Somethinc Dikabarkan Galang Pendanaan Seri B

Perusahaan beautytech yang dikenal dengan brandSomethinc”, dikabarkan tengah menggalang dana seri B. Dari data yang telah diinputkan ke regulator, saat ini mereka telah membukukan investasi senilai $10 juta atau lebih dari 150 miliar Rupiah. Pemodal ventura yang telah masuk ke putaran pendanaan ini adalah Sequoia Capital dan Prosus Ventures.

Sebelumnya, Sequoia Capital sudah lebih dulu mendukung perjalanan bisnis perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2019 ini. DailySocial.id mencoba menghubungi tim terkait untuk meminta konfirmasi, namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan atas surel yang dikirimkan.

Potensi pasar kecantikan yang cukup besar di Indonesia telah mengundang berbagai inovasi baru di sektor ini. Somethinc menjadi salah satu produk lokal yang bersinar di tengah gempuran merek global yang mendominasi industri. Belum genap tiga tahun berdiri, perusahaan ini sudah merajai berbagai situs-situs belanja dalam kategori kosmetik atau skincare.

Dirintis dari tahun 2014 oleh Irene Ursula, Somethinc merupakan sebuah merek dari perusahaan teknologi, Beautyhaul. Kala itu e-commerce masih di tahap early, Ia membangun Beautyhaul, sebuah marketplace brand kecantikan dan perawatan yang terkurasi. Platform ini menyediakan berbagai brand kosmetik, baik global maupun lokal.

Secara bisnis, Somethinc tidak hanya menerapkan satu model bisnis. Perusahaan memosisikan diri sebagai creative business, yang berarti ada penciptaan di mana “content is king and distribution is God“. Perusahaan memproduksi konten internal, lalu menjalankan supply chain dan warehouse sendiri. Selain itu mereka juga fokus untuk omnichannel dan distribusi, termasuk langsung ke konsumer (D2C).

Dalam wawancara terakhir bersama Co-Founder Marsela Limesa, perusahaan saat ini tengah intensif mengimplementasikan teknologi dan gencar mencari talenta untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Ke depannya, perusahaan berharap bisa menawarkan layanan end-to-end, jika memungkinkan, memiliki supply sendiri.

Investasi di industri kecantikan

Seputar tahun 2020-2021, industri kecantikan cukup disoroti karena pendanaan yang tidak sedikit untuk sektor yang sering kali dianggap tidak mengimplementasikan teknologi. Pada kenyataannya, beberapa perusahaan bermunculan dengan inovasi yang cukup baru untuk mendisrupsi sektor ini.

Sebelumnya DailySocial.id sempat mengulas tren beautytech di Indonesia, yang didefinisikan sebagai model baru bagi pelaku di industri kecantikan dalam menjangkau konsumen. Model bisnisnya tak lagi berkutat pada jalur distribusi konvensional, tetapi mengombinasikan kekuatan teknologi dan digital.

Perusahaan seperti Sociolla berhasil meraih lebih dari 841 miliar Rupiah dari Temasek, Pavilion Capital, dan Jungle Ventures. Selain itu, beberapa startup lokal berhasil mendapatkan pendanaan dari venture capital (VC) termasuk Base, Nusantics, SYCA, Callista, Raena dan Alatte Beauty. Masing-masing perusahaan telah memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan produk dan mengenali kebutuhan konsumen.

Menurut Statista, permintaan untuk produk kecantikan akan meningkat hingga $9.6 miliar di tahun 2025. Di masa yang akan datang, bukan tidak mungkin beauty tech startup akan melebarkan sayapnya di Asia Pasifik. Asia Pasifik merupakan pasar industri kecantikan terbesar di dunia, sebesar 43% dari total pasar dunia. Beberapa negara yang menjadi pasar terbesar yaitu Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.

Program “Founders Hub” dari Microsoft Memiliki Misi Berdayakan Startup Tahap Awal

Pada Maret 2022 lalu, Microsoft resmi meluncurkan inisiatif “Microsoft for Startup Founders Hub”. Platform ini memberikan akses ke panduan teknis yang dipersonalisasi di setiap tahap pengembangan startup. Pendekatan yang digunakan juga telah disesuaikan dengan fase pertumbuhan startup.

Program ini juga memungkinkan founder mendapatkan bimbingan dan mentoring dari para ahli terkait baragam topik bisnis—mulai dari perekrutan untuk strategi go-to-market, serta pengetahuan yang mereka butuhkan untuk maju ke tahap berikutnya.

Menurut laporan Startup Ranking, Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan jumlah perusahaan rintisan atau startup terbanyak di dunia pada 2022. Tercatat, ada sekitar 2346 startup yang dirintis di negeri ini. Jumlah ini menempatkan Indonesia di posisi kelima dalam daftar tersebut, di bawah AS (71.405), India (6.258), dan Kanada (3.332).

Microsoft menyadari kebutuhan untuk mengubah gagasan menjadi solusi yang nyata, berdampak, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, dukungan yang diberikan kepada startup pun dimulai dengan pendekatan kolaboratif agar bisa mengakomodasi perusahaan rintisan dari berbagai latar belakang.

“Kami berharap Microsoft for Startup Founders Hub menjadi solusi untuk perusahaan rintisan anak bangsa agar semakin terberdayakan, selaras dengan misi dan upaya kami untuk #BerdayakanIndonesia,” ujar Country Lead Azure GTM Microsoft Indonesia, Fiki Setiyono.

Fiki juga menambahkan bahwa program ini dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan siapa pun dengan ide yang layak mendapatkan solusi untuk berinovasi dan terus tumbuh. Mulai dari fase ideation menjadi prototype, kemudian pada fase develop dengan membangun minimum viable product, kemudian bertumbuh dan siap merilis merilis produk ke pasar atau mulai mendapatkan pelanggan hingga ke tahap scale.

Salah satu manfaat yang ditawarkan dari program ini adalah membantu startup berkembang dengan kecepatannya sendiri hingga mendapatkan kredit Azure hingga $150.000 dengan berbagai fase atau tahapan. Tidak hanya itu, program ini juga bisa membantu meningkatkan developer velocity, mengakselerasi produktivitas tim dengan Microsoft 365 dan Microsoft Teams, serta produk-produk Microsoft lain yang bisa membantu mengembangkan bisnis.

Portofolio Founders Hub

Salah satu perusahaan rintisan yang menjadi bagian dalam ekosistem startup Microsoft adalah Opsigo. Perusahaan ini menghadirkan platform terintegrasi untuk mendigitalisasi industri travel dan pariwisata. Kelahiran Opsigo terinspirasi dari kurangnya kemampuan sistem global untuk mengakomodasi keunikan proses bisnis yang ada di negara-negara Asia Tenggara.

Data yang dipaparkan oleh tim Opsigo menunjukkan bahwa sekitar 80% dari konsumen agen travel merupakan konsumen korporasi yang membeli tiket dan voucher hotel untuk keperluan perjalanan dinas mereka. Melihat peluang dari sektor korporasi yang lebih mulus, Opsigo mulai mengembangkan Opsicorp, sebuah platform pengelolaan perjalanan dinas untuk korporasi.

Melalui platform ini, korporasi dapat merencanakan perjalanan, melakukan penerbitan tiket atau voucher hotel secara otomatis, dan memastikan perjalanan dinas tersebut sesuai dengan kebijakan perjalanan perusahaan. Teknologi unggul Opsicorp juga memungkinkan integrasi dengan berbagai platform internal perusahaan, termasuk sistem ERP dan keuangan.

Selain itu, korporasi dapat melihat data pola perjalanan dinas untuk mencari peluang efisiensi yang dapat dilakukan. Alhasil, korporasi diharapkan dapat mempersingkat waktu dan menekan biaya perjalanan hingga 20-30%, seraya menjamin kepatuhan pada kebijakan perjalanan dinas perusahaan. Sejumlah korporasi yang telah menggunakan layanan Opsicorp, antara lain Avrist, Kanmo Retail, Pegadaian, Pertamina, Sritex, dan masih banyak lagi.

CEO Opsigo Edward Nelson Jusuf mengungkapkan bahwa produk atau layanan yang diberikan Opsigo sangat berkaitan dengan transaksi keuangan. Maka dari itu, perusahaan harus dapat menjamin keamanan data dan sistem layanan. Salah satu alasan perusahaan bergabung dengan ekosistem Microsoft adalah sistem keamanan yang premium meyakinkan perusahaan tetap aman, sehingga  mencegah menimbulkan kerugian untuk nasabah ataupun perusahaan.

“Selain itu, pelanggan Opsigo, baik itu dari BUMN maupun korporasi, secara umum juga memanfaatkan ekosistem Microsoft seperti Azure, sehingga sistem Opsigo mudah terintegrasi dengan sistem mereka,” ungkapnya dalam diskusi virtual “Empowering Indonesian Startups for Digital Indonesia” pada hari Kamis (22/09).

Selain itu, Microsoft juga mewadahi dan membekali upskilling platform seperti Alkademi. Berawal dari komunitas digital di Bandung, Alkademi menyediakan berbagai pelatihan teknologi bagi anak muda di daerah suburban sebagai upaya menjawab kebutuhan akan sembilan juta talenta digital Indonesia pada tahun 2030. Kini, sekitar 2.000 siswa telah mendapatkan manfaat dari kelas-kelas yang ditawarkan Alkademi.

Sejak didirikan, Alkademi memanfaatkan Microsoft Azure sebagai basis dari Learning Management System (LMS) mereka. Familiaritas dan keandalan yang Alkademi rasakan dalam ekosistem Microsoft mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam Microsoft for Startups Founders Hub, sekaligus menjadi yang pertama dari Indonesia pada awal tahun 2022. Dalam program tersebut, Alkademi mendapatkan akses infrastruktur teknologi Microsoft, wadah networking dan mentorship, serta go-to assistance dari ahli Microsoft global.

Pada dasarnya, program-program inkubator dan akselerator yang ada saat ini menawarkan kemudahan bagi founder dalam melakukan eskalasi bisnis.  Berdasarkan hasil riset yang dilakukan DailySocial.id, per tahun 2021, ada sekitar 17 program inkubator dan/atau akselerator yang masih aktif membuka batch untuk startup baru. Beberapa di antaranya yang aktif menjaring termasuk program akselerator Surge dari Sequoia Southeast Asia dan India, Founder Institute, dan Y Combinator. 

SerMorpheus Raih Pendanaan 37 Miliar Rupiah, Jembatani Brand Lokal Masuk ke Ekosistem Web3

SerMorpheus, platform web3 enabler lokal, mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $2,5 juta atau lebih dari 37 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin Intudo Ventures, diikuti oleh 500 Global, Febe Ventures, AlphaLab Capital, BRI Ventures, dan Caballeros Capital.

Dengan putaran pendanaan ini, SerMorpheus akan fokus pada pengembangan infrastruktur teknologi agar dapat menjembatani kesenjangan antara web3 dan kebutuhan merek/konsumen Indonesia; dan merekrut talenta terbaik di semua fungsi.

Diluncurkan pada Januari 2022, SerMorpheus adalah platform yang fokus menjembatani brand dan peritel ke ekonomi digital baru. Perusahaan mengembangkan NFT dan mengelola utilitas yang memungkinkan mereka terhubung langsung dengan pengguna dan komunitas. Serta menciptakan nilai melalui pengalaman belanja yang dipersonalisasi.

Melalui mekanisme onlinetooffline yang disediakan, pemegang NFT bisa menikmati keuntungan secara nyata melalui acara yang diadakan oleh brand dan peritel. Pengguna bisa mengklaim NFT bermerek tertentu untuk mengikuti berbagai aktivitas offline, seperti konser, permutaran film, dan acara lainnya.

Saat ini perusahaan tengah membangun infrastruktur untuk brand dan kreator konten  yang menghubungkan produk dan layanan web3 dengan pengguna web2, menghilangkan hambatan teknis dan mengurangi gesekan.

Co-Founder SerMorpheus Kenneth Tali mengungkapkan, “Kami membayangkan web3 akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kami di masa depan dan NFT memiliki potensi besar untuk menjangkau audiens yang lebih besar daripada yang dimiliki kripto.”

Ia turut menambahkan bahwa Web3 telah memperoleh daya tarik yang signifikan di Indonesia. “Kami sangat antusias untuk membawa NFT ke pasar massal Indonesia sebagai pintu gerbang ke dunia web3 yang lebih besar.” tegasnya.

“Web3 menjadi wujud iterasi terbaru dari penggunaan internet yang menjanjikan—sebuah dunia di mana pengguna dapat menjadi kreator dan pemilik secara bersamaan. Namun, di antara lima miliar pengguna internet di dunia, hanya sekitar 400 juta orang yang merupakan pengguna kripto, dengan proyeksi miliaran lainnya akan online dalam beberapa tahun ke depan. Karena SerMorpheus melayani Indonesia, apa yang mereka bangun juga merupakan kunci untuk internet yang benar-benar inklusif, di luar Indonesia,” ungkap Managing Partner 500 Global Khailee Ng.

Tentang SerMorpheus

SerMorpheus didirikan oleh Kenneth Tali dan Budi Sukmana. Keduanya sudah cukup aktif di industri blockchain dan aset kripto sejak 2016; serta terlibat sebagai anggota pendiri dan pejabat Jaringan Blockchain Indonesia. Sebelumnya, Kenneth juga pernah mendirikan platform crowdfunding Likuid, yang telah rebranding menjadi ekuid. Saat ini ia menempati posisi komisaris di perusahaan.

Timnya menyadari bahwa ada permintaan cukup besar dari brand dan kreator untuk NFT dan aset digital lainnya, agar bisa terlibat langsung dengan pengguna dan basis penggemar mereka. Selain itu ada kebutuhan akan mitra lokal yang tidak hanya memahami aspek teknis web3, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam terkait preferensi dan kebiasaan konsumen Indonesia.

Salah satu proposisi nilai yang ditawarkan SerMorpheus adalah menghilangkan gesekan onboarding dengan menghubungkan kreator langsung dengan pasar NFT global atas nama mereka sendiri, serta memungkinkan transaksi dilakukan dalam Rupiah (IDR) hanya dengan alamat email dan nomor telepon. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan proses dalam memasuki ekonomi digital baru.

Perusahaan membangun permintaan yang kuat oleh brand untuk terlibat dengan pemirsa Indonesia, SerMorpheus akan mempercepat upaya untuk memasukkan lebih banyak merek ke dalam ekonomi digital baru, termasuk NFT yang menyertai pembelian tiket film, kehadiran acara, dan kampanye aktivasi online-ke-offline lainnya.

SerMorpheus debut dengan proyek penjualan tiket Jazz Goes to Campus (JGTC) bekerja sama dengan Tokocrypto. Dengan tiket berbasis NFT, pengguna bisa menikmati pengalaman yang meneluruh mulai dari sebelum, selama, hingga setelah acara berakhir. Tiket tersebut juga dapat diperdagangkan dengan transparan di pasar sekunder, yang memungkinkan promotor untuk tetap mendapatkan royalti.

Selain itu, beberapa klien yang sudah mempercayai SerMorpheus untuk mengembangkan dan mendistribusikan NFT yang disesuaikan seperti Indonesia Comic Con, klub sepak bola profesional PERSITA Tangerang, festival musik Jogjarockarta, aktris dan penyanyi Indonesia Prilly Latuconsina, serta film yang diproduksi Visinema Pictures Mencuri Raden Saleh.

Rencana ke depan

Saat ini, perusahaan tengah mengembangkan platform untuk kreator, termasuk penciptaan NFT mandiri, yang memungkinkan pengguna untuk mencetak dan mengeluarkan NFT dengan ringkas tanpa memerlukan pengetahuan teknis. SerMorpheus juga berencana menyediakan fitur analisis untuk membantu kreator konten melacak koleksi dan basis pengguna mereka.

Disinggung mengenai proses kurasi, Kenneth menjelaskan dalam wawancara terpisah dengan DailySocial.id bahwa tidak ada kriteria spesifik untuk kreator atau IP yang ingin meluncurkan NFT-nya. Namun, timnya menyaring secara kualitatif dan sangat selektif. “Harus benar-benar serius dan memiliki value,” tegasnya.

Olivier Raussin, Co-founder & Managing Partner Febe Ventures mengungkapkan, “Teknologi blockchain menciptakan cara baru bagi kreator dan brand untuk berinteraksi langsung dengan penggemar dan konsumen mereka, termasuk kasus di dunia nyata seperti menghargai loyalitas pelanggan. SerMorpheus adalah pilihan mitra teknis untuk bisnis Indonesia yang ingin mendorong keterlibatan dalam ekonomi digital baru.”

Di tengah maraknya kiprah NFT di Indonesia, terdapat beberapa platform yang menawarkan layanan serupa. Salah satunya adalah Bolafy yang fokus menawarkan koleksi digital resmi dari kolaborasinya dengan partner di bidang sepak bola lokal. Selain itu juga ada platform marketplace NFT seperti Kolektibel, Artpedia serta Tokomall milik Tokocrypto.

Application Information Will Show Up Here

Sea Lakukan Efisiensi Bisnis, Shopee Indonesia Rumahkan Sebagian Karyawan

Induk perusahaan marketplace Shopee, Sea Ltd., segera merumahkan sekitar 3% dari karyawannya di Indonesia sebagai bagian dari efisiensi perusahaan secara regional untuk memangkas kerugian dan memperbaiki reputasi di mata investor.

Dalam laporan tahunan Sea di tahun 2021, perusahaan tercatat memiliki lebih dari 63 ribu karyawan secara keseluruhan. Per kuartal I-2022, jumlah karyawan Shopee Indonesia tercatat sebanyak 6.232 orang. Hal ini berarti sekitar 180-an dari mereka terancam terkena PHK mulai dari head of department hingga posisi entry level atau junior staff.

Dilansir dari Bloomberg, perusahaan yang berbasis di Singapura ini menginformasikan para staf yang terkena dampak mulai dari hari Senin (19/9). Menurut memo yang beredar, perubahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dari perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensi operasi untuk  mempertahankan keutuhan seluruh bisnis.

Perusahaan turut mengungkapkan bahwa hal ini merupakan keputusan yang sangat sulit untuk dibuat. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, pihak manajemen mencoba menawarkan ganti rugi yang sesuai dalam memo yang disebarkan hari itu, “Secara umum, kami akan menawarkan paket yang adil bagi karyawan yang berpisah dengan kami dan memberikan bantuan jika diperlukan.”

Co-Founder Sea Group Forrest Li juga sempat mengumumkan dalam memo internal bahwa jajaran direksi tidak akan menerima gaji serta memperketat kebijakan pengeluaran perusahaan. Perusahaan, yang dikenal dengan Tencent Holdings Ltd. sebagai investor terbesarnya, tengah mencoba melindungi diri dari perlambatan ekonomi.

Sea disebut telah kehilangan sekitar $170 miliar nilai pasar sejak Oktober. Angka ini menjadi yang tertinggi serta memperbanyak pertanyaan tentang strategi monetisasi perusahaan di era kenaikan suku bunga dan mempertajam persaingan dari Alibaba Group Holding Ltd. di kawasan Asia.

Meskipun pendapatan Sea Group atau induk perusahaan Shopee pada kuartal II 2022 naik 29% year on year, hal ini tidak membebaskan mereka dari efisiensi. Melansir dari situs resminya, dalam laporan keuangan milik Sea Group, tercatat pendapatan perusahaan itu mencapai $2,94 miliar pada kuartal dua 2022.

Perjalanan Shopee di Indonesia

Shopee merupakan salah satu dari dua bisnis terbesar Sea di Indonesia. Perusahaan mengawali bisnis digitalnya di bidang hiburan dengan platform Garena yang mempopulerkan game “Free Fire”. Sea Group meluncurkan platform e-commerce Shopee di Asia Tenggara dan Taiwan pada bulan Juni dan awal Juli 2015, dan di Brasil pada kuartal keempat tahun 2019.

Pada tahun 2021, perusahaan sempat memperluas bisnis ke pasar baru di Amerika Latin seperti Meksiko, Chili dan Kolombia, dan ke Polandia dan Spanyol. Namun, informasi terakhir menunjukkan bahwa Shopee telah menarik timnya dari pasar di Eropa dan Amerika Latin. Polemik lain juga terjadi di India karena meningkatnya ketegangan dengan perusahaan China.

Di samping e-commerce, perusahaan juga memperluas lini bisnis ke platform layanan keuangan digital di Vietnam dan di Thailand di tahun 2014. Di akhir tahun 2019, SeaMoney resmi diperkenalkan sebagai merek keseluruhan untuk bisnis layanan keuangan digital perusahaan. Kemudian di tahun lalu, perusahaan semakin memperluas penawaran layanan keuangan digital di seluruh kredit, insurtech dan layanan bank digital, termasuk meluncurkan SeaBank di Indonesia.

Bisnis e-commerce memang menjadi salah satu penggerak penting ekonomi digital. Di Indonesia persaingan bisnis ini cukup ketat. Menurut data iPrice, didasarkan pada sejumlah analisis terhadap trafik dan engagement di media sosial, Shopee berada di peringkat kedua setelah Tokopedia. Namun demikian, peringkat ini cukup fluktuatif, di beberapa periode sebelumnya Shopee sempat memimpin di peringkat teratas.

E-commerce di Indonesia / iPrice
E-commerce di Indonesia / iPrice
Application Information Will Show Up Here

Program Bangkit dari Google Lahirkan Solusi Teman Disabilitas “TeDi”

Pada tahun 2021 lalu, Google Indonesia meluncurkan program “Bangkit” dengan tujuan untuk menambah lebih banyak talenta digital yang memiliki kemampuan pemrograman tingkat lanjut. Di tahun 2022, program ini berhasil meluluskan 2.517 siswa sebagai program andalan Kampus Merdeka untuk alur belajar cloud computing, mobile development, dan machine learning.

Terdapat dua jenis proyek tugas akhir yang harus dilalui sebagai syarat kelulusan, yaitu Product-Based Capstone Project. Para siswa harus berinovasi membuat solusi produk bagi permasalahan di ranah publik, seperti lingkungan, kesehatan, ketahanan ekonomi, sesuai dengan tema pilihan. Proyek baru yang diluncurkan tahun ini adalah Company-Based Capstone Project di mana para peserta akan diasah kemampuannya untuk menjawab tantangan riil dari industri.

Di Bangkit 2022 ini, telah terpilih 15 proyek terbaik yang berhasil mendapatkan fasilitas mentor industri dan dana inkubasi sebesar 140 juta Rupiah dari Google dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPTM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktristek). Salah satu yang menarik adalah TeDi atau Teman Disabilitas.

Najma, Mahasiswi Universitas Padjadjaran dan pemimpin kelompok TeDi, menyampaikan “TeDi atau Teman Disabilitas berawal dari pertanyaan yang muncul di benak tim kami, apakah saat ini teknologi sudah dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, atau hanya hiburan semata. Dari sini, kami
berpikir bahwa sebaiknya kemajuan teknologi saat ini digunakan untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan, salah satunya adalah penyandang disabilitas karena masih banyak diskriminasi dan kesulitan yang mereka rasakan.”

TeDi merupakan aplikasi mobile Indonesia pertama yang memiliki fitur-fitur untuk membantu tiga tipe disabilitas sekaligus, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. TeDi menawarkan fitur BISINDO translator untuk menerjemahkan bahasa isyarat, Object Detection untuk mendeteksi objek di sekitar, Currency Detection untuk membaca mata uang, dan Text Detection untuk membaca sebuah teks.

Nantinya, TeDi akan mentransformasi purarupa mereka menjadi produk yang siap untuk diperkenalkan pada user atau masyarakat dalam bimbingan Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 15 Kampus Mitra Bangkit. Selain TeDi, tim lain yang akan mendapatkan kesempatan ini adalah EcoSense, Herbapedia, HerAi, Yourney, DressOnMe, LukaKu, Glucare, Dwicara, Fi$hku, Tanamin, Ambroise, BahanbaKu, Circle, Kulitku.

Program pemerintah untuk talenta digital

Ketersediaan talenta digital merupakan key enabler dalam pengembangan sektor digital yang terus bertumbuh seperti di industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Menurut kajian Alfa Beta tahun 2021, tenaga kerja yang memiliki talenta digital mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.965 triliun terhadap PDB Indonesia pada 2030.

Dari sisi pengembangan kemampuan, pemerintah juga berupaya mengakomodasi kebutuhan akan talenta digital melalui sejumlah inisiatif seperti program Digital Literacy Academy, Startup Studio, 1000 Startup, dan Digital Literacy National Movement. Inisiatif ini diambil untuk memfasilitasi dan mengakselerasi peningkatan kemampuan talenta digital, dari tahap dasar, menengah, hingga lebih lanjut

Kementerian Kominfo sendiri di tahun 2022 ini telah menyiapkan program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy sebagai inisiatif konkret untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional. Cara berpikir yang visioner sangat penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama pada kontestasi di level regional maupun global.

Bukan hanya pemerintah, seluruh stakeholder di Indonesia berupaya mengembangkan berbagai inovasi sebagai bagian dari strategi transformasi digital, melakukan perubahan menyeluruh atas setiap proses, kompetensi, dan model bisnis dengan implementasi teknologi digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga riset global yang menjadikan transformasi digital sebagai upaya organisasi dalam memenangkan persaingan global.

Amartha Luncurkan “Ascore.ai”, Layanan Skoring Kredit Alternatif untuk Individu dan Institusi

Layanan marketplace microfinance Amartha meluncurkan inisiatif terbarunya Ascore.ai. Memanfaatkan teknologi machine learning, platform tersebut didesain untuk menyediakan solusi pengukuran profil risiko (credit scoring) secara akurat dan holistik. Melalui layanan ini, perusahaan berharap bisa membuka peluang bagi berbagai sektor usaha untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih masif.

Ascore.ai dikembangkan sebagai alternatif skoring kredit yang dibangun di atas lebih dari 1 juta database mitra pengusaha ultra mikro Amartha selama tujuh tahun terakhir. Perusahaan telah menggunakan teknologi ini untuk pengukuran risiko dalam menyalurkan pinjaman bagi segmen yang belum terlayani atau underserved.

Model alternatif skoring kredit telah diregulasi OJK melalui beleid Inovasi Keuangan Digital (regulatory sandbox).

Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menyampaikan bahwa pihaknya melihat peluang yang sangat besar untuk mengkatalisis sektor ekonomi informal melalui teknologi. Terdapat sekitar 20 juta UMKM di Indonesia yang masih belum terlayani oleh layanan keuangan formal, karena profiling risikonya sulit diukur.

“Melalui teknologi Ascore.ai, berbagai sektor usaha maupun institusi diharapkan dapat menggunakan layanan ini, dan berpeluang untuk memperluas jangkauan pasarnya ke pangsa pasar yang lebih masif, salah satunya sektor ekonomi informal,” ungkapnya.

Solusi ini diharapkan dapat menghasilkan output berupa nilai risiko, perhitungan bunga pinjaman, pengolahan data, serta keputusan-keputusan yang berpengaruh pada bisnis. Dengan begitu, bisa mendorong lebih banyak bisnis untuk memahami pangsa pasarnya, serta memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih bijak.

Targetkan pangsa pasar institusi dan individu

Solusi Ascore.ai dapat digunakan baik oleh institusi maupun individu. Bagi segmen institusi, tersedia layanan berupa verifikasi risiko, credit underwriting, advance credit analysis, dan pengecekan kredit nasabah. Layanan dapat menjangkau sektor fintech, microfinance/lembaga pembiayaan, perbankan seperti BPR dan BPD, koperasi, agrikultur, hingga marketplace dengan opsi produk paylater dan pinjaman.

Taufan turut mengungkapkan bahwa Amartha telah bekerja sama dengan berbagai stakeholder mulai dari perbankan maupun sektor fintech untuk mendigitalisasi UMKM di Indonesia. Amartha membantu institusi keuangan agar dapat merambah segmen akar rumput, tanpa perlu mengembangkan teknologi credit decisioning solution sendiri.

“Diharapkan, dengan solusi ini, akan semakin banyak institusi yang dapat memperluas jangkauannya ke pangsa pasar masif seperti UMKM. Ini sekaligus dapat membantu peningkatan inklusi keuangan”, lanjut Taufan.

Pada segmen individu, Ascore.ai menyediakan layanan berupa penghitungan profil risiko serta simulator skor kredit. Nantinya, pengguna dapat mengakses situs Ascore.ai untuk mempertimbangkan hasil perhitungan profil risiko untuk mengenali profilnya sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan formal.

“Dengan layanan yang holistik, Ascore.ai diharapkan dapat menjangkau segmen pasar yang lebih masif, tidak terbatas pada institusi saja tetapi juga setiap individu yang membutuhkan layanan keuangan. Amartha optimis, Ascore.ai dapat mendorong inklusi keuangan serta menjadi katalisator bagi UMKM untuk bertransformasi menjadi usaha digital dan bersaing di pasar global”, tutup Taufan.

Masih besarnya ketimpangan kredit masyarakat unbanked dan underbanked, membutuhkan metode penilaian kredit atau credit scoring yang menyesuaikan profil calon nasabah. Selain Ascore.ai, mulai banyak bermunculan aplikasi khusus yang dikembangkan untuk penilaian kredit di Indonesia seperti SkorLife, MyIdScore, dan Fineoz.

Sejak awal berdiri di 2010, Amartha memantapkan komitmennya untuk memberikan akses permodalan, khusus untuk pengusaha perempuan yang selama ini masuk ke dalam golongan unbanked dan underbanked.

Pada bulan Maret lalu, Amartha merayakan kesuksesannya menjangkau satu juta pengusaha mikro perempuan. Selama 12 tahun berdiri, perusahaan telah menyalurkan modal kerja sebesar lebih dari 7,5 triliun rupiah kepada lebih dari satu juta perempuan pengusaha mikro di 35.000 desa di Indonesia. Di samping itu, perusahaan berhasil menjaga kualitas NPL yang stabil di bawah 0,5 persen.

Application Information Will Show Up Here

AirAsia Segera Luncurkan Layanan Ride-Hailing di Indonesia November 2022

Grup AirAsia secara aktif menghadirkan layanan-layanan baru sebagai upaya menumbuhkan pendapatan non-maskapainya. Salah satunya adalah layanan ride-hailing yang sudah resmi meluncur di Malaysia dan beberapa kawasan Asia Tenggara.

Kemarin (13/9) Capital A, nama perusahaan induk AirAsia, mengumumkan pencapaian satu tahunnya layanan airasia ride dengan menawarkan pekerjaan penuh waktu kepada semua pengemudi. Opsi pekerjaan penuh waktu ini merupakan wujud apresiasi dan penguatan komitmen dari program Pengemudi Mandiri yang saat ini sudah ada di airasia ride.

Dalam satu tahun beroperasi, layanan airasia ride berhasil menyelesaikan 2 juta perjalanan, hanya empat bulan setelah mencapai 1 juta perjalanan pada bulan April tahun ini. Pengemudi yang sudah mendaftar  di aplikasi sudah mencapai 53 ribu orang.

CEO Capital A Tony Fernandes mengungkapkan, “Ini adalah sesuatu yang wajar untuk dilakukan. Mendahulukan para armada. Bulan lalu, kami engawal inisiatif baru yang menawarkan pekerjaan penuh waktu kepada pengendara pengiriman, dan hari ini kami memperingati tahun pertama airasia ride dengan mengumumkan langkah baru lainnya — menawarkan pekerjaan penuh waktu kepada semua pengemudi airasia ride yang memenuhi syarat.”

Dalam acara konferensi pers yang juga ditayangkan secara online ini, Lim Chiew Shan selaku Regional CEO airasia ride, turut mengungkapkan rencana ekspansi layanan ini ke Indonesia. “Kita akan segera meluncurkan layanan (airasia ride) dalam dua bulan ke depan di Indonesia, paling lambat pada November 2022 mendatang,” ujarnya.

Disinggung mengenai model bisnis yang akan diterapkan, Shan mengungkapkan bahwa perusahaan akan tetap menjalankan model bisnis yang sudah ada, tentunya menyesuaikan dengan regulasi di setiap negara. Terkait benefit yang diterima pengemudi, Toni menegaskan bahwa perusahaan akan menerapkan strategi yang sama selama diizinkan oleh pemerintah di masing-masing negara.

Langkah ini sejalan dengan rencana AirAsia untuk meluncurkan inisiatif teranyar yang diberi nama “AirAsia Super App”. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pemesanan hotel dan aktivitas di samping penawaran penerbangan, dengan kata lain menyediakan semua layanan dalam satu aplikasi.

Sebelumnya, AirAsia sudah lebih dulu meresmikan layanan airasia money, marketplace produk finansial yang menawarkan solusi keuangan yang terjangkau, dari asuransi, investasi, pengiriman uang, dan penggalangan dana sosial, bersama para mitra airasia food.

Layanan pesan-antar makanan airasia food sendiri diluncurkan pada bulan yang sama dan mulai beroperasi di beberapa area seperti, Tangerang, Jawa Barat, diikuti oleh Jakarta pada bulan Juni. Sejak itu, ribuan pedagang telah mendaftar ke platform.

Layanan ride-hailing di Indonesia

Berdasarkan data dari Measurable AI, Gojek dan Grab masih menjadi dua pemain mobilitas ride-hailing terbesar di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, pangsa pasar ride-haling secara keseluruhan telah stabil dengan Grab memimpin dengan sedikit keuntungan.

Measurable AI melacak total pengeluaran untuk Mobilitas (termasuk Sepeda, Mobil) untuk kedua perusahaan menggunakan metrik “harga total” sebagai proksi pendapatan perusahaan. Terminologi “harga total” di sini adalah angka sebelum promosi atau diskon diterapkan ke pesanan, yang paling dekat dengan metrik GMV untuk kedua perusahaan.

Marketshare Ride-hailing 2021 -2022: Aplikasi Gojek versus Aplikasi Grab (Diperbarui pada Agustus 2022) / Measurable AI
Marketshare Ride-hailing 2021 -2022: Aplikasi Gojek versus Aplikasi Grab (Diperbarui pada Agustus 2022) / Measurable AI

Namun, belakangan, ada layanan baru seperti Maxim dan inDrive yang mencoba mengusik dominasi dari kedua layanan ini. Maxim mulai beroperasi di Indonesia sejak 2018, menyediakan layanan taksi online, ojek online, pesan-antar makanan, dan pengiriman barang.

Saat ini, perusahaan asal Rusia itu telah tersedia di 63 kota. Tidak hanya layanan transportasi online, perusahaan transportasi ini juga memiliki berbagai macam layanan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk layanan pijat dan spa serta layanan bersih-bersih.

Sementara inDrive memiliki model bisnis yang relatif berbeda. Layanan ini tidak menentukan tarif di aplikasi, melainkan memungkinkan penumpang untuk mematok tarif di awal. Melalui aplikasi inDriver, tarif perjalanan yang adil ditentukan oleh pengemudi dan penumpang dengan bernegosiasi dan menyepakati tarif yang sesuai untuk kedua belah pihak.

Ride-hailing adalah salah satu sektor yang paling terpukul di awal wabah Covid-19. Meskipun demikian, sektor ini perlahan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi dan pembukaan kembali ekonomi secara bertahap di seluruh dunia. Kami akan terus memantau persaingan raksasa ride-hailing di pasar yang berbeda.

Application Information Will Show Up Here

Agridesa Kembangkan Ekosistem Digital, Dorong Modernisasi Petani Skala Kecil

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi yang sangat cerah untuk sektor agrikultur. Namun, di tengah limpahan lahan dan kesempatan, masih banyak petani kecil yang tidak memiliki akses ke modal dan kesejahteraan secara umum. Hal ini menjadi salah satu yang menginspirasi hadirnya platform Agridesa.

Didirikan pada awal tahun 2022, Agridesa memiliki tiga punggawa yaitu Allen D. Nicolas sebagai CEO profesional, Luqman Arif sebagai COO, dan Kristian Harahap sebagai Interim CTO/CPO. Perusahaan memiliki misi untuk memodernisasi para petani berskala kecil di Indonesia melalui ekosistem digital end-to-end.

CEO Agridesa, Allen D. Nicolas mengungkapkan, “Kami melihat masih banyak petani kecil yang hidupnya belum sejahtera. Melalui platform Agridesa, Kami berharap para petani bisa mendapat akses yang lebih layak dan transparansi harga guna menghasilkan profit yang lebih besar. Di samping itu, bisa memenuhi kebutuhan supply dari hulu untuk para pembeli mitra.”

Perusahaan ini merupakan joint portofolio pertama dari Katalys Partners yang digawangi oleh Rama Manusama, Peter Witkamp dan Edbert Mauritius dan Muhammad Iqbal dari Capital Commerce. Katalys Partners sendiri adalah sebuah Pembangun Ventura (venture builder) yang fokus membantu impact startup. Saat ini, perusahaan juga telah didukung oleh PT Triputra Agro Persada, yang juga berinvestasi di startup KedaiSayur dan Aria.

Agridesa memiliki tiga skema bisnis, yaitu: (1) Skema Budidaya, dengan membantu para petani mitra untuk membudidayakan lahan mereka guna menghasilkan panen yang akan diserap oleh pembeli mitra;  (2) Skema Trading, untuk membantu memenuhi kebutuhan supply para pembeli mitra melalui skema perdagangan; (3) Skema Pascapanen, guna meningkatkan kualitas hasil panen agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan pembeli mitra.

Salah satu misi utama Agridesa adalah untuk memberdayakan petani skala kecil melalui pertanian berbasis data dan solusi digital terintegrasi. Dengan jumlah tim yang masih terbatas, pihaknya mencoba memberikan solusi yang maksimal dengan menyediakan ekosistem pertanian yang menyeluruh. Solusi berbasis aplikasi digital dari Agridesa didesain dengan fitur yang lengkap untuk membantu monitoring, efisiensi dan mitigasi risiko petani.

Petani skala kecil dan pemilik lahan di bawah kelompok tani yang telah bergabung bisa memanfaatkan solusi Agridesa untuk membangun skor kredit (credit scoring) yang nantinya bisa digunakan untuk akses yang lebih luas ke permodalan. Saat ini perusahaan sudah bekerja sama dengan Bank BRI untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sebagai nilai tambah, Agridesa menawarkan akses dengan pembeli terjamin. Perusahaan juga membangun kemitraan dengan bank dan institusi finansial non-bank untuk membuka akses keuangan bagi petani skala kecil. Selain itu, platform ini juga menyediakan fungsi pengelolaan seperti perkebunan untuk ekosistem yang masih terfragmentasi, serta menyalurkan keahlian agronomi melalui perangkat digital dan kemitraan dengan instruktur lokal di lapangan.

Digitalisasi sektor pertanian

Pada tahun 2020, Bank Dunia menyatakan bahwa kehadiran teknologi digital dapat meningkatkan pengetahuan teknis petani; memungkinkan perhitungan penggunaan pupuk, bibit, atau input pertanian lain secara lebih efisien; dan meningkatkan pengambilan keputusan petani melalui informasi mengenai cuaca, pengelolaan tanaman, kondisi pasar, ataupun data ternak.

Faktanya, hanya segelintir petani yang dapat menikmati manfaat tersebut. Kebanyakan teknologi digital pertanian memiliki pengguna kurang dari 10.000 pengguna. Artinya, jutaan petani masih belum memiliki akses terhadap teknologi digital pertanian. Hal ini dikarenakan masih banyaknya tantangan mendasar yang menghalangi petani untuk menggunakan teknologi digital pertanian yang mutakhir.

Modernisasi dalam sektor pertanian bukanlah hal baru. Sebelum Agridesa, sudah ada beberapa pemain yang berfokus pada digitalisasi sektor pertanian, seperti Agriaku, Tanihub, dan Eratani yang menawarkan ekosistem pertanian kuat dengan layanan mulai dari pembiayaan, pengadaan barang, pengolahan, hingga distribusi hasil panen.

Sebagai pemain yang relatif baru di sektor pertanian, Agridesa menawarkan solusi yang tidak jauh berbeda dengan pemain sebelumnya. Meskipun begitu, pihaknya mengungkap telah berhasil mencetak revenue senilai 2 miliar Rupiah per bulan selama kurang dari satu tahun beroperasi. Hal ini didukung oleh skema perdagangan yang dilakukan dengan memfasilitasi sekitar 30 petani mitra, bekerja sama dengan Kedai Sayur dan Pangan Sari Utama (PSU) sebagai pembeli mitra utama.

Allen turut mengungkapkan bahwa pihaknya sangat serius dalam memetakan jalur menuju profitabilitas perusahaan. Disinggung mengenai target, Agridesa mematok angka yang cukup besar yaitu untuk bisa mencapai Rp 10 miliar revenue per bulan pada Agustus 2023. Saat ini, perusahaan juga mengaku berencana menggalang dana untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

Aplikasi Tentang Anak Ingin Kembangkan Ekosistem “Parenting” Menyeluruh

Dari tahun 2012 hingga 2035, Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara tahun 2020-2030. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif yang mencapai 2x lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. Bonus demografi sendiri ditengarai sebagai keuntungan ekonomi yang disebabkan menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang.

Meskipun begitu, ada banyak faktor yang mempengaruhi bonus demografi, salah satu yang penting adalah generasi muda yang produktif. Tanpa adanya intervensi yang tepat untuk membantu tumbuh kembang anak-anak Indonesia, dikhawatirkan Indonesia tidak akan dapat meraup manfaat maksimal dari bonus demografinya.

Selain itu, fakta bahwa Indonesia memiliki sekitar 80 juta anak dan kurang dari 5000 dokter anak turut menginspirasi seorang dokter spesialis anak, Mesty Ariotedjo dan suaminya yang sudah berkecimpung lama di dunia teknologi, Garri Juanda, untuk mengembangkan ekosistem parenting yang lengkap di Indonesia.

Lahirkan aplikasi Tentang Anak

Pada Februari 2022, mereka meluncurkan aplikasi Tentang Anak dengan visi menyediakan akses mudah untuk informasi dan edukasi terkait tumbuh kembang anak secara optimal. Aplikasi ini diharapkan bisa mendampingi keluarga Indonesia dalam mencetak generasi baru yang lebih baik berawal dari pengasuhan dan pemberian nutrisi yang baik, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, karena 80% perkembangan otak terjadi pada periode tersebut.

Pada masa awal berdirinya, Tentang Anak sudah didukung oleh Insignia Ventures Partners dengan partisipasi beberapa angel investor ternama, seperti Mohammed Alabsi, CTO Tokopedia Herman Widjaja, CMO Kopi Kenangan Cynthia C., Agung Nugroho, dan COO Flip Gita Prihanto.

Aplikasi Tentang Anak menawarkan fitur holistik untuk memenuhi kebutuhan terkait perjalanan tumbuh kembang anak dan keluarga. Beberapa layanan yang ditawarkan termasuk fitur menu MPASI lengkap dengan hitungan nutrisi yang tentunya kredibel karena telah ditinjau oleh para ahli. Selain itu juga ada fitur Ide Stimulasi dengan panduan aktivitas harian untuk si kecil dalam bentuk video singkat.

Dalam aplikasi ini, orang tua juga bisa memonitor perjalanan tumbuh kembang anak, jadwal vaksinasi, serta tanya jawab langsung dengan ahli setiap hari yang telah dipersonifikasi khusus sesuai kebutuhan anak, dilengkapi fitur belanja kebutuhan si kecil.

“Kami berharap dengan menghadirkan fitur-fitur tersebut, kami dapat membantu lebih banyak orang tua, anak, dan pakar anak untuk membina dan mengoptimalkan tumbuh kembang generasi Indonesia selanjutnya. Kami percaya bahwa “dibutuhkan sebuah desa untuk membesarkan anak”, dan kami perlu mendemokratisasikan akses gratis pendidikan orang tua secara merata di Indonesia,” ungkap Mesty.

Fitur Skrining Autisme

Sebelumnya, Tentang Anak telah didaulat sebagai mitra resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), untuk meningkatkan literasi bagi jutaan orang tua terkait pola asuh, kesehatan fisik juga mental anak usia dini.

Kemarin (8/9) Tentang Anak meluncurkan fitur terbaru yaitu Skrining Autisme untuk orang tua Indonesia guna menjawab keresahan mereka tentang keterbatasan fasilitas klinik di Indonesia untuk diagnosis dan terapi autisme.

Fitur ini merupakan hasil kolaborasi bersama Prof. Dr. dr. Hardiono D.
Pusponegoro, Sp.A(K), Ahli Neurologi Anak, Advisor Tentang Anak & Founder @AnakkuID. Beliau juga menaungi Klinik Anakku yang fokus menyoroti isu terkait tumbuh kembang dan gangguan perkembangan anak berkebutuhan khusus. Disajikan dalam bentuk fitur di aplikasi Tentang Anak oleh tim Tentang Anak dan Spesialis Anak, dr. Jennie Dianita Sutantio, Sp. A.

Saat ini WHO memperkirakan 1 dari 160 anak merupakan penyandang autisme. Data dari Kemenpppa menunjukkan bahwa dengan perhitungan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,14 persen, Indonesia memiliki penyandang ASD sebanyak 2,4 juta orang, yang diperkirakan bertambah 500 orang/tahunnya.

Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K), Ahli Neurologi Anak, Advisor Tentang Anak & Founder @AnakkuID mengimbau kepada orang tua yang telah mendeteksi tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan anaknya, sebaiknya tidak diam saja atau menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya. Karena mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik.

“Maka dari itu, setelah mendeteksi gangguan anak melalui fitur skrining
autisme di aplikasi Tentang Anak dan mendapatkan hasil bahwa anak mengalami gangguan ASD, orang tua dianjurkan untuk mendiagnosis lebih lanjut jenis gangguan tersebut dengan ahlinya, lalu mengobati apa yang bisa diobati, merujuk terapi yang tepat sesuai dengan diagnosis, konseling dan langkah terakhir untuk rujuk konsultasi selanjutnya,” tambahnya.

Melalui fitur skrining autisme di aplikasi Tentang Anak, orang tua dapat diharapkan lebih mudah memonitor perkembangan persona-sosial anak dengan mengenali gejala atau gangguan awal terkait ASD seperti ketika anak terlambat bicara. Perlu dicatat bahwa fitur ini merupakan skrining awal yang dapat membantu orang tua, tapi tidak untuk menggantikan konsultasi medis dengan ahli. Dengan adanya fitur ini, diharapkan anak dengan autisme dapat terdeteksi lebih dini sehingga lebih cepat diterapi dan perkembangannya lebih optimal.

Pola asuh anak atau parenting merupakan salah satu tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh para orang tua. Selain itu, penting bagi para orangtua untuk mendapat informasi parenting yang kredibel. Saat ini, sudah ada beberapa aplikasi yang dirancang khusus untuk mendampingi orang tua dalam memonitor tumbuh kembang anak.

Selain Tentang Anak, beberapa platform parenting yang sudah lebih dulu menawarkan layanannya di Indonesia termasuk Parentalk, yang baru saja mengakuisisi platform edukasi Good Enough Parents, Fammi dan Orami  yang telah memperluas layanannya ke ranah parenting.

Application Information Will Show Up Here

Resmikan Marketplace NFT, OneAset Berambisi Ciptakan Ekosistem Investasi Terpadu

Layanan wealthtech besutan Akulaku Group, OneAset, resmi mengumumkan kehadiran marketplace NFT (non-fungible token) dengan fitur komunitas. Melalui fitur terbaru ini, perusahaan ingin membangun sebuah ekosistem terpadu yang mencakup produk investasi, edukasi literasi keuangan, manajemen keuangan, dan komunitas investasi.

Debut pada tanggal 7 Juli 2022, aplikasi ini telah menghasilkan puluhan ribu karya NFT di bulan pertamanya, mencakup ragam karya seni, fotografi hingga literatur. OneAset NFT memanfaatkan jaringan blockchain yang dikembangkan induknya, yakni Binance Smart Chain (BSC). Seperti diketahui, teknologi BSC menyediakan kemudahan dalam membuat smart contract dan aplikasi terdesentralisasi secara terstruktur.

Di Indonesia sendiri, NFT mulai viral setelah seorang mahasiswa yang dikenal sebagai Ghozali Everyday berhasil membuat foto selfie miliknya diperjualbelikan dalam bentuk NFT dengan harga yang melambung tinggi. Mulai dari kalangan artis, influencer, hingga tokoh penting di Indonesia juga diketahui mulai menjual karya melalui NFT, termasuk Syahrini, Anang Hermansyah, Luna Maya, Arnold Poernomo dan Ridwan Kamil.

Pada dasarnya, terminologi NFT dapat diartikan sebagai sertifikat digital yang menjamin sebuah keaslian barang digital yang tak tergantikan seperti foto, video, atau bentuk aset digital lainnya. NFT dicetak dan disimpan di blockchain, seperti aset kripto. NFT berharga karena unsur non-fungible-nya, sehingga tidak bisa digantikan dengan yang lain. Cara membuat karya NFT ini biasa disebut sebagai minting.

Proses minting ini juga yang memberikan pemilik NFT hak kepemilikan yang jelas dan eksklusif, karena setiap NFT hanya dimiliki oleh satu pemilik hingga saatnya dijual dan bertukar hak milik ke pembeli baru. Harga sebuah NFT pun beragam dan bisa berubah sesuai dengan angka yang ditetapkan penjual.  Layaknya barang koleksi lainnya, harga akan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti siapa kreatornya, kompleksitas sebuah karya, atau keunikan lainnya.

Mekanisme pembuatan NFT di OneAset

Untuk proses jual beli NFT di aplikasi OneAset, penjual bisa masuk ke menu NFT kemudian pilih ‘Buat NFT’ di pojok kanan atas lalu pilih gambar NFT yang mau di-listing baik itu foto, karya seni maupun literatur, tersedia kolom deskripsi unik yang bisa diisi untuk menarik perhatian para pengguna lainnya. Setelah pengguna mengajukan pembuatan NFT, akan ada tim khusus yang akan mengkurasi karya tersebut. Salah satu syarat penting untuk NFT yang boleh dijual adalah yang tidak mengandung SARA.

Selain itu, penjual juga bisa menentukan royalti kreator atau penghasilan tambahan yang akan diterima saat item NFT terjual, mulai dari 1-10% harga jual dan durasi jual. Kemudian, penjual bisa langsung melakukan pembayaran biaya listing dan gas fee atau biaya transaksi blockchain via rekanan bank  yang sudah bekerja sama dengan aplikasi OneAset.

Pengguna aplikasi marketplace NFT OneAset dapat melihat koleksi NFT unggulan para kreator dan NFT Ruci di bagian Koleksi Rekomendasi dalam kategori-kategori yang tersedia. Selain itu, pengguna bisa membagikan, memberi komen, menyukai dan menjadikan favorit koleksi NFT tertentu melalui fitur interaksi dari aplikasi OneAset.

Platform ini juga menawarkan berbagai promo menarik bagi para pengguna baru yang membuat akun dompet terdesentralisasi OneWallet dengan transaksi NFT pertama di aplikasi OneAset. Mulai dari mystery box berisi NFT Ruci limited edition secara gratis hingga tambahan aset koin hingga 100.000 yang berlaku hingga periode tertentu.

Bersamaan dengan peluncuran NFT karya para pengguna, OneAset juga merilis karya NFT spesial menggunakan maskot OneAset, Ruci. Ruci sendiri dihadirkan dengan tema-tema yang beragam dan tentunya mengikuti tren terkini, mulai dari Ruci The Master, Active dan Trendy Ruci, hingga Hidden Treasure in Art Gallery. Dalam waktu dekat, timnya mengklaim akan segera menghadirkan kolaborasi-kolaborasi dengan para kreator lainnya.

Marketplace NFT di Indonesia

OpenSea disebut sebagai salah satu marketplace NFT terbesar di dunia dengan lebih dari 80 juta pilihan NFT dan volume transaksi senilai $31,3 miliar terhitung hingga saat ini. Di bulan pertama peluncurannya, OneAset telah menghasilkan puluhan ribu karya NFT yang mencakup ragam karya seni, fotografi hingga literatur. Terdapat ratusan kreator lokal dan internasional yang sudah bergabung dalam platform ini.

Presiden Direktur OneAset, Breggy Anderson mengungkapkan bahwa, “NFT berpeluang untuk mendorong karya para kreator lokal di Indonesia baik secara nasional dan internasional dengan karya-karya mereka. Kehadiran marketplace NFT di aplikasi OneAset sendiri diharapkan untuk bisa menjadi wadah baru bagi kreator lokal Indonesia dari berbagai bidang untuk memamerkan karya serta menjangkau pasar yang lebih luas untuk keperluan transaksi melalui platform ini.”

Selain OneAset, sudah ada pemain lokal yang menginisiasi platform NFT berbasis marketplace. Beberapa di antaranya adalah Tokomall milik Tokocrypto, Kolektibel, Artpedia, dan Paras Digital. Disamping itu, ada juga marketplace NFT yang spesifik menyasar vertikal gaming seperti Fractal. Beberapa platform ini juga telah mengantongi pendanaan dari sejumlah investor.

Application Information Will Show Up Here