evercoss Winner T 4G.
Smartfren 11
Sisi samping Winner T 4G.

Winner T 4G mengusung desain yang sederhana berdimensi 124×55,6×10,5mm, menyajikan layar 4-inci 480×800-pixel, dibingkai bagian logam di samping, dan menggunakan back cover plastik glossy. Penampilannya memang tidak mewah, namun selain VoLTE, perangkat ini telah dilengkapi gesture Smart Access untuk mengaktifkan fungsi handset atau membuka app, fitur dual SIM 4G, dan beroperasi di Android 5.1 Lollipop. Di rentang harga super-terjangkau, konsumen harus puas dengan kamera 5-Mp plus flash di belakang dan 2-Mp di depan.

Smartfren 3
Handset entry-level ini usung kamera utama 5-Mp.
Smartfren 4
Ada bagian logam membingkai sisi samping Winner T 4G.

Smartphone memanfaatkan prosesor quad-core 1.5 GHz (Evercoss tidak menjabarkan SoC-nya secara spesifik), RAM sebesar 1GB, memori internal 8GB yang bisa ditambah micro SD maksimal 32GB, dan ditenagai baterai 1.650mAh. Produsen tak lupa membubuhkan konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi, serta sensor gravitasi 3D.

Smartfren 12
Winner T 4G mempunyai ketebalan 10,5mm.

Tentu saja aspek primadona dari Winner T 4G adalah kehadiran bundel Smartfren. Device dibekali kartu perdana dan paket Smartplan Universal. Cukup dengan mengeluarkan Rp 50 ribu per bulan dalam tiga bulan pertama sejak aktivasi (atau paling banyak isi ulang tiga kali), pelanggan bisa menggunakan Smartplan Universal berisi kuota data 16GB: serta kuota utama 2GB, bonus data 2GB, kuota malam 12GB; panggilan telepon/video berdurasi 1.000 menit ke sesama pelanggan, 10 menit ke operator lain, dan bonus 100 SMS ke semua operator.

Smartfren 5
Punggungnya menggunakan bahan glossy.

“Kami berharap hadirnya produk hasil kolaborasi dua perusahaan asli Indonesia ini dapat memberikan manfaat maksimal pada masyarakat luas, terutama dalam mendukung penyerapan teknologi 4G LTE-A,” ujar CMO Evercoss Nina R. Wardhani via press release.

Smartfren 8
CMO Evercoss Nina R. Wardhani.

Evercoss Winner T 4G bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 838 ribu, dapat segera dipesan di Lazada.

#4GinAja

Smartfren 9
Dirut Smartfren Merza Fachys.

Berdasarkan penjelasan chief of brand Smartfren Roberto Saputra, kampanye #4GinAja merupakan bentuk dari komitmen mereka memacu generasi muda Indonesia agar memaksimalkan penggunaan network 4G LTE Advanced secara positif. Program community development tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif dan Smartfren ingin bisa menjadi bagian dari solusi kemajuan masyarakat.

Sebagai contoh nyata kampanye #4GinAja, operator secara berkelanjutan mendukung salah satu anggota Smartfren Community Garut, yaitu Ipan Setiawan atau yang biasa dikenal dengan panggilan Jang Ipan. Ia adalah remaja lulusan SMU kelahiran tahun 1993 yang gigih memberikan pemahaman mengenai keuntungan pemakaian internet buat membantu proses pemasaran produk UKM di daerahnya – misalnya lewat media sosial.

Jang Ipan telah memberikan pelatihan kepada sejumlah pengusaha di Garut, di antaranya Sate Matuh, Donat Madu, dan Akar Wangi. Sebagai pengguna media sosial, Jang Ipan terdorong untuk berbagi pengetahuan tentang pemanfaatan internet sebagai bagian dari proses bisnis UKM di Garut. Dalam pelaksaannya, ia melakukan pembinaan soal 4G LTE, voice over LTE, termasuk edukasi pembuatan serta penggunaan jejaring sosial – Instagram, Twitter, dan Facebook.

Dari pengakuan masing-masing pelaku UKM, 4G LTE Advanced yang disajikan Smartfren lewat smartphone Andromax R2 dan Mi-Fi M2Y ternyata mendongkrak pendapatan para pengusaha, rata-rata mencapai hingga 50 persen.

Bukalapak Klaim Kini Miliki 17 Juta Pengguna Terdaftar dan Rangkul 1 Juta UKM

Salah satu target Bukalapak ketika menginjak usia enam tahun di tahun 2016 ini adalah bisa merangkul setidaknya dua juta UKM untuk bergabung di platform mereka. Kini, Bukalapak mengklaim sudah memiliki 17 juta pengguna terdaftar dan ada hampir satu juta UKM yang bergabung di platform mereka. Lewat program nasional Penggerak Pelapak, Bukalapak juga ingin mengajak anak-anak muda di Indonesia untuk mendorong UKM Indonesia ‘naik kelas’.

Pada Januari 2016 silam, Bukapalak merayakan ulang tahun mereka yang keenam. Ada dua resolusi yang diungkap oleh CEO Bukalapak Achmad Zaky ketika itu, yakni untuk bisa sejajar dengan pemain global lain dan bisa merangkul dua juta UKM Indonesia. Sedangkan dari sisi transaksi, target yang ingin dicapai saat itu adalah bisa melompat setidaknya enam kali lipat dari tahun 2015 lalu.

Kemarin (23/6), dalam acara temu media yang berlangsung di Seribu Rasa, Jakarta, Zaky mengungkapkan bahwa Bukalapak kini telah memiliki 17 juta pengguna terdaftar dengan empat sampai lima juta di antaranya adalah pengguna aktif. Di samping itu UKM yang telah dirangkul jumlahnya saat ini mencapai hampir satu juta. Ini juga tidak lepas dari salah satu program nasional yang dilancarkan oleh Bukalapak, yaitu Penggerak Pelapak.

Penggerak Pelapak adalah program yang lahir dari gagasan bahwa ‘menaikkelaskan’ UKM di era digital mutlak diperlukan untuk menopang perekonomian bangsa. Para Penggerak Pelapak sendiri terdiri dari talenta-talenta muda yang bertugas di daerah masing-masing untuk mengajak UKM ‘naik kelas’ melalui platform digital. Saat ini Bukalapak sendiri sudah memiliki Penggerak Pelapak yang tersebar di 14 kota, mulai dari Cimahi, Solo, Malang, Lampung, Palembang, Pangkal Pinang, dan Pekalongan.

Zaky mengatakan, “Gerakan ini akan membantu UKM berjualan secara nasional [melalui Bukalapak] dan diharapkan bisa meningkatkan pendapatan mereka. Peserta [Penggerak pelapak] nantinya harus mengajari pelaku UKM dalam membuat lapak online dan mengembangkan bisnisnya. […] Hingga saat ini sudah ada ratusan orang yang bergabung dan kami ingin ada ribuan orang [bergabung] yang tersebar secara nasional.”

Bukalapak juga tidak sendirian dalam menjalankan program Penggerak Pelapak ini. Menurut Zaky, ada kerja sama dan dukungan yang diberikan oleh Bekraf dan juga Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk memberikan pelatihan.

Pada April silam Bukalapak sendiri telah menjalin kerja sama dengan Bekraf untuk memaksimalkan potensi UKM melalui pendampingan pemasaran online, fasilitasi hak cipta, hingga dukungan finansial.

Application Information Will Show Up Here

Dell Siapkan Vostro dan Latitude Baru Demi Penuhi Kebutuhan Profesional di Indonesia

Meski bukan lagi pendatang baru, bulan Juni ini menandai tahun pertama Dell beroperasi di bawah nama PT. Dell Indonesia setelah mereka mendarat di tanah air 16 tahun silam. Momen tersebut tidak Dell sia-siakan, di tanggal 15 Juni kemarin, mereka bawa anggota baru dari dua keluarga perangkat komersial ke pasar lokal, yaitu seri Vostro dan Latitude.

Dell Vostro & Latitude 8
Managing director Dell Indonesia Catherine Lian.

Produk-produk di atas dimaksudkan untuk melengkapi kiprah Dell dalam menyediakan solusi buat client dan enterprise, software serta bermacam-macam layanan yang mereka yakini sebagai keunggulan kompetitif dibanding perusahaan-perusahaan lain di kancah industri IT Indonesia. Deretan device tersebut melipui PC desktop Vostro 3650, Vostro 3250 small form factor, ultrabook Dell Latitude 13 7000 dan notebook Latitude 12 7000 2-in-1.

Vostro 3650 dan 3250

Dari penjelasan EUC commercial director Primawan Badri, seri Vostro sengaja disiapkan untuk kebutuhan usaha kecil-menengah. Device menyajikan keseimbangan antara fitur dan performa, desain yang difokuskan ke konsumen serta servis khusus. Vostro mudah digunakan, lulus uji ketahanan sehingga tetap dapat beroperasi di lingkungan ekstrem, dan ditopang fitur-fitur bisnis – termasuk kehadiran port legacy.

Dell Vostro & Latitude 3
Dell Vostro 3250 (kiri) dan 3650 (kanan).

Dell mengerti bahwa di kelas small-medium business, mayoritas pengusaha belum memiliki departemen IT sendiri. Tapi itu tidak masalah karena sang perusahaan komputer asal Texas itu sudah mempersiapkan ProSupport. Menyempurnakan servis on-site, ProSupport adalah layanan prioritas 24/7, di mana tim Dell bisa membantu Anda kapanpun dibutuhkan, misalnya jika terjadi kerusakan tiba-tiba. Tiap pembelian Vostro sudah disertai ProSupport selama setahun dan dapat diperpanjang sampai empat tahun.

Dell Vostro & Latitude 14
Commercial director Primawan Badri menunjukkan betapa ringannya Vostro 3250.

Buat Vostro Sendiri, perangkat sudah melewati 50 tahapan uji coba, dan alhasil, rata-rata baru menunjukkan kerusakan setelah 500 ribu jam pemakaian. Dengannya, Dell juga sukses memperkecil peluang insiden Vostro tipe desktop sebesar lebih dari 30 persen.

Dell Vostro & Latitude 2
Tipe Vostro dilengkapi dengan dukungan ProSupport.

Vostro seri 3000 didesain agar scalable dan menghemat tempat, dirancang dalam wujud small maupun mini tower. Baik 3650 dan 3250 mempunyai spesifikasi yang kurang lebih serupa: prosesor Intel generasi ke-6 hingga Core i7, GPU Intel HD, RAM 16GB, hard drive sampai 2TB, optical disk drive DVD, MCR 5-in-1, rangkaian port termasuk Gigabit Ethernet, konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi, dibundel bersama McAfee Security Center dan ProSupport.

Desain Vostro 3250 memang lebih padat, namun Anda bisa memasangkan GPU discreet dari AMD ataupun Nvidia di 3650, menambahkan performa grafisnya.

Latitude 13 7000

Dell Vostro & Latitude 10
Latitude 13 7000 (kiri) dan Latitude 12 7000 2-in-1 (kanan).

Angka 7000 di nama mengindikasikan bahwa ia diramu sebagai produk premium. Terpilih menjadi penerima penghargaan CES Innovation Awards 2016, Latitude 13 7000 merupakan notebook bisnis terkecil di kelasnya saat ini; dengan bobot hanya 1,12kg dan berketebalan 14,32mm. Berkat teknologi Infinity-Edge, Dell berhasil menyematkan layar 13,3-inci di form factor 11-inci.

Dell Vostro & Latitude 12
Latitude 13 7000.

Di aspek desain, Latitude 13 hampir identik dengan varian XPS 13, sama-sama mengusung bahan serat karbon. Hanya saja ia mempunyai tipe finishing berbeda misalnya tubuh doff dipadu tekstur anti-slip, kemudian ditambah fitur-fitur keamanan. Anda ditawarkan opsi layar full-HD serta QHD+, diproteksi Gorilla Glass. Walaupun kecil, baterai dijanjikan mampu menjaga ultrabook tetap aktif hingga 10 jam.

Dell Vostro & Latitude 7
Primawan Badri mempresentasikan fitur-fitur Latitude 13 7000.

Di dalam, Latitude 13 7000 ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-enam (hingga M7), kartu grafis Intel HD Graphics 515, RAM 16, serta storage SSD 512GB. Buat akses dan keamanan, tersedia TPM, FPR, Smart card reader, NFC, serta software dan sistem enkripsi Dell. Produsen tak lupa membubuhkan port USB type-C dengan teknologi Thunderbolt 3.0.

Dell Vostro & Latitude 9
Sisi punggung Latitude 13 7000 (kiri) dan Latitude 12 2-in-1 (kanan).

Latitude 12 7000 2-in-1

Menurut Dell, device 2-in-1 sekarang sedang naik daun, dan menunjuk Latitude 12 7000 2-in-1 sebagai perwakilan mereka di level high-end. Perangkat ini ialah salah satu notebook 12,5-inci tertipis, dengan berat cuma 0,73kg (jadi 1,4kg ditambah keyboard). Rangkaian port diposisikan di bagian display agar perangkat mendapatkan segala konektivitas penting meskipun digunakan di mode tablet.

Dell Vostro & Latitude 11
Kedua Latitude masuk ke kategori premium.

Latitude 12 7000 menyuguhkan pilihan layar touch FHD ataupun 4K, dan transisi dari mode laptop ke tablet diklaim seamless melalui connector bermagnet. Komponen keyboard ultraslim-nya ber-backlight, dan Anda bisa menambahkan beragam aksesori lain semisal Folio (cover pelindung), Dell Adapter (USB type-C ke VGA, HDMI, RJ-45 dan USB 3.0), Dell Power Companion (power bank), serta Active Stylus.

Dell Vostro & Latitude 1
Latitude 12 7000 2-in-1 (kiri) dan Latitude 13 7000 (kanan).

Seperti Latitude 13 7000, Dell membekali perangkat 2-in-1 ini dengan Intel Skylake hingga Core M7 dan GPU HD Graphics 515, RAM 8GB, penyimpanan SSD 512GB, dibantu baterai yang memastikannya bisa beroperasi sampai sembilan jam tanpa perlu tersambung ke sumber listrik. Selain Wi-Fi, tampaknya ada fitur mobile broadband opsional.

Dell Vostro & Latitude 6
Primawan Badri di sesi presentasi Latitude 12 7000 2-in-1.

Dell Vostro & Latitude 13

Harga

  • Dell Vostro 3650 dan 3250 SFF – mulai dari Rp 5,3 juta
  • Dell Latitude 12 7000 2-in-1 – mulai dari Rp 18,9 juta
  • Dell Latitude 13 7000 – mulai dari Rp 22 juta

Telkom Luncurkan MangoSTAR, Layanan Internet dengan Teknologi VSAT

Banyak penyedia jasa internet yang mulai menggebrak dengan konektivitas menggunakan fiber optik. Sayangnya infrastruktur ini meski memiliki kelebihan dari segi kecepatan tetapi juga belum bisa mengatasi permasalahan jangkauan wilayah. Telkom sebagai penyedia layanan internet plat merah saat ini mencoba menggapai mereka yang berada di pelosok atau daerah yang tidak terjangkau fiber optik dengan meluncurkan produk MangoSTAR.

Layanan yang menggunakan teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) menargetkan pengguna kelas UKM. Dengan kecepatan akses download mencapai 2 Mbps dan upload mencapai 0.5 Mbps dengan biaya bulanan mulai dari Rp 500.000. Telkom berharap MangoSTAR bisa menjadi solusi bagi UKM yang kesulitan mendapatkan akses internet karena daerahnya tidak terjangkau fiber optik.

“MangoSTAR merupakan solusi akses Internet berbasis Teknologi Satelit atau yang dikenal dengan nama Very Small Aperture Terminal (VSAT). Kami kemas lebih menarik dan sangat cocok untuk UKM di daerah yang kesulitan dalam penarikan akses jaringan fisik (tembaga atau fiber optik),”  terang Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin seperti dikutip dari laman resmi milik Telkom.

Dijelaskan Awaluddin, MangoSTAR adalah bagian dari strategi 3C. Yaitu Connectivity guna memenuhi ketersediaan akses internet kepada UKM. Selanjutnya ada Content, memungkinkan UKM dapat langsung memanfaatkan berbagai konten di SmartBisnis.co.id. C yang terakhir adalah Commerce, memungkinkan UKM dapat langsung memasarkan produknya melalui marketplace Blanja milik Telkom.

Untuk layanan barunya ini Telkom menargetkan 5.000 pelanggan di penghujung tahun ini. Optimisme Telkom ini berdasarkan permintaan yang masuk. Di Dua minggu sebelum peluncuran Telkom sudah mulai banyak menerima permintaan dari berbagai lokasi seperti Jambi, Mentawai dan Kalimantan.

“Kondisi geografi Indonesia menjadikan Telkom harus menguasai semua teknologi untuk akses telekomunikasi. Hadirnya Layanan MangoSTAR bagi UKM ini diharapkan akan mendukung pencapaian 3 Juta UKM Goes Digital hingga akhir tahun 2016 sekaligus wujud Bakti Telkom untuk negeri ,” terang Awaluddin.

Google Indonesia Tawarkan Solusi Adwords Express untuk Bantu UKM Jangkau Konsumen Baru

Google Indonesia tak henti-hentinya menyuarakan agar UKM mulai membawa bisnisnya ke ranah online. Sebelumnya, dalam program Google Bisnisku, Google Indonesia memasang target untuk meng-online-kan sekitar dua juta UKM hingga akhir tahun 2017. Kini, melalui solusi Adwords Express, Google Indonesia ingin membantu UKM agar dapat mengembangkan bisnisnya di ranah online.

Sebenarnya ada banyak skema dan alat milik Google yang dapat digunakan UKM untuk mengembangkan bisnisnya di ranah online seperti Google Bisnisku, Mobile Leadership Program, hingga Google for Work. Hari ini (17/3) giliran Adworks Express yang coba diperkenalkan Google ke pasar Indonesia untuk membantu pengembangan bisnis UKM, yang dikabarkan jumlah total pelakunya sudah mencapai lebih dari 50 juta.

Adwords Express adalah alat periklanan yang secara otomatis mengelola iklan online, tanpa perlu pengaturan tingkat lanjut, pengelolaan, atau tugas harian. Adwords Express adalah versi sederhana Adwords yang dirancang dan ditujukan untuk pelaku usaha lokal pemula dan tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman khusus di bidang pemasaran daring.

Product Marketing Manager Small Medium Business Google Indonesia Mira Sumanti mengatakan, “Kalau mau ngomong singkatnya, Adwords Express itu solusi periklanan daring di Google yang mudah [digunakan] untuk UKM. […] Ini memang ditujukan untuk pasar UKM […] [dengan] tujuan untuk membantu para pengusaha lokal di berbagai kota untuk bisa beriklan dengan mudah di Google Search, Maps, dan situs rekanan kami.”

Cara kerja Adwords Express

Adwords Express saat ini sudah tersedia untuk perangkat mobile dengan platform iOS dan Android. Selain melalui aplikasi mobile, Adwords Express juga dapat diakses melalui peramban di desktop.

Untuk menggunakan layanan Adwords Express ini, pengguna perlu masuk dengan akun Gmail yang sudah terdaftar. Lebih baik lagi bila akun tersebut juga sudah digunakan untuk layanan Google Bisnisku, karena Adwords Express nantinya akan menggunakan informasi dari layanan Google Bisnisku tersebut.

Setelah mengisi informasi yang diperlukan untuk pemasangan iklan, pengguna dapat mengatur angaran sesuai kebutuhannya. Metode pembayaran yang diterima yakni melalui kartu kredit, kartu debit, dan transfer antar bank. Selain itu, pengguna juga dapat menentukan jangkauan pemirsa berdasarkan lokasi dan jarak yang memiliki jangkauan mulai dari 25 km hinga 65 km.

Untuk memperkenalkan layanan ini lebih jauh, Google juga berencana untuk mengadakan webminar melalui Google Hangouts minggu depan.

Pedagang Online di Media Sosial Wajib Membayar Pajak, Pemerintah Kesulitan Mendata

Berdasarkan informasi yang dirilis Direktorat Jendral Pajak (DJP), disebutkan sebanyak 70% APBN berasal dari pajak negara. Salah satu usaha meningkatkan perolehan pajak negara, bagi DJP, adalah melakukan penarikan kewajiban pajak kepada pelaku UKM yang mulai banyak memanfaatkan media sosial sebagai platform untuk berjualan. Pajak yang dikenakan DJP untuk UKM dengan pendapatan kurang dari Rp 4,8 miliar per tahun adalah 1%.

Diakui DJP, saat ini masih kesulitan untuk mendata siapa saja pelaku UKM yang tersebar jumlahnya di seluruh Indonesia dan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, Line, BlackBerry Messenger (BBM), dan WhatsApp untuk menjual produk dagangannya. Untuk itu, seperti yang ditegaskan oleh Kepala Sub Direktorat Pengembangan Penegak Hukum Direktorat Jendral Pajak Yulianingsih, pemerintah akan mengejar kewajiban pajak dari transaksi yang dilakukan di media sosial.

“Sekarang banyak yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan. Kita akan kejar pajak dari transaksi yang dilakukan di platform itu,” ungkap Yulianingsih kepada Indotelko.

Menurut Yulianingsih, setiap penjual diwajibkan untuk membayar 1% pajak dari omset penjualan Rp 4,8 miliar setahun. Peraturan ini berlaku untuk semua ritel offline dan online. Diharapkan semua penjual online yang memanfaatkan media sosial, yang menjual secara spontan (sewaktu-waktu) dan masih memanfaatkan media sosial, untuk mendaftarkan data diri mereka ke DJP.

“Pedagang pun nantinya diharuskan mendaftar supaya kami memiliki datanya, ini buat ketertiban bersama,” kata Yulianingsih.

Data yang dihimpun Bank Indonesia menyebutkan sepanjang tahun 2014 nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai $2,6 miliar atau sekitar Rp 36 triliun.

Strategi Pertumbuhan Bisnis Blibli di Tahun 2016

Platform jual beli online Blibli dalam memaksimalkan potensi di tahun 2016 memiliki strategi tersendiri. Di tengah makin ganasnya persaingan antar penyedia layanan sejenis, tahun ini strategi pertumbuhan bisnis Blibli akan banyak memfokuskan pada optimasi Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk melengkapi komoditas produknya. Tak tanggung-tanggung, UKM yang ingin disasar Blibli tidak hanya UKM lokal, melainkan termasuk UKM asing.

Tahun ini Blibli menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar lima kali lipat dari pencapaian sebelumnya. CEO Blibli Kusumo Martanto meyakini bahwa dengan memberikan fokus lebih kepada pemberdayaan UKM, Blibli akan mendapatkan nilai lebih dan krakteristik dari sisi bisnis.

Sesuai yang dilansir pada The Jakarta Post Kusumo mengatakan:

“Jika kita memperluas kami memperluas pasar di luar Indonesia, kami juga ingin membawa dan mempromosikan produk-produk Indonesia juga. UKM dalam definisi kita tidak ditentukan oleh ukuran mereka, tetapi dengan apa yang mereka hasilkan. Dalam kasus ini, kita pasti akan berfokus pada promosi produk Indonesia untuk (ekspansi) skala regional.”

Konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi salah satu spirit yang membuat Blibli menempatkan penekanan produk buatan Indonesia untuk membantu UKM lokal berkembang dan bersaing di pasar regional. Dengan memberikan fokus kepada UKM di tahun 2016, Blibli melihat perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh sesuai target di akhir tahun. Pendekatan berbasis peningkatan teknologi juga akan digalakkan untuk memuluskan transaksi penjualan.

Memaparkan visi di tahun 2016, Kusumo juga sempat menanggapi tentang roadmap e-commerce yang akan segera diluncurkan pemerintah. Menurutnya aturan yang ada sudah mencakup berbagai hal yang membuat industri e-commerce berkembang, termasuk dari sisi sumber daya manusia, kreativitas dan peraturan.

Namun Kusumo juga menyampaikan, apapun peraturannya pada akhirnya regulasi tersebut harus memungkinkan peman lokal untuk bergerak. Perlindungan konsumen juga dianggap Kusumo menjadi aspek penting yang harus diperhatikan pemerintah jika ingin turut mengembangkan industri e-commerce lokal.

Menjadi program nasional dan melibatkan banyak pemangku kebijakan yang meliputi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Badan Ekonomi Kreatif, diharapkan mampu melahirkan regulasi yang tepat untuk kemajuan industri e-commerce dalam negeri.

Kola Ingin Permudah UKM Memiliki Aplikasi Mobile-nya Sendiri

Aplikasi komputer saat ini sudah menjadi bagian terpenting dalam sebuah lini bisnis. Tak memandang skala bisnis besar ataupun kecil, era digital yang ada saat ini memaksa para pelakunya untuk mau bertransformasi. Hal inilah yang kemudian dicoba dimanfaatkan oleh tiga orang anak muda asal Bandung, Dani Purnama, Hendi Tridianto dan Idham Budiman untuk menciptakan layanan bernama Kola, yang didedikasikan untuk pengembangan aplikasi bagi pelaku bisnis di level UKM yang tidak memiliki kemampuan khusus di bidang TIK.

Kola baru saja menggelar soft launching pada 10 Januari 2016 silam di Bandung. Dan rencananya pada tanggal 20 Februari 2016 mendatang, Kola akan segera meluncurkan secara resmi aplikasinya kepada publik. Dengan menggunakan cara bootstrapping dalam hal pendanaan, Kola memiliki target jangka panjang  yaitu mencetak 1 juta CEO atau pengusaha digital baru yang memiliki aplikasi mobile, serta mencetak sekitar 10 ribu aplikasi mobile.

“Keinginan kami berharap dapat menjembatani masyarakat untuk dapat memiliki aplikasi mobile-nya sendiri dengan mudah, murah, cepat dan efektif. Kami ingin masyarakat luas tidak lagi dipusingkan dengan proses pemrograman, biaya pembuatan yang mahal, proses yang lama, belum lagi proses submit ke store, maintenance bug, server dan lainnya,” ujar salah satu pendiri Kola Idham Budiman.

Idham melanjutkan, “Saat ini aplikasi mobile yang sedang kami beta tester dan sudah live di Playstore kurang lebih ada 40an aplikasi dari pengguna, untuk waiting list sudah ada 300an pre-order aplikasi yang telah memesan pada kami dan terus bertambah tiap harinya.” .

Untuk fase awal jangka pendek Kola sedang merampungkan fitur-fitur pendukung lainnya yang sudah masuk dalam timeline internal, agar dapat cepat dimanfaatkan oleh lebih para pemilik aplikasi. Di antaranya seperti seperti sistem pemilihan makanan, discography music, showroom mobil, kamar atau fasilitas hotel, delivery service dan lainnya.

Untuk UKM yang bergerak di bidang penjualan, Kola memiliki fasilitas online marketplace

Semua fitur-fitur yang ditawarkan oleh Kola didesain dengan kelengkapan yang diperlukan untuk pelaku UKM yang baru saja memulai usaha mereka dan mengembangkan produk. Selain bisa dikustumisasi sesuai kebutuhan, khusus untuk layanan shoping online, Kola mempunyai sebuah fitur unik yang diklaim merupakan pertama di Indonesia, yaitu sebuah fitur yang diberi nama Kolaborasi.

“Bahkan ketika pemilik aplikasi tidak mempunyai produk sendiri, maka cukup dengan mengaktifkan fitur KOLAborasi ini maka dia dapat memiliki sebuah marketplace yang berisi produk-produk siap jual, dan dapat memasarkan kepada para pengunduh dan pengguna aplikasinya, setiap produk milik aplikasi lain yang terjual melalui aplikasinya maka dia akan mendapatkan komisi penjualan,” kata Idham.

Dengan fitur yang ditawarkan oleh Kola, nantinya semua orang dapat memiliki aplikasi mobile marketplace-nya sendiri. Produk-produk di dalamnya adalah produk-produk yang di-share oleh para pemilik aplikasi lainnya yang dibuat di Kola.

Untuk memudahkan sistem pembayaran, Kola juga secara khusus membuat fitur yang bisa digunakan secara aman. Untuk fase awal ini di dalam fitur shoping online, Kola menerapkan sistem Rekening Bersama Kola (RBK) untuk keamanan dan kenyamanan baik itu pembeli ataupun penjual.

“Untuk aplikasi Android kami hanya memerlukan 1-2 hari dari mulai pengguna submit aset hingga live di Google Play Store dan siap untuk di unduh oleh publik. Khusus untuk iOS kami menigkuti schedule review dari pihak App Store sekitar 2 Minggu,” kata Idham.

Pendekatan berbasis komunitas juga turut digencarkan

Sembari menyasar kalangan pebisnis personal dan UKM yang saat ini memiliki kebutuhan untuk membuat aplikasi mobile sendiri, Kola juga membangun hubungan dengan komunitas-komunitas yang ada, baik itu komunitas pelaku usaha ataupun hobi. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan dan secara rutin akan terus digelar adalah roadshow berbagai kota, melakukan edukasi bahwa pentingnya mengikuti perubahan teknologi saat ini.

“Pendekatan kepada pemerintah pun kami lakukan dengan menggandeng instansi yang terkait untuk dapat bersama-sama terus melakukan edukasi kepada para pelaku UKM yang berada di bawah binaan pemerintah.” tambah idham.

Selain menawarkan layanan lengkap pembuatan aplikasi, Kola juga berharap dapat mengedukasi masyarakat dalam hal teknologi mobile, serta mengurangi jumlah pengguran dan mencetak para pelaku usaha digital baru.

UKM Digital Nasional Siap Songsong Masyarakat Ekonomi ASEAN

Dalam berbagai forum diskusi seputar ekonomi bisnis yang dilakukan akhir-akhir ini, bahasan tentang kesiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi salah satu poin utama. Tak mengherankan, dalam hitungan hari MEA akan segera dimulai. Secara kasat mata tantangan yang akan dihadapi bersama dengan dimulainya MEA adalah persaingan yang lebih terbuka antar negara di Asia Tenggara, dari sisi ekonomi, bisnis dan ketenagakerjaan.

Salah satu yang banyak menjadi fokus diskusi dalam penyambutan MEA adalah kesiapan dan ketangkasan tenaga kerja nasional dan UKM (Usaha Kecil Menengah). Lantas apakah komponen tersebut di Indonesia sudah siap untuk bersaing bersama negara-negara di Asia Tenggara, mari kita lihat beberapa indikasinya satu persatu, spesifik menitikberatkan pada UKM digital (startup).

UKM digital bertumbuh pesat, menciptakan tren baru dalam atmosfer bisnis nasional

Istilah “unicorn” diberikan kepada startup yang divaluasi senilai lebih dari $1 miliar. Layaknya startup di Silicon Valley, visi utama kebanyakan startup dalam negeri saat ini juga ingin menggaungkan label tersebut. Di penghujung tahun 2015 ini bahkan sudah terlihat beberapa startup yang sangat berpotensi untuk meraih unicorn dalam waktu dekat.

Untuk mendapatkan valuasi bernilai besar tentu sebuah bisnis harus mampu meyakinkan keberadaannya. Bisnis digital lahir dengan ruang lingkup persaingan global, internet membuat semua batasan yang ada menjadi kabur. Berbagai kebutuhan di setiap lini bidang mampu dikonversi menjadi sebuah layanan digital. Bahkan korporasi sekelas BUMN pun sudah mulai melakukan siasat, merasakan bisnisnya mulai “terganggu” oleh kehadiran solusi dari industri startup.

UKM digital turut menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional tahunan

Laporan hasil riset yang diterbitkan Deloitte Access Economics dan Google Indonesia menyebutkan bahwa pertumbuhan tahunan ekonomi Indonesia sebesar 2% didorong oleh populasi UKM digital. Pertumbuhan tersebut kini terus digenjot untuk menjadikan Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah. Target pemerintah pada tahun 2025 pertumbuhan tahunan tersebut mampu mencapai 7%. Saat ini rata-rata pertumbuhannya di angka 5 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan

Sejak beberapa tahun lalu pun, peran serta teknologi untuk pertumbuhan ekonomi nasional sudah mulai diramalkan, salah satunya oleh IDC. Dalam rilisnya, IDC turut mengutarakan bahwa salah satu sektor teknologi yang akan turut mengembangkan ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan startup.

Penciptaan sumber daya manusia berdaya saing tinggi terjadi di lingkungan UKM digital

Tren baru yang terbentuk bersamaan dengan popularitas UKM digital di Tanah Air adalah pilihan pencari kerja (khususnya fresh graduate) untuk bekerja profesional dalam lingkungan yang lebih “bersahabat”. Berbeda dengan korporasi dengan regulasi yang begitu ketat, banyak peneliti yang mengemukakan bekerja di sebuah UKM digital atau startup memberikan beberapa keuntungan, salah satunya adanya keterlibatan dalam pembentukan kultur bisnis.

Bekerja di startup tetap bekerja secara profesional dan membutuhkan keahlian nyata untuk penciptaan inovasi produk. Lingkungan yang lebih fleksibel di dalamnya seringkali menjadikan seseorang bisa belajar banyak hal, termasuk membuka peluang untuk bertambahnya relasi. Tak mengherankan banyak lulusan kerja di startup keluar dan menciptakan peluang bisnis baru dengan startup barunya.

Bekerja secara digital cenderung akan membuka peluang terciptanya inovasi baru. Lingkungan startup yang menantang pekerjanya untuk berpikir kritis secara alami membentuk manusia berdaya saing tinggi. Kendati bekerja dengan produk spesifik, namun seringkali startup harus memperjuangkan secara maksimal demi penerimaan pasar. Edukasi seperti ini dirasa penting bagi generasi muda untuk terciptanya masyarakat madani.

UKM digital lebih cepat beradaptasi dengan cara-cara baru dan inovasi terkini

Media sosial hadir, dimanfaatkan baik sebagai kanal bisnis prospektif. Online marketplace dimanfaatkan baik untuk peningkatan jangkauan pasar. Pekerja lepas (freelancer) bertumbuh dengan makin banyaknya kanal yang menghubungkan keterampilannya dengan bisnis yang membutuhkan. Semua dilakukan dalam lingkup usaha kecil dan menengah.

Adaptasi UKM dengan cara-cara baru berbasis digital menjadi indikasi baik, bahwa bisnis sekarang mampu berimprovisasi dengan bagaimana cara konsumen berinteraksi. Ini menjadi indikasi baik, cara-cara dan keadaan baru bukan lagi menjadi hal yang harus diraba-raba. Begitu pula kehadiran MEA. Kendati “cerita horor” sudah banyak diutarakan oleh banyak orang, namun diyakini ide cerdik pebisnis digital akan selalu memunculkan celah untuk tetap bertahan, atau bahkan mengubah tantangan yang ada menjadi sebuah kesempatan ekspansi.

Dukung UKM di Indonesia, Facebook Adakan Facebook Marketing Bootcamp

Saat ini lebih dari satu miliar orang mengunjungi Facebook Pages setiap bulannya, Pages dapat menjadi tempat yang tepat untuk membangun sebuah bisnis dan menjaga eksistensi bisnis tersebut di dunia mobile. Di Indonesia sendiri, 61% pengguna Facebook telah terhubung dengan Pages UKM. Hal inilah yang mendasari digelarnya acara Facebook Marketing Bootcamp. Selama satu hari penuh (22/09), para pelaku bisnis UKM dan komunitas lainnya diundang oleh Facebook untuk menghadiri intensive class di SMESCO Indonesia Exhibition Hall.

Continue reading Dukung UKM di Indonesia, Facebook Adakan Facebook Marketing Bootcamp