Untuk Pertama Kalinya Y Combinator Roadshow akan Digelar di Jakarta

Y Combinator dikenal sebagai salah satu program akselerasi asal Silicon Valley yang cukup sukses. Lebih dari 1450 startup pernah masuk dalam program akselerasinya dan mendapatkan benih investasi, termasuk di dalamnya Dropbox, Airbnb, Coinbase, Stripe, Reddit, Zenefits, BuildZoom, Instacart, Twitch.tv, Machine Zone, hingga Weebly.

Lanskap startup Indonesia pun sudah mulai dieksplorasi oleh Y Combinator, diawali dengan ditunjuknya startup fintech PAYFAZZ untuk mengikuti program mereka serta mendapatkan pendanaan. Untuk pertama kalinya juga Y Combinator akan mengadakan roadshow ke Jakarta, menghadirkan salah satu partner mereka Gustaf Alströmer.

Roadshow ini akan terdiri dari dua sesi, yaitu Office Hours dan Host Talks. Office Hours merupakan sesi privat yang akan ditujukan kepada enam startup terpilih. Mereka akan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dari Gustaf Alströmer. Untuk sesi ini pendaftaran masih dibuka melalui tautan goers.co/yc. Sebelum terpilih, pendaftar akan dikurasi oleh tim penyelenggara.

Sesi kedua ialah Host Talks, yakni diskusi seputar startup digital yang akan mendatangkan tiga pemateri. Selain Gustaf Alströmer, akan ada Irmansyah Putera selaku Head of Accelerator & Incubator MDI Ventures dan Hendra Kwik selaku Co-Founder & CEO PAYFAZZ. Acara ini terbuka untuk umum. Pendaftaran dapat dilakukan melalui goers.co/ycjkt.

Rangkaian acara Y Combinator Roadshow Jakarta akan diselenggarakan di Conclave Simatupang pada 28 Oktober 2017, mulai 15.00 – 18.00 WIB.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Y Combinator Roadshow Jakarta

Dampak IPO Sea Limited untuk Operasional Bisnis Shopee di Indonesia

Sea Limited, sebelumnya dikenal dengan nama Garena, baru saja melakukan penawaran saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di New York Stock Exchange. Rencana IPO ini sebenarnya sudah terdengar sejak bulan Mei lalu, yang ditaksir akan memberikan penambahan modal senilai lebih dari 12 triliun rupiah. Tiga unit bisnis Sea yang banyak dikenal di Indonesia, yakni Garena (untuk industri game), AirPay (untuk industri fintech) dan Shopee (untuk industri e-commerce).

Shopee menjadi salah satu yang paling signifikan posisinya di Indonesia. Menanggapi IPO Sea dan pengaruhnya terhadap operasional bisnis Shopee di Indonesia, DailySocial menghubungi Chris Feng, CEO Shopee. Chris meyakini bahwa akan banyak peluang baru yang hadir bersama IPO ini, termasuk untuk bisnis, performa karyawan dan kepercayaan pengguna.

Chris menyampaikan sementara ini belum ada agenda khusus yang akan dilakukan Shopee menyusul IPO yang diumumkan beberapa waktu lalu. Fokus yang diinginkan Chris saat ini lebih soal growth, bukan proposisi harga saham di grup perusahaannya.

“Operasional Shopee di Indonesia akan terus difokuskan untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan kesuksesan bisnis, dibandingkan perubahan harga saham harian. Harapan kami, para investor dapat dipandu dengan performa bisnis kami, dan menyadari kelebihannya, serta peluang besar yang akan hadir ke depannya,” ujar Chris.

Kendati demikian, tidak ditampik bahwa dengan bertanggarnya saham Sea di bursa maka akan berpengaruh memberikan penambahan modal bagi perusahaan, pun demikian untuk Shopee. Untuk itu sudah ada beberapa rencana yang akan digulirkan Chris untuk menguatkan pangsa pasar dan kinerja Shopee di Indonesia.

“Dengan adanya penambahan modal, kami dapat lebih menginvestasikan untuk pengembangan ekosistem, terkait pengembangan platform dan fitur, dan tentunya membantu penjual dalam mengembangkan bisnis mereka. Kami percaya hal ini juga merupakan cara yang unik bagi Shopee untuk menarik dan menjaga talenta-talenta terbaiknya, sehingga kami dapat terus memberikan pelayanan terbaik bagi pembeli dan penjual kami,” imbuh Chris.

Chris belum mau mengungkapkan secara detail realisasi pembaruan seperti apa dalam strategi bisnis dan penambahan fitur untuk Shopee. Yang jelas, sudah ada beberapa agenda yang disiapkan sebelum menutup tahun 2017 ini untuk Shopee Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Celengan ID Fasilitasi Pengguna Menukarkan Uang Koin

Berbagai bentuk layanan finansial kini muncul dari startup Indonesia. Salah satu yang paling baru adalah Celengan ID. Startup berbasis di Yogyakarta ini berdiri sejak 5 Agustus 2017 lalu menawarkan layanan yang cukup unik, yakni penukaran uang logam atau koin. Sistemnya melalui keagenan, pemilik uang koin dapat melakukan permintaan penukaran melalui aplikasi mobile. Agen terdekat akan menghampiri, mengambil uang koin, dan menukarkan dengan saldo e-money yang langsung dimasukkan ke dalam aplikasi.

“Sistem kerjanya sangat mudah dan praktis, pengguna yang memiliki uang logam dapat mengunduh aplikasi kami di Google Play, menyusul di App Store, lalu mencari agen terdekat kami pada aplikasi tersebut yang akan menerima penukaran uang koin. Saat bertemu dengan agen kami maka saldo di akun Celengan ID akan bertambah secara real time bersamaan dengan penyerahan uang koin kepada agen kami,” jelas Co-Founder Celengan ID Wawan B. Setyawan.

Wawan menceritakan latar belakang pendirian layanan Celengan ID adalah kepedulian mengenai uang koin sisa/ kembalian dari transaksi sehari-hari yang sering kali tidak digunakan kembali untuk bertransaksi dengan berbagai alasan. Selama ini solusi yang paling umum dilakukan ialah menukarkan ke bank atau ke toko yang kebetulan membutuhkan untuk uang kembalian, tapi itu pun dikeluhkan banyak orang karena kurang efektif.

“Masalah yang ingin kami selesaikan berawal dari informasi yang kami terima melalui salah seorang staf Bank Indonesia, yang juga adalah mentor kami. Uang koin yang dikeluarkan Bank selama 10 tahun terakhir (angkanya triliunan rupiah0 hanya sekitar 16% saja yang dapat diputar kembali atau bisa ditelusur keberadaannya. Sisanya dapat diasumsikan masuk ke penyimpanan di tiap rumah bahkan mungkin berakhir untuk bahan pembuatan alat-alat memasak atau sekedar menjadi alat pijat kerik,” lanjut Wawan.

Antusiasme pengguna

Sejak diluncurkan ke publik pada awal September 2017, setidaknya saat ini Celengan ID sudah memiliki lebih dari 600 pengguna. Untuk basisnya sendiri juga sudah cukup luas, selain pengguna yang berasal dari pulau Jawa dan Madura, saat ini juga sudah terdaftar pengguna dari Kalimantan Barat dan Sulawesi. Salah satu upaya percepatan adopsi pengguna yang dilakukan ialah dengan menjalin kemitraan dengan sejumlah lembaga/organisasi.

“Saat ini kami tengah dalam proses MoU dengan salah satu lembaga pendidikan juga organisasi keagamaan, sehingga harapannya target pengguna awal dapat mencapai ribuan pengguna dalam waktu dekat ini,” ujar Wawan menerangkan.

Menariknya monetisasi Celengan ID tidak didapat melalui pengurangan nominal dari penukaran koin yang dilakukan oleh pengguna –seperti yang selama ini dilakukan oleh para penukar tradisional yang banyak terdapat di masyarakat. Sistemnya, tim Celengan ID membuka kerja sama dengan beberapa startup maupun layanan PPOB (Payment Point Online Bank) sebagai mitra untuk pembelanjaan saldo di akun pengguna Celengan ID. Dari sana didapat keuntungan untuk setiap transaksi yang terjadi. Melalui kerja samanya dengan GO-PAY, saat ini saldo juga dapat dikonversi ke sistem tersebut.

Selain itu karena Celengan ID dibangun berbasis komunitas, akhirnya para pengguna yang kebetulan memiliki usaha juga bisa bergabung menjadi mitra untuk memfasilitasi sistem pembayaran dalam pembelian produknya. Dari situ juga didapat keuntungan untuk setiap transaksinya.

“Kami melihat bahwa Celengan ID akan berkembang dengan pesat dan terus membesar karena potensi market yang dapat dilayani sangat besar. Tantangan terbesar kami saat ini lebih kepada masalah komunikasi karena tuntutan pertambahan agen yang tiba-tiba meluas hingga ke luar pulau Jawa. Namun kami terus mengembangkan tools yang mempermudah koordinasi antar pulau seperti ini,” lanjut Wawan.

Selain itu masalah yang harus dihadapi adalah belum sadarnya masyarakat akan pentingnya lembaga jasa keuangan dan produknya bagi kegiatan ekonomi mereka sehari-hari, sehingga secara perlahan dilakukan edukasi melalui fitur-fitur di layanan Celengan ID yang ada saat ini.

Membuka peluang investasi dan akselerasi

Celengan ID didirikan oleh tiga orang co-founder. Pertama ada Wawan yang fokus pada teknologi, sebelumnya ia dikenal sebagai co-founder dari startup agtech TaniHub. Selanjutnya ada Arie Liyono yang fokus pada bagian bisnis, di Yogyakarta ia dikenal memiliki beberapa usaha rintisan dan sebagai business coach. Yang terakhir ada Andini E. Hapsari, yang fokus di bagian operasional.

“Sampai saat ini kami belum mengikuti program inkubasi ataupun akselerasi, hanya beberapa acara fintech kami ikuti, seperti Pontianak Fintech Day dan Finspire 2017. Dari sisi pendanaan kami masih sepenuhnya melakukan bootstrapping, kami terbuka dengan pihak-pihak yang dapat mendukung kami baik sebagai akseleran ataupun sebagai penyedia dana apabila cocok dengan visi, misi dan kultur yang sedang kami bangun di dalam Celengan ID,” ungkap Wawan.

Target Celengan ID tahun ini adalah dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia dengan persebaran agen-agen yang signifikan dan mumpuni untuk melakukan edukasi tentang melek finansial kepada para pengguna. Dari sisi inovasi produk, pihaknya juga menargetkan penyelesaian layanan chatbot sebagai tools pendukung kegiatan pengenalan dan dukungan langsung secara real time kepada semua pengguna Celengan ID. Produk lainnya yang ditargetkan selesai tahun ini ialah pengembangan ledger dengan basis teknologi Blockchain.

Application Information Will Show Up Here

BRI Indocomtech 2017 akan Dilangsungkan November Mendatang, Usung Tema Gaya Hidup Digital

Mengusung tema “Digital Smart Living”, pameran teknologi informasi dan komunikasi BRI Indocomtech akan kembali diselenggarakan. Acara tahunan yang sudah berjalan untuk kali keenam ini akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 1-5 November 2017 mendatang.

Sebagai penyelenggara, BRI memilih tema tersebut untuk merepresentasikan sebuah pola gaya hidup masyarakat terutama di perkotaan. Masyarakat kiat membutuhkan peranti teknologi mobile dengan akses internet tanpa batas untuk dapat mengelola aktivitas pekerjaan, kesehatan, keuangan, keamanan, hingga hiburan.

Bagi BRI, acara ini diharapkan terus menjadi benchmark sebagai pameran yang memiliki nilai historis tinggi terhadap perkembangan industri teknologi informasi dan komunikasi di tanah air. Dalam pelaksanaannya, BRI menjalin kerja sama strategis dengan APKOMINDO dan Traya Events.

“BRI Indocomtech 2017 akan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para produsen, peritel, komunitas, dan pecinta gadget serta para pengembang aplikasi solusi dan teknologi di Indonesia untuk melihat perkembangan terbaru di dunia TIK. Tema Digital Smart Living yang melekat pada pameran akan menggambarkan tren yang sedang berkembang saat ini dan sebagian besar bisa dinikmati oleh para pengunjung,” tutur Presiden Direktur Traya Events Bambang Setiawan.

Di gelaran kali ini, BRI Indocomtech 2017 menjanjikan nuansa yang berbeda dengan adanya area khusus B2B dengan nama I3Expo di Assembly Hall, yang merupakan area bagi para pengusaha TIK di Indonesia untuk bisa menjalin atau memperkuat jaringan bisnis dengan para pemain industri dari luar negeri. Program business matching ini juga akan diselenggarakan untuk menggali dan memperluas kesempatan bisnis antara pengusaha lokal dan para pengusaha internasional tersebut untuk bisa bermitra.

Selain pameran, I3Expo juga menghadirkan topik seminar dan workshop teknologi yang ditujukan bagi para startup dan perusahaan. Dengan menghadirkan lebih dari 15 topik di antaranya mengenai cloud datacenter, ERP, network security, fintech dan digital marketing. I3Expo diharapkan bisa menjadi wadah untuk memfasilitasi para pelaku industri untuk menjalin hubungan dan kolaborasi bisnis yang potensial antara  pengusaha di bidang teknologi IT dan digital.

Sejumlah acara menarik lainnya didesain untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi pengunjung, antara lain VR Theme Park dan Revival E-Sport Competition yang akan digelar sepanjang berlangsungnya pameran. Di area pameran sendiri akan dipamerkan serangkaian produk gadget, smartphone, virtual reality, dan wearable device dari merek-merek terkenal, dan berbagai inovasi berbasis aplikasi dan teknologi internet.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai BRI Indocomtech 2017, kunjungi laman resminya melalui tautan http://www.indocomtech.net.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner gelaran pameran BRI Indocomtech 2017.

Gandeng Alfamart, Truemoney Hadirkan Layanan Pengiriman Uang Tunai

Truemoney mengumumkan peluncuran layanan terbarunya yang dijuluki “Truemoney Pengiriman Uang”. Solusi ini baru mengakomodasi pengiriman dan penerimaan uang di dalam negeri. Peluncuran ini turut dibarengi dengan jalinan kemitraan bersama Alfamart, yang akan berperan sebagai titik penyedia layanan.

[Baca juga: Pengusung TrueMoney Jalin Kemitraan dengan Ant Finansial]

Menariknya layanan baru ini bersifat cash-to-cash, yakni kirim tunai dan terima tunai. Hal ini berbeda dengan layanan sebelumnya yang dimiliki Truemoney yang memfokuskan pada transaksi cashless. Perusahaan pengusung Truemoney, PT Witami Tunai Mandiri, sudah mengantongi lisensi resmi e-money dari BI.

Layanan pengiriman yang memang bukan hal yang baru, namun menurut Direktur Operasional Truemoney Indonesia Rio da Cunha kerja samanya dengan Alfamart yang menjadi nilai plus, mengingat jangkauan minimarket tersebut juga sudah cukup luas.

 [Baca juga: Persaingan Indomaret dan Alfamart Merembet ke Kancah Digital]

Meskipun demikian, solusi ini tidak unik. Persaing Alfamart, yakni Indomaret, juga sudah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk layanan keuangan. Untuk layanan cash-to-cash sendiri, Western Union juga sudah bermitra lama dengan jaringan minimarket milik Salim Group tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Pentingnya Memiliki Sistem Monitoring Bagi Pengembang Situs

Seiring dengan makin meluasnya jangkauan akses internet, layanan berbasis website menjadi salah satu prioritas dalam akselerasi bisnis. Mulai dari bisnis ritel dengan e-commerce, bisnis perbankan dengan e-banking, hingga industri hiburan dengan berbagai variasi layanannya, dari media sosial hingga game online. Makin akrabnya orang dengan layanan online membuat pengembang dihadapkan pada sebuah tantangan baru, yakni memastikan situs tersebut realiable –dalam artian andal dan bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

Saat ini pengembangan web dilakukan dengan beragam platform, mulai dari Java, PHP, hingga .NET. Bahkan tak jarang dalam sebuah bisnis memiliki sistem dengan platform beragam untuk tujuan tertentu. Hal ini tentu memusingkan pengembang dan administrator jaringan dalam kaitannya dengan proses pemantauan. Umumnya sebuah permasalahan ditemukan manakala sudah dirasakan dampaknya ke pelanggan, misalnya situs down atau fitur tertentu error saat digunakan. Kemudian dilaporkan kepada pengembang untuk dilakukan bugfix.

Untuk proses antisipasi, biasanya pengembang mempelajari melalui log error yang terdapat pada server. Dari situ disimpulkan, kapan masalah tersebut terjadi dan apa yang mengakibatkannya. Artinya proses tersebut baru bisa dipelajari setelah error, bukan menyusun strategi siasat sebelum sistem mengalami error. Untuk itu diperlukan mekanisme modern dalam proses pemantauan sistem.

Saat ini banyak alat yang dapat dimanfaatkan untuk memantau kinerja sistem –umumnya dipasangkan ada web server yang digunakan dalam proses produksi–salah satunya seperti yang ditawarkan JENNIFER. Melalui aplikasi X-Ray, sistem melakukan pemantauan dengan mempelajari setiap request atau aktivitas pengguna terhadap layanan website. Kemudian dari aktivitas tersebut dilakukan analisis dengan X-View untuk mendata setiap masukan atau respons sistem terhadap apa yang diminta oleh pengguna.

Pendekatan analisis ini dapat dipelajari secara lebih lanjut. Sebagai contoh dalam sebuah situs e-commerce, jika grafik menunjukkan terlalu banyak transaksi yang diproses dalam waktu sangat lama, maka artinya ada sesuatu yang perlu segera ditangani dalam aplikasi. Sistem monitoring yang baik bahkan mampu memberikan penelusuran, apakah terjadi isu pada konektivitas basis data, atau ada berkas aplikasi yang tidak efisien, dan lain sebagainya.

Head Technologist DailySocial Tommy Dian menyampaikan sebagai sebuah situs media, memiliki keandalan penuh menjadi sebuah kewajiban. Sistem monitoring penting untuk melihat tren berjalannya aplikasi, untuk kebutuhan optimalisasi proses berjalannya layanan webiste. Memilih layanan yang mudah diintegrasikan juga menjadi urgensi penting, untuk menyederhanakan proses deployment.

“Memiliki sistem monitoring itu memudahkan kita melihat lubang kecil (bugs) sehingga dapat cekatan untuk memperbaiki, sebelum menjadi lubang yang besar. Idealnya isu seperti itu terlebih dulu ditemukan oleh developer sebelum error-nya sampai ke user,” ujar Tommy.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk aplikasi JENNIFER di Indonesia.

Rencana Ekspansi Lalamove dan Tuntutan Industri Logistik di Indonesia

Startup logistik asal Hong Kong Lalamove baru saja mengumumkan perolehan pendanaan Seri C senilai US$100 juta (lebih dari 1,3 triliun Rupiah) dari perusahaan investasi besutan Founder dan CEO Xiaomi Lei Jun, Shunwei Capital. Salah satu agenda mereka dengan pendanaan ini adalah ekspansi dan Indonesia menjadi salah satu destinasi yang dituju.

DailySocial menghubungi tim ekspansi Lalamove untuk membicarakan langkah ini. Tim Lalamove menginformasikan sampai hari ini ekspansi di Indonesia masih dimatangkan rencananya, sehingga belum ada rencana spesifik yang bisa disampaikan. Namun perluasan di berbagai negara di Asia Tenggara memang menjadi salah satu prioritas. Bagi Lalamove, Indonesia pun dikatakan sebagai pasar yang sangat penting.

Apa yang ditawarkan Lalamove sebenarnya mirip dengan yang disajikan Deliveree di Indonesia. Mereka memungkinkan pemilik bisnis untuk memesan transportasi angkut barang, seperti truk, untuk mengantar barang ke pembeli.

“Seperti yang Anda tahu, Lalamove mencoba memfasilitas kebutuhan konsumen melalui teknologi yang belum dapat dicapai oleh pengiriman tradisional, seperti kecepatan pengiriman, fulfilment dan skalabilitas. Masalah besar yang Lalamove bantu selesaikan adalah biaya pengiriman last-mile delivery, yaitu pengiriman barang kepada konsumen akhir. Biaya ini menyumbang hingga 28% dari total biaya pengiriman,” ujar tim ekspansi Lalamove.

Salah satu studi kasus yang juga ingin ditawarkan di lokasi ekspansi adalah seputar kesempatan terbukanya lapangan kerja. Sama seperti layaknya layanan on-demand yang sudah ada, hadirnya Lalamove memberikan kesempatan pemilik kendaraan angkutan barang untuk menjadi mitra pengemudi.

“Di Asia Tenggara, logistik menyumbangkan persentase 15% dari PDB dari seluruh lini industri. Alasan mengapa angka ini begitu tinggi biasanya karena inefisiensi, terutama pada last-mile delivery. Di sinilah Lalamove ingin berperan,” imbuh  mereka.

Tantangan dan kesempatan lini bisnis logistik di Indonesia

Menanggapi tentang rencana kehadiran Lalamove ke Indonesia, DailySocial berbincang dengan CEO dan Founder Iruna Yan Hendry Jauwena. Iruna merupakan penyedia platform e-logistik yang cukup baru di Indonesia. Dalam keterangannya, Hendry menyampaikan bahwa hadirnya Lalamove di Indonesia tidak akan mengganggu secara signifikan tatanan industri logistik yang sudah ada. Tidak sampai menjadi disrupsi. Sebaliknya Hendry justru menyampaikan tantangan yang mungkin saja akan ditemui dalam operasionalnya.

Salah satunya terkait dengan kualitas dan jaminan layanan. Model on-demand memang tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh perusahaan, terkait dengan kinerja para mitranya, kendati ada sistem seperti rating dan sebagainya. Untuk logistik sendiri, selain akurasi, kecepatan juga akan dibutuhkan untuk menjamin kepuasan pelanggan. Selain itu Hendry juga menyinggung seputar isu legal. Masih banyak PR yang perlu dikonsolidasikan terkait dengan hal ini.

Pada dasarnya Hendry mengungkapkan bahwa kue di industri logistik masih sangat besar untuk dieksplorasi. Faktanya pemenuhan kebutuhan logistik masih sangat jauh dari cukup di Indonesia, terlebih untuk mengimbangi perkembangan bisnis e-commerce. Menurut Hendry, salah satu faktornya karena perusahaan logistik kebanyakan masih berfokus pada infrastruktur, sementara perkembangan teknologinya masih cukup lambat. Di sisi lain akselerasi bisnis e-commerce sangat cepat berkat optimasi teknologi.

DailySocial juga menghubungi Deliveree yang memiliki layanan mirip dengan apa yang hendak dibawa Lalamove. Country Director Deliveree Indonesia Nattapak Atichartakarn menerangkan bahwa pasar logistik di Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Namun, biaya logistik di Indonesia juga bisa mencapai 20% dari harga barang, menjadikan biaya logistik Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara. Ada sebuah efisiensi yang bisa dikerjakan dengan bantuan teknologi.

Pihaknya melihat hal tersebut sebagai kesempatan yang dapat diselesaikan dengan menciptakan solusi logistik yang lebih hemat dan terpercaya untuk pemilik bisnis di Indonesia. Deliveree menciptakan platform teknologi yang menyediakan pemilik bisnis tidak hanya akses ke marketplace/pasar, tetapi juga menyediakan dashboard manajemen pengiriman dengan fitur seperti live tracking atau pilihan pengemudi.

Kendati menggunakan model kemitraan dengan pemilik armada, ada upaya untuk memastikan kualitas layanan. Untuk bermain di pasar Indonesia, Nattapak menjelaskan beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur jalan raya. Jakarta menduduki peringkat sebagai kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di dunia. Terkait hal ini, Deliveree secara rutin melakukan monitor lalu lintas dan memastikan pengemudi tersebar di seluruh kota.

DANAdidik Dapatkan Investasi Tahap Awal dari Garden Impact Investments

Platform crowdsourcing DANAdidik mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal atau seed funding dari Garden Impact Investments Pte Ltd (GII). Pihak DANAdidik tidak menginformasikan terkait seberapa besar dana yang didapatkan. Pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan operasional bisnis secara umum.

Seperti diketahui, bahwa DANAdidik mencoba menyelesaikan permasalahan pembiayaan studi lanjut (kuliah) yang sering dialami masyarakat Indonesia. Melalui platformnya, mahasiswa dapat terlebih dulu meminjam uang untuk pembiayaan kuliah, lalu mengembalikan sebelum atau setelah ia lulus.

“Kami percaya betul bahwa kualitas pendidikan akan berdampak bagi ekonomi Indonesia. Dengan investasi ini, kami ingin memberikan dampak untuk mahasiswa yang kurang mampu. Kami ingin mengundang banyak korporasi dan rekanan lainnya untuk membantu para mahasiswa melalui platform DANAdidik,” ujar Co-founder dan CEO DANAdidik Dipo Satria.

Secara model bisnis, mahasiswa dapat mengajukan pinjaman maksimal Rp10 juta pada 12-18 bulan sebelum masa kelulusan. Apabila sebelum masa kelulusan dan/atau belum berpenghasilan mahasiswa sudah mampu mengembalikan pinjaman, mereka dapat keringanan bunga 0%.

Sementara, untuk yang sudah berpenghasilan skema yang dianut adalah bagi hasil dengan kisaran antara 10%-30% tergantung besaran pendapatan mahasiswa nantinya. Adapun tenornya, minimal 30 bulan setelah dihitung lulus kuliah.

DANAdidik sendiri merupakan salah satu startup binaan program akselerasi Plug and Play Indonesia, dan saat ini layanannya sudah terdaftar di OJK. Saat kami hubungi bulan Agustus lalu, DANAdidik mengklaim bahwa pihaknya telah menerima sekitar 5 ribu aplikasi yang masuk dari berbagai lokasi di Kalimantan, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Bangka Belitung.

GO-MART Hadirkan Layanan Pembelian Kartu E-Money untuk Akses Jalan Tol

Pada tanggal 31 Oktober mendatang, pemerintah memutuskan untuk semua transaksi pembayaran jalan tol di Jakarta harus menggunakan uang elektronik alias e-money. Memanfaatkan momen ini, GO-JEK secara khusus menjalin kerja sama dengan pihak perbankan yang menjual e-money untuk menghadirkan opsi pembelian kartu e-money melalui GO-MART.

Untuk pengguna GO-MART di Jakarta, kini sudah ada beberapa pilihan pembelian e-money untuk akses ke jalan tol, di antaranya produk E-Money & E-Toll (Mandiri), Flazz (BCA), Brizzi (BRI), Tap Cash (BNI), dan B-Link (BTN). Penjualan e-money ini sudah berlaku untuk pengguna di Jabodetabek mulai 3 Oktober 2017 lalu.

Untuk melakukan pembelian, akses opsi GO-MART lalu pilih bank penerbit kartu. Selanjutnya pengguna diminta untuk mengisi ulang saldo pertama. Sayangnya layanan ini belum bisa digunakan untuk melakukan isi ulang atau top-up, sehingga perlu dipastikan pengguna memilih opsi e-money dari bank yang biasa digunakan sebelumnya.

Dalam sebuah kesempatan, Pingkan Irwin selaku VP Marketing GO-JEK mengatakan bahwa tersedianya e-money di GO-MART dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh e-money secara lebih mudah, tidak perlu antre di pintu tol atau bank.

Application Information Will Show Up Here

Program Akselerator Plug and Play Kembali Dibuka untuk Startup Indonesia

Plug and Play, akselerator startup sekaligus firma modal ventura asal Silicon Valley, kembali mengajak para startup lokal untuk bergabung ke dalam program akselerasinya. Menargetkan startup yang berada di tahap awal, persyaratan umum untuk masuk ke dalam program akselerator tersebut cukup simpel, yaitu sudah memiliki produk alpha/beta.

Bekerja sama dengan Gan Kapital, Plug and Play hadir di Indonesia sejak November 2016 lalu.

Dalam program ini, startup yang mendaftar juga harus berbasis di Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat Plug and Play Indonesia berkomitmen mendukung program pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital pada tahun 2020. Untuk masuk ke dalam program ini, para pendiri startup akan melalui beberapa proses penyaringan, mulai dari kelengkapan dokumen, hingga pitching di hadapan para juri yang terdiri dari tim internal Plug and Play, investor, hingga C-Level korporasi rekanan.

Pendaftaran untuk program ini dapat dilakukan melalui situs Plug and Play di bit.ly/applypnp2 sebelum 31 Oktober 2017.

Di Indonesia, Plug and Play, yang bekerja sama dengan mitra lokal Gan Konsulindo (GK) dan beroperasi sejak November 2016, telah meluluskan 9 startup batch pertamanya, yaitu Astronaut, Brankas, Bustiket, DANAdidik, Karta, KYCK, Otospector, Sayurbox, dan Wonderworx pada September lalu.

“Hingga saat ini, kami terus aktif mencari startup potensial di Indonesia untuk masuk ke dalam program kami. Setidaknya akan ada lebih dari 200 startup yang mendaftar. Kami tidak akan membatasi berapa jumlah yang masuk selama startup tersebut memang berpotensi memberikan dampak positif untuk Indonesia,” tutur President Director Gan Konsulindo Wesley Harjono.

Dalam program yang berjalan selama 3 bulan ini, startup terpilih akan mendapatkan berbagai fasilitas. Mulai dari seed funding, mentorship, coworking space gratis, akses ke Silicon Valley, hingga kesempatan kerja sama dengan korporasi. Saat ini, Plug and Play Indonesia memiliki 4 corporate partner, yaitu Astra International, BNI, BTN, dan Sinar Mas.

Kami memberikan fasilitas menyeluruh supaya startup  ini dapat fokus untuk product development. Harapannya, setelah lulus dari program ini mereka sudah benar-benar siap untuk go-to-market dan menerima pendanaan berikutnya,” lanjut Wesley.


DailySocial adalah media partner program akselerator Plug and Play Indonesia