Rudiantara Bergabung ke DS/X Ventures sebagai Penasihat Strategis dan Board Member

DS/X Ventures, pemodal ventura yang berfokus di Indonesia, dengan bangga mengumumkan bergabungnya Rudiantara sebagai Penasihat Strategis dan Board Member.

Sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dari 2014-2019, peran Rudiantara menandai periode signifikan pertumbuhan bagi lanskap startup Indonesia karena ia membawa kekayaan pengetahuan dan keahlian untuk menciptakan ekosistem yang kondusif melalui regulasi, transformasi digital pemerintah serta berbagai program dukungan startup seperti Nexticorn yang diakui secara global.

Rudiantara, bersama dengan tim manajemen DS/X Ventures, sejalan dengan tujuannya untuk memperkaya dan memajukan ekosistem startup Indonesia di peta global.

Dalam komentarnya tentang peran penasihat barunya, Rudiantara mengungkapkan kegembiraannya tentang potensi DS/X Ventures untuk mendorong pertumbuhan sektor teknologi Indonesia.

“Saya sangat senang berkontribusi pada misi DS/X Ventures untuk membina dan berinvestasi pada para pelopor masa depan. Bersama-sama, kami akan membuka peluang baru dan mendorong kemajuan teknologi yang tidak hanya akan menggerakkan Indonesia maju tetapi juga memberikan dampak signifikan di panggung global,” kata Rudiantara.

Tim di DS/X Ventures juga sangat antusias tentang kolaborasi baru ini. “Kehadiran Rudiantara sebagai Penasihat adalah bukti komitmen kami untuk menghadirkan pemikiran terbaik di industri ini untuk mendukung misi kami. Wawasan dan pengalamannya yang tak tertandingi akan sangat berharga bagi perusahaan portofolio kami dan pertumbuhan strategis kami,” kata Founding Partners DS/X Ventures Amir Karimuddin.

Kepemimpinan dan arahan strategis Rudiantara sebagai Penasihat tentunya akan meningkatkan visi DS/X Ventures untuk menjadi katalis dalam revolusi teknologi, membuka jalan bagi masa depan Indonesia yang menjanjikan.

Didirikan oleh pengusaha Rama Mamuaya dan Amir Karimuddin, DS/X Ventures memiliki posisi unik untuk memanfaatkan jaringan pendiri, perusahaan, dan investor yang tak tertandingi, memberikan dukungan yang tak tertandingi kepada portofolionya sepanjang siklus investasi.

Perusahaan ini telah berinvestasi di delapan perusahaan melalui dana debutnya yang berfokus pada B2B: Baskit (SaaS Rantai Pasokan), Finfra (Fintech), GoCement (marketplaceB2B), D3 Labs (solusi enterprise berbasis Blockchain), Fazpass (Solusi Autentikasi), Cards (manajemen SaaS Keanggotaan), Yobo (SaaS CRM B2B), Ilmu.com (gelar akademik online).

Sebagai bagian dari DailySocial Group, sebuah enabler inovasi terkemuka dengan media, penelitian, dan lengan konsultasi yang kuat, DS/X Ventures berada di garis depan dalam mendorong inovasi melalui berbagai program termasuk hackathon, inkubator startup, dan akselerator.

MDI Ventures Dikabarkan Terlibat dalam Pendanaan Seri B Startup SaaS Deskera

Lengan investasi Telkom, MDI Ventures, dikabarkan terlibat ke pendanaan seri B pengembang platform SaaS bisnis Deskera. Menurut data regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, MDI masuk ke putaran ini bersama Naver Corp., Jungle Ventures, dan We Ventures.

Kami sudah mencoba mengonfirmasi kabar ini ke pihak terkait, namun sampai berita ini diterbitkan belum mendapatkan respons.

Deskera didirikan sejak tahun 2008, saat ini memiliki basis utama di Amerika Serikat, Singapura, dan India. Produk utama mereka ERP dan MRP telah dipasarkan secara global, termasuk untuk pebisnis di Indonesia.

Lewat Deskera ERP, perusahaan dapat mengautomasi dan mensentralisasi proses bisnis, termasuk mendapatkan insight dari data yang dimiliki secara real-time. Di dalamnya termasuk layanan akuntansi, manajemen keuangan, manajemen pemesanan, pengadaan, hingga layanan pelanggan.

Sementara dengan Deskera MRP, perusahaan mendapatkan kemudahan dalam melakukan penghitungan biaya produksi, mengelola ketersediaan dan pengadaan bahan baku, hingga mengefisienkan operasional produksi.

Masuknya Deskera ke portofolio MDI menambah jajaran solusi bisnis yang mereka investasi. Sejauh ini sekurangnya ada 11 layanan SaaS dengan berbagai bentuk produk yang diinvestasi MDI, termasuk RUN System, Whispir, Element, Cloudike, dan beberapa lainnya.

Sebagai corporate venture capital di bawah naungan grup Telkom, hipotesis MDI turut menekankan adanya sinergi antara portofolio dengan berbagai perusahaan di bawah perusahaan induk. Layanan seperti ERP dan MRP milik Desekra berpotensi untuk diterapkan di berbagai lini bisnis yang dimiliki Telkom.

Dagangan Dapat Pendanaan dari Kejora-SBI Orbit Fund

Startup rural commerce Dagangan baru mendapatkan pendanaan tambahan dari Kejora-SBI Orbit Fund. Hal ini seperti yang disampaikan Billy Boen selaku salah satu Partner Kejora Capital. Turut disampaikan dalam pernyataannya bahwa ini adalah portofolio ke-10 sekaligus terakhir dari dana kelolaan tersebut.

Sejak diresmikan pada Juni 2020, Orbit Fund yang merupakan joint venture Kejora Capital dan SBI Holdings, telah berinvestasi ke sejumlah startup Indonesia, termasuk platform point of sales Olsera dan pengembang infrastruktur baterai motor listrik SWAP.

Setelah Orbit Fund tidak lagi berlanjut, menurut informasi yang kami dapat, tim Kejora akan memfokuskan dana kelolaan bersama SBI ke Maven Asia Capital. Selain SBI, dana kelolaan yang akan segera ditutup untuk tahap pertamanya ini turut didukung LP individu ternama seperti Toto Sugiri, Andy Zain, Dharsono Hartono, dan sejumlah lainnya. Dikabarkan mereka menargetkan dana $150 juta untuk diinvestasikan ke startup early dan growth stage.

Pendanaan Dagangan

Saat ini Dagangan memang tengah menggalang pendanaan lanjutan setelah sebelumnya menutup putaran pra-seri B didukung BPTN Syariah Ventura dan Monk’s Hill Ventures senilai $6,6 juta.

Dikonfirmasi terpisah, Co-Founder & CEO Dagangan Ryan Manafe menyampaikan bahwa pendanaan dari Orbit Fund ini masih di putaran yang sama dengan perolehan terakhir dari W Inc, pemodal asal Jepang.

Sebagai rural commerce, Dagangan berfokus melayani pengguna di kota tier-3 dan 4. Dagangan menyuplai berbagai bahan jualan untuk ritel kecil-menengah. Baru fokus di pulau Jawa, Dagangan saat ini telah melayani 75 ribu+ warung/toko dengan 5 ribu+ SKU produk.

Menawarkan supply-chain yang lebih efisien, Dagangan mengklaim harga jual mereka 20% lebih rendah dan menghasilkan revenue 2x lipat bagi para peritel.

Dengan model operasional berupa hub & spoke untuk last-mile delivery melalui 50+ micro-hub di lokasi strategis, Dagangan mengklaim berbeda dengan startup social commerce pada umumnya. Diketahui sejumlah pemain serupa saat ini kesulitan (bahkan tidak lagi beroperasi), termasuk di antaranya Ula dan RateS.

Application Information Will Show Up Here

Superbank Dapat Tambahan Investasi Rp1,2 Triliun dari Grab, Singtel, dan KakaoBank

Perusahaan pengembang layanan bank digital Superbank hari ini (03/7) mengumumkan tambahan investasi Rp1,2 triliun dari para pemegang saham sebelumnya, yakni Grab, Singtel, dan KakaoBank. Dana segar akan dimanfaatkan untuk mendukung upaya peningkatan layanan dan inovasi produk para nasabahnya.

Investasi ini sekaligus dinilai menegaskan keyakinan dan dukungan pemegang saham terhadap visi dan potensi Superbank.

Sebelum putaran investasi baru ini, EMTEK masih menjadi pemegang saham dengan persentase tertinggi, diikuti oleh Grab, Singtel, dan KakaoBank. Grab sendiri menggunakan PT Kudo Teknologi Indonesia (Kudo) sebagai kendaraan investasinya – seperti diketahui Kudo diakuisisi Grab sejak 2017 lalu.

Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank
Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank

“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan para pemegang saham dalam mendukung upaya kami untuk terus membuat produk dan layanan perbankan digital yang inovatif dan relevan,” ujar Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan.

Ia melanjutkan, “Dukungan berkelanjutan dari Grab, Singtel, dan KakaoBank tidak hanya berupa investasi, tetapi juga teknologi terdepan, wawasan, dan aset jaringan untuk mempercepat pertumbuhan kami. Tambahan investasi ini akan memperkuat kami dalam memperluas layanan finansial inklusif dan pembiayaan yang mudah diakses oleh lebih banyak nasabah ritel dan UMKM underbanked di Indonesia.”

Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International. Berdiri di Bandung pada tahun 1993, Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada tahun 2023 sebagai bagian dari konsorsium. Superbank memiliki misi untuk memperluas akses kredit bagi nasabah ritel dan UMKM, memberdayakan mereka dengan solusi inovatif, serta mengembangkan kolaborasi melalui salah satu ekosistem terluas di industri.

Pada Juni 2024 lalu, Superbank baru resmikan kerja sama strategis bersama Grab lewat layanan Banking as a Services. Pengguna dan mitra kini dapat membuka rekening, menabung, dan bertransaksi langsung dari aplikasi Grab. Selain fitur perbankan dasar, Superbank juga menawarkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS) kepada pengguna Grab terpilih. PAS adalah pinjaman digital tanpa agunan yang mudah diajukan dengan limit kredit dan tenor fleksibel serta informasi bunga dan biaya yang transparan.

Superbank terus memperkenalkan produk tabungan inovatif seperti Celengan by Superbank yang menawarkan bunga tinggi 10% per tahun untuk menabung harian secara otomatis. Langkah ini mempertegas komitmen Superbank untuk inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Grab memahami pentingnya menghadirkan teknologi bank digital dengan beragam fitur inovatif serta mudah diakses, dan dapat membantu pengelolaan keuangan yang lebih baik bagi konsumen. Dukungan Grab untuk Superbank menegaskan komitmen bersama kami untuk meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” sambut Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Application Information Will Show Up Here

Xurya Umumkan Pendanaan Rp900 Miliar Dipimpin Norwegian Climate Investment Fund

Xurya, startup pengembang layanan energi surya, mengumumkan perolehan pendanaan senilai $55 juta atau setara Rp900 miliar. Putaran ini dipimpin Norwegian Climate Investment Fund yang dikelola oleh Norfund, bersama dengan Swedfund, Clime Capital sebagai pengelola SEACEF II, British International Investment (BII), dan AC Ventures.

Dengan penambahan investasi ini, total pendanaan yang telah diterima Xurya sampai saat ini telah mencapai lebih dari $88 juta (Rp1,5 triliun).

Xurya menjadi perusahaan energi terbarukan pertama di Indonesia yang mendapatkan pendanaan dari Norwegian Climate Investment Fund dan Swedfund, yaitu Development Finance Institution (DFI) dari Swedia. Selain itu putaran ini juga menjadi investasi ekuitas perdana BII di Indonesia, yang merupakan DFI dan impact investor dari Inggris. Sedangkan Clime Capital dan AC Ventures adalah investor Xurya di putaran sebelumnya.

“Dengan dukungan para investor kelas dunia ini, kami tidak hanya akan terus menghasilkan inovasi guna mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan, namun juga berambisi untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Managing Director Xurya Eka Himawan.

Sejak didirikan pada 2018, Xurya memiliki visi  mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dalam mengadopsi energi terbarukan, yaitu biaya pemasangan awal yang tinggi. Xurya memberikan solusi berupa model sewa PLTS atap tanpa biaya awal bagi para pelaku bisnis agar dapat beralih ke energi terbarukan dengan mudah.

Dengan model bisnisnya yang solid, pada tahun 2022 lalu Xurya mendapatkan pendanaan sebesar $33 juta dari East Ventures, Mitsui & Co., Saratoga, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Schneider Electric, dan New Energy Nexus. Argor (Go-Ventures)juga termasuk sebagai investor tahap awal Xurya.

“Norfund antusias mendapatkan kesempatan untuk memimpin putaran investasi di Xurya kali ini. Kami memobilisasi modal swasta dan publik ke dalam perusahaan yang berkontribusi vital terhadap transisi energi di Indonesia. Investasi ini selaras dengan misi Climate Investment Fund, yaitu berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca melalui investasi dalam sektor energi terbarukan di negara berkembang,” SVP Renewable Energy Norfund Anders Blom.

Dengan dana kelolaan berbeda, sebelumnya Norfund juga telah berinvestasi ke AwanTunai, Amartha dan Modalku dalam bentuk debt funding.

Capaian Xurya

Hingga saat ini Xurya telah memiliki lebih dari 170 PLTS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. PLTS Xurya diklaim telah berkontribusi dalam menghindari emisi karbon sebesar 152.000 ton CO2 per tahun dan menghasilkan lebih dari 1.600 lapangan kerja hijau.

Dengan dana dari putaran investasi saat ini, Xurya diproyeksikan dapat meningkatkan lagi kontribusinya dalam penghindaran emisi karbon sebesar 370.000 ton CO2 per tahun. Xurya juga aktif sebagai anggota Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dan berpartisipasi sebagai pelatih dan pakar dalam pelbagai kegiatan “training of trainers” di bidang teknis PLTS.

Pada tahun 2024, Xurya mendapatkan Sertifikasi B Corp sebagai pengakuan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan governance (ESG) dalam operasional bisnisnya.

“Target NZE tahun 2060 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia merupakan suatu target yang sangat ambisius, namun kami yakin bahwa dengan gotong-royong, kita akan dapat mencapainya. Xurya siap untuk bekerja sama dengan seluruh pihak dalam mencapai target ini,” imbuh Eka.

Di Indonesia, sejumlah startup mulai menawarkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan. Selain Xurya, ada juga SUN Energy yang awal tahun ini juga baru membukukan pendanaan hijau dari Bank Permata senilai Rp500 miliar. Selain itu ada sejumlah nama lain seperti SolarKita, Warung Energi, Weston Energy, Forbetric, Erenesia, Khaira Energy, Syailendra Power, PowerBrain, dan beberapa lainnya.

Northstar Dikabarkan Berinvestasi Rp82 Miliar ke DACHIN, Pengembang Merek Gaya Hidup dan Elektronik

Northstar Ventures (NSV) dikabarkan baru memberikan pendanaan $5 juta atau setara Rp82 miliar ke DACHIN Group yang merupakan pengembang brand yang berfokus di pasar Indonesia. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam keterbukaan informasi di regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe.

Ketika dihubungi, pihak NSV enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai pendanaan ini.

Salah satu proposisi nilai yang ditawarkan DACHIN adalah pemanfaatan data untuk menargetkan konsumen, serta untuk melakukan analisis terhadap pangsa pasar. Mereka meyakini dengan data pelanggan yang komprehensif bisa menghasilkan mereka berdaya jual tinggi di pasaran, di tengah pasar konsumen yang terus berkembang.

DACHIN fokus pada  pembuatan produk di area gaya hidup dan elektronik konsumer. Dengan pendanaan yang didapat, mereka juga membangun ekosistem distribusi yang kuat, termasuk fulfillment center di titik krusial. Berkonsep D2C, DACHIN melakukan distribusi produk di kanal online dan offline, baik untuk B2C maupun B2B.

Beberapa brand yang saat ini sudah dipasarkan DACHIN  meliputi produk gaya hidup dan elektronik seperti Ecentio, Freemir, Cooger, Aonez, dan Inbex.

Saat ini Northstar Group mengelola dua pendanaan, Private Equity Funds dan Venture Capital Fund. Lewat dana kelolaan yang kedua, Northstar Ventures memperluas cakupan investasinya ke startup tahap awal. Akhir tahun lalu, perusahaan baru menutup penggalangan akhir Northstar Ventures I, L.P (NSV I) sebesar $140 juta (sekitar Rp2,1 triliun).

Dana kelolaan tersebut akan diinvestasikan ke berbagai startup tahap awal di Asia Tenggara. Fokus utamanya di bidang konsumer, finansial, dan ekonomi digital. Teranyar dana kelolaan ini juga baru berinvestasi ke Gently, startup Indonesia yang fokus mengembangkan skincare untuk anak.

Typedream Diakuisisi Beehiiv, Integrasikan Web Builder dengan Platform Newsletter

Startup pengembang platform website tanpa kode Typedream telah diakuisisi pengembang platform newsletter Beehiiv. Ke depannya akan dilakukan integrasi untuk memudahkan pengguna Beehiiv mendesain website untuk keperluan publikasi newsletter-nya.

Typedream dikembangkan sejumlah founder asal Indonesia yang kala itu sama-sama bersekolah di Amerika Serikat. Mereka adalah Putri Karunia, Kevin Nicholas Chandra, Michelle Marcelline, Anthony Harris Christian, dan Albert Putra Purnama.

Pada founder Typedream / Typedream

Ini bukan kali pertama bagi mereka “exit” atas startup yang dikembangkan. Sebelumnya startup mereka yang fokus mengembangkan platform passwordless login “Cotter” juga diakuisisi oleh Stytch pada tahun 2021.

Dalam debutnya, Typedream juga telah mendapatkan pendanaan seed atas keterlibatannya di Y Combinator. Pendanaan ini juga termasuk dari sejumlah angel investor global.

“Saya sudah sangat akrab dengan platform (dan tim) mereka selama beberapa bulan terakhir dan saya sangat bersemangat tentang apa artinya ini bagi masa depan Beehiiv,” tulis Founder Beehiiv Tyler Denk dalam pernyataan resminya.

Selain itu Tyler juga merinci sejumlah alasan yang melatarbelakangi keputusan untuk melakukan akuisisi ini. Saat pertama Beehiiv diluncurkan fokus utamanya pada newsletter, namun banyak pengguna awal mereka yang sebelumnya telah menggunakan Substack — platform sejenis yang turut menyediakan web sederhana bagi penggunanya.

“Jadi hampir karena kebutuhan, kami juga memilih untuk menyediakan situs web sederhana kepada setiap pengguna kami sehingga mereka dapat dengan mudah mengumpulkan email dan meng-hosting konten mereka secara online […] Sementara itu, ruang email sudah (dan masih) sangat kompetitif. Tidaklah sepadan dengan waktu atau upaya kami untuk mencoba dan bersaing di dua lini yang sangat besar, terutama sebagai tim kecil,” lanjut Tyler.

Dalam beberapa bulan ke depan, diharapkan integrasi antara Beehiiv dan Typedream akan diselesaikan sehingga menghasilkan layanan gabungan yang lebih mulus untuk memanjakan pengguna.

Atome Dapat Fasilitas Debt Financing $100 Juta dari EvolutionX, Platform Pendanaan DBS dan Temasek

Atome Financial, unit fintech dari Advance Intelligence Group mengumumkan perolehan fasilitas debt financing berjangka tiga tahun senilai $100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun dari EvolutionX Debt Capital. EvolutionX adalah platform debt financing yang memiliki dana kelolaan hingga $500 juta, didirikan DBS dan Temasek yang difokuskan untuk perusahaan di Asia, Tiongkok, dan India.

Dalam pernyataan resminya dikatakan, bersama mitra investornya Atome memanfaatkan fitur accordion untuk mendapatkan akses pendanaan tersebut. Fitur accordion ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah total fasilitas pinjaman mereka hingga $100 juta dengan bantuan mitra investor, memberikan mereka kemampuan untuk menambah modal lebih banyak saat mereka membutuhkannya untuk ekspansi atau peluncuran produk baru.

Dana segar ini akan mendorong ekspansi portofolio kredit regional serta mendukung peluncuran produk baru meliputi tabungan, pinjaman, asuransi, dan Atome Card di pasar utama mereka, termasuk di Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.

Di Indonesia, Atome mengoperasikan dua lini fintech, meliputi aplikasi paylater Atome dan platform fintech cashloan KreditPintar. Terbaru Atome Card juga mulai digulirkan – kartu debit Visa co-branding yang diterbitkan bersama Bank Jago (di Indonesia).

Adapun induk perusahaan mereka Advance Intelligence Group berbasis di Singapura, didukung investor seperti SoftBank, Warburg Pincus, Northstar, EDBI, dan beberapa lainnya.

“Dengan Atome Financial yang telah mencapai profitabilitas awal tahun ini, kami sangat senang bermitra dengan EvolutionX untuk tahap pertumbuhan berikutnya. Fasilitas [pendanaan] baru ini mengakui keunggulan operasional dan nilai platform Atome Financial saat kami mempercepat momentum bisnis layanan keuangan digital, ekspansi kemitraan strategis regional seperti TikTok Shop dan Lazada serta peluncuran Atome Card, produk tabungan, dan pinjaman di Asia Tenggara,” ujar Co-founder & CEO Advance Intelligence Group Jefferson Chen.

Atome Financial sebelumnya mencatat kinerja bisnis FY2023 dengan pendapatan operasional hampir 2x lipat menjadi $170 juta dari tahun sebelumnya. Faktor kunci keberhasilan adalah profitabilitas bisnis paylater,  didorong lonjakan 40% yoy dalam GMV menjadi $1,5 miliar dan pertumbuhan pendapatan sebesar 130% y-o-y, meskipun FY2023 adalah periode kontraksi pasar modal dan tantangan makroekonomi.

Momentum positif berlanjut ke FY2024, dengan Atome Financial mengumumkan pada bulan April bahwa mereka telah mencapai profitabilitas pada kuartal pertama tahun 2024.

Partner EvolutionX Rahul Shah mengatakan, “Ini adalah investasi fintech pertama kami di Asia Tenggara, dan kami sangat senang mendukung Atome Financial dalam perjalanan mereka untuk meningkatkan inklusi keuangan dan akses ke layanan keuangan berbasis mobile di pasar besar yang kurang terlayani di Asia Tenggara.”

Peta persaingan bisnis paylater

Di Indonesia, Atome berhadapan langsung dengan sejumlah pemain. Dengan formasi bisnis yang sama, sebagian pemain paylater besar juga terafiliasi dengan bisnis fintech lending untuk layanan cashloan dan bank digital untuk layanan tabungan.

Berikut ini peta persaingannya:

Perusahaan Paylater Cashloan Bank Digital
Atome Finansial Atome KreditPintar Atome Card (Bank Jago)
Kredivo Holdings Kredivo Kredifazz Krom Bank
Akulaku Akulaku Paylater Akulaku Dana Cicil NeoCommerce
GoTo Finansial Gopaylater Findaya GopayTabungan (Bank Jago)
Sea Group ShopeepayLater SPinjam SeaBank
Application Information Will Show Up Here

Mekari Akuisisi Jojonomic

Startup SaaS Mekari hari ini (21/6) mengumumkan telah mengakuisisi Jojonomic. Aksi korporasi ini diharapkan bisa memperluas ekosistem layanan Mekari untuk membantu bisnis di Indonesia melakukan transformasi digital.

Ini bukan akuisisi pertama Mekari, sebelumnya perusahaan juga telah mencaplok sejumlah pengembang solusi digitalisasi bisnis seperti Qontak, Sleekr, Jurnal.id, dan Talenta. Strategi perluasan produk lewat akuisisi memang sudah ditekankan CEO Suwandi Soh sejak mendapatkan pendanaan seri D pada tahun 2021 lalu.

Sejak berdiri tahun 2015, Mekari telah mendukung operasional lebih dari 35.000 bisnis dan 1 juta profesional di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai solusi bisnis, termasuk untuk human resources (HR), penggajian, akuntansi, pajak, dan customer relationship management (CRM), bagi UMKM dan perusahaan besar.

Jojonomic juga didirikan sejak 2015, menyediakan solusi Officeless Operating System (OOS) yang berfungsi sebagai platform teknologi no-code dan low-code di mana bisnis dapat mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan dengan mudah dan cepat. Jojonomic telah melayani ratusan perusahaan, terutama perusahaan besar Indonesia di sektor perbankan, logistik, manufaktur, dan energi.

Suwandi mengatakan akuisisi ini didasari oleh misi bersama untuk mengakselerasi transformasi digital berbagai bisnis dan mempertajam kemampuan digital para profesional di Indonesia dengan menghadirkan solusi dan layanan berbasis teknologi yang inovatif, agile, dan scalable.

“Kami bangga mengumumkan akuisisi Jojonomic yang kami percaya akan membawa manfaat bagi dunia usaha. Melalui akuisisi ini, kami dapat menggabungkan kekuatan dan keunggulan kami dalam mengembangkan solusi terintegrasi berbasis awan yang memenuhi kebutuhan kompleks dan unik beragam bisnis di lintas industri,” ujarnya.

“Kami mendorong bisnis di Indonesia untuk meningkatkan implementasi solusi digital ke berbagai operasional bisnis karena adopsi teknologi hari ini akan menjadi fondasi bagi penguasaan teknologi masa depan, khususnya artificial intelligence (AI), atau kecerdasan buatan,” imbuh Suwandi.

Selain itu, akuisisi akan membuka jalan bagi kustomisasi dan integrasi lintas produk yang disesuaikan dengan permintaan bisnis, terutama perusahaan besar.

Co-Founder & CEO Jojonomic Samiaji Adisasmito mengatakan,“Jojonomic berkomitmen untuk terus mengembangkan Officeless Operating System agar semua pengguna kami dan Mekari dapat memanfaatkan platform teknologi tersebut untuk merancang aplikasi yang akan memudahkan mereka memberikan hasil kerja terbaik bagi pertumbuhan bisnis.”

Dekoruma Masuk ke Lini Jual-Beli Properti; Q1 2024 Catat Rekor Revenue Tertinggi

Dekoruma, yang sebelumnya dikenal sebagai startup yang bergerak di bidang marketplace jasa desain dan penjualan interior, kini memperluas lini bisnisnya ke jual-beli properti. Lewat Dekoruma Properti, pengguna bisa mencari berbagai jenis hunian. Di fase awalnya, layanan ini baru tersedia di area Jabodetabek dan Bandung.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan mengatakan bahwa adanya lini baru ini diharapkan Dekoruma bisa menghadirkan “full circle home buying experience”, konsumen bisa mencari rumah, mengurus KPR, hingga mengisi rumah lewat satu platform.

Dimas turut menjelaskan, selain menemukan properti, lewat Dekoruma Properti pelanggan juga bisa dibantu untuk mengelola KPR. Selain itu, merujuk dari situs resminya, platform proptech ini juga menyediakan fitur lain seperti Booking Fee Protection untuk jaminan pengembalian DP jika BI-Checking ditolak dan Multi Visit Service berupa jasa pendampingan kunjungan ke opsi properti yang diminati.

Sementara bagi developer, selain menawarkan platform untuk pemasaran, Dekoruma turut membangun kerja sama pengisian hunian (full firnish) sebagai satu paket penjualan. Diharapkan ini bisa memberikan added value untuk unit properti yang dijajakan ke konsumen.

Perkembangan bisnis

Kendati tidak merinci angka detailnya, Dimas menyampaikan bahwa performa bisnis Dekoruma sepanjang Q1 2024 sangat mengesankan. Ia mengatakan kalau kuartal pertama tahun ini menjadi “record breaking” dari segi revenue – menandai titik capaian tertinggi yang pernah didapat.

Sebelumnya disampaikan, bahwa Dekoruma sudah mencapai break even di kuartal III 2023. Tahun ini ditargetkan akan mendapati capaian break even satu tahun penuh. Sempat direncanakan segera IPO, namun ditunda karena dinamika ekonomi dan politik di dalam negeri menjelang pemilu.

Dekoruma Experience Center di Lampung / Dekoruma
Dekoruma Experience Center di Lampung / Dekoruma

Dekoruma juga terus meningkatkan jangkauan pasar O2O mereka, terbaru perusahaan membangun Experience Center di Lampung. Segera menyusul dalam waktu dekat di Balikpapan, Samarinda, dan kota-kota lainnya. Sehingga saat ini ada kurang lebih 30 Dekoruma Experience Center yang tersebar di 18 kota.

Dekoruma terakhir mengumumkan pendanaan seri C1 senilai $15 juta pada tahun 2021. Investor yang terlibat adalah Nexter Ventures by SCG Cement-Building Materials, KTB Network, dan beberapa investor tahap sebelumnya termasuk Global Digital Niaga (Blibli), OCBC NISP Ventura, serta Foundamental.

Dengan rencana ekspansi agresif tahun ini, Dekoruma juga tengah berupaya melakukan penggalangan dana lanjutan.

Application Information Will Show Up Here