Bank DBS Bermitra dengan Kedai Kopi untuk Pembukaan Rekening Digibank

Bank DBS umumkan kemitraan dengan 21 kedai kopi untuk pembukaan akun rekening Digibank. Langkah ini menjadi ekspansi perusahaan untuk mempercepat realisasi penarikan 3,5 juta nasabah baru pada tahun 2022 mendatang.

Dalam kedai kopi tersebut, Bank DBS menyiapkan biometric station yang diisi dengan agen untuk melayani calon nasabah dilengkapi dengan alat verifikasi biometrik. Alat tersebut akan membantu proses verifikasi identitas calon nasabah. Perusahaan juga menyiapkan sejumlah gimmick berupa kopi gratis dan promo diskon untuk setiap nasabah yang berhasil melakukan verifikasi.

Proses verifikasi biometrik ini adalah prosedur yang dipilih Bank DBS untuk memenuhi tahapan Know Your Customer (KYC). Sekaligus mematuhi aturan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT). Sebelum inisiasi ini diumumkan, calon nasabah Digibank harus berjanji temu terlebih dahulu dengan para agen Digibank untuk menyelesaikan proses verifikasi.

Beberapa kedai kopi di Jakarta yang sudah bermitra di antaranya St.Ali, Trafique Coffee, Kanawa Coffee, Common Grounds, Sensory Lab. Di Bandung, terdapat di The Parlor, Kozi 3.2 Malaka Hotel, Blue Doors. Sementara di Surabaya, terdapat di Hostorica, Catura, dan Volks Coffee.

“Kami memilih kedai kopi karena ini sudah jadi bagian gaya hidup kalangan masyarakat digital savvy yang sedang berkembang. Kedai kopi sekarang tidak hanya jadi tempat ngopi saja tapi sebagai tempat hangout dan bekerja. Tentunya ini sesuai dengan semangat Digibank. Transaksi perbankan bisa di mana saja tanpa harus ke bank,” terang Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto, Rabu (24/1).

Tidak hanya menyasar kedai kopi, lanjut Leonardo, ke depannya Bank DBS akan menyasar lokasi lainnya seperti komunitas agar lebih mudah menjangkau calon nasabah. Di samping itu, saat ini perusahaan sudah membuka booth di kawasan mal.

Rencana Digibank berikutnya

Menurut Leonardo, ke depannya Digibank akan bermitra dengan perusahaan fintech untuk menambah fitur perbankan dalam aplikasinya. Beberapa fitur yang sedang digarap, di antaranya pinjaman online, investasi, dan asuransi.

Untuk sementara ini, di dalam Digibank baru menyediakan layanan pembukaan rekening, simpan dan transfer dana, pembayaran tagihan, isi ulang e-money, serta pembukaan deposito.

Kemitraan ini, menurutnya menjadi suatu hal yang wajib dilakukan Bank DBS dalam melayani seluruh nasabahnya. Contohnya adalah pemanfaatan fitur chat berbasis AI buatan Kasisto yang dihadirkan di dalam Digibank.

“Untuk pengiriman kartu debit-nya pun, kami bermitra dengan perusahaan startup. Kami sadar, kami tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Perlu bermitra dengan perusahaan startup.”

Terkait investasi untuk pengembangan Digibank di Indonesia, Leonardo mengaku secara grup DBS telah menyiapkan investasi sebesar SG$200 juta. Dana tersebut menurutnya cukup untuk mengembangkan Digibank selama 3-5 tahun ke depan.

Diklaim saat ini, Digibank per harinya dapat menjaring sekitar 1.000 nasabah baru sejak 4,5 bulan dari peluncuran resmi. Bila dihitung kasar, nasabah baru Digibank diperkirakan mencapai 135 ribu orang.

Application Information Will Show Up Here

BCA Klaim Sudah Mulai Terapkan Teknologi Blockchain

BCA mengklaim sudah menerapkan teknologi blockchain dalam aktivitas operasionalnya. Namun teknologi ini baru dimanfaatkan untuk mempercepat transaksi pembayaran, mengurangi kompleksitas transaksi, terutama di back office. Diklaim teknologi ini dapat mengurangi biaya operasional perseroan, apalagi saat membangun aplikasi.

“Blockchain sudah kita kerjakan sekarang. Harus kita lakukan karena kalau enggak, persiapan buat program aplikasi bisa lebih cepat,” terang Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja seperti dikutip dari Warta Ekonomi.

Terkait investasi khusus di blockchain, Jahja mengaku perseroan tidak mengalokasikan investasi khusus. Menurutnya, biaya tersebut tidak terlalu mahal.

“Blockchain biayanya enggak mahal. [Blockchain] itu cepat sekali. Ibarat ngebangun, enggak boleh satu-satu, [harus] langsung blok-blok. Mereka kerjain langsung diganti keseluruhan.”

Selain BCA, perbankan lainnya yang tengah mempersiapkan penerapan teknologi blockchain adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Danamon, dan Bank Permata. Kelima bank tersebut bekerja sama dengan perusahaan teknologi IBM untuk implementasinya.

Blockchain adalah sistem basis data global online yang berisi sekumpulan data yang mencatat semua transaksi para penggunanya, seperti layaknya buku kas induk di bank.

Aplikasi “Virtual Assistant” Lenna Resmi Meluncur, Manfaatkan Perintah Suara

Aplikasi virtual assistant Lenna resmi meluncur di bawah PT Sinergi Digital Teknologi. Lenna menawarkan layanan kecerdasan buatan dengan fitur perintah suara untuk membantu kegiatan dan kebutuhan personal.

“Kami lihat masalah yang terjadi dan menawarkan solusi dengan experience yang baru, yakni menggunakan suara daripada model typing. Ini jadi keunikan kami. Kami juga percaya voice command ini akan jadi era teknologi berikutnya,” terang CEO Lenna Rissandi, Selasa (23/1).

Menurut Rissandi, Lenna memanfaatkan NLP (Natural Language Processing) dengan engine yang dikembangkan sendiri oleh tim Lenna, dinamai Brainlethics. Kemudian, menggabungkan teknologi dari Google yakni Google Text-to-Speech untuk menuliskan setiap perintah suara yang dituturkan pengguna.

Menariknya NLP yang dipakai Lenna dapat memahami Bahasa Indonesia dengan kosakata sehari-hari. Lenna merekam setiap tuturan sebagai data untuk meningkatkan kemampuannya. Rissandi mengungkapkan, saat ini Lenna sedang dipersiapkan agar dapat memahami Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

Dia melanjutkan, Lenna tidak hanya dapat menjadi asisten pribadi namun juga bisa diajak berbincang selayaknya berbicara dengan teman sendiri. Pasalnya, Lenna juga dapat memberi informasi terbaru, ramalan cuaca, mesin pencarian, review gadget, hingga pergerakan saham.

Untuk fiturnya sendiri, Lenna dapat melayani pembayaran kebutuhan bulanan seperti pulsa, token listrik, BPJS. Pembelian tiket kereta, bioskop, dan pesawat. Untuk provider penyedia seluruh layanan tersebut, sementara ini Lenna bermitra dengan pemain operator telekomunikasi dan Tiket.com.

“Kami akan menambah mitra e-commerce ke dalam platform kami agar pengguna semakin banyak mendapat pilihan produk yang sesuai keinginan.”

Untuk pembayarannya, dihadirkan Lenna Wallet yang sudah terintegrasi dengan Doku Wallet dan Telkom Finnet untuk sumber dananya. Selain itu juga disediakan pembayaran via ATM dan mobile banking.

Hadirkan produk B2B

Lenna juga dihadirkan untuk menyasar segmen B2B. Untuk segmen ini, teknologi Lenna dapat diintegrasikan untuk meminta laporan penjualan. Pemilik perusahaan dapat mengecek hasil penjualan via perintah suara secara harian, mingguan, hingga bulanan kepada setiap tenaga penjualnya meski beroperasi di luar kota.

Untuk konsumen B2B, mereka bisa memilih opsi apakah ingin menanamkan fitur khusus B2B dalam aplikasi di smartphone. Atau menanamkan teknologi Lenna dalam sistem mereka.

Lini ini menjadi cara Lenna melakukan monetisasi, disamping mengambil komisi dari penjualan produk digital untuk pengguna B2C.

“Jadi aplikasi kita hanya satu, tapi untuk konsumen B2B akan ada tambahan fitur yang hanya bisa diakses oleh mereka,” terang CTO Lenna Alen Boby Hartanto.

Mengenai target, Rissandi akan menambah fitur-fitur lainnya yang dapat berguna bagi setiap penggunanya. Sampai akhir tahun ini diharapkan pengguna Lenna dapat mencapai 500 ribu. Adapun dalam jangka waktu dekat sampai kuartal satu ini ditargetkan bisa mencapai 50 ribu pengguna dengan target nominal transaksi Rp5 miliar.

Rissandi mengaku Lenna dikembangkan kurang lebih selama satu tahun. Sejauh ini Lenna sudah mendapat suntikan investasi tahap awal dari investor lokal dengan nilai dan identitas yang tidak disebutkan.

Sementara ini Lenna baru tersedia untuk versi Android, situs desktop, platform messanging seperti Line, Messenger, dan Telegram.

Jalin Kemitraan Khusus, Konten Rappler Indonesia Kini Ditayangkan di Situs IDN Media

IDN Media mengumumkan kesepakatan kerja samanya dengan Rappler Indonesia untuk memperkaya cakupan konten berita di portalnya. Fokusnya untuk menyajikan konten yang dapat dikonsumsi oleh millennials dan gen Z. Dari kerja sama ini, seluruh pemberitaan Rappler Indonesia akan masuk dan tayang di laman IDN Times, tepatnya pada subdomain rappler.idntimes.com.

Sebelumnya IDN Times dikenal sebagai portal berita yang berfokus pada konten hiburan dan gaya hidup. Masuknya Rapple sekaligus untuk memperluas cakupan konten ke ranah berita berbentuk investigasi dan long form. Dari keterangan yang diberikan tim IDN Media, saat ini keduanya masih dalam proses transisi, yang artinya bentuk yang ada dari kerja sama yang sudah bisa dinikmati saat ini belum final.

Disinggung soal apakah akan ada penggabungan tim redaksi, pihak IDN Media menginfokan bahwa masing-masing editorial akan tetap bekerja secara terpisah. Tim Rappler Indonesia masih mengerjakan konten sendiri (yang akan di-host di IDN Times), begitu pun juga tim editorial IDN Times. Rappler diluncurkan pada 2012 dan telah menjadi salah satu situs berita online populer di Filipina, dan Indonesia menjadi negara ekspansi pertamanya di tahun 2015.

Winston Utomo, CEO dan Editor-in-Chief IDN Media, mengagumi reputasi Rappler di dalam industri digital media dan meyakini bahwa kerja sama ini dapat menguatkan komitmen IDN Media untuk menjadi perusahaan media digital terdepan bagi millennials dan gen Z di Indonesia.

“Kami sangat bersemangat atas kerja sama yang terjalin dengan Rappler. Dengan konsep yang lebih kuat, kami percaya IDN Media dapat mencapai visinya untuk menjadi the voice of millennials and gen Z di Indonesia,” tambahnya.

Pun demikian dengan CEO Rappler Maria Ressa. Ia mengatakan bahwa kerja sama yang terjalin dengan IDN Media sejalan dengan nilai Rappler yang berfokus pada generasi muda.

“Kerja sama ini terjalin karena IDN Media dan Rappler memiliki nilai yang sama, yakni independensi dan konten yang berfokus pada generasi muda. Kerja sama ini telah membuka jalan bagi Rappler bersama dengan IDN Media untuk menyajikan konten yang bermanfaat kepada generasi muda,” kata Ressa.

“Ke depannya, kami berharap dapat menghadirkan keahlian dan pengalaman Rappler kepada IDN Media. Bagi Rappler, kami ingin menyajikan kepada masyarakat Indonesia suatu platform, di mana mereka dapat menemukan apa yang penting bagi kehidupan mereka, memberi pandangan, serta membantu mereka. Seperti halnya yang telah kami lakukan di Filipina,” lanjut Ressa.

eGuards Berikan Kemudahan Mencari Jasa Keamanan Pribadi

Teknologi selalu dikaitkan erat dengan kemudahan. Penerapan teknologi diharapkan bisa membantu memecahkan masalah yang ditemukan. Demikian pula dengan Fauzishak, pendiri dari eGuards Indonesia. Ia merasa tingkat pemberdayaan petugas keamanan (security) masih kurang sehingga ia meluncurkan layanan eGuards Indonesia yang didesain untuk membantu menghubungkan pelanggan jasa keamanan dengan security.

Saat ini eGuards Indonesia masih diinkubasi Indigo Inkubator yang merupakan salah satu program pemberdayaan startup milik Telkom Indonesia. Dengan solusi yang ditawarkan, meliputi jasa konsultasi keamanan, jasa investigasi hingga jasa keamanan pribadi seperti tercatat dalam laman resminya, eGuards Indonesia siap menjadi salah satu startup yang memberikan dampak positif, terutama untuk pemberdayaan tenaga security.

“Pemberdayaan dan pengoptimalsiasian masyarakat, ini adalah dasar pemikirannya. Banyak yang memiliki sertifikat pengamanan malah menjadi tukang ojek untuk mencari tambahan pemasukan di luar dari jam kerja / kedinasan,” terang Fauzishak.

Disebutkan pihak eGuards Indonesia potensi jasa pengamanan saat ini cukup besar mengingat banyak masyarakat dalam kesehariannya membutuhkan jasa keamanan, misalnya dalam transaksi pengambilan tunai di perbankan, perjalanan dinas dan event-event besar yang terselanggara. Untuk saat ini Fauzishak menuturkan pihaknya tengah fokus pada kurasi mitra, menyiapkan beberapa klausal hukup terhadap pengguna untuk menghindari penyalahgunaan atau oleh masyarakat.

Bertahap menyempurnakan layanan

eGuards Indonesia saat ini tengah berusaha menyempurnakan layanan dengan menghadirkan eGuards Indonesia di beberapa platform. Untuk saat ini diawali dengan situs, kemudian disusul hadir dalam bentuk aplikasi Android dan iOS.

“eGuards ini melengkapi model bisnis security yang sudah ada dengan memanfaatkan teknologi. Dari mulai pemesanan hingga pelaporan sudah melalui aplikasi yang mudah digunakan,” ujar co-founder eGuards Indonesia Raessa.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kredibilitas, eGuards Indonesia mengharuskan para security yang menjadi mitra telah memiliki sertifikasi profesi sebagai security atau sertifikat penunjang lainnya. Nantinya mitra security yang bergabung juga akan mendapatkan peralatan berupa seragam, topi, perangkat keamanan, dan juga asuransi.

Untuk kawasan operasi, pihak eGuards Indonesia menjanjikan akan segera hadir di wilayah Jabodetabek dan akan terus berkembang seiring dengan banyaknya mitra security yang bergabung.

Mytra Driver, Layanan Sopir On-Demand untuk Warga Jakarta

Setelah meluncurkan layanan di bidang jasa sekuriti, PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang merupakan anak perusahaan PT Astra Graphia Tbk, hari ini (23/01) meluncurkan layanan jasa sopir on demand Mytra Driver.

Kepada media, VP Direktur AGIT Wanny Wijaya mengungkapkan, selama ini salah satu divisi pengembangan produk AGIT, yang bernama Mytra, kerap melakukan kolaborasi dengan mitra dan profesional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ibukota.

“Kerja sama ini sengaja kami lakukan untuk memberikan layanan yang terbaik memanfaatkan pengalaman dan track record yang baik dari mitra memanfaatkan teknologi yang kami miliki.”

Mytra Driver sengaja dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ibukota, khususnya kalangan menengah ke atas, yang selama ini masih menggunakan mobil pribadi untuk bekerja dan aktivitas lainnya. Mitra yang digandeng adalah PT Daya Mitra Serasi (DAMIRA), sebuah perusahaan yang menyediakan tenaga sopir berpengalaman.

Pemesanan dengan waktu beragam dan pilihan pembayaran yang fleksibel

Untuk memudahkan pengguna melakukan pemesanan, Mytra Driver bisa dipesan melalui Android dan mobile browser. Versi iOS-nya dalam waktu dekat akan segera diluncurkan. Dengan pilihan waktu pemesanan 8, 12 jam, hingga berdasarkan rute, pengguna bisa mendapatkan sopir yang tersedia di kawasan terdekat.

“Untuk memudahkan pengguna memonitor posisi sopir, kami juga menyediakan fitur tersebut secara real time. Demikian juga jika waktu pemesanan bertambah karena berbagai alasan, kami menyediakan fitur extend yang akan menyesuaikan pembayaran akhir nantinya,” kata Business Leader Mytra Gina Permana.

Metode pembayaran yang disediakan oleh Mytra Driver adalah melalui transfer bank (Permata dan BCA) dan uang tunai. Ke depannya Mytra Driver berencana untuk menambah pilihan pembayaran seperti e-wallet hingga melalui gerai atau merchant.

Masih terbatas untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya, pengguna bisa menikmati layanan jasa sopir profesional yang secara khusus direkrut PT DAMIRA. Hal ini memudahkan pengguna untuk merasa yakin dan menambah faktor “trust” saat menggunakan layanan Mytra Driver di aplikasi.

“Saat ini Mytra Driver baru memiliki sekitar 10 sopir, namun jika demand semakin besar akan kami tambah jumlah sopir tersebut menyesuaikan permintaan dari pengguna,” kata Gina.

Secara langsung Mytra Driver akan berkompetisi dengan layanan serupa seperti OPER dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Luncurkan “Warung Pintar”, Integrasikan Produk Teknologi Ritel Startup Mitra

East Ventures kembali mengumumkan proyek kedua mereka setelah sukses dengan co-working space EV Hive. Kali ini mereka mendirikan “Warung Pintar”, yakni sebuah warung yang didesain untuk memungkinkan digitalisasi menyasar tingkat masyarakat paling mendasar. Melalui pengelolaan data serta analisis, visinya berusaha membuka kesempatan baru dalam hal inklusi finansial, keamanan sosial, analisis perilaku, interaksi dengan komunitas serta pemantauan pengaruh sosial.

Upaya ini sendiri merupakan kelanjutan dari komitmen East Ventures untuk aktif dalam proyek teknologi untuk kepentingan umum, komitmen yang dimulai sejak pembentukan Unit Creating Shared Value (CSV). Dipilihnya konsep warung karena dinilai telah menjadi kultur kehidupan masyarakat di Indonesia. Warung Pintar ingin memberdayakan segmen masyarakat yang belum banyak terpapar dunia digital. Di fase awal ini, sudah ada 8 Warung Pintar yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

“Warung, sebagai bentuk usaha mikro tradisional, telah hadir sejak abad ke-19 dan telah erat bersatu dengan budaya lokal. Dan dengan kenyataan bahwa teknologi seharusnya dapat diakses olah siapa saja, maka Warung menjadi wadah yang tepat bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengambil peran dalam ekonomi digital,” sambut CEO Warung Pintar Agung Bezharie. Sebelumnya Agung menjabat sebagai Investment Associate di East Ventures.

c534ee38-fec0-48b8-a5f5-c868099906e1

Manfaatkan teknologi IoT, big data analytics dan blockchain

Implementasi teknologi untuk Warung Pintar hadir dalam 3 pilar, yakni IoT (Internet of Things), big data analytics dan blockchain . Penerapan IoT bertujuan untuk meningkatkan akurasi pemasukan data ritel. Big data analytics akan digunakan untuk memahami perilaku para pelanggan dengan lebih baik, serta blockchain untuk menciptakan transparansi dan kepercayaan kepada pemilik warung. Untuk memuluskan perkembangannya, dua orang ahli teknologi bisnis yakni Sofian Hadiwijaya dan Pandu Kartika Putra direkrut.

Sofian bertanggung jawab sebagai pemimpin untuk tim teknis. Pengalamannya sebagai pembina komunitas teknologi dan petinggi di Kudo, Pinjam.co.id dan Go-Jek dinilai akan memberikan dampak pertumbuhan bagi Warung Pintar. Sedangkan Pandu adalah Associate of Civic Project untuk East Ventures. Sebelumnya, ia menjadi spesialis teknologi untuk kepentingan umum dan pernah terlibat dalam beberapa kegiatan seperti Code for Bandung dan Code4Nation.

“Meskipun penerapan platform digital oleh konsumen dan pedagang memiliki momentum yang tinggi di Indonesia, kami menyadari adanya kelompok masyarakat yang tidak dapat menikmatinya dikarenakan kurangnya paparan mereka terhadap dunia digital secara keseluruhan. Warung Pintar mengambil pendekatan yang berbeda untuk melayani segmen tersebut dengan tidak hanya menyediakan platform digital, tetapi juga membangun platform fisik untuk mereka. Kami membangun solusi end-to-end mulai dari pencarian lahan, pendanaan, promosi, hingga pemasaran. Warung Pintar merupakan jawaban dari new retailer,” ujar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Mekanisme kerja sama dan integrasi dengan mitra East Ventures

Dijelaskan Willson, Warung Pintar menawarkan bentuk kerja sama berupa kemitraan dengan pemilik warung. Pemilik warung hanya perlu memberikan komitmen, kejujuran serta waktu mereka untuk memperbaiki warung sewaktu-waktu dibutuhkan. Proyek ini sendiri bertolak belakangan dengan unit ekonomi e-commerce yang ada saat ini dengan rata-rata jumlah pembelian yang lebih kecil, pembeli non-repetitif dan keuntungan yang relatif lebih kecil. Kendati demikian, Warung Pintar merupakan lambang dari integrasi portofolio East Ventures, mengingat besarnya aplikasi solusi teknologi perusahaan hasil investasi East Ventures di proyek ini.

Kasir Warung Pintar menggunakan sistem MokaPOS. Pencatatan keuangan dan akuntansi menggunakan sistem Jurnal. Pelanggan juga dapat mengisi ulang pulsa serta membeli tiket dan barang-barang lainnya melalui layanan dari Kudo di sini. Pengadaan produk dan sistem distribusi last-mile disediakan oleh Do-cart. Sistem distribusi gudang yang dikelola oleh Waresix. Selain itu, seluruh warung juga selalu siap untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan EV Hive co-working space.

Layanan Marketplace Mobil Bekas BeliMobilGue.co.id Umumkan Perolehan Dana Pra-Seri A 50 Miliar Rupiah

Layanan marketplace untuk mobil bekas BeliMobilGue.co.id mengumumkan perolehan dana Pra-Seri A senilai $3,7 juta (sekitar 50 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Juga turut berpartisipasi dalam pendanaan kali ini adalah Co-Founder Go-Jek Michaelangelo Moran dan sejumlah perusahaan keluarga ternama Indonesia. Dana disebutkan akan digunakan untuk meningkatkan kehadiran fasilitas fisik (pusat inspeksi), meningkatkan usaha-usaha pemasaran dan penjualan, serta merekrut pegawai baru.

Diluncurkan tahun lalu, BeliMobilGue.co.id mencoba pendekatan berbeda untuk penjualan mobil bekas. Ketimbang sekedar menjadi marketplace yang mempertemukan pembeli dan penjual yang proses transaksinya bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan, BeliMobilGue mencoba selangkah lebih maju dengan menciptakan pasar.

Mereka mengumpulkan pembeli terverifikasi (1000 buah hingga saat ini) dan menyediakan pusat inspeksi (17 buah) untuk memastikan kualitas dan harga mobil yang ditawarkan. Di situ mereka memberikan jaminan penawaran dalam waktu satu jam. BeliMobilGue.co.id mendapatkan komisi untuk setiap transaksi.

Saat ini BeliMobilGue.co.id, yang didirikan Co-Founder dan CEO Rolf X. Monteiro,  melayani kawasan Jabodetabek yang disebut memiliki 58% pangsa mobil nasional. Rolf memiliki pengalaman memimpin sejumlah perusahaan teknologi multinasional di kawasan Asia Tenggara.

Penawaran marketplace mobil bekas yang berbeda

Kepada DailySocial, Rolf menjelaskan, “Sektor penjualan otomotif di banyak negara secara konsisten menunjukkan kelemahan. Walaupun kebutuhan terus meningkat, ada kekurangan di sisi marketplace yang terpercaya dan tersentralisasi agar konsumen bisa membeli dan menjual mobil secara efisien dengan harga kompetitif.”

“Penawaran unik kami [yang berbeda dengan marketplace lain] adalah kepemilikan data yang kami kelola, yang membantu kami memberikan informasi instan tentang berapa harga mobil kami dan pengalaman 60 menit di pusat inspeksi kami memberikan lingkungan yang nyaman. Bahkan jika Anda tidak mengambil penawaran kami, tidak ada biaya tambahan yang dibebankan,” lanjutnya.

BeliMobilGue.co.id sendiri merupakan joint venture antara Frontier Car Group yang berbasis di Berlin, Jerman, dan Intudo Ventures yang berbasis di Indonesia. Frontier Car Group disebut memiliki platform yang dikhususkan untuk marketplace mobil bekas di negara berkembang.

“Pasar otomotif Indonesia telah berkembang sangat pesat selama sepuluh tahun terakhir, yang telah menciptakan pasar mobil bekas yang besar. Melalui marketplace kami, konsumen bisa mendapatkan hasil penjualan mobil bekas yang lebih baik ketimbang metode tradisional. Dengan dukungan Frontier Car Group, Intudo Ventures, dan tim kami yang bertalenta, kami dapat menghasilkan transaksi mobil bekas yang lebih aman dan nyaman bagi konsumen Indonesia,” ujar Rolf.

Rencana tahun ini

Rolf memastikan pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan jumlah pusat inspeksi di Jabodetabek.

“Pusat inspeksi adalah hal yang sangat penting bagi kami. Ini adalah tempat pertama bertemunya kami dengan pemilik kendaraan dan kendaraannya. Fokus kami tidak hanya sekedar ekspansi lokasi, tetapi juga memastikan kualitas layanan dan pengalaman konsumen sesuai harapan.”

Soal potensi ekspansi secara nasional, termasuk ke negara tetangga, Rolf memastikan, “Kami telah melakukan riset intensif dan bakal sangat tertarik untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Meskipun demikian, sangat penting bagi kami untuk memastikan basis pasar utama kami diurusi dengan baik sebelum memikirkan ekspansi. Itu artinya orang-orang hebat, proses yang solid, dan bisnis yang berkesinambungan bakal membantu kami membangun ekspansi regional seiring berjalannya waktu.”

“Di tahun 2018, kami berencana untuk fokus ke pertumbuhan dan secara dramatis meningkatkan aktivitas penjualan kami,” tutupnya.

Pasca Akuisisi UrbanIndo oleh 99.co, Arip Tirta Lepaskan Jabatan CEO

Portal properti lokal UrbanIndo resmi menjadi bagian dari 99.co Group, portal properti yang berbasis di Singapura. Proses akuisisi ini telah berjalan sejak kuartal kedua 2017 lalu. Akuisisi dilakukan oleh 99.co untuk memperluas ekspansi layanannya di Indonesia, memanfaatkan data yang dimiliki oleh UrbanIndo.

Dalam acara jumpa pers hari ini (22/01), Country Manager 99.co untuk Indonesia Irvan Ariesdhana mengklaim kepada media, selama ini UrbanIndo telah membuktikan prestasinya sebagai portal properti nomor satu di Indonesia, dengan jumlah pengunjung aktif sebanyak 2 juta per bulannya dan jumlah listing sebanyak 1,2 juta lebih.

“Alasan itu yang pada akhirnya memperkuat rencana kita melakukan akuisisi UrbanIndo, nantinya model bisnis yang dimiliki oleh 99.co akan digabungkan dengan UrbanIndo yang selama ini memiliki data yang lumayan besar,” kata Irvan.

Meskipun masih memiliki kantor pusat di Bandung, UrbanIndo yang saat ini telah menjadi bagian dari 99.co Group, tidak akan memindahkan kantornya ke Jakarta. Untuk jajaran C-Level dari UrbanIndo sendiri, disebutkan oleh Irvan mengalami perubahan. Pendiri dan CEO UrbanIndo Arip Tirta, tidak lagi menjabat sebagai CEO UrbanIndo. Secara langsung posisi CEO akan dipimpin oleh Darius Cheung CEO 99.co. Sementara itu Petra Barus masih menjabat sebagai CTO UrbanIndo.

“Restrukturisasi ini harus kita lakukan sebagai bagian dari rencana ke depan 99.co dan UrbanIndo, untuk menjadi portal properti terbesar di Indonesia dan tentunya Asia Tenggara,” kata Irvan.

Fokus 99.co pasca akuisisi

Diluncurkan pada tahun 2015, 99.co mengklaim telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, meraih popularitas di kalangan konsumen dengan desain dan algoritma pencarian yang mengutamakan kepuasan pengguna. Setelah melakukan pertemuan, riset dan evaluasi, pada kuartal ke empat 2017, proses akuisisi UrbanIndo oleh 99.co disepakati.

Disinggung tentang berapa jumlah nilai akuisisi tersebut, pihak 99.co enggan menyebutkan secara pasti. Masih fokus kepada wilayah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, 99.co didukung dengan UrbanIndo menargetkan pertumbuhan pengguna hingga 10 kali lipat.

“Tim kami sangat percaya dengan sinergi antara perusahaan teknologi properti terkemuka di kedua negara, kami akan memberikan lebih banyak produk baru yang menarik di masa depan untuk melayani pembeli, agen, dan pemain real estate utama di tingkat regional,” kata CTO UrbanIndo Petra Barus.

Sebelum di akuisisi oleh 99.co, UrbanIndo telah menjadi portal properti bersaing dengan sekitar 7 portal properti lainnya di tanah air, dengan jumlah pelanggan sebanyak 350 ribu, 75 ribu agen terdaftar dan 25 juta halaman di situs di klik per bulannya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

POS Indonesia Terapkan Blockchain Melalui Digiro.in

Industri teknologi saat ini diramaikan dengan pembahasan mengenai cryptocurrency, termasuk juga teknologi di belakangnya, blockchain. Teknologi blockchain mendapat banyak sorotan karena dinilai menawarkan sebuah konsep yang mampu mengubah teknologi transaksi dan pertukaran informasi. Sifatnya yang terdesentralisasi secara konsep menawarkan pertukaran informasi yang bisa dengan mudah tersebar dengan keamanan yang diklaim sulit digoyahkan.

Salah satu kabar mengenai blockchain di Indonesia yang cukup ramai adalah turut sertanya salah satu perusahaan plat merah PT POS Indonesia dalam penerapan teknologi ini. Melalui sistem yang dinamai Digiro.in, POS Indonesia ingin memanfaatkan teknologi blockchain untuk banyak hal. Salah satunya adalah untuk layanan multicurrency.

Dalam sebuah pemberitaan Media Indonesia beberapa waktu lalu Direktur Utama PT POS Indonesia Gilarsi Wahju Setijono memaparkan teknologi blockchain bisa diterapkan untuk layanan giro. Hal tersebut diharapkan bisa mengevolusi proses transaksi giro. Dalam pemberitaan tersebut Gilarsi menjelaskan bahwa selama ini POS Indonesia memiliki fungsi dalam pelayanan jasa keuangan, seperti pembayaran, transfer atau pengiriman uang hingga penyaluran pensiunan PNS dan TNI. Nantinya melalui Digiro.in diharapkan pengelolaan aset giro bisa tidak terbatas, lintas mata uang atau multi currency hingga emas dalam bentuk uang.

“Multicurrency dalam aplikasi yang sama bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Bisa juga untuk mengelola aset, seperti digunakan untuk membeli emas yang nantinya tinggal dicairkan di kantor pos. Termasuk sertifikat tanah bisa disimpan di dalamnya,” terangnya.

Selanjutnya sistem Digiro.in juga digadang-gadang bisa menghemat biaya pengiriman uang bagi TKI yang semula 6% sampai 7% menjadi 2%. Sistem tersebut akan melengkapi POS Indonesia tidak hanya sebagai penjualan dan pembelian tetapi juga mengelola dana atau aset nasabah dalam sistem blockchain. Untuk informasi Digiro.in adalah salah satu sistem blockchain yang dikembangkan oleh POS Indonesia hasil kerja sama dengan Corechain.

Belum ada informasi lebih lanjut mengenai sistem Digiro.in dan bagaimana implementasinya di POS Indonesia saat ini. Langkah POS Indonesia dalam implementasi teknologi blockchain dapat diapresiasi sebagai sebuah langkah konkret dalam mencari berinovasi dan mencari solusi berbasis teknologi.