Aplikasi Kemanayo Mudahkan Wisatawan Mendapat Rencana Perjalanan yang Lebih Personal

Setelah sebelumnya industri pariwisata sempat terpuruk di awal pandemi, kini secara perlahan berbagai layanan yang menyasar sektor pariwisata kembali pulih. Meskipun masih harus mengikuti sejumlah protokol kesehatan yang ketat, namun tahun 2021 diprediksi sektor pariwisata, terutama untuk destinasi domestik, akan kembali normal. Salah satu platform yang kemudian mencoba untuk menggarap sektor tersebut adalah “Kemanayo”.

Kepada DailySocial, CEO Kemanayo Rizal Azhar menyebutkan, melalui aplikasi ini traveler dapat menemukan itinerary atau rencana perjalanan yang sesuai dengan ketertarikan mereka masing-masing. Kemanayo ingin memudahkan traveler dalam berlibur dan membantu mereka menghemat waktu pencarian destinasi wisata. Sehingga membuat perjalanan dan kunjungan yang dilakukan menjadi lebih berkualitas.

“Agar industri pariwisata bisa kembali pulih dan semakin berkembang pasca-pandemi, bisnis perlu memperhatikan perubahan sikap dan preferensi masyarakat. Dan kami melihat bahwa perkembangan pariwisata di masa depan setelah pandemi lebih bersifat personal. Mereka membutuhkan suatu pilihan yang sesuai dengan kepribadian, kebutuhan, maupun hobi masing-masing,” kata Rizal.

Kemanayo berperan sebagai penghubung dan akselerator untuk menyinergikan kontribusi dari berbagai stakeholders di industri pariwisata, menjembatani antara informasi, data, dan permintaan pasar; melalui travel contributors yang dapat menjadi sumber informasi bagi destinasi yang belum terekspos di tingkat daerah.

Untuk setiap paket itinerary yang telah disusun dan berhasil terjual, travel contributor akan mendapatkan penghasilan dengan pembagian hasil hingga sebesar 50%. Kemanayo juga berkolaborasi dengan stakeholders seperti travel agent, F&B, transportasi dan akomodasi, MICE, maupun pemerintah daerah untuk menciptakan berbagai kegiatan pariwisata yang unik serta membantu peningkatan promosi.

“Sebagai marketplace travel itinerary, Kemanayo memungkinkan siapa saja mulai dari pemandu wisata, komunitas, travel blogger, dan jurnalis serta masyarakat luas pada umumnya dapat membuat, menjual dan mendapatkan atau membeli berbagai pilihan itinerary di Kemanayo,” kata Rizal.

Dukung industri pariwisata

Sejak pertama kali diluncurkan awal tahun ini, Kemanayo mengklaim telah mengalami peningkatan pengguna secara signifikan. Perusahaan juga bekerja sama dengan banyak traveler dan travel enthusiast yang turut menjadi kontributor untuk menciptakan beragam pilihan itinerary di dalam platform Kemanayo.

Kemanayo mengklaim memiliki perbedaan dengan platform serupa lainnya. Mulai dari informasi yang lengkap untuk pengguna hanya dalam satu platform. Sehingga pengguna dapat menghemat waktu pencarian destinasi wisata dan tidak perlu mengeluarkan banyak uang atau membiarkan uangnya terbuang percuma untuk mencari rekomendasi yang tepat.

Memanfaatkan platform Kemanayo, pengguna juga bisa mengelola sendiri waktu berliburnya, menjadi travel contributor, dan tentunya membantu pariwisata lokal untuk berkembang. Saat ini Kemanayo telah memiliki itinerary dari bermacam-macam daerah seperti Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Solo, Yogjakarta, hingga Bali.

Tahun ini ada sejumlah target yang ingin dicapai oleh Kemanayo. Di antaranya adalah dapat menyediakan berbagai pilihan travel itinerary dari seluruh wilayah di Indonesia, meningkatkan kualitas dan layanan, termasuk peningkatan jumlah tim internal, serta penggalangan dana.

“Kami percaya bahwa peran masyarakat sebagai travel contributor juga akan membuka peluang bagi destinasi dan usaha lokal agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memberikan pengaruh sosial dan pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah kunjungan wisata,” tutup Rizal.

Beberapa startup menggarap sektor pariwisata, yang dinilai memiliki nilai ekonomi besar di Indonesia. Mereka hadir dengan beragam bentuk, misalnya Gomodo berikan layanan SaaS untuk mudahkan pengelola wisata digitalkan layanan pemesanan. Ada juga Pigijo yang hadir sebagai aplikasi perencana perjalanan. Selama pandemi beberapa platform juga hadirkan layanan tur virtual, seperti Travalal dan Anturin.

Application Information Will Show Up Here

Lewat Platform Digital, Fammi Ingin Permudah Akses Edukasi dan Konsultasi Keluarga

Bertujuan untuk menjadi platform yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga menemukan solusi dan cara terbaik bagi keluarga mereka melalui kelas dan edukasi dari pakar, platform digital parentingFammi” diluncurkan. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Fammi Muhamad Nur Awaludin mengungkapkan, platformnya menghadirkan cara baru mencari solusi seputar masalah keluarga yang mudah, solutif, ringkas, waktunya fleksibel, dan dipandu para narasumber yang kompeten.

“Fammi hadir dengan believe bahwa tidak ada keluarga yang sempurna, namun pasti ada keluarga yang efektif. Keluarga efektif yang dimaksud adalah ketika keluarga tersebut menghadapi masalah: mereka paham tujuan mereka, mereka paham mengapa ini bisa terjadi, tahu bagaimana cara menyelesaikannya, dan apa saja langkah yang perlu dilakukan dengan modal yang mereka miliki.”

Memanfaatkan teknologi, Fammi ingin menyediakan berbagai topik solutif seputar keluarga yang dikemas dengan terstruktur, ringkas, dan membawa pengalaman baru kepada pengguna agar seolah-olah serasa diajak berdialog dengan narasumber. Strategi monetisasi yang dilancarkan adalah subscription based mulai per bulan hingga per tahun. Saat ini Fammi telah memiliki ratusan mitra yang terdiri dari narasumber maupun brand yang pernah bekerja sama. Terkait statistik penggunaan, layanan tersebut diklaim telah digunakan belasan ribu pengguna dan memiliki ratusan jumlah kelas.

“Kami membuka kerja sama dengan berbagai narasumber yang concern terhadap edukasi keluarga seperti psikolog, dokter, tokoh parenting, konselor, financial educator, dan lainnya sebagai mitra ahli. Selain itu kami juga menjalin kemitraan dengan komunitas, brand, dan sekolah,” kata Muhamad.

Pasar parenting ini menjadi ceruk tersendiri bagi beberapa startup. Selain platform edukasi, beberapa pemain lainnya mencoba menggarap segmen ini dengan pendekatan lain, misalnya IDN Media melalui Popmama menyajikan kanal media khusus parenting. Kemudian ada juga Orami yang mencoba menghadirkan layanan menyeluruh dengan tiga pendekatan utama: Commerce, Content, dan Community.

Program Indigo dan target Fammi

Pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat luas yang sebelumnya banyak mengakses layanan edukasi secara offline menjadi online. Serupa dengan yang dirasakan pengembang platform edutech lainnya, Fammi mencatat pandemi membuat behaviour mayoritas keluarga dalam mencari solusi seputar permasalahan keluarganya dilakukan secara online. Jika sebelumnya kebanyakan di antara mereka mengikuti kegiatan offline seperti seminar parenting, sekarang kegiatan tersebut beralih menjadi melalui webinar atau sejenisnya.

“Fammi yang merupakan open platform mempermudah narasumber dalam beradaptasi melakukan edukasi secara online dengan waktu yang lebih fleksibel, menjadi platform yang tepat untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Di sisi lain pengguna juga dapat mendapatkan ilmu seputar keluarga lainnya dengan cara yang mudah, fleksibel dan mudah dipahami,” imbuh Muhamad.

Fammi merupakan salah satu startup yang tergabung dalam program inkubator Indigo yang diinisiasi oleh Telkom Indonesia. Bersama 6 startup lainnya, Fammi mendapatkan penganugerahan “Indigo Startup Award 2020” untuk startup binaan Indigo. Sebagai startup baru yang masih terus melakukan edukasi dan awareness kepada masyarakat luas, program ini diklaim turut membantu pertumbuhan bisnis Fammi.

“Program Indigo sangat membantu kami dalam merumuskan produk, dukungan mentoring dari para expert dan tim internal Telkom cukup berpengaruh besar terkait berjalannya Fammi ini. Salah satunya keputusan Fammi menjadi sebuah on demand platform, insight yang sangat berharga yang kami dapatkan dari mentor dan internal Indigo membuka wawasan kami bagaimana caranya untuk terus ‘crack’ sebuah produk/perusahaan yang scalable dan profitable,” terang Muhamad.

Ditambahkan olehnya dukungan dana dari Indigo, juga tidak dapat dimungkiri membuat Fammi lebih leluasa melakukan eksperimen terkait produk yang dikembangkan. Tahun ini ada beberapa rencana yang ingin dilancarkan oleh Fammi. Di antaranya adalah melengkapi terus konten di dalam platform agar menjadi sebuah platform yang lengkap menyediakan berbagai solusi bagi permasalahan keluarga dimanapun berada.

“Fammi ke depannya juga ingin menjadi top of mind platform edukasi keluarga di Indonesia. Untuk mengakselerasi produksi konten dan juga penetrasi pasar (akuisisi pengguna), dalam waktu dekat Fammi juga akan melakukan kegiatan penggalangan dana,” tutup Muhamad.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Ekspansi Wetruck Usai Kantongi Pendanaan Awal

Tahun ini ada sejumlah target yang ingin dicapai oleh Wetruck sebagai platform logistik yang menyediakan armada truk berbagai tipe untuk UMKM dan pengguna B2B. Di antaranya adalah melakukan ekspansi di Indonesia bagian barat hingga akhir tahun 2021. Dilanjutkan ke Indonesia bagian timur pada awal tahun 2022 mendatang.

Setelah menerima pendanaan pre-seed tahun ini, di harapkan rencana ekspansi tersebut bisa berjalan lancar. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang diterima Wetruck, namun dana segar tersebut diberikan oleh beberapa angel investor.

“Wetruck akan ekspansi ke beberapa wilayah di Indonesia bagian barat dengan pengembangan teknologi terkini. Dan kami akan melakukan penggalangan dana kembali untuk tahap selanjutnya,” kata Co-Founder Wetruck Hilman Kamil kepada DailySocial.

Telah hadir sejak tahun 2017, Wetruck menyediakan kebutuhan logistik pasar dengan pilihan harga yang terjangkau dan transparan. Melalui dashboard terpadu, klien dengan mudah bisa mengakses berbagai layanan pengiriman didukung dengan pembayaran yang fleksibel. Hingga saat ini Wetruck telah memiliki ekosistem 2500 mitra kurir dan 1500 truk di area Jabodetabek.

Mengedepankan konsep blockchain delivery

Terkait dengan model bisnis dan strategi monetisasi yang diterapkan, Wetruck yang mengklaim sebagai platform delivery berbasis komunitas pertama di Indonesia, mengedepankan kolaborasi dengan pemilik truk dan pemilik properti untuk mendukung seluruh industri di Indonesia dengan layanan pengiriman yang menggunakan sebagian ruang di dalam truk.

Disinggung apa yang membedakan Wetruck dengan platform logistik lainnya, Hilman menegaskan, layanannya mengedepankan konsep blockchain delivery untuk dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Konsep blockchain delivery sendiri yang diterapkan oleh Wetruck adalah, konsep mempersatukan ekosistem logistik sehingga siapapun bisa menjadi delivery man atau logistics man.

Meskipun di awal tahun 2020 sempat mengalami kendala karena aturan PSBB saat pandemi, namun jelang akhir kuartal pertama 2020, mulai banyak startup logistik yang kembali pulih kondisinya bahkan menerima banyak pendanaan. Wetruck mencatat pandemi menjadi momen yang tepat bagi mereka untuk menawarkan layanan secara menyeluruh kepada target pengguna.

“Pandemi mempengaruhi kinerja e-commerce yang Wetruck support meningkat drastis. Hingga kini kami telah melayani sekitar puluhan klien B2B, bekerja sama dengan portofolio dan telah mengirim sekitar 2 juta paket, dengan 15 ribu pengiriman, dan $15 juta item value,” kata Hilman.

Dalam artikel DailySocial sebelumnya tercatat, di Indonesia pengeluaran untuk logistik darat diperkirakan mencapai $290 miliar pada tahun 2020. Selain dari pasar yang besar, jumlah populasi kendaraan komersial (9,6 juta unit pada 2019) telah menciptakan persaingan harga yang ketat.

Namun, rasio biaya logistik terhadap PDB Indonesia masih mencapai 24%, tertinggal dari Thailand dan Malaysia. Kondisi tersebut menciptakan potensi senilai $240 miliar dalam sektor logistik di Indonesia. Biaya logistik yang tinggi tidak hanya melemahkan daya saing industri, tetapi juga meningkatkan cost of doing business bagi pelaku UMKM di Indonesia.

Diharapkan layanan logistik saat ini, bisa mengatasi persoalan tersebut dengan menghadirkan layanan yang mendukung pertumbuhan UMKM dan layanan e-commerce di Indonesia.

Platform SaaS HR “Pegaw.ai” Resmi Diluncurkan, Layani Bisnis di Berbagai Skala

Bertujuan untuk menawarkan solusi yang komprehensif, produk HRMS (Human Resources Management System) yang didirikan dan dikembangkan oleh Phincon bernama “Pegaw.ai” diluncurkan.

Sebagai produk SaaS (Software as a Service), Pegaw.ai menawarkan berbagai paket modul berlangganan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dari perusahaan kecil, menengah, sampai korporasi.

Kepada DailySocial, Product Head Pegaw.ai Steven Sebastian mengungkapkan, platform tersebut mampu membantu pengelolaan SPT pegawai, dalam fitur ini perusahaan dapat merekap pajak yang berbentuk SPT 1721 A1. Selain itu juga memungkinkan pegawai untuk bisa mengakses secara mandiri formulir SPT tanpa merepotkan tim HR demi kemudahan pelaporan pajak pribadi tahunan.

Selain itu fitur-fitur yang juga ditawarkan oleh Pegaw.ai di antaranya modul Penggajian, Employee Self-Service (ESS), Pengelolaan Cuti & Lembur, Pengelolaan Struktur Organisasi, dan berbagai hal lain terkait kepegawaian.

“Pegaw.ai memahami bahwa proses migrasi dan integrasi data merupakan hal yang krusial bagi perusahaan, sehingga Pegaw.ai merancang fitur ‘Migrasi Data’ untuk dapat meminimalisir ketidakcocokan data pegawai yang dimigrasikan bahkan dari platform lain sekalipun,” kata Steven.

Sejak tahun 2020, Pegaw.ai ditujukan sebagai platform manajemen pegawai yang dapat menyederhanakan seluruh pekerjaan tim HR. Selain itu, fitur-fitur yang ditawarkan juga selalu disesuaikan dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

Produk SaaS yang menyasar solusi HR cukup berkembang, beberapa startup bermain di ranah tersebut. Misalnya Fast-8 Group, mereka memiliki empat aplikasi untuk manajemen pegawai dengan fungsi yang spesifik, meliputi: Hadirr, Benefide, Gadjian, dan Pagawe. Pemain lain ada Mekari, selain aplikasi Talenta, terbaru mereka meluncurkan Flex untuk bantu perusahaan kelola tunjangan pegawai. Selain itu masih banyak startup lain yang mencoba mendemokratisasi sistem tata kelola personalia, di antaranya Catapa, Synergo, KaryaONE, dan lain-lain.

Pandemi akselerasi platform HR

Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengimplementasikan platform HR tapi belum terintegrasi ataupun otomatis secara prosesnya, sehingga divisi HR masih memiliki kendala dalam pengelolaan administrasi (payroll, pajak, absensi, formulir SPT, dan lainnya). Saat pandemi kemudian menjadi momen yang tepat untuk menghadirkan platform Pegawai.ai kepada target pengguna.

“Pandemi ini justru menjadi inspirasi bagi Pegaw.ai untuk dapat membantu perusahaan untuk bisa mengelola administrasi kepegawaian yang otomatis dan komprehensif, serta mendorong perusahaan untuk bisa mengurangi integrasi manual,” kata Steven.

Dari strategi pemasaran, saat ini Pegaw.ai fokus melakukan edukasi dan pemasaran secara online ke perusahaan mengenai kebutuhan akan HRMS sebagai platform menyeluruh untuk kepegawaian. Aplikasi Pegaw.ai sudah dienkripsi menggunakan metode AES 256 atau The Advanced Encryption Standard, sebuah sistem penyandian blok (block cipher) yang sudah terbukti untuk melindungi informasi sensitif. AES memberikan keamanan tambahan dengan ekspansi proses penyandian.

Pegaw.ai juga memiliki sistem Open API, untuk kebutuhan integrasi ke aplikasi lain [misal yang sudah dikembangkan perusahaan]. Hal ini membantu sistem pengelolaan yang fleksibel dan seamless.

“Sebagai solusi HRMS, Pegaw.ai ingin menjadi pemain utama yang membantu perusahaan kecil, menengah, hingga perusahaan besar untuk bisa mengelola administrasi kepegawaian dengan otomatis dan komprehensif,” kata Steven.

Mantan COO RedDoorz Dirikan DishServe, Fasilitasi Dapur Rumahan Kembangkan Bisnis

Pandemi telah menciptakan perubahan dalam cara pelanggan berperilaku dalam pemesanan online — termasuk dari sisi peningkatan intensitasnya, yang diharapkan akan tetap ada bahkan setelah pandemi berakhir. Dengan demikian, menciptakan peluang besar bagi para pemain yang bersinggungan dengan pengiriman makanan atau ruang F&B untuk berkembang dan tumbuh lebih cepat. Peluang ini yang coba digarap oleh DishServe.

Kepada DailySocial, Founder & CEO DishServe Rishabh Singhi mengungkapkan DishServe merupakan jaringan aset ghost kitchen yang hadir saat pandemi. Dengan harga terjangkau dan pilihan menu yang beragam, mereka menawarkan pilihan makanan kepada pelanggan secara online.

“Awalnya ide tersebut muncul setelah melihat banyak teman yang mem-posting di media sosial tentang kegiatan memasak di rumah dan menjual makanannya. Namun dalam banyak kasus, mereka tidak dapat menjual di luar dari teman dan keluarga karena masalah operasional, biaya pemasaran dan lainnya. Dengan menjadi enabler untuk menjembatani dapur rumahan agar menjadi bisnis yang bertahan, kami membantu mereka dalam hal standardisasi operasi, peralatan, dan lainnya untuk menjadi bagian dari jaringan ghost kitchen DishServe” kata Rishabh.

Setelah sebelumnya menjabat sebagai COO di RedDoorz selama hampir 5 tahun, Rishhabh kemudian memutuskan untuk membangun bisnis baru yang menyasar industri kuliner. Disinggung soal alasannya, dirinya menegaskan saat itu merupakan waktu yang tepat untuk meninggalkan RedDoorz. Rishabh juga menyebutkan dirinya menyukai untuk membangun sesuatu yang baru.

Bantu brand buat titik distribusi

DishServe menggunakan fasilitas dapur rumah atau aset dapur yang kurang dimanfaatkan sebagai bagian dari jaringan untuk bertindak sebagai titik distribusi jarak jauh untuk brand F&B. Sebagai marketplace, DishServe memudahkan pemilik brand untuk berkembang tanpa biaya tetap melalui infrastruktur yang dimiliki DishServe.

Selain itu dapur rumahan juga bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan bertindak sebagai titik distribusi jarak jauh. Dengan demikian membantu para pelanggan yang menyukai brand yang tergabung dalam DishServe, dengan mudah bisa mendapatkan makanan mereka dikirim kurang dari 10 menit dari 100 lebih lokasi tingkat dapur DishServe. Secara khusus dapur-dapur tersebut juga bisa diakses melalui aplikasi pesan makanan yang ada di aplikasi Gojek, Grab, Shopee, dan Traveloka.

Saat ini DishServe memiliki brand white label (juga disebut DishServe), yang memungkinkan mereka untuk menjaga infrastruktur tetap berjalan dan memonetisasinya lebih awal dari penjualan makanan. Namun, value proposition inti DishServe adalah membantu brand F&B berkembang dengan mengakses lebih dari 100 lokasi ghost kitchen di seluruh Jakarta tanpa set-up cost atau fixed cost.

“Dengan menempatkan brand kepada demand dan pemasaran yang baik, DishServe dapat memastikan bahwa infrastruktur yang digunakan dapat dimanfaatkan. DishServe mendapatkan komisi dari F&B yang disiapkan melalui jaringan ghost kitchen kami,” kata Rishabh.

Rencana penggalangan dana

DishServe saat ini telah menjalin kolaborasi dengan beberapa cloud kitchen. Meskipun tidak menempatkan DishServe sebagai pesaing dari para cloud kitchen, namun lebih kepada segmen yang berbeda dibandingkan dengan pilihan yang kemudian diterapkan oleh kebanyakan cloud kithen.

“Dan kami sebenarnya bisa menjadi layanan nilai tambah yang baik untuk brand yang sudah menjadi pelanggan cloud kitchen dengan memperluas jangkauan mereka untuk pilihan item menu mereka, seolah-olah kami adalah ‘konter ekspres/lite’ untuk brand tersebut,” kata Rishabh.

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, DishServe terus membuka kesempatan bagi para investor yang tertarik dan memiliki visi yang sama dengan untuk memberikan masukan dan berbagai dukungan. Saat ini DishServe mengklaim sadang berada dalam proses penggalangan dana yang diharapkan bisa mengakselerasi pertumbuhan bisnis dan menambah lebih banyak brand untuk bergabung. Tidak disebutkan lebih lanjut siapa saja investor yang terlibat dalam kegiatan penggalangan dana tersebut.

Targetkan Segmen B2B, eFishery Perkuat Layanan eFisheryFresh

Setelah resmi diperkenalkan awal tahun 2020 lalu, eFisheryFresh yang dibangun oleh eFishery telah menjalin kolaborasi dengan kalangan horeka (hotel, restoran, dan kafe) sekaligus memperkuat kerja sama strategis mereka dengan Gojek. Layanan tersebut bertujuan untuk membukakan akses pembudidaya terhadap pasar dengan menghubungkan mereka secara langsung kepada agen dan distributor mitra eFishery. Saat ini sudah hadir di berbagai wilayah di Jabodetabek, Bandung, Purwakarta, Subang, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.

eFishery juga telah membangun eFisheryPoint (kantor cabang eFishery) di 110 kota/kabupaten di Indonesia dan memiliki rencana untuk menyambungkan pasar-pasar lokal dengan pembeli wilayah-wilayah tersebut sehingga supply chain dapat lebih efisien. Untuk saat ini fokus eFisheryFresh masih di segmen B2B, dengan menyalurkan ikan dari pembudidaya ke agen, distributor, dan pemroses bahan mentah. Selain itu mereka juga bekerja sama dengan lebih dari 2000 horeka di berbagai wilayah di Indonesia.

“Fokus kami saat ini masih meningkatkan volume. Sebelumnya kami sudah banyak melayani agen dan distributor besar. Di tahun 2021 ini kami ingin lebih banyak melayani horeka, warung, dan modern trade. Ada beberapa inisiatif juga yang terkait kategori baru dan pembukaan outlet kemitraan,” kata Co-Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah.

Target eFishery

 

Memanfaatkan data yang dikumpulkan di sektor hulu, melalui teknologi eFisheryFeeder, memungkinkan perusahaan untuk memprediksi panen. Selanjutnya dapat mengetahui sejak awal siapa pembudidaya yang akan panen ikan X di daerah Z. Sebelum tiba masa panen, eFishery akan menginformasikan kepada mitra agen/distributor dan horeka mengenai jadwal panen dan mengumpulkan pesanan dari mereka (crowd buying), sehingga saat masa panen tiba, ikan dapat langsung diantarkan.

Melalui eFisheryFresh, misi besar eFishery adalah menjadikan akuakultur sebagai sumber protein hewani terbesar di dunia. Dengan demikian semua orang dapat memperoleh akses terhadap makanan bernutrisi tinggi dengan mudah dan harga yang terjangkau. Beberapa hal seperti metric bisnis mengenai revenue, active customer, hingga ke LTV menjadi target dari eFisheryFresh. Selain itu  tahun ini mereka juga menargetkan untuk meningkatkan pertumbuhan 4x lipat dari tahun lalu.

Saat ini efIshery sedang menjajaki kerja sama dengan GoFresh, marketplace yang menyediakan bahan baku segar untuk kebutuhan usaha Mitra Usaha GoFood. Merchant GoFood yang menjual ikan di menunya kini bisa mendapatkan ikan segar berkualitas langsung dari pembudidaya dengan harga terbaik. Selain itu, mereka juga sedang mengembangkan berbagai potensi yang bisa dilakukan dengan ekosistem Gojek tersebut, mulai dari merchant GoFood hingga payment platform GoPay.

eFishery sendiri diinvestasi oleh Go-Ventures di putaran seri B mereka. Saat ini mantan CEO Gopay, Aldi Haryopratomo, juga diangkat menjadi komisaris startup tersebut.

“Sejauh ini ekosistem di Gojek yang sudah dikolaborasikan, namun baru yang terkait ke merchant GoFood, di mana kami yang menyediakan ikannya. Sementara Untuk B2C di Gojek semoga dalam waktu dekat bisa tersedia ,” kata Gibran.

Application Information Will Show Up Here

Pandemi dan Vaksinasi Akselerasi Adopsi Platform Good Doctor Technology Indonesia

Layanan Good Doctor Technology Indonesia (selanjutnya disebut Good Doctor) hadir pertama kali di akhir tahun 2019 sebagai bagian dari Grab. Sebagai joint venture Grab dan raksasa keuangan dan asuransi digital Tiongkok Ping An, Good Doctor, dengan branding GrabHealth, memberikan layanan on-demand untuk hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk telekonsultasi dan pembelian dan pengantaran obat.

Di awal tahun ini, Good Doctor mulai tersedia secara independen, terpisah dari Grab. Perusahaan mengalami akselerasi adopsi yang pesat setelah menjadi mitra pemerintah untuk memberikan vaksinasi COVID-19 di berbagai kota.

Kepada DailySocial, Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana menjelaskan, tahun ini masih ada sejumlah rencana yang ingin dilakukan Good Doctor, termasuk menyukseskan kegiatan vaksinasi, menghadirkan inovasi baru untuk pengguna, dan mempererat kerja sama dengan Grab.

Kolaborasi dan inovasi teknologi

Fitur aplikasi Good Doctor

Good Doctor tidak bisa menampik bahwa adopsi layanan mereka yang cepat sangat didukung Grab sebagai salah satu induk perusahaan.

“Dukungan dari Grab Indonesia [..], mulai dari layanan yang ada dalam GrabHealth dan juga kini dalam penyelenggaraan sentra vaksinasi sehingga layanan kami semakin dikenal oleh masyarakat luas,” kata Danu.

Di masa pandemi, layanan telekonsultasinya diklaim meningkat hingga sepuluh kali lipat menurut survei Nielsen tentang penggunaan telemedis di tahun 2020. Perusahaan menyebu telah mengakomodasi lebih dari 10 ribu telekonsultasi setiap harinya, sekitar 10%-20% di antaranya konsultasi dengan psikiater yang berhubungan dengan kesehatan jiwa.

“Layanan kami yaitu adanya konsultasi kesehatan, hadir di lebih dari 80 kota di Indonesia. Good Doctor [untuk layanan pengantaran obat] bekerja sama dengan lebih dari 2.000 jaringan apotek resmi dengan harga tetap artinya pengguna akan membayar dengan harga yang tertera di platform bukan dalam kisaran harga,” kata Danu.

Tahun ini Good Doctor mencoba memperluas akses kesehatan untuk masyarakat Indonesia yang lebih komprehensif. Tidak hanya kuratif tetapi juga preventif.

Perusahaan juga berkomitmen terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam menjalankan kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, serta menghadirkan inovasi-inovasi baru melalui teknologi agar layanan kesehatan yang berkualitas semakin terjangkau oleh lebih banyak masyarakat Indonesia.

“Kehadiran Good Doctor baik di dalam aplikasi maupun GrabHealth, diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat tehadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas melalui teknologi digital,” kata Danu.

Kegiatan vaksinasi COVID-19

Kegiatan vaksinasi Covid-19

Good Doctor dan Grab menjadi salah satu mitra swasta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang melaksanakan program vaksinasi secara walk-in dan drive through di lebih dari 8 kota dan membantu vaksinasi lebih dari 25.000 orang, yang terdiri dari lansia dan petugas publik yang memiliki interaksi sosial tinggi, seperti pekerja di bidang transportasi, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta segmen target lain yang disasar Pemerintah.

Danu menyebut tantangan vaksinasi adalah rendahnya kemauan kaum lansia  untuk mengikuti program ini. Perusahaan mengupayakan strategi “jemput bola” agar mereka mau divaksinasi.

“Kami bersama dengan Grab, siap untuk terus mendukung pemerintah dalam menyukseskan program vaksinasi nasional ini, maupun untuk Vaksinasi Gotong Royong di masa yang akan datang [..] sehingga dapat memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Edukasi “Ternak Uang” Meluncur, Targetkan Calon Investor Milenial

Bertujuan untuk memberikan informasi lebih luas mengenai pendidikan di bidang keuangan khususnya terkait investasi, aplikasi “Ternak Uang” diluncurkan. Startup yang mengembangkan platform tersebut didirikan oleh tiga orang founder, meliputi: oleh Timothy Ronald (CMO), Raymond Chin (CEO), dan Felicia Tjiasaka (CPO).

Berbeda dengan platform serupa lainnya, Ternak Uang fokus kepada para generasi muda terutama kalangan milenial, dengan misi untuk mencetak 10 juta investor di Indonesia. Dengan alasan itulah, platform kemudian melakukan pendekatan melalui fitur-fitur yang didesain dan dikembangkan secara relevan dan modern untuk generasi muda dalam menghadapi isu finansial.

Materi pembelajaran yang disuguhkan cukup beragam, mulai dari perencanaan keuangan, investasi, hingga instrumen-insturumen spesifik seperti kripto. Selain itu mereka juga menyuguhkan layanan komunitas dan analisis saham, guna memudahkan pengguna dalam memutuskan investasinya.

“Ternak Uang sendiri diprakarsai oleh anak-anak muda di bawah 30 tahun. Hal ini menjadi sebuah keunggulan untuk jeli menangkap isu keuangan yang relevan dan menarik bagi anak muda lainnya. Kami juga menyadari adanya kebutuhan untuk menyajikan materi secara ringkas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar dapat menjangkau generasi muda secara luas,” kata Raymond.

Terdapat beberapa fitur yang bisa digunakan oleh pengguna di antaranya adalah Ternak Uang Academy, Kelas Interaktif, Watchlist Saham Pilihan, Ternak Uang Hotline, dan Insight. Sebagai platform edukasi, Ternak Uang ingin menjembatani antara calon investor ke manajemen investor. Misi mereka adalah mengedukasi para calon investor untuk memilih investasi yang benar sesuai dengan pemasukan yang mereka miliki saat ini.

Telah tersedia di Play Store dan App Store, layanan Ternak Uang dapat diakses secara premium dengan biaya berlangganan mulai dari Rp125.000/bulan. Seluruh materi yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia, agar mudah dipahami dan menjangkau generasi muda secara luas. Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan awareness lebih luas kepada target pengguna, Ternak Uang juga membuka kolaborasi lebih luas dengan startup hingga institusi finansial terkait.

“Tentunya, kami mendukung startup atau institusi finansial lainnya untuk pertumbuhan bisnis di Indonesia dengan memberi masukan kepada para calon investor terhadap platform terbaik tentunya disesuaikan dengan performance institusi tersebut.” kata Raymond.

Sebelumnya sudah ada beberapa aplikasi digital lain yang juga fokus pada edukasi investasi, salah satunya Emtrade. Hanya saja mereka lebih fokus pada edukasi seputar instrumen saham, termasuk membantu penggunanya melakukan analisis dari pasar saham yang ada di Indonesia.

Pandemi dan perkembangan bisnis

Disinggung seperti apa pengaruh pandemi terhadap bisnis Ternak Uang, Raymond menegaskan, pandemi ini merupakan salah satu momentum penting bagi perusahaan. Banyak calon investor yang mulai paham dan melek literasi keuangan karena pandemi Covid-19 ini. Mereka juga sudah paham pentingnya memiliki manajemen keuangan khusus mulai dari dana darurat hingga investasi.

“Ternak Uang hadir sebagai platform aplikasi yang paling dekat dengan mereka karena dasar kami adalah digital. Pelatihan yang kami lakukan secara online dan tanpa melalui tatap muka. Terbukti, sejak kami luncurkan aplikasi Ternak Uang di PlayStore dan App Store pada bulan Februari 2021 ini kami menduduki peringkat tiga sebagai platform edukasi teknologi terbaik,” kata Raymond.

Untuk mengembangkan bisnis, perusahaan juga tengah mempertimbangkan untuk melancarkan kegiatan penggalangan dana tahun ini, setelah sebelumnya telah melakukan kegiatan penggalangan dana dalam skala yang kecil. Meskipun saat ini fokus Ternak Uang adalah sebagai platform edutech yang fokus kepada informasi finansial, tidak dapat menutup kemungkinan ke depannya bisa bertransformasi menjadi platform fintech.

“Namun untuk saat ini, fokus perusahaan adalah menjadi startup edutech yang ingin mendemokratisasi akses terhadap literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda,” tutup Raymond.

Application Information Will Show Up Here

BukuKas Hadirkan Fitur Pembayaran, Mudahkan Pembukuan Merchant secara Otomatis

Startup pengembang aplikasi pencatatan finansial untuk UMKM, BukuKas, meluncurkan fitur pembayaran barunya yang bernama “BukuKasPay”. Bertujuan untuk mempermudah pengguna mereka melakukan proses pembayaran di berbagai platform, seperti Bank Virtual Account, QRIS dan dompet elektronik popular seperti OVO, DANA, GoPay, LinkAja, dan ShopeePay.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO BukuKas Krishnan Menon mengungkapkan, fitur ini diluncurkan oleh BukuKas secara seamless, yang bisa memberikan keuntungan lebih kepada para merchant untuk merekam pencatatan transaksi keuangan secara otomatis. Fitur ini juga memastikan tidak adanya biaya tambahan antarbank.

BukuKasPay diluncurkan bersama dengan kampanye #BUKUKASihBerkah dalam rangka menyambut bulan ramadan tahun 2021 dan dimaksudkan untuk memudahkan para merchant BukuKas menjalankan bisnisnya di periode krusial ini. Kampanye ini merupakan cara BukuKas untuk mengapresiasi para pengguna BukuKas atas kepercayaan dan dukungan mereka selama ini.

“Bulan ramadan merupakan momen penting bagi umat Islam, dan mereka mempunyai banyak kebutuhan untuk dipersiapkan dalam menyambut perayaan ramadan dan idul fitri. Dengan pandemi yang masih berlangsung dan pemerintah masih menerapkan sejumlah pembatasan, pebisnis kecil semakin mengandalkan belanja online dan pembayaran digital untuk menumbuhkan bisnisnya,” kata Krishnan.

Ke depannya perusahaan juga memiliki rencana untuk mengaktifkan pengumpulan uang tunai secara digital melalui gerai offline seperti Alfamart dan lainnya. Setelah meluncurkan BukuKasPay, BukuKas juga memiliki rencana untuk meluncurkan fitur menarik lainnya kepada merchant. Tujuannya tentu saja untuk mendorong pertumbuhan kalangan underbanked untuk segera mengadopsi digital.

Bantu UMKM

Aplikasi BukuKas awalnya merupakan sebuah jurnal pencatat keuangan digital yang memudahkan penggunanya dalam pencatatan dan mengatur penjualan, pengeluaran dan kredit. Kini, BukuKas telah memiliki sejumlah fitur yang mengatur inventaris barang jualan, menerbitkan faktur, serta analitik
yang sederhana sekaligus sangat memudahkan. Sesuai dengan visi mereka yaitu menciptakan solusi yang terintegrasi guna mendukung aktivitas keseharian para merchant dalam bisnis.

Hingga bulan Maret 2021, BukuKas telah bermitra dengan lebih dari 5,8 juta pebisnis kecil dan pemilik warung di seluruh platform BukuKas, dengan 3 juta pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) di seluruh Indonesia. BukuKas juga tercatat mengelola transaksi senilai hampir US$25 miliar (kurang lebih Rp360 triliun rupiah) per tahun, atau setara dengan 2,1% PDB Indonesia.

Dalam wawancara sebelumnya dengan DailySocial, Krishnan mengungkapkan bahwa bisnisnya diposisikan sebagai perusahaan perangkat lunak digitalisasi UMKM yang akan berkembang menjadi pemain fintech.

“Para pedagang telah menyadari bahwa go-digital sangat penting bagi bisnis mereka. Pedagang menghemat waktu 2-4 jam sehari, 20% biaya, dan meminimalisir kesalahan perhitungan manual. Kami juga memungkinkan pedagang untuk memulihkan kasbon 3x lebih cepat karena prosesnya otomatis.”

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Lionsgate Play Resmi Meluncur di Indonesia, Tawarkan Konten Premium Hollywood dan Bollywood

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis, aplikasi video streaming Lionsgate Play hari ini (21/4) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mereka menawarkan beragam konten khas Hollywood yang dimiliki oleh Lionsgate Studio dan Starz, juga konten Bollywood ternama dan sajian orisinal mereka. Sebelum di Indonesia, akhir tahun 2020 lalu Lionsngate Play telah resmi meluncur di India.

Dalam acara temu media, President & Chief Executive Officer STARZ Jeffrey A. Hirsch menyebutkan, besarnya jumlah populasi di Indonesia, koneksi teknologi, dan penetrasi internet yang sudah cukup baik, menjadi alasan ideal bagi mereka sehingga memutuskan untuk menjajakan produknya di sini. Ia juga menegaskan, di Indonesia saat ini hanya ada sekitar 2-4 platform yang juga menawarkan layanan serupa [ditinjau dari konten salah satunya], sehingga masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia.

Di fase awalnya, mereka masih fokus pada konten Hollywood dan Bollywood saja. Namun ke depannya Lionsgate Play juga berencana untuk menambah konten asal Indonesia. Menurut Managing Director SEA & Networks Rohit Jain, saat pandemi menjadi waktu yang tepat bagi Lionsgate Play untuk berinvestasi kepada konten dan fokus kepada pengalaman pengguna. Untuk itu ke depannya akan ditambah lagi konten menarik untuk pengguna premium Lionsgate Play.

“Sebelumnya kami telah meluncurkan layanan ini di India dan mendapatkan respons yang baik dari pasar. Kami juga telah menemukan blue print atau model bisnis yang tepat saat muncul pertama kali di India. Terutama untuk emerging market di Asia, dengan demikian model tersebut bisa direplikasi di pasar lainnya,” kata Rohit.

Untuk mendukung teknologi yang diterapkan di platform, Lionsgate saat ini telah memiliki Tech Developement Center di dua negara yaitu di Denver Amerika Serikat dan di Timur Tengah. Dengan demikian diharapkan mereka bisa memberikan pengalaman pengguna yang terbaik, didukung dengan tampilan UI/UX yang seasmless dan kemudahan mengakses aplikasi.

Menjalin kemitraan strategis

Dalam acara peluncuran Lionsgate Play Indonesia, turut dihadirkan juga tim lokal yang nantinya bertanggung jawab untuk mengelola Lionsgate Play di Indonesia. Mereka di antaranya adalah Guntur Siboro (Country Manager Indonesia), Karina Mahadi (Content Manager), dan Gene Tamesis Jr (SVP Bizdev & Partnerships).

Untuk mendukung pertumbuhan pengguna Lionsgate Play di Indonesia, telah dijalin kemitraan strategis. Mulai dari dengan operator telekomunikasi seperti Telkomsel hingga Indihome. Untuk memudahkan pilihan pembayaran, Lionsgate Play Indonesia juga telah bermitra dengan Gopay, ShopeePay, hingga Doku.

“Tentunya kami juga menawarkan pilihan pembayaran umum lainnya seperti kartu kredit, kartu debit hingga pembayaran melalui billing carrier (potong pulsa). Sesuai dengan esensi perusahaan, kami akan terus menambah kemitraan dengan pihak yang relevan,” kata Guntur.

Meskipun saat ini paket bundling hingga promosi masih tersedia untuk pengguna Telkomsel, namun ke depannya Lionsgate Play juga akan menambah kemitraan dengan operator telekomunikasi lainnya di Indonesia.

Layanan Lionsgate Play menyediakan dua model berlangganan untuk mengakses aplikasi yaitu Rp35.000 per bulan dan Rp179.000 selama setahun. Pilihan harga ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada konsumen Indonesia untuk menikmati hiburan global terbaik dengan harga terjangkau dan kenyamanan mereka.

“Tujuan dari kemitraan ini tentunya adalah berguna bagi kedua belah pihak. Bagi mitra mereka bisa mendapatkan konten beragam dari kami dan tentunya pilihan yang ideal bagi pelanggan mereka,” imbuh Guntur.

Peluang Lionsgate Play di Indonesia

Berbeda dengan pemain lainnya yang lebih dulu telah hadir di Indonesia seperti Disney+Hotstar, pendekatan yang dilakukan oleh mereka adalah secara langsung menawarkan konten orisinal yang beragam asal sineas Indonesia. Netflix sendiri makin agresif menjalin kemitraan strategis dengan sineas lokal, yang tujuannya untuk menambah konten orisinal asal Indonesia.

Namun bagi Lionsgate Play yang selama ini sudah dikenal memiliki konten film asal Hollywood berkualitas yang telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan piala Oscar hingga Golden Globes, diyakini bisa menjadi pemancing bagi pengguna di Indonesia untuk menjadi pelanggan Lionsgate Play.

Selain konten dari perpustakaan milik Lionsgate Studio dan Starz, Lionsgate Play juga telah mengakuisisi konten dari beberapa perusahaan entertainment di mancanegara, seperti dari BBC, Studio Canal dan Summit. Lionsgate Play di Indonesia menargetkan bisa menjangkau jutaan pengguna baru yang mendaftarkan diri menjadi pengguna Lionsgate Play.

“Saat ini Lionsgate telah memiliki sekitar 28 juta pengguna di lebih dari 56 negara. Dengan konten terkurasi tersebut kami berharap bisa memberikan pilihan baru kepada pengguna yang ingin menikmati konten premium,” kata Jeffrey.

Application Information Will Show Up Here