Pandangan Bukalapak, Warung Pintar, dan Ralali tentang Konsep “Full Remote Working” Permanen

Sejak Juni lalu, perusahaan di Indonesia memulai adaptasi terhadap situasi new normal. Sejumlah perusahaan sudah mulai membuka kembali kantornya dengan mematuhi protokol kesehatan, namun masih banyak perusahaan yang tetap menerapkan kebijakan Work From Home (WFH).

Bagi sejumlah perusahaan, penerapan WFH menjadi tantangan besar untuk mengelola sumber daya dan produktivitas yang sama seperti bekerja di kantor. Padahal situasi ini kemungkinan bakal terus berlanjut, bahkan menjadi permanen.

Muncul konsep baru, yang sedikit berbeda dengan WFH, yang disebut Full Remote Working (FRW). Laporan Gartner per Maret 2020 yang menyurvei 317 senior finance leader menyebutkan sebanyak 74 persen responden berencana shifting untuk menerapkan FRW secara permanen selama dan pasca pandemi Covid-19.

Apakah FRW menjadi jawaban bagi tren bekerja ke depan?

FRW vs WFH

Secara umum, baik FRW maupun WFH memampukan para pekerja profesional untuk bekerja di luar lingkungan perkantoran. Kedua term ini seringkali dianggap sebagai konsep kerja yang sama. Sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan mendasar, yakni lokasi dan jam kerja.

WFH secara harafiah dapat berarti bekerja dari tempat tinggal mereka, baik itu rumah, apartemen, atau residensi lain. Model kerja ini kian familiar pasca-pemerintah menetapkan kebijakan kerja dari rumah dan pembatasan sosial empat bulan lalu.

Sebaliknya, FRW banyak diadopsi full time freelancer yang jam kerjanya tidak terikat waktu dan dapat dilakukan di mana saja. FRW juga populer di kalangan industri startup sebagai salah satu cara mereka untuk mendorong agility pada pengembangan produk/inovasi.

Seiring berkembangnya teknologi digital, pandangan terhadap konsep FRW dan WFH semakin kabur. Hal ini karena semakin banyak kehadiran platform digital yang mendukung produktivitas bekerja WFH dan FRW, misalnya Google Meet, Zoom, Slack, dan Asana.

Di sesi “Life After COVID-19: Indonesian Startup Adapts to Full Remote Work Permanently”, CEO Campaign.com William Gondokusumo menilai perbedaan kedua model kerja ini tidak sebatas pada lokasi dan jam kerja. Misalnya jam kerja WFH terikat jam kantor, kegiatan meeting WFH umumnya dilakukan secara lisan melalui video call, dan pengenalan tim/proyek juga memakan waktu lalu karena perlu ada briefing.

Sementara FRW fokus pada kualitas kerja dengan jam kerja yang disesuaikan dengan waktu masing-masing sesuai kebijakan kantor (termasuk apabila jika ada perbedaan zona waktu). Proses rekrutmen pun dilakukan sepenuhnya secara remote.

Perbedaan mencolok lainnya adalah kegiatan meeting dapat dilakukan secara tertulis menggunakan Slack atau Google Docs. Bahkan meeting dapat diikuti semua orang secara online meskipun berada di tempat yang sama.

Kendati FRW menawarkan banyak nilai tambah, William menilai bahwa penerapan FRW membutuhkan komitmen kuat dan kesiapan infrastruktur yang matang. FRW juga dinilai tidak bisa diaplikasikan begitu saja bagi sejumlah sektor bisnis.

We should not bring office to home. Ketika bekerja, kita sudah mengganti pola pikir. FRW itu orientasinya sudah sepenuhnya kerja berbasis online. Makanya, FRW menjadi sebuah komitmen besar,” ungkapnya.

Pada kesempatan sama, HR Podcaster askHRlah Monica Anggar menilai WFH menawarkan nilai tambah karena karyawan karena mengurangi biaya transportasi dan menekan stres akibat macet di perjalanan.

Namun, WFH memiliki kekurangan karena perusahaan belum siap mengeluarkan aset (komputer, kamera, dan lain0lain) ke luar kantor dalam jangka waktu lama, adanya pengeluaran biaya lebih (pulsa telepon dan paket data), dan kesulitan menghasilkan output kerja yang sama dengan bekerja di kantor.

Komunikasi paling utama

Sejumlah perusahaan, baik korporasi maupun startup, sama-sama menerapkan WFH atau FRW sebagai bentuk penyesuaian terhadap situasi pembatasan sosial. Bagaimana startup Indonesia merefleksi penerapan WFH?

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, saat ini pihaknya masih menerapkan kebijakan WFH/FRW dan bekerja dari kantor dengan ketentuan protokol new-normal. Sebelum pandemi, operasional Bukalapak dijalankan melalui kantor. Kebijakan bekerja dari kantor saat itu dinilai  dapat menambah efektivitas kinerja dan efisiensi komunikasi, mengingat kantor Bukalapak sempat berada di 28 titik berbeda.

Selama WFH/FRW, pihaknya fokus membantu lebih banyak lagi UMKM untuk onboard, dan melengkapi SKU–baik itu barang maupun jasa. Kehadiran platform/aplikasi digital sangat bermanfaat untuk berkomunikasi saat WFH/FRW maupun membuat perencanaan dan evaluasi rutin meski tidak bertemu tatap muka dalam bekerja.

“Kami menyadari bahwa melakukan komunikasi secara intensif dan optimistis baik kepada para pelapak, mitra maupun karyawan Bukalapak merupakan salah satu upaya kami dalam menjaga performa bisnis,” ujarnya kepada DailySocial.

Pada pengalaman Warung Pintar, perusahaan telah menerapkan kebijakan remote working pada level senior di divisi Engineering dan Product sejak lama. Dengan catatan, karyawan harus tetap berkoordinasi selama Work From Anywhere (WFA) dan remote working. Sekitar 10 persen dari total 109 karyawan di Engineering dan Product telah menjalankan remote working sebelum pandemi karena infrastruktur pendukung sudah siap.

Selama periode tersebut, CEO & Co-Founder Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro juga menyoroti pentingnya komunikasi terhadap keberlangsungan WFH/FRW. Ia menilai terlalu banyak komunikasi lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Pada awal penerapan WFH/FRW di divisi non-operasional, tantangannya lebih banyak terasa karena ada penyesuaian terhadap pola kerja karyawan. Contoh paling banyak ditemui adalah ruang kerja dan koneksi yang kurang mumpuni, menghambat komunikasi. Ada juga masalah pendekatan ke user bagi tim yang tidak biasa turun ke lapangan.

Sementara CEO Ralali Josep Aditya juga menyoroti bagaimana mengatur ekspektasi bersama selama masa pandemi. Ekspektasi ini untuk memaksimalkan KPI dengan tolok ukur yang lebih result-driven. Artinya, perusahaan tidak lagi berkutat pada aspek kehadiran sehingga kegiatan meeting menjadi lebih efisien.

Selain itu, Joseph juga melihat bagaimana kegiatan bisnis belum terbiasa dengan distance culture. Pada aktivitas yang berkaitan dengan legal, seperti tanda tangan nota kesepakatan, interaksi tatap muka sangat diutamakan.

“Demikian halnya dengan investor. Untuk mencapai decision making, biasanya beberapa investor dari negara Asia masih mengutamakan tatap muka. Dengan kondisi pandemi, kami harus lakukan penyesuaian,” ungkap Joseph.

Ralali telah menerapkan remote working untuk divisi Tech. Namun, kebijakan ini baru diberlakukan untuk divisi lain selama periode Maret-Mei. Sekarang, semua karyawan bekerja di kantor dengan protokol kesehatan.

Tren FRW bagi pelaku startup

Menurut Bukalapak, tren FRW bisa saja diterapkan asalkan menggunakan metode parsial. Artinya, perusahaan memberikan opsi untuk bekerja di rumah atau kantor apabila dibutuhkan. Rachmat mengungkap, metode ini dapat menjadi satu solusi untuk mengombinasikan model kerja terbaik, terutama di situasi semacam ini.

Menurutnya, model ini sangat memungkinkan bagi perusahaan mengingat Bukalapak kini telah memiliki kurang lebih 2.000 karyawan. Dengan kata lain, karyawan memiliki kesempatan bekerja remote secara terbatas.

“Selama empat bulan terakhir ini kami telah beradaptasi dan melakukan pembelajaran dalam melakukan remote working. Ada dampak positif terhadap  karyawan. Tapi kami sadar mereka juga butuh interaksi sosial. Jadi kami memberikan kesempatan face to face meeting, dengan memperhatikan protokol kesehatan dan kebersihan di kantor,” jelas Rachmat.

Bagi Warung Pintar, Agung mengaku tak menutup kemungkinan tren bekerja bakal bergeser ke depannya. Menurutnya, tren ini dapat dirangkul selama perubahan tersebut bisa  berdampak positif bagi perusahaan, kesejahteraan Juragan, dan produktivitas karyawan. Itupun dengan catatan adaptasinya tidak berdasar pada satu skenario saja, tetapi juga beragam skenario yang tidak dapat dikontrol.

Menurutnya, perusahaan perlu adaptif, relevan, dan efisien demi menunjang produktivitas dan pertumbuhan bisnis. “Bagi kami, komunikasi lisan maupun tertulis, masih menjadi kunci utama terciptanya kondisi kerja yang ideal, terlepas WFH/FRW atau tidak. Dengan sistem squad dan tribe yang telah kami miliki, koordinasi proyek menjadi lebih cepat tanpa perlu ada centralized order,” pungkasnya.

Joseph menilai bahwa penerapan FRW membutuhkan komitmen besar dari setiap divisi/departemen untuk mempersiapkan infrastruktur dan proses bisnis. Meskipun demikian, konsep FRW berpotensi untuk dijalankan mengingat penyesuaian sangat diperlukan sesuai kondisi pekerjaan dan tuntutan zaman.

“Dalam satu hingga dua tahun ke depan, kami masih menggali dan belajar apakah sistem [remote working] ini relevan dengan berbagai role dan fungsi pekerjaan terkait,” papar Joseph.

Software Cascable Pro Webcam Siap Ubah Lebih dari 100 Model Kamera Menjadi Webcam

Tren menggunakan kamera biasa sebagai webcam sedang naik daun belakangan ini, apalagi mengingat satu per satu pabrikan – mulai dari Canon, Fujifilm, Panasonic, Olympus, sampai GoPro sekalipun – telah merilis software pendukung supaya masing-masing konsumennya bisa mengikuti tren tersebut tanpa perlu mengandalkan hardware tambahan macam Elgato Cam Link.

Sayangnya inisiatif dari tiap-tiap pabrikan itu masih belum bisa mengakomodasi semua pengguna, terutama mereka yang masih memakai model kamera yang sudah berumur. Saya adalah salah satu yang kurang beruntung. Kamera Fujifilm X-E2 milik saya yang sudah berusia hampir tujuh tahun rupanya sama sekali tidak didukung oleh software webcam yang ditawarkan Fujifilm.

Beruntung ada developer pihak ketiga yang mengembangkan solusi serupa macam Cascable. Mereka baru saja merilis software anyar bernama Cascable Pro Webcam. Fungsinya? Mengubah banyak kamera menjadi webcam tanpa bantuan capture card maupun hardware tambahan lainnya.

Kuncinya ada di kata “banyak” itu tadi. Tercatat ada lebih dari 100 kamera yang kompatibel dengan software ini (dan kamera saya pun termasuk). Entah itu kamera buatan Canon, Nikon, Fujifilm, Sony, Panasonic atau Olympus, asalkan ada tanda centang pada kolom “Control & Automation” di tabel kompatibilitasnya, berarti kamera tersebut bisa dialihfungsikan menjadi webcam menggunakan Cascable Pro Webcam.

Cascable Pro Webcam

Seperti yang bisa kita lihat dari begitu banyaknya kamera yang kompatibel, kelebihan Cascable Pro Webcam terletak pada fleksibilitasnya. Selain via kabel USB, pengguna juga dapat menyambungkan kameranya via Wi-Fi. Pada sejumlah kamera, pengaturan exposure-nya bahkan bisa disesuaikan selagi sesi video call atau streaming sedang berlangsung.

Aplikasi video call maupun streaming yang bisa menerima input gambar dari Cascable juga banyak, mulai dari Google Chrome, Microsoft Edge, Skype (minimal versi 8.59), Zoom (minimal versi 5.0.5), Microsoft Teams, OBS Studio, sampai Twitch Studio. Kekurangannya? Cascable Pro Webcam cuma tersedia di macOS saja.

Lebih menyebalkan lagi, software ini hanya bisa berjalan di macOS versi 10.14.4 (Catalina), sedangkan MacBook Air tua saya masih nyaman menjalankan OS X Yosemite dan saya sama sekali tidak punya niat untuk meng-update-nya demi menghindari absennya dukungan aplikasi 32-bit. Kamera dan software-nya sudah cocok, tapi sekarang giliran laptop-nya yang kelewat jadul.

Bagi yang tertarik mencoba, Cascable Pro Webcam juga menawarkan versi free trial dengan fitur-fitur yang dibatasi. Versi penuhnya bisa dibeli seharga $40, atau $30 kalau membelinya sebelum 24 Juli.

Sumber: DPReview.

Kamera Mirrorless Fujifilm Sekarang Bisa Dipakai Sebagai Webcam

Bulan lalu, Canon merilis software yang dapat menyulap kamera buatannya menjadi webcam. Jika Anda bukan pengguna kamera Canon seperti saya, reaksi paling wajar saat mendengar kabar tersebut adalah berharap supaya pabrikan-pabrikan kamera lain segera mengikuti jejak Canon.

Harapan itu akhirnya terkabul, terutama apabila Anda punya kamera bikinan Fujifilm. Ya, pengguna kamera Fuji kini bisa mengunduh software bernama Fujifilm X Webcam Support pada perangkat Windows 10-nya, lalu menyambungkan kamera mirrorless kesayangannya via USB untuk dijadikan webcam di kala mengikuti webinar atau video conference via Zoom, Google Meet, maupun berbagai layanan lainnya.

Sangat disayangkan kamera yang didukung tergolong amat sedikit: X-T2, X-T3, X-T4, X-Pro2, X-Pro3, X-H1, GFX 50S, GFX 50R, dan GFX100. Seri X100 tidak ada sama sekali, demikian pula seri X-E. Sebagai pengguna X-E2, saya turut bersedih, dan bagi para pengguna X-E3, saya maklum kalau Anda heran mengapa kamera tersebut tidak didukung meski usianya lebih muda daripada X-T2.

Terlepas dari itu, instalasi dan cara penggunaan software ini cukup mudah, meski menurut saya agak sedikit lebih ribet daripada penawaran Canon. Silakan ikuti panduan langsung dari Fujifilm, atau tonton video tutorial dari Fuji Guys berikut ini.

Satu hal yang menarik adalah, fitur khas Film Simulation rupanya tetap bisa dipakai selama kamera berfungsi sebagai webcam. Ingin mengikuti video conference dengan tampilan hitam-putih? Silakan saja.

Semoga ke depannya jumlah kamera yang kompatibel bisa bertambah. Juga belum tersedia sejauh ini adalah software webcam versi macOS.

Via: PetaPixel.

Pilihan “Work From Home” Seterusnya Jadi Opsi Menarik Sejumlah Startup Pasca Pandemi

Sebagai salah satu jenis perusahaan yang telah terbiasa menerapkan skema remote working, startup di berbagai lini bisnis tidak menemui banyak kendala ketika aturan bekerja di rumah dan PSBB diberlakukan pemerintah. Dinamika dan rutinitas bekerja di rumah berjalan secara seamless, didukung tools yang selama ini sudah biasa digunakan. Setelah hampir 3 bulan aturan bekerja di rumah diterapkan, sejumlah perubahan dan kebijakan baru kemudian diambil.

Twitter menjadi perusahaan teknologi pertama yang kemudian memberikan pilihan kepada pegawai di seluruh dunia, tempat Twitter beroperasi, untuk bekerja di rumah seterusnya.

“Perlu diingat, bahwa ‘bekerja dari rumah selamanya’ adalah salah satu opsi yang ditawarkan, bukan sebuah keharusan. Jika memang ada pegawai yang ingin melakukan hal tersebut, tentunya perlu melalui diskusi lebih lanjut dengan atasan masing-masing,” kata Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Adriansah.

Sebelum Covid-19 merebak, Twitter telah memiliki opsi serupa–pegawai bisa bekerja dari mana saja. Terbuka, kolaboratif, dan multitasking merupakan kultur bekerja yang diklaim diterapkan di Twitter Indonesia. Menurut Dwi, tiga kata tersebut sangat merepresentasikan bagaimana tim bekerja selama ini.

“Sejak dibuka secara resmi di Indonesia 5 tahun lalu, tim kami terbilang gesit dan multitasking. Seperti kata pepatah, ‘kecil-kecil cabe rawit’, situasi itulah juga yang terjadi di tim kami,” kata Dwi.

Selain Twitter, DailySocial mencoba untuk melihat seperti apa kebijakan startup Indonesia dalam memberilakukan Work From Home (WFH) saat ini dan nanti ketika (suatu saat) pandemi berakhir.

Menyesuaikan tanggung jawab pegawai

Sebagai startup teknologi, praktik kerja dari rumah sudah diterapkan Sirclo sebelum masa pandemi, meski pada umumnya hanya berlaku untuk pegawai yang sesekali membutuhkan fleksibilitas untuk bekerja sembari mengurus keperluan pribadi dari rumah. Perusahaan menjunjung tinggi budaya kolaborasi, ketika berbagai aktivitas, seperti meeting atau diskusi grup, sesungguhnya jauh lebih produktif saat bertemu tatap muka.

Meskipun demikian, karena alasan kesehatan dan keselamatan pegawai merupakan prioritas utama, Sirclo berupaya agar menerapkan kebijakan WFH untuk mayoritas tim hingga situasi kondusif kembali. Perusahaan juga terus memaksimalkan penggunaan teknologi yang merupakan solusi untuk #PulihkanJarak antar sesama anggota tim, dengan pelanggan, dan dengan rekan bisnis.

“Sebagian dari tim operasional Sirclo yang tetap berkantor secara fisik di fulfillment centre kami yang berlokasi di Taman Tekno BSD, dikarenakan bisnis e-commerce enabler Sirclo turut bertanggung jawab dalam pemenuhan pesanan online melalui marketplace. Sebagai langkah preventif, kami menerapkan kebijakan berikut, melakukan pengecekan suhu, pemakaian masker secara wajib, menjaga jarak fisik, aktif memantau kondisi kesehatan karyawan secara langsung. Karyawan yang bertugas melakukan pemenuhan pesanan juga masuk kerja secara bergilir dengan sistem shift, agar keamanan dan produktivitas tetap terjaga,” kata CEO Sirclo Brian Marshal.

Hal serupa diberlakukan PrivyID. Sebagai startup yang wajib mengikuti aturan regulator, kebijakan untuk bekerja di rumah tidak semua diberlakukan kepada pegawai. Untuk kantor yang berlokasi di Jakarta, misalnya, kebijakan WFH diterapkan secara keseluruhan. Namun untuk kantor di Yogyakarta, ada beberapa pegawai yang tetap wajib bekerja di kantor.

“Saat pandemi saat ini kantor Jakarta sudah melakukan WFH secara total. Namun untuk kantor di Yogyakarta, WFH diberlakukan kecuali untuk verifikator dan customer service yang tetap bekerja di kantor untuk memenuhi standar ISO 27001 tentang manajemen keamanan informasi, terutama data pelanggan. Hanya spacing tempat duduk diubah menjadi berjarak 2 kali lipat, PC untuk kerja didesinfektan setiap pergantian shift, [dilakukan] cek suhu, [dan] mereka yang sakit tidak dibolehkan bekerja di kantor,” kata CEO PrivyID Marshall Pribadi.

Mengamini kedua pernyataan di atas, sebagai platform jasa desain interior dan konstruksi, Dekoruma memberlakukan kebijakan serupa. Beberapa pegawai, terutama mereka yang bertugas di bagian operasional, tidak memungkinkan untuk bekerja di rumah.

So far, kami masih belum merasakan kendala productivity yang berarti. Ada hal-hal atau aktivitas yang sebenarnya jauh lebih efisien, tapi ada juga beberapa bagian dari aktivitas yang menjadi challenging. Terutama untuk simple and short discussion. Contohnya kalau dulu sesama tim bisa diskusi lebih cepat, sekarang tidak bisa dan semakin sulit karena harus melalui chatting/call,” kata CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan.

Tools pendukung produktivitas bekerja

Salah satu alasan kegiatan bekerja di rumah efektif dilakukan adalah ketersediaan berbagai tools pendukung, mulai dari platform video conference, platfrom messaging, organizer, dan calendar untuk memaksimalkan pekerjaan pegawai di rumah.

“Karena meeting dan presentasi dilakukan melalui video call, atasan kemudian bisa ikut di setiap meeting. Sebelumnya hanya mendapatkan laporan dari mereka setelah kembali ke kantor. Kemudian manajemen juga bisa berkomunikasi lebih sering lewat concall. Sebelumnya pertemuan jarang dilakukan, karena banyak meeting di luar dan kemacetan lalu lintas yang menyulitkan mereka untuk kembali ke kantor,” kata Marshall.

Penggunaan tools juga menjadi hal yang wajib dilakukan pegawai Mekari. CEO Mekari Suwandi Soh mengungkapkan, online meeting dan sinkronisasi komunikasiseperti internal memo, secara rutin dilakukan. Perusahaan juga menyediakan lebih banyak data ke tim yang relevan, sehingga mereka bisa mengambil keputusan. Hal ini ternyata mampu meminimalisir kegiatan yang kurang produktif, seperti diskusi ringan tanpa agenda, ataupun watercooler chat.

“Untuk tim yang selama ini tidak membutuhkan banyak kolaborasi, WFH menjadi lebih efektif. Selama ini kami juga sudah memiliki metriks untuk tiap pekerjaan, sehingga standar produktivitas bisa terus dipantau. Tetapi untuk yang membutuhkan diskusi dengan tim di pelanggan, ada banyak tantangan karena tidak semua pelanggan memiliki infrastruktur dan teknologi memadai,” kata Suwandi.

Untuk layanan fintech seperti Akseleran, selama WFH perusahaan mengedepankan nilai-nilai yang sudah dipegang sebelumnya, khususnya terkait excellence, reliability, dan kerja sama tim.

“Kami percaya bahwa orang-orang yang berkualitas baik akan bisa memaksimalkan performanya bila diberikan kepercayaan tanpa harus melakukan micro manage. Yang penting kita tentukan strategi dan tujuan yang ingin diraih, dan kita komunikasikan hal tersebut dengan baik kepada seluruh tim. Setelah itu tim dapat memenuhi pekerjaan mereka masing-masing tanpa harus diatur terlalu detail termasuk tanpa harus bertatap muka,” kata CEO Akseleran Ivan Tambunan.

Perusahaan lain, seperti Tokopedia, menggunakan parameter Objectives and Key Results (OKR) saat memberlakukan kebijakan bekerja di rumah. Untuk menjaga produktivitas seluruh Nakama (sebutan karyawan Tokopedia), setiap karyawan sudah memiliki OKR pribadi, tim, dan perusahaan yang sejalan. Di sisi lain, praktik bekerja dari rumah sudah lumrah dilakukan, bahkan jauh sebelum sebelum adanya pandemi.

“Demi memastikan efektivitas lebih dari 4.900 Nakama dalam melayani kebutuhan masyarakat Indonesia di tengah pandemi, kami mewajibkan setiap pegawai untuk tetap menjalankan komunikasi virtual antar tim secara berkala sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” kata juru bicara Tokopedia.

Penerapan WFH jika pandemi usai

Menanggapi kebijakan WFH selamanya yang Twitter terapkan, manajemen startup Indonesia melihat kemungkinan itu ada, namun dengan beberapa catatan.

“Selama beberapa bulan terakhir, kami pun bersyukur dapat memenuhi target dari segi pertumbuhan jumlah klien dari seluruh lini bisnis, karena semakin banyak pelaku usaha yang berminat masuk ke ranah e-commerce. Dengan segala kapasitas/resources yang telah kami bangun untuk menunjang produktivitas saat WFH, kami terbuka untuk menerapkan sistem kerja yang paling efektif untuk mendukung kinerja pegawai di masa yang akan datang. Hingga hari ini, tim Sirclo berjumlah lebih dari 350 pegawai,” kata Brian.

Sementara itu, kebijakan WFH di PrivyID masih akan diberlakukan hingga akhir Mei 2020 sambil dievaluasi lebih lanjut. Marshall melihat proses WFH cukup efektif–ada karyawan yang semakin produktif, namun ada pula yang menurun. Salah satu faktornya adalah kondisi rumah mereka dengan gangguan yang bersifat domestik.

“Jumlah karyawan PrivyID saat ini sekitar 160 orang. Kami membuat aturan dalam jam kerja setiap karyawan harus merespon chat/email maksimal dalam 30 menit kecuali sedang concall. Nanti setelah pandemi berakhir pun, kami arahkan tim sales/BD untuk tetap menghindari meeting in person dengan klien. Dari segi waktu dan biaya transport, jauh lebih hemat [ketika WFH] dan malah deal bisa dicapai relatif lebih singkat,” kata Marshall.

Dukungan perusahaan juga menjadi fokus Mekari agar kegiatan bekerja di rumah saat ini dan selanjutnya bisa berjalan secara efektif. Perusahaan memastikan tim memiliki teknologi yang tepat untuk mendukung pekerjaan.

“Bahkan kami juga memberikan tunjangan, seperti paket data sebagai benefit yang kami sesuaikan dengan kondisi saat ini, yang dapat diakses karyawan dengan mudah di fitur Mekari Benefit dalam Talenta Mobile,” kata Suwandi.

Untuk meningkatkan produktivitas pegawai setelah pandemi usai, Akseleran akan tetap bekerja bersama-sama sebagai satu tim yang diharapkan bisa menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Hingga 18 Mei 2020, jumlah karyawan Akseleran mencapai 157 orang atau naik 51% dibandingkan Mei 2019.

“Di Dekoruma kami masih dalam proses diskusi untuk policy setelah PSBB. Namun kebijakan work from home akan menjadi opsi. Hanya saja implementasi dan pengaturannya belum rampung. Masih ada beberapa divisi di Dekoruma yang tidak memungkinkan untuk WFH, seperti operasional dan lainnya,” kata Dimas.

Canon Luncurkan Software untuk Mengubah Kamera Bikinannya Menjadi Webcam

Apa gadget terpenting selama bekerja dari rumah alias WFH? Bagi yang melangsungkan video conference setiap hari bersama para koleganya, jawabannya mungkin adalah webcam. Begitu esensialnya webcam selama WFH, stoknya sampai menipis di Amerika Serikat, dan kalaupun ada, harganya naik berkali lipat.

Kabar baiknya, kamera DSLR atau mirrorless yang kita punya sebenarnya juga bisa dijadikan webcam, dengan catatan mereknya adalah Canon. Yang dibutuhkan hanyalah kabel USB untuk menyambungkan kamera ke PC (Windows 10 64-bit), serta sebuah software anyar bernama EOS Webcam Utility Beta.

Solusi plug-and-play ini kompatibel dengan sejumlah kamera DSLR, mirrorless maupun seri PowerShot. Daftar lengkap perangkat yang kompatibel bisa dilihat pada gambar di bawah.

Canon EOS Webcam Utility Beta

Untuk seri EOS Rebel (nama yang dipakai Canon di Amerika Serikat dan Kanada), nama modelnya yang tersedia di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • EOS Rebel SL2 = EOS 200D
  • EOS Rebel SL3 = EOS 200D II
  • EOS Rebel T6 = EOS 1300D
  • EOS Rebel T6i = EOS 750D
  • EOS Rebel T7 = EOS 1500D
  • EOS Rebel T7i = EOS 800D
  • EOS Rebel T100 = EOS 3000D

Sebelum menyambungkan kamera ke PC, pastikan terlebih dulu kameranya sudah menyala dan dalam mode perekaman video, lalu atur parameter exposure-nya jika perlu. Usai kamera tersambung ke PC, jangan lupa pilih “EOS Webcam Utility Beta” pada opsi kamera di aplikasi video conference yang digunakan.

Semoga saja pabrikan-pabrikan kamera lain bisa segera mengikuti jejak Canon dan merilis software serupa.

Sumber: DPReview. Gambar header: James McKinven via Unsplash.

Kemudahan Digital Banking untuk Bertransaksi Selama Work From Home

Masa pandemi yang mengharuskan kita lebih berdiam diri di rumah membuat  banyak kegiatan kita dibatasi, salah satunya adalah kegiatan transaksi keuangan secara langsung. Berbagai kegiatan transaksi seperti jual beli barang, pembayaran tagihan, dan sebagainya harus dapat dialihkan dari pembayaran langsung menjadi cashless dan online untuk mencegah kita dari penularan virus COVID-19.

Salah satu cara untuk tetap bertransaksi dengan aman pada masa pandemi ini adalah dengan memanfaatkan fitur-fitur dan fasilitas yang dimiliki oleh digital banking. Dengan layanan digital banking, kita tidak perlu melakukan kontak fisik secara langsung tetapi tetap dapat melakukan berbagai kegiatan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut kami hadirkan berbagai keunggulan digital banking yang dapat dimanfaatkan selama harus #DiRumahAja.

Pendaftaran Langsung dari Smartphone

Selama masa pandemi ini, banyak cabang bank yang terpaksa mengurangi jam pelayanan sehingga menyulitkan kita untuk melakukan pendaftaran rekening baru. Akan tetapi, hal ini tidak lagi menjadi kekhawatiran bila kita ingin menggunakan digital banking. Sebab, kita cukup melakukan pendaftaran secara online dengan menggunakan smartphone, tanpa harus mengisi formulir secara langsung.

Anda juga akan mendapatkan kemudahan untuk bertanya atau saat mengalami kesulitan dalam pendaftaran dengan bertanya kepada virtual assistant yang dapat menggantikan peran teller atau customer service bank sehingga Anda tidak lagi perlu mengunjungi kantor cabang terdekat bila memiliki masalah saat bertransaksi atau melakukan pendaftaran.

Transaksi Cepat dan Cashless

Meski kegiatan sehari-hari kita terbatas, kegiatan seperti membeli kebutuhan hidup tetap harus dilakukan dengan aman. Fitur keamanan yang terjamin dengan kode OTP atau pin untuk transaksi juga bisa menjadi salah satu alasan kita mulai menggunakan produk digital banking selama masa pandemi ini. Dengan menggunakan digital banking, proses top-up untuk e-wallet dan e-money yang kita miliki dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman. Sehingga kita dapat membeli kebutuhan seperti lauk dan bahan makanan secara online.

Selain itu, transaksi lain seperti membayar tagihan listrik, membeli voucher game, hingga membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan work from home melalui e-commerce dapat dilakukan dengan mudah dalam satu aplikasi. Aktivasi kartu kredit digital banking juga dapat dilakukan secara langsung sehingga Anda dapat melakukan pembuatan kartu kredit di mana pun dan kapan pun. Fitur-fitur digital banking dapat membantu Anda untuk melakukan berbagai transaksi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya melalui smartphone, mulai dari berinvestasi, melacak pengeluaran, hingga transfer ke luar negeri secara gratis langsung dari rumah aja.

Investasi dan Lacak Pengeluaran Melalui Aplikasi

Salah satu fitur digital banking yang harus dimanfaatkan selama WFH ini adalah fitur spending tracker. Fitur ini membuat kita dapat melacak dan mengkategorikan pengeluaran kita sehingga kita dapat lebih baik dalam menyusun pengeluaran yang dibutuhkan. Fitur ini juga bermanfaat untuk Anda yang memiliki kecenderungan untuk melakukan panic buying dan membeli barang yang tidak perlu selama masa pandemi, agar pemasukan Anda yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk ditabung atau diinvestasikan.

Anda juga bisa melakukan investasi seperti pembelian deposito dan obligasi secara langsung dari smartphone tanpa harus ke teller bila menggunakan fitur yang dimiliki oleh digital banking sehingga selama masa pandemi ini Anda juga bisa menginvestasikan pemasukan untuk kebutuhan di masa depan setelah situasi mulai membaik.

Kebutuhan hidup yang mengharuskan kita untuk melakukan transaksi saat diharuskan melakukan physcial distancing seperti ini membuat fitur-fitur digital banking tersebut setidaknya membantu kita untuk meminimalisir kemungkinan adanya penularan virus COVID-19 saat melakukan transaksi perbankan. Salah satu produk digital banking yang memiliki fitur-fitur tersebut adalah aplikasi digibank by DBS. Dengan memanfaatkan fitur-fitur tersebut, kita bisa dapat lebih mudah, aman, dan nyaman dalam bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama work from home ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh digibank by DBS

Application Information Will Show Up Here

Tetap Aktif dan Produktif Saat Harus #DiRumahAja

Pandemi virus Korona (COVID-19) yang saat ini dialami banyak negara di seluruh dunia juga berdampak pada masyarakat Indonesia. Dengan diterapkannya berbagai kebijakan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, mulai dari social distancing, physical distancing, isolasi, karantina, dan bahkan lockdown membuat berbagai perusahaan, kampus, hingga sekolah ditutup. Hampir semuanya menerapkan work from home bagi karyawan atau learn from home bagi pelajar dan mahasiswa.

Untungnya, saat ini kita hidup di era digital yang serba canggih, sehingga banyak pekerjaan dapat dilakukan secara aktif lewat “online“. Mulai dari kolaborasi dokumen secara online atau virtual meeting dengan video. Modalnya hanya laptop, smartphone, dan koneksi internet yang memadai tentunya.

Buat kamu, khususnya para mahasiswa yang nggak terbiasa kuliah dari rumah, ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, terlalu nyaman dengan suasana rumah sehingga tugas menumpuk dan nggak selesai. Atau kedua, terlalu serius dengan tugas sampai lupa untuk menikmati kenyamanan suasana rumah. Nah, kali ini kita akan bahas beberapa tips supaya kamu, khususnya para mahasiswa bisa tetap aktif, belajar dengan efektif, dan nyaman saat harus #DiRumahAja.

Tetap Bangun Pagi Seperti Biasa

Dengan beraktivitas di rumah, berarti kamu nggak harus berjibaku untuk berangkat ke kampus seperti biasa. Buat kamu yang biasanya harus berdesakan di transportasi umum, atau bermacet ria dengan kendaraan pribadi, ini saatnya melepaskan diri dari penatnya rutinitas “berangkat dan pulang”. Tapi jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk bangun siang, ya!

Sebaiknya, tetaplah bangun pagi seperti biasa. Memperpanjang waktu bermalas-malasan di kasur saat bangun sekitar 10 menit sih boleh saja, tapi jangan kebablasan ya! Setelah bangun, kamu bisa habiskan waktu yang biasa digunakan untuk berangkat kuliah dengan hal lain yang lebih bermanfaat. Misalnya sarapan pagi atau berjalan-jalan di sekitar rumah, yang biasanya jarang sempat kamu lakukan karena terburu-buru. Atau kamu bisa berolahraga ringan dengan mengikuti gerakan dari video di YouTube atau aplikasi smartphone.

Mandi Pagi dan Berpakaian

Nggak pergi ke mana-mana bukan berarti nggak usah mandi, lho. Kegiatan mandi pagi dapat memberikan kamu kesegaran dan mood yang kamu butuhkan untuk beraktivitas dengan nyaman. Kalau nggak mandi, biasanya badan akan terasa “lengket” karena keringat akibat tidur semalaman. Menggunakan pakaian yang bersih dan nyaman juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan mood kamu dalam beraktivitas. Terutama saat harus mengerjakan tugas atau mengikuti kelas perkuliahan secara online.

Siapkan Tempat Belajar yang Nyaman

Di masa pandemi ini, sebagian kampus atau universitas menerapkan sistem perkuliahan online lewat video meeting. Buat kamu yang nggak terbiasa, mengikuti kuliah dari rumah mungkin akan terasa membosankan karena tidak ada suasana kelas seperti biasa. Untuk menyiasatinya, carilah satu sudut di rumah atau kamar kamu yang akan kamu gunakan sebagai “kelas sementara”.

Jika memungkinkan, sediakan meja dan kursi yang nyaman, atau minimal gunakan meja kecil dan bantal duduk untuk lesehan. Menggunakan laptop di kasur sambil tiduran memang terasa nyaman, namun kurang baik untuk postur tubuh kamu. Sempatkan juga untuk bangun dari tempat dudukmu dan lakukan gerakan badan ringan, minimal setiap satu jam agar badan kamu tidak kaku.

Tentukan Jam Belajar

Menentukan jam aktif belajar sangat baik untuk membantu kamu tetap disiplin. Fokuslah untuk belajar mulai dari jam masuk kuliah seperti biasa, lalu beristirahatlah ketika sudah masuk saatnya. Misalnya kamu mulai belajar dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang. Beristirahat sejenak. Lalu kembalilah belajar saat sudah waktunya, misalnya dari jam 1 siang sampai jam 4 sore.

Banyak hal yang dapat kamu lakukan di waktu istirahat selain makan siang dan bersantai. Misalnya dengan bermain online game, baik di desktop maupun smartphone. Selain memilih jaringan yang kencang dan stabil, jangan lupa untuk memastikan kuota internet kamu selalu cukup, ya. Supaya kamu tetap dapat selalu online baik saat bermain game maupun saat mengikuti kuliah online dan mengerjakan berbagai tugas.

Setelah jam belajar kamu berakhir, kamu bisa merapikan meja kamu dan bersantai. Momen kuliah di rumah ini juga dapat kamu gunakan untuk bisa mandi sore lebih cepat, sehingga tubuh terasa lebih segar. Barulah setelah itu kamu dapat bersantai kembali, browsing atau menonton video YouTube untuk menambah wawasan dan pengetahuan, atau untuk mengasah bakat dan kreativitas kamu.

Saatnya Berkreasi

Seharian berada di rumah memang terdengar membosankan. Namun sebenarnya, di balik semua itu kamu telah menghemat banyak sekali energi yang biasa digunakan untuk bepergian ke sana ke mari. Nah, energi tersebut dapat kamu manfaatkan untuk berkreasi.

Saat ini banyak sekali platform media sosial yang memungkinkan kamu untuk mewujudkan dan menunjukkan kreativitas kamu kepada masyarakat luas. Misalnya dengan membuat konten-konten video menarik untuk ditampilkan di YouTube dan Instagram, atau konten kreatif lainnya.

Pilih Koneksi Internet yang Tepat

Saat harus berada seharian di rumah dengan berbagai kegiatan online, tentu kamu membutuhkan koneksi internet yang kencang dan stabil. Namun segala aktivitas online tersebut bakal menguras kuota data yang cukup besar per harinya. Salah satu pilihan tepat untuk kondisi ini adalah memilih provider yang dapat menyediakan kuota besar secara harian dengan harga yang murah. Misalnya by.U yang memiliki paket kuota harian 10GB dengan harga hanya Rp10 ribu.

Itulah beberapa tips agar kamu lebih aktif, efektif, tapi tetap asyik, sekaligus dapat meningkatkan kreativitas kamu walau semuanya dilakukan di rumah. Jangan lupa juga untuk memilih provider internet kencang dengan harga ramah kantong, serta dengan layanan yang mudah diakses, semuanya semaunya seperti by.U, provider internet yang serba digital.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh by.U

 

Berbagai Layanan yang Bisa Menemani di Rumah Saat Covid-19

Untuk membantu pemerintah menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia, banyak orang tetap berada di rumah, termasuk untuk bekerja. Ikut mendorong kampanye untuk tetap di rumah (work from home), sejumlah layanan mencoba membantu menemani mereka.

Tak hanya soal produktivitas, banyak startup di segmen hiburan dan belanja juga memberikan penawaran di masa pandemi untuk mengurangi kebosanan di rumah.

Produktivitas

Tiga layanan HR, yakni Mekari, Gadjian, dan Catapa sama-sama memberikan penawaran menarik untuk layanannya. Mekari meluncurkan Attendance by Talenta untuk solusi absensi selama bekerja dari rumah.

Gadjian menawarkan paket berlangganan gratis 30 hari untuk platform absensi yang mereka kembangkan sendiri, Hadirr, sedangkan Catapa menawarkan akses gratis untuk fitur Time Tracking di sistem mereka.

Makanan

Kumpulan resep Yummy dari IDN Media
Program Yummy yang sebelumnya ditayangkan di media sosial IDN Media, kini bisa diakses melalui aplikasi. Mereka menayangkan kumpulan resep dan proses masak cepat yang dikemas dalam konten menarik untuk para pengguna yang  melakukan kegiatan work from home.

Gratis 30 Hari Cookpad Premium
Fitur resep (Cookpad Premium) diberikan secara gratis selama 30 hari sejak mendaftar sebagai pelanggan. Cookpad Premium adalah layanan berbayar dari Cookpad Indonesia dengan keuntungan mengurutkan resep berdasarkan tingkat popularitas resep-resep yang sudah teruji oleh anggota komunitas Cookpad.

Saat ini Cookpad memiliki lebih dari 1,5 juta resep yang ditulis anggota hanya dari Indonesia saja. Seluruh resep ini dapat diakses secara gratis, baik oleh pengguna fitur premium maupun pengguna yang tidak berlangganan.

Kumpulan layanan pengantaran restoran di Zomato
Melalui kampanye #MakanDiRumah, perusahaan menyediakan daftar restoran atau cafe yang memiliki layanan pesan antar atau take away. Pengguna aplikasi juga bisa langsung mengontak restoran langsung dari aplikasi Zomato.

Diskon paket makanan siap saji dan akses gratis “Gorrywell”
Sebagai penyedia makanan siap santap, selama masa work from home Gorry Gourment menyediakan diskon dan layanan pengantaran gratis bagi pelanggannya. Gorry Gourmet juga menghadirkan GorryWell sebagai aplikasi monitoring wellness.

Fitur yang disediakan aplikasi ini termasuk pilihan menu makanan, kegiatan olah raga, kebiasaan tidur, tingkat stres dan masih banyak lagi. Selama masa pandemi, perusahaan memberikan akses gratis kepada semua pengguna.

E-commerce

Bebas Ongkir dan potongan biaya layanan 100% Tokopedia
Untuk memudahkan pelanggan melakukan transaksi, Tokopedia memberikan bebas ongkos kirim kepada pelanggan dan memotong biaya layanan 100% untuk penjual di kategori produk kesehatan dan kebutuhan pokok lain.

Menurut VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, selain edukasi, langkah ini dinilai dapat mendorong penjual menjaga ketersediaan produk dan membuat harga tetap stabil. Belanja online bisa dibilang menjadi alternatif mengurangi risiko penyebaran virus dan mendorong bisnis lokal terus beroperasi.

“Kami mendorong seluruh masyarakat ikut berkontribusi dalam menekan laju penyebaran COVID-19 lewat gerakan #DiRumahAjaDulu, hal sederhana namun paling penting dilakukan untuk menjaga keselamatan bersama,” kata Nuraini.

Ekstra 100 Voucher dan Gratis Ongkir Shopee
Sebagai salah satu layanan e-commerce populer di Indonesia, Shopee memiliki kampanye menarik untuk pelanggan mereka yang saat ini bekerja di rumah dan masih melakukan karantina. Melalui kampanye #BelanjaDariRumah, perusahaan memberikan gratis ongkos kirim dan 100 voucher selama bulan Maret.

“Shopee berkomitmen untuk berusaha semaksimal mungkin agar para pengguna selalu bisa mendapatkan akses ke kebutuhan-kebutuhan esensial dengan turut berupaya memantau produk tersebut agar tetap berada di harga yang layak,” kata Public Relations Lead Shopee Aditya Maulana Noverdi.

remote-control-4891936_1280

Hiburan

Nonton film Indonesia gratis di Vidio
Sebagai platform streaming video dan penyedia konten lokal, Vidio memberikan akses gratis kepada pengguna selama kegiatan bekerja di rumah berlangsung. Mengusung kampanye #betahdiRumah, Vidio memberikan akses gratis semua film Indonesia hingga akhir Maret 2020. Semua pilihan tersebut bisa diakses di aplikasi Vidio.

Akses gratis GoPlay

GoPlay, layanan video on demand dari Gojek, menawarkan akses gratis ke platformnya. Hingga 29 Maret 2020, pengguna bisa menikmati seluruh konten, baik film atau serial, yang ada di GoPlay.

Akses penuh podcast Inspigo

Platform penyedia podcast on-demand Inspigo memberikan akses penuh untuk semua konten di platform. Platform ini menyajikan konten yang dikemas dalam bentuk talkshow berdurasi sekitar 6-7 menit berisi narasumber dari berbagai latar belakang.

Travel

Layanan refund dan reschedule Traveloka
Sejak Februari 2020 lalu, Traveloka mengalami peningkatan drastis, dengan volume yang mencapai 10 kali lipat dibandingkan situasi normal, untuk permintaan bantuan dari para pengguna, terutama refund dan reschedule tiket pesawat dan hotel, sebagai dampak pandemi.

Selain memperkuat layanan konsumen, Traveloka meningkatkan sistem back-end guna memudahkan pengguna dalam mengajukan permintaan refund atau reschedule yang dapat dilakukan melalui ‘My Booking’ (Pesanan) di aplikasi.


Yenny Yusra terlibat dalam penulisan artikel ini

Tutorial Meeting Online dengan Aplikasi Zoom Selama WFH

Sejak beberapa hari yang lalu, pemerintah yang didukung oleh sektor swasta memberlakukan WFH atau Work from Home alias bekerja dari rumah. Dengan pemberlakukan kebijakan ini, maka banyak hal yang berubah, salah satunya kebutuhan akan aplikasi meeting online atau conference call.

Continue reading Tutorial Meeting Online dengan Aplikasi Zoom Selama WFH

Introducing Attendance Application to Support Work From Home System

In supporting the work from home (WFH) system as recommended by the government to avoid the Corona Virus outbreak, Talenta by Mekari has launched the mobile app to manage employee attendance in a practical and simple way named Attendance by Talenta.

Mekari’s CEO, Suwandi Soh told DailySocial that the application is now available on Play Store and allows free access for everyone working remotely in time of this pandemic.

This app offers free access for 120 days after the activation within March 17-31, 2020. However, it’s possible to extend the period whether the work-from-home notice is still ongoing.

“Furthermore, the Attendance by Talenta app will use the freemium format, there is the possibility of additional charges for accessing certain features or services. In addition, Attendance can also be linked to the Talenta application which has more complete HR support features such as payroll or employee benefits management,” Suwandi said.

Attendance by Talenta introduced with aims to be the practical and transparent attendance management solution for business owners and employees. It was designed to be more flexible for companies without such term as to involve the whole company, there can be just 1 team to use it for employee management and monitoring, the most-mobile division, for example, the sales team.

“This application uses all mobile-based technology, therefore, employee monitoring can be done in real-time by the company’s admin via a smartphone. There will be two types of users, admin and employee. This monitoring will be seen on users who log in as the admin,” he added.

There are some leading features to be utilized by companies, including Live Attendance, Real-Time Monitoring, Automatic Attendance Recap to Shifting Management. With the selfie check-in and check-out feature and GPS-based location recording, employees will be able to make an absence directly from their cellphone.

“Most smartphone users in Indonesia are currently using the Android operating system, therefore, we put this application first on Playstore. However, it will soon be available on iOS,” Suwandi said.

In fact, other than attendance, business owners can also do other things to make a successful WFH system. For example, Kata.ai provides a technology-based workspace that makes it easier for teams to produce and measure their output. Instead of attendance, they choose to hold meetings through video calls to ensure smooth communication in order to complete tasks on the day.

It’s agreed by eFishery, increasing collaboration through digital media became a choice. Collaboration indirectly supports the presence of each employee. Using the to-do list application will also ensure that every division in the company is always on a measurable productivity path.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here