Grab Umumkan Investasi ke Ninja Van, Perkuat Sistem Logistik GrabExpress

Grab mengumumkan investasi terbaru dengan nilai yang tidak disebutkan untuk startup logistik last mile Ninja Van, dimulai lewat kemitraan strategis. Ninja Van menjadi startup pertama yang Grab umumkan dari komitmen perusahaan yang ingin gandeng enam startup sepanjang tahun ini.

“Kami sangat senang dengan kerja sama ini [..] Melihat jumlah pengguna Grab yang sangat banyak, kami dapat menawarkan mereka cara termudah untuk menikmati layanan logistik kami yang lengkap, serta menawarkan layanan pengiriman barang andal dan mudah yang didukung oleh teknologi,” terang Co-Founder dan CEO Ninja Van Lai Chang Wen dalam keterangan resmi.

Head of GrabExpress Adelene Foo menambahkan, “Kerja sama dengan Ninja Van memampukan kami untuk menawarkan berbagai pilihan pengantaran yang terlengkap di Asia Tenggara melalui aplikasi Grab. Memudahkan penjual, pembeli, serta merchant untuk mengirim dan menerima barang mereka.”

Layanan Ninja Van nantinya akan terintegrasi ke dalam aplikasi Grab melalui GrabExpress yang akan tersedia pada kuartal II/2019. Secara bertahap layanan akan tersedia di Asia Tenggara.

Kerja sama ini memperluas jangkauan layanan GrabExpress secara signifikan di luar jasa pengantaran menggunakan kurir on-demand dan same day, jadi pengiriman terjadwal ke seluruh penjuru daerah secara nasional.

Cakupan wilayah GrabExpress juta ikut terpengaruh, kini tersedia di 150 kota tersebar di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Diklaim hingga Maret sampai Desember 2018, volume pengiriman barang instan dan same day GrabExpress tumbuh lebih dari tiga kali lipat.

Ninja Van disebutkan sebagai perusahaan logistik last mile dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, menjangkau lebih dari 450 kota dan menghubungkan enam negara. Bagi perusahaan, Grab akan jadi kendaraan untuk menjangkau lebih banyak pengguna yang datang dari kalangan usaha kecil dan menengah, dan komunitas social seller.

Pelanggan dapat mengirim barang mereka dengan mudah melalui satu aplikasi dan menikmati pengalaman pengantaran terbaik di jaringan Ninja Van.

Dalam wawancara sebelumnya, Country Head Ninja Xpress Indonesia Eric Saputra mengungkapkan bisnis perusahaan secara keseluruhan dapat tumbuh tiga kali lipat. Armada Ninja Xpress di Indonesia saja ada 3 ribu unit, 70% di antaranya adalah kendaraan roda dua.

Perusahaan memiliki dasbor yang disediakan khusus untuk penggunanya. Di dalamnya, tidak hanya ada fitur tracking order, namun memiliki intelligence reporting yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pengguna merekap total total pengiriman selama setahun ke belakang untuk peningkatan bisnis di tahun berikutnya.

Application Information Will Show Up Here

Nikkei Umumkan Akuisisi Saham Mayoritas Portal Berita Investasi DealStreetAsia

Nikkei Inc atau yang lebih dikenal sebagai pemilik portal Financial Times (FT) dan Nikkei Asian Review, hari ini (26/4) mengumumkan akuisisinya terhadap mayoritas saham DealStreetAsia. Kesepakatan tersebut dinilai akan memberikan keleluasaan bagi Nikkei Group memperluas jangkauan liputan terkait ekosistem startup dan industri teknologi di Asia.

Adanya akuisisi ini masih menyisakan saham minoritas untuk Mint, media bisnis dari India yang menjadi investor sebelumnya. Sementara investor lainnya, meliputi SPH Ventures, North Base Media, Aplha JWC, Ozi Amanat’s K2 VC, SGAN, Vijay Shekhar Sharma, dan Jim Rogers memutuskan untuk exit.

DealStreetAsia merupakan startup media berbasis di Singapura yang fokus memberitakan terkait private equity dan venture capital — termasuk informasi tentang pendanaan dan bisnis startup di Asia Tenggara dan India.

“Saya menyambut dengan gembira bergabungnya DealStreetAsia ke dalam Nikkei Group. Kami akan bersama-sama memperluas liputan terkait lanskap teknologi dan startup di Asia yang terus berkembang dengan pesat, dengan fokus pada pengembangan editorial dari Nikkei Asian Review yang merupakan produk unggulan dalam strategi global kami,” sambut Presiden & CEO Nikkei Inc Naotoshi Okada.

Tampaknya akuisisi menjadi salah satu strategi perluasan cakupan Nikkei. Pasalnya pada bulan Maret 2019 lalu, pihaknya juga mengumumkan telah mengakuisisi mayoritas saham milik portal The Next Web. FT pun hasil dari proses akuisisi yang dilakukan pada tahun 2015.

“Bergabung dengan Nikkei akan membantu kami dalam melakukan akselerasi misi dalam membantu industri PE-VC serta dealmakers untuk memahami perubahan megatren pada sektor ini. Seiring dengan ekspansi liputan kami di penjuru Asia, kami menantikan kolaborasi lebih lanjut dengan berbagai bentuk publikasi serta kelompok usaha Nikkei yang lain, seperti FT, Nikkei Asian Review, dan scoutAsia,” ujar Founder & Editor in Chief DealStreetAsia Joji Thomas Philip.

Honestbee Dikabarkan Alami Kesulitan Keuangan, Berpotensi Dijual

Hadir di Indonesia sejak tahun 2017 lalu, startup online grocery asal Singapura Honestbee dikabarkan terkendala modal usaha. Seperti yang dilaporkan Techcrunch, saat ini Honestbee dikabarkan bersiap menjual perusahaan dan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa calon pembeli– termasuk dengan Grab dan Gojek.

Saat ini perusahaan telah menghentikan operasional lini pengantaran makanan di Hong Kong dan Thailand, sementara di Filipina Mashable memberitakan operasional perusahaan sementara dihentikan, walaupun Honestbee disebut menyumbang porsi terbesar pendapatan perusahaan. Di Taiwan Honestbee disebut telah dihentikan kemitraannya oleh FairPrice terkait masalah utang pembayaran.

Honestbee juga disebutkan mulai melakukan pengurangan pegawai di delapan negara tempat ia beroperasi, termasuk di Indonesia.

 

Saat ini operasional Honestbee di Indonesia dipimpin Deputy Managing Director Hendro Tan. DailySocial mencoba mendapatkan keterangan lebih lanjut, namun belum mendapatkan respon.

Pemberitaan tentang Honestbee ini “diperparah” dengan pengumuman perolehan dana Seri C dari kompetitornya, HappyFresh, sebesar $20 juta (lebih dari 282 miliar Rupiah) yang juga telah menggandeng Grab sebagai mitra dan investor.

Burn rate yang tinggi dan kurangnya pemodalan diduga menjadi penyebab kondisi Honestbee saat ini. Menurut data Crunchbase, dalam operasinya Honestbee telah memperoleh pendanaan eksternal secara total sebesar $46 juta (lebih dari 653 miliar Rupiah).

Application Information Will Show Up Here

Grab dan BookMyShow Hadirkan Layanan “Tiket” di Dalam Aplikasi

Bertujuan melengkapi ekosistem super app di dalam platform, Grab meresmikan menggandeng BookMyShow dengan meluncurkan fitur “Tiket” di dalam aplikasi. Startup yang berbasis di India ini merupakan startup terpilih dalam program Velocity, akselerator startup Asia Tenggara yang diinisiasi Grab Ventures.

Melalui kemitraan ini, pengguna Grab bisa membeli tiket bioskop langsung melalui aplikasi berdasarkan pilihan bioskop yang telah bekerja sama dengan BookMyShow, termasuk CGV dan Cinemaxx.

“Kami juga telah melakukan integrasi pembayaran melalui OVO untuk pengguna, sehingga bisa memudahkan proses pembayaran sekaligus membantu pengguna mengumpulkan lebih banyak GrabRewards,” kata Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan.

Grab berencana untuk mengembangkan daftar layanan yang ditawarkan melalui menu Tiket, sehingga ke depannya para pengguna dapat membeli tiket untuk acara-acara hiburan lain melalui tile ini.

“Kami ingin berkomitmen untuk membantu startup binaan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. Salah satunya adalah menjadi mitra kami sekaligus memberikan pilihan baru kepada pengguna Grab,” kata Ongki.

Fokus investasi di Indonesia

Dalam wawancara terpisah dengan Bloomberg Technology, Co-Founder Grab Tan Hooi Ling menyebutkan, Grab tidak lagi ingin dikenal hanya sekedar layanan ride-hailing dan Indonesia adalah negara Asia Tenggara yang menjadi fokus utama perusahaan.

Hal tersebut ditegaskan Ongki. Dalam presentasinya, Grab tahun ini berencana berinvestasi di lebih banyak perusahaan atau startup yang memiliki bisnis yang sejalan dengan ekosistem yang dimilikinya.

“Kami berencana berinvestasi kepada enam perusahaan di Asia Tenggara tahun ini. Sesuai dengan rencana Grab untuk menambah dan mengakuisisi lebih banyak perusahaan. Salah satunya adalah kemitraan dengan BookMyShow yang baru saja kita resmikan,” kata Ongki.

Selain menambah kemitraan, Grab juga berencana fokus ke healthtech dan insurtech. Salah satu kemitraan yang telah diresmikan adalah dengan Ping An Good Doctor dari Tiongkok pada September lalu. Ping An Good Doctor merupakan layanan kesehatan terintegrasi dengan artificial intelligence yang  menyediakan konsultasi kesehatan berbasis online. Ini pertama kalinya Ping An Good Doctor beroperasi di Asia Tenggara.

“Jika sesuai rencana, di kuartal dua atau tiga tahun 2019 kami akan meluncurkan layanan konsultasi langsung dengan dokter dalam aplikasi. Layanan ini kami perkuat dengan menerapkan teknologi artificial intelligence. Sehingga dalam waktu yang cepat, dokter bisa menjawab pertanyaan dari pengguna dalam jumlah yang besar,” kata Ongki.

Ongki menyebut layanan pesan antar obat ke pengguna termasuk dalam roadmap perusahaan. Meskipun demikian, menyesuaikan peraturan dari regulator terkait pemesanan resep obat secara online (e-precription), Grab masih melakukan persiapan dan pendekatan ke pihak regulator terkait.

Keamanan pengguna dan mitra pengemudi

Untuk memastikan pengguna menikmati pengalaman yang seamless, Grab juga akan fokus kw peningkatan teknologi kepada pengguna. Salah satunya adalah menambah unsur keamanan dengan menempatkan kamera di beberapa GrabCar dan layanan Emergency yang berguna untuk pengguna dan mitra pengemudi Grab.

“Kami juga telah meluncurkan teknologi number masking yang menjaga privasi nomor selular pengguna saat melakukan percakapan dengan mitra pengemudi. Selain itu kami juga telah meluncurkan VoIP, panggilan telepon yang tidak menggunakan pulsa pengguna,” kata Ongki.

Application Information Will Show Up Here

Shopee Gandeng Traveloka, Jual Tiket Pesawat dalam Aplikasi

Shopee mengumumkan kerja sama dengan Traveloka untuk menyajikan penjualan tiket pesawat dalam aplikasinya. Kehadiran Traveloka menjadi manuver Shopee untuk jadi situs marketplace terdepan yang mampu memberikan semua kebutuhan pengguna.

“Senang sekali bisa bekerja sama dengan mitra kami Traveloka, yang sudah memiliki fitur dan pengalaman dalam bidang pembelian tiket pesawat. Kerja sama ini dihadirkan agar pengguna Shopee dan Traveloka mendapatkan pengalaman pembelian tiket yang aman dan nyaman,” ujar Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar kepada DailySocial.

Dalam pengembangan produk digital dalam aplikasi Shopee, sambungnya, perusahaan selalu bekerja sama dengan mitra-mitra terpercaya. Oleh karenanya, menarik pihak ketiga dalam aplikasi Shopee bukan pertama kalinya dengan Traveloka saja. Sebelumnya perusahaan pernah bekerja sama dengan lembaga-lembaga zakat untuk memberikan sumbangan pada daerah yang terdampak bencana.

Tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana kolaborasi lebih lanjut dengan Traveloka akan sedalam apa dan target spesifik yang dibidik Shopee terhadap kehadiran fitur teranyar ini. Kemungkinan besar Traveloka akan jadi mitra yang bakal memperkaya produk digital Shopee, lantaran Traveloka memiliki vertikal bisnis yang cukup kuat dan bervariasi di lanskap OTA.

Pembelian tiket pesawat di Shopee sejauh ini hanya bisa dilakukan lewat aplikasi. Tampilan UI/UX-nya cukup simpel sama seperti saat pengguna ingin membeli tiket pesawat di Traveloka atau aplikasi OTA lainnya. Cukup memilih bandara keberangkatan dan destinasi yang dituju.

Hanya saja, dalam aplikasi Shopee baru tersedia sebagian destinasi yang bisa dipilih dan itu pun tergolong lokasi favorit wisata seperti Bali, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok.

Setelah mengisi data diri, pengguna akan diarahkan untuk menyelesaikan pembayaran. Opsi yang dapat dipilih mulai dari transfer bank, kartu kredit, ShopeePay, atau melalui gerai Indomaret dan Alfamart.

Dalam produk digital Shopee, kini makin ramai dengan berbagai opsi transaksi PPOB, bayar roaming, tagihan telepon, listrik, TV kabel, PDAM, voucher streaming, tiket kereta, zakat, donasi, sampai tiket atraksi.

Shopee masih mengandalkan berbagai gimmick marketing seperti gratis ongkos kirim, untuk meningkatkan transaksinya. Mengutip dari Katadata, sepanjang momen Ramadan yang akan segera tiba ini, perusahaan menargetkan dapat memproses lebih dari 1,5 juta transaksi sama seperti pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu.

Platform Komunitas Muslim “Umma” Sediakan Layanan Penunjang Ibadah Secara Menyeluruh

Aplikasi yang memuat konten Islami, Muslim Ummah melakukan rebranding menjadi “Umma” sekaligus meresmikan kehadiran setelah setahun berdiri. Dengan nuansa baru, Umma akan membawa lebih banyak fitur yang menjawab umat Muslim terhadap informasi seputar Islam yang terpercaya dalam satu wadah.

Dalam kesempatan peluncuran layanan, Kepala Bekraf Triawan Munaf menyebutkan, Umma dapat menjadi aplikasi yang cocok digunakan Muslim di tanah air, terutama menjelang momen Ramadan.

Salah satu pemegang saham Umma, pebisnis Garibaldi Thohir menambahkan, rebranding adalah upaya perusahaan dalam menyempurnakan aplikasi dengan tampilan UI/UX yang lebih baik. Pun demikian dari segi fitur juga diperkaya agar bisa memberikan nilai lebih untuk para pengguna.

“Melalui Umma, kami bisa berikan alternatif terbaik untuk umat Muslim. Kami ingin bawa Umma tidak hanya besar di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara,” katanya, Kamis (25/4).

Meski tidak dijelaskan secara spesifik, Garibaldi menjadi pemegang saham mayoritas di Umma, dibandingkan tiga pemegang saham lainnya. Dia juga menyebut perusahaan membuka diri untuk investor lain yang berminat untuk masuk ke Umma dengan syarat memiliki kesamaan visi dan misi.

Fitur Umma

CEO dan Co-Founder Umma Indra Wiralaksmana menjelaskan, aplikasi Umma memberikan tiga fitur utama yakni fitur penunjang ibadah, konten, dan komunitas yang dapat diakses secara gratis. Di fitur penunjang ini ada jadwal salat, arah kiblat yang dapat digunakan di lokasi manapun berbasis GPS, dan Al Quran dan terjemahannya disertai audio untuk melatih pengucapannya.

Sementara itu, fitur konten memuat video dan artikel terkurasi yang diisi 80 ustadz dan ulama ternama. Konten ini dipersonalisasi sesuai ketertarikan pengguna dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.

Terakhir, fitur komunitas ini berisi grup chat yang dimoderasi untuk memfasilitasi pengguna yang datang dari berbagai kalangan untuk berdiskusi dan tanya jawab dengan ustadz pembina grup tersebut.

“Fitur komunitas ini yang membedakan kami dengan aplikasi lainnya. Umma mendorong umat Muslim untuk saling bahu membahu berbuat kebaikan pada sesama dengan diskusi yang positif. Lebih dari satu tahun, kami telah memfasilitasi 80 komunitas baru dan akan terus bertambah,” terang Indra.

Fitur ini hadir secara all-in-one dalam Umma, sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi terpisah dalam smartphone-nya. Indra mengungkapkan pihaknya akan menjadikan Umma sebagai platform terbuka yang menghubungkan berbagai industri.

Misalnya, fitur nearby yang menghubungkan pengguna dengan masjid terdekat, rumah sakit, restoran halal, sekolah, universitas, dan lainnya. Bahkan rencananya bakal disediakan kontak layanan pemandian jenazah, marketplace, sampai keuangan finansial. Seluruh rencana ini bakal secara bertahap dihadirkan.

Indra menyebut Umma akan rilis fitur khusus untuk menyambut momen Ramadan. Kehadiran fitur ini diharapkan menunjang pengguna dalam meningkatkan ibadahnya selama satu bulan penuh tersebut.

Belum lakukan monetisasi

Indra menjelaskan, fokus Umma saat ini adalah memperkaya fitur demi meningkatkan kadar kebutuhan pengguna terhadap aplikasi. Ketika aplikasi berhasil menjaring lebih banyak orang, perusahaan akan memutuskan monetisasi dengan memasang iklan.

Shareholder kami memang ada interest untuk dibisniskan, tapi karena unsur tanggung jawab untuk memajukan Islam, makanya sekarang ini fokusnya meningkatkan platform-nya terlebih dahulu. Saat jumlah user sudah naik dan tingkat ketergantungannya tinggi, kita akan mulai pasang iklan.”

Per April 2019, aplikasi Umma telah diunduh lebih dari 2,5 juta kali dengan pertumbuhan pengguna sekitar 50% per kuartal dari periode Ramadan tahun lalu. Jumlah pengguna aktif disebutkan hampir separuh dari angka unduhan atau sekitar 1 juta orang.

Application Information Will Show Up Here

BNI Siapkan 250 Miliar Rupiah untuk Modal Ventura

BNI segera memiliki anak usaha baru, perusahaan modal ventura, pada Juni 2019 dan menyiapkan anggaran sebesar Rp250 miliar untuk aksi korporasi tersebut. Rencana ini sebenarnya sudah mulai diungkapkan perseroan sejak dua tahun lalu, namun molor di tengah jalan.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi mengatakan, perseroan menargetkan rencana ini diharapkan dapat segera terealisasi kuartal kedua tahun ini. Kendati demikian, perseroan masih menjajaki beberapa alternatif target potensial untuk mengakuisisi perusahaan modal ventura yang sudah ada dan tidak menutup kemungkinan melakukan pendirian perusahaan baru.

Insya Allah kuartal II/2019 sudah ada kabar baik dari BNI,” ucapnya kepada DailySocial.

Menurutnya, sebagai bank umum di Indonesia, BNI lebih cenderung menggunakan struktur modal ventura yang sesuai dengan ketentuan OJK. Nantinya anak usahanya tersebut akan diposisikan sebagai kendaraan untuk menggarap ekosistem digital dan bisnis lain yang tidak dapat digarap oleh bank secara langsung.

Dikutip dari Bisnis, pembentukan modal ventura ini juga berkaitan dengan rencana pengambilalihan saham di PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja). Dipastikan BNI akan mendapatkan porsi kepemilikan saham 20% di sana. Pada saat yang sama, perseroan akan berinvestasi ke LinkAja dengan menyetorkan dana investasi Rp900 miliar yang bakal dilakukan secara bertahap.

“Melalui LinkAja akan terbentuk ekosistem yang lebih luas sehingga menciptakan efisiensi yang lebih maksimal. Kami berharap secepatnya bisa diresmikan. Ada 60 ribu lebih EDC LinkAja,” tambah Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta.

Saat ini perseroan sudah melakukan kerja sama dengan 600 perusahaan fintech maupun layanan e-commerce. Kebanyakan perseroan menyediakan layanan pembayaran melalui rekening virtual dalam kerja sama tersebut. Ditargetkan tahun ini BNI bisa menggandeng 1.000 startup.

Pengembangan Fitur Empat Produk Jadi Fokus Astra Digital Tahun Ini

Astra Digital, anak usaha Astra International khusus menangani layanan berbasis teknologi, meresmikan kehadirannya dengan memperkenalkan empat produknya yang sudah dirilis sejak tahun lalu. Empat produk tersebut adalah Seva.id, CariParkir, Sejalan, dan Movic.

“Digitalisasi sudah merambat ke semua lapisan masyarakat sehingga sudah terbiasa dengan semua hal harus berbau digital. Astra memiliki basis konsumen yang luas dan butuh sentuhan digital untuk meningkatkan pengalaman mereka. Ini menjadi tugas kami untuk mensinergikan dengan lini bisnis Astra yang sudah ada,” ujar Presiden Direktur Astra Digital Djap Tet Fa, kemarin (25/4).

Direktur Astra Digital Kemas Henry Kurniawan menambahkan, pasca peresmian kehadiran perusahaan, pihaknya memfokuskan pengembangan fitur empat produk yang sudah ada agar semakin kaya. Inovasi, menurutnya, harus terus dipacu ketika memutuskan untuk bermain di ranah digital.

Perusahaan bekerja seperti selayaknya startup pada umumnya, tetap agile dengan rutin rilis fitur baru tiap dua pekan sekali. Lalu melakukan review secara berkala untuk melihat bagaimana respons konsumen, begitu seterusnya.

Kendati demikian, perusahaan tetap memastikan semua fitur yang dikembangkan ini tetap sejalan dengan lini bisnis Astra lainnya atau setidaknya menjadi nilai tambah yang membawa peningkatan produktivitas di lini bisnis Astra.

Kemas mencontohkan, Seva.id memiliki produk yang kurang lebih mirip dengan Auto2000, sama-sama menyediakan simulasi kredit, pembelian dan penjualan kendaraan, booking service dan suku cadang. Seva.id menjadi pemberi nilai tambah buat Auto2000 karena mereka akan menjadi pihak akhir yang siap melayani apabila terjadi pembelian kendaraan.

Perusahaan percaya bahwa saat membeli kendaraan itu tidak harus 100% digital, masih butuh sentuhan manusia agar pengalaman lebih baik. Oleh karenanya, pihak Auto2000-lah yang akan menanganinya karena sudah lebih piawai di bidangnya.

“Konsepnya kita ini startup dengan corporate style, tapi tetap agile. Rutin rilis fitur baru di tiap dua minggu, di tes ke konsumen, lakukan review, dan lakukan itu terus menerus. Kalaupun ada layanan dari kita yang sama [dengan anak usaha Astra], dari Astra Digital akan improve dari sisi produktivitasnya,” terang Kemas.

Dia memastikan tidak ada produk baru yang akan dirilis pada tahun ini. Besar kemungkinannya, Astra Digital akan menggarap produk di luar otomotif. Salah satunya adalah Seva.id, yang kini menyediakan jual dan sewa properti dari lini Astra Internasional, seperti Anandamaya Residence, Arumaya, Asya, dan Menara Astra.

“Untuk layanan properti di Seva.id, kami akan tambah fitur dari Astra Financial Services.”

Meski tidak menyebut secara spesifik, Kemas menargetkan dari seluruh tambahan fitur yang akan dirilis setidaknya terjadi pertumbuhan hingga dua kali lipat untuk secara keseluruhan. Perusahaan juga belum memutuskan untuk mulai monetisasi bisnis di tahun pertama ini.

Pencapaian empat produk

Kemas melanjutkan, Seva.id, Sejalan, dan CariParkir sudah lebih dahulu hadir sejak Maret 2018. Sementara, Movic baru hadir pada September 2018. Seva.id diklaim telah dikunjungi 1 juta kali secara rerata per bulannya. Dari angka itu, ada leads lebih dari 3 ribu per bulan.

Leads ini adalah pembeli potensial yang menunjukkan intensi untuk membeli namun belum sampai tahap pembayaran. Angka leads tersebut diserahkan ke lini bisnis Astra yang terkait untuk ditindaklanjuti.

“Dari setiap leads ini kami treat dengan pendekatan O2O karena untuk sampai ke tahap closing itu tetap butuh sentuhan manusia.”

Sementara itu, CariParkir sudah bekerja sama dengan 200 mitra parkir untuk roda dua yang tersebar di Jabodetabek dan Surabaya, di sekitar stasiun, pintu tol, terminal, mal, dan gedung perkantoran. Tersedia pula 12 lokasi mitra parkir valet untuk roda empat, termasuk di Senayan City, Kuningan City, The Breeze, dan Tangerang City Mall.

CariParkir tidak hanya memudahkan masyarakat yang ingin cari tempat parkir dengan cepat, namun juga dilengkapi dengan fitur CariServis. Fitur tersebut untuk pengguna yang ingin menservis kendaraan selama diparkir. Aplikasi CariParkir sendiri sudah diunduh lebih dari 287 ribu kali.

Sementara Sejalan merupakan aplikasi ride sharing untuk pertemukan pengemudi dengan penumpang yang memiliki rute perjalanan searah. Kini Sejalan menyediakan fitur travel agregator dengan perusahaan travel.

Total rutenya ada 40 rute yang bisa dipilih konsumen dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Diklaim aplikasi Sejalan telah diunduh hingga 412 ribu kali pada bulan ini. Perjalanan harian yang terjadi di Sejalan disebut ada 200 kali.

Terakhir, Movic adalah sebuah layanan sewa kendaraan memungkinkan pemilik kendaraan dapat menyewakan mobilnya dengan mudah. Terdapat 2.200 unit ribu kendaraan yang bisa dimanfaatkan konsumen tersebar di 36 kota. Aplikasi Movic sudah diunduh lebih dari 495 ribu kali.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Bermitra dengan Pemkot Bogor, Layani Pembayaran Pajak Online dan Pembukaan BukaBike

Pemerintah Kota Bogor dan Bukalapak resmi bekerja sama untuk menghadirkan layanan pembayaran pajak daerah, termasuk pajak bumi dan bangunan (PBB), secara online melalui sistem Bukalapak. Di kesempatan yang sama Bukalapak juga meluncurkan program BukaBike di Kota Bogor.

Kerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor ini melanjutkan tren Bukalapak yang bekerja sama dengan pemerintah daerah di kawasan Jawa Barat. Sebelumnya Bukalapak menyediakan solusi pembayaran pajak kendaraan untuk mereka yang berada di Jawa Barat. Untuk BukaBike, BukaLapak juga memulainya di Bandung, diresmikan bersamaan dengan pembukaan kantor R&D di kota tersebut.

Walikota Bogor Bima Arya menilai kolaborasi pemerintah dan elemen masyarakat melalui teknologi pintar sangat diperlukan untuk melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan daerah.

Sementara CEO Bukalapak Achmad Zaky menegaskan bahwa kerja sama strategis ini merupakan komitmen Bukalapak untuk terus mendorong realisasi e-goverment di berbagai daerah.

“Kami memiliki tim Sosial dan Kemasyarakatan yang mendedikasikan waktu, energi, dan pikirannya untuk mengembangkan berbagai inovasi teknologi pintar bagi daerah-daerah yang menginginkan adanya saluran yang efektif dan efisien untuk mendorong perekonomian dan pembangunan daerah melalui penguatan penerimaan pajak,” terang Zaky.

BukaBuike dari Bukalapak

Termasuk dalam bagian kerja sama strategis dengan Pemerintah Kota Bogor Bukalapak juga meluncurkan program BukaBike. Melalui program ini Bukalapak akan menyiapkan 10 buah sepeda yang disimpan di Lingkar Luar Kebun Raya Bogor. Seluruh sepeda tersebut diperuntukkan sebagai fasilitas yang bisa digunakan para pengunjung Kebun Raya Bogor.

“BukaBike adalah tambahan fasilitas dari Bukalapak yang bertujuan mendorong sektor pariwisata daerah. Melalui fasilitas ini pengunjung dapat menggunakan sepeda untuk mengelilingi Lingkar Luar Kebun Raya Bogor,” imbuh Zaky.

Application Information Will Show Up Here

TokoTalk Amankan Pendanaan 45 Miliar Rupiah dari Altos Ventures

TokoTalk, penyedia solusi bagi penjual online dalam mengelola toko online mereka, baru saja mengantongi pendanaan senilai $3,2 juta atau 45 miliar Rupiah dari Altos Ventures yang berasal dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Pasca perolehan pendanaan, perusahaan akan lebih fokus pada peningkatan layanan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis.

Sejak diluncurkan pada Maret 2018, TokoTalk telah berhasil mendapatkan 100.000 penjual online yang tergabung dalam sistem mereka. Platform besutan Codebrick yang berasal dari Korea Selatan ini juga mengklaim telah mencatatkan penjualan senilai $2 juta selama Maret 2019 — atau jika ditotal secara keseluruhan mencapai $10 juta. Pertumbuhan yang didapat TokoTalk ini dibarengi meningkatnya jumlah pengguna yang mencapai 35% setiap bulannya selama 6 bulan terakhir.

“Kebangkitan internet di Indonesia langsung dimulai dengan era smartphone sehingga masyarakat Indonesia sangat lekat dengan media sosial. Karena itu, saya yakin social commerce akan berkembang lebih besar di Asia Tenggara, di antaranya Indonesia, Vietnam, dan Thailand,” terang CEO Codebrick Kyung-min Bang.

Dengan pertumbuhan sejauh ini dan pendanaan dari Altos Vetures, pihak TokoTalk berkomitmen untuk terus memperkuat fitur-fitur demi kenyamanan para penjual online di Indonesia. Beberapa fitur yang akan terus ditingkatkan meliputi proses pembayaran yang semakin aman, perangkat pendukung pemasaran, dan beberapa lainnya. Mereka menargetkan bisa meraih $20 juta transaksi tahun ini.

“TokoTalk sangat berfokus untuk menyajikan servis yang terbaik bagi pasar Indonesia. Tujuan kami adalah agar semua orang bisa berjualan online dengan mudah, terutama pebisnis kecil dan menengah. Sejauh ini solusi yang kami berikan kepada para penjual sangat bermanfaat bagi kegiatan bisnis online mereka dan membuat mereka mampu mengembangkan bisnisnya ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” ujar Direktur Operasional TokoTalk Nesya Vannesa.

Application Information Will Show Up Here