Monitor Gaming Baru Asus Dipersenjatai FreeSync 2 HDR dan Refresh Rate 144Hz

High-dynamic range pada produk televisi memang bukan sesuatu yang baru, tapi belakangan para perusahaan hardware dan teknologi grafis mulai gencar memublikasikannya di perangkat-perangkat display gaming PC. Kita bisa melihat bagaimana semangatnya Nvidia mempromosikan panel HDR, bahkan mereka sempat memamerkan BFGD di CES dan Computex 2018.

Jika membahas high-dynamic range, AMD sendiri sudah mencoba merangkulnya sejak awal 2017 melalui pengumuman FreeSync 2 HDR. Teknologi ini menjanjikan volume warna dua kali lipat, dukungan color gamut lebih luas, serta tentu saja kompatibilitas penuh ke display HDR. Kemampuan-kemampuan inilah yang menjadi penawaran utama monitor gaming Asus ROG Strix XG32VQR.

ROG Strix XG32VQR merupakan varian lebih high-end dari tipe XG32VQ. Perbedaan nama yang hanya terletak pada huruf ‘R’ kemungkinan besar akan membuat orang jadi bingung, apalagi dari sisi penampilan, keduanya terlihat hampir identik, termasuk pada eksistensi dari Aura Sync dan sorotan lampu berlogo ROG. Strix XG32VQR kembali menyuguhkan panel melengkung seluas 32-inci dengan resolusi WQHD 2560×1440 dan refresh rate 144Hz.

ROG Strix XG32VQR 2

Namun ada banyak fitur lain yang membuat Strix XG32VQR lebih superior dibanding saudarinya itu. Monitor ini sudah dibekali FreeSync 2 HDR, sertifikasi DisplayHDR 400, color gamut DCI-P3 94 persen, dan ada pula teknologi Shadow Boost yang berfungsi meningkatkan ketajaman objek di area-area gelap serta mempercerah sejumlah zona tanpa membuatnya jadi terlalu terang.

ROG Strix XG32VQR 1

Dengan HDR, level kecerahan dan kontras jauh lebih baik dibanding monitor standar. Sederhananya, high-dynamic range memungkinkan kita melihat detail (termasuk pada warna) lebih baik pada area terang dan gelap di layar, meski mereka ditampilkan berbarengan. Berdasarkan pengalaman pribadi, warna pada output di panel biasa terlihat lebih kelabu dibanding display HDR.

ROG Strix XG32VQR 4

High-dynamic range memang mendongkrak kualitas visual di video game, namun Asus juga menyiapkan Strix XG32VQR sebagai monitor penopang kegiatan kerja. DCI-P3 adalah standar ruang warna RGB digital di industri perfilman Amerika. Dengan rating 94 persen, Asus percaya Strix XG32VQR dapat memberikan banyak manfaat bagi para profesional seperti desainer dan fotografer. Selanjutnya, kelengkungan 1800R dimaksudkan agar tiap titik di layar punya jarak yang sama ke mata, sehingga melihat konten jadi lebih nyaman dan distorsi gambar lebih minimal.

ROG Strix XG32VQR 3

Saat artikel ini ditulis, Asus belum mengabarkan berapa harga dari ROG Strix XG32VQR. Sebagai perbandingan, XG32VQ dibanderol US$ 630 di Amazon. Kita boleh berasumsi, seri XG32VQR akan dijual lebih mahal.

Via PC Gamer.

Rockstar Konfirmasi Kehadiran Mode Battle Royale di Red Dead Online

Setelah sukses dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Fortnite, developer-developer ternama dunia kini berlomba-lomba mendorong franchise mereka memasuki ke pasar battle royale. Activision melakukannya lewat Call of Duty: Black Ops 4, lalu Electronic Arts berencana untuk meluncurkan mode last man standing itu di Battlefield V pada musim semi 2019.

Rumor soal niatan Rockstar buat mengadopsi formula populer itu di Red Dead Online sempat terdengar berbulan-bulan silam, dilaporkan oleh Trusted Reviews. Sang developer ternyata menanggapi masalah ‘kebocoran info’ dengan sangat serius. Mereka mengambil langkah hukum, dan meminta Trusted Reviews untuk menurunkan berita tersebut. Namun sesudah porsi multiplayer di Red Dead Redemption 2 ini mulai tersedia, Rockstar akhirnya mengonfirmasi kehadiran battle royale.

Lewat laman newswire, Rockstar Games menjabarkan secara cukup lengkap seperti apa konten yang ditawarkan oleh Red Dead Online. Di bagian ‘Competition and Showdown Series’, developer menjabarkan lima mode kompetitif yang bisa kita nikmati di periode beta, di antaranya Shootout dan Team Shootout, Most Wanted, Hostile Territory, Name Your Weapon, dan Make it Count.

Red Dead Redemption 2 1

Make it Count ini yang sangat menarik. Ia dideskripsikan sebagai ‘sebuah ujian kecerdikan sejati’, mengadu pemain di sebuah area yang semakin mengecil dan hanya membekali mereka dengan panah serta pisau. Informasi dari Eurogamer menyatakan bahwa Make it Count memberikan arena bagi 32 orang pemain buat jadi satu-satunya penyintas – alias last man standing. Premisnya terdengar sangat akrab bukan?

Red Dead Redemption 2 2

Red Dead Online dimulai dengan sesi pembuatan karakter. Penyajiannya sangat mirip Grand Theft Auto Online, mempersilakan Anda mengutak-utik elemen penampilan secara cukup detail – misalnya penempatan mulut atau ukuran hidung. Selanjutnya, Anda akan diajak mengunjungi Sisika Penitentiary untuk mendapatkan kuda tunggangan. Lalu pemain dapat mendirikan kemah, berburu harta karun, hingga melengkapi Ability Card pertamanya.

Red Dead Redemption 2 3

Aspek penjelajahan tidak terlalu berbeda dari Red Dead Redemption 2. Ketika bereksporasi, Anda akan menemukan kejadian-kejadian menarik, bahkan bertemu dengan wajah-wajah familier. Misi tersaji berdasarkan kepribadian Anda. Jika bermain sebagai karakter baik, Anda mungkin akan diminta menjaga konvoi, sedangkan karakter jahat malah diperintahkan buat membebaskan sesama kriminal.

Red Dead Online tersaji melalui update ke versi 1.03. Di PlayStation 4, Rockstar menyajikan undahan sebesar 5-gigabyte lebih. Saat artikel ini ditulis, proses download di console masih berlangsung, tapi saya sendiri mungkin baru dapat mengaksesnya pada tanggal 29 November. Gerbang beta Red Dead Online baru akan terbuka sepenuhnya bagi seluruh pemilik Red Dead Redemption 2 di tanggal 30 November nanti.

Red Dead Online Dapat Dinikmati Mulai Minggu Ini

Red Dead Redemption 2 menyuguhkan banyak sekali hal untuk Anda lakukan serta menyimpan berbagai rahasia yang menanti buat disingkap. Seiring bermain, secara personal saya menyukai pendekatan gameplay simulasi koboi ini yang tidak memburu-buru pemain. Banyak dari Anda mungkin sudah menyelesaikan kisah petualangan Arthur Morgan, namun sebagian boleh jadi sangat menanti-nanti kehadiran Red Dead Online.

Red Dead Online adalah porsi multiplayer dari Red Dead Redemption 2, disajikan dengan pendekatan yang menyerupai Grand Theft Auto Online di Grand Theft Auto V. Sebelumnya, Rockstar Games berjanji untuk meluncurkan Red Dead Online di bulan November 28=018, dan lewat website-nya, sang developer akhirnya mengumumkan tanggal pembukaan gerbang versi beta yang dilakukan secara bertahap.

Rockstar menjelaskan bagaimana mereka menggunakan Red Dead Redemption 2 sebagai pondasi dari mode online ini. Developer menyulap lingkungan alam terbuka dan kota-kota di sana menjadi arena online ‘yang hidup’ dan siap dinikmati oleh para pemain bersama-sama. Anda bisa membentuk grup (Rockstar menamainya Posse) bersama tujuh orang kawan serta dipersilakan pula buat menjelajahi dunianya sendirian.

Beragam aktivitas bisa Anda kerjakan di sana: berbelanja di kota, memerangi geng lawan dan menyerang persembunyiannya, memburu harta karun, serta mengerjakan berbagai misi. Anda juga dapat bertemu lagi dengan karakter-karakter familier dan bertempur melawan musuh secara spontan atau dalam pertempuran berskala besar. Rocktar menyampaikan, kombinasi dari konten yang kaya serta detailnya mode multiplayer ‘menghadirkan pengalaman baru dalam bermain’.

Seperti Grand Theft Auto Online, Red Dead Online mempersilakan kita menciptakan dan mengustomisasi karakter sendiri. Selanjutnya, Anda bisa membentuk tokoh itu sesuai imajinasi, misalnya menjadi penegak atau malah pelanggar hukum. Penjelasan Rockstar juga mengindikasikan agenda mereka untuk melepas update secara berkala sehingga gameplay-nya terus meluas dan berevolusi.

Di bawah ini adalah jadwal pembukaan gerbang uji coba beta Red Dead Online, dibagi berdasarkan kepemilikan versi dan waktu partisipasi pemain:

  • 27 November: Para pemilik Red Dead Redemption 2: Ultimate Edition. Mereka yang membeli edisi fisiknya harus me-redeem kode Ultimate Edition-nya terlebih dulu.
  • 28 November: Pemain yang mengakses Red Dead Redemption 2 tepat di momen peluncurannya, pada tanggal 26 Oktober.
  • 29 November: Semua gamer yang memainkan Red Dead Redemption 2 antara tanggal 26 sampai 29 Oktober – berdasarkan data Rockstar. (Saya masuk dalam golongan ini)
  • 30 November: Seluruh gamer Red Dead Redemption 2.

Sumber Rockstar Newswire.

Ubisoft Gandeng PayPal, Lenovo, dan HyperX dalam Rainbow Six Pro League Musim 2019

Ubisoft beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan PayPal sebagai platform pembayaran resmi untuk kompetisi Tom Clancy’s Rainbow Six Pro League dan Major. Kerja sama ini berlaku dalam periode November 2018 hingga November 2019, di seluruh wilayah Amerika Utara, EMEA (Eropa, the Middle East, and Africa), Asia Pasifik, dan Amerika Latin. Indonesia selaku salah satu wilayah Asia Pasifik tentunya juga termasuk di dalamnya.

Pengumuman ini disampaikan Ubisoft dalam acara final Rainbow Six Pro League Season 8 yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil. Kompetisi itu sendiri dimenangkan oleh G2 Esports, tim Rainbow Six: Siege profesional yang bermarkas di Jerman. Sebagai juara pertama, G2 Esports berhak membawa pulang uang hadiah senilai US$75.000.

“Kami merasa terhormat dapat menyambut PayPal sebagai partner kunci dalam Tom Clancy’s Rainbow Six Pro League dan Major,” demikian kata Geoffrey Sardin, Vice President Sales & Marketing Ubisoft EMEA. “Ini adalah pertanda jelas bahwa iklim esports Tom Clancy’s Rainbow Six terus bergerak maju, menarik partner-partner baru yang memiliki antusiasme terhadap esports sama seperti kami. Akan sangat bagus melihat kerja sama kami berkembang di berbagai event di kemudian hari, termasuk (event) Rio de Janeiro, Montreal, dan event sepanjang tahun 2019.”

Rainbow Six Siege - G2 Esports
G2 Esports Juara Rainbow Six Pro League Season 8 | Sumber: G2 Esports

Tidak hanya PayPal, Ubisoft juga menggandeng beberapa perusahaan prestisius lainnya sebagai partner untuk musim kompetisi 2018 – 2019 yang akan berlangsung. Salah satunya adalah Lenovo yang merupakan sponsor resmi eksklusif untuk penyediaan PC dan monitor. Kerja sama dengan Lenovo ini sudah berjalan sejak pertengahan tahun 2018, dan akan berjalan hingga pertengahan 2019.

Sementara itu satu partner lain yang baru saja memperpanjang masa kerja samanya adalah HyperX, penyedia gaming peripheral seperti headset, keyboard, mouse, dan sebagainya. HyperX adalah nama yang pasti sudah sangat akrab di telinga para penggemar esports. Mereka memang sering menjadi sponsor kompetisi-kompetisi bergengsi, juga merupakan sponsor untuk tim-tim esports ternama seperti Team Liquid, Cloud9, dan Cygames Beast.

HyperX akan menjadi penyedia eksklusif peripheral Tom Clancy’s Rainbow Six Pro League serta Major untuk periode November 2018 – Agustus 2019. Artinya kerja sama ini melingkupi Pro League online seasons dan Worldwide Finals, serta dua kompetisi Major yaitu Six Invitational 2019 dan Six Major berikutnya yang akan digelar di musim panas. HyperX sendiri sudah cukup lama menjadi partner Ubisoft, yaitu sejak tahun 2016. Ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan punya visi dan keyakinan yang sama di dunia esports.

Rainbow Six Siege - Operators
Operator Rainbow Six: Siege | Sumber: Ubisoft

“Kami telah bekerja sama dengan HyperX sejak permulaan dunia esports Tom Clancy’s Rainbow Six,” demikian diungkapkan Geoffrey Sadrin. “Logis saja dan sungguh menyenangkan bagi kami untuk dapat memperpanjang kerja sama ini hingga tahun mendatang.”

Saat ini Ubisoft tengah bersiap-siap untuk mengadakan kompetisi Major yaitu Six Invitational 2019, bulan Februari nanti. Baru-baru ini Rainbow Six: Siege mendapatkan dua operator baru, yaitu Nomad dan Kaid, serta map baru Fortress yang berlatar pedesaan Afrika Utara. Seperti apakah pengaruh kedatangan dua operator ini terhadap meta esports Rainbow Six: Siege, kita lihat saja nanti ketika Six Invitational 2019 dimulai.

Sumber: Ubisoft, Lenovo

Expansion Pack Civilization VI Gathering Storm Adu Pemain Dengan Alam dan Cuaca

Mungkin hanya Civilization yang bisa mengubah janji ‘satu turn lagi’ menjadi sesi gaming sepanjang malam, dan cuma di sini pemain dapat menyaksikan ancaman nuklir dari Mahatma Gandhi. Dilepas di bulan Oktober 2016, game keenam di seri strategi turn-based ini memperoleh pujian karena menawarkan konten sangat lengkap, apalagi jika dibandingkan Civilization V.

Dalam perjalananya selama dua tahun ini, tim Firaxis Games telah memperkenalkan sejumlah opsi kebudayaan serta pemimpin baru – salah satunya adalah Dyah Gitarja dari Indonesia. Expansion pack bertajuk Rise and Fall dirilis di bulan Februari silam memperluas kondisi kemenangan/kekalahan serta menghadirkan sejumlah fitur. Dan di tanggal 20 November kemarin, Firaxis resmi mengumumkan Sid Meier’s Civiliation VI Gathering Stormexpansion pack kedua yang berpotensi membuat gameplay-nya jadi lebih unik lagi.

Selama ini, seri Civilization fokus pada persaingan kebudayaan berbeda lewat teknologi, kekuatan militer, kebudayaan, ilmu pengetahuan hingga agama. Namun lewat Gathering Storm, developer memasukkan elemen-elemen baru ke dalam permainan: alam dan cuaca. Melalui website-nya, lead designer Ed Beach menjelaskan bagaimana kehidupan manusia memberikan dampak bagi kondisi Bumi dan hal tersebut menginspirasi tim developer.

Untuk pertama kalinya, kondisi alam di sekitar kota bisa memengaruhi game. Misalnya, jika Anda mendirikan kota di padang rumput dekat sungai, maka muncul resiko banjir. Saat menyerang, banjir memang dapat merusak bangunan, tapi juga membawa efek positif. Misalnya, kebudayaan Anda nanti bisa membangun bendungan, lalu tanah di sana menjadi lebih subur.

Gathering Storm 2

Selain banjir, ada banyak ancaman dan keuntungan yang menanti di lokasi-lokasi seperti gunung berapi dan daerah lembah. Gunung berapi akan meletus secara berkala, dan erupsinya dirasakan di sejumlah ‘petak’. Meski begitu, gunung berapi memproduksi tanah volkanik di sekelilingnya.

Gathering Storm 1

Untuk membuat permainan lebih realistis, kondisi geologi suatu daerah juga memengaruhi keadaan daratan atau kepulauan di sana. Kemudian, pemain akan menghadapi cuaca buruk, misalnya angin topan yang berpotensi menenggelamkan kapal laut atau badai pasir yang menyapu gurun dan kota-kota di dekatnya. Firaxis telah menyiapkan empat tipe badai, lengkap dengan efek dan ‘manfaatnya’.

Gathering Storm 3

Selanjutnya, developer turut memodifikasi sistem eksplorasi di peta. Nantinya, tempat-tempat akan dinamai berdasarkan kebudayaan yang pertama kali menemukannya. Misalnya, jika ada sebuah sungai ditemukan oleh bangsa Mesir, maka secara otomatis sungai tersebut diberi nama Nil.

Civilization VI Gathering Storm rencananya akan meluncur pada tanggal 14 Februari 2019. Walaupun Civilization VI dapat dinikmati di mobile dan Switch, untuk sementara expansion pack ini baru dikonfirmasi untuk platform PC.

Call of Duty Black Ops 4 Kalahkan Penjualan Red Dead Redemption 2

Seperti sebelumnya, kuartal terakhir tahun ini dimeriahkan oleh pelepasan game-game yang paling dinanti dari franchise-franchise raksasa. Mereka semua akan bersaing hingga momen liburan nanti. Sejak bulan Oktober kemarin, Anda mungkin sudah sempat mendengar judul-judul apa saja yang berhasil memperoleh pemasukan hingga ratusan juta dolar.

Melihat angkanya, dua permainan berhasil mencuri perhatian kita. Dirilis di tanggal 12 Oktober, Call of Duty: Black Ops 4 sempat mengamankan gelar sebagai game terlaris di 2018, sukses meraup US$ 500 juta dalam waktu 24 jam. Namun titel itu sempat direbut oleh Red Dead Redemption 2 dengan US$ 725 juta cuma dalam tiga hari. Meski demikian, data terkini menunjukkan bahwa game shooter Activision itu ternyata masih lebih laku dibanding simulator koboi buatan Rockstar.

RDR 2

Berdasarkan laporan NPD Group terkait penjualan game di bulan Oktober 2018, Call of Duty: Black Ops 4 berhasil mengungguli Red Dead Redemption 2, terutama di wilayah Amerika Serikat. Menakar dari distribusi versi fisiknya, Black Ops 4 tercatat sebagai game dengan penjualan tertinggi urutan kedelapan sepanjang sejarah, sejak NPD Group mulai beroperasi di tahun 1995. Perlu diketahui bahwa WWII masih menjadi game Call of Duty terlaris dalam periode 12 bulan.

Red Dead Redemption 2 sendiri terpantau sebagai permainan dengan penjualan terbanyak kedua baik di bulan Oktober maupun di tahun 2018. Dibanding Red Dead Redemption pertama (dilepas tahun 2010), angka pemasarannya naik tiga kali lipat.

Inilah 20 permainan terlaris di bulan Oktober 2018 di kawasan Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa daftar di bawah tidak merepresentasikan distribusi game secara digital serta di platform PC, hanya versi fisik untuk console.

  1. Call of Duty: Black Ops IIII
  2. Red Dead Redemption II
  3. Assassin’s Creed: Odyssey
  4. NBA 2K19
  5. Super Mario Party
  6. Soul Calibur VI
  7. FIFA 19
  8. Marvel’s Spider-Man
  9. Madden NFL 19
  10. WWE 2K19
  11. Forza Horizon 4
  12. Lego DC Super Villains
  13. My Hero One’s Justice
  14. Shadow Of The Tomb Raider
  15. Mario Kart 8
  16. Grand Theft Auto V
  17. Super Mario Odyssey
  18. Diablo III
  19. The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  20. NHL 19

Di bulan Oktober kemarin, pemasukan dari penjualan game global mencapai US$ 1,545 miliar, naik 73 persen dari Oktober 2017; dan menyentuh US$ 10,52 miliar dalam periode setahun. Menurut NPD Group, US$ 1,545 selama sebulan merupakan rekor baru. Sebelumnya, nilai penjualan permainan video tertinggi (selama sebulan) yang berhasil mereka catat adalah di Oktober 2008 – tepat 10 tahun silam.

Bukan cuma konten digital, penjualan hardware serta aksesori gaming juga memperlihatkan lonjakan dalam 12 bulan ini, masing-masing sebesar US$ 2,72 miliar (meningkat 19 persen) dan US$ 2,96 miliar (naik 35 persen).

Via VentureBeat.

Minsitthar, Hero Baru Mobile Legends yang Terinspirasi Raja Myanmar Kuno

Perilisan Kimmy dan Leomord di Mobile Legends: Bang Bang beberapa waktu lalu terbukti berhasil membuat meta permainan berubah. Gimmick yang tak biasa—kemampuan menunggang kuda dan penggunaan dual analog—memunculkan gaya permainan baru yang memaksa kita untuk beradaptasi. Dua hero ini bahkan menjadi andalan beberapa tim profesional, sebagaimana dapat kita lihat di babak final kompetisi Level Up! Esports Tournament.

Moonton juga telah merilis hero bernama Harith, sayangnya hero Mage ini tidak (atau belum) menunjukkan dampak besar di permainan. Tapi kini muncul satu lagi hero Mobile Legends yang tampak sangat kuat dan berpotensi mengubah meta. Hero itu bernama Minsitthar.

Sesuai kebiasaan Moonton yang sering menciptakan hero dengan inspirasi budaya lokal, hero baru kali ini pun punya sentuhan tradisional salah satu negara di Asia Tenggara. Tepatnya negara Myanmar di era Dinasti Pagan yang berkisar dari tahun 1084 hingga tahun 1112.

Sejarah Dinasti Pagan mencatat sosok raja bernama Kyansittha, yang dikenal sebagai salah satu raja terhebat seantero Myanmar. Selama 28 tahun kepemimpinan, raja Kyansittha berhasil menciptakan era yang damai serta sejahtera baik dari sisi ekonomi maupun budaya. Kyansittha juga berhasil meredam perpecahan di kerajaannya, bahkan berdamai dengan suku pemberontak Mon karena ia menghormati kebudayaan mereka.

Kyansittha and Yazakumar
Lukisan raja Kyansittha (kanan) dan anaknya, Yazakumar (kiri) | Sumber: Art of Lwin

Tak hanya pemimpin yang karismatik, raja Kyansittha juga dikenal sebagai petarung yang tangguh. Ketangguhan itu kini lahir kembali dalam diri Minsitthar, hero Fighter dengan spesialisasi Initiator dan Crowd Control. Bersenjata tombak serta mengenakan baju zirah dan tameng yang terbuat dari emas, Minsitthar akan maju ke medan perang dengan penuh wibawa.

Minsitthar memiliki beragam skill yang berguna untuk mengganggu pergerakan musuh, antara lain:

  • All United (Passive). Wibawa Minsitthar menginspirasi seluruh tim. Bila anggota tim membunuh hero lawan, ia akan mendapat ekstra 80 Gold. Sebaliknya, bila Minsitthar membunuh hero lawan, semua anggota tim lainnya mendapat 20 Gold.
  • Spear of Glory. Minsitthar menusukkan tombaknya ke depan, menghasilkan Physical Damage. Kemudian ia menarik musuh pertama yang terkena sasaran tombak, lalu meningkatkan Attack Speed sebanyak 30% selama 2 detik.
  • Shield Assault. Minsitthar memperoleh Shield yang melindungi dirinya dari Physical Attack dan meningkatkan Movement Speed sebanyak 30%. Kemudian dengan tamengnya, ia menghantam musuh dan memberikan efek stun selama 1 detik. Musuh-musuh lain di area sekitar juga akan terdorong mundur.
  • King’s Calling. Jusut ultimate Minsitthar. Sang raja melompat maju ke tengah-tengah musuh, kemudian memanggil empat orang pasukan Royal Guard untuk membantu pertarungan. Setiap Royal Guard memberikan serangan senilai 90% dari Physical Attack Minsitthar. Selama berada di area skill, Minsitthar juga mendapat tambahan 50 Physical Attack, serta 30 Physical dan Magical Defense. Musuh dalam area skill menerima pengurangan Movement Speed dan tidak bisa menggunakan skill bertipe Blink.

Melihat gaya permainan Minsitthar, rasanya seperti persilangan antara Monkey King di Dota 2 dan Omen di Arena of Valor. Tapi tentunya hero ini akan punya nuansa permainan sendiri yang membuatnya unik. Tampaknya Minsitthar akan ahli menjadi solo killer berkat teknik Crowd Control miliknya, tetapi juga bisa menjadi hero semi tank yang kuat di teamfight. Kita lihat saja bagaimana kiprah hero ini setelah dirilis.

Ke depannya Moonton akan terus merilis hero-hero bernuansa budaya mancanegara. Tujuannya agar para gamer Mobile Legends semakin mencintai budaya negerinya sendiri, sambil berkenalan dengan budaya dari negara-negara lain. Dari Indonesia sendiri Mobile Legends punya Gatotkaca yang didesain oleh komikus Is Yuniarto, dan dalam waktu dekat akan merilis Kadita yang terinspirasi dari Nyi Roro Kidul.

Astro Racik Controller PlayStation 4 Modular Premium Untuk Gamer Pro

Perkembangan esports di console bukan hanya memberikan kesempatan bagi gamer untuk menunjukkan kemampuannya, tapi juga membuka peluang lebih lebar bagi produsen periferal third-party buat menawarkan alternatif dari input kendali yang ada. Penjelmaan kreasi mereka mungkin sudah sering Anda lihat. Contohnya: Razer punya Raiju, dan Scuf menawarkan Vantage.

Biasanya, kendala terbesar dari produk-produk pihak ketiga ini adalah harganya yang mahal sebagai kompensasi dari fitur-fitur canggih di sana. Setelah diakuisisi oleh Logitech di bulan Juli silam, minggu ini Astro Gaming resmi memperkenalkan gamepad tercanggih buatannya, diberi nama C40 TR. Astro C40 TR adalah controller berlisensi resmi PlayStation dengan rancangan modular yang memungkinkan kita menerapkan layout ala gamepad Xbox.

Astro C40 TR 1

Pada dasarnya, Astro C40 TR mempunyai kelengkapan layaknya DualShock 4. Di sana, Anda akan menemukan touchpad, sepasang tombol trigger dan lain-lain. Namun silakan lihat sisi bawahnya. Di sana ada sepasang lagi rear button yang dapat dikustomisasi, serta switch trigger stop berwarna merah yang berfungsi untuk mengatur jarak tarikan tombol pelatuk, sehingga Anda bisa membuatnya lebih pendek dan sensitif, ideal ketika sedang menikmati game-game shooter.

Beberapa produk controller third-party memang meyajikan kemudahan konfigurasi tombol dan stik analog. Namun yang menarik dari Astro C40 TR adalah, selain keleluasaan bongkar pasang stik analog, penggguna bisa mengubah penempatan stik dan directional pad, cukup dengan melepas cover  depannya terlebih dulu. Itu artinya, susunan thumb stick khas DualShock 4-nya dapat Anda ubah jadi layout asimetris ala controller Xbox.

Astro C40 TR 2

Astro C40 TR memiliki dimensi 168x108x53mm dengan bobot 310-gram. Controller ini telah dibekali baterai built-in, dapat diisi ulang via port microUSB, lalu  turut dibekali port audio 3,5mm di area bawah. Dalam pemakaiannya, ada bisa menggunakan mode wired ataupun nirkabel – memanfaatkan frekuensi 2,4Gz dan berjarak maksimal 10-meter.

Astro C40 TR 4

Menariknya lagi, meskipun Astro C40 TR memperoleh sertifikasi PlayStation (kesan resmi ditunjukkan pula oleh penggunaan simbol kotak, ssilang, lingkaran dan segitiga di action button), bukan cuma console current-gen Sony yang didukungnya. Gamepad juga dapat terhubung dengan Windows PC, bahkan ditunjang oleh software yang mempersilakan kita mengonfigurasi fungsi tombol.

Jika tertarik memilikinya, Astro sudah membuka gerbang pre-order C40 TR. Perangkat rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan Maret 2019. Harganya memang tidak murah. Gamepad dibanderol US$ 200, lebih mahal US$ 50 dari Xbox Elite Wireless Controller. Belum diketahui apakah Astro akan turut menyediakan versi Xbox-nya.

Via The Verge.

Daftar Nominasi The Game Awards 2018 Didominasi Oleh Game-Game PlayStation

Mundurnya Geoff Keighley dari Video Game Awards karena sang produser merasa perhelatan itu lebih diarahkan pada aspek komersial ternyata merupakan keputusan tepat. Dilangsungkan sejak 2014, The Game Awards adalah realisasi dari visi Keighley mengenai acara selebrasi ideal yang dimaksudkan untuk mengapresiasi pencapaian-pencapaian penting di industri gaming.

Penyelenggara memilih bulan Desember sebagai momen dilaksanakannya The Game Awards. Dan sebagaimana tradisi sebelumnya, Keighley dan kawan-kawan biasanya mengumumkan nominasi game-game yang berpeluang menerima penghargaan beberapa minggu sebelumnnya. Dan untuk ajang di tahun 2018 ini, judul-judulnya didominasi oleh permainan untuk console PlayStation 4.

Ada hampir 30 kategori penghargaan yang diperebutkan oleh game-game ini, dan Anda sudah dipersilakan melakukan voting. Daftar lengkapnya bisa disimak di bawah:

 

Game of the Year

  • Assassin’s Creed Odyssey (Ubisoft Quebec)
  • Celeste (Matt Makes Games)
  • God of War (SIE Santa Monica Studio)
  • Marvel’s Spider-Man (Insomniac Games)
  • Monster Hunter: World (Capcom)
  • Red Dead Redemption 2 (Rockstar Games)

 

Best Ongoing Game

  • Destiny 2: Forsaken (Bungie)
  • Fortnite (Epic Games)
  • No Man’s Sky (Hello Games)
  • Overwatch (Blizzard Entertainment)
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege (Ubisoft Montreal)

 

Best Game Direction

  • A Way Out (Hazelight Studios)
  • Detroit: Become Human (Quantic Dream)
  • God of War (SIE Santa Monica Studio)
  • Marvel’s Spider-Man (Insomniac Games)
  • Red Dead Redemption 2 (Rockstar Games)

 

Best Narrative

  • Detroit: Become Human (Quantic Dream)
  • God of War (SIE Santa Monica Studio)
  • Life is Strange 2 (Dontnod Entertainment)
  • Marvel’s Spider-Man (Insomniac Games)
  • Red Dead Redemption 2 (Rockstar Games)

 

Best Art Direction

  • Assassin’s Creed Odyssey (Ubisoft Quebec)
  • God of War (SIE Santa Monica Studio)
  • Red Dead Redemption 2 (Rockstar Games)
  • Return of the Obra Dinn (3909 LLC)
  • Octopath Traveler (Acquire)

 

Best Score/Music

  • Celeste – Lena Raine
  • God of War – Bear McCreary
  • Marvel’s Spider-Man – John Paesano
  • Ni no Kuni II: Revenant Kingdom – Joe Hisaishi
  • Octopath Traveler – Yasunori Nishiki
  • Red Dead Redemption 2 – Woody Jackson

 

Best Audio Design

  • Call of Duty: Black Ops 4 (Treyarch)
  • Forza Horizon 4 (Playground Games)
  • God of War (SIE Santa Monica Studio)
  • Marvel’s Spider-Man (Insomniac Games)
  • Red Dead Redemption 2 (Rockstar Games)

 

Best Performance

  • Bryan Dechart (Connor) – Detroit: Become Human
  • Christopher Judge (Kratos) – God of War
  • Melissanthi Mahut (Kassandra) – Assassin’s Creed Odyssey
  • Roger Clark (Arthur Morgan) – Red Dead Redemption 2
  • Yuri Lowenthal (Peter Parker) – Marvel’s Spider-Man

 

Games for Impact

  • 11-11 Memories Retold (Digixart/Aardman Animations)
  • Celeste (Matt Makes Games)
  • Florence (Mountains)
  • Life is Strange 2 (Dontnod Entertainment)
  • The Missing: JJ Macfield and the Island of Memories (White Owls)

 

Best Independent Game

  • Celeste (Matt Makes Games)
  • Dead Cells (Motion Twin)
  • Into the Breach (Subset Games)
  • Return of the Obra Dinn (3909 LLC)
  • The Messenger (Sabotage Studio)

 

Best Mobile Game

  • Donut County (Ben Esposito)
  • Florence (Mountains)
  • Fortnite (Epic Games)
  • PUBG Mobile (Lightspeed & Quantum)
  • Reigns: Game of Thrones (Nerial)

 

Best VR/AR Game

  • Astro Bot Rescue Mission (SIE Japan Studio)
  • Beat Saber (Beat Games)
  • Firewall: Zero Hour (First Contact Entertainment)
  • Moss (Polyarc Games)
  • Tetris Effect (Resonair)

 

Best Action Game

  • Call of Duty: Black Ops 4 (Treyarch)
  • Dead Cells (Motion Twin)
  • Destiny 2: Forsaken (Bungie)
  • Far Cry 5 (Ubisoft Montreal)
  • Mega Man 11 (Capcom)

 

Best Action/Adventure Game

  • Assassin’s Creed Odyssey (Ubisoft Quebec)
  • God of War (SIE Santa Monica Studio)
  • Marvel’s Spider-Man (Insomniac Games)
  • Red Dead Redemption 2 (Rockstar Games)
  • Shadow of the Tomb Raider (Eidos Montréal)

 

Best Role Playing Game

  • Dragon Quest XI (Square Enix)
  • Monster Hunter: World (Capcom)
  • Ni no Kuni II: Revenant Kingdom (Level-5)
  • Octopath Traveler (Acquire)
  • Pillars of Eternity II: Deadfire (Obsidian Entertainment)

 

Best Fighting Game

  • BlazBlue: Cross Tag Battle (Arc System Works)
  • Dragon Ball FighterZ (Arc System Works)
  • Soulcalibur VI (Bandai Namco Entertainment)
  • Street Fighter V (Capcom)

 

Best Family Game

  • Mario Tennis Aces (Camelot Software Planning)
  • Nintendo Labo (Nintendo)
  • Overcooked 2 (Ghost Town Games)
  • Starlink: Battle for Atlas (Ubisoft Toronto)
  • Super Mario Party (NDcube)

 

Best Strategy Game

  • The Banner Saga 3 (Stoic Studio)
  • BattleTech (Harebrained Schemes)
  • Frostpunk (11 bit studios)
  • Into the Breach (Subset Games)
  • Valkyria Chronicles 4 (Sega)

 

Best Sports/Racing Game

  • FIFA 19 (EA Vancouver)
  • Forza Horizon 4 (Playground Games)
  • Mario Tennis Aces (Camelot Software Planning)
  • NBA 2K19 (Visual Concepts)
  • Pro Evolution Soccer 2019 (PES Productions)

 

Best Multiplayer Game

  • Call of Duty: Black Ops 4 (Treyarch)
  • Destiny 2: Forsaken (Bungie)
  • Fortnite (Epic Games)
  • Monster Hunter: World (Capcom)
  • Sea of Thieves (Rare)

 

Best Student Game

  • Combat 2018 (Inland Norway University of Applied Sciences)
  • Dash Quasar (UC Santa Cruz)
  • JERA (DigiPen Bilbao, Spanyol)
  • LIFF (ISTART Digital, Perancis)
  • RE: Charge (MIT)

 

Best Debut Indie Game

  • Donut County (Ben Esposito)
  • Florence (Mountains)
  • Moss (Polyarc Games)
  • The Messenger (Sabotage Studio)
  • Yoku’s Island Express (Villa Gorilla)

 

Best Esports Game

  • Counter-Strike: Global Offensive (Valve Corporation)
  • Dota 2 (Valve Corporation)
  • Fortnite (Epic Games)
  • League of Legends (Riot Games)
  • Overwatch (Blizzard Entertainment)

 

Best Esports Player

  • Dominique ‘SonicFox’ McLean (Echo Fox)
  • Hajime ‘Tokido’ Taniguchi (Echo Fox)
  • Jian ‘Uzi’ Zi-Hao (Royal Never Give Up)
  • Oleksandr ‘s1mple’ Kostyliev (Natus Vincere)
  • Sung-hygeon ‘JJoNak’ Bang (New York Excelsior)

 

Best Esports Team

  • Astralis (Counter-Strike: Global Offensive)
  • Cloud9 (League of Legends)
  • Fnatic (League of Legends)
  • London Spitfire (Overwatch)
  • OG (Dota 2)

 

Best Esports Coach

  • Bok ‘Reapered’ Han-gyu (Cloud9)
  • Christian ‘ppasarel’ Banaseanu (OG)
  • Danny ‘zonic’ Sorensen (Astralis)
  • Dylan Falco (Fnatic)
  • Jakob ‘YamatoCannon’ Mebdi (Team Vitality)
  • Janko ‘YNk’ Paunovic (MiBR)

 

Best Esports Event

  • ELEAGUE Major: Boston 2018
  • Evo 2018
  • 2018 League of Legends World Championship
  • Overwatch League Grand Finals
  • The International 2018

 

Best Esports Host

  • Alex ‘Goldenboy’ Mendez
  • Alex ‘Machine’ Richardson
  • Anders Blume
  • Eefje ‘Sjokz’ Depoortere
  • Paul ‘Redeye’ Chaloner

 

Best Esports Moment

  • Cloud9 comeback win in triple OT vs Faze (ELEAGUE Major: Boston 2018)
  • G2 beating RNG (League of Legends World Championship)
  • KT vs IG base race (League of Legends World Championship)
  • OG’s massive upset of LGD (The International 2018)
  • SonicFox side switch against Go1 (Dragon Ball FighterZ)

 

Content Creator of the Year

  • Dr. Lupo
  • Myth
  • Ninja
  • Pokimane
  • Willyrex

Berdasarkan informasi di atas, God of War serta Red Dead Redemption 2 mengamankan delapan nominasi penghargaan, disusul oleh Marvel’s Spider-Man dengan tujuh kategori. Di urutan ketiga ada Celeste dan Assassin’s Creed Odyssey, mereka masuk dalam empat kategori award.

The Game Awards 2018 akan digelar pada tanggal 6 Desember nanti, dapat Anda saksikan langsung di situs resminya.

Gandeng Petroglyph, EA Umumkan Versi Remaster dari Command and Conquer dan Red Alert

Inovasi di sejumlah game klasik dan efek nostalgia yang begitu kuat mendorong bermunculannya banyak upaya remaster. Di kategori strategi PC, kita telah kehadiran Age of Empires HD dan belum lama Blizzard mengumumkan Warcraft III: Reforged. Dan kira-kira sebulan lalu, Anda mungkin juga sudah mendengar rencana EA untuk menghidupkan kembali franchise Command & Conquer.

Setelah mencoba mencari tahu respons gamer terhadap agenda mereka itu, Electronic Arts akhirnya resmi mengumumkan akan meluncurkan kembali Command and Conquer: Tiberian Dawn dan Red Alert. Mereka merupakan dua judul awal seri Command & Conquer, dengan Red Alert yang dirancang sebagai prekuel dan di-setting di garis sejarah alterrnatif. Langkah tersebut publisher ambil setelah mengumpulkan masukan dan komentar dari fans.

Dalam mengerjakan dua permainan ini, EA memutuskan buat menggandeng tim ‘independen’ Petroglyph Games, yaitu developer spesialis game-game strategi yang didirikan oleh mantan staf Westwood Studios – yakni pada talenta di belakang seri Command & Conquer. Nama-nama seperti Joe Bostic (co-creator C&C), Steve Tall, Ted Morris, hingga Mike Legg yang bekerja untuk Westwood sejak tahun 1986 turut berpartisipasai di proyek ini.

Baik EA maupun Petroglyph belum banyak membahas aspek teknis dari remake Tiberian Dawn dan Red Alert ini, namun sang publisher sempat menyampaikan bahwa mereka turut mengajak Lemon Sky Studios buat membantu penggarapan kedua game, khususnya agar permainan dapat tersaji di resolusi 4K. Belum diketahui apakah Petroglyph akan mempertahankan konten, UI dan art direction; atau mengonstruksi tiap aset game dari nol seperti yang Blizzard lakukan pada Warcraft III. Joe Bostic malah menanyakan pada fans arahan seperti apa yang sebaiknya mereka ambil.

Berbicara soal konten, EA ingin agar remake Command & Conquer: Tiberian Dawn dan Red Alert ini menjadi pengalaman lengkap. Untuk itu, mereka berniat buat membubuhkan segala expansion pack yang pernah disajikan buat kedua game, misaslnya Covert Ops, Counterstrike serta Aftermath. Publisher juga kembali menegaskan bahwa versi anyar ini tidak menyimpan microtransaction (serta loot box).

Status dari Tiberian Dawn dan Red Alert versi remaster masih belum mulai dikerjakan. Saat ini, EA mempersilakan komunitas gamer untuk ikut serta dalam tahap persiapan serta mengutarakan apapun yang mereka inginkan, dan mengajak semua orang buat berinteraksi dengan developer lewat Reddit.

Command & Conquer dan Red Alert adalah beberapa game yang saya terus mainkan hingga bertahun-tahun setelah perilisannya. Begitu kentalnya efek nostalgia di game ini, saya masih bisa mendengar jelas ejekan Tanya Adams pada musuh-musuhnya, “Chew on this!