GO-DAILY and GO-FIX are Now Accessible in All Over Jakarta

Previously operating only in South Jakarta, GO-DAILY and GO-FIX from GO-LIFE are now available in all over Jakarta. It’s still on development, GO-LIFE upcoming plan is to expand the service in Jabodetabek area.

“The development of GO-DAILY is ongoing step by step. In the future, our focus will be to provide the service to be experienced by all customers in Jabodetabek, as soon as possible,” Dayu Dara Permata, Head of GO-LIFE, said to DailySocial.

Aside of GO-DAILY and GO-FIX, GO-LIFE has other leading services, including GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-GLAM, and GO-AUTO.

“Users can now get their groceries with no difficulty by GO-DAILY and no need to worry about electronic repairment solutions by GO-FIX. Through the latest two, users can now have better time efficiency and an excellent user experience,” she said.

Both services are aimed at responding to household needs, professional workers and SME’s entrepreneurs need for groceries. GO-DAILY provides services to buy LPG, mineral water, rice, instant noodle, and egg, while GO-FIX is focused on AC repairment and maintenance.

Partnership with traditional market

Unlike GO-MART that has a specific partnership with modern retails, GO-LIFE deliberately partnered up with the traditional markets for GO-DAILY. It is to encourage those working in Indonesia’s informal sectors.

“In terms of GO-DAILY, we have two partners, runner and merchant. GO-DAILY’s runners are those dedicated from GO-LIFE to bridge customers with service providers. In addition, we also work with food stall owners and SMEs to join GO-DAILY partners as merchants to provide those needs,” Permata added.

In GO-DAILY, we expect those stall owners as part of SMEs can be facilitated to get new sales to join today’s market in the digital era.

In addition to the latest service, GO-LIFE also provides more attractive homepage and a better experience for all users in the use of this app. The new interface is presented to facilitate users in getting GO-LIFE services quick and easy.

“Not only the city development, we will continue to develop and innovate our services.” she concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Fokus Goalkes Hadirkan Marketplace Alat Kesehatan

Gencarnya program pemerintah melancarkan sistem e-Tendering dan e-Katalog (LKPP) dimanfaatkan layanan e-commerce B2B untuk menyediakan kebutuhan peralatan kantor hingga alat kesehatan (alkes). Salah satu startup yang mencoba untuk menghadirkan layanan tersebut adalah Goalkes.

Kepada DailySocial CEO Goalkes Billiardo Simamora mengungkapkan, layanannya tercetus karena penghapusan sistem lelang langsung pemerintah terhadap alat kesehatan dan menggantinya dengan sistem pembelian langsung via katalog elektronik (e-katalog) yang dijalankan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Hal tersebut merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (e-catalogue).

Selama ini, menurut Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Binfar Alkes) Kemenkes RI, dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD, pengadaan barang dan jasa melalui tender seringkali bermasalah. Selain membutuhkan waktu lama, pengadaan lewat tender juga sangat rawan korupsi.

“Sekitar 45% dari pengadaan barang dan jasa melalui tender seringkali bermasalah. Tender juga memiliki risiko korupsi yang tinggi. Untuk itu Goalkes hadir untuk mendukung keterbukaan pemerintah terhadap terwujudnya proses pengadaan barang dan jasa yang lebih sehat dan transparan,” kata Billiardo.

Goalkes menawarkan beragam kategori pilihan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan, mulai dari Gas Medis, Peralatan Gigi, Alat Kesehatan, Kebutuhan Ruang Operasi, Interior Rumah Sakit dan Klinik, serta Jasa Instalasi Rumah sakit.

Memudahkan pembelian alat kesehatan secara online

Kehadiran Goalkes diharapkan bisa memudahkan konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap alat-alat kesehatan. Mereka tidak lagi kesulitan mencari produk alat kesehatan yang dibutuhkan melalui marketplace umum.

Di sisi lain, pihak penjual/distributor/supplier alat kesehatan tidak agi kesulitan mencari marketplace yang dapat membantu mereka untuk memasarkan produk alat kesehatan mereka secara khusus.

“Sejak didirikan pada tahun 2016 hingga saat ini, kami telah memiliki kurang lebih 130 mitra dan sekitar 91 pengguna aktif yang mengunjungi situs Goalkes,” kata Billiardo.

Mitra-mitra tersebut adalah distributor dan supplier beberapa perusahaan alat kesehatan besar di Indonesia yang bergerak dalam bidang pengadaan kebutuhan rumah sakit atau klinik, jasa instalasi dan gas medis, serta alat kesehatan.

Cara kerja Goalkes

 

Setelah melakukan pendaftaran, pelanggan bisa langsung menikmati pengalaman berbelanja alat kesehatan melalui sistem kerja Goalkes. Selain itu, pelanggan juga dapat berkomunikasi langsung dengan mitra melalui nomor telepon yang tercantum dalam situs.

“Mitra juga dapat memasarkan produk mereka dengan bergabung sebagai mitra Goalkes. Pendaftaran ini tidak dibebankan biaya apapun termasuk biaya dalam memasarkan produk alat kesehatan mereka dalam situs Goalkes. Sehingga mitra dapat mendapatkan saldo dana yang sesuai dengan harga produk mereka yang terjual,” kata Billiardo.

Selain pembayaran melalui ATM, Goalkes juga menawarkan fitur cicilan kartu kredit dengan bunga 0%, sehingga konsumen yang ingin melakukan pembelian dalam jumlah atau partai besar, seperti rumah sakit dan klinik dapat memanfaatkan fitur.

Fitur lainnya yang dimiliki Goalkes adalah fitur “ambil di tempat”. Melalui fitur ini setiap pembelanjaan langsung di toko/perusahaan mitra dapat langsung dibawa pulang, sementara ongkos kirim yang tidak dibebankan lagi dalam sistem.

Target dan rencana

Masih menjalankan bisnis secara bootstrap, Goalkes fokus dalam pengembangan situs untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para mitra dan pengguna. Untuk mengembangkan usaha, Goalkes memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana dari investor yang tertarik dengan sistem marketplace Goalkes, terutama dengan spesifikasi pemasaran khusus bidang alat-alat kesehatan.

“Kami percaya hal ini akan berjalan secara beriringan dengan terus dilakukannya perbaikan dan pengembangan sistem situs Goalkes,” tutup Billiardo.

Pentingnya Laporan Keuangan untuk Startup

Salah satu alasan mengapa banyak perusahaan rintisan atau startup kesulitan untuk mendapatkan modal adalah, karena kurang lengkapnya laporan keuangan yang dimiliki. Sebagai perusahaan baru yang masih berupaya untuk menemukan pasar dan melakukan validasi produk, startup memang rentan dengan budget atau biaya operasional yang kebanyakan masih minim dimiliki, namun di sisi lain membutuhkan tambahan modal untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.

Dalam sesi #Selasastartup minggu ini, DailySocial kedatangan dua narasumber dari jasa konsultasi keuangan, PT Marline Anugrah Cemerlang, yang menjelaskan poin yang wajib dicermati startup.

Pelaporan keuangan bagi startup

Secara definisi, startup atau perusahaan rintisan adalah organisasi perusahaan yang dirancang untuk mencari model bisnis yang berulang dan scalable. Startup juga merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.

Sebagai perusahaan baru yang kebanyakan belum bisa memperoleh pendapatan yang besar, startup harus bisa memiliki pencatatan keuangan yang lengkap. Rangkum semua pengeluaran dan pendapatan agar nantinya bisa digunakan sebagai laporan keuangan.

Proses akuntansi memberikan manfaat kepada perusahaan rintisan untuk mengetahui kondisi usaha. Startup sendiri bisa dikategorikan sebagai entitas yang tidak memiliki akutanbilitas publik signifikan. Tujuan penerbitan laporan keuangan adalah untuk kepentingan pihak ketiga, misalnya alat pengajuan pinjaman kredit, baik ke bank maupun ke investor.

Pastikan laporan keuangan dibuat secara transparan dan dilengkapi data yang benar. Jangan melakukan mark up atau melebih-lebihkan pengeluaran atau pendapatan. Hal tersebut akan memiliki risiko saat laporan keuangan akan diperiksa (diaudit) atau dipertanggungjawabkan.

Tentukan jenis organisasi perusahaan

Yang tidak kalah penting bagi startup saat mulai menjalankan perusahaan adalah menentukan terlebih dahulu jenis organisasi perusahaan. Secara umum jenisnya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu perorangan, persekutuan, dan korporasi.

Keunggulan perusahaan yang dimiliki secara individu adalah mudah untuk mengatur dan biaya pengelolaan yang rendah. Sementara kelemahannya adalah sumber keuangan yang terbatas dan kewajiban yang tidak terbatas.

Selanjutnya adalah persekutuan yang dimiliki oleh dua atau lebih individu. Keunggulan persekutuan adalah sumber keuangan yang  lebih besar dan adanya tambahan tenaga manajemen. Sementara kekurangan persekutuan adalah kewajiban yang tidak terbatas.

Yang terakhir adalah korporasi atau PT. PT dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai badan hukum yang terpisah. Keunggulan PT adalah mampu mendapatkan sumber daya dalam jumlah besar melalui penerbitan saham, namun kekurangannya adalah pengenaan pajak ganda.

Layanan GO-DAILY dan GO-FIX Kini Sudah Hadir di Seluruh Jakarta

Setelah sebelumnya hanya tersedia di kawasan Jakarta Selatan, kini layanan GO-DAILY dan GO-FIX dari GO-LIFE saat ini sudah tersedia di seluruh Jakarta. Masih dalam proses pengembangan, rencana GO-LIFE selanjutnya adalah memperluas wilayah layanan hingga Jabodetabek.

“Pengembangan layanan GO-DAILY masih melalui proses dengan waktu yang bertahap. Kedepannya fokus kami adalah menyediakan layanan ini untuk dapat dinikmati oleh seluruh pengguna di daerah Jabodetabek secepatnya,” kata Head of GO-LIFE Dayu Dara Permata kepada DailySocial.

Selain GO-Daily dan Go-FIX, GO-LIFE juga memiliki layanan unggulan lainnya seperti GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-GLAM dan GO-AUTO.

“Kini Para pengguna bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari tanpa ribet dengan GO-DAILY dan tidak perlu merasa khawatir dalam mencari solusi perbaikan alat elektronik dengan GO-FIX. Melalui dua layanan terbaru ini, para pengguna bisa mendapatkan efisiensi waktu yang lebih baik dan user experience yang prima.” kata Dara.

Kedua layanan baru ini ditujukan untuk menjawab kebutuhan rumah tangga,
para pekerja profesional serta pengusaha UMKM dalam pemenuhan keperluan sehari-hari. GO-DAILY memberikan layanan pembelian gas, air mineral, beras,  mie instan, dan telur, sementara GO-FIX fokus ke perbaikan dan perawatan AC.

Kemitraan dengan warung tradisional

Berbeda dengan layanan GO-MART yang menggandeng secara khusus gerai toko modern, GO-LIFE sengaja melakukan kolaborasi dengan warung tradisional untuk GO-DAILY. Dipilihnya warung tradisional sebagai mitra untuk memberdayakan para pekerja sektor informal di Indonesia.

“Untuk GO-DAILY kami memiliki dua mitra yaitu runner dan merchant. Para runner GO-DAILY yang merupakan mitra dedicated dari GO-LIFE menjadi penghubung antara pengguna dan penyedia jasa layanan ini. Selain itu kami juga bekerja sama dengan para pemilik warung dan UMKM untuk bergabung menjadi mitra GO-DAILY sebagai merchant dalam menyediakan kebutuhan tersebut,” kata Dara.

Melalui GO-DAILY, harapannya para pemilik warung tradisional yang tergolong UMK bisa terbantu mendapatkan saluran penjualan baru sehingga dapat turut bergabung dalam pasar era digital saat ini.

Selain penambahan layanan terbaru, GO-LIFE pun memberikan tampilan homepage yang lebih menarik untuk pengalaman yang lebih baik bagi para pengguna dalam penggunaan aplikasi. Tampilan terbaru ini dihadirkan untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan layanan dari GO-LIFE secara cepat dan mudah.

“Tidak hanya pengembangan kota layanan, kami juga akan terus melakukan pengembangan dan inovasi terhadap layanan-layanan kami.” tutup Dara.

Application Information Will Show Up Here

Automo Secures Seed Funding, Strengthen the Luxury Vehicle Rent Business in Indonesia

After starting its service in Jakarta, luxury vehicle rent platform Automo has announced it receives seed funding worth of Rp1 billion from Startup SG. The Singapore-based startup founded by Charles Lin has also achieved a grant from Enterprise Singapore worth of Rp300 million.

In addition, Automo announces the expansion in three cities, including Yogyakarta, Bandung, and Bali.

“Currently, besides Jakarta, Automo is available in three popular destinations in Indonesia. Starting from Jakarta, we’ve been focusing on team development, and planning expansion to other cities,” he said.

Automo also plans to add more variant for middle to high-class tourism transport option, such as private jet, helicopter, and the yacht.

“We have partnered up with Transwisata and CeoJetset to add premium transportation rental options for tourists. However, for the vehicles, we have added international brand options, including Mercedes S Class, Rolls Royce, and limousine,” he added.

Particularly for the most favorite destination in Indonesia, Bali, Automo provides two-wheeler transportation rentals, adjusting the habits and needs of foreign and local tourists to Bali.

Plans and targets

In terms of payment, Automo only provides a credit card option. However, to add payment options for customers, Automo is currently building a local legal entity to be integrated with local payment providers in Indonesia. The plan is to be finalized by the end of 2018.

“After bank transfer, we also plan to provide installment options for the customers,” Lin said.

In addition to the new locations in popular destinations, Automo continues the technology development in Singapore. They keep making negotiation and discussion with hotels and travel agents to connect Automo services with foreign and local tourists.

“We keep adding partnership with Singapore and Indonesian vendors. One example is when CeoJetset customers rent a jet from Jakarta to Bali. They can also rent Mercedes S Class in Bali through Automo with CeoJetset as a vendor partner. Partners will receive a referral fee later,” Lin explained.

Automo would like to invite more partners to provide rental options that can be directly monetized by related partners. It applies to all travel agents in Bali.

“Currently, we have 50 total vendor partners approximately in Indonesia, the same goes in Singapore,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pomona Kini Jadi Layanan Adtech, Fokus Sasar Industri FMCG

Sempat fokus menjadi layanan loyalitas yang membantu toko ritel offline, Pomona resmi mengubah model bisnis mereka menjadi advertising technology (adtech) fokus pada sales conversion yang turut berperan dalam membantu memajukan dan mengembangkan industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia melalui inovasi teknologi.

CEO Pomona Benz Budiman mengungkapkan, keputusan ini sengaja diambil setelah melihat besarnya peluang dan demand dari industri FMCG untuk meningkatkan penjualan dan menjalin relasi dengan konsumen. Jika dulu Pomona menawarkan teknologi scan QR Code dan rewards, kini fitur tersebut tidak lagi tersedia. Mereka kini menghadirkan teknologi baru memanfaatkan teknologi Optical Character Recognition (OCR) dan Machine Learning serta mengimplementasikan Sales Call-to-Action tool pada platform omni-channel Pomona.

“Akhir tahun 2017 lalu kita mulai mengembangkan teknologi baru kemudian awal tahun 2018 mulai kita implementasikan, dua bulan lalu soft launching dan baru hari ini kita resmikan model bisnis baru Pomona,” kata Benz.

Teknologi OCR sendiri merupakan teknologi yang mengotomatisasi proses pembacaan struk menjadi lebih cepat, sedangkan machine learning dapat membantu menganalisa dan memverifikasi keakuratan dari data tersebut.

“Kedua teknologi ini adalah teknologi yang diimplementasikan dalam platform omni-channel Pomona. Omni-channel sendiri merupakan konsep yang diusung Pomona yang menitikberatkan pada pengalaman konsumen dalam berbelanja menggunakan berbagai saluran yang terintegrasi dan dapat memberikan kemudahan serta pengalaman bagi konsumen kapan dan dimanapun,” tambah Benz.

Pomona mengembangkan sendiri teknologi tersebut secara in-house. Memanfaatkan feedback dari mitra brand yang kebanyakan adalah FMCG, misi dari Pomona saat ini adalah ingin membantu brand meningkatkan penjualan.

Pemberian cashback untuk pengguna

Di samping manfaat yang Pomona tawarkan kepada para pelaku industri FMCG, Pomona juga hadir dengan membawa manfaat bagi para konsumen melalui cashback. Cashback bisa didapatkan dari setiap aktivitas belanja yang dilakukan. Hanya dengan mengunggah struk pembelian dari produk yang dibeli di berbagai ritel yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Indomaret, Alfamart, Giant, Hypermart, Hero, Lawson, Lottemart, Circle K, Guardian, Watson, Century. Pomona mencatat hingga kini lebih dari 200 ribu orang telah menggunakan Pomona.

Konsumen bisa mendapatkan keuntungan berupa cashback mulai dari 20% dari harga produk  dan juga dapat diakumulasi dengan promosi lain yang sedang berlangsung,

“Selain cashback dapat dicairkan dengan melakukan transfer ke semua bank, cashback juga bisa ditukarkan dengan pembelian pulsa, langsung dari aplikasi atau mobile browser Pomona,” kata Benz.

Setiap transaksi yang dilakukan dan verifikasi menggunakan platform, Pomona mendapatkan komisi dari mitra brand FMCG dengan jumlah yang berbeda. Cashback untuk setiap produk diberikan langsung dari mitra FMCG, bukan Pomona. Sementara itu data yang dikumpulkan oleh Pomona, bisa dimanfaatkan oleh perusahaan riset pihak ketiga atau mitra FMCG yang ingin melihat consumer behavior.

“Kita sengaja tidak menjual data yang kita miliki, hal tersebut yang membedakan kami dengan layanan lainnya. Semua data dalam bentuk anonymous bisa didapatkan oleh mitra FMCG, namun selebihnya kita berikan kepada mitra third party research company,” kata Benz.

Dengan cara ini Pomona mengklaim bisa membantu pihak FMCG yang saat ini masih kesulitan untuk melakukan engagement dan meningkatkan penjualan. Perusahaan FMCG yang bergabung menjadi mitra Pomona di antaranya adalah Japfa, Sosro, Unilever, Mayora, Wings, dan Nestle.

Kantongi pendanaan Seri A

Awal tahun 2018 ini Pomona menyebutkan telah mendapatkan pendanaan Seri A. Namun demikian Benz enggan menyebutkan siapa investor yang terlibat dalam putaran kali ini dan berapa nilai investasi yang diberikan. Dari dana segar ini, Pomona berencana untuk mengembangkan teknologi, menambah talenta dan melakukan akuisisi pengguna.

Sebelumnya Pomona telah mendapatkan pendanaan awal, dengan jumlah tak disebutkan, dari Frontier Capital, Prasetia Dwidharma, dan sejumlah angel investor strategis.

“Untuk saat ini kita fokus kepada FMCG. Kita percaya FMCG memiliki potensi yang cerah saat ini dan ke depannya,” tutup Benz.

Application Information Will Show Up Here

 

OJK Tegaskan Dukungan untuk Layanan Fintech di Indonesia

Melihat perkembangan layanan financial technology saat ini, Indonesia sudah menjadi pasar yang memiliki potensi sangat cerah dan banyak dilirik oleh startup fintech, baik lokal maupun asing. Masih sulitnya pelaku UKM untuk meminjam tambahan modal ke bank dinilai menjadi pemicu banyaknya layanan peer-to-peer (p2p) lending di Indonesia.

Dalam acara Fintech Inclusion Forum, Deputi Komisioner Institute OJK Sukarela Batunanggar menegaskan, perlunya perubahan yang cukup drastis dilakukan bank untuk bisa memberikan layanan yang lebih baik ke pelaku UKM. Makin maraknya layanan fintech saat ini diharapkan bisa menjadi pemicu bagi bank untuk bisa merevisi aturan mereka.

“Saat ini Bank Indonesia sudah menetapkan peraturan kepada bank untuk memberikan pinjaman 20% kepada pelaku UKM. Namun masih banyaknya aturan yang diterapkan untuk mereka masih menyulitkan pelaku UKM untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank,” kata Sukarela.

Di situlah akhirnya layanan fintech mulai masuk dan memanfaatkan celah yang ada. Menurut Co-Founder & CEO Investree Adrian A. Gunadi, mengedepankan teknologi dan data alternatif layanan fintech mampu untuk memberikan solusi mudah dan cepat kepada peminjam yang kebanyakan berasal dari kalangan UKM.

“Bukan hanya pelaku bisnis tapi kalangan individu untuk berbagai kebutuhan sudah banyak memanfaatkan layanan fintech, karena kemudahan dan akses cepat yang ditawarkan,” kata Adrian.

Namun demikian, agar layanan fintech bisa berjalan dengan baik, harus tetap melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan regulator, dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan kerangka dan struktur yang ditetapkan, bisa meminimalisir terjadinya layanan fintech yang terlalu banyak dan tidak terdaftar seperti yang terjadi di Tiongkok.

Untuk itu OJK berencana untuk mendirikan fintech center pada pertengahan bulan Agustus 2018 mendatang. Nantinya semua peraturan OJK yang akan diterbitkan bakal diumumkan secara terbuka dan transparan di fintech center tersebut.

Konsolidasi bank dan layanan fintech

Agar pertumbuhan layanan fintech bisa sempurna, teknologi tidak selalu menjadi andalan. Dalam hal ini Sukarela menyebutkan peranan agen untuk melakukan verifikasi calon nasabah juga bisa membantu akuisisi nasabah yang terdaftar dengan tepat. Perusahaan fintech harus bisa melakukan verifikasi data untuk bisa menyediakan layanan keuangan kepada pelaku UKM. Kolaborasi antara bank dengan layanan fintech juga bisa membantu mempercepat pertumbuhan layanan fintech dibawah naungan regulatory sandbox dari OJK.

“Tantangannya bagaimana mengimplementasikan dengan bank, saat ini saya melihat sudah ada 10 bank ternama di Indonesia yang mulai ‘open’ dan bersedia untuk melakukan kolaborasi dengan layanan fintech,” kata Adrian.

Untuk memastikan kolaborasi antara bank dan layanan fintech bisa berjalan dengan baik, OJK akan melakukan monitoring sekaligus memberikan saran kepada bank agar bisa lebih open. Tidak hanya kepada layanan fintech, tetapi juga persaingan dengan bank lain.

“Bagi kami di OJK penting bisa memfasilitasi kompetisi, dalam hal ini melakukan konsolidasi dengan bank dan menyediakan bank “ruang” untuk melakukan konsolidasi. Kami juga meminta bank untuk melakukan revisi dan membuat framework open policy,” kata Sukarela.

Kantongi Pendanaan Seri C 404 Miliar Rupiah, Induk Usaha CekAja Ekspansi ke Thailand

Induk usaha CekAja, C88 Fintech Technologies, mengumumkan perolehan dana segar Seri C senilai $28 juta (lebih dari 404 miliar Rupiah) dari konsorsium investor yang dipimpin layanan global informasi dan analitik fintech Experian. Salah satu langkah yang dilakukan untuk pemanfaatan dana tersebut adalah persiapan ekspansi ke Thailand. Sebelumnya mereka juga memiliki bisnis di Filipina bernama eCompareMo.

Investor lain yang terlibat di putaran pendanaan kali ini antara lain ResponAbility Investments AG, DEG, InterVest, FengHe Fund Management, Pelago Capital, dan Fuchsia Venture Capital. Turut berpartisipasi investor terdahulu, yaitu Monk’s Hill Ventures, Telstra Ventures, Kickstart Ventures, dan Kejora Ventures.

Kepada DailySocial saat acara penandatanganan kemitraan strategis dengan Experian, Co-Founder dan Group CEO C88 J.P. Ellis mengungkapkan, investasi yang dipimpin Experian ini telah berjalan selama 8 bulan terakhir, namun proses perkenalan sudah dilakukan jauh sebelum investasi disepakati.

Saat ini pihaknya telah menempatkan tim untuk melakukan pendekatan dan proses perizinan ke pemerintah Thailand. Jika tidak ada hambatan, proses finalisasi peluncuran layanan tersebut segera diselesaikan.

“Pada dasarnya CekAja dan Experian memiliki misi dan komitmen yang sama, yaitu mendukung inklusi finansial dan menyasar konsumen secara langsung,” kata Ellis.

Selain itu, dana baru ini akan dimanfaatkan C88 untuk mengembangkan teknologi, menerapkan digital onboarding hingga menambah talenta baru untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.

“Di saat yang bersamaan layanan informasi dan perbandingan produk keuangan eCompareMo di Filipina, juga tengah bersiap mengembangkan bisnis. Selain fokus kepada layanan kepada konsumen dan revenue, kita juga berencana untuk mulai fokus kepada mobile. Kita juga terus melakukan pengembangan dari sisi operasional, back office hingga data center,” kata Ellis.

Kondisi fintech di Indonesia

Menurut Ellis, di Indonesia (dan Filipina) infrastruktur kredit belum dibangun dengan baik. Itu sebabnya model KTA dan rentenir menjadi bermunculan.

“Hal ini buruk bagi negara, bagi masyarakat, dan bagi institusi finansial. Fokus kami di putaran pendanaan kali ini adalah terus mencoba menyelesaikan masalah ini dengan meninggalkan sistem finansial eksklusif, tidak efisien, mahal, dan berbasis kertas menuju sistem finansial inklusif, personal, efektif secara biaya, efisien, dan digital.”

Ellis memastikan bahwa pihaknya terus bermitra dengan pihak perbankan dan regulator, bukan berkompetisi melawan mereka.

Ellis mengatakan, “[Ekspansi ke] Thailand adalah satu satu obyektif bisnis kami, tapi bukan satu-satunya. Untungnya kami memiliki investor dan mitra bisnis global yang terpercaya di Experian. Experian adalah ahli untuk sistem dan layanan ini [seperti Scoring and Decisioning Services], sehingga kami memiliki kepercayaan tinggi dalam kualitas, reliabilitas, dan dampak layanan kami untuk pasar.”

“Fokusnya harus ke jutaan konsumen yang merasa putus asa karena mereka tidak punya pilihan [sehingga datang ke rentenir]. Ini adalah bukti terbesar ada permasalahan dan sistem yang ada saat ini belum memadai. Kami memberikan penawaran sistem digital modern sehingga kami bisa membantu menyelesaikan masalah ini untuk kebaikan masyarakat,” ujar Ellis.

Experian dan rencana investasi

Mengedepankan pengalaman, jaringan bisnis, ragam produk dan layanan yang dimiliki, Experian ingin menerapkan teknologi hingga pengalaman secara global kepada pasar yang memiliki potensi seperti Indonesia.

Kepada DailySocial, CEO Experian Asia Pasifik Ben Elliott mengungkapkan, CekAja/C88 dipilih untuk investasi setelah melalui proses dialog yang cukup panjang.

“Kita sudah melakukan dialog sebelumnya dengan J.P. Ellis, namun dalam waktu 8 bulan terakhir perbincangan tersebut makin intensif dan mulai serius membicarakan hal apa yang bisa kita lakukan bersama, dalam hal ini memberikan investasi. [Selain itu] Juga kolaborasi komersial yang kuat seperti digital onboarding dan fase selanjutnya bagaimana kita bisa mengembangkan teknologi anti fraud di industri ini,” kata Ben.

Ben melanjutkan, “Jadi dari perspektif kenapa memilih CekAja karena kami percaya dengan visi mereka. Kami juga sudah melihat dengan baik bisnis mereka dan mengerti sepenuhnya teknologi mereka dan bagaimana teknologi milik Experian bisa dikontribusikan.”

Ellis menambahkan, “Selain menjadi salah satu layanan data kredit dan analitik terbesar di dunia, Experian juga merupakan pemimpin untuk digital onboarding, decisionn engines, fraud detection, electronic KYC, dan banyak fungsi critical lainnya. Experian memiliki fokus global dan telah banyak mendapatkan kesuksesan di berbagai pasar, seperti Brazil dan India.”

Setelah CekAja/C88, Experian memiliki rencana untuk memberikan investasi di startup lainnya. Tidak hanya layanan fintech, tetapi juga kategori lain yang dinilai relevan dan memiliki potensi.

“Bukan hanya startup di Indonesia. Bisa jadi kita nantinya akan memberikan investasi kepada startup di negara lain,” tutup Ben.

Upaya GO-PAY Membangun Ekosistem

Kemudahan yang ditawarkan GO-PAY untuk melakukan pembayaran menggunakan QR Code makin banyak diterapkan di ibukota. Tidak hanya di supermarket besar saja seperti Ranch Market dan Farmers Market, tapi juga sudah menyebar hingga ke gerai coffee shop dan warung makan kaki lima.

Meskipun jumlah merchant dan gerai UKM yang memanfaatkan pembayaran pembayaran dengan GO-PAY makin banyak, di acara Fintech Financial Inclusion Forum, CEO GO-PAY Aldi Haryopratomo mengungkapkan, belum tercatat berapa besar persentase penggunaan QR Code jika dibandingkan penggunaan di lingkup layanan GO-JEK.

“Dengan kemudahan yang dihadirkan oleh QR Code, harapannya bukan hanya pengguna di kota besar saja yang diuntungkan, tapi juga pengguna di luar kota yang bisa menikmati akses mudah pembayaran memanfaatkan QR Code di GO-PAY,” kata Aldi.

Aldi menambahkan, selama ini GO-PAY berupaya untuk menghadirkan fitur yang sifatnya tepat guna, sehingga bisa langsung memberikan impact ke masyarakat terkait dengan metode pembayaran non tunai.

Menambah kemitraan

CEO GO-PAY Aldi Haryopratomo di acara Fintech Forum
CEO GO-PAY Aldi Haryopratomo di acara Fintech Forum

Bertujuan mendukung UKM di Indonesia, GO-PAY masih memiliki rencana menambah kemitraan dengan bank, industri terkait, dan pelaku UKM.

Salah satu kemitraan strategis yang telah dilancarkan adalah kolaborasi strategis antara BNI dan dua entitas GO-JEK (GO-PAY dan GO-FOOD). Langkah awal kerja sama strategis ini fokus ke merchant GO-FOOD, kemudian merambah ke merchant di ekosistem GO-JEK lainnya.

What’s next untuk GO-PAY? kita masih fokus untuk menambah kolaborasi dengan bank hingga industri besar. Seperti yang telah kita jalankan bersama BNI yaitu memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk merchant GO-FOOD,” kata Aldi.

Saat ini melalui GO-FOOD, banyak merchant kaki lima dan restoran besar yang bergabung menjadi mitra GO-FOOD. Selain mendapatkan kesempatan untuk menjual di aplikasi, mitra GO-FOOD juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan modal tambahan dari BNI.

“Prinsip kita dari GO-PAY adalah membangun ekosistem, di mana kuenya nanti semua bisa terbagi sehingga membesarkan ekosistem bersama,” tutup Aldi.

Application Information Will Show Up Here

Berrybenka Berkolaborasi dengan Zalora, Tambah Kanal Penjualan Produk Buatan Sendiri

Konsisten dengan tujuan awalnya sejak melakukan rebranding bulan Mei 2018 lalu, Berrybenka mengumumkan kolaborasi strategisnya dengan layanan fashion commerce Zalora. Mengusung private label miliknya, Berrybenka hadir di Zalora dengan beragam pilihan.

Kepada DailySocial, CEO Berrybenka Jason Lamuda mengungkapkan, fokus Berrybenka saat ini adalah menjual produk pribadi di berbagai channel. Dengan menjadi fashion brand, Berrybenka melanjutkan rangkaian transformasinya dengan berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan belanja bagi para konsumen.

Salah satunya adalah dengan konsep belanja omni-channel. Konsumen dapat belanja melalui website, mobile application, whatsapp, LINE ,dan Berrybenka Store yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kerjasama Berrybenka dan Zalora saat ini lebih kepada fokus Berrybenka akan konsep belanja omni-channel. Kita tidak ingin memaksa pelanggan untuk berbelanja di website atau Berrybenka store,” kata Jason.

Jason menambahkan, apabila pelanggan ternyata menyukai produk Berrybenka, namun terbiasa berbelanja di Zalora, semua pilihan tersebut bisa dinikmati pelanggan. Melalui kerja sama dengan Zalora, Berrybenka memperkenalkan koleksi terbaru Bon Voyage.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Berrybenka. Berrybenka dikenal sebagai brand yang fashionable dengan kualitas bagus dan relevan dengan konsumen Indonesia, baik dari segi produk maupun harga. Kami percaya dan yakin label Berrybenka akan menjadi salah satu brand unggulan kami di antara brand lokal lainnya. Harapan kami adalah untuk bersama-sama membangun bisnis fashion online dan menjangkau pelanggan yang lebih luas di Indonesia,” kata CEO Zalora Indonesia Anthony Fung.

Belum ada rencana M&A

Pasca rebranding, Berrybenka yang mulai menciptakan brand sendiri dengan memanfaatkan mitra konveksi. Untuk memastikan desain dan kualitas produk fesyennya, Berrybenka melakukan outsourcing tenaga penjahit dan konveksi yang ada di Jabodetabek dan Bandung. Sementara desain dan pembuatan pola semua dilakukan tim Berrybenka sendiri.

Jason menegaskan, saat ini Berrybenka belum memiliki rencana untuk melakukan merger dan akuisisi. Mereka masih fokus ke pengembangan produk sendiri dan menambah kanal penjualan di luar toko online Berrybenka.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here