Kantongi Pendanaan Seri A, Pajakind Hadirkan Aplikasi Perpajakan untuk Segmen Ritel dan Korporasi

Indonesia memiliki nilai ekonomi jumbo dengan kelas menengah yang berkembang pesat. Hal ini menghadirkan peluang signifikan bagi platform solusi pajak online untuk memberikan nilai bagi pembayar pajak dan bisnis dengan menyederhanakan proses kepatuhan pajak. Dengan munculnya teknologi dan meningkatnya adopsi platform online, potensi solusi ini untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap sistem perpajakan Indonesia menjadi sangat besar.

Salah satu platform yang mencoba untuk memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya serta memperoleh hak-haknya dengan sentuhan teknologi adalah Pajakind. Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Pajakind Muhammad Arif Rohman Said Putra mengungkapkan rencana bisnis usai mendapatkan pendanaan dan target yang ingin dicapai perusahaan tahun ini.

Solusi terpadu untuk wajib pajak

Pajakind didirikan oleh Muhammad Arif Rohman Said Putra (CEO) dan Sony Surya Wijaya (CTO). Salah satu keuntungan utama dari platform solusi pajak online adalah, kemampuannya untuk merampingkan proses pengajuan pajak. Dengan mengautomasi banyak proses dan memakan waktu yang terkait dengan pengajuan pajak, platform seperti Pajakind dapat menghemat waktu dan sumber daya pembayar pajak dan bisnis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produktivitas dan efisiensi, yang memungkinkan individu dan organisasi untuk fokus pada aktivitas bisnis inti mereka.

Arif sendiri sebelumnya pernah berkarier di Direktorat Jenderal Pajak selama lebih dari 13 tahun. Harapannya dengan pengalaman dan latarbelakang pendirinya, fitur-fitur yang dihadirkan oleh Pajakind bisa menjadi solusi bagi permasalahan perpajakan yang dihadapi oleh masyarakat ataupun wajib pajak.

Secara khusus Pajakind memiliki fitur-fitur yang bisa membantu masyarakat  ataupun wajib pajak dalam memahami dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Mulai dari berita perpajakan terkini, simulasi untuk menghitung pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dan pajak impor, update kurs setiap minggu sesuai PMK, pembuatan e-billing untuk membayar pajak, konsultasi online melalui chat maupun video call dengan konsultan pajak berpengalaman, hingga fitur ‘Catat Kas’ untuk membantu UMKM dalam pembuatan laporan keuangan.

Wajib pajak juga dapat menggunakan jasa konsultasi dan pendampingan offline
dengan konsultan pajak tersertifikasi. Beberapa kasus yang pernah ditangani antara lain, pendampingan saat pemeriksaan bukti permulaan (bukper), pendampingan keberatan, pembuatan TP Doc, tax clearance, pendampingan pemeriksaan, pendampingan dalam rangka restitusi, dan lainnya. Saat ini pengguna platform Pajakind secara rentang umur paling banyak di usia 21-35 tahun dan tersebar di seluruh Indonesia.

“Untuk strategi monetisasi, kami kelompokan menjadi dua, yaitu retail (orang pribadi) dan korporasi (wajib pajak badan) dengan menjual paket konsultasi, pembuatan NPWP, pengecekan validitas NPWP pengecekan pembuatan billing satuan maupun massal dan pembayaran pajak. Khusus untuk korporasi kita menjual layanan kustomisasi sistem keuangan dan akuntansi perusahaan terintegrasi langsung dengan kewajiban perpajakannya,” kata Arif.

Dalam perjalanannya, Pajakind telah bekerja sama dengan berbagai mitra di sektor keuangan seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pajakind juga sudah menjalin kemitraan strategis dengan Direktorat Jenderal Pajak.

“Saat ini Pajakind juga sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak di bidang teknologi finansial seperti Pluang serta dengan UMKM seperti Kemenkop UKM, PadiUMKM dan juga SMEsHub Indonesia, untuk lebih memudahkan UMKM dalam membuat laporan keuangan serta memenuhi kewajiban perpajakannya dalam rangka mendorong UMKM naik kelas,” kata Arif.

Kantongi pendanaan Seri A

Baru-baru ini Pajakind telah merampungkan pendanaan seri A. Tidak disebutkan siapa investor yang terlibat dan berapa nilai investasi yang diterima. Namun perusahaan rencananya akan memanfaatkan dana segar ini untuk mengembangkan fitur dan layanan, agar bisa memenuhi kebutuhan wajib pajak sehingga meningkatkan traksi dan juga memperbesar ekosistem Pajakind. Sebelum pendanaan seri A, Pajakind telah menjalankan bisnis secara bootstrap.

Fitur- fitur yang akan di luncurkan dalam waktu dekat antara lain, pendaftaran NPWP dan verifikasi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sedang fitur- fitur yang sedang dalam tahap pengembangan yaitu penjualan e-materai, Host to Host E- Bukpot, Host to Host Efaktur, dan juga sistem kustomisasi untuk korporasi.

“Pendanaan ini juga akan kami gunakan untuk memperbanyak cutomized sistem untuk korporasi dan juga kami akan mulai merambah untuk layanan-layanan kepabeanan. Tahun ini perusahaan juga memiliki target bisa memiliki sekitar satu juta pengguna dan mendapatkan profit tidak sekadar revenue. Kami akan lebih fokus untuk terus meningkatkan user corporate,” kata Arif.

Alasan venture capital tertarik untuk berinvestasi kepada platform pajak online di Indonesia adalah, karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini. Selain itu platform ini biasanya dirancang agar mudah digunakan dan memerlukan sedikit atau tanpa interaksi manusia, yang berarti platform tersebut dapat diskalakan dengan cepat dan mudah. Hal ini menjadi menarik bagi investor yang mencari perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi.

Platform pajak online yang sukses di Indonesia salah satunya adalah OnlinePajak. Didirikan pada tahun 2015, OnlinePajak dengan cepat menjadi salah satu platform pajak populer, dan telah memiliki lebih dari 1,5 juta pengguna. Perusahaan ini juga menarik perhatian pemodal ventura, termasuk SoftBank Ventures Asia dan Sequoia India.

Platform pajak online lainnya yang menarik perhatian VC adalah Pajak.io. Didirikan pada tahun 2017, Pajak.io menawarkan berbagai layanan pajak untuk pemilik usaha kecil dan pengusaha. Perusahaan telah mengumpulkan pendanaan lebih dari $3 juta dari investor seperti Alpha JWC Ventures dan Skystar Capital.

Application Information Will Show Up Here

blu by BCA Digital Telah Dipakai 1,1 Juta Pengguna, Genjot Inovasi Lewat BaaS

Bank as a Service (BaaS) adalah tren yang makin berkembang di industri jasa keuangan, memungkinkan lembaga nonbank menawarkan kapabilitas keuangan melalui kemitraan dengan bank yang sudah mapan. Di Indonesia sendiri, BaaS memiliki potensi merevolusi industri jasa keuangan, memberikan akses yang lebih besar dan mendorong inklusi keuangan.

Dengan populasi yang besar dan berkembang pesat, Indonesia merupakan pasar utama untuk BaaS, menghadirkan peluang yang signifikan, baik bagi bank tradisional maupun perusahaan non-keuangan.

Salah satu perbankan yang memiliki fokus menghadirkan layanan BaaS adalah blu by BCA Digital. Saat ini mereka mengklaim telah meluncurkan berbagai fitur hingga kemitraan strategis dengan pihak terkait. Kepada DailySocial.id, Head of Marketing & Communication BCA Digital Duardi Prihandiko mengungkapkan inovasi terbaru yang sudah diluncurkan oleh blu hingga rencana perusahaan tahun ini.

Perkuat kemitraan

blu by BCA Digital diluncurkan pada Juli 2021 untuk memberikan kemudahan kepada para nasabah agar bisa melakukan transaksi finansial melalui ponsel. Hingga 10 Januari 2023, blu sudah mencatatkan lebih dari 1,1 juta pengguna.

Kapabilitas BaaS yang dimiliki, memungkinkan nasabah blu bisa membuka rekening, transfer, top up e-money, dan transaksi lainnya dari platform partner, tanpa berpindah aplikasi.

Dengan memanfaatkan keahlian dan infrastruktur bank yang sudah mapan, perusahaan non-keuangan dapat meluncurkan layanan keuangan dengan cepat dan mudah, sekaligus mempromosikan inklusi keuangan dan memperluas jangkauan bank tradisional. Karena kemitraan BaaS terus berkembang, dampaknya terhadap industri jasa keuangan juga semakin besar.

“Saat ini, kami sudah berhasil mengintegrasikan blu dengan mitra dari beragam industri seperti Blibli, Telkomsel Redi, CGV, MRT Jakarta, serta dua kampus yaitu Binus University dan ITHB Bandung. Ke depannya, kami akan terus memperluas akses financial service kami. Sektor investment dan payment menjadi langkah kami selanjutnya,” kata Duardi.

Meski belum merilis fitur pinjaman, blu juga sudah menyalurkan kredit lebih dari Rp3,2 triliun per Januari 2023 melalui pembiayaan untuk segmen koperasi, yang diikuti oleh joint financing dan channeling. Untuk joint financing, saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan BCA Finance. Sementara untuk channeling, BCA Digital bekerja sama dengan Akseleran, Komunal, Modal Rakyat dan Koperasi Nusantara. Dalam waktu dekat juga akan ada satu mitra channeling baru dari P2P Lending yang akan segera mereka umumkan.

Terkait dengan demografi nasabah, hingga saat ini target utama dari blu adalah digital savvy generation atau generasi yang melek digital. Perusahaan mencatat saat ini, mayoritas nasabah blu didominasi oleh Gen Z sebesar 55,18%. Disusul oleh Millennials, Gen X dan Baby Boomers.

“Di tahun 2023 ini, fokus kami masih sama yaitu memperkuat kualitas nasabah
agar semakin sering bertransaksi dan memanfaatkan fitur-fitur blu. Sehingga, blu bisa jadi sahabat finansial yang dekat dengan keseharian nasabah,” kata Duardi.

Luncurkan fitur baru untuk nasabah

Di Indonesia hingga saat ini, masih banyak individu dan pelaku usaha kecil yang kurang terlayani oleh bank tradisional, baik karena kurangnya akses maupun tingginya biaya. Dalam hal ini BaaS dapat membantu mengatasi masalah ini dengan menyediakan akses yang lebih besar ke layanan keuangan melalui saluran non-tradisional, seperti aplikasi mobile dan platform online. Fitur-fitur menarik dan tentunya berguna juga bisa membantu nasabah.

Sepanjang tahun 2022, blu telah meluncurkan 15 fitur baru untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan. Fitur tersebut di antaranya blu Virtual Card yang diluncurkan pada Oktober 2022 lalu; kemudian fitur pembukaan rekening tanpa video call; fitur bluSaving dan bluGether hingga 20 accounts per nasabah yang telah di-upgrade tahun lalu; blu juga menghadirkan BI Fast sebagai alternatif layanan transaksi transfer per 27 April 2022.

Untuk membantu nasabah blu mengatur keuangan lebih baik, blu menyediakan Tracker Revamp yang memudahkan tracking transaksi nasabah. Dengan menampilkan QRIS Shortcut, memudahkan nasabah blu dalam melakukan pembayaran. Sepanjang Januari – Desember 2022, tercatat lima transaksi terbesar yang dilakukan nasabah blu adalah transfer, setor tunai tanpa kartu, top up e-money, tarik tunai tanpa kartu, dan QRIS.

Di tahun 2023 ini, blu baru saja meluncurkan fitur bluInvest Linkage, nasabah dapat menghubungkan akun Investasi Moduit dan FUNDtastic dengan aplikasi blu. Nasabah dapat mengakses beragam jenis investasi sesuai dengan kebutuhan, mulai dari reksadana, sampai surat berharga negara (SBN).

“Sejak awal berdiri, fokus kami adalah bisa bermanfaat dan diandalkan nasabah untuk semua kebutuhan perbankan mereka. Selain nasabah blu aktif bertransaksi setiap hari, kepercayaan nasabah juga semakin meningkat, terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil mencapai Rp6,85 triliun per Desember 2022, ini melampaui target kami di tahun 2022,” kata Duardi.

Application Information Will Show Up Here

Luncurkan Aplikasi, Tinkerlust Ingin Perluas Area Layanan ke Sumatera dan Sulawesi

Indonesia memiliki pasar yang berkembang untuk preloved luxury brand. Ada sejumlah alasan, pertama seringkali harganya lebih terjangkau daripada membeli produk fesyen desainer baru. Alasan kedua, karena lebih ramah lingkungan. Dengan memilih untuk membeli barang bekas, pembeli mengurangi permintaan akan produk baru dan memperpanjang umur barang yang sudah ada, yang secara langsung membantu mengurangi limbah dan carbon footprint.

Tinkerlust, sebagai salah satu platform yang hingga saat ini masih konsisten menghadirkan pilihan preloved luxury brand dengan mengusung fashion sustainability dan circular economy, mengklaim terus mengalami pertumbuhan yang positif.

Kepada DailySocial.id, Co-founder & CEO Tinkerlust Samira Shihab mengungkapkan rencana perusahaan tahun ini setelah meluncurkan aplikasi untuk pelanggan mereka.

Perluas area layanan

Didirikan sejak 2016, Tinkerlust bercita-cita untuk memperkenalkan cara berbelanja yang lebih ramah lingkungan. Di tahun 2020 Tinkerlust telah mengubah posisi mereka menjadi online marketplace yang mendukung gerakan sustainable fashion dengan mengajak brand lokal yang memiliki nilai yang sama  menjual produknya di platform mereka.

Tinkerlust melihat topik mengenai fashion sustainability dan circular economy di Indonesia memiliki kesempatan untuk berkembang ke depannya. Dengan semakin banyak hadirnya brand atau pelaku bisnis yang memiliki misi untuk menerapkan sustainability termasuk bisnis-bisnis yang bergerak di bidang preloved luxury, tentu secara tidak langsung juga akan mempengaruhi dan mengubah gaya berbelanja pelanggan.

Jika di awal mereka lebih memilih untuk berbelanja pakaian fast fashion dan brand new, kini perlahan-lahan mereka mulai beralih dan mempertimbangkan untuk berbelanja preloved fashion berkualitas baik yang bisa mereka gunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

“Kami pun yakin akan memiliki peluang yang lebih besar dalam membangun sebuah ekosistem bersama dengan pelaku bisnis lain maupun masyarakat luas agar pada akhirnya, kita bisa bersama-sama mempercepat perkembangan pemahaman mengenai sustainability dan circular economy ke semua kalangan di seluruh Indonesia,” kata Samira.

Indonesia telah memiliki kelas menengah yang besar dan terus berkembang, banyak dari mereka yang tertarik dengan barang-barang mewah tetapi mungkin tidak mampu membelinya dengan harga penuh. Hal ini telah menciptakan permintaan akan barang-barang mewah bekas, yang menawarkan cara yang lebih terjangkau untuk mengakses barang-barang bermerek.

Saat pandemi perusahaan sempat mengalami kendala menjalankan bisnis mereka. Tinkerlust pun sempat berada dalam situasi untuk lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan promosi, sehingga berdampak pada pertumbuhan  bisnis. Namun, di tahun 2022 Tinkerlust mengklaim telah berhasil pulih kembali dari dampak pandemi. Tercatat pada Q4 perusahaan bisa mencapai GMV terbesar sepanjang bisnis Tinkerlust.

Hingga saat ini jumlah pengguna terbesar dari Tinkerlust masih berasal dari pulau Jawa dan Bali. Namun, salah satu misi perusahaan tahun ini ingin melakukan ekspansi yang lebih luas ke pulau-pulau utama lainnya seperti Sumatera dan Sulawesi. Usaha untuk ekspansi ini sudah dimulai dengan membentuk hub di Palembang, agar memudahkan seller melakukan drop-off barang yang ingin mereka jual.

“Ke depannya, dengan melakukan pendekatan secara langsung serta menjalankan kampanye marketing yang memang ditujukan khusus untuk audience di daerah-daerah lainnya, harapannya ekspansi ini dapat sedikit demi sedikit terealisasi,” kata Samira.

Terkait dengan opsi pembayaran, saat ini Tinkerlust sudah menyediakan berbagai macam opsi pembayaran. Termasuk di dalamnya cicilan 0% dari bank partner serta platform cicilan online. Sedangkan untuk logistik, mereka bermitra dengan perusahaan penyedia logistik yang salah satunya sudah dilengkapi dengan add-on asuransi yang dikhususkan untuk pengiriman barang luxury.

Luncurkan aplikasi mobile

Aplikasi mobile Tinkerlust / Tinkerlust

Untuk memudahkan pengguna mengakses produk, baru-baru ini telah diluncurkan aplikasi mobile Tinkerlust. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur, mulai dari fast access, fast filtering, dan chat with seller. Bahkan penjual bisa langsung melakukan penjualan barang mereka lewat fitur snap, upload & sell.

Dengan adanya aplikasi mobile tersebut, salah satu target utama Tinkerlust tahun ini adalah menggaet lebih banyak pengguna, baik penjual dan pelanggan baru di marketplace. Berbagai kemudahan berjualan di aplikasi, harapannya bisa meningkatkan minat pengguna dari seluruh Indonesia untuk berjualan di Tinkerlust. Selain itu, perusahaan juga berkeinginan untuk menyediakan layanan yang lebih personal bagi pasar luxury.

“Kami memutuskan untuk meluncurkan aplikasi tahun ini, karena kami merasa konsumen sekarang lebih ‘melek teknologi’ dan telah terbentuk motivasi untuk menjual barang-barang mereka yang sudah tidak terpakai lagi karena konsep preloved sudah lebih umum di kalangan masyarakat. Dengan adanya aplikasi mobile, para seller akan lebih mudah lagi untuk menjual produknya di marketplace kami dan turut menjadi bagian penting untuk fashion berkelanjutan,” kata Samira.

Disinggung apakah tahun ini perusahaan memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana, Samira menegaskan mereka tidak menutup kemungkinan jika ada investor lain yang ingin bermitra dengan Tinkerlust. Namun tentu hal tersebut perlu dibicarakan terlebih dahulu dengan investor mereka saat ini, yaitu GDP.

“Bagi Tinkerlust yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bermitra dengan pihak yang memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun Tinkerlust,” kata Samira.

Sebelumnya Tinkerlust telah menerima pendanaan awal tahun 2017 lalu dari dari Merah Putih Inc dan angel investor Danny Oei Wirianto dengan nilai yang tidak disebutkan. Awal tahun 2020 lalu Tinkerlust juga telah membukukan pendanaan. Tidak disebutkan lebih jauh berapa nilai pendanaan tersebut dan siapa saja investor yang terlibat, namun Samira menyebutkan cukup bersyukur pendanaan tersebut rampung sebelum pandemi.

Application Information Will Show Up Here

Fokus funP Innovation Group Hadirkan Teknologi Adtech di Indonesia

Pasar periklanan digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong populasi negara yang besar dan peningkatan penetrasi internet. Menurut Statista, pasar periklanan digital di tanah air bernilai $2,9 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan mencapai $5,2 miliar pada tahun 2025, tumbuh pada CAGR 12,3%.

Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah meningkatnya penggunaan perangkat seluler. Per Januari 2022, terdapat lebih dari 198 juta pengguna ponsel di Indonesia, menjadikannya pasar ponsel terbesar keempat di dunia. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan seluler di Indonesia, dengan periklanan seluler menyumbang 76% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Salah satu perusahaan yang menghadirkan teknologi periklanan digital atau digital advertising secara menyeluruh adalah funP Innovation Group (BVI). Didirikan pada tahun 2009 berbasis di Taiwan, perusahaan ingin memperluas layanan mereka secara menyeluruh di Asia Pasifik. Kepada DailySocial.id, Co-founder funP Innovation Group dan CSO Brian Yang mengungkapkan rencana perusahaan untuk memperluas layanan mereka di Indonesia.

Permudah brand lancarkan kegiatan pemasaran

Platform media sosial masih menjadi bagian penting dari lanskap periklanan digital di Indonesia. Menurut laporan We Are Social, per Januari 2022 ada lebih dari 171 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia. Facebook dan Instagram adalah platform media sosial paling populer, dengan gabungan lebih dari 140 juta pengguna. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan media sosial di Indonesia, dengan iklan media sosial menyumbang 33% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Google adalah pemain dominan di pasar search advertising di Indonesia, dengan pangsa pasar lebih dari 90%. Mesin pencari perusahaan, Google.co.id, adalah mesin pencari paling populer di negara ini, dengan lebih dari 90% pangsa pasar. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan pencarian di Indonesia, dengan iklan pencarian menyumbang 44% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Namun demikian funP Innovation Group mencatat, TikTok menjadi salah satu media sosial paling menjanjikan di pasar Asia Tenggara. Dalam hal ini Indonesia cukup menjanjikan dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam, berdasarkan data dari TikTok yang diprediksi bahwa pada tahun 2025 pertumbuhan berdasarkan GMV dan adopsi akan meningkat.

Namun demikian hingga saat ini masih kesulitan untuk melacak perilaku pengguna melalui data pihak ketiga. Salah satu alasannya adalah, sebanyak 71,6% pengguna menolak untuk melacak perilaku pengguna mereka, terlebih lagi, cookie akan akan dihapus dari sistem.

“Hambatan ini berdampak pada kinerja kampanye pemasaran yang sedang berlangsung, misalnya tingkat konversi iklan dari Google, Meta, dan lainnya telah turun sekitar 20%. Oleh karena itu brand perlu mempertimbangkan untuk membangun first-party data sebagai big data yang dapat digunakan untuk strategi pemasaran,” kata Brian.

Secara khusus ada beberapa teknologi yang telah diluncurkan oleh funP Innovation Group di Indonesia, di antaranya adalah kerja sama strategis dengan Gojek yaitu GoGAN (Gojek Ads Network). Menggunakan GoGAN dapat membantu agen pemasaran untuk mendorong transaksi iklan dengan lancar dengan penargetan yang tepat hingga mengurangi biaya.

Teknologi lainnya yang mereka hadirkan adalah Rich Media Banner, yang merupakan bentuk iklan unik kreatif yang menggabungkan teknik desain gamifikasi dengan SOV tinggi atau share-of-voice.

Rich Media Banner ads / funP Innovation Group

“Inovasi terbaru dari funP Innovation Group yaitu pengelolaan data berdasarkan Google Analytics 4. Dilihat dari 80% orang yang menggunakan mesin pencari untuk menemukan informasi, crawling data dari GA 4 secara tidak langsung memiliki akurasi yang lebih tinggi. Dengan mengimplementasikan GA 4, dapat membantu brand memahami dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui first-party data,” kata Brian.

Membangun solusi cloud-based marketing

CMI Jakarta Team / funP Innovation Group

Baru-baru ini funP Innovation Group telah mengantongi dana segar senilai $3,12 juta dari Ennoconn Corporation. Selanjutnya perusahaan akan memanfaatkan dana segar ini untuk pengembangan dan peluncuran solusi smart retail dan layanan cloud untuk pasar Indonesia dan negara APAC lainnya di bawah naungan unit bisnisnya cacaFly, dalam kemitraannya dengan Ennoconn.

Pada bulan Juni 2022, melalui anak perusahaan mereka, cacaFly, telah melakukan joint venture dengan distributor solusi digital dan elektronik terkemuka, PT Metrodata Electronics untuk membentuk agensi digital marketing berbasis data untuk pasar Indonesia. Solusi yang ditargetkan untuk pasar Indonesia termasuk mesin penjual otomatis (vending-machine) dan iklan digital luar ruangan terprogram (programmatic digital out-of-home, pDOOH). Semua solusi akan dikembangkan dan diluncurkan secara lokal di Indonesia.

Tahun ini funP Innovation Group berencana untuk memperluas layanan mereka di Indonesia. Mulai dari pengembangan bisnis, account management, dan martech konsultasi, serta bekerja sama dengan mitra lokal dan global untuk mengembangkan solusi cloud-based marketing.

“Kami sedang menyiapkan anak perusahaan untuk adtech arm, Tenmax, dan membuat TMI dan mulai beroperasi pada September 2022. Kami juga sudah membentuk usaha patungan dengan Metrodata Group untuk membuat CMI, dan mempekerjakan 10 orang lebih sejak bulan Juli 2022 lalu. Kami juga telah menunjuk mantan eksekutif Google Amanda Lai sebagai General Manager untuk memperluas dan membangun bisnis kami di Indonesia,” kata Brian.

Perluasan Kemitraan, Wise Perkuat Layanan Remitansi di Indonesia

Layanan pengiriman uang antarnegara atau ramitansi merupakan aspek penting dari lanskap industri finansial, karena banyak warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dan mengirim uang ke tanah air untuk menghidupi keluarga mereka. Di Indonesia, ada beberapa layanan pengiriman uang yang tersedia, antara lain melalui bank, money transfer agent, dan platform online.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi global yang menghadirkan layanan untuk mengirimkan dan mengelola uang, Wise melihat aliran remitansi ke Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% pada tahun 2022 menjadi $9,7 miliar, berdasarkan laporan yang dirilis oleh Bank Dunia. Kepada DailySocial.id, Country Manager Wise Indonesia Elian Ciptono mengungkapkan rencana bisnis mereka di Indonesia dan perluasan kemitraan strategis dengan bank dan non-bank.

Kemitraan dengan perbankan

Salah satu tantangan dalam menggunakan layanan pengiriman uang di Indonesia adalah tingginya biaya pengiriman uang. Menurut Bank Dunia, rata-rata biaya pengiriman uang ke Indonesia adalah sekitar 7% dari jumlah yang dikirim, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 6,5%. Namun, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi biaya layanan pengiriman uang dengan mendorong persaingan antar-penyedia layanan dan menerapkan kebijakan untuk merampingkan proses pengiriman uang.

Hingga saat ini Bank adalah penyedia layanan pengiriman uang yang paling umum di Indonesia. Banyak bank menawarkan layanan pengiriman uang yang memungkinkan pelanggan mentransfer uang ke bank lain di Indonesia atau di luar negeri. Biaya yang dikenakan oleh bank untuk layanan pengiriman uang bervariasi tergantung pada jumlah uang yang ditransfer, negara tujuan, dan kecepatan transfer.

Sejak diluncurkan pada tahun 2011, Wise terus mengembangkan Wise Platform, layanan infrastruktur transaksi pembayaran untuk bank dan non-bank. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 60 bank dan perusahaan besar di seluruh dunia yang telah mengintegrasikan Wise Platform ke dalam infrastruktur mereka.

Setelah meluncurkan layanan pengiriman uang berbiaya rendah dan cepat dari Indonesia pada tahun 2020, perusahaan ingin memperdalam komitmen mereka melalui Wise Platform ke Indonesia, dengan menggandeng Bank Mandiri. Bank Mandiri menjadi mitra pertama Wise di Indonesia yang mengintegrasikan Platform Wise ke aplikasinya, Livin’ by Mandiri. 

“Dengan mengintegrasikan Wise Platform, Bank Mandiri dapat menawarkan kepada 16 juta penggunanya kemampuan untuk mengirim uang dengan harga terjangkau ke 5 mata uang (USD, SGD, GBP, EUR, AUD). Selain itu, 52% transfer yang dikirim melalui Wise secara global diselesaikan secara instan (kurang dari 20 detik), sehingga memberikan kecepatan dan kenyamanan yang lebih baik bagi nasabah Bank Mandiri.”

Sebelumnya perusahaan juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Instamoney. Wise dapat melayani pelanggan di Indonesia yang ingin mengirim uang ke 80 negara, termasuk Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, United Kingdom, hingga Tiongkok (melalui Alipay).

“Saat pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2020, kami bekerja sama dengan Instamoney sebagai mitra lokal. Saat ini kami telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia, dan terus menghadirkan cara yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman untuk mengirimkan uang dari Indonesia ke luar negeri,” kata Elian.

Tercatat secara global perusahaan telah meluncurkan 15 mitra baru di 4 pasar baru dan memberikan akses kepada 10 juta orang ke pembayaran internasional Wise yang cepat, murah, dan transparan secara langsung dari platform penyedia layanan yang sudah ada. Didirikan oleh Taavet Hinrikus dan Kristo Käärmann, Wise diluncurkan pada tahun 2011 dengan nama aslinya TransferWise.

Selain Wise saat ini platform yang menawarkan layanan remitansi di antaranya adalah, Flip, Instamoney, Oy!, Yourpay, Wallex dan Transfez.

Rencana dan target bisnis Wise di Indonesia

Indonesia adalah salah satu penerima remitansi terbesar di dunia, dengan jutaan orang Indonesia bekerja di luar negeri dan mengirim uang ke rumah untuk keluarga mereka. Menurut Bank Dunia, Indonesia menerima sekitar $10,5 miliar dalam bentuk pengiriman uang pada tahun 2020, menjadikannya penerima pengiriman uang ke-10 terbesar di dunia.

Platform pengiriman uang online juga semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Platform seperti Wise menawarkan layanan pengiriman uang yang cepat dan terjangkau, dengan nilai tukar yang kompetitif dan biaya rendah. Platform ini sangat menarik bagi generasi muda Indonesia yang lebih nyaman dalam penggunaan online dan mobile banking.

Disinggung berapa jumlah pengguna Wise di Indonesia hingga saat ini, Elian enggan untuk mengungkapkan lebih lanjut. Namun secara global, ada sekitar 16 juta orang dan bisnis yang menggunakan Wise, memproses 9 miliar poundsterling dalam transaksi lintas negara setiap bulannya, sehingga mampu menghemat sekitar 1,5 miliar poundsterling per tahun.

“Sejak diluncurkan pada tahun 2011, kami terus fokus dan berinvestasi pada empat pilar misi kami, harga, kecepatan, kenyamanan, dan transparansi untuk membangun cara terbaik bagi orang dan bisnis untuk memindahkan dan mengelola uang mereka secara internasional,” kata Elian.

Tampilan Wise yang baru 2023 / Wise

Baru-baru ini Wise juga telah memperkenalkan tampilan baru mereka, yang diharapkan bisa digunakan oleh para pengguna yang terdiri dari orang-orang, bisnis, dan bank. Perubahan tampilan ini juga menyoroti komitmen Wise dalam membangun alternatif yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih transparan untuk mengelola uang dalam berbagai mata uang.

“Perjalanan kami di Indonesia masih sangat baru, namun kami melihat pertumbuhan yang berkelanjutan berkat investasi yang terus menerus dalam pengembangan produk maupun ekspansi. Satu hal yang jelas, kami tetap fokus untuk membuat Wise dapat diakses oleh semua orang, di mana saja, dan menghadirkan lebih banyak fitur bagi pelanggan kami di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Dikabarkan Galang Dana Baru, eFishery Menuju Status Unicorn

Mendapatkan dana pinjaman berbentuk debt financing dari Bank OCBC NISP awal bulan Februari lalu, startup aquatech eFishery, dikabarkan tengah menggalang dana baru yang berpotensi menyematkan statusnya menjadi startup unicorn bervaluasi lebih dari 1 miliar dollar — yang pertama di luar sektor e-commerce, fintech, logistik, dan retail.

Dilansir pertama kali oleh DealStreetAsia, eFishery disebutkan sedang dalam proses finalisasi investasi senilai $150 juta (hampir 2,3 triliun Rupiah) yang dipimpin Khazanah Nasional Berhad, sovereign wealth fund milik Pemerintah Malaysia.

Menurut data yang kami miliki, eFishery secara total sudah mendapatkan dana investor senilai $115 juta (lebih dari 1,7 triliun Rupiah), dengan $90 juta di antaranya dikucurkan saat putaran pendanaan Seri C setahun lalu.

Sejumlah investor yang tak ingin disebutkan namanya menyebutkan memang eFishery sudah berada di ambang valuasi unicorn.

DailySocial mencoba untuk mendapatkan konfirmasi tentang hal ini, tetapi pihak eFishery menolak menjawab secara detail.

“Saat ini, kami sedang menjalankan bisnis seperti biasa sambil secara internal mengamati berbagai aspek yang perlu dikembangkan. Bila kami memiliki rencana atau informasi terkait hal terkait, akan kami informasikan segera.”

Didirikan pada tahun 2013, eFishery dimulai sebagai proyek kecil untuk membantu petani lokal mengelola kolam ikan mereka dengan lebih efisien. Saat ini, perusahaan telah berkembang menjadi penyedia teknologi akuakultur terkemuka di Indonesia, dengan jumlah karyawan lebih dari 900 orang. Perusahaan tengah menjajaki potensi ekspansi ke India dalam waktu dekat.

Produk andalan eFishery adalah perangkat IoT (Internet of Things) yang terpasang di kolam ikan untuk memantau kualitas air dan level pakan secara real-time. Perangkat yang terhubung ke aplikasi seluler memungkinkan pembudidaya untuk memantau dan mengontrol kolam mereka dari jarak jauh, menyesuaikan pakan dan parameter air, dan menerima peringatan bila ada masalah atau anomali.

Timeline penggalangan dana

Pendekatan inovatif perusahaan terhadap akuakultur dan komitmennya terhadap keberlanjutan telah membantu perusahaan membangun reputasi yang kuat dan menarik pendanaan dari investor terkemuka lokal hingga asing.

Pada tahun 2013, eFishery mengumpulkan pendanaan putaran awal dari beberapa angel investor. Kemudian pada tahun 2016, eFishery mengumpulkan $2,5 juta dalam putaran pendanaan Seri A yang dipimpin oleh Aqua-Spark, dana investasi global yang berfokus pada akuakultur berkelanjutan. Dana tersebut kemudian digunakan perusahaan untuk meningkatkan produksi perangkat IoT dan memperluas operasinya di Indonesia.

Pada tahun 2018, eFishery mengumpulkan $4 juta dalam putaran pendanaan Seri B yang dipimpin Wavemaker Partners dan UOB Venture Management. Dana tersebut digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan baru, termasuk aplikasi seluler untuk petani dan pasar untuk jual beli ikan dan udang.

Kemudian di tahun 2022, eFishery mengumpulkan $90 juta dalam putaran pendanaan Seri C. Dana segar tersebut digunakan perusahaan untuk memperluas operasinya di Indonesia dan mengembangkan teknologi baru untuk lebih mengoptimalkan operasi akuakultur.

Pada tahun 2022 eFishery mendapatkan pinjaman jangka pendek (loan) senilai Rp500 miliar dari Bank DBS Indonesia. Bagi DBS Indonesia ini adalah pinjaman pertama untuk sektor aquatech, sementara bagi eFishery adalah fasilitas pinjaman pertama dari bank.

Application Information Will Show Up Here

Setelah Pendanaan Awal, SATU Dental Ingin Perluas Layanan di Jabodetabek

Kesehatan gigi merupakan aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan. Namun masih banyak orang yang tidak memberikan perhatian yang cukup besar kepada pentingnya perawatan gigi. Salah satu alasannya kurangnya kesadaran akan kesehatan gigi akibat kurang edukasi, pengalaman buruk saat mengunjungi klinik dental, hingga masih belum banyak akses perawatan gigi yang terpercaya.

Salah satu platform yang mencoba untuk memberikan solusi tersebut adalah SATU Dental. Didirikan oleh Felix Saputra, Yessica Anggraini Pranoto, dan Ivan Hadiutomo, mereka mengklaim sebagai the fastest growing dental chain yang memberikan konsep one-stop solutions untuk semua permasalahan gigi dan mulut dengan harga terjangkau.

Fokus awal di Jabodetabek

Kepada DailySocial.id, Co-founder SATU Dental Felix Saputra mengungkapkan, memelihara gigi bukan hanya untuk estetika saja, namun juga untuk melihat kondisi kesehatan gigi yang bisa berpengaruh kepada penyakit lainnya.

“Hal tersebut yang ingin kami edukasikan kepada masyarakat luas dengan membangun awareness. Saat ini kebanyakan para pemain di sektor ini berjalan secara independen dan kita ingin membangun bisnis ini lebih baik lagi, berangkat dari latar belakang dan pengalaman yang kita miliki,” kata Felix.

Masih fokus di wilayah Jabodetabek, SATU Dental saat ini telah memiliki sekitar 70 mitra dokter gigi. Klinik SATU Dental juga sudah tersebar di Kelapa Gading, Cengkareng, Taman Ratu, Greenlake, Gading Serpong, Banjar Wijaya, Tebet, Bintaro, dan Muara Karang.

Selain memberikan layanan secara umum seperti membersihkan karang gigi hingga tindakan khusus seperti pencabutan gigi dan perawatan syaraf, SATU Dental juga memberikan layanan estetika seperti Direct Veneer, Whitening, dan Crown/Mahkota Gigi.

Bukan hanya memberikan layanan kesehatan gigi yang akurat menyesuaikan kepada kondisi dari masing-masing pasien, SATU Dental juga memastikan bahwa semua bahan yang digunakan sudah yang paling baik menyesuaikan standar dari perusahaan. Untuk memastikan semua dokter gigi memiliki kualitas terbaik, perusahaan juga memberikan pelatihan kepada mereka, menyesuaikan level mereka dengan menerapkan proses kurasi yang ketat.

“Yang membedakan kita dengan layanan serupa lainnya adalah, kita ingin membangun pengalaman baik kepada new user, dengan menciptakan suasana nyaman ketika mereka pertama kali datang ke klinik. Jika mereka berkunjung ke klinik SATU Dental, suasananya terasa lebih ramah dan nyaman bagi mereka pelanggan baru,” kata Felix.

Selain layanan offline klinik dental, SATU Dental juga telah menghadirkan layanan online kepada mereka pengguna yang sibuk atau membutuhkan layanan saat kondisi darurat. Misalnya mereka yang saat malam hari mengalami keluhan pada gigi, bisa melakukan konsultasi secara langsung memanfaatkan platform SATU Dental.

Telah meluncur sejak satu bulan lalu, menurut Co-founder Yessica Anggraini Pranoto, layanan konsultasi online ini mereka hadirkan dengan harga terjangkau, dan selama 30 menit pengguna bisa melakukan konsultasi memanfaatkan WhatsApp dan Zoom dengan mitra dokter gigi. Memanfaatkan foto yang diunggah oleh pengguna, nantinya dokter gigi bisa memberikan rekomendasi, resep obat hingga perkiraan biaya perawatan. Untuk pemeriksaan menyeluruh dan lebih detail, perlu juga dilakukan di klinik. Layanan konsultasi online lebih kepada untuk pertolongan pertama.

Kantongi pendanaan awal dari Alpha JWC

Klinik gigi yang didukung venture capital mewakili model baru perawatan gigi yang berpotensi merevolusi industri. Dengan memanfaatkan teknologi, pemasaran dan branding, mereka dapat memberikan perawatan gigi berkualitas tinggi kepada lebih banyak pasien dan memperluas bisnis mereka lebih cepat daripada klinik gigi tradisional.

Saat ini SATU Dental telah mengantongi pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures dan Susquehanna Venture Capital (SIG). Pendanaan yang diterima oleh SATU Dental dari sejumlah investor strategis tersebut, diharapkan bisa membantu mereka untuk mengembangkan layanannya lebih luas lagi.

“Dental klinik terbesar di Indonesia saat ini sudah membangun bisnis selama 15-20 tahun terakhir. Jika kita menjalankan bisnis secara trandisional akan memakan waktu yang lama untuk membangun bisnis sekitar 20-30 tahun. Kita ingin mengalami pertumbuhan yang positif dan cepat dan VC bisa membantu kita,” kata Felix.

Industri kesehatan gigi secara umum merupakan bisnis yang stabil, dengan sebagian besar klinik gigi dijalankan sebagai praktik kecil dan mandiri. Namun, munculnya klinik gigi yang didanai modal ventura telah mengubah lanskap perawatan kesehatan gigi.

Platform lokal yang menawarkan layanan serupa di Indonesia saat ini di antaranya adalah Rata yang juga didukung oleh Alpha JWC Ventures. Sementara itu platform perawatan gigi KLAR Smile didukung oleh AC Ventures dan East Ventures, dengan berpartisipasi Venturra Discovery dan beberapa angel investor. Sementara itu platform asal Singapura Zenyum juga mulai melakukan ekspansi layanan di Indonesia.

Usai Raih Pendanaan, “inDrive” Akan Perluas Layanan On-Demand di Indonesia

Indonesia adalah salah satu pasar ride-hailing terbesar di dunia yang didukung oleh pertumbuhan pesat pengguna internet dan segmen kelas menengah. Saat ini, pasar ride-hailing Indonesia didominasi oleh dua pemain utama, yaitu Gojek dan Grab.

Kali ini, platform ride-hailing asal Rusia yang berbasis di Mountain View, California, AS, inDrive, mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Perusahaan baru-baru ini berganti nama menjadi Inner Drive dari sebelumnya Independent Drivers. Kepada DailySocial.id, Business Development Manager inDrive Indonesia Georgy Malkov mengungkap rencana inDrive untuk memperluas layanan dan vertikal baru di Indonesia menyusul penggalangan dana sebesar Rp2,28 triliun dari General Catalyst.

Proses negoasiasi dan pembayaran tunai

Beroperasi sejak tahun 2019, inDrive telah melayani kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Makassar. inDrive juga sudah hadir di 47 negara dan lebih dari 700 kota dengan total 2 miliar perjalanan. Seperti layanan ride-hailing umumnya, inDrive memanfaatkan kendaraan milik mitra pengemudi untuk disewakan sebagai moda transportasi.

“Yang membedakan inDrive dari pemain lainnya adalah P2P ride-hailing service. Jadi, kami memberdayakan komunitas untuk mendapatkan layanan terbaik. Komisi yang kami kenakan kepada pengemudi adalah 10% saja,” kata Georgy.

Adapun, inDrive menyediakan pilihan negosiasi dan harga yang terjangkau dan transparan kepada penumpang dan pengemudi. Proses negosiasi bisa dilakukan untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan menekankan kepada kebebasan yang bisa dilakukan oleh penumpang dan pengemudi. Penumpang bisa memesan lewat aplikasi inDrive dari lokasi satu ke lokasi lainnya.

Nantinya akan muncul rekomendasi harga di aplikasi. Kedua pihak bisa menolak jika harga yang ditawarkan tidak sesuai, dan bisa langsung menerima jika sudah sesuai dengan kesepakatan antara kedua pihak. Model ini menjadi unggulan inDrive, dan diklaim cukup diminati sebagian besar pengguna di Indonesia.

Saat ini, inDrive belum masuk ke segmen korporasi sebagai target pengguna dan masih fokus ke pengguna individu. Metode pembayaran juga ada dalam opsi tunai, sedangkan pembayaran digital lewat e-wallet maupun kartu kredit belum tersedia. Namun, pihaknya mengklaim telah mendapatkan feedback positif dari pengguna ride-hailing inDrive.

Kantongi pendanaan baru

Awal tahun ini, inDrive telah menggalang dana sebesar $150 juta (Rp2,28 triliun) dalam instrumen hybrid inovatif dari General Catalyst. Dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk mendanai pemasaran, termasuk akuisisi pengguna dan biaya retensi. General Catalyst sebelumnya berpartisipasi dalam putaran investasi seri C senilai $150 juta yang dipimpin oleh Insight Partners pada 2021.

Di tengah kondisi makro global yang menantang, inDrive mengaku mencatat pertumbuhannya yang cepat di sepanjang 2022. Pendapatan kotor inDrive naik sebesar 88% (YoY). Wilayah operasionalnya bertambah dari 37 negara di 2021 menjadi 47 negara. Jumlah timnya juga tercatat sebanyak 2.700 karyawan yang tersebar di 17 kantor di seluruh dunia dengan 1.000 karyawan baru.

Di tahun yang sama, perusahaan telah meluncurkan beberapa lini bisnis baru, memperluas penawarannya dari yang sebelumnya terbatas pada transportasi penumpang dan kargo, pengiriman, dan layanan tukang, kini inDrive menawarkan iklan pencarian pekerjaan dan layanan pembelian secara berkelompok.

Saat ini inDrive telah memiliki tim yang ditempatkan di Indonesia. Khusus untuk pasar Indonesia, inDrive memiliki beberapa rencana untuk mendorong pertumbuhan bisnis hingga dua kali lipat. Perusahaan juga akan menambah kualitas dan keamanan layanan kepada pengguna. Bukan hanya tersedia di kota-kota besar, inDrive juga ingin memperluas layanan di rural area.

Persaingan ketat layanan on-demand

Selain Gojek dan Grab, di Indonesia saat ini layanan ride-hailing juga diisi oleh pemain baru, yakni Maxim. Namun, masuk ke bisnis on-demand di Indonesia tidak mudah. Untuk bisa bertahan, penyedia layanan perlu mendiversifikasi layanan, fokus pada pengalaman pelanggan, membangun kemitraan yang kuat, berinovasi, dan beradaptasi.

Di saat yang sama, perusahaan juga perlu menyadari tantangan yang dihadapi pasar, termasuk hambatan regulasi, persaingan ketat, retensi pengemudi, dan ketidakpastian ekonomi.

Sementara Grup AirAsia  saat ini secara aktif telah menghadirkan layanan-layanan baru sebagai upaya menumbuhkan pendapatan non-maskapainya. Salah satunya adalah layanan ride-hailing yang sudah resmi meluncur di Malaysia pada 2020. Indonesia menjadi negara ketiga peluncuran layanan ride-hailing di Bali, setelah Thailand dan Filipina untuk ekspansi regional airasia Super App.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Bisnis dan Ekspansi Layanan Tencent Cloud di Asia Tenggara

Cloud computing atau komputasi awan telah merevolusi cara bisnis menyimpan, mengelola, dan memproses data. Dengan infrastruktur yang dapat diskalakan dan model penetapan harga yang hemat biaya. Hal tersebut telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi perusahaan yang ingin meningkatkan infrastruktur teknologi informasi. Asia Tenggara pada khususnya dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan populasi yang tergolong “tech-savvy”, merupakan wilayah yang memiliki potensi besar dari penerapan cloud computing atau komputasi awan.

Dalam laporan yang dirilis DSInnovate dan Alibaba Cloud Indonesia bertajuk From Self-built to Cloud Native, Why Do Startup Choose Cloud? terungkap, bisnis digital saat ini dituntut untuk bisa untuk menghadirkan aplikasi dengan kinerja yang andal. Pertumbuhan pelanggan semakin sulit untuk diprediksi; ketika pertumbuhan terjadi dan sistem tidak siap, bisa menghasilkan retensi pengguna yang buruk.

Terlepas dari tantangan tersebut, potensi cloud computing di Asia Tenggara cukup signifikan. Dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini dan meningkatnya permintaan layanan digital, komputasi awan kemungkinan akan memainkan peran yang semakin penting dalam transformasi digital di Asia Tenggara.

Fokus pengembangan Tencent Cloud di Asia Tenggara

Perwakilan Tencent Cloud / Tencent Cloud

Sebagai salah satu platform cloud computing dari Tiongkok, Tencent Cloud mencoba menghadirkan teknologi dan layanan yang relevan secara global.

Dalam sesi temu media di Singapura beberapa waktu lalu, SVP Tencent Cloud International Poshu Yeung mengungkapkan, fokus awal perusahaan adalah mengembangkan layanan dan teknologi untuk Tiongkok. Namun saat ini perusahaan juga mulai melakukan ekspansi di luar Tiongkok terutama di wilayah Asia Tenggara. Mulai dari Hong Kong (Macau), Thailand, dan tentunya Indonesia.

“Pada dasarnya adalah wilayah Asia Tenggara, karena menurut saya Asia Tenggara saat ini sedang mengalami proses skip generation, jadi mereka melewati one big step dan saat ini mereka melihat perlunya melakukan adaptasi dan adopsi teknologi secara cepat.”

Salah satu keuntungan utama komputasi awan adalah skalabilitas. Karena bisnis di Asia Tenggara terus tumbuh dan berkembang, mereka membutuhkan infrastruktur TI yang dapat mengikuti perubahan kebutuhan. Komputasi awan memungkinkan bisnis dengan cepat dan mudah meningkatkan atau menurunkan sumber daya TI mereka sesuai kebutuhan, tanpa harus berinvestasi dalam hardware dan software yang mahal.

Ditambahkan olehnya lokalisasi kemudian menjadi fokus perusahaan. Dalam hal ini sebelum melancarkan bisnis mereka di negara tertentu, sudah mengikuti aturan dari regulator terkait dan memastikan compliance atau kepatuhan sudah dijalankan secara akurat hingga 100%.

“Kita sudah menjalankan bisnis di Thailand, demikian juga di Indonesia. Secara menyeluruh di wilayah Asia Tenggara kami juga terus mengalami pertumbuhan. Tercatat Tencent Cloud telah mengalami pertumbuhan hingga 3 digit di Thailand dan Indonesia,” kata Poshu.

Membangun dua data center di Indonesia

Sejak tahun 2021 lalu Tencent Cloud sudah membangun dua data center di Indonesia. Perusahaan juga mengklaim masih terus membina relasi dan bekerja dengan pihak terkait di Indonesia, dengan menempatkan tim lokal. Pemain lain yang juga sudah mulai menggelontorkan investasi untuk membangun pusat data di Indonesia adalah Alibaba, Amazon, dan Google.

Sebagai platform yang memiliki konten dalam jumlah yang cukup besar, kehadiran Tencent di Indonesia selama ini telah diperkuat dengan WeTV dan iflix Indonesia. Kedua aplikasi tersebut kini dikelola Tencent, dan menempatkan Lesley Simpson sebagai Country Manager WeTV dan iflix Indonesia.

Disinggung apakah ke depannya Tencent Cloud akan lebih memfokuskan kepada pengembangan konten media seperti VOD hingga OTT di Indonesia. Menurut Poshu hal tersebut merupakan salah satu kekuatan Tencent Cloud, dilihat dari potensi dan demand dari platform OTT di Indonesia.

Ukuran pasar layanan media di wilayah APAC diproyeksikan mencapai $6.9 miliar pada tahun 2026, dengan CAGR sebesar 27% selama empat tahun ke depan. Selain itu, permintaan untuk solusi audio dan video diperkirakan akan meningkat di berbagai industri hilir, dengan sektor e-commerce menunjukkan CAGR terbesar di antara sektor lain termasuk game online, media dan hiburan, perusahaan, dan layanan kesehatan.

“Memanfaatkan pengalaman Tencent selama dua dekade dalam melayani dan menghubungkan lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia pada platform yang berhubungan dengan konsumen, Tencent Cloud berada dalam posisi yang kuat secara strategis untuk membantu perusahaan mencapai immersive convergence, sebuah konsep yang menggabungkan teknologi dan pendekatan inovatif mengintegrasikan ekonomi digital dan dunia nyata untuk koneksi tanpa batas,” kata Poshu.

EY Rangkum Strategi Hadapi 2023 bagi Perusahaan Teknologi

Industri teknologi dikenal dengan semangat inovatifnya. Ketika muncul teknologi baru dan kebutuhan konsumen berubah, perusahaan teknologi dan startup perlu menyesuaikan model bisnis untuk tetap relevan.

Memasuki tahun 2023, industri teknologi menghadapi perubahan yang menuntut perusahaan melakukan pendekatan baru agar tetap kompetitif. Laporan yang dirilis oleh Ernst & Young (EY) mengungkap bahwa sektor teknologi dapat tetap bertahan dan mengatasi kondisi buruk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi.

Berikut adalah sejumlah langkah strategis yang dapat diterapkan oleh perusahaan teknologi agar dapat bertahan pada tahun ini.

Potensi M&A

Aksi merger and acquisition (M&A) telah banyak ditempuh oleh sejumlah startup di Indonesia. Menurut laporan EY, ini menjadi langkah strategis apabila melihat situasi makro dan volatilitas keuangan saat ini. Akuisisi dengan skala besar dan transformatif disebut dapat membuka kesempatan bagi perusahaan teknologi ke pasar baru atau vertikal yang berdekatan, seperti healthtech atau fintech.

Ketika tren investasi VC mulai melambat, situasi ini meningkatkan peluang bagi korporasi untuk melakukan M&A dengan perusahaan yang sedang berkembang atau yang sudah menunjukkan traksi dan pertumbuhan positif.

Beberapa kesepakatan M&A yang sudah terjadi di antaranya adalah akuisisi Kiddo oleh perusahaan asal Singapura Flying Cape. Selain itu, aksi serupa juga dilakukan GoTo terhadap startup logistik Swift. Di awal 2023, MyRobin diakuisisi oleh platform manajemen tenaga kerja asal India, Better Place.

“Apakah tujuannya mendapatkan talenta, teknologi, bisnis, atau pangsa pasar baru, M&A akan menjadi cara yang baik untuk memperkaya ekosistem startup. Ini adalah opsi yang harus terus dicermati oleh para pendiri startup dan investor untuk tahun ini,” kata EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Oki Stefanus.

Analitik untuk optimalkan pendapatan

Di era digital saat ini, pelaku bisnis mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti interaksi dengan pelanggan, trafik website, media sosial, dan laporan penjualan. Namun, mengumpulkan data saja tidak cukup. Perusahaan perlu memanfaatkan analytics tools untuk memahami data dan memanfaatkannya dalam mengoptimalkan pendapatan mereka.

Menurut EY, analytics tools dapat digunakan untuk memutuskan strategi dengan mempertimbangkan berbagai skenario, seperti faktor inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan risiko lain. Hal ini akan membantu perusahaan menentukan harga di berbagai model bisnis yang berbeda.

Mengubah sistem rantai pasokan

Mengubah rantai pasok adalah proses memikirkan kembali dan merekayasa ulang rantai pasok perusahaan demi mencapai hasil yang lebih baik. Hal ini dapat melibatkan proses pengadaan, produksi, distribusi, logistik, penerapan teknologi, dan sistem baru untuk mengoptimalkan aliran barang dan jasa.

EY mencatat, rantai pasok selama beberapa tahun terakhir terganggu karena faktor penurunan iklim politik, ekonomi, dan keuangan. Perusahaan teknologi perlu mengurangi ketergantungan mereka pada geografi yang tidak stabil secara geopolitik dengan menggandakan lokalisasi. Perusahaan perlu memisahkan rantai pasok mereka, termasuk nearshoring dan reshoring.

“Sektor ini sekarang perlu menyebarkan jejak industrinya di berbagai wilayah geografis sehingga butuh investasi besar. Perusahaan akan didukung oleh peraturan dari pemerintah, dan mereka yang tidak terhalang oleh kenaikan biaya yang tak terelakkan,” kata EY Americas TMT Leader Ken Englund.

Mempertahankan talenta terbaik

Mempertahankan talenta terbaik sangat penting untuk kesuksesan bisnis. Kehilangan karyawan terbaik dapat mengakibatkan peningkatan biaya, penurunan produktivitas, dan dampak negatif pada moral. Maka itu, perusahaan perlu menerapkan strategi untuk mempertahankan talenta terbaik mereka.

Dalam rangkumannya, EY menyebutkan bahwa ada penyelarasan ulang dalam prioritas kerja selama pandemi. Sebanyak 56% karyawan di sektor ini mengindikasikan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini untuk mendapatkan gaji lebih tinggi, program kesejahteraan yang lebih baik, dan peluang karir baru.

Industri teknologi tidak hanya menghadapi isu kekurangan talenta untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang, tetapi juga penghentian perekrutan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai tanggapan terhadap ketidakpastian ekonomi. Meskipun saat ini banyak PHK dilakukan oleh perusahaan teknologi, tetapi langkah tersebut terkadang perlu dilakukan untuk merestrukturisasi perusahaan atau menanggapi tekanan ekonomi.

“Dalam lanskap yang kompleks ini, bisnis harus menyeimbangkan tenaga kerja dengan mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan karyawan terbaik, mendefinisikan ulang pengalaman kerja hybrid, membina beragam tim dan budaya yang inklusif, serta mengatasi kekhawatiran karyawan yang muncul,” kata EY Global TMT People Advisory Services Leader Susan Robinson.