Samsung Galaxy Home Bakal Ramaikan Pasar Smart Speaker

Reputasi Bixby boleh kalah dari Alexa, Google Assistant maupun Siri, akan tetapi hal itu tidak mencegah Samsung memperluas integrasi asisten virtual-nya ke banyak perangkat sekaligus; mulai dari Galaxy Note 9 (tentu saja), sampai ke TV dan kulkas. Namun tahun lalu beredar rumor bahwa Samsung sedang menyiapkan ‘rumah’ yang proper buat Bixby, yakni sebuah smart speaker, dan kabar itu rupanya tidak meleset.

Pada acara peluncuran Note 9, Samsung turut mengumumkan perangkat bernama Galaxy Home. Dari namanya sudah bisa ditebak kalau perangkat ini siap menantang smart speaker lain macam Apple HomePod dan Google Home Max, dan tentu saja Bixby telah ditunjuk menjadi ‘nyawanya’.

Samsung Galaxy Home

Desainnya kelihatan simpel, tapi mungkin bukan untuk semua orang. Beberapa bahkan bilang bentuknya mirip kaldron atau panci besar yang biasanya digunakan oleh penyihir jahat di film-film kartun. Tiga buah kaki di bagian dasarnya mengindikasikan kalau ia tak harus diletakkan di atas meja. Sekujur tubuhnya mulus, dan seluruh tombol kontrolnya diposisikan di atas.

Di dalam ‘gentong’ berlapis fabric itu bernaung enam buah speaker dan sebuah subwoofer, plus delapan mikrofon far-field. Samsung menjanjikan kualitas suara yang superior dibandingkan produk kompetitor, dan pernyataan itu diperkuat oleh campur tangan AKG dalam proses pengembangan komponen audionya. Seperti yang kita tahu, AKG adalah anak perusahaan Harman, dan Harman sendiri sudah diakuisisi oleh Samsung.

Samsung Galaxy Home

Kualitas suara yang superior ini krusial kalau mempertimbangkan segala kekurangan Bixby (jika dibandingkan dengan asisten virtual lain). Kasusnya kurang lebih sama seperti Apple HomePod, yang dipuji banyak reviewer perihal kualitas suaranya, sehingga kekurangan Siri jadi bisa sedikit tertutupi.

Soal layanan streaming musik, Samsung rupanya memutuskan untuk menggandeng rajanya, yaitu Spotify. Tebakan saya, konsumen Galaxy Home nanti bakal mendapatkan akses Spotify Premium gratis selama beberapa waktu.

Samsung Galaxy Home

Selebihnya masih belum banyak detail mengenai Samsung Galaxy Home karena ini memang bukanlah peluncuran resminya. Samsung berjanji untuk membeberkan lebih banyak pada ajang konferensi developer mereka pada awal bulan November mendatang.

Sumber: The Verge dan CNET.

Google Assistant Kini Sajikan Ringkasan Informasi Visual Secara Proaktif

Kemudahan berinteraksi secara lisan merupakan salah satu keunggulan utama Google Assistant. Kendati demikian, terkadang kita masih perlu mengakses informasi secara visual. Google menyadarinya, dan mereka pun dengan tanggap memperbarui Assistant lewat sebuah fitur baru.

Pada versi terbarunya, Assistant dapat menampilkan ringkasan visual seputar hari pengguna secara proaktif. Informasi yang ditampilkan bisa berubah-ubah tergantung waktu, lokasi dan interaksi terakhir kita dengan Assistant.

Google Assistant visual overview

Di bagian paling atas, yang ditampilkan adalah informasi navigasi berdasarkan agenda pengguna pada hari tersebut, diikuti oleh sejumlah agenda berikutnya, termasuk reminder jika ada. Di bawahnya, Assistant menampilkan informasi seputar sejumlah hal yang perlu dipantau, seperti misalnya reservasi tiket pesawat, tagihan maupun resi pengiriman barang.

Di bawahnya lagi, ada rekomendasi sejumlah fungsi Assistant yang layak dicoba. Semua ini bisa diakses dengan mengklik icon baru di ujung kanan atas tampilan Assistant. Di perangkat iOS, semuanya malah langsung ditampilkan sesaat setelah aplikasi Assistant dibuka.

Google Assistant visual overview

Google bilang bahwa perilaku proaktif Assistant ini juga berlaku untuk notifikasi, jadi ia tak hanya menunggu Anda membuka aplikasinya saja. Ke depannya, Google bakal menambahkan lebih banyak jenis informasi yang tercakup, semisal ringkasan catatan-catatan dari aplikasi seperti Google Keep atau Any.do, rekomendasi musik dan podcast dan lain sebagainya.

Kabar baiknya, pembaruan ini bakal tersedia pada semua bahasa yang didukung oleh Assistant, bukan cuma bahasa Inggris saja seperti biasanya.

Sumber: Google.

Google Siap Menguji Kemampuan Assistant untuk Menelepon dan Berbicara Secara Alami

Salah satu pengumuman paling menarik dari ajang Google I/O bulan Mei lalu adalah Google Duplex, teknologi yang pada dasarnya memungkinkan Google Assistant untuk menelepon semisal salon atau restoran dan melakukan pemesanan atas nama ‘tuan’ atau ‘nyonyanya’. Yang lebih mengejutkan lagi, gaya berbicara Assistant dalam skenario ini terdengar begitu alami.

Dari rekaman yang diputar Google di atas panggung, kita tidak akan mengira kalau percakapan tersebut hanya melibatkan satu manusia saja andai tidak ada yang memberi tahu. Pasalnya, Duplex memungkinkan Assistant untuk berbicara dengan cara yang sangat mirip seperti manusia, mulai dari pemilihan kata sampai intonasinya.

Google pun tidak mau berlama-lama merealisasikan Duplex. Mereka berencana mengujinya bersama sejumlah mitra terpilih di kota New York dan San Francisco dalam beberapa minggu ke depan. Kendati demikian, Google bakal menetapkan sejumlah batasan pada uji coba Duplex perdana ini.

Yang paling utama, tujuan panggilan teleponnya tidak lebih dari sekadar menanyakan jam buka suatu tempat usaha pada saat libur musim panas tiba nanti. Untuk menguji kemampuannya membuat reservasi restoran maupun salon sepertinya masih harus menunggu di lain kesempatan.

Terkait kemampuan membuat reservasi ini, Google cukup percaya diri bahwa Assistant mampu menyelesaikan empat dari lima interaksi telepon tanpa bantuan manusia. Andai Assistant menjumpai kesulitan dalam suatu percakapan telepon, ia bakal memberi tahu lawan bicaranya bahwa ia bakal menyerahkan teleponnya ke supervisor-nya, sebelum akhirnya percakapan dilanjutkan oleh operator manusia.

Setiap panggilan telepon yang dilakukan Assistant bakal direkam supaya Google bisa terus menyempurnakannya menggunakan data yang terkumpul. Oleh karena itu, usai memperkenalkan diri di awal panggilan telepon, Assistant akan selalu memberi tahu lawan bicaranya terkait hal ini. Gambaran lengkapnya bisa Anda simak pada video di bawah.

Potensi yang dimiliki Duplex jelas sangat besar. Ke depannya, bukan tidak mungkin situasinya dibalik: bukannya membuat reservasi atas nama seseorang, Assistant malah bisa ditugaskan untuk menerima panggilan telepon dan mengatur permintaan reservasi dari konsumen. Ini merupakan kabar buruk bagi profesi resepsionis atau customer service, jadi semoga saja Google belum punya rencana untuk itu.

Sumber: Engadget.

Berbicara dengan Google Assistant Kini Tak Memerlukan Frasa “Hey Google” Setiap Kali

Google memaparkan sejumlah kemampuan baru Assistant pada ajang Google I/O bulan Mei lalu. Salah satu yang sangat menarik adalah fitur mereka sebut dengan istilah Continued Conversation, di mana percakapan dengan Assistant bisa berlangsung secara lebih alami karena kita tidak harus memulainya dengan frasa “Hey Google” atau “OK Google” setiap kali.

Fitur baru tersebut akhirnya sudah resmi tersedia di deretan smart speaker Google, yakni Home, Home Mini dan Home Max. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di smartphone, kemungkinan dikarenakan fitur ini membutuhkan kinerja mikrofon yang optimal, dan smart speaker jelas lebih superior soal ini.

Google juga memilih untuk menjadikannya sebagai fitur opsional. Perlu dicatat, kita masih perlu memanggil Assistant dengan frasa “Hey Google” atau “OK Google” pada awalnya. Namun setelahnya, Assistant bakal terus aktif dalam durasi yang cukup lama guna merespon perintah suara lanjutan dari pengguna tanpa harus diawali dengan frasa pemicunya itu tadi setiap kali.

Google mengilustrasikannya sebagai berikut: semisal kita baru bangun dan hendak mengecek ramalan cuaca, kita bisa memulainya dengan “Hey Google, what’s the weather today?” Lanjutannya bisa dengan “And what about tomorrow?”… “Can you add a rain jacket to my shopping list”… “And remind me to bring an umbrella tomorrow morning.” Lalu ditutup oleh “Thank you!”

Frasa “thank you” atau “stop” ini bakal ditangkap oleh Assistant bahwa sesi percakapan spesifik itu sudah usai sehingga ia bisa kembali ‘tidur’. Selanjutnya, kita perlu mengucapkan frasa “Hey Google” atau “OK Google” untuk kembali memanggil Assistant.

Untuk sekarang fitur Continued Conversation ini baru tersedia hanya dalam bahasa Inggris. Sayangnya Google belum bisa memastikan kapan dukungan untuk bahasa lain bakal tersedia.

Sumber: Google.

Baznas Rilis Chatbot Zakat Virtual “Zaki”

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merilis chatbot Zaki untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi zakat dengan cara digital. Baznas menggandeng Artdigi sebagai mitra teknologinya, dan untuk sementara baru hadir di aplikasi Line.

Deputi Baznas Arifin Purwakananta menuturkan inovasi layanan digital adalah langkah untuk permudah masyarakat dalam melakukan transaksi zakat dengan mudah. Sekaligus upaya untuk mengampanyekan gerakan zakat melalui berbagai saluran komunikasi online yang memudahkan muzakki (pemberi zakat) sesuai tren digital yang terjadi.

“Baznas makin proaktif untuk memberikan layanan zakat, tetap syariah secara akad meski lewat channel digital,” terangnya, Jumat (25/5).

Arifin bilang, lewat Zaki menjadi cara Baznas untuk perbanyak penerimaan zakat sebanyak-banyaknya dari platform digital. Baru-baru ini Baznas bermitra dengan Go-Pay untuk memperkenalkan zakat dengan QR code. Dia mengklaim channel digital sudah berkontribusi sekitar 30% terhadap total penerimaan zakat di Baznas.

Baznas menargetkan sepanjang tahun ini dapat menerima zakat sebanyak Rp8 triliun, sekitar Rp3,2 triliun diharapkan berasal dari bulan Ramadan.

“Kami harus percepat belajar melayani masyarakat dengan platform digital sebab kami prediksi pada dua sampai tiga tahun ke depan semuanya akan full digital.”

Arifin melanjutkan meski berzakat secara online, Baznas tetap melakukan ijab qabul kepada muzzaki dengan doa yang disampaikan secara digital sehingga tetap dianggap sah. Beda dengan cara konvensional, yang mana antara muzzaki dengan amil ada jabat tangan sambil didoakan secara verbal.

“Jika berzakat secara digital, sesungguhnya dia telah memiliki niat untuk berzakat. Sama halnya ketika berbelanja online, pembeli sudah ada niat untuk beli. Kami sama-sama doakan mereka setiap harinya karena zakat adalah hal yang menyucikan mereka.”

Zaki dapat diakses melalui aplikasi Line dengan akun @zakibaznas. Chatbot ini juga dilengkapi dengan teknologi Natural Language Process (NLP), sehingga memungkinkan Zaki dapat bercakap dengan pengguna hingga menganalisa keinginan dari para pengguna.

Tidak hanya kemudahan transaksi zakat, masyarkat dapat menghitung jumlah zakatnya secara akurat, literasi, dan edukasi zakat serta informasi program-program sosial dan kemanusiaan Baznas. Zaki akan dilengkapi dengan fitur tambahan lainnya, seperti pencarian lokasi masjid terdekat, pengingat jadwal sholat, hingga materi dakwah.

“Dengan kecerdasan buatan, Zaki dikembangkan untuk tanggap dalam merespon pengguna melakukan transaksi, mendapatkan informasi hingga berinteraksi,” ujar CEO Artdigi Ari Lastina.

Sebelum bermitra dengan Baznas, Artidigi juga pernah bekerja sama dengan Indosurya Inti Finance, Gratama Finance, IPHub, Polis Mart, Umrah Mart, BPJS TK, dan Perisai Online.

Jaminan keamanan data

Sebagai pihak ketiga, menurut Ari, Zaki menggunakan cloud dari Artdigi dalam menyimpan data percakapan saja. Data ini dihimpun agar Zaki semakin pintar dalam memproses mempredikasi percakapan dengan pengguna.

Akan tetapi untuk data transaksi, langsung disimpan ke cloud milik Baznas. Apabila muzzaki telah membayarkan zakat lewat virtual account, akan langsung diarahkan cloud Baznas. Nanti dari sana akan ada pengingat yang disampaikan ke cloud Artdigi untuk memberi tahu bahwa pembayaran telah diterima.

“Kami fokus ke pengembangan fitur sebagai media komunikasi. Tapi tidak menyimpan data keuangan dari setiap zakat yang dibayarkan muzzaki.”

Terlebih itu, setiap rekening yang disebar kepada para muzzaki adalah rekening resmi dengan pemilik Baznas sehingga bisa dipastikan keamanannya.

Ari memastikan Zaki akan segera hadir di platform Facebook Messenger dan Telegram dalam dua sampai tiga bulan mendatang. Pihaknya juga akan melengkapi fitur Zaki agar semakin relevan dengan kebutuhan sehari-hari.

Dalam Waktu Dekat, Alexa Bakal Tersedia pada Deretan Laptop dan PC Besutan Acer

Alexa resmi menginvasi ranah laptop dan komputer desktop. Baru-baru ini, HP mengumumkan versi terbaru Envy 34 AIO yang dilengkapi integrasi asisten virtual besutan Amazon tersebut. HP tentu tidak sendirian, sebab Acer juga siap menghadirkan integrasi yang sama, malahan dengan penuh totalitas.

Yang pertama kebagian jatah adalah lini laptop convertible Acer Spin 3 dan Spin 5, dimulai pada tanggal 23 Mei besok. Dalam beberapa minggu mendatang, Acer juga bakal membawa integrasi Alexa ke lini laptop super-tipis Swift, Aspire all-in-one, serta laptop gaming Nitro 5 Spin.

Seperti di TV besutan LG, ini berarti perangkat-perangkat di atas bakal mengemas dua asisten pintar sekaligus, yakni Cortana dan Alexa. Keduanya sama-sama bisa menampilkan info ramalan cuaca, sama-sama bisa menjawab pertanyaan dari pengguna, lalu kenapa harus ada dua?

Kalau menyangkut produktivitas, mungkin Cortana masih lebih cocok ketimbang Alexa / Microsoft
Kalau menyangkut produktivitas, mungkin Cortana masih lebih cocok ketimbang Alexa / Microsoft

Jawabannya mungkin tergantung pada kebutuhan. Jadi kalau untuk tugas-tugas yang menyangkut email dan elemen produktivitas lain, pengguna mungkin bisa memercayakan Cortana. Selebihnya, untuk urusan mengendalikan perangkat smart home seperti lampu pintar, termostat, dan masih banyak lagi, pengguna dapat mengandalkan Alexa.

Yang mungkin membuat bingung adalah, tahun lalu Microsoft dan Amazon sempat menyepakati keputusan untuk menduetkan Cortana dan Alexa, yang berarti pada prakteknya konsumen dapat menginstruksikan Cortana untuk memanggil Alexa maupun sebaliknya. Nah kalau keduanya sudah terintegrasi secara penuh pada perangkat seperti buatan Acer dan HP tadi, apa gunanya kemampuan panggil-memanggil ini?

Saya sendiri juga bingung. Namun kita sejatinya tidak perlu mempermasalahkannya, sebab dengan adanya Cortana dan Alexa sekaligus, konsumen jadi punya pilihan untuk disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. Hanya perlu satu saja? Silakan nonaktifkan salah satunya. Kalau butuh dua-duanya, perangkat pun juga siap mengakomodasi.

Sumber: Windows Central.

Lego Ingin Sesi Bermain Duplo Jadi Lebih Interaktif dengan Bantuan Alexa

Kegunaan asisten virtual Amazon Alexa ada banyak sekali. Namun dari sekian banyak, sebelumnya mungkin belum terbayang skenario di mana Alexa bisa menjadi pendamping bermain anak-anak. Tak usah dibayangkan, sebab Lego sudah mewujudkannya lewat skill Alexa baru bernama Lego Duplo Stories.

Sesuai namanya, skill Alexa yang satu ini dimaksudkan untuk menjadi pelengkap sesi bermain Lego Duplo, yang ditujukan buat anak-anak berusia 2 – 5 tahun. Lego Duplo Stories pada dasarnya bisa dilihat sebagai pengalaman interaktif yang memadukan aspek storytelling dan permainan fisik dengan balok-balok Lego Duplo.

Total ada 10 tema yang diangkat Duplo Stories; lima seputar binatang, dan lima sisanya seputar alat transportasi. Masing-masing tema sengaja dicocokkan dengan varian Lego Duplo yang ada, sehingga orang tua tidak perlu membeli set Duplo baru apabila hendak mengajak anaknya menikmati sesi interaktif ini.

Lego Duplo Stories

Cara kerjanya sederhananya begini: instruksikan Alexa untuk membuka Duplo Stories, lalu pilih tema cerita yang diinginkan. Dari situ Alexa akan mulai bercerita, dan anak-anak akan diajak untuk menyusun balok-balok Duplo seiring berjalannya cerita. Arah ceritanya pun tidak linear, melainkan ditentukan oleh pilihan sang anak.

Lego percaya bahwa Duplo Stories bisa membantu anak-anak mengasah sejumlah bakatnya, baik yang bersifat konstruktif, eksploratif maupun yang menyangkut roleplaying. Anak-anak akan diajak bermain sambil belajar angka, warna, artikulasi maupun tantangan menyusun balok-balok Duplo.

Lego Duplo Stories bisa diakses lewat perangkat apapun yang mengemas integrasi Alexa, termasuk halnya speaker kecil Echo Dot, yang baru-baru ini kedatangan versi khusus untuk anak-anak. Mengingat lini Amazon Echo sendiri belum tersedia di banyak negara, Lego untuk sekarang baru merilis Duplo Stories di Amerika Serikat dan Inggris Raya saja.

Sumber: Lego.

Google Sempurnakan Integrasi Assistant pada Smartwatch Wear OS

Konferensi developer Google I/O baru akan dimulai tanggal 8 Mei nanti, akan tetapi Google tampaknya sudah tidak sabar mengumumkan pembaruan untuk lini smartwatch Wear OS, atau yang dulunya dikenal dengan nama Android Wear. Pembaruan ini berkaitan dengan integrasi Google Assistant pada perangkat.

Fitur yang pertama adalah yang Google sebut dengan istilah smart suggestion, di mana Assistant dapat memberikan sederet anjuran pertanyaan atau respon yang sesuai dengan konteks instruksi pertama dari pengguna. Semisal Anda menanyakan kondisi cuaca, yang akan ditampilkan pastinya adalah informasi cuaca pada saat itu, akan tetapi pengguna juga bisa memunculkan deretan opsi untuk melihat informasi cuaca di malam hari, keesokan hari maupun di akhir pekan nanti.

Jawaban dari Google Assistant di smartwatch Wear OS kini juga dapat disampaikan secara lisan. Memang terkesan sepele, akan tetapi mendengarkan respon Google Assistant terkadang bisa terasa lebih masuk akal ketimbang membaca responnya di layar mungil milik perangkat.

Google Assistant Actions Wear OS

Terakhir, Google Assistant di smartwatch Wear OS kini telah mendukung fitur Actions seperti pada perangkat macam Google Home. Sejak fitur Actions diluncurkan beberapa bulan lalu, Google dengan bangga bilang bahwa sudah ada lebih dari satu juta Actions, alias hal yang bisa dilakukan bersama Google Assistant, yang tersedia.

Dukungan atas fitur Actions ini sejatinya krusial apabila kita ingin Google Assistant bisa tersambung dengan layanan maupun perangkat lain, dan sekarang Assistant di smartwatch pun juga sudah kebagian jatah. Bicara soal sambungannya dengan perangkat lain, Google mengungkapkan bahwa sejauh ini sudah ada lebih dari 5.000 perangkat smart home dari beragam kategori yang dapat Assistant ajak berkomunikasi.

Sumber: Google.

Google Assistant Berbahasa Indonesia Kini Tersedia untuk Android dan iOS

Google tampaknya sedang menggeber adopsi Google Assistant di ekosistem mobile dan perangkat pintar. Setelah meluncurkan versi Go di platform Android dalam bentuk aplikasi mandiri Februari lalu, asisten virtual pintar yang disiapkan untuk menjegal Alexa-nya Amazon itu juga bakal mendukung 30 bahasa baru sebagai tambahan untuk delapan bahasa yang sudah ada, termasuk dijanjikan untuk bahasa Indonesia. Google Assistant juga mencuri perhatian di ajang MWC bulan lalu, di mana sejumlah perangkat pintar mengandalkan asisten pintar ini sebagai “penghuni”-nya.

Google sendiri menjadwalkan dukungan 30 bahasa tersebut akan tuntas seluruhnya pada akhir tahun 2018, tetapi Anda tak harus menunggu selama itu karena tepat di 1 April 2018 kemarin, Google secara resmi meluncurkan dukungan Google Assistant untuk bahasa Indonesia yang bisa dijumpai di aplikasi Google versi Android dan juga iOS.

Dalam rilis resminya, Google mengatakan bahwa dukungan baru ini hadir untuk pengguna perangkat Android yang sudah menjalankan minimal Android 5.0 Lollipop dan iOS 9.1 atau yang lebih baru.

Sekadar mengingatkan, Google Assistant ini adalah teknologi asisten virtual seperti halnya Siri dan Bixby, di mana ia mengandalkan mesin pembelajar yang mampu memahami konteks perintah suara. Dengannya, Anda dapat memberi perintah sederhana seperti membuat pesan singkat baru, membuat alarm, memutar musik, menelpon seseorang hingga perintah rumit yang penting bagi orang Indonesia misalnya menemukan resep nasi goreng, menerjemahkan bahasa Jawa atau membuat lelucon. Syaratnya, Anda harus mengubah bahasa default perangkat Anda ke bahasa Indonesia terlebih dahulu.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang bisa Anda tanyakan ke Google Assistant:

  • Sebutkan Pancasila
  • Pasang alarm jam 6 pagi
  • Kasih lelucon
  • Cari restoran Indonesia dekat sini
  • Ingetin aku beli jeruk nanti jam 6 sore
  • Bagaimana suara harimau?
  • Telepon ibu
  • Lihat resep nasi goreng
  • Berapa lama perjalanan ke Sentral Senayan?
  • Ada apa hari ini?
  • Putar musik Jazz di YouTube
  • Nyalakan wifi
  • Bacakan horoskop saya hari ini

Penulis sempat mencoba beberapa perintah di atas, dan hasilnya sangat memuaskan, hampir 100% perintah-perintah tersebut direspon dengan akurat. Bahkan, Google Assistant juga mampu melakukan perintah lanjutan untuk beberapa perintah di atas, misalnya ketika sudah membuat alarm di jam tertentu, Anda juga bisa meminta Google Assistant untuk membuka alarn dan melakukan tindakan lanjutan dari sana.

Screenshot_2018-04-02-15-11-09-029_com.google.android.googlequicksearchbox

Berikutnya, saya juga mencoba meminta Google Assistant untuk memutar lagu Sheila on 7, dan menirukan suara harimua, hasilnya 100% akurat.

Screenshot_2018-04-02-15-10-12-641_com.google.android.googlequicksearchbox

Seru, kan? Mulai sekarang, Anda bisa mengistirahatkan jari dan mulai menggunakan perintah suara untuk mengirim SMS, membuka aplikasi atau mencari informasi di internet.

Lini TV QLED Samsung Edisi 2018 Dapat Mengontrol Perangkat Smart Home dan Dibekali Bixby

Januari lalu di event CES, Samsung memamerkan teknologi TV baru bertajuk MicroLED, yang diklaim punya kualitas gambar setara OLED, tapi bersifat modular dan fleksibel. Rencananya, lini TV baru tersebut bakal dipasarkan mulai Agustus mendatang, namun sebelumnya Samsung ingin lebih dulu menyuguhi konsumen dengan generasi baru TV QLED-nya.

Lineup TV QLED Samsung untuk tahun 2018 ini terdiri dari empat seri: Q9, Q8, Q7 dan Q6, urut dari yang paling mahal dan paling bagus kualitas gambarnya, dengan variasi ukuran mulai 49 sampai 88 inci. Setiap serinya bakal mencakup beberapa varian, termasuk yang berlayar melengkung. Lalu apa saja pembaruan yang dibawanya?

Samsung QLED TV 2018

Untuk pertama kalinya, TV QLED Samsung kini dibekali fitur full-array local dimming (khusus seri Q9 dan Q8). Local dimming pada dasarnya merupakan salah satu fitur unggulan yang sering dijumpai pada TV LED kelas flagship, berfungsi untuk meningkatkan rasio kontras secara keseluruhan.

Selebihnya, pembaruan yang disematkan lebih mengacu pada aspek kepintaran. TV QLED generasi baru ini sekarang bisa dipakai untuk mengendalikan beragam perangkat smart home (kamera pengawas, termostat, lampu pintar, dll) yang tergabung dalam ekosistem SmartThings kepunyaan Samsung sendiri. Lebih lanjut, asisten virtual Bixby pun sudah terintegrasi penuh ke semua varian.

Samsung QLED TV 2018

Kemudian ada pula fitur yang cukup menarik bernama Ambient Mode. Dalam mode ini, TV akan menampilkan gambar statis sesuai dengan tembok di belakangnya, sehingga TV pun tampak seakan-akan menyatu dengan tembok. Selama dalam mode ini, TV juga dapat menampilkan informasi seperti ramalan cuaca atau headline berita-berita terbaru.

Samsung belum mengungkapkan rentang harga untuk lini TV QLED edisi 2018-nya ini, akan tetapi pemasarannya akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat.

Samsung QLED TV 2018

Sumber: Samsung.