Berbekal Sebuah Terobosan Inovatif, Corsair Kian Percaya Diri Merangkul Konsep Gaming Gear Wireless

Saat ini, hal paling menantang bagi produsen periferal gaming adalah meyakinkan gamer pro untuk menggunakan periferal nirkabel. Alasan mereka tetap berpegang pada teknologi lawas kemungkinan besar tak jauh berbeda: sambungan fisik lebih bisa diandalkan dan peluang adanya interferensi jauh lebih kecil. Namun keadaan pelan-pelan berubah. Sistem wireless mulai dipercaya dan Corsair ialah salah satu nama yang mempionirkannya.

Bahkan sebelum menyuguhkan solusi kustomisasi all-in-one lewat software iCUE, Corsair Components sudah lama menawarkan kapabilitas nirkabel di gaming gear mereka sembari terus mengembangkan teknologinya. Di awal tahun ini, tersingkaplah satu terobosan wireless yang berpeluang merevolusi ranah penyajian periferal komputer. Dan dalam acara Corsair Press Tour 2019 di Jakarta minggu kemarin, perusahaan asal Fremont itu mengungkapnya lebih detail.

Corsair Press Tour 2019 1

Di presentasinya, senior product line manager Corsair Michael Grey menjelaskan bagaimana signifikansi teknologi wireless lambat laun diakui dan bertambah esensial. Namun begitu, ia menyadari ada sejumlah aspek yang perlu diperbaiki jika produsen ingin produk-produk mereka diadopsi lebih banyak konsumen. Langkah ini boleh dikatakan sebagai lanjutan kampanye Unplug and Play tahun lalu yang dimaksudkan buat membebaskan pengguna dari ‘jeratan kabel’.

Corsair Press Tour 2019 18

Agar perangkat berkonektivitas wireless dapat bekerja sebaik varian berkabel, Corsair menetapkan bahwa waktu respons 1-milidetik harus tercapai dan jadi standar. Beberapa nama dapat menyajikannya, tapi memang masih ada banyak kendala yang harus diatasi. Gray mengkungkap tiga kekurangan terbesar dari teknologi nirkabel. Pertama, jangkauannya terbatas; kemudian penggunaan dua receiver berpeluang lebih besar menciptakan gangguan; dan terakhir, bunyi-bunyian di sekitar bisa menyebabkan hilangnya informasi atau memperlambat aliran data.

Corsair Press Tour 2019 2

 

Slipstream

Melihat eksistensi dari kendala-kendala itu, Corsair menyodorkan solusi lewat terobosan bertajuk Slipstream. Teknologi ini menjanjikan sinyal yang lebih kuat (hingga radius 20-meter), stabilitas terlepas dari banyaknya interferensi via pemanfaatan Intelligent Frequency Shift, serta kecepatan tinggi dalam mengirim data ke unit receiver dengan waktu cuma 0,5-milidetik.

Corsair Press Tour 2019 11

Slipstream merupakan sebuah protokol racikan Corsair sendiri yang didesain agar mampu mengirimkam paket data per bandwidth di satuan milidetik dua kali lebih besar. Rahasia kemampuannya itu ialah Intelligent Frequency Shift, yaitu layer pintar yang berfungsi untuk mengirimkan ulang data jika ada kendala dan menjaganya alirannya tetap optimal. IFS secara terus-menerus melakukan pemindaian demi mencari transmisi terbaik dan paling stabil (di 0,5-milidetik).

Corsair Press Tour 2019 8

Slipstream diklaim mampu menghasilkan sinyal berkekuatan dua setengah kali lebih besar dari teknologi wireless generasi selanjutnya berbekal upgrade pada platform RF, dan diharapkan bisa menjadi jalan keluar bagi mereka yang pernah kecewa dengan performa gaming gear berbasis frekuensi 2,4GHz. Itu berarti di atas kertas, Slipstream menghidangkan kecepatan yang lebih tinggi dibanding teknologi Lightspeed 1-milidetik punya Logitech.

Corsair Press Tour 2019 4

Hal menarik di sini adalah, Corsair memutuskan agar teknologi canggih ini inklusif dan bisa mudah dijangkau oleh lebih banyak konsumen. Buat sekarang, Slipstream bisa ditemukaan di mouse gaming Harpoon RGB Wireless yang saya ulas di Januari kemarin. Dari sisi desain, perangkat ini identik seperti varian standarnya, dan saya sempat penasaran mengapa kehadiran opsi wireless di sana membuat harganya melonjak cukup tinggi. Namun saya juga mengakui istimewanya kinerja mode nirkabel Harpoon RGB Wireless dan kini memahami alasannya.

Corsair Press Tour 2019 13

Ke depannya, Slipstream tak hanya berguna untuk meningkatkan stabilitas koneksi wireless dan menyuguhkan kecepatannya tinggi saja. Corsair sempat menyingkap agenda mereka terkait Slipstream selanjutnya.

Corsair Press Tour 2019 6

Corsair meyakini, Slipstream nantinya juga akan jadi hal esensial di ranah audio, terutama di aspek komunikasi. Saat ini memang ada banyak pilihan headphone dengan output high definition, tapi mayoritas dari mereka dibekali microphone berperforma pas-pasan karena komponen chipset memangkas frekuensi input. Slipstream siap menjawab kendala tersebut berkat dukungan bandwidth dua arah serta sambungan nirkabel berjarak jauh – mencapai 30-meter.

Corsair Press Tour 2019 10

Selain itu, teknologi Slipstream juga memungkinkan satu unit adaptor tersambung ke tiga periferal – sehingga kita bisa menambahkan keyboard dan headset tanpa perlu mencantumkan dongle USB berbeda. Sayangnya, masih terlalu dini untuk membicarakan produk-produk anyar Corsair yang akan mengusungnya…

Corsair Press Tour 2019 15

 

Tradisi Corsair dan perkenalan anggota keluarga baru

Tentu saja, Corsair Press Tour 2019 bukan cuma mengenai Slipstream. Lewat acara ini, sang produsen meluncurkan beragam aksesori PC baru, di antaranya ada mouse top-end M65 RGB Elite (dibanderol Rp 1,05 juta) dan Ironclaw RGB (Rp 950 ribu), fan & pump head LL120 RGB putih, case PC pintar Crystal 680X RGB (Rp 3,95 juta) serta case mid-tower Carbide 678C (Rp 2,8 juta). Di sana, Corsair tak lupa menghadirkan keyboard khusus hiburan K83 yang mereka perkenalkan beberapa minggu lalu.

Corsair Press Tour 2019 16

Menjawab pertanyaan saya, Michael Grey menyampaikan bahwa K83 Entertainment Keyboard belum dilengkapi teknologi Sliptream karena ia memang tidak membutuhkannya. Berbeda dari sebagian besar papan ketik Corsair, K83 dirancang untuk menjadi pusat kendali segala jenis konten hiburan ‘kasual’. Produk tidak dikhususkan buat gaming walaupun mempunyai thumb stick, sebuah shoulder button dan satu tombol trigger di area kanan.

Corsair Press Tour 2019 19

Corsair Press Tour 2019 juga menandai pelepasan produk-produk khusus streamer buatan Elgato di Indonesia, yang jadi bagian dari perusahaan setelah Corsair mengakuisisinya di pertengahan tahun lalu. HD60 Pro, HD60S, Stream Deck, Cam Link 4K, Key Light sampai Elgato Green Screen rencananya akan hadir di bulan April 2019.

Corsair Press Tour 2019 5

Corsair Press Tour 2019 12

Corsair Press Tour 2019 20

Mengulik Keunikan 2 Laptop Gaming Acer Predator Triton Baru

Dengan menyimak CES, kita bisa mendapatkan gambaran mengenai produk serta teknologi seperti apa yang akan hadir di sepanjang tahun. Satu hal yang memeriahkan segmen laptop di 2019 ialah tersedianya kartu grafis berteknologi ray tracing Nvidia, GeForce RTX. Para produsen tentu tak membuang-buang waktu. Brand-brand semisal Asus, MSI, dan Gigabyte diketahui mulai membawa laptop ber-RTX ke tanah air.

Anda mungkin sudah memahami fitur-fitur yang ditawarkan oleh GeForce RTX berkat gencarnya pengenalan yang dilakukan produsen. Namun ketika kompetitor senegaranya terlihat fokus mempresentasikan kualitas grafis, Acer juga mencoba bermain-main dengan desain eksperimental. Setelah sempat menggarap desktop replacement monster berlayar melengkung beberapa tahun silam, kali ini produsen PC asal Taiwan itu mengusung konsep panel berputar lewat Predator Triton 900.

Namun Triton 900 bukan satu-satunya notebook high-end andalan Acer untuk berkiprah di tahun ini. Di CES 2019, perusahaan juga menyodorkan opsi alternatif dengan wujud familier yang dititikberatkan pada aspek keringkasan. Acer menamainya Predator Triton 500. Dan kurang lebih dua bulan selepas pengumumannya, kedua produk melakukan pendaratan di Indonesia. Triton 500 sudah resmi dipasarkan, sedangkan saudara berlayar putarnya dapat di-pre-order.

Triton 16

 

Mengenai dua Triton baru

Dalam debut Predator Triton 900, Acer menyampaikan bahwa pembuatannya didorong oleh keinginan mereka buat merombak penyajian laptop tanpa mengorbankan performa. Berkat layarnya yang dapat diputar, terbuka beragam skenario penggunaan. Lalu konsumen juga diberi keleluasaan untuk menemukan posisi paling ‘ergonomis’ saat ber-gaming. Sebagai perangkat convertible, Triton 900 menyuguhkan empat mode pemakaian: notebook, display (layar mengarah ke belakang), tablet, dan ‘Ezel’ yang diprioritaskan bagi interaksi via layar sentuh.

Triton 10

Predator Triton 500 sendiri merupakan pewaris Triton 700 yang tersedia di Indonesia bulan Oktober 2018 silam. Ia adalah laptop berlayar 15-inci 144Hz yang ramping, dengan ketebalan hanya 17,9mm dan bobot 2,1kg sehingga memudahkannya diselipkan dalam tas serta dibawa-bawa. Mengikuti tren populer di segmen laptop ultra-tin, Triton 500 dibekali bingkai layar tipis berukuran 6,3-milimeter. Acer memilih Nvidia RTX berdesain Max-Q sebagai komponen utama di dapur pacu grafis, dan menjanjikan daya tahan baterai sampai delapan jam.

Triton -2

 

Inovasi desain

Pemakaian engsel ‘Ezel Aero’ di Predator Triton 900 memang menjadi aspek yang paling mencuri perhatian, tetapi ada banyak invosi desain esensial – dan kadang terselubung – bisa ditemukan di sana. Tubuh Triton 900 terbuat dari konstruksi logam, dan Acer terlihat berusaha untuk meminimalkan volumenya. Agar badan tetap ramping tanpa mengorbankan ruang hardware, produsen menempatkan GPU dan CPU di zona terpisah dari keyboard.

Triton 9

Efeknya, Triton 900 mempunyai layout yang menyerupai ROG Zephyrus – dengan keyboard, rankaian tombol macro dan bagian touchpad merangkap numpad menjorok ke depan. Papan ketik ini dibekali pencahayaan RGB per-key, sehingga Anda bisa memilihkan warna buat masing-masing tombol. Sistem serupa juga diterapkan di Predator Triton 500, tapi yang membuat Triton 900 berbeda ialah pemanfaatan papan ketik mekanis berprofil slim clicky-nya.

Triton 12

Meski wujudnya tidak terlalu bulky, Triton 900 sudah masuk ke segmen desktop replacement. Beberapa orang mungkin tak keberatan membawa laptop berukuran besar, tetapi tubuh all-metal perangkat ini membuatnya sangat berbobot. Saya belum mengetahui berapa berat keseluruhannya, namun butuh perjuangan hanya untuk membolak-balikkan laptop ketika saya ingin mengambil foto.

Triton 15

Triton 900 menyajikan layar sentuh berjenis IPS seluas 17,3-inci dengan resolusi 4K. Panel tersebut mampu merespons sepuluh titik sentuhan dan membaca gesture berbeda, serta dibekali teknologi Nvidia G-Sync buat membasmi efek screen tearing. Menariknya, Acer tampak tak mau buru-buru mencantumkan high-dynamic range di layar seperti yang sudah dilakukan Dell pada laptop Alienware dan Lenovo untuk lini Legion-nya.

Triton 17

Desktop convertible tersebut juga menyimpan sebuah rahasia menarik. Melengkapi port fisik standar, Triton 900 memiliki USB slot tersembunyi buat mencantumkan wireless adapter controller Xbox One S. Setelah dicolokkan, dongle bisa disembunyikan dalam chassis.

Triton 20

Triton 13

 

Pembaruan di dalam

Efek dari pemakaian komponen-komponen high-end seperti Nvidia GeForce RTX dan prosesor Intel Core i7 8th-gen adalah temperatur yang tinggi. Untuk menjinakkannya, Acer memperbarui desain kipas Aeroblade 3D mereka. Perancangan fan generasi keempat itu terinpsirasi dari ujung sayap burung hantu, memanfaatkan bahan logam. Dibanding jenis plastik, 49 buah bilah Aeroblade berketebalan hanya 0,1mm yang ada di sana mampu meniupkan angin 45 persen lebih banyak.

Triton 19

Di dalam Triton 900, terdapat dua fan Aeroblade 3D yang mampu berputar lebih cepat 11 persen via teknologi Coolboost beserta enam heat pipe. Di saudarinya yang lebih tipis, jumlah kipas Aeroblade lebih banyak: ada tiga buah dan dikombinasikan bersama lima pipa pendingin.

Triton 4

Predator Triton 500 menyuguhkan opsi kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2060 dan 2080 berdesain Max-Q, sedangkan Triton 900 dipersenjatai GPU RTX 2080 kelas desktop. Keduanya diotaki oleh Intel Core i7 8750H – tersedia pula pilihan prosesor 8950H khusus Triton 900 – serta dilengkapi RAM dual channel DDR4 2666MHz maksimal 32GB.

Triton 6

Battlefield V dan Metro Exodus digunakan Acer untuk mendemonstrasikan kinerja laptop-laptop baru mereka, dipilih karena telah didukung oleh teknologi real-time ray tracing. Battlefield V berjalan sangat lancar di Predator Triton 900 tanpa perlu mengaktifkan mode overclock. Metro Exodus sendiri saya uji langsung di setting grafis ultra dengan resolusi 1080p serta opsi ray tracing dan fitur Nvidia HairWorks menyala. Permainan terhidang mulus tanpa kendala.

Triton 8

 

Alasan konsumen memilih Predator

Kita semua tahu bahwa lini Acer Predator bukanlah produk murah. Di Indonesia, Predator Thronos boleh dikatakan sebagai pemegang rekor set gaming PC termahal. Saya bertanya pada presales manager Acer Dimas Setyo mengenai apa alasan konsumen memilih produk gaming mereka. Ia menyebutkan tiga poin. Pertama, mayoritas perangkat Predator gampang di-upgrade. Kedua, pusat servisnya mudah ditemukan dan Acer berkali-kali memenangkan penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award. Dan ketiga, produk mereka jadi favorit berkat kehadiran fitur-fitur unik.

Triton 7

Seperti deretan produk Predator sebelumnya, Triton 500 dan 900 tidak hanya dikhususkan bagi gamer. Beragam fungsi serta fitur di sana juga sangat berguna untuk para pekerja kreatif dan kalangan pencipta konten.

Triton 5

 

Harga dan ketersediaan

Seperti yang sempat saya sebutkan, Predator Triton 500 sudah siap untuk dipinang. Model ber-GPU RTX 2060 Max-Q dibanderol Rp 35 juta dan varian dengan kartu grafis RTX 2080 dijajakan di harga Rp 54 juta. Lalu buat memiliki Predator Triton 900, Anda perlu mengeluarkan uang lebih banyak lagi, produk dijual seharga mulai dari Rp 70 juta ‘saja’, rencananya akan tiba di bulan April 2019.

Triton 3

Bagaimana Operation Burnt Horizon Mempengaruhi Meta Rainbow Six: Siege

Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege kini telah menginjak tahun keempat. Sesuai tradisi yang sudah dijaga selama tiga tahun sebelumnya, Ubisoft selalu merilis konten baru secara berkala tiap tahun, dengan jadwal update yang terbagi ke dalam empat periode (season). Setiap season dalam satu tahun itu biasanya berisi konten dua karakter (Operator) baru ditambah dengan konten-konten lainnya (event, map, dll). Jadi dalam satu tahun Rainbow Six: Siege sudah pasti akan mendapat delapan Operator baru.

Ubisoft juga selalu memberi nama yang keren pada setiap season tersebut. Sebagai contoh, update konten Year 1 Season 3 memiliki nama Operation Skull Rain. Year 2 Season 1 bernama Operation Velvet Shell. Begitu seterusnya. Mulai bulan Maret 2019 ini, kita memasuki Rainbow Six: Siege periode Year 4 Season 1, dengan nama Operation Burnt Horizon.

Setiap season dalam Rainbow Six: Siege selalu memberikan banyak konten baru yang dapat mengubah suasana permainan dengan cukup drastis. Ada apa saja di Operation Burnt Horizon, dan seperti apa pengaruhnya pada meta Rainbow Six: Siege saat ini? Simak ulasan Hybrid bersama komunitas R6 IDN (Rainbow Six: Siege Indonesia Community).

Operator: Gridlock (Attacker)

Rainbow Six: Siege - Gridlock
Operator Gridlock | Sumber: Ubisoft

Operation Burnt Horizon menambahkan dua Operator baru berkebangsaan Australia yang tergolong cukup tricky digunakan. Pertama yaitu Gridlock, anggota Australian Special Air Service Regiment (SASR) Mobility Platoon yang merupakan spesialis misi perlindungan. Gridlock adalah seorang pekerja keras, dan di samping prajurit yang hebat, ia juga merupakan mekanik andal.

Keahlian Gridlock tergolong tak lazim bagi seorang Attacker, karena Gadget unik miliknya yang bernama Trax Stingers justru berwujud jebakan. Sekali Gridlock melemparkannya, Trax Stingers akan menyebarkan duri-duri besi dalam jumlah besar di lantai, membuat musuh kesulitan memasuki ruangan atau lorong-lorong. Karakter tipe Attacker tidak akan terpengaruh oleh duri-duri tersebut, tapi Defender yang menginjaknya akan terkena damage, bergerak lebih lambat, serta menimbulkan suara berisik.

Jebakan dari Trax Stingers dapat dihancurkan, misalnya dengan cara menembaknya atau memukulnya dengan popor senapan. Tapi semua tindakan ini akan menimbulkan suara. Dalam game taktis seperti Rainbow Six: Siege, di mana posisi sangat menentukan prestasi, memberi tahu lawan posisi kita lewat suara sama saja dengan bunuh diri.

Menurut Bobby Rachmadi Putra dari R6 IDN, peran Gridlock di permainan akan mirip dengan Nomad yang dirilis dalam Operation Wind Bastion. Tugas Gridlock adalah melindungi tim dari serangan roamer Defender, atau melindungi tim pada saat planting di bomb site. “Tinggal pinter-pinternya Defender untuk ngehancurin Gadget dia dulu sebelum menjadi banyak kayak laba-laba,” ujar Bobby.

Trax Stinger yang tergolong cukup spammable memang akan sangat merepotkan bila dibiarkan merajalela. Menurut Bobby, Gadget ini juga dapat digunakan sebagai umpan, karena tim lawan akan sibuk menghancurkan Trax Stinger di tengah pertarungan. Peran Gridlock penting untuk kerja sama tim, namun sesuai perannya sebagai Attacker, ia juga kuat untuk bertarung solo. “Nah, Gridlock bisa dibilang kalau dia last man standing bakalan kuat posisinya dengan Gadget untuk cover planting bomb. Armor 3 tebel, Gadget-nya kayak gitu nge-block entry point,” kata Bobby. Penggunaan Gridlock cukup situasional, namun bila dalam kondisi yang tepat, Operator ini sangat merepotkan dan berbahaya.

Operator: Mozzie (Defender)

Rainbow Six: Siege - Mozzie
Operator Mozzie | Sumber: Ubisoft

Berkebalikan dengan Gridlock yang kalem, Mozzie justru merupakan Operator yang tengil dan pemberani. Ia memiliki spesialisasi dalam bidang pengintaian (reconnaissance), serta ahli menyetir di medan off-road. Di balik kepribadiannya yang humoris, Mozzie adalah anggota elit Australian SASR Mobility Platoon yang cerdas dan sulit ditebak. Mozzie dan Gridlock telah lama menjadi partner, dan keduanya pernah meraih penghargaan National Emergency Medal bersama-sama.

Bila Gridlock adalah Attacker dengan keahlian mirip Defender, Mozzie justru Defender dengan gaya main seperti Attacker. Gadget unik miliknya adalah Pest Launcher, robot serangga kecil yang dapat membajak drone lawan untuk dijadikan miliknya sendiri. Dengan penguasaan drone, Mozzie dapat mengintai posisi lawan lebih mudah dan membantu tim menyiapkan serangan kejutan.

Dari segi daya hancur, Mozzie mungkin tidak terdengar menyeramkan. Tapi keberadaannya akan membuat lawan harus selalu was-was terhadap drone pengkhianat. Selagi perhatian lawan teralihkan oleh drone, kawan-kawan Mozzie dapat menyerang musuhnya dari titik-titik yang tak terduga.

“Dua-duanya (Gridlock dan Mozzie) tuh game changing banget sih. Tapi Mozzie nih bener-bener mengubah style banget.” Bobby berpendapat bahwa Mozzie punya dampak besar para permainan, seperti Echo, “Cuman bedanya kalau punya Mozzie kan drone si Attacker, yang pasti dia bisa lompat dan jalan-jalan ke mana aja. Itu yang bikin dia penting untuk stay alive sampai akhir round.

Mozzie juga lebih “galak” dalam urusan roaming, karena mobilitas Operator ini lebih tinggi dari Echo. Mozzie memiliki Speed 2 dan Armor 2, lebih gesit daripada Echo yang memiliki Speed 1 dan Armor 3. “Jadi nanti kalau sudah masuk ke esports, pro player pasti bakalan ban Mozzie atau Echo, nggak cuman Echo lagi aja,” jelas Bobby.

Map baru: Outback

Rainbow Six: Siege - Outback
Outback terdiri atas tiga bangunan, Garage, Restaurant, dan Motel | Sumber: Ubisoft

Tidak hanya dua Operator baru yang berasal dari Australia, map baru bernama Outback ini pun mengambil suasana dari Australia. Tepatnya dari rest area di jalan-jalan padang pasir (country road) Australia. Bobby bahkan bercerita bahwa desain map ini sangat mirip dengan pengalamannya saat tinggal di Australia dulu. Dengan kemunculan Outback, kini jumlah map dalam Rainbow Six: Siege telah mencapai 21 lokasi.

Area pertempuran dalam Outback terbagi ke dalam tiga bangunan yang mudah dikenali berdasarkan warna cat dindingnya. Bangunan pertama yaitu Garage memiliki warna biru, Restaurant memiliki warna hijau, dan Motel memiliki warna kuning. Ketiga bangunan ini saling terhubung, dan terdiri dari banyak sekali ruangan yang terpisah dengan sekat-sekat.

“Tempatnya luas tapi tersekat banyak sekali ruangan. Agak susah untuk bikin rotation dan roamer yang roaming jauh dan dekat, karena efek suara langkah kakinya jadi lebih kedengaran,” kata Bobby. Bangunan-bangunan di Outback memang rata-rata memiliki dua lantai dan memiliki banyak lantai yang terbuat dari kayu. Jadi pertempuran di sini akan sangat menegangkan karena suara langkah kaki membuat musuh selalu terasa dekat.

Masalah terbesarnya, meskipun kita tahu bahwa ada musuh di dekat kita, kita tidak tahu mereka ada di ruangan mana. Banyak juga lantai yang dapat dihancurkan, baik dari atas ke bawah atau sebaliknya, membuat vertical play di Outback sangat terasa. Informasi posisi musuh serta keahlian pemain untuk bertarung jarak dekat akan memegang peranan penting dalam pertarungan di map ini.

Lebih memfasilitasi pemain baru

Fitur baru yang muncul di Operation Burnt Horizon adalah playlist Newcomer. Khusus untuk pemain-pemain yang masih berada di bawah level 50, Ubisoft telah merancang sebuah playlist berisi beberapa map yang mudah dimainkan, yaitu Bank, Consulate, dan Chalet. Ketiga map ini dianggap sangat merepresentasikan core gameplay Rainbow Six: Siege, sehingga diharapkan dapat membantu para pemain baru untuk belajar memainkan game ini.

Dalam playlist Newcomer, para pemain akan masuk ke mode Bomb, kemudian tim pihak Attacker dapat memilih lokasi spawn dengan sistem voting. Sementara di tim Defender, lokasi bom akan dipilih otomatis sebelum game dimulai.

Rainbow Six: Siege - Newcomer Playlist
Playlist Newcomer terdiri dari tiga map paling dasar | Sumber: Ubisoft

Playlist Casual, yang selama ini sudah ada, juga mendapat update. Pertama, tim Defender kini bisa mengetahui lokasi bom sebelum memilih Operator. Kedua, tim Attacker dapat memilih lokasi spawn secara individual. Ketiga, Action Phase sekarang berjalan selama 3 menit 30 detik.

Ubisoft ingin playlist Casual menjadi jembatan antara para pemain di Newcomer dan di Ranked. Semua perubahan ini dilakukan agar ketika pemain masuk ke Ranked, mereka benar-benar dapat menemukan permainan yang nyaman karena semua orang tahu bagaimana cara bermain yang benar. Demi itu pula, Ubisoft kini menaikkan syarat untuk bermain Ranked dari level 20 ke level 30.

Kosmetik dan konten-konten lainnya

Rainbow Six: Siege - Hibana Elite Set
Hibana Elite Set, kosmetik baru Year 4 Season 1 | Sumber: Ubisoft

Selain perubahan-perubahan di atas yang berpengaruh besar pada gameplay, Operation Burnt Horizon juga menyertakan berbagai item kosmetik baru. Salah satunya yang paling mencolok adalah Hibana Elite Set, kostum untuk Hibana yang terinspirasi dari Kyudo (bela diri panahan Jepang). Set kostum ini terdiri dari seragam Onkochisin, victory animation, operator card, gadget skin X-Kairos, weapon skin Type-89, SUPERNOVA, P229, dan BEARING-9, serta charm Elite Hibana Chibi.

Para pemain Rainbow Six: Siege dapat memperoleh Gridlock dan Mozzie dengan cara membelinya menggunakan poin Renown, atau membeli Rainbow Six: Siege Year 4 Pass seharga US$29,99. Sesuai namanya, Year 4 Pass tidak hanya memberikan konten dari Year 4 Season 1, tapi juga konten-konten lainnya hingga Year 4 Season 4 nanti. Termasuk di dalamnya yaitu berbagai headgear dan seragam eksklusif, serta VIP Membership selama setahun berisi berbagai keuntungan, seperti Renown Boost serta diskon di in-game shop.

Rainbow Six: Siege Year 4 Pass
Rainbow Six: Siege Year 4 Pass | Sumber: Ubisoft

Rainbow Six: Siege saat ini telah menjadi esports yang mendunia, bahkan tim-tim besar seperti Natus Vincere pun belakangan mulai terjun ke dalamnya. Khusus untuk Asia Pasifik (APAC), Ubisoft merasa bahwa wilayah ini telah berkembang pesat dalam satu tahun terakhir, dan mereka berencana untuk menggelar final Rainbow Six Pro League di Asia pada tahun 2020 nanti. Dengan perubahan-perubahan baru seperti playlist Newcomer, serta berkembangnya komunitas di Asia, ini adalah saat yang sangat tepat untuk masuk ke dunia Rainbow Six: Siege bila Anda belum mencobanya.

Sumber: Ubisoft

Disclosure: Hybrid adalah media partner R6 IDN.

Control, Game Supernatural Buatan Developer Max Payne Siap Meluncur Pertengahan Tahun Ini

Di antara begitu banyak game action papan atas populer, Remedy ialah salah satu nama yang mempionirkan elemen sinematik dan betul-betul menekankan penyampaian cerita. Karya mereka tidak selalu laris terjual, tetapi saya yakin judul-judul seperti Max Payne atau Alan Wake punya tempat spesial di hati banyak gamer veteran. Dan tiga tahun setelah Quantum Break dilepas, karya baru mereka kabarnya siap dirilis.

Dalam cover story edisi terbaru majalah Game Informer, tersingkaplah agenda Remedy Entertainment untuk meluncurkan Control di musim panas tahun ini. Control merupakan proyek yang tengah dikerjakan studio asal Finlandia itu di samping CrossFire 2 dan satu lagi permainan tanpa nama. Eksistensinya diketahui setelah kemitraan dengan Microsoft berakhir dan perusahaan melewati beberapa kali perubahan jajaran manajemen.

Control 1

Meneruskan tradisi Remedy sebelumnya, Control adalah permainan action-adventure berperspektif orang ketiga. Anda bermain sebagai Jesse Faden, seorang wanita berkekuatan supernatural. Di sana dikisahkan, Faden menyusup ke Federal Bureau of Control (institusi rahasia fiktif pemerintah, dispesialisasikan buat mengelola segala fenomena ganjil) dengan maksud mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya sembari menguak misteri yang terjadi di tempat itu. Namun nasib berkata lain. Ia malah terjebak jadi direktur FBC dan harus melindungi lembaga ini.

Sebagian besar petualangan Faden dilakukan di dalam Oldest House, kantor utama Federal Bureau of Control yang berlokasi di Manhattan. Bangunan berarsitektur Brutalist ini menyimpan anomalinya sendiri. Ia tampak seperti gedung biasa, namun ketika masuk, bagian interiornya ternyata lebih luas dan letak ruangnya berubah-ubah. Seserorang bisa terus ‘masuk ke dalam’, dan pelan-pelan meninggalkan alam manusia.

Untuk membela dirinya, Faden dibekali sebuah pistol unik yang dapat bertransformasi ke bentuk berbeda dan pemain dipersilakan pula buat meng-upgrade serta mengubah jenis amunisinya. Selain senjata api, sang tokoh juga dapat memanfaatkan sejumlah kekuatan supernatural, misalnya: telekinesis untuk memanipulasi objek di sekitarnya atau membuat dirinya melayang, melindungi diri dengan forcefield, serta mengendalikan pikiran lawan.

Walaupun jendela perilisannya sudah diketahui, baik Remedy maupun pihak publisher 505 Games belum mengungkap tanggal peluncuran game secara spesifik – rencananya akan tersedia di PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Control masuk dalam daftar 20 game yang paling dinanti di 2019 versi DailySocial. Saya pribadi berharap ia dapat duduk berdampingan dengan permainan-permainan single-player terbaik di tahun ini – misalnya remake Resident Evil 2 dan Devil May Cry 5.

Via GameSpot.

Kolaborasi Mobile Legends dan The King of Fighters Hadirkan Skin Athena Asamiya

Pada bulan Oktober 2018 lalu, Moonton menggelar sebuah survei untuk mencari tahu seberapa tinggi popularitas karakter-karakter SNK di kalangan para pemain Mobile Legends: Bang Bang. Survei itu tentu membuat kita bertanya-tanya, apakah Moonton akan melakukan kolaborasi dengan SNK dalam waktu dekat? Sebagian pemain berspekulasi bahwa mungkin akan ada karakter SNK muncul sebagai hero Mobile Legends, sementara sebagian lainnya menebak bahwa mereka mungkin muncul sebagai skin saja.

Sekarang misteri itu akhirnya terungkap. Moonton telah resmi mengumumkan kolaborasi dengan SNK dalam wujud skin untuk tiga hero berbeda. Saat ini hanya ada satu skin yang diumumkan sepenuhnya, yaitu skin Athena Asamiya untuk karakter Guinevere. Dua skin lagi belum ditunjukkan, akan tetapi bocoran dari beberapa forum Mobile Legends mengatakan bahwa dua skin itu adalah skin Leona Heidern untuk Karina, dan skin Iori Yagami untuk Chou.

MLBB - The King of Fighters Bingo
Bocoran dua skin berikutnya | Sumber: Reddit

Sebetulnya pengumuman kolaborasi ini agak membingungkan, karena Moonton merilis poster dengan menyebut kalimat, “Hero SNK pertama telah terungkap!”Begitu pula di versi bahasa Inggrisnya, mereka berkata, “The first KOF hero revealed!” Poster tersebut tentu membuat kita berpikir bahwa Mobile Legends akan kedatangan hero baru, tapi ternyata tidak. Saya rasa Moonton harus memperbaiki cara mereka menyusun kata-kata promosi agar tidak menimbulkan salah paham.

Bila Anda tidak percaya dengan bocoran forum, Moonton juga mengadakan event khusus untuk mengungkap skin apa saja yang akan hadir. Caranya, pemain cukup login di halaman event yang telah disediakan (bisa dari browser ataupun in-game) pada periode 8 – 23 Maret 2019 untuk menyumbangkan Popularity Point ke event. Setelah total Popularity Point di seluruh dunia mencapai angka tertentu, Moonton akan mengungkap skin berikutnya. Skin kedua akan diungkap ketika Popularity Point mencapai 6.000.000, sementara skin ketiga saat mencapai 8.000.000.

MLBB - The King of Fighters Event
Petunjuk untuk skin KOF kedua | Sumber: Mobile Legends: Bang Bang

Selain poin untuk mengungkap skin berikutnya, pemain juga dapat mengundang pemain lain lewat media-media sosial untuk memperoleh poin Personal Popularity. Poin Personal Popularity ini dapat ditukar dengan berbagai hadiah in-game, seperti Hero Fragment atau Magic Dust.

Sementara itu, untuk mendapatkan skin The King of Fighters sendiri caranya adalah dengan mengikuti bingo event pada tanggal 19 Maret nanti. Artinya ada faktor keberuntungan yang berpengaruh, dan kemungkinan untuk mendapatkannya secara pasti kita akan butuh mengeluarkan Diamond yang tidak sedikit. Mudah-mudahan saja cara mendapatkan skin tersebut tidak terlalu sulit, dan Moonton semakin rajin melakukan kolaborasi menarik semacam ini di masa depan.

Sumber: Moonton, Reddit

Respawn Jaring 355 Ribu Cheater Apex Legends, Fitur Pelaporan Praktis Segera Hadir

Apex Legends tampaknya tidak berhenti membuat kita terpana. Dalam periode hanya sebulan setelah dirlis, game shooter battle royale itu sukses menyentuh batasan 50 juta pemain. Pertumbuhan ini melampaui rekor Fortnite yang membutuhkan beberapa bulan untuk menghimpun 45 juta gamer. Namun dengan pesatnya perkembangan komunitas, meningkat pula usaha-usaha ilegal dari sejumlah oknum agar mereka bisa unggul di tiap match.

Kabar baiknya, tim Respawn Entertainment sudah mengantisipasi hal ini. Lewat Reddit, tim mengabarkan keberhasilannya memblokir lebih dari 355 ribu cheater Apex Legends di PC berbekal Easy Anti-Cheat. Developer mengabarkan bahwa layanan tersebut terbukti efektif menanggulangi upaya-upaya bermain curang, namun Respawn juga menyadari, mengatasi cheater adalah sebuah ‘perang tanpa henti’ dan berjanji untuk terus waspada.

Respawn menjelaskan bagaimana mereka sangat serius dalam membasmi praktek cheating demi menjaga kesehatan ekosistem game. Developer tentu tidak mau mengumbar seperti apa metode yang telah dan akan diimplementasikan untuk mengejutkan para cheater, tetapi ada tiga poin yang saat ini Respawn lakukan:

  1. Berkolaborasi bersama para ahli, baik di dalam ataupun di luar ruang lingkup Electronic Arts. Banyak hal baru bisa dipelajari lewat kerja sama dengan tim lain.
  2. Menambah jumlah tim anti-cheat sehingga ke depannya ada lebih banyak sumber daya buat menangkis metode-metode bermain curang.
  3. Membubuhkan fitur pelaporan in-game di Apex Legends versi PC, sehingga pemain bisa lebih mudah mengadukan gamer-gamer mencurigakan.

Fitur report merupakan salah satu fungsi paling krusial di game multiplayer kompetitif, dan ketidakhadirannya di Apex Legends memang sedikit membingungkan. ‘Report‘ sudah menjadi fitur native di Titanfall 1 dan 2 yang dijajakan sebagai game berbayar, meskipun kondisi ini tidak menghentikan sejumlah oknum untuk mencoba bermain curang. Tak mengherankan jika praktek cheating jadi lebih masif di game free-to-play.

Selain cheating, tim mengabarkan tengah mencari jalan keluar terhadap aktivitas spamming yang dilakukan sejumlah pemain. Mereka biasanya melakukan spamming di sesi pemilihan karakter, kemudian segera keluar dari pertandingan dan memutuskan koneksi. Sekali lagi, Respawn tak mau mengungkap strategi yang mereka ambil, dan solusinya kemungkinan tidak diluncurkan dalam waktu satu dua minggu.

Respawn juga mengakui ada sejumlah kendala teknis yang perlu ditangani. Mereka sedang menggodok patch baru untuk mengatasi crash serta mendongkrak performa permainan di PC. Developer masih berdiskusi soal penambahan fitur reconnect, tetapi mereka melihat bahwa kehadiran fungsi ini membuka peluang eksploitasi. Lagi pula, timnya saat ini tengah fokus buat meningkatkan kestabilan permainan.

Toge Productions Boyong RPG Indonesia Azure Saga: Pathfinder ke Nintendo Switch

Sejak meluncurkan divisi penerbitan game (game publishing) pada tahun 2017 lalu, Toge Productions telah membantu cukup banyak developer-developer lokal merilis karya mereka di platform global. Mulai dari GameChanger Studio dengan My Lovely Daughter, Rolling Glory Jam dengan Rage in Peace, hingga Mojiken Studio dengan She and the Light Bearer, portofolio Toge Productions cukup sarat akan karya-karya lokal berkualitas dan bernilai seni tinggi.

Tak lama lagi Toge Productions akan menambahkan satu lagi karya lokal ke dalam jajaran game yang mereka terbitkan, yaitu Azure Saga: Pathfinder. Game ini merupakan RPG bergenre fiksi ilmiah yang dikembangkan oleh developer asal Bandung, MassHive Media. Sebelumnya, Azure Saga: Pathfinder juga sudah terbit di platform PC pada tahun 2018 lalu dan mendapat penerimaan yang positif di Steam.

Azure Saga: Pathfinder - Screenshot 1
Sumber: Steam

Azure Saga: Pathfinder bercerita tentang masa depan yang jauh di mana umat manusia sudah tersebar ke berbagai penjuru semesta dan sedang berada di ambang kepunahan. Anda akan mengalami petualangan bersama Synch, seorang ilmuwan muda, untuk mencari ayahnya yang hilang serta menelusuri legenda planet Azure. Konon, planet ini mengandung begitu banyak kehidupan dan sumber daya alam sehingga dapat membawa umat manusia kembali ke kejayaan.

Mengusung gaya pertarungan turn-based ala RPG Jepang klasik, serta tampilan visual 2D beresolusi tinggi, Azure Saga: Pathfinder menyajikan suasana dan cerita yang tak kalah dari RPG keluaran developer-developer luar negeri. Game ini juga menyediakan kustomisasi karakter cukup mendalam, serta berbagai puzzle yang akan membuat petualangan Anda lebih berkesan.

Azure Saga: Pathfinder - Screenshot 2
Sumber: Steam

Toge Productions menyebut versi Nintendo Switch sebagai Azure Saga: Pathfinder Deluxe Edition, karena versi ini sudah mencakup seluruh DLC kostum yang dulunya harus dibeli terpisah. Beberapa perbaikan juga dilakukan untuk membuat Azure Saga: Pathfinder Deluxe Edition lebih nyaman dimainkan dari versi aslinya.

Azure Saga: Pathfinder Deluxe Edition akan dirilis pada tanggal 21 Maret 2019. Bila Anda melakukan pre-order lewat Nintendo eShop, Anda akan mendapatkan potongan harga sebesar 15%. Saya sendiri berharap supaya MassHive Media juga dapat melakukan porting ke PS4, karena RPG bertema sci-fi begini tampaknya akan sangat cocok di console Sony tersebut.

Sumber: Toge Productions, Nintendo

Penulis Kawakan Chris Avellone Turut Menggarap Star Wars: Jedi Fallen Order

Disney terlihat berusaha agar film Star Wars tayang setidaknya setahun sekali, namun sejak akuisisi perusahaan hiburan itu terhadap Lucasfilm, kita belum mendapatkan permainan Star Wars yang betul-betul memuaskan. Gamer mengeluhkan reboot Battlefront karena kurangnya konten, lalu sekuelnya dikritisi akibat praktek loot box yang merusak keseimbangan gameplay.

Setelah pembatalan pengembangan Star Wars 1313, kini harapan berada di pundak Respawn Entertainment. Tim pencipta Titanfall dan Apex Legends itu saat ini tengah fokus menggarap permainan petualang third-person berjudul Star Wars Jedi: Fallen Order. Sejak resmi diumumkan oleh CEO Vince Zampella di E3 2018, detail mengenai permainan pelan-pelan terkuak. Rangkuman segala informasi terkait Fallen Order bisa Anda simak di artikel ini.

Mungkin Anda sudah tahu, pembuatan Star Wars Jedi: Fallen Order dipimpin oleh Stig Asmussen, mantan staf Sony Santa Monica yang turut bertanggung jawab menggarap trilogi God of War. Asmussen ialah seorang developer papan atas – pernah jadi lead environment artist, art director, hingga game director. Menariknya, Asmussen bukan satu-satunya talenta berpengalaman yang ikut mengembangkan Fallen Order. Via Twitter-nya, Chris Avellone membenarkan keikut-sertaan dirinya dalam proyek tersebut.

Chris Avellone adalah seorang desainer sekaligus penulis kawakan. Ia masuk ke industri ini lebih dari dua dekade silam, dan telah berpartisipasi dalam pengerjaan lusinan permainan dalam beragam genre – dari mulai shooter, action adventure sampai role-playing. Kreasi-kreasinya meliputi Star Trek: Starfleet Academy (1997), Fallout 2, seri Icewind Dale, Neverwinter Nights, hingga sejumlah game baru semisal Pillars of Eternity, Torment: Tides of Numenera, Prey (versi reboot), serta Divinity: Original Sin 2.

Avellone belum menjelaskan apa perannya di Fallen Order karena ada NDA yang harus dipenuhi. Namun melihat dari keterlibatannya di sejumlah permainan baru dan bagaimana ia bilang ‘telah merampungkan Fallen order’, ada dugaan kuat Avellone dipekerjakan Respawn sebagai penulis lepas. Sejak tahun 2015, ia memang sudah tak lagi bekerja untuk Obsidian Entertainment.

Game-game kreasi Avellone terkenal dengan cerita yang sulit diduga dan sering kali menggelitik nalar. Jedi: Fallen Order sendiri bukanlah proyek Star Wars pertama sang penulis. Sebelumnya, ia sempat menjadi lead designer serta writer Knights of the Old Republic II: The Sith Lords. Banyak orang setuju, dari sisi twist serta alur, The Sith Lords lebih superior dibandingkan game pertamanya.

Via GameSpot.

Produksi PlayStation Vita Dihentikan, Kini Nintendo Jadi Satu-Satunya Penyedia Console Handheld Current-Gen

Di momen perayaan ulang tahun keduanya, Nintendo Switch memberikan harapan bagi para penikmat permainan di console portable. Namun dengan bertambah seriusnya game-game mobile serta kemunculan sejumlah smartphone gaming, konsumen di segmen itu terus tergerus. Dan mulai bulan Maret ini, berkuranglah satu kompetitor Nintendo di kancah persaingan perangkat gaming handheld.

Terhitung tinggal 1 Maret 2019 kemarin, Sony secara resmi mengumumkan penghentian produksi PlayStation Vita, setelah produk ini berkiprah selama hampir delapan tahun. Rencana tersebut sebetulnya telah diungkap oleh senior vice president Hiroyuki Oda bulan September tahun lalu. Di kesempatan itu, Oda mengungkapkan bahwa timnya akan ‘menyetop proses manufaktur serta distribusi Vita di tahun depan’.

PlayStation Vita melakukan debutnya di penghujung 2011, disiapkan untuk meneruskan perjuangan PS Portable. Vita awalnya dirancang untuk menyajikan pengalaman bermain game-game kelas AAA di mana pun Anda berada. Konsep ini diambil sang produsen sebagai respons populernya tren ‘bermain game di mana saja’ saat itu. Edisi pertama Vita menyajikan layar sentuh kapasitif OLED berukuran 5-inci, sepasang joystick analog, tombol di bagian muka dan bahu, serta konektivitas Bluetooth, Wi-Fi dan 3G opsional.

PlayStation Vita 1

Vita meluncur dengan cukup sukses. Di momen pelepasannya, produk terjual lebih dari 200 ribu unit di kawasan Amerika dan 300 ribu unit di Jepang. Saya ingat bagaimana sejumlah media memuji aspek desain serta sistem operasi yang berjalan mulus. Namun tampaknya ada sedikit kesalahan perhitungan di pihak Sony. Dalam periode setahun setelah tersedia, penjualan Vita ternyata stagnan, serta hanya ada sedikit permainan blockbuster yang dirilis di sana.

Sebagai respons terhadap keadaan ini, Sony mengerahkan segala upaya untuk merangkul developer-developer independen asal negara Barat serta publisher game level menengah di Jepang. Langkah tersebut cukup efektif dalam menggenjot penjualan Vita di negara asalnya serta membangun userbase setia di kawasan lain – meski populasinya tidak terlalu banyak.

PlayStation Vita 2

PlayStation Vita sempat memperoleh satu kali revisi dengan panggilan Vita Slim. Sesuai namanya, edisi ini 20 persen lebih ramping dan 15 persen lebih ringan dari varian standar. Sony meng-upgrade daya tahan baterainya serta melengkapinya bersama memori internal sebesar 1GB. Tapi sebagai kompensasinya, layar OLED digantikan oleh LCD yang lebih murah.

Hal paling menyedihkan dari penghentian produksi PlayStation Vita adalah, Sony tak punya rencana untuk menggarap pewarisnya. Dengan begini, Nintendo menjadi satu-satunya penyedia perangkat gaming portable di era console generasi kedelapan – tanpa menghitung produk berkonsep retro dan metode emulasi tentunya.

Via Polygon.

Kolaborasi PUBG dengan Horizon Zero Dawn, Dapatkan Skin Gratis Hanya di PS4

PlayerUnknown’s Battlegrounds alias PUBG tampaknya beberapa waktu belakangan sedang gencar menjalin kolaborasi dengan penerbit-penerbit lain. Belum lama kita mendapat kabar tentang kemunculan pernak-pernik bertema Resident Evil 2 di PUBG Mobile, kini sudah muncul kolaborasi baru lainnya. Bedanya, kolaborasi ini khusus hanya ada di PUBG versi PS4.

PUBG Corporation selaku perusahaan penerbit PUBG telah menjalin kerja sama dengan Guerilla Games, developer ternama yang ada di balik game Horizon Zero Dawn. Mulai tanggal 5 Maret sampai 5 April 2019, semua pemain PUBG di PS4 bisa mendapatkan konten-konten Horizon: Zero Dawn secara gratis, hanya dengan melakukan log in saja. Ini masih ditambah konten-konten lain yang bisa didapat dari menyelesaikan beberapa tantangan, serta konten kosmetik yang bisa dibeli secara langsung bila Anda berminat.

PUBG - Horizon Zero Dawn Content

Berikut ini konten-konten Horizon Zero Dawn yang bisa Anda dapatkan, beserta cara mendapatkannya:

  • Horizon Zero Dawn Eclipe Mask – Mainkan 10 game PUBG selama periode event.
  • Horizon Zero Dawn Eclipse Top – Log in selama periode event.
  • Horizon Zero Dawn Eclipse Kar98k – Beli seharga 8.000 BP
  • Horizon Zero Dawn Pan – Bunuh 10 musuh dengan senjata crossbow selama periode event.

Mungkin pemain PUBG di platform lain akan kecewa karena tidak mendapat konten serupa, tapi sebenarnya ini wajar saja karena Horizon Zero Dawn adalah game eksklusif PS4. PUBG Corporation juga bukan pertama kalinya menjalin kolaborasi semacam ini. Sebelumnya, PUBG juga sudah mendapatkan konten atau skin bertema Uncharted dan The Last of Us, keduanya sama-sama franchise eksklusif console milik Sony.

Taehwan Noh dari PUB Corporation berkata dalam siaran pers, “Kolaborasi kami dengan Horizon Zero Dawn mengikuti jejak konten Uncharted dan The Last of Us kami sebelumnya. Untuk menyeragamkan kedua IP, PUBG Corporation dan Guerilla Games bekerja sama secara dekat dalam konsep, desain, dan elemen-elemen produksinya. Sebagai penggemar Horizon Zero Dawn, hasilnya melampaui ekspektasi kami, dan kami tak sabar melihat para pemain mengenakan berbagai item itu dalam game.”

“Ketika kami pertama kali berbicara dengan tim pengembangan PlayerUnknown’s Battlegrounds tentang memasukkan item bertema Horizon Zero Dawn, kami langsung terpikir tentang Eclipse. Sekte militeristik rahasia ini sangat cocok masuk dalam dunia PUBG; para anggotanya mengenakan seragam ritual yang menyeramkan, bertujuan memunculkan rasa takut dalam hati siapa pun yang menentang mereka. Natur mereka yang buas ditunjukkan dalam penggunaan selongsong peluru dari mesin-mesin perang kuno, yang mereka pakai sebagai rosario dan motif-motif ornamental lainnya, serta topeng mereka, yang mereka gunakan untuk menyembunyikan identitas,” jelas Roy Postma, Art Director Guerilla Games.

Kolaborasi ini juga sekaligus menjadi perayaan ulang tahun Horizon Zero Dawn yang kedua. Game open world adventure tersebut kini telah terjual lebih dari 10 juta kopi, dan meraih beragam penghargaan, termasuk penghargaan Best Gaming Performance dalam Golden Joystick Awards 2017, Outstanding Achievement in Videogame Writing dalam Writers Guild of America Awards 2017, Outstanding Technical Achievement dalam D.I.C.E. Awards 2017, dan banyak lagi.