Go-Jek Jalin Kerja Sama dengan Bank DBS, Segera Resmikan Kehadiran di Singapura

Bank DBS dan Go-Jek hari ini (12/11) mengumumkan kerja sama strategis untuk mendukung layanan pembayaran Go-Jek di Singapura. Ke depannya, kemitraan ini akan berlanjut menjangkau negara-negara lain di Asia Tenggara dengan menghadirkan inovasi layanan pembayaran.

Beberapa minggu mendatang, Go-Jek akan segera meresmikan versi beta aplikasi ride-hailing di Singapura. Dengan kemitraan ini, pelanggan DBS di Singapura nantinya akan mendapatkan beberapa kesempatan dan penawaran khusus.

“Kami bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki kesamaan visi, seperti Go-Jek, untuk membangun ekosistem digital yang inklusif bagi nasabah kami,” sambut Group Head of Consumer Banking Bank DBS, Tan Su Shan.

Disampaikan juga bahwa saat ini DBS di Singapura telah mengedarkan lebih dari empat juta kartu debit/kredit aktif di masyarakat. Mereka juga sudah meluncurkan aplikasi dompet digital DBS PayLah! untuk kebutuhan pembayaran non tunai bagi nasabahnya.

Sementara itu Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo, menyampaikan bahwa kemitraan ini menjadi langkah tepat bagi perusahaan. Harapannya kemitraan dengan DBS dapat menghadirkan sambutan antusias dari kalangan konsumen, khususnya yang sebelumnya menggunakan layanan DBS.

“Kami sangat menantikan peluncuran versi beta layanan kami dalam beberapa minggu mendatang. Kami telah mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari komunitas driver sejak kami membuka pra-pendaftaran. Kami yakin bahwa melalui kemitraan dengan DBS, kami akan mendapat sambutan serupa dari konsumen,” ujar Andre.

Application Information Will Show Up Here

XBlockchain Summit 2018 Sukses Tunjukkan Berbagai Inovasi Produk Blockchain

XBlockchain Summit 2018 sukses dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2018 lalu di Bali. Sekurangnya acara tersebut dihadiri oleh 500 peserta dari 20 negara. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari industri, akademisi, pemerintahan hingga pakar.

Konferensi dua hari tersebut menyoroti beberapa aspek pengembangan masa depan blockchain. Mulai dari aksesibilitas cryptocurrency, ekonomi blockchain, kerangka kebijakan digital, teknologi inklusi hingga penerapan blockchain dalam korporasi. Sekitar 50 pemateri menyampaikan studi kasusnya terkait dengan blockchain.

Tema utama yang diangkat dalam konferensi ialah penggunaan solusi inovatif dan jangka panjang berbasis blockchain untuk pasar global. Beberapa perusahaan blockchain yang turut serta termasuk IBM, Pundi X, NEM.io Foundation dan sebagainya.

“Ketika kita berbicara tentang blockchain, itu bukan [hanya] tentang teknologi keuangan; ini penting untuk pendidikan, kesehatan, sektor energi, hingga investasi. Di mana-mana kita berbicara tentang reformasi, perubahan dan tantangan,” ujar Loreta Maskaliovienė, Wakil Menteri Keuangan Republik Lithuania dalam sesinya.

“Teknologi baru datang ke kehidupan sehari-hari untuk semua orang. Kita seharusnya tidak menutup mata.”

Sebagai salah satu peserta, Pundi X tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di sela-sela konferensi, mereka memperkenalkan perangkat terbarunya berbasis blockchain bernama XPhone. Perangkat tersebut merupakan layanan panggilan telepon berbasis blockchain pertama. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa blockchain dapat mendesentralisasikan semua jenis data. Perangkat telepon yang didemokan berjalan protokol khusus yang dimiliki Function X OS.

Selain Pundi X ada juga Poseidon Foundation, mereka meluncurkan solusi berbasis blockchain yang memungkinkan pengguna melestarikan hutan di bumi melalui kredit karbon berkualitas tinggi. Inisiatif tersebut meluncurkan sebuah token kripto bernama OCEAN.

Danny Baskara selaku Founder & CEO Vexanium turut memberikan pemaparan dalam konferensi. Ia menyampaikan sebuah studi kasus penerapan blockchain untuk platform loyalitas pelanggan.

Dengan konferensi ini, setidaknya banyak hal yang menjadi lebih terang, berkaitan dengan adopsi blockchain. Harapannya acara ini dapat menginspirasi dan terus meningkatkan popularitas dan implementasi blockchain ke depannya. XBlockchain Summit akan diadakan lagi tahun depan, pada 29-30 Maret 2019 bertempat di Brazil.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit 2018

Kalla Group Dirikan Inkubator Saoraja Hub, Gandeng “Venture Capital” Lokal

Masih kurangnya wadah dan potensi yang menjanjikan di kalangan entrepreneur muda asal Indonesia Timur, terutama Makassar, merupakan alasan utama mengapa Kalla Group mendirikan Saoraja Hub. Berfungsi sebagai inkubator, nantinya Saoraja Hub akan menjadi platform untuk entrepreneur asal Indonesia Timur yang memiliki ide seputar bisnis digital dan kreatif untuk berkumpul bersama berbagi ide.

Untuk memastikan ide tersebut berjalan dengan tepat dari sisi bisnis dan manajemen, Saoraja Hub akan memberikan modal awal kepada lima startup terpilih. 

“Kategori startup yang masuk pun bisa beragam dan bukan hanya yang berbasis digital saja. Namun demikian idealnya mereka yang memiliki layanan atau sektor yang serupa dengan bisnis dari Kalla Group,” kata Presiden Direktur Kalla Group Solihin Jusuf Kalla.

Solihin melanjutkan, untuk memperkuat inkubator, Saoraja Hub akan menggandeng venture capital korporasi hingga lokal. Masih dalam tahap penjajakan, Solihin enggan menyebutkan lebih lanjut siapa venture capital lokal yang akan menjalin kemitraan dengan Saoraja Hub.

“Yang pasti sudah ada dua venture capital lokal dan dari perbankan dan korporasi yang sudah siap bersama dengan Saoraja Hub, siap membantu untuk meningkatkan ekosistem startup di Indonesia Timur,” kata Solihin.

Sebelumnya Saoraja Hub juga terlibat dengan DISRUPTO, sebuah gerakan disrupsi bersifat inklusif yang diinisiasi WIR Group. Kegiatan tersebut bertujuan merangkul pemerintah, startup dan para pelaku ekonomi dan teknologi global. Perhelatan ini akan dihadiri sejumlah lembaga Pemerintah Indonesia.

“Berawal dari perbincangan santai tentang rendahnya jumlah entrepreneur di Makassar, akhirnya Saoraja Hub kami dirikan,” kata Solihin.

Pemanfaatan warehouse Kalla Group

Selain membentuk Saoraja Hub untuk mempercepat pertumbuhan startup di Indonesia Timur, khususnya Makassar, Kalla Group juga memiliki rencana memanfaatkan gudang yang dimiliki untuk disewakan ke perusahaan FMCG dan layanan e-commerce. Divisi logistik (gudang) yang dimiliki Kalla Group saat ini telah memiliki kapasitas yang cukup besar. Ideal untuk dimanfaatkan dan disewakan.

“Awalnya kami tidak memiliki niat untuk memanfaatkan gudang tersebut untuk perusahaan FMCG. Namun karena adanya permintaan dari mereka, akhirnya kami mulai menggunakan gudang yang kami miliki untuk kebutuhan penyimpanan barang perusahaan FMCG,” kata Solihin.

Secara keseluruhan Kalla Group masih memiliki lahan sekitar 20 hektar yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan gudang. Disinggung kapan rencana Kalla Group menjalin kolaborasi dengan layanan e-commerce untuk pemanfaatan gudang tersebut, Solihin menyebutkan masih dalam tahapan perencanaan dan belum ada kesepakatan dengan layanan e-commerce saat ini.

“Fokus kami memang ke depannya sudah mau mulai untuk masuk ke bisnis digital. Meskipun masih secara perlahan namun dengan potensi dan sumber daya yang ada, Kalla Group memiliki rencana untuk mulai memasuki bisnis digital,” kata Solihin.

Disinggung apakah Kalla Group memiliki rencana untuk masuk ke sektor fintech atau finansial, Solihin menyebutkan belum memiliki rencana, dengan alasan tidak adanya latar belakang yang cukup kuat di sektor tersebut.

“Sejak awal berdiri fokus kita lebih kepada otomotif, transportasi dan logistik, konstruksi dan pembangunan, manufaktur, hingga energi. Untuk itu kami tidak ada rencana untuk masuk ke ranah finansial,” tutup Solihin.

Cocowork Ganti Nama Jadi CoHive, Tak Hanya Kejar Pasar Ruang Kerja

Baru saja rebranding di akhir Juni lalu, Cocowork kembali berganti nama. Kini namanya menjadi menjadi CoHive. Selain ruang kerja bersama (coworking space) CoHive juga menyasar segmen baru, yaitu co-living dan new retail.

CoHive saat ini sudah mengoperasikan lebih dari 32.000 meter persegi coworking space di 22 lokasi yang tersebar di Jakarta dan Medan, dengan lebih dari 5.500 komunitas perusahaan, UKM, dan startup yang menyewa ruang kerja dengan sistem per bulan atau tahunan.

Cocowork, sebelumnya bernama EV Hive, dinilai berhasil mengelola banyak coworking space dan menyediakan ruang kerja yang mengedepankan kolaborasi, memiliki konsep yang baik, dan terletak di lokasi-lokasi strategis. Kondisi ini membuat Cocowork terus ingin berkembang dengan lebih banyak ruang kerja yang ditargetkan mencapai 100.000 meter persegi di berbagai lokasi pada tahun mendatang.

Konsep baru yang diusung CoHive menjadi alasan perubahan nama karena membawa sejumlah layanan baru terkait pemanfaatan ruang. Belum ada informasi lebih jauh yang kami peroleh mengenai implementasi konsep baru yang diusung CoHive ini, tapi disebut nama yang diusung untuk produk baru ini adalah CoHive Co-Living and Residences, CoHive Marts, dan CoHiveX.

“Melalui konsep sharing economy, generasi pengusaha muda dapat mengakses sumber daya dan dukungan komunitas yang mereka butuhkan untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. Dengan serangkaian solusi komprehensif yang ada di dalam platform CoHive, komunitas pengusaha yang tergabung bersama kami dapat bekerja, hidup, dan bersenang-senang di dalam ekosistem kami,” terang CEO CoHive Carlson Lau.

Lebih jauh Carlson menjelaskan bahwa saat ini mereka sudah memiliki jaringan menara kantor dan perusahaan yang rencananya akan digunakan untuk membangun seluruh layanan jasa dan aktivitas community building yang terintegrasi dan rencananya akan diluncurkan pada tahun 2019.

Dalam mewujudkan rencana dan strateginya ini, CoHive didukung sejumlah investor, seperti East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Insignia Ventures, SoftBank Ventures Korea, H&CK Partner, Tigris Invesment, dan Intudo Ventures.

Awali Semangat Kalla Group “Going Digital”, Kalla Toyota Makassar Kembangkan Aplikasi Mobile

Sebagai salah satu langkah mendukung semangat Kalla Group going digital, Kalla Toyota yang menaungi tiga cabang Toyota di Makassar berencana meluncurkan aplikasi untuk pengguna. Aplikasi yang rencananya dirilis untuk umum di Q2 2019, baik untuk platform Android maupun iOS, akan berfungsi sebagai platform melakukan reservasi servis mobil, kebutuhan servis darurat, dan lainnya 

“Selain memaksimalkan kegiatan offline, tujuan kami untuk meluncurkan aplikasi tersebut adalah untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru secara online dengan memanfaatkan aplikasi,” kata Deputi Branch Kalla Toyota Cabang Alawuddin Bustam Rais.

Bustam melanjutkan, “Target kami dengan diluncurkannya aplikasi ini, bisa menjual sebanyak 200 unit mobil per bulan, sekaligus mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru.”

Aplikasi tersebut saat ini masih fokus ke tahap pertama, yaitu pemesanan servis berkala dan kebutuhan terkait layanan pelanggan. Di tahap berikutnya direncanakan akan dihadirkan layanan e-commerce terpadu untuk menjual kebutuhan spare part mobil dan aksesoris, serupa dengan yang telah diluncurkan oleh Astra Otoparts dengan aplikasi AstraOtoshop.

Lalamove Raih Pendanaan Seri C 1,4 Triliun Rupiah, Perkuat Kehadiran di Indonesia

Lalamove, startup logistik on demand asal Hong Kong, menerima investasi Seri C senilai $100 juta (sekitar Rp1,4 triliun) yang dipimpin ShunWei Capital dan diikuti investor terdahulu, seperti Xiang He Capital dan MindWorks Ventures.

Cheng Tian, Partner ShunWei Capital, menuturkan, Lalamove adalah investasi penting buat VC di sektor logistik. Diperkirakan ada pertumbuhan kuat dalam sektor pengiriman dalam beberapa waktu terakhir, yang tercermin dalam pertumbuhan dan kinerja Lalamove.

“Hanya dalam beberapa tahun, standarisasi, kecepatan layanan, operasional yang ramping, dan strategi pelaksanaan Lalamove semuanya secara drastis meningkatkan efisiensi serta membentuk reputasi yang sangat baik di seluruh Asia. Daya tahan dan upaya untuk terus berinovasi telah memungkinkan mereka memimpin bisnis pengiriman,” ucap Cheng dalam keterangan resmi.

CEO Lalamove Shing Chow menambahkan pihaknya akan terus mengembangkan layanannya ke kota lain yang dirasa dapat membuat perusahaan yakin dapat memberikan pelayanan pengiriman terbaik. Selain ekspansi, dana juga akan dipakai untuk merekrut talenta baru di seluruh bagian organisasi demi menghadirkan fitur baru yang memungkinkan lebih banyak akses langsung ke mitra Lalamove.

Salah satunya adalah layanan terbaru integrasi API dari Lalamove yang membantu UMKM memanfaatkan teknologi pengiriman on-demand Lalamove melalui layanan bisnis mereka sendiri.

Di Jakarta, pertumbuhan Lalamove diklaim mengalami pertumbuhan yang cukup eksponensial selama enam bulan terakhir. Ada lebih dari 15 ribu pengguna dengan ribuan mitra pengemudi.

Pendanaan ini akan menjadi pijakan kuat untuk perkuat penetrasi Lalamove di Jakarta dengan terus menambah mitra karena disebutkan mengalami permintaan yang terus meningkat.

Pada Juli 2017, Lalamove diklaim telah mencapai tonggak penting dalam menyediakan layanan pengiriman di 100 kota untuk melayani lebih dari 15 juta pengguna. Didukung lebih dari 2 juta mitra pengemudi di seluruh Tiongkok dan Asia Tenggara.

Model bisnis Lalamove

Lalamove hadir di Indonesia dan mulai beroperasi sejak Februari 2018. Dalam layanannya, Lalamove memanfaatkan kemampuan web, mobile web, dan ekonomi berbagi untuk menyediakan layanan pengiriman pada hari yang sama bagi UKM yang membutuhkan layanan pengiriman on-demand yang cepat.

Dalam wawancara sebelumnya bersama DailySocial, Marketing Manager Lalamove Indonesia David Ceasario mengatakan Lalamove mengirim barang pada hari yang sama dengan maksimal jarak tempuh sekitar dua jam untuk satu lokasi dan tambahan 30 menit untuk lokasi tambahan.

Pengguna bisa memilih armada pengiriman dengan moda roda dua dan roda empat. Untuk mendaftar sebagai mitra, hanya perlu mengisi data pribadi, data kendaraan, SIM, usia di atas 18 tahun, dan bersedia mengikuti pelatihan sebelum terjun ke lapangan.

Perusahaan menetapkan pembagian komisi untuk mitra 80% dari nominal order, sisanya masuk ke perusahaan. Besaran tarif yang ditetapkan adalah flat tanpa jam sibuk.

Untuk motor, tarif pengiriman di 5 km pertama sebesar Rp16 ribu dan untuk km berikutnya dikenakan biaya Rp5 ribu per km. Sementara, kalau mobil sebesar Rp16.500 untuk 3 km pertama, setelah 5 km dikenakan tarif Rp5 ribu per km.

Pengguna dapat melakukan permintaan tambahan kepada mitra apabila pengiriman dilakukan tengah malam, libur nasional, tambahan tujuan, dan bantuan ekstra. Ada biaya masing-masing untuk setiap layanan tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Instagram Siap Boyong Fitur Bisnis untuk UKM Lokal

Instagram mengungkapkan akan memboyong fitur bisnis yang sudah hadir di pasar global untuk UKM Indonesia. Keputusan ini diambil lantaran Indonesia menempati satu dari lima negara dengan jumlah akun bisnis terbanyak di dunia.

Head of Emerging Business & SMBs Facebook & Instagram SEA, Ferdy Nandes, merinci secara global ada lebih dari 25 juta akun bisnis di Indonesia. Selain Indonesia empat negara lainnya adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Inggris.

Tingginya jumlah akun bisnis memutuskan perusahaan kembali mengadakan InstaMarket untuk tahun kedua. Kali ini bersama dengan acara Go-Food Festival GBK, sebelumnya bersama Brightspot.

“Kami akan pelajari lebih lanjut karena tiap negara kebutuhannya berbeda-beda. Dari hasil InstaMarket ini nanti bakal diputuskan fitur global mana yang akan dibawa untuk bantu UKM lokal,” kata Ferdy, kemarin (8/11).

Salah satu fitur Instagram bisnis di skala global yang belum ada di Indonesia adalah fitur belanja langsung dalam aplikasi, baik dari feed, story, dan kanal Shopping di tab Explore. Selama ini pengguna harus keluar dari aplikasi saat tertarik dengan produk yang dipajang pemilik usaha dengan memencet tautan yang disediakan di bagian akun profil.

InstaMarket, sambungnya, adalah ajang buat para pelaku usaha untuk belajar, bertukar kisah sukses dan berbagi inspirasi. Ada 8 kelas pelatihan yang dibuka untuk 500 mitra Go-Food dan konsultasi gratis ke perwakilan Instagram buat pengunjung yang ingin diskusi tatap muka perihal akun bisnis mereka. Kesempatan ini hanya berlangsung sejak kemarin hingga 11 November 2018.

“Melalui InstaMarket, kami berharap bisa membantu memberdayakan pelaku usaha di Indonesia melalui fitur-fitur kreatif Instagram serta memberi wadah untuk mereka bisa berinteraksi secara langsung,” tambah Product Marketing Manager Instagram Business Platform Mike Bronfin.

Dalam event ini ada 10 tenant pilihan Instagram dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta yang telah meraih sukses di Instagram dan siap memberi inspirasi buat UKM lainnya.

Survei Instagram

Bulan Agustus lalu, Instagram dan IPSOS melakukan survei terhadap 3 ribu pengguna Instagram dan 500 UKM dari seluruh Indonesia. Ditemukan bahwa 87% dari bisnis yang terlibat dalam studi berhasil meningkatkan penjualan di Instagram dan 82% dari mereka menerima pesan langsung (via DM) dari pelanggan di Instagram setiap hari.

Berikutnya, 52% UKM yang disurvei menyebut lebih memilih untuk mengarahkan pelanggan ke profil bisnis mereka di Instagram daripada ke situs web. Dari sisi pengguna, sebanyak 81% responden menyebut mereka menggunakan Instagram untuk mencari informasi lebih lanjut ketika tertarik pada sebuah produk atau merek.

Di sini ditemukan bahwa ada tren bisnis yang memprioritaskan Instagram (Instagram-first business) dan munculnya pengusaha muda. Instagram memberi UKM kesempatan untuk meningkatkan jangkauan konsumen di kota mereka, bahkan sampai ke luar negeri.

Application Information Will Show Up Here

Tiga Startup Indonesia Siap Berkompetisi di Final StartCon di Australia

Tiga startup Indonesia akan maju ke babak final dalam kompetisi StartCon “Pitch for $1 Million” di Sydney, Australia. Mereka adalah Halal Local, DuitHape, dan Kerjaku. Ketiganya terpilih pasca memenangkan sesi pitching yang diadakan oleh UnionSPACE di FintechSPACE 26 Oktober lalu.

Sebagai pemenang Regional Final di Jakarta, Halal Local, DuitHape dan Kerjaku akan berangkat ke Sydney untuk mengikuti Grand Final Asia Pasifik pada 31 November – 1 Desember 2018. Dibantu dukungan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, mereka akan beradu ide dengan puluhan finalis lainnya se-Asia-Pasifik.

Di Regional Final, juri terdiri dari Stefanus Suharjono (Operation and Investment Manager GK – Plug n Play) dan Andreas Surya (VP of Investment Kejora Ventures).

“UnionSPACE mendukung penuh tumbuhnya ide-ide brilian dari pemuda Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengadakan acara ini. Selain itu juga dengan menyediakan sarana coworking space di berbagai lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai landing pad bagi startup Indonesia bisa lebih cepat go-internasional,” sambut CEO UnionSPACE, Albert Goh.

Halal Local mendapatkan nilai tertinggi dalam sesi tersebut. Tim Halal Local mengembangkan aplikasi mobile yang memudahkan pelancong muslim untuk mendapatkan berbagai informasi seperti jadwal sholat, arah kiblat, dan informasi bahan makanan halal. Aplikasi juga bisa digunakan oleh pengguna untuk memeriksa istilah kimia kandungan makanan kemasan atau yang berbahasa asing.

Selanjutnya, peringkat kedua ada DuitHape. DuitHape merupakan aplikasi pembayaran yang ditargetkan untuk masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Uniknya, meski aplikasi ini didasari semangat amal, secara bisnis tetaplah mendapatkan profit sehingga program yang menjangkau rakyat pedalaman ini bisa bertahan.

Aplikasi Kerjaku menempati peringkat ketiga. Aplikasi ini membantu menjodohkan penyedia lapangan kerja dengan pencari kerja di level buruh (blue collar) dan pelayanan (pink collar). Algoritma Kerjaku memungkinkan kecocokan persyaratan spesifik mulai dari karakter hingga lokasi sehingga mempermudah personalia dan juga mempertinggi kans pencari kerja untuk segera mendapatkan kesempatan panggilan.

StartCon merupakan acara startup tahunan Australia, dan kali ini bekerja sama dengan venture capital asal Australia, Right Click Capital, untuk mengadakan Pitch for $1 Million bagi startup di Asia Pacific. Pitch for $1 Million adalah kompetisi di mana startup dari 14 kota di Asia Pasifik memperebutkan dana investasi sebesar 1 juta dolar Australia.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner StartCon

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Sleekr Siap Rambah Layanan Fintech

Sleekr, platform SaaS HR dan Akuntansi berbasis cloud, merencanakan ekspansi wilayah baru dan rambah produk yang berhubungan dengan fintech. Seluruh rencana ini siap dilakukan pada tahun depan, demi merealisasikan pertumbuhan sebesar tiga kali lipat.

CEO Sleekr Suwandi Soh menuturkan, peluncuran produk berbasis fintech ini mengajak mitra fintech. Nantinya pengguna bisa melakukan pinjaman atau menginvestasikan potongan gaji mereka di instrumen reksa dana lewat kemitraan perusahaan dengan perusahaan fintech.

“Ke depannya kami ingin bekerja sama dengan perusahaan fintech yang ada untuk memberi nilai tambah ke pengguna kami,” ucap Suwandi, Kamis (8/11).

Menurutnya, saat ini produk tersebut masih dalam tahap pengembangan. Sebelumnya melalui Talenta, startup yang diakusisi Sleekr tahun ini, pengguna bisa melakukan pinjaman ke perusahaan fintech.

Kemampuan lainnya yang diharapkan hadir adalah pembelian asuransi untuk karyawan. Admin HR dapat membeli asuransi secara kumpulan, sehingga akan lebih efisien dan kartu dapat berbentuk digital.

Seluruh pengembangan produk ini, menurut Suwandi, akan ditambahkan ke dalam dua produk utama Sleekr yakni platform HR dan Accounting. Namun sasaran pengguna yang ingin dibidik adalah kalangan UKM.

“Peluang kolaborasi ini besar. Memang di Indonesia ini masih tahap awal jadi kita tawarkan produk standarnya terlebih dahulu seperti HR dan Accounting. Sebab ini masih butuh awareness.”

Guna meningkatkan awareness masyarakat terhadap layanan Sleekr, Suwandi siap membuka kantor baru di Medan dan Surabaya pada tahun depan. Keberadaan kantor tersebut diharapkan dapat membuat tingkat adopsi produk digital untuk mitra perusahaan meningkat.

Disebutkan untuk mengadopsi layanan standar Sleekr, misalnya layanan HR, perusahaan hanya membutuhkan biaya sebesar Rp20 ribu per kepala setiap bulannya. Tidak ada biaya tambahan yang harus dibayarkan perusahaan, semisal server.

“Mitra perusahaan kami yang terbesar punya karyawan empat ribu orang. Bagi mereka lebih murah beli ini daripada bangun sistem sebab pada dasarnya kami desain ini untuk dukung UKM.”

Application Information Will Show Up Here

idEA Gelar idEA Works, Program Menyeimbangkan Suplai dan Permintaan Talenta Digital

Survei idEA menyebut sebuah startup paling tidak harus mengeluarkan biaya sebesar Rp210 juta sampai Rp1,1 miliar untuk merekrut C-level lewat headhunter. Tingginya biaya ini disebabkan kurangnya suplai SDM talenta digital di Indonesia.

Ketua Umum idEA Ignatius Untung merinci lebih jauh, untuk level junior biaya yang harus dirogoh startup antara Rp13,2 juta sampai Rp29 juta. Level menengah Rp25 juta sampai Rp79 juta dan level senior Rp66 juta sampai Rp264 juta. Biaya ini belum termasuk gaji dan fasilitas lain untuk talenta.

Sudah menghabiskan biaya yang tinggi, rasio pegawai keluar masuk (turnover rate) cukup tinggi mencapai 19,22%. Rasio ini cukup tinggi dibandingkan perusahaan konvensional di bawah 10%.

“Karena suplainya yang kecil, jadinya ada tren bajak membajak talenta. Pastinya kalau pindah perusahaan yang dilihat adalah gajinya pasti naik. Ini yang membuat biaya tinggi,” ujarnya, Kamis (8/11).

Profesi talenta digital dengan gaji termahal di Indonesia adalah di sektor IT, seperti programmer, developer, dan engineer. Kemudian disusul product manager, data (business intelligent), digital marketing, brand manager, dan sales. Kelima profesi tersebut sekaligus dinobatkan memiliki turn over rate tertinggi dibandingkan pekerjaan lainnya.

Survei juga menyebut tahun depan diprediksi kebutuhan talenta digital bakal naik 35,1%. Pada tahun ini pertumbuhan rekrut talenta digital mencapai 76,8%. Perusahaan berpotensi rugi minimal Rp20 juta perbulan untuk setiap posisi yang mengalami kekosongan.

Padahal, setiap kali perusahaan mendapat talenta dan bertahan antara 2 sampai 3 tahun, dia dikategorikan sebagai pegawai yang baik. Sebab setiap talenta memiliki life time value secara rerata lebih dari Rp720 miliar.

Dari hasil survei dilihat, posisi terbesar talenta hanya bertahan di satu perusahaan antara 1 sampai dua tahun. Talenta yang bekerja lebih dari 5 sampai 6 tahun jumlahnya terkecil.

“Karena aset terbesar startup ada SDM. Beda dengan perusahaan besar yang punya aset tetap seperti tanah, gedung, dan sebagainya. SDM juga bukan aset yang susut secara nilainya.”

Untuk menyelesaikan soal ini, idEA akan membuat panduan soal gaji yang bisa menjadi acuan buat para perusahaan startup demi memperbaiki kondisi. Bagaimana sebaiknya gaji yang harus diberikan untuk setiap profesi sebab selama ini tidak ada sumber data yang valid dalam penentuannya.

“Sehingga, meski status sudah unicorn jadi perlu tahu seberapa besar gaji yang pantas diberikan ke pegawainya. Jangan karena sudah unicorn, uangnya banyak jadi bisa seenaknya [menggaji]. Meski ini nantinya hanya bersifat panduan saja, tidak diwajibkan harus dipatuhi.”

Tidak hanya melakukan survei soal rekrutmen saja, idEA juga menyelidiki dari sisi suplai di lapangan. Hasilnya, sebanyak 87% calon mahasiswa memilih jurusan bukan dengan alasan ideal, kemudian sebanyak 50,55% calon mahasiwa memutuskan jurusan karena faktor eksternal.

Lalu, fakta lain memperlihatkan 65,55% calon mahasiswa hampir tidak tahu pekerjaan dari jurusan yang dipilih. Kondisi ini mengakibatkan lulusan yang dihasilkan oleh universitas adalah biasa-biasa saja. Bisa dijadikan sebagai salah satu penyebab angka pengangguran terbuka lulusan perguruan tinggi hingga semester I/2018 mencapai 800 ribu orang.

“Ini merupakan akibat dari contextless learning di Indonesia. Hasilnya kebanyakan lulusan universitas ditempatkan sebagai lulusan yang pas-pasan atau mediocre graduates,” tambah Ketua Bidang Human Capital Development idEA Sofian Lusa.

Survei idEA ini dilakukan terhadap startup, pelajar SMA, dan guru yang berlokasi di tiga kota, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Masing-masing ketegori responden di tiap kota diambil 500 orang responden.

Gelar idEA Works

Atas hasil survei internal asosiasi, ditambah survei yang disadur dari lembaga lain, memutuskan untuk menggelar program pelatihan SDM “idEA Works.” Program ini bakal digelar pada Februari 2019 dengan menggandeng pelaku industri, kampus, dan sekolah menengah atas, berikutnya akan jadi agenda tahunan rutin idEA untuk kedepannya.

Ada dua turunan program dari IdEA Works ini. Ada idEA Works Edu sebagai expo informasi sekolah dan karir yang menyasar anak sekolah sebelum masuk ke perguruan tinggi dan idEA Works Pro untuk forum pengembangan karier profesional.

“Program yang bakal kami jalankan ini ternyata beriringan dengan pembangunan infrastruktur yang sedang dilakukan pemerintah. Selanjutnya kami membangun dari sisi SDM,” ucap Untung.

Asosiasi akan melakukan canvassing ke berbagai sekolah menengah atas di Jakarta untuk presentasi ke pelajar, orang tua, dan guru memberikan mereka edukasi secara menyeluruh tentang pekerjaan di era digital.

Bakal ada materi soal profil pekerjaan, kisaran gaji yang diterima, bagian dalam bagaimana perusahaan digital bekerja, hingga suasana kantor. Seluruh informasi tersebut akan tersedia dan bisa diakses materinya oleh para orang tua. Sehingga ada gambaran soal minat, bakat, dan jurusan yang tepat dan nantinya bisa memberi profesi yang berdampak.

“Ini bisa memberikan benefit kepada kampus karena mereka bisa dipertemukan dengan bibit mahasiswa yang bagus dan dorong anak-anak untuk tertarik merintis karir di perusahaan digital.”

Sementara itu, untuk idEA Works Pro merupakan jembatan untuk orang-orang yang baru merintis karir atau sudah level profesional dan ingin meningkatkan kemampuan dirinya agar lebih baik. Atau bisa juga mencari kesempatan baru di perusahaan digital.

“Ini [idEA Works Pro] bukan job fair. Bisa buat cari kerja, namun juga dipakai untuk orang-orang yang mau perbagus kariernya dengan insight dari pakar-pakarnya karena juga ada seminar.”

Konsep mencari kerja yang diusung disebut Elevator Pitch. Jadi kandidat melakukan pitching selama dua menit di depan perusahaan apa kemampuan pribadi yang diunggulkan sehingga bisa bermanfaat buat perusahaan. Ada juga Win Job Competition dengan menyelesaikan case study yang ditantang oleh perusahaan, lalu kandidat akan pitching, dan kalau terpilih dialah yang berhak mendapat pekerjaan tersebut.

“Melalui idEA Works kami berkomitmen untuk membantu kampus, dan talenta muda untuk menjadi lulusan berkualitas yang bisa memberikan kontribusi pada ekonomi digital Indonesia,” pungkas Untung.