Indonesia Catat 3,3 Miliar Unduhan Mobile Game, Terbesar Ketiga Dunia

Penyedia analisis data mobile data.ai (sebelumnya App Annie) mengungkap Indonesia sebagai pasar mobile game terbesar ketiga berdasarkan unduhan Google Play di 2022. Total unduhannya mencapai 3,37 miliar di mana posisi pertama ditempati oleh India (9,52 miliar), lalu disusul Brasil (4,42 miliar).

Namun, daya beli konsumen untuk membeli item mobile game masih kalah dari negara lain. Dalam laporan bertajuk “State of Mobile Gaming 2023”, para gamer Indonesia menghabiskan $288 juta untuk belanja mobile game di 2022, menempati posisi ke-16 dari 20 negara se-dunia. Di atas Indonesia, ada Thailand dengan total belanja $329 juta.

Sumber: State of Mobile Gaming 2023 by data.ai

Laporan tersebut juga mengungkap, game terfavorit yang banyak diunduh orang Indonesia. Per kuartal I 2023, game Mobile Legends: Bang Bang menduduki posisi teratas, juga terdepan dalam hal belanja konsumen, serta pengguna aktif bulanan. Sebelumnya, action game ini juga memimpin pertumbuhan belanja konsumen di Indonesia yang melonjak sebesar $9,9 juta dari tahun 2021 hingga 2022, diikuti oleh Higgs Domino Island yang tumbuh $7,6 juta.

“Riset kami menunjukkan bahwa minat terhadap mobile game masih sangat tinggi. Sebagai salah satu pasar terbesar untuk industri mobile game dengan lebih dari 3 miliar unduhan tahun lalu, terdapat peluang untuk pertumbuhan yang signifikan bagi pasar game di Indonesia. Industri game di Indonesia yang dinamis ini akan terus mencetak pertumbuhan yang luar biasa di tahun-tahun mendatang,” ujar Lexi Sydow, Head of Insights at data.ai dalam keterangan resmi, kemarin (17/4).

Menariknya, dua game lokal berhasil masuk ke dalam daftar game yang paling banyak diunduh, yaitu Clackers Master: Latto Latto oleh Own Games Indonesia di posisi ke-7 dan Aku si PETERNAK LELE oleh KAJEWDEV di posisi ke-4. Serupa dengan dengan Clackers Master, game Latto-Latto ini juga tumbuh mengesankan dengan kenaikan 621 peringkat ke posisi 8.

Popularistas game ini berkaitan dengan nostalgia para pemain terhadap mainan anak Indonesia zaman dulu, yaitu bola kentongan atau yang biasa disebut latto-latto, yang kembali populer di kalangan anak-anak zaman sekarang.

data.ai

Data global

Laporan data.ai juga mengungkap, jumlah belanja konsumen mobile game secara global turun -5% menjadi $110 miliar pada 2022. Hal ini dapat dikaitkan dengan dua tren, yakni resesi dan ketidakpastian ekonomi global, serta perubahan peraturan tentang user targeting yang berdampak pada pendapatan para penerbit mobile game.

Menurut data kuartal I 2023, hal ini dapat menjadi koreksi jangka pendek dalam pola kenaikan jangka panjang, mengingat mobile gamer di dunia saat ini menghabiskan sekitar $1,64 miliar dan mengunduh hampir 1,2 miliar game setiap minggunya. Meski angka-angka ini belum mencapai tingkat belanja konsumen di masa puncak pandemi, para gamer di dunia mengikuti tren untuk terus mengeluarkan uang melampaui total nominal belanja mobile game pada kuartal I 2020, atau naik hampir 30% dari masa sebelum pandemi.

Sumber: State of Mobile Gaming 2023 by data.ai

Amerika Serikat ($9,66 miliar), Jepang ($4,48 miliar), dan Korea Selatan ($4,16 miliar) memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat belanja konsumen di dunia (berdasarkan unduhan Google Play) pada kuartal I 2023. Demikian pula pada iOS, performa teratas ditempati oleh AS ($14,35 miliar), Tiongkok ($14,34 miliar), dan Jepang ($8,61 miliar). Sementara, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan mengalami pertumbuhan terbesar dibandingkan kuartal IV 2022.

Bila melihat dari segi unduhan, India (9,52 miliar), dan Brasil (4,42 miliar) memimpin sebagian besar aktivitas di Google Play, dengan Turki, Rusia, dan Irak mencatat pertumbuhan jumlah unduhan absolut terbesar dalam perbandingan kuartal ke kuartal. Pada iOS, pasar terbesar dipimpin oleh AS (2,19 miliar) dan Tiongkok ($1,36 miliar), dengan AS, Turki, dan Rusia menambah jumlah unduhan terbanyak dibandingkan dengan kuartal IV 2022.

Rencana Jobstreet di Indonesia; Segera Lakukan Transisi ke Platform Perusahaan Induk

JobStreet didirikan oleh pengusaha Malaysia, Mark Chang Mun Kee pada tahun 1997, dengan fokus pada pasar kerja lokal. Pada tahun 2014, JobStreet tumbuh secara signifikan dan diakuisisi oleh perusahaan Australia, SEEK (SEK (ASX). Dengan nama JobStreet by SEEK, akuisisi ini telah membantu perusahaan memperluas jangkauannya dan membangun kehadiran di Singapura, Filipina, dan Indonesia.

Kepada DailySocial.id COO JobStreet Indonesia Varun Mehta mengungkapkan perkembangan perusahaan saat ini dan rencana ke depannya.

Fokus ke pengembangan fitur dan teknologi

Setelah diakuisisi SEEK, perusahaan telah mengalami transformasi yang cukup masif. Salah satunya adalah, transformasi pola pikir organisasi lokal menuju pola pikir kemenangan global melalui adopsi praktik secara global, seperti Fair Hiring, Modern Slavery compliance, Climate Change Network hingga peningkatan skill dari tim melalui pelatihan dan peningkatan kalibrasi.

Transformasi terbesar akan dilancarkan sepenuhnya oleh perusahaan dengan bertransisi dari platform lama JobStreet ke platform terpadu SEEK di seluruh Asia Pasifik. Mengedepankan teknologi, kecerdasan buatan dalam kemampuan yang sesuai, dan akses ke jaringan global yang memungkinkan pencari kerja untuk tidak hanya melamar pekerjaan di negara asalnya tetapi negara lain yang ada dalam jaringan SEEK.

“Saat-saat yang sangat menyenangkan bagi kami karena kami membawa ini ke Indonesia karena ini akan menjadi platform yang sangat canggih yang dapat digunakan oleh basis besar perusahaan mitra kami untuk kebutuhan perekrutan mereka. Teknologi seperti pencocokan keahlian menggunakan AI yang langsung diurai dari CV yang tersedia dan disesuaikan dengan persyaratan, ini akan sangat memudahkan proses perekrutan,” kata Varun.

Saat ini JobStreet telah memiliki fitur unggulan, mulai dari fungsi pencarian kerja, algoritma pencocokan pekerjaan, pembuat resume, ulasan dan peringkat perusahaan, dan branding pemberi kerja. Namun demikian memanfaatkan pengalaman dan keahlian perusahaan secara global, JobStreet berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan teknologi baru yang akan bermanfaat.

Platform yang menawarkan layanan serupa seperti JobStreet saat ini di antaranya adalah, Ekrut yang memosisikan dirinya sebagai headhunter untuk talenta digital sejak 2016 dengan pemanfaatan teknologi, Staffinc yang memiliki target untuk bisa menjadi platform workforce solution dan labour provider terbesar di Asia Tenggara dan marketplaceon-demand untuk pekerja kerah biru MyRobin secara resmi telah diakuisisi oleh BetterPlace.

Target perusahaan tahun 2023

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,86% pada Agustus 2022 atau setara dengan 8,42 juta orang yang menganggur. Meskipun demikian, jumlah orang yang bekerja meningkat menjadi 143,72 juta pada Agustus 2022, naik 3,57 juta dari Agustus 2021. Platform job listing menjadi opsi terbaik yang kemudian digunakan oleh pencari kerja dan pemberi kerja di Indonesia.

Dengan begitu banyak pilihan yang tersedia, penting untuk menemukan platform yang paling sesuai dengan kebutuhan dan menawarkan daftar pekerjaan di industri yang sesuai. Bukan hanya untuk pekerja kerah putih, namun platform job listing juga banyak yang menyediakan untuk pekerja kerah biru.

Berdasarkan Job Outlook Report 2022: Bangkit Menuju Pemulihan yang telah dirilis JobStreet terungkap, permintaan untuk tenaga kerja masih ada, meskipun industri mencari bakat yang sama telah bergeser dari perusahaan high tech ke perusahaan yang ingin menjadi perusahaan high tech di masa depan.

“Perusahaan konvensional harus mengadopsi cara-cara digital untuk menjadi lebih relevan bagi konsumen mereka dan itulah mengapa kami di JobStreet melihat adopsi yang cepat dari perusahaan baru menjadi pengguna leading job marketplace,” kata Varun.

Tahun ini perusahaan memiliki target untuk membuka lebih banyak pekerjaan melalui pendekatan terfokus, dan membuka jutaan pekerjaan berikutnya bagi masyarakat Indonesia. Saat ini, JobStreet memiliki lebih dari 13 juta pencari kerja terdaftar dan lebih dari 250.000 perusahaan terdaftar di Indonesia. Rencana tersebut akan membutuhkan banyak dukungan dari mitra terkait.

“Seperti yang disebutkan sebelumnya, platform baru kami akan memungkinkan peningkatan kemampuan yang signifikan yang belum tertandingi melalui platform lokal mana pun yang kami lihat, dan saya tahu kami hanya berfokus pada kesuksesan klien kami daripada mengkhawatirkan persaingan,” kata Varun.

Application Information Will Show Up Here

Tren Rekrutmen di Startup Tahun 2023

Pandemi berdampak signifikan pada industri talenta digital di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan yang menghadapi tantangan ekonomi, tidak sedikit dari mereka terpaksa mengurangi tenaga kerja yang dimiliki dengan dalih efisiensi, termasuk di sisi talenta digital.

Menurut laporan Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA), industri perdagangan digital pun juga mengalami peningkatan PHK yang signifikan akibat pandemi.

Dalam laporan yang dirilis oleh Glints dan Monk’s Hill Ventures bertajuk “Temuan Pergeseran Fokus Perekrutan ke Peran yang Lebih Menghasilkan Pendapatan bagi Startup di Indonesia”, terungkap bahwa krisis akan talenta teknologi terus berlanjut di Indonesia. Kebutuhan talenta teknologi tetap kuat, dengan penghasilan rata-rata 38% lebih tinggi daripada posisi non-teknologi lainnya.

“Terlepas dari PHK teknologi baru-baru ini, masih ada peluang untuk para pemain industri yang lebih tradisional karena mereka haus akan bakat. Untuk startup, mungkin ada beberapa tantangan, tetapi sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai dan mengembangkan bisnis dengan fokus pada profitabilitas,” kata Co-Founder dan Country Manager Glints Indonesia Steve Sutanto.

Laporan iterasi kedua ini memaparkan analisis mendalam tentang tren perekrutan, gaji, serta data ekuitas untuk pendiri, eksekutif C-suite, dan talenta startup dari 10.000 poin data dan melalui 30 wawancara dengan pendiri startup di Indonesia, Singapura, dan Vietnam.

Kebijakan perusahaan dan dan tunjangan

Terkait dengan tunjangan karyawan, banyak startup tampak mengurangi tunjangan dan fasilitas tambahan di luar gaji pokok (fringe benefit) guna memangkas biaya. Meski begitu, gaji ke-13, bonus berdasarkan kinerja, serta sistem kerja fleksibel (sudah makin umum di berbagai pasar) tetap dianggap wajib.

Pada kenyataannya, jika tunjangan yang diberikan hanya yang wajib saja, karyawan justru lebih memahami dan menghargai tunjangan yang diterimanya. Hal ini juga mengurangi ambiguitas dan keruwetan.

Dalam laporan tersebut juga terungkap, kebijakan sistem kerja di tahun 2023 yang menjadi opsi bagi pegawai di antaranya adalah, bekerja secara hybrid atau penggabungan kehadiran pegawai di kantor dan di rumah. Sebanyak 59%  responden di Indonesia memilih opsi tersebut.

Sementara sisanya seperti kembali bekerja di kantor hanya 33% saja, dan yang terakhir adalah kerja secara remote sebanyak 8%. Sebanyak 45% startup menawarkan opsi kerja hybrid dan 12% lain menawarkan remote working untuk karyawan di berbagai pasar.

Sementara itu terkait kompensasi ekuitas, lebih dari 86% startup di kawasan Asia Tenggara telah menawarkan ESOP, tetapi masih terkonsentrasi pada sepertiga talenta di perusahaan terkait. Sebagian besar ESOP baru diberikan kepada jajaran eksekutif dan talenta senior.

“Lingkungan startup memerlukan orang-orang dengan rasa kepemilikan yang tinggi. Kalau ingin orang-orang kita benar-benar merasa memiliki perusahaan, ya harus kita perlakukan sebagai pemilik perusahaan Karena itulah, kami meyakini bahwa semua orang di perusahaan harus menerima ESOP, tidak hanya sekelompok orang saja,” kata Co-founder dan CEO Glints Oswald Yeo.

Posisi strategis di startup

Untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang relevan, beberapa perusahaan juga masih terus melakukan proses perekrutan pegawai. Sebanyak 86% pendiri perusahaan yang diwawancarai akan terus mengadakan perekrutan pada tahun 2023, meski tidak secara besar-besaran.

Dalam laporan tersebut terungkap, engineering masih merupakan fungsi dengan permintaan talenta tertinggi di Singapura, Indonesia, dan Vietnam. Ketiga pasar ini umumnya dianggap memiliki talenta fungsi engineering yang kuat oleh para pendiri perusahaan. Di antara semua peran di fungsi teknologi, peran di fungsi engineering juga masih berada di peringkat teratas dalam hal besaran gaji.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan, DevOps tercatat menerima lonjakan gaji tertinggi (19%) di antara peran-peran di fungsi engineering lainnya di seluruh pasar. Peran DevOps kian penting karena startup baru hampir bisa dipastikan akan mengawali langkahnya dari komputasi awan.

Posisi lainnya yang juga akan makin populer tahun ini dicari oleh perusahaan adalah product. Fungsi product akan jadi prioritas startup yang berada di tahap awal, agar bisa cepat mencapai tahap product-market fit.

Setelah engineering dan product, data menyusul di posisi ketiga sebagai fungsi dengan permintaan tertinggi. Gaji peran-peran di fungsi data melonjak signifikan sejak laporan terakhir, seiring kian maraknya pemanfaatan ilmu data, pembelajaran mesin, dan AI oleh berbagai bisnis yang mendayagunakan teknologi dalam produknya (tech-enabled).

Sementara itu untuk posisi non-teknologi di startup yang juga semakin populer dicari tahun ini adalah, business development & sales. Di sisi lain, perekrutan di bidang marketing dan public relation (PR) kian populer karena pendiri perusahaan menggeser fokusnya ke pertumbuhan berkelanjutan.

Industri Kripto Bertumbuh Pesat, Hasilkan Pajak 246,45 Miliar Rupiah

Kesadaran pemerintah akan pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia telah mendorong kebijakan pengenaan pajak atas transaksi kripto. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022 tentang PPN PPh, pemerintah memandang aset kripto sebagai komoditas yang memenuhi kriteria sebagai objek PPN. Ketentuan ini mulai berlaku pada 1 Mei 2022.

Berdasarkan Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023, pajak atas transaksi Kripto jika merujuk pada PMK 68/2022 Pasal 19, dikenakan PPh Pasal 22 kepada Penjual aset Kripto, Penyelenggara PMSE, dan Penambang Aset Kripto (miner). Sedangkan subjek PPN Kripto atau yang dikenakan PPN atas transaksi aset Kripto adalah Pembeli aset Kripto dan Penjual aset Kripto.

Bila dijabarkan per jenis pajaknya, Pajak Kripto merupakan hasil dari penerimaan PPh Pasal 22 atas Transaksi Aset Kripto melalui Penyelenggara PMSE DN, serta penyetoran sendiri PPN DN atas Pemungutan oleh Non-Bendaharawan.

Sumber: Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023

Belum lama ini, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa akumulasi pajak kripto per Desember 2022 mencapai Rp246,45 miliar. Dengan rincian, total perolehan pajak PPh sebesar Rp117,44 miliar dan PPN sebesar Rp129,01 miliar.

Angka tersebut mewakili 53,55% dari total pajak atas transaksi kripto dan pajak Fintech P2P Lending yang bernilai Rp456,49 miliar. “Kontribusi  transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional,” tambahnya.

Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) Asih Karnengsih turut menyampaikan, “Walaupun pajak kripto baru diterapkan pada 1 Mei 2022, sudah dapat meraih  angka Rp246,45 pada Bulan Desember 2022. Asosiasi Blockchain Indonesia beserta pemain Kripto lainnya percaya bahwa pengembangan sektor kripto akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan regulasi dan minat masyarakat.”

Penggunaan token kripto di Indonesia

Memasuki tahun 2022, pasar kripto disebut tengah mengalami masa bear market. Mengacu pada situs Investopedia, bear market adalah kondisi di mana nilai cryptocurrency telah turun setidaknya 20% dan terus turun. Contohnya ketika terjadi crash cryptocurrency di tahun 2017 lalu, investor melihat Bitcoin turun dari US$20 ribu menjadi US$3.200 dalam beberapa hari.

Kondisi ini juga berdampak pada jumlah transaksi kripto di Indonesia yang mengalami penurunan dan hanya bernilai Rp266,9 triliun. Angka ini menurun 68,9% dari tahun sebelumnya di angka Rp858,76 triliun. Terkait hal ini, Jerry mengungkapkan, “Kontribusi transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional.”

Meskipun demikian, pengguna platform kripto yang telah melewati tahapan know your customer (KYC) disebut meningkat menjadi 16,3juta pengguna. Faktanya, jumlah pengguna kripto di negara ini terus bertambah, yang tadinya hanya 11,2 juta pengguna di tahun 2021, meningkat sebesar 48,7% pada November 2022 di angka 16,55 juta pengguna.

Di samping itu, Jerry juga melihat adanya potensi ekspor pada token yang diterbitkan proyek lokal. Ia menyebutkan ada 10 token lokal dari 383 token yang telah disetujui Bappebti. Token lokal yang dimaksud, antara lain Toko Token (TKO), LDX Token, Zipmex Token (ZMT), NanoByte (NBT), TadPole (TAD), ASIX Token (ASIX), Leslar, Pintu (PTU), Vexanium (VEX), dan Tokenomy (TEN).

Menurut Jerry, konsep aset kripto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan mengubah pola pengaturan ekonomi perdagangan menjadi berbasis otoritas pasar dan komunitas. Salah satu yang menjadi perhatian adalah diperlukan kehadiran sebuah lembaga yang mengatur dan mengawasi industri kripto terkait perlindungan konsumennya.

Asih menambahkan, “Kami belum lama ini juga telah melakukan audiensi dengan OJK dan turut menyampaikan potensi dari pembentukan Bursa Kripto yang dapat membantu pengawasan perdagangan dan inovasi aset kripto kedepannya. Kami harap untuk kedepannya, peresmian Bursa Kripto ini dapat membantu industri Kripto di Indonesia serta pengembangan teknologi Blockchain secara keseluruhan.”

Kemendag dan Bappebti juga disebut segera merealisasikan hal tersebut adalah dengan menyegerakan peluncuran bursa kripto yang ditargetkan segera rilis sebelum Juni 2023. Bursa Kripto Indonesia akan berperan sebagai “pengatur” dalam industri kripto dengan tujuan untuk mencegah pihak-pihak tertentu dalam melakukan monopoli pasar.

Lanskap industri Web3 di Indonesia. Sumber: Indonesia Cypto Outlook 2022

Laporan “Indonesia Web3 Landscape dan Crypto Outlook 2022” yang dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan Indonesia Crypto Network (ICN) menunjukkan bahwa terdapat 569 perusahaan atau startup terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) yang masuk dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain” dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 62014.

Saturdays Siap Ekspansi Toko Usai Kantongi Pendanaan

Startup D2C lifestyle Saturdays siap memperluas jangkauan pasarnya di Indonesia usai memperoleh pendanaan dalam bentuk venture debt dengan nominal yang dirahasiakan dari Genesis Alternative Ventures.

Saturdays kini punya 45 toko di 11 kota yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin, Samarinda, dan Batam. Mereka juga baru saja membuka gerai lifestyle di Central Park Mall, Jakarta. Sejumlah merek terkemuka yang telah bekerja sama dengan Saturdays termasuk Marvel dan Indomie.

Tahun lalu, Saturdays mendapat pendanaan seri A yang dipimpin Altara Ventures serta partisipasi DSG Consumer Partners. Satu tahun sebelumnya, Saturdays telah menutup pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures, Kinesys Group, dan Alto Partners.

“Kami mencari pendanaan dari berbagai sumber dan bermitra dengan berbagai lembaga yang punya value sama dan dapat membawa keterampilan, pengetahuan, dan sumber daya yang saling melengkapi. Ini memungkinkan kami memaksimalkan manfaat melalui kemitraan beragam dan menciptakan nilai jangka panjang karena kami ingin memecahkan masalah gangguan penglihatan di Indonesia,” tutur Co-Founder Saturdays Rama Suparta kepada DailySocial.id.

Rama mengungkap, pendapatan Saturdays tumbuh berkali lipat pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian tersebut, pihaknya akan mempertahankan pertumbuhannya secara berkelanjutan di tahun mendatang. Saturdays juga berupaya untuk tetap gesit sambil berhati-hati dalam berinvestasi ke SDM dan menambah lini produk baru di tengah situasi ekonomi saat ini.

Sekadar informasi, Saturdays merupakan merek produk lifestyle dengan kaca mata sebagai lini produk utama. Startup ini didirikan oleh Andrew Kadolha dan Rama Suparta di 2016. Saturdays menyebut memproduksi sendiri material lensa dan bingkai kacamata, termasuk desain, manufaktur, hingga pengiriman ke konsumen.

Untuk menjangkau pengguna, Saturdays menggunakan pendekatan omnichannel untuk memasarkan produk secara offline (toko retail) dan online (website dan aplikasi). Pada kanal offline, Saturdays mengintegrasikan tokonya dengan gerai kopi untuk memberikan sentuhan lifestyle.

Pada penjualan website, pihaknya menanamkan fitur pemindai wajah berbasis AI untuk memberikan rekomendasi bingkai kacamata dan pengalaman omnichannel yang seamless kepada konsumen. Selain itu, konsumen dapat menjajal bingkai kacamata secara langsung melalui fitur Corporate & Home Try-On di aplikasi.

“Dalam 12 bulan terakhir, kami melihat tren kunjungan ke toko kami meningkat karena preferensi customer mulai beralih ke offline dengan melandainya pandemi. Kami perkirakan penjualan mengikuti tren kenaikan pada bulan Ramadan di April ini,” tambahnya.

Dampak tren D2C

Lebih lanjut, Rama berujar bahwa Indonesia telah menyaksikan lonjakan merek D2C yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan perubahan preferensi konsumen. Menurutnya, merek D2C membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena mendorong inovasi dan investasi, serta menciptakan lapangan kerja baru.

“Indonesia terus mengembangkan infrastruktur digital dan mengembangkan ekosistem yang mendukung kewirausahaan dan inovasi. Maka itu, potensi pertumbuhan dan investasi lebih lanjut di sektor D2C akan tetap signifikan. Kami terus berinvestasi dalam teknologi untuk memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman bagi pelanggan kami, baik online maupun offline,” tuturnya.

Perkembangan D2C di Indonesia turut dipicu oleh perilaku konsumen Gen Z dan milenial dalam mengonsumsi barang. Menurut riset Capgemini, Gen Z (68%) dan milenial (58%) suka memesan produk langsung dari si pemilik merek dalam enam bulan terakhir. Sementara, hampir dua pertiganya (60%) lebih memilih membeli langsung daripada beli di gerai ritel tradisional.

Dalam tulisan kami mengenai tren D2C, Chief Investment Officer BRI Ventures Markus Liman menuturkan bahwa startup D2C harus menyadari kapan mereka harus meningkatkan skalanya ketika sudah mengantongi product-market fit. Hal ini juga dapat menjadi tantangan selanjutnya karena ada risiko operasional lebih tinggi yang perlu diperhatikan oleh pelaku D2C.

“Tantangan D2C ini hari ini adalah scalability karena scaling D2C and scaling platform adalah dua hal berbeda. Misalnya scaling inventori, artinya pelaku D2C harus memikirkan biaya logistik. Jika sudah masuk supply chain, seperti supermarket dan general trade, apa yang perlu disiapkan? Ini sesuatu yang mungkin tidak dipikirkan tech startup. Kunci scalability D2C adalah bagaimana bisa masuk ke mass retail. Kalau tidak, bagaimana bisa coba potensi spend yang lebih besar?”

Application Information Will Show Up Here

Zi.Care Kantongi Pendanaan Seri A Dipimpin Greenwillow Capital

Startup healthtech Zi.Care mengantongi $2 juta (sekitar 29,3 miliar Rupiah) dari Greenwillow Capital Management dalam putaran pendanaan seri A yang ditargetkan sebesar $3 juta (sekitar 44,1 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut disuntik melalui dana kelolaan Oriza Greenwillow Technology Fund.

Saat ini, Zi.Care mengembangkan solusi untuk digitalisasi rumah sakit, dengan fokus utama pada rekam medis elektronik (RME) yang mencakup diagnosis, hasil tes kesehatan, obat-obatan, hingga perawatan.

Zi.Care akan menggunakan pendanaan tersebut untuk memperluas jangkauan bisnisnya ke berbagai area di Indonesia. Pihaknya menargetkan kemitraan dengan 150 rumah sakit dari 100 kemitraan yang telah terealisasi di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, pada 2021 Zi.Care tercatat memperoleh pendanaan sebesar $500 ribu (lebih dari Rp7,2 miliar) dari Southeast Asia Venture Capital, Iterative VC, Telkomsel Mitra Inovasi, dan Choco-Up.

“Kami membidik pertumbuhan pendapatan hingga 100% setiap tahun, juga mendorong pangsa pasar [digitalisasi] rekam medis elektronik di Indonesia. Hal ini untuk mendukung target Kementerian Kesehatan dalam mendigitalisasi industri kesehatan,” tutur Co-Founder dan Managing Director Zi.Care Jodi Pujiyono Susanto dilansir DealStreetAsia.

Zi.Care mengklaim telah meraup pendapatan sebesar $1,3 juta di semester II 2022, serta mencapai EBITDA positif pada kuartal IV 2022. “Kami akan terus mendorongnya dengan menambah cakupan pasar dan jumlah customer untuk mencapai profitabilitas secara penuh di tahun 2023,” tambahnya.

Sementara, Managing Partner of Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menambahkan, pihaknya meyakini solusi RME milik Zi.Care memiliki potensi besar di Tanah Air, dan krusial dalam mendukung transformasi digital industri kesehatan, baik bagi tenaga profesional maupun pasien.

Saat ini, startup kesehatan di Indonesia mayoritas bermain di layanan telemedis dan pemesanan produk kesehatan online, seperti Halodoc, Alodokter, dan KlikDokter. Diketahui, Alodokter menjadi platform telemedis pertama yang telah mengimplementasikan rekam medis elektronik (RME).

Sementara itu, belum banyak pelaku healthtech yang fokus pada digitalisasi fasyankes. Klinik Pintar misalnya, fokus pada segmen akar rumput dengan mendigitalisasi rantai pasok klinik. Ada juga pemain yang masuk ke layanan kesehatan korporasi berbasis platform, yakni Prixa.

Transformasi kesehatan Indonesia

Upaya pelaku healthtech untuk mentransformasi industri kesehatan Indonesia kini mendapat dukungan penuh pemerintah. Salah satunya melalui kebijakan implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) yang termuat dalam PMK No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, yang merupakan perubahan dan pemutakhiran dari peraturan sebelumnya PMK No. 269 Tahun 2008.

Selama ini, pelaku healthtech kesulitan untuk mendigitalisasi sektor kesehatan karena terbentur peraturan yang ketat. Di samping itu, masih banyak fasilitas layanan kesehatan yang menggunakan sistem secara manual. Melalui peraturan baru ini, fasilitas layanan kesehatan diwajibkan untuk menyelenggarakan RME. Pemerintah memberikan masa transisi kepada fasilitas layanan kesehatan hingga akhir 2023.

Berdasarkan survei Kemenkes, anggaran digitalisasi RS rata-rata tak sampai 3% dari total anggaran mereka. Faktor ini membuat transformasi digital belum menjadi prioritas. Sekitar 22% dari 2.595 RS di Indonesia belum memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Dari 2.291 RS yang memiliki SIMRS, implementasi RME di front office baru 24% dan 64% untuk back office. Sementara, dari 737 RS, sebanyak 359 belum menerapkan RME, 175 RS baru sebagian, dan 203 RS sudah.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Waresix Jaga Tren Pertumbuhan Positif Setelah Pandemi

Startup logistic tech integrator Waresix mengklaim mampu menjaga tren pertumbuhan revenue positif naik 2x lipat setiap tahunnya, pencapaian tersebut tetap tercapai meski sempat terkena dampak pandemi. Ini mematahkan kondisi sebaliknya yang menimpa di sejumlah startup logistik lokal lainnya yang harus efisiensi bisnis.

Dalam media briefing yang diselenggarakan Waresix kemarin (13/4), Group President Waresix Eric Dharma menjelaskan beberapa strategi yang dilakukan perusahaan, salah satunya diversifikasi pendapatan ke target klien ke sektor yang tumbuh positif, di antaranya komoditas, mining, agrikultur, dan consumer goods, menjauhi sektor konstruksi yang sempat terpuruk saat awal pandemi di 2020.

“Kami sadar tentang pentingnya diversifikasi bisnis, kami masuk ke sektor-sektor bisnis yang secara GDP besar dan dampak ekonominya besar. Positifnya, sebelum Covid-19, klien perusahaan ini tidak tertarik pakai solusi Waresix, tapi setelahnya mereka sangat terbuka,” terang Eric.

Padahal, saat pandemi bisnis logistik B2B di Indonesia, menurut riset yang ia dapatkan, tercatat turun hingga 20% alias hampir seperempat dari seluruh bisnis keseluruhan. Berbeda dengan logistik last-mile yang tumbuh subur-suburnya. “Tapi kita tetap tumbuh double, jumlah head count juga tumbuh tapi tetap dijaga.”

Meski tidak dirinci dengan angka spesifik, Eric menyebut pendapatan Waresix tumbuh dua kali lipat tiap tahunnya, selalu berorientasi pada dua benchmark utama: pendapatan dan profit, serta tidak memberikan subsidi. Alhasil, Waresix diklaim punya unit economics yang positif.

Model bisnis Waresix adalah aset ringan (tidak memiliki aset truk/gudang), menawarkan solusi logistik terintegrasi, mulai dari transportasi darat, pergudangan, hingga pengiriman ke seluruh pulau. Monetisasi dilakukan dengan perjanjian kontrak berkala dengan para pelanggan korporasi, yang mana Waresix akan bantu dari sisi manajemen dan teknologinya.

Kini Waresix telah mengelola lebih dari 50 ribu truk, 150 ribu meter persegi area pergudangan, dan telah dipercaya oleh lebih dari 1.500 pelanggan korporasi sebagai pengguna jasa Waresix. Para klien ini berasal dari beragam industri, nama-nama perusahaannya antara lain, Sinar Mas, Wilmar, Unilever, P&G, dan Kino.

Waresix

Karena teknologi jadi backbone utama Waresix, maka inovasi di sektor ini juga diperkuat. Salah satu yang sudah diluncurkan adalah menghadirkan smart matching jumlah muatan dengan ukuran truk dengan tenaga AI. Namun, hal ini perlu didukung database lengkap terkait ukuran dan jenis truk yang menjadi mitranya.

Waresix memetakan kebutuhan pelanggan dan mencocokkannya dengan sejumlah mitra transporter yang memiliki kapabilitas untuk melakukan pengiriman. Dengan demikian, para mitra tersebut mendapatkan muatan sesuai dengan truk lebih cepat. Mereka pun dapat terbantu dalam mengurangi potensi kehilangan pelanggan yang biasanya disebabkan oleh proses konfirmasi ketersediaan truk yang lama.

Isu logistik di Indonesia

Eric menjelaskan masalah paling besar dalam bidang logistik, yakni perencanaan pengiriman yang kurang baik. Beberapa contohnya adalah:

  1. Ketidakpastian ketersediaan dan datangnya truk,
  2. Seringkali kapasitas loading dan unloading barang tidak sesuai, sehingga truk yang datang harus antre hingga berhari-hari, sehingga truk menjadi gudang berjalan yang berdampak pada rendahnya utilisasi truk,
  3. Ketidaktepatan pesanan, seperti truk yang datang tidak cukup untuk mengangkut muatan karena ukuran box truk di Indonesia belum terstandar,
  4. Kurangnya akses terkait pesanan truk yang mengakibatkan truk menganggur atau jalan balik dengan muatan kosong,
  5. Trip kurang efisien misalnya, banyak truk yang harus jalan padahal muatannya tidak penuh yang berdampak pada lamanya waktu pengiriman dan meningkatnya konsumsi bahan bakar.

Rendahnya utilisasi armada tersebut berdampak pada tingginya biaya operasional pengusaha truk. Bahkan mereka sering merugi karena harus membayar fixed cost, namun pendapatan tidak mencukupi. Kadang, untuk mengakalinya, mereka harus menaikkan biaya sewa untuk menutupi fixed cost tersebut. “Dampaknya, biaya pengiriman menjadi lebih tinggi.”

Menurut Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (ATPRINDO), rata-rata truk di Indonesia hanya menempuh 50 ribu km per tahun. Angka tersebut sangat minim dibandingkan Thailand yang mampu tembus 120 ribu km/tahun, dan Eropa 200 ribu km/tahun.

Data lainnya yang diungkap oleh Bank Dunia 2018, biaya logistik di Indonesia adalah termahal di ASEAN, yakni 24% dari GDP. Adapun rata-rata di dunia itu sendiri adalah 11%. Posisi termahal kedua dipegang oleh Vietnam (20%), Thailand (15%), Filipina dan Malaysia masing-masing (13%), dan Singapura (8%).

Waresix sebagai integrator dapat meningkatkan utilisasi dengan membuat perjalanan truk lebih efisien dengan solusi konsolidasi muatan yang ditawarkan. Hal itu dapat mengurangi jumlah perjalanan yang tidak diperlukan dan mengurangi kemacetan, sehingga potensi kerugian akibat konsumsi bahan bakar berkurang.

Data internal Waresix menunjukkan, utilisasi truk para mitra yang terdedikasi untuk Waresix catatkan peningkatan sebesar 32% selama April 2022-Maret 2023. Bila diibaratkan, angka tersebut sama dengan perjalanan truk selama empat kali dalam seminggu.

Sepanjang tahun lalu, Waresix tumbuh dua kali lipat dengan 70 ribu transaksi atau perjalanan dan 20 juta metrik ton yang diangkut.

Disebutkan Waresix mengantongi pendanaan sebesar $50 juta pada April 2022 dari sejumlah investor, di antaranya Tiger Global, East Ventures, dan Temasek. Perusahaan juga menjadi salah satu investor untuk pendanaan startup rantai pasok agribisnis Gokomodo pada September 2022.

Application Information Will Show Up Here

NusaTrip Akuisisi Startup OTA Asal Vietnam VLeisure

NusaTrip mengumumkan akuisisi startup akomodasi perjalanan B2B bernama VLeisure dengan nominal dirahasiakan. Diharapkan solusi VLeisure yang melayani hotel ukuran kecil hingga menengah dapat memperluas cakupan layanan dan jangkauan NusaTrip di luar Indonesia, sekaligus dalam rangka memanfaatkan momentum pertumbuhan industri perjalanan di Asia Tenggara yang mulai bangkit secara signifikan setelah pandemi.

VLeisure merupakan akuisisi internasional perdana NusaTrip setelah bulan lalu buka kantor regional yang ketiga di Vietnam.

Founder Society Pass yang juga menjabat sebagai CEO NusaTrip Dennis Nguyen menjelaskan, VLeisure sangat menyatu dan sejalan dengan strategi NusaTrip. Ada penggabungan teknologi B2B penerbangan NusaTrip yang kuat dan luasnya operasional B2C dengan inventaris manajemen hotel VLeisure yang ekstensif.

“Sebagai orang Vietnam, saya sangat bangga untuk terus mendanai dan mendukung sektor startup Vietnam melalui akuisisi VLeisure ini. Saya percaya bahwa pengusaha Vietnam akan terus menjadi contoh bagi negara Asia Tenggara lainnya, contoh yang mudah adalah Phan Le,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (14/4).

Founder dan Managing Director VLeisure Phan Le menambahkan, dirinya merasa terhormat bisa bergabung dengan ekosistem SoPa dan NusaTrip. Melalui pertumbuhan pesat pada 2021-2022, perusahaan dapat mengakses dukungan dari induk, baik itu infrastruktur modal, teknologi, pemasaran, dan layanan pelanggan, memungkinkan VLeisure untuk melayani lebih baik.

“Perencanaan perjalanan VLeisure, kemampuan pemesanan, keahlian teknologi hotel dapat melengkapi layanan perjalanan NusaTrip yang ada untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal,” terang Phan.

Pasca-akuisisi ini Phan didapuk sebagai Managing Director NusaTrip Vietnam. Pengalaman dan pengetahuan yang signifikan di sektor perjalanan Vietnam diharapkan dapat menciptakan layanan perjalanan yang menarik, memenuhi permintaan wisatawan Vietnam.

VLeisure

VLeisure itu sendiri sudah berdiri sejak 2011 di Ho Chi Minh City, menjual akomodasi hotel, maskapai penerbangan, dan agen perjalanan. Startup ini memberdayakan OTA di Vietnam, regional, dan internasional dengan mendistribusikan produk perjalanan mereka. Diklaim inventaris di VLeisure mencapai lebih dari 650 ribu hotel yang terdaftar.

Memanfaatkan kapitalisasi SoPa dan teknologi NusaTrip, VLeisure akan memasarkan produk SaaS (Software as a Service) manajemen hotelnya ke berbagai akomodasi berukuran kecil hingga menengah, berawal dari Vietnam dan kemudian ke seluruh Asia Tenggara. Selain itu, NusaTrip kini memiliki jangkauan operasional untuk memperluas bisnis baik secara B2C dan B2B dengan signifikan di Vietnam.

Menurut Web In Travel, jumlah reservasi perjalanan yang diprediksi pada 2025 akan bertumbuh hingga 94% dari 2019. Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, memperkirakan bahwa sektor pariwisata akan mendatangkan sekitar 110 juta wisatawan pada 2023, senilai $27 miliar, mencakup 5,7% dari proyeksi PDB (Produk Domestik Bruto) 2023 Vietnam sejumlah $469 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Pertajam Bisnis Mitra Lewat Produk Digital

Tokopedia mengambil langkah penyesuaian pada lini bisnis Mitra Tokopedia dengan mengeliminasi layanan pembelian produk grosir di aplikasi dan fokus pada produk digital. Perusahaan disebut tengah mengupayakan keberlanjutan bisnis dengan mempertajam fokus menjadi platform yang lebih spesifik demi menghasilkan dampak positif jangka panjang.

Head of Mitra Tokopedia Carlo Yudhistira Praditya mengungkapkan presentase pengguna produk digital seperti pulsa, paket data, game voucher, dan token listrik di aplikasi Mitra Tokopedia jauh lebih tinggi dibandingkan produk grosir, seperti sembako dan produk fisik lainnya.

“Melihat data tersebut, kami memutuskan untuk  menyesuaikan bisnis kami dengan mengeliminasi fitur pembelian produk grosir di aplikasi Mitra Tokopedia, dan memfasilitasi individu dan pemilik usaha untuk menjual 21 jenis produk digital dengan harga kompetitif, sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih,” jelas Carlo.

Sebanyak 21 jenis produk digital terbagi atas tiga kategori, antara lain Pembelian (mencakup 5 produk, seperti pulsa dan voucher game), Dompet Digital (mencakup 3 produk, seperti saldo dan top up GoPay, dan Pembayaran (mencakup 13 produk, seperti tagihan Tokopedia dan PDAM).

“Penyesuaian bisnis Mitra Tokopedia ini sejalan dengan tujuan grup GOTO untuk membangun bisnis yang bertumbuh secara jangka panjang,” tambahnya.

Di samping itu, Mitra Tokopedia juga berupaya membantu masyarakat yang terkendala mengakses produk digital. Masyarakat di lebih dari 700 kota atau kabupaten kini bisa mengakses berbagai produk digital lewat individu atau pemilik usaha (termasuk warung) melalui aplikasi Mitra Tokopedia.

Berdasarkan data Mitra Tokopedia, sejumlah produk digital tercatat mengalami pertumbuhan pesat pada kuartal I 2023, seperti biaya pendidikan, internet dan TV kabel, serta e-samsat. Rata-rata peningkatan transaksi mencapai hampir 4x lipat dibandingkan periode yang sama di 2022.

“Ke depannya Mitra Tokopedia bersama seluruh mitra strategis akan terus fokus membantu pemerataan ekonomi secarar digital di Indonesia. Kami percaya bahwa hal tersebut hanya bisa terwujud jika ada kolaborasi dan inovasi.”

Digitalisasi warung

Mengutip data Euromonitor, tercatat ada sebanyak 3,61 juta bisnis ritel di Indonesia. Angka ini mencakup ekosistem bisnis warung yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan orang Indonesia. Menurut survei internal Warung Pintar, sebanyak 9 dari 10 orang Indonesia memenuhi kebutuhan hariannya di warung, mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap.

Kehadiran warung dan toko kelontong ini membawa dampak positif terhadap roda perekonomian nasional, dan sekaligus menjadi fenomena bisnis mikro yang prospektif di Indonesia. Nilai penjualan ritel tradisional bahkan disebut tembus Rp6 triliun setiap harinya. Salah satu cara untuk bisa tetap relevan serta  menjaga dinamika dan keberlangsungan industri ini adalah melalui digitalisasi.

Di Indonesia sendiri, pemerintah juga terus menggulirkan berbagai upaya dan menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada 2024Selain itu, program transformasi digital nasional Indonesia juga telah menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Terkait digitalisasi warung, Tokopedia juga telah berkolaborasi dengan Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia demi mendorong adopsi platform digital untuk pengembangan usaha para pemilik warung. Selain Mitra Tokopedia, platform seperti Gudang Ada, Warung Pintar, Dagangan, dan Ula juga menawarkan solusi digitalisasi warung di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Alibaba Dilaporkan Suntik Dana 5,2 Triliun Rupiah ke Lazada

Alibaba Group kembali menyuntik dana segar ke Lazada sebesar $353 juta atau sekitar 5,2 triliun Rupiah berdasarkan laporan VentureCap. DailySocial.id telah menghubungi pihak Lazada Indonesia untuk mengonfirmasi kabar ini, tetapi belum ada tanggapan.

Sejak didirikan pada 2012, Lazada Group tercatat telah mengumpulkan dana ratusan juta dolar dari berbagai investor, termasuk beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia. Lazada diakuisisi Alibaba senilai $1 miliar pada 2016. Pada 2017, perusahaan mengantongi $1,1 miliar pada putaran pendanaan yang dipimpin oleh Alibaba dan Temasek dengan total pendanaan yang telah dikumpulkan mencapai lebih dari $3 miliar.

Kemudian, Lazada kembali mengantongi dana segar sebesar $1 miliar dari Alibaba di 2018, menjadikan total investasi perusahaan Tiongkok ini di Lazada menjadi lebih dari $4 miliar. Pendanaan ini digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi Lazada di seluruh Asia Tenggara, dengan fokus  membangun jaringan logistik dan memperluas penawaran produknya.

Pada 2020, Lazada kembali mendapatkan pendanaan lagi sebesar $1,3 miliar dari sekelompok investor termasuk Alibaba, Temasek, dan investor institusional lainnya. Pendanaan ini digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi Lazada yang berkelanjutan, dengan fokus membangun kemampuan teknologi dan memperluas basis pelanggannya.

Seiring dengan semakin matangnya pasar e-commerce di Asia Tenggara, Lazada membutuhkan modal agar dapat bersaing secara sehat dengan pesaing lainnya yang semakin populer di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Perkuat posisi di e-commerce

Indonesia adalah pasar yang besar pemain e-commerce dengan populasi lebih dari 270 juta orang dan kelas menengah yang berkembang pesat. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai $82 miliar pada 2025, naik dari $13 miliar pada 2015.

Lazada Group telah mengalami pertumbuhan positif di Indonesia, salah satu pasar utama mereka. Sejak diluncurkan di Indonesia pada 2012, Lazada telah menjadi pemain terkemuka di industri e-commerce dengan penetrasi kuat di daerah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu kunci sukses Lazada di Indonesia adalah kemampuannya menjangkau pelanggan di pedesaan.

Indonesia adalah pasar yang sangat terfragmentasi, dengan banyak konsumen yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke toko tradisional. Lazada tercatat telah mampu memasuki pasar ini dengan menawarkan berbagai macam produk dan menyediakan pengiriman yang andal, bahkan ke daerah yang paling terpencil sekalipun.

Pemain lain yang juga memiliki basis pelanggan besar di Indonesia adalah Shopee. Hingga saat ini, Shopee telah beroperasi di lebih dari 10 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Shopee menawarkan rangkaian produk yang serupa dengan Lazada, tetapi dengan penekanan lebih besar pada social commerce dan mobile-first technology.

Persaingan antara Lazada dan Shopee diprediksi semakin meningkat sejalan dengan perkembangan pesat e-commerce Asia Tenggara. Kedua perusahaan terus berinvestasi di pemasaran, logistik, dan teknologi untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan, sekaligus berinovasi untuk menawarkan pengalaman berbelanja yang baru dan menarik bagi pelanggan mereka.