GK-PnP Indonesia Buka Pendaftaran Akselerasi Gelombang Ketiga, Perluas Vertikal Startup

GK-Plug and Play (GK-PnP) Indonesia mengumumkan bahwa saat ini tengah membuka pendaftaran bagi startup lokal yang tertarik untuk mengikuti rangkaian program akselerasi batch 3. Hal menarik yang dikabarkan, saat ini GK-PnP Indonesia tidak hanya fokus pada startup di bidang fintech dan mobility saja, melainkan juga akan merangkul vertikal yang lebih luas, termasuk di bidang IoT, Agtech, dan sustainability services.

Program akselerasi ini menargetkan pada startup yang sudah menginjak seed-stage, karena visi yang dibawa untuk mempersiapkan bisnis startup ke tahap lanjut. Plug and Play sendiri dikenal sebagai program akselerasi startup global yang mencoba menghadirkan kultur edukasi bisnis ala Silicon Valley di berbagai negara.

“Startup fintech masih akan menjadi tren, begitu juga dengan transportasi. Hanya saja untuk bidang transportasi, ranahnya akan menjadi lebih luas lagi, bukan sekedar memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain, namun kemudahan dan tingkat kenyamanan dalam memindahkan suatu barang ataupun jasa dalam bentuk pendekatan holistik,” tutur President Director GK-PnP Indonesia Wesley Harjono.

Khusus di batch 3, selain penambahan vertikal, GK-PnP Indonesia juga mengumumkan penerimaan startup di berbagai level di dalam programnya. Jika sebelumnya startup yang diterima terbatas pada seed-stage startup, kali ini Wesley mengonfirmasi kemungkinan startup pada tingkat lanjutan untuk bergabung dalam naungan GK-PnP Indonesia.

“Di samping membantu startup seed-stage, kami juga membuka pintu kepada later stage startup. Untuk startup di tingkat lanjutan, yang kami kedepankan lebih dari sekedar funding, namun pendampingan serta koneksi ke corporate dan pemerintah. Harapannya akan terjalin sinergi luar biasa yang berdampak positif bagi  masyarakat dan perekonomian digital di Indonesia,” tambah Wesley.

Startup yang tertarik dapat mendaftarkan diri melalui situs resmi GK-PnP Indonesia sebelum 30 April 2018. Bagi startup yang ingin mendapatkan gambaran lebih lanjut tentang program akselerasi tersebut juga dapat menghadiri acara Expo 2.0 pada 27 April 2018 mendatang. Startup yang telah terpilih di batch 2 akan mempresentasikan produk dan bisnisnya pada acara tersebut. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat dilihat di tautan: http://bit.ly/pnpexpo2.

Hingga saat ini GK-PnP Indonesia telah menaungi 20 startup lokal melalui program akselerasi yang rutin diadakan dua gelombang setiap tahunnya. Saat ini, program akselerasi angkatan kedua GK-PnP Indonesia sedang berjalan dan dijadwalkan selesai pada April ini. Pada 27 April ini, GK-PnP Indonesia akan mengadakan kelulusan untuk kesebelas startup yang tergabung.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner GK-Plug and Play Indonesia

Konferensi “Data Science Weekend 2018” akan Kembali Digelar

Data Science Weekend (DSW) 2018 akan kembali diselenggarakan. Konferensi yang diorganisir komunitas Data Science Indonesia ini memiliki tujuan untuk menjadi ajang bagi para data professional dan data scientist di Indonesia berkumpul, bertukar pikiran, berjejaring, dan belajar mengenai teknologi data terbaru. Sesi demo dan praktik yang diusung juga diharapkan bisa membuat peserta langsung dapat menerapkan teknologi terbaru tersebut ke dalam pekerjaan masing-masing.

Tema DSW 2018 ini adalah “Fast Forward, Foresee the Tech Evolution to Come”. Hal tersebut dilandasi tren teknologi yang ada saat ini, seperti AI (Artificial Intellegence), IoT (Internet of Things), dan Blockchain. Kehadiran data diyakini akan menjadi semakin penting dan tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari. Melihat tantangan dan peluang dari industri data yang semakin dinamis, DSW 2018 mencoba untuk mengumpulkan para pelaku industri dan praktisi data untuk bisa membagikan pengalaman, pandangan, dan aspirasi mereka agar mendorong industri data di Indonesia menjadi lebih baik dan berdampak positif.

DSW 2018 juga memberikan kesempatan bagi mereka yang haus akan practical knowledge untuk bisa terlibat lebih jauh dengan belajar secara hands-on teknologi-teknologi mutakhir seperti AI dan IoT melalui kegiatan pembuka yaitu DSW Camp & Jam. Di DSW Camp & Jam, para peserta akan diajak untuk mengalami langsung cara membangun AI ataupun menggunakan IoT, dari tingkat dasar hingga tingkat paling advanced.

Selain DSW Camp & Jam, DSW 2018 juga memberikan kesempatan untuk mendengarkan inspiring talks dari para pembicara ternama. Pembicara yang dihadirkan termasuk dari GO-JEK, Niometrics, Home Credit Indonesia, Google, AWS, Yellowfin, Bukalapak hingga Kantor Staf Presiden. Rangkaian DSW 2018 sendiri akan berlangsung pada 27-29 April 2018 di Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Banten

Industri data di masa depan akan semakin menantang dan semakin membutuhkan keahlian yang baru. Tanpa usaha untuk terus belajar dan mengadopsi teknologi baru, bisa dipastikan para data profesional di Indonesia akan ketinggalan dibandingkan dengan negara tetangga. DSW 2018 memberikan kesempatan bagi rekan-rekan data profesional di Indonesia untuk belajar dan berjejaring. Karena dari saling bertukar pikiran, bisa jadi ada inisiatif baru yang bisa didorong untuk membuat industri data di Indonesia semakin kompetitif dan maju.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resminya melalui laman di https://datascienceweekend.id.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Data Science Weekend 2018

Laporan DailySocial: Survei Perbandingan OTA dan Aplikasi Maskapai

Hadirnya Low-Cost Carrier (LCC) alias layanan penerbangan bertarif ekonomis cukup banyak mempengaruhi pertumbuhan konsumen transportasi pesawat terbang di Indonesia. Jika sebelumnya mode transportasi udara dianggap mahal, kini harganya cukup kompetitif untuk lebih banyak kalangan dengan efisiensi waktu yang ditawarkan.

Untuk memvalidasi tren tersebut, DailySocial bekerja sama dengan JakPat Mobile Survey Platform mengadakan survei ke 2030 pengguna smartphone dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 69,31 persen responden mengaku pernah menggunakan jasa transportasi udara dalam satu tahun terakhir. 91,76 persen di antaranya melakukan pemesanan secara online.

Hasil survei secara keseluruhan kami laporkan dalam hasil riset bertajuk “Airlines Ticketing Survey 2018: Direct Booking vs OTA”. Laporan tersebut mencoba mendalami kebiasaan mayoritas pengguna jasa pesawat terbang yang melakukan pemesanan secara online berkaitan dengan platform yang digunakan. Seperti diketahui, saat ini dua opsi yang bisa dipilih untuk melakukan pemesanan online, yakni melalui: Online Travel Agency (OTA) atau aplikasi yang disediakan maskapai.

Terdapat beberapa temuan menarik dalam hasil survei tersebut, di antaranya:

  • Layanan OTA jauh lebih populer ketimbang yang disediakan maskapai. Sebanyak 86,61 persen dari total responden mengaku lebih sering menggunakan OTA.
  • Kendati tidak banyak digunakan, layanan pemesanan yang disediakan maskapai sebenarnya cukup populer. Dari data yang didapat, 88,54 persen responden mengetahui aplikasi atau situs pemesanan yang dimiliki maskapai.
  • Pengguna lebih nyaman dengan akses pemesanan melalui aplikasi smartphone (69,09 persen) ketimbang website (12,70 persen).

Selain tiga di atas, laporan hasil survei juga menemukan banyak informasi menarik lainnya termasuk situs dan aplikasi maskapai paling populer, alasan mengapa memilih OTA, hingga alasan mengapa tidak memilih layanan pemesanan dari maskapai.

Laporan selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut: Airlines Ticketing Survey 2018: Direct Booking vs OTA.

Modalku’s Parent Company Received Series B Funding Worth of 344 Billion Rupiah

Funding Societies, a p2p (peer-to-peer) lending developer, known as Modalku’s parent company in Indonesia, announces the acquisition of Series B funding worth of US$25 million or 344 billion Rupiah. This round is led by Softbank Ventures Korea. Other investors involved are Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Golden Gate Ventures, Qualgro, and LINE Ventures.

The round becomes the biggest one for p2p platform in Southeast Asia. Funds will be used to build up the vision of financial inclusion service in the region. Since it was founded in 2015, the p2p lending platform has made over 60,000 loans by this year.

“We work in a trust-based industry, and we’re glad that the customer, SMEs, partners, regulators, and investors put their trust in us. We’ll continue in supporting SMEs development for borrower’s market focus and improving profit for lenders. It is not only business for us, but a mission to create a positive impact in Southeast Asia,” Kelvin Teo, CEO & Co-Founder of Funding Societies, said.

In the same occasion, Teo said that the key development for Funding Societies is focus and consistency in technology and the design of its services. It takes Funding Societies into the leading platform that introduces some sophisticated features, such as E-Signing Contract or Auto Investment Algorithm. The capability has managed the company to make numerous achievements, one of which is Modalku winning the Global SME Excellence Award.

The startup that was founded by Kelvin Teo and Reynold Wijaya has accommodated loans for SMEs in Singapore, Indonesia, and Malaysia. SG$100 million has been facilitated by crowfunding mechanism. Since 2016, the growth rate has reached 300%.

Pieter Kemps, Sequoia India Principal, commented, “In the beginning, we recommend them to focus on the fundamentals: technology, product, risk management, and the maintenance of high-quality loan books. They execute all sectors with vision and integrity. We’re optimist that this character will help them build the bigger and sustainable company.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Angon Perluas Kerja Sama dengan Peternak di Australia dan Selandia Baru

Startup investasi ternak Angon mengumumkan perluasan kerja sama bisnis bersama peternak di kawasan Australia dan Selandia Baru. Kerja sama tersebut memungkinkan pengguna platform berinvestasi pada peternakan di kawasan tersebut. Hal ini dilakukan lantaran potensi ternak yang cukup besar. Menurut data yang disampaikan tim Angon di Australia populasinya mencapai 70 juta ekor, sedangkan di Selandia Baru mencapai 30 juta ekor.

“Ketika member Angon ingin beternak di Australia dan Selandia Baru, mereka tidak perlu repot mengurus ijin investasi, pembelian lahan, serta membangun infrastruktur peternakan mulai dari nol. Cukup dengan buka aplikasi Angon, pilih ternaknya, bayar dan selesai. Kita semua bisa memiliki ternak walau pun hanya dengan satu ekor saja,” ujar Founder & CEO Angon, Agif Arianto.

Aplikasi Angon mewajibkan setiap transaksi yang ada di dalamnya menggunakan mata uang Rupiah. Peternak luar negeri yang ingin memasukkan produknya di Angon untuk diinvestasi harus memiliki kerja sama dengan peternak dalam negeri sebagai groundholding. Hal tersebut berimplikasi pada kesepakatan aturan dan regulasi transaksi di masing-masing negara, sehingga tercatat sebagai devisa juga.

Berikan asuransi untuk investor ternak

Peresmian kerja sama dengan Jasindo Syariah / Angon
Peresmian kerja sama dengan Jasindo Syariah / Angon

Angon juga menandatangani kerja sama strategis dengan Jasindo Syariah. Kerja sama tersebut untuk menyediakan asuransi bagi peternak dalam proses pemeliharaan. Termasuk sebagai antisipasi jika terjadi bencana. Hal ini dilakukan untuk membuat member lebih mantap ketika menggelontorkan investasinya. Biaya asuransi dibebankan kepada member, dan dibayarkan otomatis pada saat memutuskan untuk membeli hewan ternak melalui aplikasi Angon.

“Pemilik ternak akan mendapatkan SKTB (Surat Kepemilikan Ternak Berjangka), berfungsi sebagai bukti sah mitra peternak Angon. SKTB Angon telah terintegrasi dengan nomor polis asuransi ternak yang diterbitkan oleh Jasindo Syariah. SKTB berfungsi dalam proses klaim jika terjadi kematian pada hewan ternak milik para member saat proses ternak online berlangsung dalam 1 periode masa ternak, yaitu 3 bulan,” jelas Agif.

Angon juga tengah mematangkan kerja sama dengan BNI46 untuk proses pembiayaan untuk para peternak. Dengan PKPU juga akan membuat program konversi tabungan qurban menjadi beternak online. Sampai saat ini Angon juga telah memiliki 223 mitra peternak yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Saat ini masih dengan Telkom [sebagai investor], Angon berencana akan mengeluarkan prospektus saham baru di akhir tahun 2018, namun jika ada tawaran yang menarik dari para investor juga sangat terbuka, terutama investor dari dalam negeri. Angon masih menjadi startup binaan Telkom Indigo,” tutup Agif.

Application Information Will Show Up Here

Platform “Properti Anda” Sediakan Layanan Crowdfunding untuk Investasi Properti

Properti Anda merupakan pengembangan model fintech yang menawarkan platform layanan proptech (property technology) berbasis crowdfunding untuk berinvestasi pada aset properti. Layanan ini mengakomodasi beberapa orang untuk membeli sebuah properti secara bersama-sama, kemudian menikmati pembagian hasil yang didapatkan dari biaya sewa atau kenaikan harga penjualan. Layanan proptech ini bisa dibilang masih cukup baru di Indonesia dan belum sepopuler model fintech seperti p2p lending maupun crowdfunding lain. Kendati demikian, selain Properti Anda di pasar lokal juga sudah ada Tavest dan Napro.

Sejak didirikan pada tahun 2017 lalu, Properti Anda sudah mengumpulkan 278 investor untuk membiayai 4 unit properti senilai 1,4 miliar rupiah. Jenis properti yang dikelola meliputi rumah dan apartemen, ditargetkan untuk wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Semarang dan Tangerang. Investasi dapat diikuti dengan nominal mulai dari 500 ribu rupiah dengan biaya awal investasi sebesar 2 persen.

“Untuk admin fee 2 persen hanya di-charge di awal investasi. Misalnya investor berinvestasi sebesar 10 juta maka investor hanya membayar 10,2 juta di depan. Jadi tidak ada biaya-biaya lain yang tersembunyi yang akan dibebankan kepada investor. Semua keuntungan akan diberikan kepada investor setelah dipotong biaya-biaya yang berhubungan dengan properti tersebut,” jelas Co-Founder & CEO Properti Anda Edward Suwandi.

Edward tergerak untuk membangun Properti Anda karena pengalamannya mengalami kesulitan dalam berinvestasi di properti dengan dana yang terbatas. Ia datang dengan ide menyediakan platform investasi baru yang dapat membantu berinvestasi di properti bahkan dengan dana yang terbatas. Platform ini juga memungkinkan orang untuk berinvestasi dan menjual properti dalam satu platform.

Berinvestasi di properti melalui crowdfunding

Menurut artikel terdahulu, investasi di bidang properti ini memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya model yang lebih “syariah” jika dibanding p2p lending, karena keuntungannya bukan dari bunga, melainkan biasa sewa atau jual beli. Namun di balik kelebihan juga ada kekurangan, yang paling mencolok adalah jangka waktu investasi yang lebih lama.

Platform Properti Anda sendiri menawarkan fitur re-sale. Pengguna bisa menjual kepemilikannya kapan saja, tapi peminatnya mungkin agak terbatas sehingga bisa jadi tidak langsung terjual.

[Baca juga: Menimbang Investasi melalui Crowdfunding Properti]

“Setiap properti memiliki exit protection antara 2 sampai 3 tahun. Properti tersebut akan dijual setelah melewati periode tersebut. Jadi platform tidak perlu menanggung biaya sampai properti tersebut terjual,” Edward menjelaskan mekanisme yang ada di Properti Anda.

Setelah mendaftarkan diri dan memverifikasi akunnya (termasuk mengunggah beberapa berkas pribadi seperti KTP), pengguna dapat memilih properti dari daftar yang tersedia. Pengguna dapat memilih besaran dan jangka waktu investasi yang diinginkan, kemudian mentransfer nominal investasinya.

Terkait biaya-biaya yang harus ditanggung sebagai pemilik properti, misalnya PBB dan biaya operasional lainnya, para investor di Properti Anda disebutkan akan dibebani pemotongan terhadap hasil sewa atau keuntungan penjualan properti tersebut.

Proses investasi di Properti Anda
Proses investasi di Properti Anda

Terkait kepemilikan properti, Edward menjelaskan, “Properti dimiliki oleh PT Mitra Properti Bersama yang merupakan subsidiary dari PT Properti Anda Sejahtera. Setiap investor akan mendapatkan surat perjanjian hutang senilai investasi yang dilakukan atas setiap properti. Di surat tersebut akan dijelaskan secara detail jumlah investasi, jangka waktu investasi, termasuk kewajiban dan hak baik investor dan Properti Anda. Surat perjanjian ini bisa diakses oleh investor yang berinvestasi setelah properti sukses terdanai dan diakuisisi.”

Induk Perusahaan Modalku Dapatkan Pendanaan Seri B Senilai 344 Miliar Rupiah

Pengembang layanan peer-to-peer (p2p) lending Funding Societies atau dikenal sebagai indukModalku di Indonesia, mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai US$25 juta atau senilai 344 miliar rupiah. Pendanaan kali ini dipimpin oleh Softbank Ventures Korea, termasuk dukungan dari beberapa investor lainnya meliputi Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Golden Gate Ventures, Qualgro dan LINE Ventures.

Perolehan Funding Societies menjadi pendanaan terbesar yang diterima platform p2p di Asia Tenggara. Funding Societies akan memfokuskan pendanaan ini untuk menguatkan visi layanan finansial inklusi di wilayah regional. Sejak didirikan tahun 2015 lalu, per awal tahun ini platform p2p lending tersebut berhasil membukukan lebih dari 60 ribu pinjaman.

“Kami berada dalam industri berbasis kepercayaan, dan kami bersyukur atas kepercayaan yang kami terima dari peminjam, UKM, mitra, regulator dan para investor. Kami akan terus membantu pertumbuhan UKM sebagai fokus pasar peminjam dan meningkatkan keuntungan bagi pemberi pinjaman. Bagi kami ini bukan sekedar bisnis, tapi misi membuat dampak positif di Asia Tenggara,” sambut Co-Founder & CEO Funding Societies Kelvin Teo.

Dalam kesempatan yang sama, Kelvin turut menyampaikan bahwa kunci pertumbuhan Funding Societies adalah dengan fokus dan konsistensi di pengembangan teknologi dan desain pada layanannya. Hal tersebut turut membawa Funding Societies menjadi platform pertama yang mengenalkan beberapa fitur canggih seperti E-Signing Contract atau Auto Investment Algorithm. Kekuatan tersebut membuat perusahaan berhasil menggaet berbagai pencapaian, salah satunya Modalku yang memenangkan Global SME Excellence Award.

Startup yang awalnya didirikan oleh Kelvin Teo dan Reynold Wijaya saat ini sudah mengakomodasi pasar pinjaman untuk UKM di wilayah Singapura, Indonesia dan Malaysia. Angka pinjaman sudah mencapai SG$100 juta yang difasilitasi melalui mekanisme crowdfunding. Sejak tahun 2016 pertumbuhannya tercatat mencapai 300 persen.

Pieter Kemps selaku Principal Sequoia India menyampaikan pendapatnya tentang Funding Societies. Sebelumnya mereka juga berperan memimpin untuk pendanaan seri A. Pieter mengatakan, “Pada masa-masa awal kami menyarankan agar mereka berfokus pada hal-hal mendasar: teknologi, produk, manajemen risiko, dan pemeliharaan buku pinjaman berkualitas tinggi. Mereka mengeksekusi semua bidang ini dengan integritas dan visi. Kami percaya sifat-sifat karakter ini akan membantu mereka membangun perusahaan menjadi besar dan bertahan lama.”

Application Information Will Show Up Here

Jenis-Jenis Cryptocurrency, Kelebihan dan Kekurangannya

Cryptocurrency atau mata uang kripto semakin dikenal oleh banyak kalangan masyarakat di Indonesia. Ini adalah salah satu dari representasi blockchain yang dampaknya dinikmati langsung oleh kalangan masyarakat (consumer), potensi lain masih terus banyak dieksplorasi. Ketertarikan terhadap mata uang kripto, umumnya sebagai investasi, sebenarnya baru meningkat kencang pasca nilai tukar Bitcoin melonjak. Persisnya setelah WannaCry menghebohkan jagat digital. Penyerang meminta tebusan pembebasan komputer yang terserang WannaCry dengan Bitcoin.

Nlai Bitcoin kemudian melonjak kencang. Di lain sisi Alt-coin (mata uang kripto non-Bitcoin) terus bermunculan, umumnya dengan misi memperbaiki celah Bitcoin atau menawarkan cara baru untuk proses mining dan transaksi. Saat tulisan ini dibuat, melansir pada situs CoinMarketCap, terdapat 1568 jenis mata uang kripto di dunia. Jumlahnya masih terpantau terus bertambah, seiring terus adanya ICO (Initial Coin Offering) yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tidak semua mata uang kripto tersebut populer, khususnya di Indonesia. Jika melihat kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, berikut rangking perolehannya –dengan Bitcoin masih terus memimpin pasar kripto:

10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap
10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap

Seiring makin mahalnya nilai tukar Bitcoin, pengguna saat ini mulai mencoba mencari alternatif lain untuk berinvestasi atau menggunakan mata uang kripto yang ada. Pun demikian di Indonesia, beberapa investor kripto yang kami temui menjelaskan alasan yang cukup logis tentang pemilihan Altcoin. Soal pilihan dan kepercayaan untuk produk kripto, kondisinya tidak jauh dengan rangking di atas. Namun demikian, masing-masing jenis koin memiliki nilai unik yang coba ditawarkan. DailySocial mencoba merangkum masing-masing, merujuk dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan yang ada di Indonesia.

(1) Bitcoin (BTC)

Kelebihan:

Mendefinisikan kelebihan dan kekurangan Bitcoin pada dasarnya akan mewakili mata uang kripto secara umum. Keunggulan pertama dari Bitcoin ialah sifatnya sebagai mata uang kripto, dengan Hash Rate (tingkat kompleksitas algoritma kriptografi) yang semakin canggih, kepercayaan publik juga semakin terjamin untuk terhindar dari risiko seperti pemalsuan. Kepercayaan tersebut turut membantu pengembangan komunitas global yang menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak mudah goyah dengan kondisi masyarakat. Seperti emas, mata uang kripto dapat menekan laju inflasi.

Kekurangan:

Jika ditelisik lebih dalam, Bitcoin sifatnya spekulatif (dalam kaitan dengan nilai). Nilainya ditentukan oleh sejumlah orang atau unit bisnis yang menerima Bitcoin. Jika semakin banyak yang menggunakan, nilainya akan terus meningkat. Sebaliknya jika semakin sedikit, implikasinya harga jual akan turun. Selain itu sebagai mata uang kripto, Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya pun bersifat publik, tidak ada entitas yang dapat memberikan jaminan untuk kelalaian yang menyebabkan kehilangan atau kesalahan dalam proses pengiriman. Dompet hardware (perangkat khusus untuk menyimpan kunci privat) juga rentan diserang virus atau mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, bisa menyebabkan koin melayang.

(2) Ethereum (ETH)

Kelebihan:

Sangat mirip dengan Bitcoin, namun didesain khusus untuk menjadi smart contract yang terbuka. Transaksi yang dilakukan di blockchain dapat mengeksekusi suatu smart contract melalui berbagai cara, misalnya dengan mengirimkan mata uang digital atau data ke alamat kontrak. Jika berhasil dieksekusi, smart contract tersebut dapat memproses lebih banyak transaksi atau mengeksekusi smart contracts lainnya. Ethereum Virtual Machine (EVM), merupakan software yang dapat digunakan pengembang untuk membuat berbagai aplikasi semudah membuat aplikasi berbasis transaksi kripto. Dengan konsep yang ditawarkan, pengembang tidak perlu membuat dan mengurus blockchain mereka sendiri.

Kekurangan:

Di balik kemudahan yang ditawarkan dalam proses pengembangan, ada beberapa hal yang justru menjadi kelemahan. Pertama ialah soal kecepatan akses, tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena menggantungkan pada server yang terdistribusi. Pengembangan aplikasi di atas platform Ethereum bisa dianalogikan dengan penyewaan jasa web-hosting, ketika server down, maka sistem yang bekerja di bawahnya juga tidak berfungsi. Apesnya, pengembang pun tidak dapat meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, karena harus berkontribusi secara keseluruhan. Apabila mengalami hard-fork (penambang menjalankan protokol yang berbeda secara masif), akan berpengaruh langsung terhadap aplikasi yang dikembangkan. Setiap komputasi juga akan membutuhkan Ether (jenis koin) yang meningkat bergantung pada kompleksitas dan basis pengguna aplikasi.

(3) Ripple (XRP)

Kelebihan:

Kegelisahan pengguna Bitcoin tampaknya didengar baik oleh pengembang Ripple, lantaran salah satu keunggulan yang ditawarkan ialah proses yang mudah untuk penukaran ke mata uang lokal. Teknologi Ripple memfasilitasi penukaran XRP dengan berbagai mata uang di dunia, bahkan termasuk ke Bitcoin. Hal tersebut dikarenakan Ripple telah terintegrasi dengan layanan perbankan di dunia. Saat ini menjadi salah satu landasan revolusi remittance atau pengiriman uang antar negara.

Kekurangan:

Sebuah hasil riset yang dirilis Purdue University mengungkapkan sebuah celah dari Ripple. Celah tersebut dikarenakan adanya keterbukaan jaringan. Node yang ada pada struktur jaringan dimungkinkan menerima serangan yang dapat berdampak pada kelumpuhan akses pengguna terhadap dana yang ditransfer.

(4) Bitcoin Cash (BCH)

Kelebihan:

Versi upgrade dari Bitcoin dengan memperbaiki beberapa prosedur yang dimiliki, salah satu keandalannya mampu membuat kenaikan nilainya lebih konsisten. Dalam hal kecepatan transaksi, Bitcoin Cash juga tergolong lebih cepat, sehingga menguntungkan pengguna. Tingkat keamanan dan proteksi pun ditingkatkan, dengan turut mempertimbangkan dari segi tampilan dan fitur agar lebih menarik.

Kekurangan:

Risiko kerusakan perangkat keras menjadi salah satu tantangan. Namun justru kelemahan yang mendasar tercipta karena adopsi yang masih belum masif. Hal tersebut menjadikan Bitcoin Cash belum mencapai “Critical Mass”, masa kritis minimum yang diperlukan agar blok berukuran lebih dari 1 Mb dapat selalu tercipta dengan baik, ini faktor utama untuk membuat jaringan lebih stabil. Sedikit demi sedikit mulai mendekati ke sana. Adopsi yang belum masif juga berdampak pada sifat spekulatif yang dimiliki.

(5) Litecoin (LTC)

Kelebihan:

Litecoin juga hadir mencoba menyempurnakan Bitcoin, salah satu hal yang diperbaiki ialah berkaitan dengan waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata Litecoin memiliki waktu 2,5 menit, sedangkan Bitcoin rata-rata 10 menit. Algoritma penambangan memang didesain lebih sederhana, membuat miner tidak harus melakukan dengan komputer berspesifikasi super tinggi. Litecoin juga mengaktifkan Segregated Witness, diklaim membuat transaksi koin menjadi lebih cepat dan memberikan biaya yang rendah. Fitur Swap Atom juga dibubuhkan untuk memberikan kemudahan pemilik koin kripto lainnya untuk bertransaksi dengan Litecoin tanpa platform khusus.

Kekurangan:

Risiko Litecoin justru diprediksikan akan terjadi jika pasar tidak memiliki ketertarikan. Porses mining-nya tergolong mudah, hal ini memungkinkan adanya penumpukan stok Litecoin. Di jangka panjang, jika tidak mampu bertumbuh meyakinkan bisa jadi akan pecah “bubble“-nya. Sehingga mengalami penurunan inflasi secara derastis.

EOS, Cardano (ADA), Stellar (XLM), dan NEO

Selain lima mata uang kripto di atas, ada beberapa jenis lainnya. Sementara ini memang belum begitu tenar di Indonesia, sehingga akan dibahas sekilas saja tentang fungsionalitas yang coba diunggulkan masing-masing. EOS adalah platform blockchain yang coba didesain untuk memfasilitasi kebutuhan aplikasi komersial, baik untuk web-based maupun mobile-based. Sistem keanggotaan, otentikasi, basis data, komunikasi asinkron dan penjadwalan disediakan melalui core dan cluster. Arsitektur sistem didesain untuk memungkinkan dilakukan skalabilitas, memastikan jutaan transaksi dapat dilakukan setiap detiknya.

Cardano adalah sebuah representasi blockchain yang menggunakan bahasa pemrograman Haskell. Konsep yang ditawarkan seperti Ethereum, yakni dipersonalisasi untuk teknologi smart contract. Cardano juga menjadi satu-satunya mata uang kripto yang mengimplementasikan protokol konsensus proof-of-stake secara menyeluruh. Ada juga Stellar, fungsinya juga mirip dengan Ethereum, dengan keunggulan biaya transaksi yang kecil, yakni 0.00001. Terakhir ada NEO, menjadi naik daun juga karena pembaruan teknologi smart contract yang mampu melacak dan mengotomasi proses perjanjian dalam blockchain.

Platform lokal transaksi cryptocurrency

Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial
Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial

Pengguna di Indonesia yang tertarik berinvestasi atau melakukan transaksi dengan mata uang kripto bisa mengunjungi beberapa layanan penyedia yang melayani pasar lokal. Mereka adalah:

INDODAX (dulu Bitcoin.co.id)

INDODAX atau dulu dikenal sebagai Bitcoin.co.id merupakan salah satu inisiator platform jual-beli mata uang kripto di Indonesia. Saat ini, INDODAX melayani transaksi Bitcoin dan berbagai Altcoin. Jenis mata uang kripto yang dilayani: BTC, ETH, XRP, IGNIS, BCH, ETC, XZC, TEN, BTG, LTC, NXT, DOGE, BCD, WAVES, XLM, XEM, DASH, BTS, dan ADA. INDODAX dapat diakses melalui tautan https://indodax.com/.

Luno (dulu BitX)

Luno atau dulu dikenal sebagai BitX merupakan perusahaan asal London yang menyediakan layanan jual-beli mata uang kripto berbasis web dan aplikasi mobile untuk pangsa pasar di Indonesia. Untuk saat ini jenis mata uang yang dirangkum baru meliputi BTC dan ETH. Luno dapat diakses melalui tautan https://www.luno.com/.

Triv

Triv adalah portal finansial digital lokal yang juga menerima jasa jual-beli mata uang kripto. Saat ini sudah mendukung transaksi BTC dan ETH. Triv dapat diakses melalui tautan https://triv.co.id/.

Tokocrypto

Salah satu layanan yang baru saja meluncur, saat ini baru berada di tahap Beta Tester. Ditargetkan baru akan meluncur ke publik akhir April 2018. Tokocrypto melayani transaksi mata uang kripto BTC dan ETH. Tokocrypto dapat diakses melalui tautan https://tokocrypto.com/.

BEKRAF Ajak Startup Lokal Bergabung di Global Ventures Summit 2018

Menjadi mitra strategis dari Global Ventures Summit (GVS) 2018, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) berencana untuk “membawa” beberapa startup Indonesia terpilih mengikuti rangkaian acara tersebut. GVS merupakan rangkaian kegiatan tur yang diprakarsai oleh Parkpine Capital, bertujuan mempertemukan startup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 25-27 April 2018, bertempat di JW Marriott Jakarta.

Bagi pelaku startup di Indonesia, kesempatan untuk mendapatkan akses gratis dari BEKRAF masih terbuka. Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi formulir online berikut ini: https://bit.ly/2v7SZpS. Proses seleksi akan dilakukan langsung oleh tim BEKRAF dan startup yang terpilih akan dihubungi untuk diberikan tiket akses sesi conference dan matchmaking. Kesempatan baik bagi startup untuk bertemu dan berjejaring dengan para investor.

Tahun ini GVS membawa tema besar “Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets”, menghubungkan 100+ venture capital dan 200+ angel investor di empat kota yang disinggahi, yakni Meksiko, Los Angeles, Dubai, dan Jakarta. Beberapa lineup investor yang akan hadir termasuk Lo Toney (Google Ventures), Joshua Slayton (AngelList), Jay Eum (TransLink Capital), dan beberapa lainnya.

Untuk startup ada juga acara pitch battle, memperebutkan total hadiah US$50.000 dan kunjungan ke Silicon Valley. Rangkaian acara pitch battle di GVS dapat diikuti oleh tim yang terdiri minimal dua orang. Pitching yang dikumpulkan berupa business plan yang berhubungan dengan teknologi. Dalam sesi ini akan ada lima juri yang terdiri dari investor, pelaku startup dan figur bisnis lainnya. Setiap tim akan diberikan waktu 6 menit untuk mempresentasikan idenya, dan 3 menit untuk sesi tanya jawab dengan juri.

Informasi lebih lanjut tentang Global Ventures Summit 2018 dapat disimak melalui: http://www.gvsummit.co.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Global Ventures Summit 2018

Tokocrypto Sajikan Layanan Pembelian dan Penjualan Cryptocurrency

Seiring terus meningkatnya peminat cryptocurrency di Indonesia –umumnya sebagai aset investasi digital, berbagai jenis bisnis yang menyajikan layanan tersebut makin bertambah. Yang terbaru adalah Tokocrypto, sesuai namanya layanan ini diperuntukkan untuk jual-beli cryptocurrency. Saat ini baru tersedia untuk transaksi Bitcoin dan Ethereum. Pengguna hanya cukup menyetorkan sejumlah uang saldo di Tokocrypto, untuk selanjutnya digunakan untuk melakukan pembelian.

Kepada DailySocial CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, menjelaskan ada beberapa keunggulan yang ingin coba ditawarkan. Pertama ialah biaya transaksi yang diklaim lebih rendah, termasuk biaya penarikan yang dibebankan kepada pengguna. Kedua ialah terkait dengan transparansi. Guna memberikan keyakinan kepada pelanggan, Tokocrypto menekankan unsur keterbukaan informasi terkait dana pelanggan agar tidak disalahgunakan.

[Baca juga: Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya]

“Tokocrypto juga terbuka untuk bekerja sama dengan otoritas pemerintah guna membangun lingkungan yang kuat untuk bisnis cryptocurrency agar memastikan kepentingan pengguna dapat terlindungi,” ujar Xue Kai.

Saat ini layanan Tokocrypto juga tengah menyiapkan dukungan untuk varian crypto lain, yakni Ripple, Neo, Litecoin dan Cardano. Direncanakan pada akhir kuartal kedua tahun ini sudah bisa dinikmati pengguna. Inisiatif pengembangan “Swipe Crypto” juga akan menjadi salah satu roadmap untuk perluasan platform. Tokocrypto sendiri sudah didirikan sejak Juni 2017, awal April ini meluncurkan uji beta untuk pengguna. Direncanakan akan meluncur penuh pada akhir April nanti.

“Sejauh ini kami merasakan antusiasme yang besar oleh penguji beta dan anggota komunitas tentang prospek adanya pilihan alternatif bagi mereka untuk berinvestasi dalam cryptocurrency. Ada juga diskusi berkelanjutan tentang potensi teknologi blockchain dan bagaimana hal itu dapat membantu pertumbuhan digital, sosial dan ekonomi Indonesia,” sambung Xue Kai.

[Baca juga: Mengeksplorasi Potensi Pemanfaatan Blockchain di Indonesia]

Lebih lanjut Xue Kai turut memberikan komentar tentang potensi cryptocurrency di Indonesia. Bitcoin membentuk tren yang baik, lebih banyak orang sekarang mengetahui tentang cryptocurrency atau konsep blockchain. Potensinya tentu sangat besar, namun hal fundamental yang masih menjadi tantangan bersama ialah mendidik masyarakat Indonesia tentang teknologi tersebut. Termasuk menumbuhkan sinergi antara para pemain bisnis dan otoritas pemerintah dalam menyediakan kerangka aturan.