[Review] HP Probook 445 G7: Membantu Bisnis dengan Tingginya Kinerja Ryzen 7 4700U

Mencari sebuah laptop yang bisa digunakan untuk berbisnis memang tidak boleh sembarangan. Tentu saja laptop yang diinginkan harus memiliki kinerja yang bagus, baterai yang panjang, berbobot lebih ringan, dan memiliki desain yang bagus. Melihat hal tersebut, HP ternyata memiliki sebuah laptop yang cocok untuk digunakan oleh pelaku bisnis dan UMKM. Laptop tersebut adalah HP Probook 445 G7.

HP Probook 445 G7 menggunakan APU AMD Ryzen 7 4700U. Seri U dari AMD ini memungkinkan sebuah produsen untuk memproduksi laptop dengan dimensi yang tipis serta ringan. Hanya dengan sekitar 1,6 kg saja, laptop ini tentu tidak akan membuat sang pengguna menjadi sakit pinggang saat membawanya ke mana saja. Layarnya yang memiliki dimensi 14 inci pun juga membuatnya cukup nyaman saat digunakan.

HP Probook 445 G7

Baterai juga merupakan salah satu daya tarik dari laptop ini. Tentu saja hal ini ada hubungannya dengan penggunaan prosesor Ryzen 7 4700u tersebut. Selain itu, laptop ini juga sudah dibekali dengan standar militer MIL-STD 810H yang membuatnya lebih tahan di segala lingkungan.

Spesifikasi lengkap dari HP Probook 445 G7 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor AMD Ryzen 5 4700U 8 core 2 GHz Turbo 4.1 GHz
GPU AMD Radeon Graphics (7aa core) 1,5 GHz
RAM 8 GB LPDDR4 3200
Storage Samsung MZVLQ512HALU M.2 NVMe PCI-e Gen 3 512 GB
Layar 14 inci 1920×1080 IPS
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,6 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 324.2 x 237.7 x 179 mm
Baterai 3 cell 48 Wh

Spesifikasi yang diambil dari CPU-Z adalah sebagai berikut

Unboxing

Perlengkapan inilah yang didapat dari paket penjualan HP Probook 445 G7. Sayang memang, steker yang didapat bukanlah standar Indonesia. Jadi, pengguna harus membeli sebuah konverter lagi agar bisa mengisi baterai pada laptop ini.

HP Probook 445 G7 - Charger

Desain

Badan yang terasa kokoh dari HP Probook 445 G7 saya sudah rasakan semenjak mengeluarkannya dari kotak paket penjualan. Laptop ini menggunakan bahan aluminium pada seluruh badannya sehingga cukup keras saat dipegang. Dengan menggunakan bahan tersebut, HP juga menggunakan warna perak yang menggambarkan penggunaan aluminium pada badannya tersebut.

 

HP Probook 445 G7 - Auf

Layar yang digunakan pada HP Probook 445 G7 adalah jenis IPS. Resolusinya adalah 1920×1080 dengan dimensi 14 inci dengan kecerahan 250 nits.Layarnya sendiri sangat nyaman digunakan untuk menonton video dengan resolusi full HD. Bingkai tipis pada bagian kanan dan kirinya juga menghiasi layar dari laptop yang satu ini.

HP Probook 445 G7 - Kiri

Saya merasa nyaman saat menggunakan keyboard yang ada pada HP Probook 445 G7 ini. Tombolnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil di jari saya, sehingga pas saat digunakan untuk mengetik. Keyboard ini sendiri juga sudah memiliki LED backlight yang sangat membantu saat mengetik di ruang dengan cahaya yang rendah. Touchpad yang ada pada bagian bawah keyboard-nya juga nyaman dan responsif saat digunakan.

HP Probook 445 G7 - Kiri

Pada bagian sebelah kiri dapat ditemukan Kenshington lock, port USB 2.0, dan pembaca kartu SD. Ditemukan juga sebuah ventilasi udara yang digunakan untuk mengeluarkan panas yang dihasilkan oleh APU Ryzen 7 4700U. Untuk bagian kanannya ditemukan port pengisi daya, USB-C, LAN, HDMI 1.4 , dua USB 3.1 gen 1, dan audio 3,5 mm.

Pengujian

HP Probook 445 G7 menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 4700U yang sudah diluncurkan pada tahun 2020 yang lalu. Dengan kecepatan 2 GHz, prosesor delapan inti dan delapan thread ini bisa berjalan hingga kecepatan 4.1 GHz dalam kondisi tertentu. TDP-nya sendiri di-rating pada 15 watt dan bisa naik hingga 25 watt. Proses pabrikasi 7 nm juga membuatnya tidak menghasilkan panas yang berlebih saat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

HP Probook 445 G7 - Keyboard

AMD Ryzen 7 4700U sendiri menggunakan GPU terintegrasi yang saat ini dinamakan sebagai AMD Radeon Graphics. Dengan menggunakan 7 core, GPU ini juga dikenal dengan nama Vega 7. GPU terintegrasi ini ternyata juga memiliki kinerja yang cukup untuk menjalankan game-game yang ringan seperti Valoran dan CS: GO.

Game

Walaupun bukan merupakan sebuah laptop gaming, saya pun juga mencoba perangkat yang satu ini dengan menggunakan beberapa game. Vega 7 yang dikenal pada Ryzen 7 4700u ini memang sudah terkenal bisa menjalankan gamegame lawas dan ringan. Namun, apakah bisa menjalankan game-game yang keluar pada tahun ini?

Saya menggunakan beberapa game yang mungkin bisa mewakili pertanyaan tersebut. Walaupun bukan game baru, namun kinerjanya bisa mewakili permainan yang diluncurkan baru-baru ini. Ternyata Ryzen 7 4700u yang ada pada HP Probook 445 G7 ini bisa dengan lancar digunakan untuk bermain. Akan tetapi, resolusi yang saya anjurkan adalah 1360×768 saja dengan setting paling rendah.

Berikut adalah hasil dari pengujian yang saya lakukan dengan menggunakan beberapa game

Produktivitas dengan Sintetis

Laptop untuk bisnis tentu saja harus mendukung penggunaan software peruntukkannya dengan baik. Hal tersebut berarti penggunaan untuk video conference, pemakaian Office serta aplikasi editing lainnya, dan juga untuk hiburan. Semua itu bisa dilakukan dengan pengujian PCMark. Saya menggunakan PCMark 10 pada pengujian kali ini.

Pengujian sintetis lainnya yang digunakan adalah Cinebench dan GeekBench yang digunakan untuk mengukur seberapa baik kinerja prosesor. Selain itu, 3DMark digunakan untuk menguji seberapa baik kinerja GPU saat mengolah grafis tingkat tinggi.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 8 jam 18 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Mencari sebuah laptop yang cocok untuk digunakan oleh pebisnis maupun pegiat UMKM memang tidak mudah. Kinerja tinggi sudah pasti harus menjadi sebuah pilihan serta beberapa fitur lainnya yang menunjang seperti grafis yang cepat dan RAM yang besar. Namun, membeli sebuah laptop gaming mungkin akan terasa berlebih. Oleh karena itu, HP menawarkan solusinya dengan HP Probook 445 G7.

Laptop ini menggunakan AMD Ryzen 7 4700U yang sudah dikenal memiliki kinerja yang tinggi. Dengan TDP yang sama dengan pendahulunya, kinerjanya memiliki peningkatan yang sangat baik. Hal ini tentu saja membuat penggunanya nyaman saat bekerja, mengedit gambar dan video maupun bermain.

HP Probook 445 G7 - 2

Kinerja baterainya pun juga pas untuk digunakan selama seharian. Dengan mencapai lebih dari 8 jam, tentu saja bekerja seharian tidak lagi repot untuk mencari stop kontak untuk mengisi ulang baterainya. Selain itu, laptop ini juga memiliki daya tahan yang kuat berkat sertifikasi militer.

HP Probook 445 G7 dijual oleh Hewlett Packard dengan harga Rp. 16.800.000. Dengan harga tersebut, pengguna mendapatkan sebuah laptop kokoh yang bisa bertahan pada segala kegiatan dan memiliki kinerja kencang serta baterai yang tahan lama. Anda juga tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra saat membawanya karena cukup ringan.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan AMD Ryzen 7 4700U
  • Daya tahan baterai yang baik hingga 8 jam
  • Bobot yang ringan
  • Casing aluminium yang membuatnya terasa kokoh
  • Standar militer yang membuatnya tahan benturan

Slacks

  • RAM hanya terpasang single channel 
  • Harganya cukup tinggi

Penerus Chipset Exynos 2100 Bakal Ditenagai GPU RDNA Besutan AMD

Kalau Anda masih ingat, pada pertengahan tahun 2019, Samsung pernah mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan AMD untuk membawa arsitektur GPU RDNA ke kategori smartphone dan tablet. Samsung rupanya tidak lupa akan rencana tersebut, dan mereka sudah punya update progres terbarunya.

Dalam acara peresmian chipset Exynos 2100 – chipset yang akan menenagai seri Galaxy S21 – Samsung turut mengumumkan bahwa upayanya bersama AMD untuk mengintegrasikan GPU berbasis RDNA ke chipset Exynos sudah hampir membuahkan hasil. Dengan kata lain, GPU RDNA besutan AMD ini bakal bisa kita jumpai pada chipset flagship Samsung yang selanjutnya.

Kapan penerus Exynos 2100 ini akan hadir masih tanda tanya. Namun kalau semuanya berjalan sesuai tradisi, sepertinya Samsung bakal memperkenalkannya di awal tahun depan bersama seri Galaxy S22. Kalau benar, Galaxy S22 semestinya bakal menawarkan performa gaming yang cukup fenomenal.

Asumsi ini tentu didasari oleh performa GPU RDNA di PC yang memang cukup mengesankan. GPU seperti Radeon RX 5600 XT dan RX 5700 XT terbukti mampu memberikan keseimbangan yang pas antara harga dan performa – setidaknya sebelum Nvidia mengumumkan GeForce RTX 30 Series dan AMD yang menyusul dengan Radeon RX 6000 Series.

Salah satu kartu grafis Radeon RX 5600 XT yang cukup laris di pasaran / Sapphire
Salah satu kartu grafis Radeon RX 5600 XT yang cukup laris di pasaran / Sapphire

RDNA memang bukanlah arsitektur terbaru yang AMD punyai sekarang, tapi paling tidak itu yang menjadi basis utama arsitektur yang mereka gunakan saat ini, yakni RDNA 2 yang terdapat pada console next-gen maupun seri kartu grafis RX 6000 Series tadi.

Di sektor mobile, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan antara performa dan efisiensi daya, sebab performa yang kencang saja bakal percuma kalau baterai perangkat jadi cepat habis. Semestinya inilah yang menjadi fokus utama Samsung dan AMD, apalagi mengingat arsitektur RDNA sendiri dikenal jauh lebih efisien daripada arsitektur yang AMD gunakan sebelumnya.

Tentunya akan sangat menarik membandingkan performa GPU RDNA pada chipset Exynos dengan performa GPU Adreno besutan Qualcomm. Selama ini, banyak konsumen yang mengeluhkan mengapa smartphone flagship Samsung di luar pasar Amerika Serikat tidak menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon, dan salah satu alasannya berkaitan dengan perbedaan kinerja GPU yang cukup lumayan.

Bagaimana seandainya situasinya berbalik ketika chipset Exynos sudah menggunakan GPU RDNA nantinya?

Via: AnandTech.

AMD APU Cezanne Engineering Sample Desktop Dijual di Pasar Tiongkok

AMD Ryzen seri 5000 saat ini sudah diluncurkan dan mudah dibeli di Indonesia. Namun, Ryzen seri 5000 yang beredar saat ini merupakan sebuah prosesor tanpa grafis terintegrasi atau APU. Integrated graphics sendiri juga sering menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi beberapa orang. Hal ini membuat orang bisa melakukan upgrade secara pelan-pelan pada sisi GPU.

Ternyata AMD telah mempersiapkan sebuah APU dari arsitektur terbaru mereka, Zen 3 yang ditujukan untuk desktop. Dengan nama kode Cezanne, APU ini akan memiliki prosesor 8 inti dan 16 thread. Grafis terintegrasi yang terdapat didalamnya memiliki 8 inti GPU dan masih menggunakan Vega.

Hal ini diketahui karena salah seorang pengguna Twitter dengan nama HXL melaporkan penjualan prosesor engineering sample APU tersebut di Wexin oleh IVA Computer Hardware Group. Sang pengguna Twitter menyebutnya sebagai Ryzen 7 5700G atau Ryzen 7 5750G. Huruf G pada bagian belakang menandakan kehadiran grafis terintegrasi.

APU AMD ini dijual dengan harga 1888 yuan atau sekitar Rp. 4,2 juta. Dia menggunakan marketplace Taobao dengan pengiriman gratis. Sang penjual juga menulis 8C16T Zen3 Cezanne 7nm L316M ES, lengkap dengan hasil benchmark yang didapat dari CPU-Z 1.94.9. APU tampaknya memiliki 4MB cache L2 dan menggunakan cache L3 16MB.

Menurut tangkapan layar CPU-Z, Ryzen 7 5700G memiliki clock hingga 4.4GHz, yang mirip dengan Ryzen 7 4700G. Namun, perbedaan IPC pada kedua arsitektur dijanjikan sebesar 19%, sehingga seharusnya APU baru ini akan lebih kencang. Bahkan, sang penjual melakukan overclocking pada Ryzen 7 5700G tersebut menjadi 4,7 GHz dengan Vcore 1.468V.

Pada saat dalam keadaan standar, APU ini mendapatkan nilai 613,6 untuk benchmark single core dan 6296 untuk multi-core. Sang penjual membandingkan dengan Ryzen 7 3700X di mana mendapatkan 511 poin untuk single core dan 5433 untuk  multi-core. Saat di overclock ke 4,7 GHz, nilai benchmark CPU-Z yang didapatkan adalah 6960.

AMD sendiri bakal menggelar acara keynote pada CES 2021 yang diadakan secara online. Apakah nantinya prosesor ini bakal disinggung pada acara tersebut? Jika iya, maka tentunya hal tersebut tidak akan membuat kaget akibat dari penjualan engineering sample ini.

Namun jika dilihat dari Ryzen 7 4750G yang sudah beredar, sepertinya AMD memang bakal meluncurkan sang penerusnya tersebut. Lalu apakah bakal masuk ke Indonesia? Well, jika Ryzen 7 4750G saja bisa ditemukan didalam negeri, bukan tidak mungkin lagi jika Ryzen 7 5700G/5750G ini akan masuk ke Indonesia.

Sumber dan gambar: Wexin, Twitter HXL

Review MSI Bravo 15: Performa Mumpuni AMD Ryzen 7 dan RX 5500M

Ada banyak pilihan laptop gaming di pasaran sana, terutama pada range harga Rp10 hingga Rp15 juta. Tetapi kebanyakan laptop yang ditawarkan pada range harga tersebut adalah laptop dengan GPU Nvidia yang dikombinasikan dengan CPU Intel ataupun AMD.

Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan untuk melakukan review terhadap satu unit laptop MSI Bravo 15 yang bisa saya bilang cukup unik. Kenapa unik? Salah satunya adalah karena laptop ini menggunakan GPU Radeon FX5500 yang terbilang cukup jarang ditemukan pada laptop gaming kisaran harga tersebut. Dikombinasikan dengan Ryzen 7 4800H, bagaimana performa GPU besutan AMD tersebut? Mari kita simak ulasan berikut ini.

 

Desain, Harga, dan Unsur Produktivitas MSI Bravo 15 Series

Mengutip dari MSI Official Store, laptop tersebut dibanderol dengan harga Rp14.999.000. Dengan harga tersebut, apa saja yang ditawarkan oleh MSI Bravo 15 A4DDR?

Sumber: MSI Official Website
Sumber: MSI Official Website

Kita bisa melihat bagaimana MSI masih mempertahankan rancangan khas laptop gaming kelas mid-range, dari kulit luarnya. Kombinasi warna hitam dengan merah masih dipertahankan pada MSI Bravo 15 ini. Sebagian besar body laptop berbahan brushed alumunium berwarna hitam.

Sementara itu warna merah bisa Anda dapatkan dari backlight LED Keyboard yang hanya memiliki satu warna saja. Ya, ketidakhadiran RGB ataupun kustomisasi warna LED backlight terbilang jadi salah satu kekurangan laptop ini. Namun saya rasa hal tersebut cukup adil mengingat harga yang ditawarkan. Apalagi hitam-merah terbilang sebagai salah satu kombinasi warna yang berpadu dengan baik dan sedap dipandang.

Keseluruhan body laptop terasa sangat solid karena bahan brushed alumunium. Dari semua bagian, LCD hinge terbilang jadi satu-satunya bagian yang kurang solid di laptop ini. LCD hinge masih kurang solid karena bergoyang apabila terkena guncangan ataupun ketika kita memindah-mindahkan posisi laptop. Dengan warna hitam pada keseluruhan body, salah satu perbedaan terbesar dari laptop ini mungkin adalah logo yang ada di bagian body belakang laptop. Bravo series tidak menggunakan lambang naga khas dari MSI. Laptop ini menggunakan logo thunderbird berwarna perak yang memberikan kesan gagah berani nan bijaksana.

foto log1 review msi bravo 15 foto log2 review msi bravo 15

Dari unsur penunjang produktivitas, MSI Bravo 15 memberikan keyboard chiclet keyboard yang solid dan mantap digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan produktivitas. Saya mengetik artikel ini dengan menggunakan keyboard laptop tersebut dan saya merasa nyaman dengan sensasi yang diberikan. Ukuran tuts tombol juga besar-besar yang dilengkapi dengan full-size arrow key walau tanpa kehadiran numpad.

keyboard 01 review msi bravo 15 keyboard 02 review msi bravo 15

Penampakan led keyboard pada kondisi dalam ruangan.
Penampakan led keyboard pada kondisi dalam ruangan.

Namun entah kenapa saya merasa kurang nyaman menggunakan keyboard ini untuk gaming. Mungkin karena saya sudah terlalu terbiasa menggunakan keyboard mechanical yang punya tingkat kedalaman penekanan tuts lebih jauh. Karena itu, bermain dengan keyboard chiclet MSI Bravo 15 rasanya… Mirip seperti menekan haptic button yang ada pada iPhone generasi lama. Saya tahu referensi saya mungkin agak sulit dibayangkan. Intinya adalah, tingkat kedalaman penekanan tuts yang lebih pendek serta tingkat kekerasan penekanan tombol yang cukup terasa membuat keyboard ini jadi kurang nikmat ketika digunakan untuk bermain game.

I/O Ports sebelah kanan laptop.
I/O Ports sebelah kanan laptop.
I/O Ports sebelah kiri laptop.
I/O Ports sebelah kiri laptop.

Dari sisi I/O ports, jumlah USB ports mungkin terbilang minim apabila Anda adalah golongan konvensional yang lebih suka colokan USB type A. Berada di sisi kanan laptop, MSI Bravo 15 hanya menyediakan dua buah Type-A USB3.2 Gen1. Sebagai tambahan, ada 2 colokan Type-C USB3.2 Gen1. Selain ports USB, ada juga Mic-in/Headphone-out Combo Jack 3.5mm dan colokan RJ45 untuk konektivitas internet dengan kabel. Sementara di sisi kiri ada colokan HDMI yang dapat digunakan hingga resolusi 4K dengan refresh-rate 30Hz.

Kecerahan monitor dalam kondisi dalam-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi dalam-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi luar-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi luar-ruangan.

Terakhir dari sisi layar, MSI Bravo 15 memiliki layar dengan bentangan sebesar 15.6″ IPS Level, resolusi  FHD 1080p, 144Hz refresh-rate, dan sudah mendukung teknologi AMD FreeSync.

Salah satu kekurangan dari layar ini adalah tingkat kecerahannya. Ulasan teknis dari NotebookCheck.net menemukan bahwa tingkat kecerahan layar 144Hz MSI Bravo 15 adalah sekitar 300 nits lebih. Angka tersebut terbilang sedikit lebih tinggi dari rata-rata. Walau begitu saya merasa laptop ini cukup kesulitan memenangkan pertarungan dengan cerahnya cahaya matahari walau dengan pengaturan tingkat kecerahan tertinggi sekalipun. Namun, saya merasa tingkat kecerahan sudah lebih di atas rata-rata apabila digunakan dalam kondisi indoor. Dengan tingkat kecerahan tertinggi, yaa… Kecerahannya cukup untuk membuat saya berlinang air mata saat terkena flash dari Phoenix di game VALORANT.

 

Gaming Experience dan Hasil Benchmark

Dari segi gaming experience, saya merasa kombinasi Ryzen 7 4800H dan Radeon RX 5500M terbilang sudah cukup memenuhi kebutuhan dari segi gaming. Seberapa cukup? Bayangan saya sih cukup untuk gamers tingkat menengah yang hobi memainkan game-game Free to Play seperti Dota 2 ataupun VALORANT.

Tapi jangan banyak berharap pada laptop ini apabila Anda adalah golongan PC Master Race, pecinta game AAA, atau golongan mending-mending. Karena posisi laptop ini yang terbilang kelas menengah, jadi cukup wajar kalau MSI Bravo 15 bisa menjalankan game AAA dengan secukupnya saja.

Untuk gaming experience, saya membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah game-game F2P dengan Dota 2 dan VALORANT sebagai sampel. Bagian kedua adalah game berbayar dengan Assassin’s Creed: Odyssey dan World of Warcraft: Shadowlands sebagai sampel.

Dengan spesifikasi yang diberikan, MSI Bravo 15 terbilang sudah sangat mumpuni untuk menjalankan Dota 2 dan VALORANT. Seberapa mumpuni? Mumpuni untuk mencapai 100 fps ++ dengan pengaturan grafis tertinggi sekalipun. Catatan fps yang saya dapatkan setelah melakukan test play dapat Anda lihat pada grafik di bawah ini.

2_grafik dota valorant msi bravo 15

Seperti yang Anda lihat, baik Dota 2 ataupun VALORANT bisa mendapat max fps hingga 112 dan 191 fps. Walau memang turunnya fps terbilang cukup jauh dengan catatan min fps hingga 60 fps untuk Dota 2 dan 53 untuk VALORANT. Namun jika berdasarkan pengalaman bermain, saya hampir merasa tidak terganggu dengan fps drop yang ada. Mungkin karena angka drop masih cukup bisa ditoleransi yaitu di sekitaran 60 fps.

Untuk gaming AAA saya hanya melakukan test play pada World of Warcraft: Shadowlands saja. Saya mencatat dua skenario test play pada Shadowlands, yaitu skenario berjalan-jalan dan melakukan quest di open world dan skenario PvP Arena Battleground 10 vs 10. Keduanya saya lakukan dengan menggunakan pengaturan rata kanan atau tepatnya preset grafis tingkat 10. Catatan fps yang saya dapatkan setelah test play dapat Anda lihat pada grafik di bawah ini.

3_grafik world of warcraft msi bravo 15

Angka drop fps di Shadowlands memang cukup jauh, yaitu 29 fps dalam skenario open world dan 41 fps pada skenario Arena. Walaupun fps-nya drop, MSI Bravo 15 tetap menjalakan game dengan sangat mulus tanpa ada stutter. Karena hal tersebut, fps drop yang dialami hampir tidak terasa parah di mata saya… Yaa masih tolerable.

Fps drop pun sebenarnya terjadi pada momen-momen khas game MMORPG. Untuk skenario open world, fps drop terjadi di kota utama yang ramai oleh pemain dengan segala dekorasi karakter/mount yang mereka miliki. Lalu pada skenario Arena 10 vs 10, fps drop juga terjadi pada kondisi yang wajar yaitu ketika semua pemain saling beradu dan mengeluarkan segala skill yang mereka miliki. Tapi lagi-lagi, karena tidak ada stutte, fps drop pun jadi tidak mengurangi tingkat kelancaran game pada pengalaman bermain saya.

Untuk Assassin’s Creed Odyssey, saya menggunakan in-game benchmark saja. Catatan hasil benchmark-nya bisa Anda lihat sendiri pada grafis serta data detail yang disajikan oleh game itu sendiri.

4_AC Oddysey msi bravo 15

Seperti tadi saya bilang, posisi MSI Bravo 15 yang tergolong kelas menengah membuat saya tidak bisa berharap terlalu banyak jika bicara gaming AAA. Anda bisa lihat sendiri dari catatan fps yang didapatkan. Dengan preset grafis ultra, MSI Bravo 15 hanya bisa mencatatkan 33 avg fps . Memang dia bisa berjalan hingga 54 max fps, tapi hal tersebut hanya terjadi pada kondisi yang kurang lazim seperti menatap langit ketika di dalam game. Sementara itu drop fps juga terbilang cukup jomplang, sampai mencatatkan 10 min fps.

Jadi bisa dibilang bahwa laptop ini hanya cukup sekadar bisa main saja jika Anda gunakan untuk main game AAA. Cukup bagi siapa? Bagi saya yang gamer kere-hore sih cukup. Tapi buat yang terbiasa dengan desktop gaming kelas menengah ke atas mungkin akan geram dan gemas bermain game AAA jika performanya seperti itu.

Lalu bagaimana jika bicara dari segi teknis? Berikut rentetan tangkapan gambar hasil benchmark saya menggunakan tiga software yaitu Cinebench R15, 3D Mark, dan PC Mark 10.

5_Open GL Cinebench msi bravo 15

6_CPU Cinebench msi bravo 15

 

Perbandingan skor PC Mark 10 berdasarkan laman resmi 3D Mark.
Perbandingan skor PC Mark 10 berdasarkan laman resmi 3D Mark.

Dari catatan yang didapatkan di atas, poin yang bisa saya jelaskan mungkin adalah dari sisi perbandingan resmi skor 3D Mark dan PC Mark 10. Seperti kita lihat dengan 4599 poin pada 3D Mark Time Spy dan 11.465 poin pada 3D Mark Fire Strike, MSI Bravo 15 terbilang masih kalah dengan gaming laptop 2020 menurut situs resmi 3D Mark.

Gaming laptop yang dimaksud sendiri adalah laptop dengan prosesor Intel i7 generasi 9 dan GeForce RTX 2060. Walaupun kalah, tapi yang menurut saya perlu jadi sorotan adalah angkanya yang terpaut tidak terlalu jauh. Padahal, laptop yang jadi bandingan 3D Mark sendiri dibanderol dengan harga Rp20 juta++ di Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa dengan harga yang cukup terjangkau, MSI Bravo 15 bisa memberikan performa yang mumpuni bahkan hampir bersaing dengan laptop yang punya harga jauh lebih tinggi.

 

Catatan Suhu Tinggi tanda Performa Thermal yang Mengkhawatikan?

Dengan segala performa tersebut, sayangnya ada sedikit masalah pada performa thermal MSI Bravo 15. Performa thermal jadi agak mengkhawatirkan karena suhu CPU laptop yang sempat menyentuh angka 100 derajat celsius lebih pada beberapa keadaan.

Saya mencatatkan performa thermal secara berbarengan saat melakukan test play pada game-game yang saya sebutkan di atas. Lebih lanjutnya, Anda bisa lihat hasil performa thermal MSI Bravo 15 dari catatan saya di bawah ini.

Seperti yang bisa Anda lihat, MSI Bravo 15 selalu menyentuh suhu CPU di atas 100 derajat celsius di sesi test play yang saya lakukan. Namun demikian, catatan tersebut mungkin hanya terjadi satu atau dua kali saja. Sisanya, laptop berjalan dengan suhu yang lumayan stabil di kisaran 80-90 derajat. Yaaa… 80-90 derajat sih tidak sebegitu mengagumkan, tapi setidaknya tidak stabil di angka 100 derajat.

Berdasarkan pengalaman saya, suhu panasnya memang tidak mengganggu area keyboard yang biasanya digunakan untuk gaming (WASD dan sekitarnya). Tapi jika Anda menggeser tangan Anda ke atas tombol F1-F12, Anda bisa merasakan panas yang lumayan terasa tajam di sisi kiri atas laptop.

Padahal bila kita melihat struktur body laptop ini, saya merasa desain thermal MSI Bravo 15 terlihat sudah cukup baik setidaknya dari perancangan body luar. Bagian bawah laptop memiliki rongga ventilasi yang banyak dan besar-besar. Dari sana, Anda juga bisa melihat rancangan heat pipes yang sepertinya memang terkonsentrasi di bagian tengah laptop. Lebih lanjut, Anda bisa lihat gambar yang saya ambil di bawah ini.

Penampakan desain thermal pada body laptop MSI Bravo 15.
Penampakan desain thermal pada body laptop MSI Bravo 15.
Tampak dekat desain thermal body laptop MSI Bravo 15.
Tampak dekat desain thermal body laptop MSI Bravo 15.

Jadi mungkin saja fps drop yang dihasilkan terjadi karena performa thermal tersebut. Walaupun begitu, performa gaming MSI Bravo 15 terbilang tidak turun drastis walau digunakan untuk sesi gaming yang panjang sekalipun. Selain itu suara kipas juga terbilang cukup bising walau memang suaranya tidak sampai menembus gendang telinga apabila Anda sedang menggunakan headset saat bermain game.

 

Kesimpulan

Dengan banderol harga Rp14.999.000 saya merasa MSI Bravo 15 telah memberikan perbandingan price-to-performance yang maksimal. Anda mungkin akan dipaksa menerima kompromi-kompromi tertentu apabila Anda membayar sejumlah angka yang sama untuk laptop gaming merk lainnya.

Dari segi performa, saya terbilang puas dengan duet CPU dan GPU dari AMD di laptop MSI Bravo 15 ini. Walau mencatatkan penurunan fps cukup jauh, namun saya merasa pengalaman bermain game berjalan dengan sangat mulus tanpa ada sedikitpun stutter.

Terakhir, satu-satunya kekurangan laptop ini mungkin hanya ada dari segi performa thermal. Dengan panas yang cukup terasa tersebut, saya tidak tahu apakah usia laptop bisa bertahan lama apabila terus-terusan digeber bermain game dalam durasi yang panjang. Karena hal tersebut, mungkin Anda jadi harus rajin membersihkan debu-debu di sekitar fan laptop serta mengganti thermal paste secara berkala agar performa laptop bisa terus bertahan seperti apayang Anda inginkan.

AMD EPYC 7003 dengan 64 Core 128 Threads Punya Skor CineBench Sangat Tinggi

Setelah peluncuran prosesor Ryzen dengan basis arsitektur Zen 3, AMD mulai menunjukkan kinerja dari produk-produknya. Kita sudah melihat bagaimana Zen 3 digunakan untuk komputer-komputer desktop dengan Ryzen seri 5000 yang dimulai dari 5600X. AMD pun juga menyatakan bahwa mereka yang pertama menyentuh angka 600 pada program benchmark CineBench R20. Namun, ternyata mereka kali ini juga bakal membuat rekor baru.

Saat ini AMD sedang mengimplementasikan arsitektur Zen 3 ke dalam prosesor untuk server. AMD bakal mengumumkan prosesor berbasis Zen 3 ini dengan nama kode Milan. Tentu saja untuk server, namanya bakal menjadi EPYC. Jumlah inti prosesornya sendiri sangat banyak dan pastinya akan membuat kinerjanya menjadi luar biasa saat semua core-nya digunakan.

https://twitter.com/ExecuFix/status/1337843482518499334

Pada cuitan di Twitter, seseorang dengan nama akun ExecutableFix membocorkan informasi mengenai EPYC 7763. Prosesor yang satu ini disinyalir akan menggunakan arsitektur Zen 3 dengan 64 inti prosesor dan 128 threads. L3 cache-nya memiliki kapasitas 256 MB dengan TDP 280 watt. Prosesor ini sendiri memiliki clock 2,45 GHz dan maksimum Boost pada kecepatan 3,5 GHz.

ExecutableFix memperlihatkan hasil benchmark dengan angka yang menakjubkan, yaitu 87.878. Hasil perolehan nilai CineBench dari prosesor desktop AMD Ryzen 9 5950X dengan arsitektur sama dapat mencapai sekitar 29.000. Hal tersebut membuat EPYC 7763 memiliki kinerja tiga kali lipat dibandingkan dengan Ryzen 9 5950X. Tentunya, patut diingat pula bahwa kedua prosesor memiliki target pasar yang berbeda.

https://twitter.com/ExecuFix/status/1337714145723097093

 

ExecutableFix juga membocorkan prosesor-prosesor lain yang bakal diluncurkan oleh AMD untuk server. Nantinya akan ada EPYC 75F3 dengan 32 core 64 threads dengan clock 2,95 GHz dan Boost 4 GHz. TDP-nya akan sama dengan EPYC 7763 yaitu 280 watt. Prosesor lainnya adalah EPYC 7413 dengan 24 inti dan 48 threads pada kecepatan 2,65 GHz/3,6 GHz serta EPYC 7313 dengan 16 inti dan 32 threads pada kecepatan 3 GHz/3.7 GHz. Keduanya bakal memiliki L3 sebesar 128 MB dan TDP sebesar 235 watt.

Sumber: HotHardware, Twitter

Gambar: AMD

AMD Ryzen Seri 5000 Resmi Hadir di Indonesia, Radeon RX 6000 Menyusul

AMD akhirnya secara resmi meluncurkan prosesor terbarunya di Indonesia. Acara peluncuran ini diadakan secara virtual pada tanggal 19 dan 20 November 2020 melalui kanal Youtube. Pada acara kali ini, AMD juga menggelar pameran secara virtual di mana pengunjung bisa mengakses begitu banyak peripheral yang mendukung Ryzen terbaru ini.

AMD sendiri sudah meluncurkan prosesor dengan arsitektur Zen 3 ini secara global pada bulan Oktober lalu. Zen 3 sendiri memiliki peningkatan performa instruksi per clock yang lebih baik sekitar 19% dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai peluncuran Zen 3 secara global, Anda bisa mengklik pada tautan yang satu ini.

AMD Radeon 6900

Ryan Sim, Director AMD Sales & Marketing, ASEAN, menjelaskan bahwa peluncuran Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series adalah bagian komitmen AMD untuk menghadirkan prosesor PC terbaik dikelasnya dengan performa terdepan. Terobosan arsitektur “Zen 3” pada prosesor desktop AMD Ryzen 5000 Series dengan keunggulan efisiensi daya dan kartu grafis AMD Radeon RX 6000 Series yang dibangun di atas arsitektur AMD RDNA 2 memberikan peningkatan performa-per-watt hingga 54 persen lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. AMD berharap produk baru ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna dan komunitas.

Prosesor yang diluncurkan oleh AMD di Indonesia memiliki spesifikasi sebagai berikut

MODEL CORES/THREADS TDP(Watts) BOOST/BASE FREQ. (GHz) TOTAL CACHE
AMD Ryzen 9 5950X 16C/32T 105W Up to 4.9 / 3.4 72MB
AMD Ryzen 9 5900X 12C/24T 105W Up to 4.8 / 3.7 70MB
AMD Ryzen 7 5800X 8C/16T 105W Up to 4.7 / 3.8 36MB
AMD Ryzen 5 5600X 6C/12T 65W Up to 4.6 / 3.7 35MB

Semua prosesor tersebut saat ini sudah tersedia di Indonesia. Pengguna pun bisa langsung membelinya pada toko-toko komputer baik secara online maupun offline mulai dari tanggal 5 November 2020 yang lalu. Namun dilihat dari pengamatan saya, sepertinya ketersediaan prosesor ini cukup minim sehingga mungkin akan masih sulit ditemukan.

AMD Ryzen 5 5600 Zen 3 Harga

Untuk harganya, AMD Ryzen 8 5600X dijual dengan harga Rp. 4.999.000. Ryzen 7 5800X sendiri dijual pada harga Rp. 7.499.000. Untuk seri di atasnya, Ryzen 9 5900X dijual dengan harga Rp. 9.059.000. Terakhir, untuk Ryzen 9 5950X dijual dengan harga Rp. 13.189.000.

AMD Ryzen 5 5950 Zen 3 Harga

Selain memperkenalkan prosesor Ryzen, AMD Indonesia juga mengumumkan bahwa Radeon seri 600 juga bakal tersedia di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini kartu grafis yang digadang bisa menyaingi NVIDIA GeForce seri 3000 tersebut belum tersedia di Indonesia. AMD juga memberikan perkiraan harga dari tiga kartu grafis yang bakal keluar tersebut.

AMD Radeon 6800

AMD memberikan perkiraan harga tersebut masih dalam mata uang dolar. Untuk Radeon RX 6800 nantinya akan dijual dengan harga $579. Sedangkan Radeon RX 6800XT akan dijual pada harga $649. Terakhir, Radeon RX 6900XT akan dijual pada harga $999. Kita tunggu saja kehadiran ketiga kartu grafis ini di Indonesia.

Microsoft Perkenalkan Pluton: Prosesor untuk Keamanan PC

Sistem operasi Windows memang tidak dipungkiri masih menjadi salah satu yang paling populer. Oleh karena itu, banyak sekali serangan dan malware terhadap komputer yang menggunakan sistem operasi tersebut. Oleh karena itu, Microsoft pun membangun sebuah sistem keamanan yang nantinya bakal dipasang pada prosesor AMD dan Intel.

Prosesor keamanan tersebut dinamakan Pluton. Pluton merupakan prosesor khusus yang digunakan pada konsol game XBOX. Pluton juga memanfaatkan fitur standar yang ditemukan pada prosesor EPYC dari AMD. Nantinya Intel juga bakal mengadopsi standar tersebut pada prosesor mereka untuk mengamankan sebuah komputer.

Tidak hanya dengan AMD dan Intel saja, Microsoft juga bekerja sama dengan Qualcomm untuk membuat keamanan yang lebih kuat dalam mencegah serangan sampai ke tingkat serangan pada firmware. Microsoft juga akan menggunakan teknologi ini untuk merampingkan pembaruan firmware melalui Pembaruan Windows.

Chip-to-cloud-security

Pluton secara tidak langsung hadir karena banyak serangan yang saat ini ditujukan pada TPM atau Trusted Platform Module. TPM menyimpan segala bentuk enkripsi pada Windows seperti Bitlocker dan Windows Hello. Namun, saat ini banyak sekali hacker yang ingin menembus enkripsi TPM sehingga cukup membahayakan sistem.

Teknologi ini pernah digunakan oleh AMD dengan ASP (AMD Security Processor) pada konsol XBOX di tahun 2013. AMD menggunakan prosesor ARM Cortex A5 sehingga dapat terlindungi dari serangan seperti Spectre. Prosesor ARM ini bertugas untuk menyediakan manajemen kunci enkripsi yang aman. Pendekatan ini juga dilakukan oleh AMD pada prosesor terbarunya seperti EPYC.

Intel juga berencana menghadirkan Pluton kepada para pelanggan mereka dalam skala yang besar. Akan tetapi, Intel belum memberitahukan kapan mereka bakal mengadopsi Pluton pada prosesor mereka. Namun untuk sementara itu, Intel akan terus menggunakan fitur vPro mereka yang sudah hadri pada SKU-SKU tertentu.

Pluton menggunakan teknologi Secure Hardware Cryptography Key (SHACK) yang bakal mencegah kemungkinan kunci kriptografi terpapar, bahkan ke firmware Pluton itu sendiri, yang pada akhirnya akan melindungi informasi pengguna dari serangan fisik. Prosesor Pluton akan meniru TPM untuk menjaga kompatibilitas luas dengan API seperti BitLocker dan System Guard. Prosesor Pluton mengamankan proses pembaruan firmware, merampingkan proses Pembaruan Windows untuk menyediakan metode yang lebih terpadu dan konsisten untuk memperbarui firmware sistem.

Sumber: MicrosoftTomshardware

AMD Ungkap GPU Radeon RX 6000 Series, Siap Bersaing Melawan Nvidia di Segmen High-end

2020 resmi menjadi tahun pembuktian bagi AMD. Belum lama ini, lewat Ryzen 5000 Series, AMD membuktikan bahwa prosesor bikinan mereka bisa mempunyai performa gaming yang lebih kencang daripada Intel. Sekarang, AMD ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa bersaing melawan Nvidia di segmen kartu grafis high-end.

Sebelumnya, mari kita mengingat kembali penawaran terbaru yang Nvidia umumkan di bulan September kemarin. Kala itu, Nvidia memperkenalkan tiga kartu grafis yang dibangun di atas arsitektur Ampere: RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090. Di posisi paling rendah dengan banderol $499, RTX 3070 diklaim punya performa yang sama, atau bahkan melampaui RTX 2080 Ti yang dihargai $1.200, dan klaim itu sudah dibuktikan oleh banyak reviewer baru-baru ini.

AMD di sisi lain tidak punya GPU yang sanggup menyaingi RTX 2080 Ti. GPU terkuat mereka sebelum ini, Radeon VII, hanya mampu bersaing melawan RTX 2080 biasa, dan kartu tersebut pun sudah di-discontinue sejak lama. Yang masih dijual sampai sekarang adalah Radeon RX 5700 XT, tapi kartu tersebut hanya menduduki level yang sama seperti RTX 2070.

Kondisinya berubah drastis pasca peluncuran Radeon RX 6000 Series pada tanggal 28 Oktober kemarin. Dengan memaksimalkan arsitektur barunya, RDNA 2, AMD tak hanya berniat menggulingkan RTX 2080 Ti, tapi juga RTX 3090 sekaligus. Kedengarannya mungkin kelewat ambisius, tapi itulah kesan yang saya dapat setelah menyimak presentasi AMD.

Sama seperti Nvidia, AMD turut menyingkap tiga kartu grafis baru: RX 6800, RX 6800 XT, dan RX 6900 XT. Berikut spesifikasi lengkap ketiganya:

AMD Radeon RX 6800

AMD Radeon RX 6800 XT

AMD Radeon RX 6900 XT

Compute Unit

60

72

80

Base Clock

1.815 MHz

2.015 MHz

2.015 MHz

Boost Clock

2.105 MHz

2.250 MHz

2.250 MHz

VRAM

16 GB GDDR6

16 GB GDDR6

16 GB GDDR6

Memory Bus Width

256-bit

256-bit

256-bit

Infinity Cache

128 MB

128 MB

128 MB

Total Board Power

250 W

300 W

300 W

Jadwal Rilis

18 November 2020

18 November 2020

8 Desember 2020

Harga

$579

$649 $999

Melihat tabel di atas, Anda mungkin langsung bertanya-tanya mengenai Infinity Cache. AMD menggambarkan teknologi ini berfungsi layaknya L3 cache di prosesor, dan pada praktiknya mampu menggenjot performa selagi menekan konsumsi daya. AMD mengilustrasikan bahwa kombinasi memory bus 256-bit plus Infinity Cache pada RX 6000 Series mampu menghasilkan bandwith dua kali lebih besar daripada memory bus 384-bit, tapi di saat yang sama konsumsi dayanya tercatat cuma 90%.

Kalau bicara benchmark, AMD mengklaim RX 6800 menawarkan performa rata-rata 18 persen lebih baik daripada RTX 2080 Ti, dan ini menempatkannya di level yang hampir sama seperti RTX 3070 meski harganya terpaut $80. Lalu untuk RX 6800 XT, AMD cukup berbangga kinerjanya mampu menyaingi RTX 3080 selagi mengonsumsi daya yang lebih rendah.

Terakhir, ada RX 6900 XT yang siap berkompetisi secara langsung melawan RTX 3090. Dalam beberapa permainan, RX 6900 XT bahkan mencatatkan selisih frame rate yang cukup banyak dibanding RTX 3090. Semua itu lagi-lagi dengan efisiensi energi yang lebih baik dan harga jual yang jauh lebih terjangkau.

Juga sangat menarik adalah teknologi yang AMD juluki dengan istilah Smart Access Memory. Idenya adalah, kita bisa mendapatkan performa yang lebih baik lagi jika menandemkan GPU RX 6000 Series dengan prosesor Ryzen 5000 Series dan motherboard B550 atau X570. Berdasarkan pengujian internal AMD, peningkatan performanya berkisar antara 5 – 11 persen di beberapa game.

Dari kacamata sederhana, teknologi ini memungkinkan prosesor Ryzen 5000 Series untuk mendapat akses penuh atas memory yang dimiliki GPU RX 6000 Series demi semakin meminimalkan bottleneck. Tanpa Smart Access Memory, prosesor cuma bisa mengakses 256 MB dari total VRAM yang tersedia.

Terakhir, AMD tidak lupa memastikan kalau RX 6000 Series mendukung teknologi ray tracing sepenuhnya dengan merujuk pada API DirectX 12 Ultimate. AMD juga sempat menyinggung sedikit soal Super Resolution, yang sepintas terdengar seperti ekuivalen dari teknologi DLSS besutan Nvidia. Sayang AMD belum mau berbicara lebih jauh soal ini.

Kalau melihat jadwal peluncurannya, November 2020 bakal menjadi salah satu tahun paling menarik di sepanjang sejarah gaming, terlepas dari pengaruh besar pandemi COVID-19. Selain kedatangan dua console next-gen sekaligus, kita juga bakal disambut oleh sederet komponen PC baru dari berbagai kubu.

Sumber: AMD dan AnandTech.

[Review] ACER Swift 3 SF314-42: Ryzen 5 4500U Dalam Dimensi Tipis yang Indah

Seri Swift dari Acer memang memiliki badan yang cukup ramping. Namun, yang baru kali ini adalah penggunaan prosesornya yang lain dari lini lainnya. Saat ini, saya sudah kedatangan laptop Acer Swift 3 yang menggunakan prosesor Ryzen 5 4500u. Prosesor yang satu ini juga baru diluncurkan pada tahun 2020.

Nama lengkap dari laptop tipis ini adalah Acer Swift 3 SF314-42. Dengan memiliki badan yang tipis, laptop ini juga memiliki bobot yang ringan. Yang pasti, dengan 1,2 kg saja tidak akan membuat punggung sang pemilik kesakitan. Dimensi yang dibawa juga lebih ramping dibandingkan dengan laptop 14 inci yang ada di pasaran.

ACER Swift 3

Hal yang cukup menarik adalah janji dari Acer pada Swift 3 versi AMD ini. Acer menjanjikan daya tahan baterai yang sangat panjang, yaitu 10 jam. Hal ini salah satunya bisa dicapai berkat kebutuhan daya dari AMD Ryzen 5 4500u yang cukup kecil, yaitu dengan TDP 15 watt saja.

Spesifikasi lengkap dari Acer Swift 3 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor AMD Ryzen 5 4500U 6 core 2,3 GHz Turbo 4 GHz
GPU AMD Radeon Graphics (6 core) 1,5 GHz
RAM 8 GB LPDDR4
Storage SK Hynix M.2 NVMe PCI-e Gen 3 512 GB
Layar 14 inci 1920×1080 IPS
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,2 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 323 x 218 x 15.95 mm
Baterai 3 cell 48 Wh

Spesifikasi yang diambil dari CPU-Z adalah sebagai berikut

Unboxing

Perlengkapan inilah yang didapat dari paket penjualan Acer Swift 3. Sayang memang, steker yang didapat bukanlah standar Indonesia. Jadi, pengguna harus membeli sebuah konverter lagi agar bisa mengisi baterai pada laptop ini.

ACER Swift 3 - Charger

Desain

Badan yang kokoh dari Acer Swift 3 saya sudah rasakan semenjak mengeluarkannya dari kotak paket penjualan. Hal tersebut disebabkan oleh bahan aluminium yang digunakan pada laptop tipis ini. Warna perak yang digunakan juga menggambarkan bahan dasar yang digunakan untuk casing-nya.

ACER Swift 3 - Kanan

Layar yang digunakan pada Acer Swift 3 menggunakan jenis IPS. Resolusi dari layar tersebut adalah 1920×1080 dengan dimensi 14 inci. Dengan bingkai yang tipis, membuat dimensi dari Swift 3 menjadi seperti laptop dengan layar 13,3 inci. Layarnya sendiri sangat nyaman digunakan untuk menonton video dengan resolusi full HD.

ACER Swift 3 - Keyboard layoyt

Keyboard yang digunakan pada Acer Swift 3 cukup nyaman untuk digunakan. Saat digunakan, tombolnya yang cukup besar membuat jari tangan saya pas saat menekannya. Keyboard ini sendiri juga sudah memiliki LED backlight yang sangat membantu saat mengetik di ruang dengan cahaya yang rendah. Touchpad yang ada pada bagian bawah keyboard-nya juga nyaman dan responsif saat digunakan.

ACER Swift 3 - Sisi Kiri

Pada sisi kanannya akan ditemukan sebuah audio port 3,5 mm, USB 2.0, LED indikator, serta Kenshington lock. Pada sisi kirinya ditemukan port untuk mengisi daya, USB-C, HDMI, serta USB 3.2. Tidak ditemukan adanya reader untuk microSD pada laptop ini sehingga pengguna harus membelinya secara terpisah.

Pengujian

Acer Swift 3 menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 4500U yang baru diluncurkan pada tahun 2020 ini. Dengan kecepatan 2,3 GHz, prosesor enam inti dan enam thread ini bisa berjalan di kecepatan 4 GHz dalam kondisi tertentu. TDP-nya sendiri di-rating pada 15 watt. Dengan proses pabrikasi 7 nm juga membuatnya tidak menghasilkan panas yang berlebih.

AMD Ryzen 5 4500U sendiri menggunakan GPU terintegrasi yang saat ini dinamakan sebagai AMD Radeon Graphics. Dengan menggunakan 6 core, GPU ini juga dikenal dengan nama Vega 6. GPU terintegrasi ini ternyata juga memiliki kinerja yang cukup untuk menjalankan game-game yang ringan seperti Valoran dan CS: GO.

ACER Swift 3 - 04

Jika dipakai untuk bekerja, maka laptop ini sudah tidak usah diragukan lagi. Software office dan editing seperti Microsoft Office dan Adobe Photoshop juga membutuhkan hardware acceleration dari kartu grafis. AMD Radeon Graphics yang memiliki clock 1,5 GHz ini tentu sudah lebih dari cukup dalam membantu meningkatkan kinerja dari software-software tersebut.

RAM yang digunakan pada laptop ini adalah LPDDR4 dengan kapasitas 8 GB. Jika kita lihat dari deteksi CPU-Z, Acer Swift 3 sudah menggunakan mode Dual Channel. Sayangnya, kapasitas RAM pada laptop ini sudah tidak bisa lagi ditambahkan. Jadi jika menginginkan kapasitas yang lebih besar, Anda harus berkonsultasi dulu dengan Acer apakah menyediakan varian lain dengan RAM lebih besar.

Pada pengujian kali ini, saya kembali membawa laptop dengan prosesor Ryzen 7 3700U dan hasil pengujian Acer Swift 3 dengan prosesor Ryzen 7 4700U. Mari kita lihat seberapa kencang kinerja dari Ryzen 5 4500U ini dibandingkan dengan sang pendahulu dan “kakaknya”. Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 11 jam 30 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

ACER Swift 3 - 03

Acer juga menjanjikan pengisian baterai cepat pada Swift 3. Saya pun langsung mencoba janji tersebut setelah laptop mati dari pengujian baterai. Hasilnya, saya mendapatkan dari kondisi mati sekitar 6% ke 100% dengan waktu 1 jam 50 menit saja.

Verdict

Selama ini, laptop dengan dimensi yang ramping dan bobot yang ringan selalu menggunakan prosesor buatan Intel. Saat ini, Acer merupakan salah satu vendor laptop yang berhasil menelurkan lagi laptop dengan kinerja tinggi namun menggunakan prosesor dari AMD. Acer Swift 3 adalah nama dari laptop tersebut dan kembali menggunakan AMD Ryzen Mobile.

Kinerja yang ditawarkan oleh Acer Swift 3 yang menggunakan AMD Ryzen 5 4500u memang kencang. Dengan daya yang sama, kinerjanya bahkan mencapai 50% dari generasi pendahulunya. Hal tersebut menyebabkan performa laptop secara keseluruhan lebih baik dari sebelumnya. Kinerja game juga akan meningkat, walaupun akan tertahan oleh GPU terintegrasi yang digunakan.

Kinerja baterai yang digunakan pada Acer Swift 3 juga cukup memukau. Hal tersebut dikarenakan daya tahannya bisa melebihi 11 jam dari pengujian yang saya lakukan. Pengisian baterainya juga tidak terlalu lama, hanya sekitar dua jam saja untuk bisa dipakai selama seharian.

Acer Swift 3 dengan Ryzen 5 4500U dijual dengan harga Rp. 9.999.000. Sayang memang, versi Ryzen 7 4700U tidak dijual di Indonesia secara resmi. Walaupun begitu, dengan harga tersebut konsumen akan disajikan dengan kinerja yang tinggi dengan baterai yang tahan lama tanpa harus keberatan saat dibawa ke mana saja.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan AMD Ryzen 5 4500U
  • Daya tahan baterai yang sangat baik
  • Dimensi yang ramping dan tipis
  • Bobot yang ringan
  • Casing aluminium yang membuatnya terasa kokoh

Slacks

  • Absennya slot microSD
  • Tidak bisa menambah RAM
  • Tombol Power yang menyatu dengan keyboard membuat bisa tertekan secara tidak sengaja.

AMD Mengumumkan Prosesor Zen 3 Ryzen Seri 5000: 19% Peningkatan IPC

Setelah berhasil mendobrak peringkat kinerja prosesor dengan arsitektur Zen 2-nya, AMD akhirnya kembali mengeluarkan prosesor terbarunya dengan arsitektur yang baru pula. AMD memperkenalkan jajaran prosesor desktop  Ryzen 5000 Series yang dibangun pada arsitektur “Zen 3”. Pada peluncuran kali ini yang diperkenalkan adalah Ryzen 5 5600X, Ryzen 7 5800X, Ryzen 9 5900X, dan Ryzen 9 5950X.

AMD Ryzen 5000 - Lis asu

“Komitmen kami dengan setiap generasi prosesor Ryzen adalah untuk menciptakan prosesor PC terbaik di dunia. Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series baru memperkuat kepemimpinan kami pada segi IPC4, efisiensi daya3 dari single-core, hingga performa multi-core performance2 untuk kebutuhan gaming,” kata Saeid Moshkelani, Senior Vice President and General Manager, Client Business Unit, AMD. “Hari ini, kami bangga menghadirkan apa yang diharapkan komunitas dan pelanggan kami dari prosesor Ryzen – performa multi-core dan single-core yang dominan dan kepemimpinan game yang nyata – seluruhnya dalam ekosistem motherboard yang luas dan chipset yang siap tersedia untuk Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series.”

Zen 3 memberikan peningkatan instruction per clock (IPC) sebesar 19% dibandingkan dengan Zen 2. Pada Ryzen seri 5000 ini, ternyata AMD mampu meningkatkan frekuensi lebih tinggi lagi dibandingkan sebelumnya. Semua itu diproduksi dengan node 7 nm dari TSMC.

Kelima prosesor yang diluncurkan oleh AMD memiliki spesifikasi sebagai berikut

MODEL CORES/

THREADS

TDP

(Watts)

BOOST/BASE FREQ. (GHz) TOTAL CACHE COOLER SEP (USD) EXPECTED AVAILABILITY
AMD Ryzen™ 9 5950X 16C/32T 105W Up to 4.9 / 3.4 72MB N/A $799 November 5, 2020
AMD Ryzen™ 9 5900X 12C/24T 105W Up to 4.8 / 3.7 70MB N/A $549 November 5, 2020
AMD Ryzen™ 7 5800X 8C/16T 105W Up to 4.7 / 3.8 36MB N/A $449 November 5, 2020
AMD Ryzen™ 5 5600X 6C/12T 65W Up to 4.6 / 3.7 35MB Wraith Stealth $299 November 5, 2020

Satu perubahan yang cukup mendasar dari Zen 3 dibandingkan dengan Zen 2 adalah menggabungkan dua CCX yang ada pada Zen 2 menjadi satu CCX pada Zen 3. Hal ini membuat 8 inti prosesor ada yang bisa mengakses cache L3 sebesar 32 MB dibandingkan CCX pada Zen 2 di mana 4 inti mengakses cache L3 sebesar 16 MB. Hal inilah yang membuat peningkatan IPC rata-rata 19% pada Zen 3.

AMD Ryzen 5000 - Zen 3 arch

AMD mengatakan bahwa kinerja per watt yang dimiliki oleh Zen 3 lebih tinggi dibandingkan dengan Zen 2. Bahkan kinerja per watt ini lebih tinggi 2,4 kali lipat dibandingkan dengan Zen generasi pertama. AMD juga mengatakan bahwa prosesor terbarunya ini 2,8 kali lebih efisien jika dibandingkan dengan Core i9-10900K dari Intel yang masih menggunakan 14 nm.

AMD Ryzen 5000 - Bench

AMD juga memperlihatkan kinerja prosesor Ryzen 9 5900X dengan menggunakan Cinebench R20 single thread. Hasilnya, Ryzen 9 5900X diklaim sebagai prosesor pertama yang bisa mencapai 600 poin dalam aplikasi benchmark tersebut dengan mencapai nilai 631. Sebelumnya, Ryzen 9 3950X mendapatkan nilai 530 dan Intel Core i9-10900K ada pada nilai 551. AMD juga membandingkan beberapa benchmark gaming yang dilakukan pada Ryzen 9 5900X yang menghasilkan keunggula pada hampir seluruh game.

AMD Ryzen 5000 - Cinebench

AMD juga menampilkan kinerja dari prosesor terkencangnya, yaitu Ryzen 9 5950X-nya. Dibandingkan dengan Intel Core i9-10900K, Ryzen 9 5950X memiliki kinerja yang lebih baik sekitar enam persen. Namun jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Ryzen 9 5950X mampu memberikan peningkatan 27%.

AMD Ryzen 5000 - Radeon 6000

Terakhir, AMD memperlihatkan teaser kinerja dari GPU mereka yang bakal diluncurkan, yaitu Radeon RX 6000. AMD memperlihatkan nilai benchmark tiga buah game yang menggunakan CPU Ryzen 5000 dan Radeon RX 6000. Ternyata, hasilnya cukup mirip dengan kinerja dari GeForce RTX 3080 dari NVIDIA. Tampaknya AMD bakal kembali membuat pasar komputer menjadi panas kembali.