GrabShopID is Now Selling Grab Vouchers

Grab is adding a new business line by making a microsite for Grab vouchers, GrabShopID. It was launched on March 25, 2018, and now available for all Indonesia’s customers.

GrabShopID is managed by Grab Indonesia’s Business Development team. It provides variant nominals, start from Rp10,000 to Rp1,000,000. Vouchers are valid for three months after the date of issue.

It’s formed to be a solution for customers from any classes, including retails and corporates. They can purchase vouchers as gifts for the third party. GrabGift can be used for certain events, loyalty programs, and many more.

“Our focus is to create the best user experience. The launching of GrabGift [GrabShopID] is our commitment to being innovative to provide users with the best services possible. The microsite intends to facilitate public in getting Grab’s discount voucher, whether for their own use or as a gift for others,” Mediko Azwar, Grab Indonesia’s Marketing Director, said.

He explained that Grab is trying to learn the local problems in their operational countries. It is said to have a local team that aware of the problems thoroughly and prepare the solution. With six R&Ds in all over the world, including Indonesia, Grab has brought its best talents to support local products.

“Our current focus is to provide the best services and user experience in this country, from the Western side to the East of Indonesia.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bridestory dan Blibli Luncurkan Bridestory Pay

Bridstory, startup marketplace untuk vendor pernikahan, berinovasi dengan meluncurkan Bridestory Pay sebagai hasil kerja sama dengan Blibli. Hal yang diharapkan adalah memberikan opsi pembayaran yang lebih beragam bagi calon pengantin yang sedang merencanakan pesta pernikahannya.

Untuk menarik pengguna, Bridestory menyiapkan beberapa keuntungan jika melakukan pembayaran menggunakan metode ini. Yang pertama adalah asuransi pembatalan pernikahan dari Bridestory apabila ada hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti bencana alam atau kecelekaan. Tersedia pula skema cicilan bunga 0% hingga 24 bulan dari lebih dari 15 bank di Indonesia dan penawaran menarik lainnya seperti cashback.

Menurut pihak Bridestory, Bridestory Pay dihadirkan menjawab tantangan kemandirian pembayaran pernikahan oleh calon pengantin. Dari laporan Industri Pernikahan 2017 yang mereka terbitkan, 56,6% responden mengaku biaya pernikahan saat ini lebih banyak ditanggung oleh kedua calon pengantin, dengan kisaran biaya mulai dari Rp20 juta hingga Rp2 Miliar. Bridestory Pay hadir sebagai metode pembayaran baru yang bisa dimanfaatkan calon pengantin.

“Bridestory Pay merupakan sebuah inovasi yang baru di industri pernikahan. Kita akan melihat animonya, baik respon dari vendor maupun konsumen. Target kami di tahun pertama yaitu menyediakan semakin banyak vendor dengan service yg beragam dan calon pengantin menggunakan Bridestory Pay untuk bertransaksi dengan vendor-vendor tersebut,” terang Senior Marketing Executive Bridestory Natashia Virginia.

Melalui Bridestory Pay ini Blibli akan menggandeng Bridestory sebagai merchant partner untuk memberikan solusi smart wedding planning bagi calon pengantin.

“Peluncuran Bridestory Pay merupakan salah satu wujud komitmen Bridestory dalam mendukung pelaku industri pernikahan dan calon pengantin dari segi teknologi. Untuk menggunakan Bridestory Pay, calon pengantin cukup masuk ke situs maupun aplikasi Bridestory, chat dan mendapatkan penawaran dari ventor, membayar dengan mudah, lalu menikmati seluruh keuntungan yang ada,” imbuh CTO Bridestory Doni Hanafi.

Application Information Will Show Up Here

SmarTernak Jadi Solusi IoT untuk Optimalkan Peternakan

SmarTernak merupakan solusi yang dikembangkan DycodeX berupa perangkat manajemen ternak berbasis Internet of Things (IoT) yang diharapkan bisa membantu peternak Indonesia memantau hewan ternak mereka. Perangkat ini didukung Kementerian Pertanian Indonesia

Solusi SmarTernak merupakan perangkat precision livestock farming (PLF). Fitur-fitur yang ditawarkan mencakup fitur pelacakan hewan ternak, mendeteksi aktivitas hewan ternak, estimasi kesehatan hewan ternak, hingga membaca kondisi lingkungan hewan ternak. Data-data tersebut dipancarkan secara real time dan bisa dibantu melalui aplikasi yang ada di perangkat mobile.

Dalam pengembangannya, DycodeX berperan penuh dalam pengembangan sistem dan alat-alat yang digunakan, sementara pemerintah mendukung dalam penyedian lahan untuk uji coba.

“Sejauh ini kami masih bekerja sama dengan peternakan yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian Indonesia. Tujuan utama kami dalam waktu dekat adalah mengaplikasikan SMARTernak ini di wilayah peternakan Kementan agar dapat menjadi solusi untuk pemerintah terkait issue Livestock Farming khususnya sapi di Indonesia,” jelas Public Relation Representative DycodeX Veronica Blandine.

SmarTernak bekerja dengan beberapa sensor yang mampu secara langsung mendeteksi aktivitas hewan ternak secara real time. SmarTernak didesain untuk bisa langsung diimplementasikan dengan mengalungkan sensor pada hewan dan memasang koneksi.

Untuk koneksi, SmarTernak menggunakan teknologi LoRa atau yang dikenal sebagai Long Radio. Teknologi ini diklaim lebih ekonomis dibandingkan dengan GSM. Untuk range coverage mengikuti kontur peternakan masing-masing.

“Karena berbasis radio, LoRa mengharuskan adanya gateway yang terpasang di wilayah peternakan. Satu buah gateway dapat menerima informasi lebih dari 20 device tergantung kontur wilayah yang sebelumnya saya sebutkan. Untuk saat ini ukurannya masih disesuaikan untuk hewan ternak berbadan besar seperti sapi, namun bila memiliki macam hewan ternak lainnya, kami terbuka untuk layanan customize,” imbuh Vero.

Solusi DycodeX ini bisa jadi salah satu solusi berbasis teknologi yang bermanfaat untuk mengoptimalkan peternakan dan menggali lebih jauh potensi dan masalah yang ada di peternakan. Pihak DycodeX sendiri berharap solusi yang mereka rancang ini tidak hanya stok pangan yang bisa diprediksi tetapi juga kesehatan hewan ternak, sehingga para peternak maupun investor bisa mendapat laporan yang lebih lengkap.

“SMARTernak akan sangat membantu peternakan yang mengadopsi jenis peternakan bebas atau yang tidak mengikat hewan ternak. Hal ini akan lebih menghemat biaya operasional monitoring. Prinsip LoRa yang line-of-sight akan lebih optimal apabila diletakkan di tempat yang lebih tinggi, sehingga coveragenya akan lebih banyak.”

Indosurya Finance Perbarui Situs, Kenalkan Diri Sebagai Layanan “Online Lending”

Indosurya Finance (PT Indosurya Inti Finance) meluncurkan fitur pembiayaan UKM melalui situs terbarunya indosurya.finance. Sebagai perusahaan multifinance yang fokus pada fasilitas pembiayaan untuk UKM, pembaruan ini diharapkan bisa mempermudah pengenalan perusahaan ke kalangan millennial sebagai suatu layanan online lending.

“Perkembangan teknologi yang kini semakin pesat pergerakannya mendorong kami untuk mulai berinovasi, terlebih kami juga ingin mengedukasi masyarakat secara lebih luas lagi bahwa perusahaan multifinance seperti kami bisa menjadi solusi terbaik untuk mengajukan pembiayaan pinjaman usaha dan hal itu dapat terjadi melalui penerapan strategi layanan berbasis teknologi,” terang Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung.

Kepada DailySocial, Mulyadi menerangkan bahwa melalui situs barunya Indosurya Finance mencoba menghadirkan fitur yang memudahkan dan membuat proses pengajuan pinjaman lebih transparan dan respon yang lebih cepat.

Salah satu alasan Indosurya Finance menghadirkan fitur pinjaman langsung adalah pertumbuhan UKM yang digerakkan oleh generasi milenial, dengan ide-ide dan model bisnis yang dijalankan secara kreatif. Hal ini tidak terlepas dari keaktifan generasi milenial dalam penggunaan teknologi.

“Lebih mengenalkan Indosurya ke younger audience bahwa selain bank, ada Indosurya Finance yang dapat memberikan solusi modal kerja dan proses yang lebih transparan sehingga tidak perlu lagi melalui pihak ketiga,” terang Mulyadi.

Menurut pengamatan DailySocial, saat ini pemanfaatan teknologi finansial di situs Indosurya Finance belum ketara jika dibanding pesaingnya. Mereka berjanji perusahaan terus mengembangkan inovasi selanjutnya berupa aplikasi mobile, sambil menambah fitur lain di situs.

“Target dari sisi pertumbuhan dapat tumbuh YoY 20% dari sisi pertumbuhan asset,” ujar Mulyadi tentang target tahun ini.

GrabShopID Layani Penjualan Voucher Grab

Grab kembali menambah lini bisnisnya dengan membuat microsite untuk membeli voucher Grab, GrabShopID. Diluncurkan pada 25 Maret 2018 silam, GrabShopID sudah bisa digunakan oleh seluruh pengguna Grab Indonesia.

GrabShopID dikelola oleh tim Business Development Grab Indonesia. GrabShopID menyediakan nominal voucher yang bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp1.000.000. Sedangkan masa berlaku kode voucher berlaku tiga bulan sejak diterbitkan.

GrabShopID disiapkan untuk menjadi solusi yang bisa digunakan pengguna berbagai kalangan, termasuk ritel dan korporat. Mereka dapat membeli voucher dan menghadiahkannya ke pihak ketiga. GrabGift bisa digunakan untuk keperluan acara khusus, program loyalitas, dan lain-lain.

“Fokus kami adalah terus menciptakan pengalaman terbaik kepada para pengguna kami. Peluncuran GrabGift [GrabShopID] merupakan wujud dari komitmen kami untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna. Microsite ini dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh voucher potongan perjalanan Grab, baik untuk digunakan sendiri maupun diberikan kepada pihak lain,” terang Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Mediko menjelaskan, Grab mencoba mengetahui permasalahan lokal di setiap negara tempat mereka beroperasi. Grab disebut memiliki tim lokal yang mengetahui masalah secara menyeluruh dan bersiap memberikan solusinya. Dengan enam pusat R&D yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Grab membawa talenta terbaik untuk mendukung produk lokal.

“Fokus kami saat ini adalah menyediakan pelayanan serta pengalaman yang terbaik bagi seluruh pengguna di tanah air, mulai dari provinsi paling Barat hingga Timur Indonesia,” lanjut Mediko.

Application Information Will Show Up Here

Tahun Ini Stellar Kapital Siapkan Dana 300 Miliar untuk Investasi

Industri startup Indonesia tengah melaju kencang. Beberapa sektor seperti e-commerce dan teknologi finansial bahkan sudah banyak masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Stellar Kapital sebagai salah satu perusahaan modal ventura telah menyiapkan dana Rp300 miliar untuk diinvestasikan ke startup.

Stellar Kapital disebut sudah memiliki 12 portofolio startup berbasis teknologi dan tahun ini mereka berencana untuk aktif menjaring startup untuk bermitra dan berinvestasi di startup untuk pendanaan awal dan Seri A.

Perusahaan modal ventura ini disebut meletakkan fokus mereka pada perusahaan startup yang masih pada tahap awal, baik online maupun offline. Dengan memanfaatkan jaringan dan keahlian yang mereka miliki, Stellar Kapital berusaha membawa startup untuk bertumbuh.

Beberapa startup yang berada di daftar startup mereka adalah UangTeman, Sepulsa, Dananikah, Rajamobil, Tado, Travelio, Freeware, dan Divestekno. Di tahun 2018 ini mereka bersiap menambah portofolio dengan menaruh minat pada startup lokal yang berada di tahap awal dan Seri A.

“Stellar Kapital memiliki fleksibilitas yang unik dalam menjalankan mandatnya. Stellar dapat berinvestasi pada startup-startup dengan pemasukan yang kuat dan stabil, namun dengan fase pertumbuhan yang lambat, atau startup-startup dengan pemasukan awal yang rendah namun dengan potensi pertumbuhan yang tinggi. Stellar juga dapat menyusun investasi pada startup-startup ini dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pendirinya,” terang Co-Founder dan Chairman Stellar Kapital Aditya Keo Santoso.

Aditya Keo memiliki pengalaman berbisnis di Silicon Valley sejak tahun 2005 hingga tahun 2013. Ia kembali ke Jakarta pada tahun 2011 dan mulai berbisnis di beberapa sektor dan kemudian membangun Stellar Kapital pada tahun 2014 dengan bentuk pendanaan dengan lingkup investasi yang berbeda-beda.

Kepada DailySocial, Aditya Keo menjelaskan bahwa mereka tidak hanya fokus pada satu sektor untuk bisa saling membantu dalam sebuah ekosistem yang sedang dibangun. Hal ini bisa ditemui di portofolio Stellar Kapital saat ini yang terdiri dari beragam industri, mulai dari teknologi finansial, e-commerce hingga co-working space.

“Industri startup adalah industri yang sangat seru dan menarik di Indonesia. Banyak calon [pendiri] startup yang clueless tapi pengen sekali bikin startup. Banyak juga calon investor yang pesimis tapi penasaran sekali untuk masuk. Jadi kalau mereka ketemu, jadilah startup coba-coba berhadiah yang di-invest oleh investor iseng-iseng gamau ketinggalan,” terang Aditya Keo.

Stellar Kapital tidak hanya memberikan kesempatan kepada startup digital. Mereka juga membuka kesempatan untuk berinvestasi di layanan offline, seperti Stellar Live yang merupakan perusahaan event organizer untuk acara musik lokal dan internasional.

Bank Indonesia Mulai Akui Tanda Tangan Digital

Dalam lima tahun terakhir industri teknologi finansial mulai berkembang di Indonesia. Tidak hanya soal layanan dan para pemain yang terus bermunculan, perkembangan juga terlihat dari segi regulasi.

Bank Indonesia juga terlihat aktif melakukan pendataan dan pemeriksaan untuk produk dan layanan teknologi finansial. Yang terbaru Bank Indonesia juga terlihat mulai mengakui  tanda tangan digital melalui masuknya PrivyID sebagai layanan penunjang fintech yang sudah lolos pemeriksaan bank Indonesia.

PrivyID masuk dalam daftar setelah melalui proses, diperiksa, dan dinilai oleh Bank Indonesia melalui beberapa aspek. Mulai dari teknologi tanda tangan digital yang disediakan, bagaimana manajemen risiko informasi, kondisi keuangan sampai dengan transaksi yang dilakukan.

“Setelah terdaftar di BI, orang jadi bisa tahu bahwa tanda tangan digital dari PrivyID ini bukan sekedar oret-oret di tablet karena diawasi oleh regulator sekelas bank Indonesia. Banyak perusahaan fintech atau tanda tangan digital mengklaim mereka yang paling ini paling itu. Tapi pada akhirnya kan kita butuh pihak ketiga yang netral untuk menilai, dan Bank Indonesia sangat kompeten menilai perusahaan fintech dari penunjangnya,” ujar CEO PrivyID Marshall Pribadi.

Tanda tangan digital sejauh ini diproyeksikan sebagai kunci atau identitas di internet yang akan melindungi akun atau memverifikasi keaslian seseorang/lembaga. Dengan Bank Indonesia yang mulai mengakui tanda tangan digital bukan tidak mungkin ke depannya para penyedia layanan teknologi finansial bisa memulai terobosan untuk memanfaat tanda tangan digital untuk lebih menjamin keamanan transaksi yang ada.

Aturan tandan tangan digital sendiri sebenarnya sudah tertuang dalam UU ITE. Dan langkah BI dengan mengakui tanda tangan digital bisa menjadi awal yang baik untuk implementasi ke depannya.

Bank Indonesia Keluarkan Aturan Baru untuk Uang Elektronik

Bank Indonesia (BI) baru saja merilis aturan baru mengenai uang elektronik yang dimuat dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 20/6/PBI 2018 sekaligus merevisi laporan sebelumnya. Aturan baru ini diharapkan bisa memastikan penyelenggaraan uang elektronik yang aman, efisien, lancar dan andal.

Dikutip dari Detik, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Onny Wijanarko menjelaskan ada 15 pokok aturan yang disesuaikan. Beberapa poin yang diatur seperti prinsip penyelenggaraan uang elektronik, uang elektronik open loop dan closed loop, dan juga pengelompokan izin jasa sistem pembelajaran.

Aturan baru ini juga mendefinisikan mengenai modal minimal yang disetor, komposisi saham, representasi dan jaminan, fit and proper test, kepemilikan tunggal, holding period, dana float, cross border, transaction, limit uang elektronik dan beberapa lainnya.

Di peraturan baru ini jumlah dana float diatur dengan closed loop di angka 1 miliar Rupiah. Penyelenggara jasa sistem pembayaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni front end dan back end.

Untuk kelompok front end meliputi penerbit, acquirer, payment gateway, dompet elektronik dan transfer dana. Sedangkan untuk kelompok back end meliputi prinsipal, switching, kliring dan penyelenggara penyelesaian akhir. Pengelompokan ini didesain untuk menghindari monopoli.

Aturan lain yang baru ada di PBI yang baru ini adalah aturan mengenai modal disetor LSB. Ketentuan yang diterapkan adalah modal yang disetor dibatasi 3 miliar Rupiah dengan 51% saham dimiliki oleh WNI atau Badan Hukum Indonesia.

Soal saldo, BI juga melakukan beberapa pembaruan soal batas. Untuk unregistered (identitas tidak terdaftar dan tidak tercatat pada penerbit) BI menaikkan batas maksimal menjadi 2 juta Rupiah. Sedangkan untuk pengguna registered (identitas terdaftar dan tercatat pada penerbit) batas maksimal tetap di angka 10 jutaRrupiah.

Poin-poin baru di aturan PBI juga ada merangkum kategori larangan. Poin tersebut meliputi larangan penerapan saldo minimal sebagai persyaratan penggunaan atau pengakhiran, menahan atau memblokir uang elektronik secara sepihak, mengenakan biaya pengakhiran penggunaan, dan juga menghapus, mengubah atau menghilangkan nilai uang elektronik ketika masa berlaku media UE berakhir.

Mengoptimalkan Cara Perekrutan Pegawai Startup

Keterbatasan adalah satu hal yang erat dengan startup di fase awal, baik itu modal maupun talenta. Yang membedakan startup satu dengan yang lain mungkin hanya soal seberapa besar keinginan mereka untuk tumbuh. Setelah fase awal biasanya startup mulai memasuki fase untuk bergerak cepat. Untuk itu mereka membutuhkan tenaga-tenaga ekstra. Fase inilah yang cukup krusial. Memutuskan untuk menambah jumlah anggota tim tidak selamanya berjalan mulus. Harus ada kecocokan antara visi, misi dan ritme kerja untuk tidak mengacaukan laju pertumbuhan startup.

Sebagai startup yang masih di tahap awal dan ingin terus berkembang dengan cepat, mengajak ahli yang sudah memiliki nama untuk bergabung bukan perkara mudah. Selain soal gaji, kecocokan dengan pendiri dan anggota lainnya adalah salah satu yang dipertimbangan. Di sisi lain, jika membuka lowongan kerja secara terbuka, ada risiko ketidakcocokan atau kegagalan. Bisa soal visi, ritme kerja, atau soal kemampuan.

Memperkenalkan bisnis dan kultur

Untuk bisa mengawali dan meminimalisir kegagalan dan kesalahan dalam perekrutan, hal yang harus dilakukan adalah dengan memperkenalkan bisnis dan kultur yang sedang dibangun. Dengan cara ini, calon pekerja atau profesional bisa melihat bagaimana visi, misi, dan keseriusan bisnis dalam mengerjakan solusi yang ditawarkan.

Kanal-kanal media sosial untuk profesional, seperti LinkedIn, bisa jadi jalan pertama untuk memperkenalkan bisnis. Media sosial lainnya dan halaman blog resmi juga bisa dioptimalkan. Ceritakan apa yang sedang dikerjakan dan capaian apa yang sudah didapat. Catatan-catatan seperti itu tidak hanya untuk dokumentasi tetapi juga untuk mengenalkan seperti apa bisnis dijalankan dan bagaimana budaya kerja budaya di dalamnya.

Realistis untuk kualifikasi

Setiap pemimpin pasti akan mencari mereka yang sempurna untuk mengisi posisi di tim mereka. Misalnya untuk posisi developer pemimpin akan merasa harus mempekerjakan mereka yang memiliki kemampuan bahasa pemrograman yang lengkap dan pengetahuan mengenai infrastruktur teknologi yang baik. Pada kenyataannya sulit untuk mendapatkan talenta semacam itu. Jika pun ada mereka pasti mencari gaji yang cukup tinggi. Belum waktunya bagi startup yang masih ada di tahap awal.

Untuk meminimalkan hal tersebut, cara terbaiknya adalah fokus pada kualifikasi yang dibutuhkan. Misalnya jika membutuhkan mereka yang bisa mengoptimalkan peran media sosial, ketika mengiklankan lowongan tersebut sampaikan kualifikasi yang dibutuhkan dengan rinci dan jelas.

Member get member

Di startup, banyak yang mengandalkan membuka lowongan pekerjaan di media sosial atau situs perekrutan kerja lainnya. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, hanya kadang sebagai startup perlu sebuah inovasi dan sesuatu yang lebih cepat dan efektif.

Salah satu alternatifnya adalah memanfaatkan anggota tim untuk mendapatkan rekan atau kenalan mereka. Dengan pendekatan secara personal, kesamaan visi dan misi serta kemampuan bisa dilihat dari awal. Komunitas, seminar, workshop hingga pameran bisnis bisa menjadi ajang yang tepat untuk menjaring koneksi dan relasi.

Pimpinan juga bisa menawarkan reward menarik bagi mereka yang bisa mengajak kenalan yang memiliki kesamaan visi misi dan juga kemampuan untuk bergabung dengan tim.


Sumber: Jobstreet, LabManager

Tahun Ini Investree Terus Ekspansi ke Berbagai Daerah

Investree telah mengawali langkahnya masuk ke daerah-daerah di Indonesia dengan bekerja sama dengan Bank Sumut untuk penyaluran kredit dengan pemanfaatan teknologi informasi. Kerja sama ini pun diharapkan bisa terus berlanjut terutama kolaborasi dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) baik di dalam maupun luar pulau Jawa demi terciptanya pemerataan ekonomi sebenarnya.

Disampaikan CEO Investree Adrian Gunadi, rencana mereka untuk menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain selalu terbuka. Sebelum bekerja sama dengan Bank Sumut (Sumatera Utara), pihak Investree telah lebih dulu beerja sama dengan perbankan lainnya seperti Danamon, CIMB Niaga untuk Cash Management, dan Bank Woori Saudara dan Bank Ganesha untuk kemitraan penjualan bersama.

“Kemitraan ini merupakan kolaborasi kesekian yang dilakukan oleh Investree dengan sektor perbankan dan menjadi yang pertama kali dilakukan bersama BPD. Kali ini dengan Bank Sumut, kami melakukan kemitraan Penyaluran Kredit Berbasis Teknologi Informasi, di mana Bank Sumut akan berperan dalam memperkenalkan produk dan layaan Investree serta mengajak nasabahnya untuk mengajukan pinjaman atau melakukan pendanaan untuk pinjaman bisnis yang tersedia di platform Investree melalui kemudahan dan kenyamanan fintech peer to peer lending,” terang Adrian menganggapi kerja sama dengan Bank Sumut.

Di kesempatan berbeda, kepada DailySocial, Adrian menyampaikan bahwa setiap daerah memiliki karakteristik dan potensi masing-masing yang unik. namun ada satu kesamaan, yakni tingginya angka kebutuhan pembiayaan yang belum dapat difasilitasi oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Adrian mengutip data Bank Dunia yang menyebutkan masih ada potensi Rp1000 triliun pada pembiayaan di Indonesia yang belum juga terpenuhi. Di sanalah Investree berusaha untuk memperkecil jurang perekonomian individu dan UMKM di Indonesia dengan memberikan akses pembiayaan yang aman, mudah, dan cepat.

“Pada tahun ini kami konsentrasi di wilayah sekarang yang kami sudah ada perwakilan, yaitu di Jawa Tengah, Jawa Timur dan melalui kerja sama dengan Bank Woori Saudara  juga kami bisa menggaet potensi di Jawa Barat, selain itu dengan berkolaborasi bersama Bank Sumut untuk di luar Jawa kami juga bisa mencakup Sumatera Utara serta Bank Ganesha untuk Wilayah cakupan lainnya,” terang Adrian.

Tumbuh signifikan

Sebagai salah satu layanan peer to peer lending di Indonesia yang aktif dalam mengembangkan layanan dan akuisisi pengguna, Investree melihat animo masyarakat terhadap industri ini cukup baik. Terlebih setelah terbit aturan POJK Nomor 77/POJK.01/2016 dan semakin banyaknya penyedia layanan P2P lending yang terdaftar di OJK.

Adrian menyebutkan Investree sendiri memiliki pertumbuhan cukup signifikan. Pada Desember 2016 jumlah pinjaman yang berhasil didanai mencapai Rp53 miliar. Sedangkan di awal bulan Mei 2018 jumlah pinjaman yang terdanai telah mencapai Rp773 miliar atau terdapat peningkatan 13 kali lipat.

Adrian mengatakan, “Di awal tahun, Investree juga telah meluncurkan produk baru Investree Syariah dan juga Pembiayaan Online Seller Syariah dengan e-commerce besar seperti Lazada dan Tokopedia sebagai yang pertama dan satu-satunya di Indonesia fintech peer-to-peer lending yang memiliki produk syariah.”

“Di bulan April kemarin pun kami etlah memulai kerja sama strategis dengan Bank Ganesha dan Bank Sumut. Salah satu yang membanggakan pula, di bulan Mei ini kami telah lolos tes seleksi ketat sejak September 2017 yang diadakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagaisatu-satunya fintech lending yang terpilih untuk menjadi Mitra Distribusi Penjualan Surat Utang Negara secara online untuk seri Saving Bond Ritel SBR003 bersama 9 mitra distribusi lain yang mayoritas perbankan besar,” lanjutnya.

Application Information Will Show Up Here