Dorong Digitalisasi B2B, Paper.id dan VISA Umumkan Kolaborasi Strategis

Baru-baru ini, VISA Indonesia dan Paper.id menjalin kemitraan strategis melalui penunjukkan Paper.id sebagai salah satu mitra penyedia pembayaran bisnis (Business Payment Solution Provider/BPSP). Sebagai platform yang menawarkan solusi penagihan dan pembayaran online untuk UKM, Paper.id disebut memiliki volume transaksi terbesar di Indonesia.

Kepada DailySocial.id, CEO & Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam mengungkap bahwa kerja sama strategis ini telah terjalin sejak 2021. Namun, baru tahun ini kedua pihak memutuskan untuk mengumumkan secara resmi kolaborasi strategis tersebut. Kerja sama yang dilakukan pertama kali adalah opsi untuk pembayaran, yang mana bentuknya masih prototype pada akhir 2021.

“Harapan perusahaan melalui kerja sama strategis ini adalah dapat mendorong digitalisasi transaksi antar bisnis (B2B) dengan card-based. Saat ini penetrasi penggunaan kartu kredit masih sangat besar gap-nya untuk digitalisasi B2B,” kata Yosia.

Disinggung peluang VISA berinvestasi di Paper.id, Yosia enggan berkomentar. Namun, ia menegaskan Paper.id akan melancarkan kerja sama strategis lainnya, mulai dari institusi keuangan, perbankan dan pihak terkait. Menurutnya, saat ini awareness pengguna yang bertransaksi dengan VISA di dalam platform sudah cukup baik. Selanjutnya, Paper.id dan VISA akan mendorong tingkat awareness/reach lebih tinggi kepada target pengguna.

“Ini adalah bagian dari rangkaian kerja sama yang Paper.id dan VISA lakukan untuk memberikan solusi pembayaran bisnis yang inovatif dan membantu, tidak hanya perusahaan, tetapi juga UMKM. Kerja sama ini akan sangat memudahkan pelaku usaha menggunakan kartu kredit, karena pasti diterima di mana saja. Cashflow jadi anti-macet.” jelasnya.

Sebagai mitra penyedia BPSP, Paper.id membantu proses pembayaran bisnis pelaku usaha kepada supplier menggunakan kartu kredit dalam jaringan VISA. Pembayaran ini bisa dilakukan meskipun supplier/vendor tidak menerima opsi pembayaran kartu kredit ataupun tidak menyediakan mesin EDC. Tambahan tempo hingga 45 hari juga akan didapatkan oleh pelaku usaha, karena tagihan kartu kredit tidak dibayar saat itu juga oleh pemegang kartu, tetapi dibayar sesuai tanggal tagihan kartu kredit.

“Paper.id telah tumbuh menjadi mitra BPSP terbesar VISA berdasarkan transaksi di Indonesia. Pengguna platform Paper.id berpeluang untuk semakin mengefisiensikan pengeluaran perusahaan sekaligus bertransaksi dalam jaringan VISA di seluruh dunia, dengan proses-proses yang sederhana dan memanfaatkan sinergi kami secara maksimal,” kata Presiden Direktur VISA Indonesia Riko Abdurrahman dalam keterangan terpisah.

Investasi VISA di Indonesia

VISA telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk mengaktifkan pembayaran digital dan mendorong inklusi keuangan. Mulai dari layanan fintech hingga platform finansial lainnya, VISA cukup memainkan peranan aktif untuk mendukung layanan finansial dan pembayaran di Indonesia.

Sebagai informasi, VISA merupakan perusahaan teknologi pembayaran global yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. VISA menyebut telah memainkan peran penting dalam lanskap pembayaran digital negara.

VISA juga telah melakukan investasi strategis pada startup di Indonesia dengan tujuan mendorong inovasi pembayaran digital. Seiring pertumbuhan pesat ekonomi digital di Indonesia, VISA melihat pentingnya keterlibatan startup dalam mendorong industri ini.

Beberapa investasi yang telah dikucurkan VISA di Indonesia di antaranya adalah putaran pendanaan seri F Gojek di 2019. VISA juga memberikan investasi senilai $5 juta kepada startup SaaS perpajakan OnlinePajak di 2021. Kemudian, pada 2020 VISA juga terlibat dalam pendanaan startup asal Singapura bernama Nium, (sebelumnya bernama InstaRem) yang menyediakan layanan remitansi di 90 negara. Nium beroperasi di Indonesia pada akhir 2019.

Di akhir 2022 lalu, startup open finance Brick mengumumkan kerja sama dengan VISA, pemimpin dunia dalam pembayaran digital, untuk memberi akses kepada lembaga pemberi pinjaman ke sumber data alternatif dan skor dari transaksi kartu debit dan kredit dari jaringan VISA. Kerja sama ini bertujuan untuk membantu perluasan akses keuangan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Lini Bisnis B2B Titipku Resmi Diluncurkan, Targetkan Segmen Horeka

Setelah mengumumkan strategi barunya untuk mencapai profitabilitas pada Oktober 2022 lalu, startup online grocery Titipku meresmikan lini baru Titipku for Business untuk menghubungkan para pedagang pasar dengan pengusaha Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeka).

Selain berkomitmen pada pemenuhan kebutuhan bahan pangan berkualitas, Titipku for Business juga menjanjikan beberapa pelayanan, antara lain: jaminan produk berkualitas, pengantaran pesanan tepat waktu di jam yang bisa pelanggan tentukan, dan adanya bantuan promosi usaha di berbagai media sosial Titipku.

B2B Business Head Titipku Arya Bramantyo juga menegaskan bahwa produk yang dijual di Titipku ini dijamin segar berkualitas untuk memenuhi standar usaha horeka. Selain itu, perusahaan juga menjual food packaging berkualitas untuk para pemilik usaha yang menawarkan pesanan take away atau dibawa pulang.

“Kami bekerja sama dengan supplier strategis dan pedagang pasar untuk memastikan kesegaran dan kelengkapan produk yang akan dipasok. Kemudian, produk akan disortir dan dicek kualitasnya oleh tim internal Titipku sebelum akhirnya dikirimkan dan sampai ke tangan pelanggan,” tambah pria yang akrab disapa Bram ini.

Setidaknya ada empat kategori besar terkait produk yang dijual oleh Titipku for Business. Kategori pertama adalah daging dan olahan daging, mencakup ayam utuh, ayam giling, sliced beef, bebek peking, bakso, hingga aneka seafood. Selanjutnya ada aneka sayur dengan berbagai varian, termasuk cabai, kentang, aneka rempah, aneka bawang, wortel, dan masih banyak lagi.

Kategori selanjutnya adalah sembako. Sembako yang tersedia di usaha Titipku ini antara lain: beras, minyak, tepung, gula, garam, mie, mentega, makanan kaleng, penyedap rasa, dan saus dan bumbu dalam kemasan. Terakhir, Titipku juga menawarkan kategori kemasan yang tersertifikasi Food Grade (FDA) dan tersedia pilihan ukuran sesuai kebutuhan.

Hingga saat ini, sudah ada 5 supplier strategis untuk memenuhi kebutuhan dari produk yang ditawarkan. Sementara pedagang pasar yang bekerja sama sudah ada 2 pedagang utama. Dari sisi demografi supply, produknya sendiri bervariasi sesuai dengan produk unggulan dari daerah masing-masing, terutama dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Meskipun area cakupannya masih terbatas, Bram mengakui bahwa sudah ada lebih dari 100 Horeka telah mempercayakan kebutuhan supply produk ke Titipku, termasuk Three Uncles, Aruna Cat House, Kebon Sajoer, dan Sagoo. Saat ini Titipku for Business telah hadir di 10 pasar di area Tangerang dan Tangerang Selatan, melayani lebih dari 90 customer dengan total 1.000+ transaksi terbentuk.

Dari sisi pengantaran, Titipku juga telah memiliki armada sendiri untuk mengantarkan ke pasar serta memastikan pedagang sudah mendapatkan barang. Terkait bantuan promosi, Titipku menawarkan free ongkir kepada customer dengan syarat minimum pengambilan atau transaksi per minggu. Semakin besar transaksi mingguan, semakin banyak benefit yang didapat.

Pasar online grocery di Indonesia

Tahun 2021 menjadi tahun yang cukup berat bagi industri online grocery. Setelah dua tahun didominasi oleh online shopping, konsumen kini siap untuk kembali berbelanja di toko fisik/ offline. Dengan dilonggarkannya pembatasan COVID dan keinginan konsumen akan interaksi langsung telah membuat toko offline kini mulai bangkit kembali.

Di sepanjang tahun 2022, DailySocial.id mencatat sejumlah pemain yang menawarkan online grocery dan quick commerce terpaksa menyerah dan harus menghentikan operasionalnya. Beberapa di antaranya adalah Brambang yang kini beralih menjadi online marketplace untuk elektronik.

Layanan Traveloka Mart diketahui menutup layanannya yang baru beroperasi selama enam bulan. Hingga Bananas yang beroperasi sejak Januari 2022 telah menghentikan operasional setelah menjual sisa persediaan produknya dengan diskon yang signifikan. Selanjutnya, startup seperti Sayurbox dan Segari juga telah mengumumkan layoff pada pegawainya.

Penetrasi internet yang tinggi diiringi populasi pekerja dan peningkatan adopsi pembayaran online mendorong pasar online grocery di Indonesia Sumber: Ken Research

Berdasarkan laporan Ken Research, penetrasi online grocery di pasar Indonesia diperkirakan akan tumbuh dan mencapai lebih dari 3,0% pada akhir tahun 2026. Pemesanan online semakin meningkat setelah pandemi, karena banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, kategori makanan menyumbang sekitar 15% dari keseluruhan alokasi pengeluaran diikuti oleh kesehatan.

Meskipun begitu, industri online grocery tidak semata-mata menyerah. Di tengah badai efisiensi yang menerpa, masih ada inisiatif-inisiatif baru seperti Kingkong Meats, layanan online grocery yang terafiliasi dengan marketplace Bukalapak. Di samping itu, online grocery masuk menjadi salah satu strategi Grab, selain GrabforBusiness, GrabUnlimited, kemitraan lokal, dan iklan untuk mendorong profitabilitas perusahaan.

Application Information Will Show Up Here

Alexander Rusli Uraikan Potensi Fintech dan Rencana Ekspansi Digiasia

Co-Founder dan Co-CEO Digiasia Alexander Rusli bicara tentang perkembangan pasar fintech, aksi melantai di bursa saham AS, hingga peran gandanya sebagai angle investor.

Berbincang dengan DailySocial.id, pria yang karib disapa Alex ini melihat potensi pasar Fintech-as-a-Service (FaaS) masih sangat besar seiring dengan semakin matangnya (maturity) pemahaman industri terhadap layanan fintech. Berbeda dengan tiga tahun lalu, saat industri belum memahami bagaimana fintech bisa relevan bagi bisnis B2B. Meningkatnya pemahaman ini juga membuat penjajakan sinergi/kolaborasi menjadi lebih mudah.

Sepanjang 2022, ujarnya, pertumbuhan bisnis Digiasia banyak dimotori oleh sektor fintech, terutama P2P lending. Menurutnya, kebutuhan pelaku fintech mulai meningkat agar mereka bisa lebih fokus mengelola bisnis inti, dan tidak perlu repot untuk mengajukan lisensi baru.

Selain perusahaan fintech, pihaknya juga mulai banyak masuk ke lembaga keuangan konvensional, seperti bank daerah. Ia berujar ke depannya persaingan tidak hanya terjadi pada pemain independen, tetapi juga bank-bank besar yang sudah masuk ke produk Banking-as-a-Service (BaaS).

Saat ini, Alex menyebut pihaknya tengah mengurus lisensi untuk produk payment gateway Syariah dan wallet Syariah. “Belum live, lagi diurus di BI. Kami selalu lihat pain point, kebutuhannya apa. Pada akhirnya, [kebutuhan] orang semakin disiplin, pasti akan ke sana [produk Syariah],” ujarnya kepada DailySocial.id.

Sebagai informasi, Digiasia didirikan pada 2017 oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn. Saat ini, pihaknya menawarkan sejumlah solusi keuangan digital dengan lisensi wallet, lending channeling, remittance, hingga LKD.

Terbaru, Digiasia berencana go public melalui kesepakatan merger dengan perusahaan cangkang Stonebridge Acquisition Corporation. Dengan mekanisme ini, penilaian pra-ekuitas lewat transaksi penggabungan kedua perusahaan ini ditarget sebesar $500 juta. Mastercard dan Reliance Capital Management (RCM) sebagai pemegang saham Digiasia akan menggulirkan 100% dari ekuitasnya menjadi perusahaan gabungan sebagai bagian dari transaksi.

“Kami pilih IPO di AS karena [likuiditas] uang di sana banyak, di sini lagi [susah], makanya ada tech winter. SPAC sudah di-set up seperti itu. Target realisasi IPO di kuartal II 2023, tetapi itu tergantung SEC approval. Di sana peraturah lebih jelas. Semua lebih eksplisit,” tuturnya.

Alex menambahkan, modal ini akan dimanfaatkan untuk memuluskan rencana ekspansi Digiasia ke Asia Tenggara. Rencananya, perusahaan akan mencaplok perusahaan sejenis di negara terkait untuk mempermudah lisensi dan komersialisasi layanan. Lisensi yang dimiliki perusahaan mitra tidak harus sama dengan Digiasia.

Peran sebagai investor

Alex juga membeberkan pengalamannya sebagai angel investor yang dilakoni sejak beberapa tahun terakhir. Ia aktif berinvestasi ke berbagai startup tahap awal. Portofolionya sekarang ada 31, termasuk Digiasia yang ia dirikan bersama Prashant Gokarn, sesama eks petinggi Indosat.

Saat mencari peluang bisnis baru, ada sejumlah kriteria penting bagi Alex sebelum memutuskan berinvestasi. Pertama, ia butuh waktu panjang untuk mengenal karakter founder dan memahami bisnisnya, bisa enam bulan hingga lebih dari satu tahun.

“As an early [stage] investor, you have to trust the [founder] character karena produknya belum ada. Saya ingin lihat bagaimana founder mau fight for my money, apakah saya cocok dengan cara kerjanya. Makanya, saya jarang berinvestasi di startup yang founder-nya cuma satu karena risikonya tinggi,” ungkap Alex.

Ia meyakini perusahaan masih dapat tetap berjalan meski tidak bisa memperoleh pendanaan berikutnya. Menurutnya, perusahaan tidak akan mati, hanya saja pertumbuhannya flat. Maka itu, Alex mencari bisnis yang sekiranya 80% sudah berkelanjutan.

Menanggapi penurunan industri startup, Alex bilang bahwa situasi tersebut justru menjadi eye-opener agar ekspektasi para founder menjadi lebih realistis. Bahwasannya, metode valuasi yang ia katakan sejak awal tidak masuk akal, sekarang menjadi common understanding bagi pihak terkait.

Sejauh ini, situasi downturn tersebut tidak mengganggu upayanya dalam mencari peluang bisnis baru. Dengan posisinya sebagai investor tahap awal, Alex berkomitmen untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni 5-6 tahun.

“Saya tidak berinvestasi di sesuatu yang lagi ramai. Tapi, saat ini sektor yang menarik adalah agriculture and food. Bisnis harus bisa jalan dengan atau tanpa teknologi. Small scale. Kalau mau scale up, baru pakai teknologi,” ujarnya.

Alex memprediksi tahun ini investor akan selektif dan lebih memilih berinvestasi di portofolio existing. “Old VCs belum bisa raise the money now, sedangkan VC yang sudah, akan lebih berhati-hati. Until, the fed rate go down significantly, orang akan berat untuk put their money keluar AS. For me, I’ll still continue what I do.”

Dari sisi startup, Alex memprediksi startup baru akan mulai bermunculan. Namun, mereka akan lebih berhati-hati dalam membuat model bisnis sekarang karena mimpi muluknya sudah habis.

Application Information Will Show Up Here

Sejak Pivot Tahun Lalu, LinkAja Klaim Raihan Kinerja Positif

LinkAja mengungkapkan kinerja yang positif semenjak pivot bisnis tak lagi fokus ke konsumer langsung (direct consumer) pada tahun lalu. Kini LinkAja bermain di B2B2C yang mengandalkan ekosistem BUMN.

Dalam keterangan resmi, Direktur Keuangan & Strategi LinkAja Reza Ari Wibowo menyampaikan, perubahan model bisnis ini sejalan dengan kondisi di industri teknologi global yang sedang mengalami paradigm shifting. Sebelumnya selalu mengejar growth at-all-cost sekarang menjadi path to profitability dan sustainability.

“Di LinkAja, kami sudah melakukan shifting menuju profitability dan sustainability secara bertahap semenjak 2021 dengan membaca arah pergerakan industri. Salah satunya yakni dengan memperkuat model bisnis B2B2C kami yang berfokus pada ekosistem BUMN, yang terbukti sangat efektif dan efisien,” ujarnya.

Pada segmen B2C, LinkAja mengutamakan low-cost user acquisition & retention yang berfokus pada ekosistem BUMN. Hal ini diklaim efektif dan efisien bagi perusahaan. Pada tahun lalu, perusahaan mengimplementasikan solusi keuangan digital dengan Telkomsel, Pertamina, dan Himbara (Himpunan Bank Negara).

Di ekosistem Telkomsel, perusahaan mendigitalkan supply chain tradisional Telkomsel di lebih dari 300 ribu peritel dengan kenaikan pendapatan hampir 90%. Ke depannya, inisiatif tersebut akan dilanjutkan ke tingkat distributor.

Selanjutnya untuk ekosistem Pertamina, LinkAja memperkuat positioning aplikasi MyPertamina, yang berdampak pada pertumbuhan pendapatan eksponensial sebesar 1.600%. Terakhir, use case terkait Himbara memperlihatkan pertumbuhan pendapatan yang sangat signifikan sebesar 80%.

Adapun untuk segmen B2B perusahaan memfokuskan pada end-to-end value chain dari sisi tradisional dan digital, dengan masuk pembayaran, digital goods, dan bisnis lending.

Pada 2021, LinkAja mengakuisisi iGrow yang kini ditransformasi menjadi LinkAja Modalin. Ada tiga model pembiayaan yang disediakan, Invoice Financing, Retailer Financing, dan Agri Ecosystem Financing. Penggunanya adalah Telkomsel, SIG (Semen Indonesia), dan e-Fishery. Melalui lini bisnis ini, perusahaan akan meningkatkan kapabiltasnya untuk mendukung ekosistem BUMN secara closed-loop.

Kalah saing

LinkAja sedari awal tidak dibekali dengan dana jumbo seperti pemain sejenisnya di sektor pembayaran. Sementara bukan jadi rahasia di dunia bisnis digital, strategi bakar duit adalah jalan cepat untuk menjadi pemain yang dominan —apabila bermain di segmen ritel (konsumer) dan fokus mengejar pertumbuhan. Hal ini secara langsung berdampak pada biaya pemasaran membengkak dan menghambat profitablitas perusahaan.

Menurut riset yang dilakukan Populix pada pertengahan tahun lalu berjudul “Consumer Preference Towards Banking and E-Wallet Apps”, memperlihatkan 10 aplikasi e-wallet yang paling banyak digunakan masyarakat. LinkAja menempati urutan ke-5 (30%). Secara berurutan, GoPay berada di urutan pertama (88%); DANA (83%), OVO (79%), ShopeePay (76%).

Mengutip dari Investor.id, LinkAja disebut-sebut akan beralih ke bisnis lending dan menyasar ke ekosistem Pertamina dan Telkom. Untuk mendukung itu, bakal ada suntikan dana secara bertahap dari Telkom dan perusahaan pelat merah lainnya.

Menurut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, pihaknya sedang mendorong beberapa investor untuk sudah memberikan komitmennya. Sekitar Maret atau April dana akan diberikan dari Telkom dan Himbara. “Maka dari itu kita dorong untuk lending, tapi di ekosistem retailer sama distributor Telkom sama Pertamina,” kata Kartika.

Kinerja keuangan

LinkAja memaparkan kinerja pada tahun lalu sebagai berikut:

  • Pendapatan operasional (revenue growth) tumbuh hampir 30% (dalam YOY)
  • Beban operasional (operational expense) turun lebih dari 50%
  • Biaya pemasaran (marketing expense) turun lebih dari 90%
  • Biaya operational and maintenance (O&M exspense) turun lebih dari 30%
  • Rasio pendapatan terhadap biaya promosi ditekan menjadi 0.1x dari 1.3x
  • Average Revenue per User (ARPU) naik 215%
  • Basket size ARPU naik 55%
  • Retention rate naik lebih dari 70%
  • EBITDA loss ditekan lebih dari 60%

Menurut Reza , dengan EBITDA loss yang mampu ditekan ini memperlihatkan bahwa perusahaan semakin on-track untuk merealisasikan komitmen mencapai EBITDA positif dalam waktu dekat.

Sebagai catatan, EBITDA berguna dalam menghitung arus kas bisnis. Jika EBITDA perusahaan negatif, ia memiliki arus kas yang buruk. Tetapi EBITDA positif tidak secara otomatis berarti bisnis memiliki profitabilitas yang tinggi.

Untuk target tahun ini, perusahaan akan melanjutkan sinergi dengan ekosistem BUMN yang lebih komprehensif dan berkesinambungan. Ditargetkan dapat mencetak pertumbuhan pendapatan lebih dari 80% dengan penurunan beban operasional sebesar 35%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Beberapa inisiatif strategis yang akan dilakukan adalah B2B2C approach —yang mana LinkAja akan menggandeng beberapa perusahaan di bawah kementerian BUMN untuk menjadi penyedia layanan disbursement insentif. Dengan demikian, LinkAja mampu mendapatkan user base besar yang bersifat captive tanpa biaya akuisisi dan retensi.

Reza melanjutkan, konsekuensi yang diambil saat memutuskan untuk fokus pada profitabilitas terkadang harus berani menutup layanan atau use case yang memiliki komponen biaya lebih tinggi dibandingkan pendapatan, dengan tetap menjaga kualitas layanan ke pengguna.

Diklaim keputusan tersebut mampu membuat LinkAja menjadi antitesis di industri digital, ditandai dengan kenaikan pendapatan yang signifikan dan penurunan biaya yang drastis, di tengah situasi industri teknologi yang menantang.

“Ke depannya kami berharap menjadi role model di industri teknologi di Indonesia melalui model bisnis yang lebih profitable dan sustainable, dengan tetap memberikan layanan transaksi digital terintegrasi yang aman dan nyaman [..],” tutup dia.

Dalam menjaga kinerja, perusahaan juga melakukan langkah efisiensi dengan merumahkan “PHK” sekitar 200 karyawannya pada Mei 2022. Pasca pengumuman tersebut, perusahaan mengaku beban operasional perusahaan turun lebih dari 50%.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan “Bibit Bisnis” Fasilitasi Perusahaan Investasikan Aset di Reksa Dana

Setelah “Bibit Premium“, platform wealthtech Bibit kembali memperkenalkan fitur baru bernama “Bibit Bisnis”. Sesuai namanya, fitur ini ditujukan bagi pemilik bisnis dan perusahaan yang ingin mengoptimalkan dana ‘nganggur’ mereka melalui investasi reksa dana.

Dalam keterangan resminya, Bibit Bisnis dikatakan menjadi opsi diversifikasi aset pemilik bisnis dan perusahaan, termasuk founder startup, melalui produk reksa dana dari berbagai pilihan manajer investasi di Indonesia. Tujuannya adalah mengoptimalkan dana nganggur dan memaksimalkan return mereka.

Menurut Co-Founder & CEO Bibit Sigit Kouwagam, layanan baru ini hadir untuk menjawab situasi yang sering ditemui oleh pemilik bisnis. “Saat aset perusahaan semakin berkembang, banyak yang merasa bingung karena tidak dapat mengoptimalkan idle cash. Di sisi lain, kita tidak mau mengambil risiko dengan uang perusahaan,” kata Sigit.

Bibit mengklaim perusahaan atau pemilik bisnis dapat meraup return hingga 3%-7% dari dana nganggur yang diinvestasikan ke reksa dana. Pemilik bisnis dapat berinvestasi tanpa minimum dana penempatan, biaya transaksi, dan biaya administrasi. Selain itu, mereka dapat menarik dana tanpa biaya penalti.

“Fitur Bibit Bisnis dapat digunakan oleh pemilik bisnis dalam mengelola dana perusahaan dengan efektif untuk memaksimalkan return, tetapi juga tetap menjaga likuiditas dan risiko,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan DailySocial.id, fitur Bibit Bisnis sudah muncul di aplikasi yang terletak pada laman Profil pengguna.

Lebih lanjut, pengguna Bibit yang sudah memiliki akun personal dapat menggunakan fitur ini. Caranya, klik ‘toggle‘ untuk switch ke akun bisnis mereka. Diharapkan cara ini dapat memudahkan pengguna memonitor portofolio investasi pribadi dan bisnis secara real-time.

Ada pula fitur Multi Level Access yang memungkinkan pemilik bisnis untuk mengatur siapa yang memiliki akses ke portofolio investasi. Akses ini terbagi ke dalam empat kategori, yakni Owner, Super Admin, Checker, dan Maker, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kewenangan perusahaan.

Investasi reksa dana

Sejauh ini, belum ada fitur sejenis yang dihadirkan oleh platform wealthtech di Indonesia. Fitur Bibit Bisnis dapat menjadi langkah awal untuk mengetahui minat pemilik bisnis untuk menginvestasikan idle cash lewat reksa dana.

Di kalangan investor individual, reksa dana banyak dipilih sebagai produk investasi karena risikonya dinilai lebih rendah dibandingkan instrumen lain. Selain itu, reksa dana juga dapat diinvestasikan dengan modal minim. Demikian juga dengan deposito yang dikatakan punya risiko rendah.

Adapun untuk aset perusahaan biasanya memang banyak dialokasikan untuk investasi ke instrumen lain, baik deposito (risiko rendah) ataupun berinvestasi ke unit usaha lain secara langsung atau melalui unit ventura yang dimiliki.

Adapun, opsi investasi lain seperti saham dan obligasi memerlukan kehati-hatian. Mengutip sebuah sumber, perusahaan perlu menganalisis profil risiko dengan memerhatikan aset, liabilitas, modal, hingga aktivitas operasional jika ingin menginvestasikan dana nganggurnya lewat saham atau obligasi.

Application Information Will Show Up Here

Cara Daftar Aplikasi Sinbad, Pesan Stok Produk untuk Warung Secara Online!

Sinbad merupakan aplikasi e-commerce B2B (business to business) yang menawarkan kemudahan bagi pelaku usaha toko retail atau warung, dalam membeli stok produk dari pemasok utama.

Startup yang dirintis sejak 2018 oleh Emilio Wibisono dan Jabert Hachchouch ini memiliki misi ingin menyederhanakan rantai pasok di Indonesia,  dengan mempermudah pedagang dan pemasok dalam proses pengadaan.

Platform ini ingin memberdayakan toko retail di Indonesia melalui teknologi yang disediakannya. Sinbad memungkinkan pemilik toko retail dapat berbelanja produk bagi tokonya dengan harga grosir dan tarif terendah yang ada di pasaran.

Langkah Mendaftar Aplikasi Sinbad

Cara kerja di aplikasi Sinbad ini adalah pemilik warung dapat memesan produk secara online di platform ini untuk dijual di tokonya. Melalui aplikasi, pemilik toko retail dapat terhubung langsung ke brand pincipal atau distributor pertama.

  • Silakan unduh aplikasi Sinbad di Google Playstore/App Store.

  • Setelah terunduh, buka aplikasi lalu klik menu ‘Daftar’.
  • Masukkan nomor handphone Anda. Lalu siapkan KTP pribadi Anda.

 

  • Masukkan kode verifikasi yang dikirimkan melalui SMS ke nomor handphone yang didaftarkan.
  • Ada tujuh langkah pengisian form pendaftaran, silakan lengkapi satu per satu.
  • Pertama, Anda akan diminta mengisi data diri pemilik toko.

  • Kedua, unggah foto KTP pemilik toko.

  • Ketiga, unggah foto selfie dengan KTP, sesuai instruksi yang diminta.

  • Keempat, unggah foto NPWP pemilik toko. Sebagai catatan, jika belum memiliki NPWP. step ini bisa dilewati.

  • Kelima, lengkapi data toko.

  • Keenam, masukkan detail alamat toko.
  • Terakhir, unggah foto toko, sesuai instruksi yang diminta.

  • Setujui kebijakan privasi, lalu klik selesai.
  • Pendaftaran telah selesai.

Jika ingin memulai pesanan, pemilik toko retail dapat masuk kembali ke akun yang telah didaftarkan, dengan mengisi nomor handphone dan kode verifikasi yang telah dikirimkan sebelumnya.

Keuntungan Sinbad bagi Toko Retail

Ada pun beberapa keuntungan bagi pelaku usaha toko retail sebagai pengguna Sinbad, yang dijanjikan oleh platform ini, antara lain sebagai berikut:

  • Sinbad bekerja sama dengan para pemasok utama untuk menawarkan harga pasar terbaik bagi pelaku usaha toko retail.
  • Platform ini menyediakan beragam produk asli langsung dari pemasok resmi.
  • Pengiriman terpercaya yang terlacak dan tepat waktu untuk melayani kebutuhan pelanggan toko.
  • Metode pembayaran fleksibel yang dapat dilakukan secara tunai dan non-tunai.

Demikian tutorial mendaftar aplikasi Sinbad bagi pelaku usaha toko retail beserta keuntungannya.

Apa Itu Sinbad, Platform E-commerce B2B yang Menawarkan Harga yang Kompetitif

Sinbad adalah platform e-commerce B2B (business to business) yang fokus mendukung toko retail seperti pemilik warung untuk memenuhi kebutuhan toko. Cara kerjanya yakni pemilik warung dapat memesan produk secara online di platform ini untuk dijual di tokonya.

Platform ini memungkinkan pemilik toko retail dapat berbelanja produk bagi tokonya dengan harga grosir dan tarif terendah yang ada di pasaran. Dengan Sinbad, pemilik toko retail dapat terhubung langsung ke brand pincipal atau distributor utama.

Berikut penjelasan lebih lanjut terkait platform e-commerce B2B Sinbad berikut latar belakang, produk yang disediakan, cara menggunakan hingga keuntungannya bagi pemilik toko retail yang bergabung.

Apa Itu Platform E-commerce B2B Sinbad?

Sebelum mengenal lebih jauh terkait platform Sinbad, perlu diketahui terlebih dulu tentang model bisnis e-commerce B2B yang dijalankan platform ini. B2B adalah model bisnis di mana kegiatan atau transaksi di e-commerce terjadi antara sesama pelaku bisnis. Dalam konteks ini, produsen atau distributor dengan pemilik toko retail, dropshipper dan pelaku bisnis sejenis.

Platform Sinbad ini sendiri memiliki misi memberdayakan toko retail di Indonesia melalui teknologi yang disediakannya. Startup yang dirintis sejak 2018 oleh Emilio Wibisono dan Jabert Hachchouch ini juga ingin menyederhanakan rantai pasok di Indonesia,  dengan mempermudah pedagang dan pemasok dalam proses pengadaan.

Perusahaan ini mengklaim telah memiliki 5 ribu lebih total SKU atau produk yang berasal dari 80 lebih brand pemasok. Sinbad juga disebutkan telah menjangkau lebih dari 150 kota untuk persebaran jaringan toko dan pemasok.

Tak hanya kemudahan berbelanja dengan harga kompetitif langsung dari pemasok, Sinbad juga menawarkan kemudahan belanja dengan fitur bayar nanti (paylater). Selebihnya, tidak banyak informasi lain yang bisa digali mengenai pencapaian Sinbad sejak berdiri hingga sekarang.

Produk yang Disediakan Sinbad

Kategori produk yang dijual Sinbad mayoritas adalah FMCG (fast-moving consumer goods) atau produk kebutuhan sehari-hari yang dapat terjual secara cepat dengan harga yang relatif murah. Seluruh produk di platform ini disuplai oleh brand prinsipal utama.

Ada pun kategori produk di Sinbad, rinciannya sebagai berikut:

  • Makanan, yang terdiri atas camilan, permen, cokelat, sereal, kacang tanah, makanan kalengan, mie instan, selai, madu, minyak, tepung, dan makanan beku.
  • Minuman, yang terdiri atas air mineral, minuman ringan, minuman energi, yogurt, kopi, teh, dan minuman rasa.
  • Milk Diary, yang terdiri atas berbagai jenis produk susu seperti susu kental, susu bayi, susu bersalin, dan susu bubuk.
  • Perlengkapan mandi dan perawatan tubuh, yang terdiri atas sabun mandi, shampo, kondisioner, deodoran, sabun muka, losion, obat kumur, dan sikat gigi.
  • Perawatan dan makanan bayi, yang terdiri atas makanan bayi, shampo bayi, sabun bayi, minyak bayi, krim bayi, bedak bayi, dan popok.
  • Makanan dan perlengkapan hewan peliharaan, yang terdiri atas makanan anjing, makanan kucing, dan camilannya.

Cara Menggunakan dan Keuntungan Sinbad bagi Toko Retail

Bagi pelaku usaha toko retail yang ingin mendapatkan suplai produk tokonya dari distrubutor utama, dapat memesan secara online di platform Sinbad, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Unduh dan install aplikasi Sinbad dari Google Playstore.

  • Lakukan registrasi dengan memasukkan detail toko Anda.
  • Selanjutnya, memverifikasi dan mengaktifkan akun Anda melalui WhatsApp.
  • Lakukan pemesanan stok untuk toko Anda di Sinbad.

Ada pun beberapa keuntungan bagi pelaku usaha toko retail sebagai pengguna Sinbad, yang dijanjikan oleh platform ini, antara lain sebagai berikut:

  • Sinbad bekerja sama dengan para pemasok utama untuk menawarkan harga pasar terbaik bagi pelaku usaha toko retail.
  • Platform ini menyediakan beragam produk asli langsung dari pemasok resmi.
  • Pengiriman terpercaya yang terlacak dan tepat waktu untuk melayani kebutuhan pelanggan toko.
  • Metode pembayaran fleksibel yang dapat dilakukan secara tunai dan non-tunai.

Sebetulnya, solusi yang ditawarkan Sinbad bukanlah barang baru di Indonesia. Perusahaan berkompetisi langsung dengan pemain lainnya, seperti GudangAda. Credibook (CrediMart), Ula, Warung Pintar, GoToko, Dagangan, dan lainnya, untuk permudah pemilik warung berbelanja.

10 Aplikasi Reseller, Solusi Memulai Usaha Minim Modal

Reseller adalah orang yang menjual kembali produk dari penyedia pertama atau supplier, dengan mengambil keuntungan sekian persen dari harga produk aslinya. Dalam bisnis online, menjadi reseller adalah salah satu cara memulai usaha minim modal.

Untuk menjadi reseller bisnis online, bisa memulai dengan bantuan aplikasi reseller. Kini ada banyak aplikasi yang menawarkan bisnis menjadi reseller, tanpa perlu mengeluarkan banyak modal.

Ada pun daftar beserta penjelasan terkait beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan jika ingin memulai bisnis reseller, di antaranya sebagai berikut:

Daftar Aplikasi Reseller untuk Pebisnis Pemula

1. Evermos

Evermos merupakan aplikasi reseller yang menyediakan ribuan produk halal dari primer hingga tersier, termasuk kebutuhan muslim. Mulai dari makanan ringan, camilan instan, madu, baju koko, hijab, Al-quran dan lainnya.

Aplikasi ini memungkinkan pebisnis pemula dapat memulai berjualan tanpa harus keluar modal dan stok produk. Evermos menawarkan pendapatan komisi bagi reseller yakni rata-rata Rp20.000 per produknya.

2. RateS

RateS adalah aplikasi berbasis social commerce dari perusahaan startup asal Singapura, yang memberikan kesempatan bagi penggunaanya untuk menjadi reseller. RateS mengklaim telah memberdayakan pengusaha mikro dari kalangan ibu rumah tangga, mahasiswa dan pedagang melalui layanannya.

Reseller di aplikasi ini dapat memulai bisnis online dengan menjual produk tanpa memerlukan modal awal. Reseller hanya fokus dengan urusan penjualan produk, tanpa memikirkan packing, pengiriman dan stok.

3. Grosiraja

Grosiraja adalah aplikasi grosir business to business (B2B) yang memungkinkan pebisnis pemula seperti reseller, dropshipper, distributor dan group buyer untuk mendapatkan produk murah secara resmi, yang bekerja sama langsung dengan pabrik atau produsen pertama.

Produk yang disediakan di aplikasi ini mencakup kebutuhan rumah tangga dan dapur, kecantikan, elektronik, kebutuhan ibu dan anak dan lainnya. Kualitas produk-produk tersebut terjamin, dengan adanya quality control yang dilakukan sebanyak tiga kali sebelum sampai ke tangan pembeli.

4. Idejualan

Idejualan merupakan platform business to business (B2B) yang mewadahi supplier dan reseller untuk saling berkolaborasi. Sesuai dengan namanya, aplikasi ini memberikan ide jualan bagi pebisnis pemula yang ingin mulai berjualan, dengan menyediakan ribuan produk dari supplier.

Produk yang tersedia di platform Idejualan sendiri beragam, mulai dari produk fashion, kosmetik hingga makanan. Harga produk-produk di platform ini merupakan harga potongan dari harga jual di pasaran, sehingga reseller dapat menentukan harga jualnya sendiri.

5. Raena

Raena adalah platform reseller dan dropshipper yang menyediakan lebih dari seribu produk kecantikan di Indonesia. Produk kecantikan yang tersedia di antaranya yakni skincare, bodycare, haircare dan make up dari ratusan brand ternama.

Platform ini menyajikan produk-produk terjangkau tanpa biaya admin dan modal yang besar yang dapat dijual kembali oleh reseller kecantikan. Selain itu, Raena juga menyediakan pelatihan khusus bagi penggunanya untuk mengasah kemampuan berbisnis di bidang ini.

6. Selleri

Selleri merupakan aplikasi reseller dan dropship yang menyediakan beragam produk, mulai dari produk fashion, kecantikan, gaya hidup, serta produk anak-anak. Aplikasi ini memungkinkan para reseller untuk membuat toko online-nya sendiri, dengan layanan pengiriman dan pembayaran yang telah disediakan oleh platform.

7. Paidin

Paidin adalah aplikasi reseller yang mendukung metode pembayaran cash on delivery (COD), guna menjamin keamanan pelanggan. Produk yang disediakan di aplikasi ini beragam, mulai dari alat rumah tangga, perlengkapan olahraga hingga alat kesehatan.

8. Demanda

Demanda merupakan aplikasi bisnis online yang dapat digunakan pebisnis pemula untuk memulai usaha sebagai reseller. Untuk menjadi reseller di aplikasi ini, pebisnis pemula tidak perlu mengeluarkan biaya pendaftaran atau modal lainnya.

9. Bakulio

Bakulio adalah aplikasi reseller yang memungkinkan pebisnis pemula untuk mendapatkan penghasilan dari rumah. Aplikasi ini menyediakan produk fashion hingga gadget. Reseller dapat menentukan harga jual produk tersebut sendiri, dengan mengambil keuntungan hingga 60-70%.

10. Dropshipaja

Dropshipaja merupakan platform reseller dan dropsip yang menyasar pebisnis pemula di kalangan muda seperti pelajar sebagai penggunanya. Produk yang disediakan di platform ini berupa produk custom seperti kaos, sweater, totebag, topi, mug, tumbler, case ponsel, dan lainnya.

Demikian daftar beserta penjelasan terkait 10 aplikasi yang dapat dimanfaatkan pebisnis pemula dalam memulai bisnis sebagai reseller.

Titipku Masuk ke Segmen B2B, Mantapkan Strategi Menuju Profitabilitas

Di tengah gejolak jatuh-bangun online grocery, Titipku memantapkan strategi “path to profitability” dengan memperluas bisnisnya ke segmen B2B. Ekspansi akan dimulai pada kuartal keempat tahun ini dengan target beroperasi secara bertahap pada 2023.

Berdiri di 2017, Titipku merupakan lulusan Y Combinator batch S21. Titipku didirikan oleh Ong Tek Tjan dan Henri Suhardja dengan misi utama mendigitalkan pasar tradisional yang menjajakan kebutuhan pangan segar, seperti sayur, ayam, daging, dan ikan.

Awalnya, Titipku dirancang untuk mendigitalkan UMKM dengan target skala nasional. Ada 1.000 mitra UMKM yang berhasil digandeng saat itu. Namun, pihaknya mengaku kesulitan untuk mengelola karena mitranya datang dari berbagai kategori. Dalam perjalanan selama 2-3 tahun, Titipku mulai mengubah model bisnis ke hyperlocal, fokus pada digitalisasi pedagang pasar.

Banyak area-area kecil yang belum tergarap aksesnya. Padahal, keberadaan pasar bertempat di lokasi strategis. Dari data yang kami peroleh, tahun 2020 Titipku mencatat omzet 700%, serta merangkul lebih dari 31.000 UMKM dan 7.000 penjelajah. Sekarang Titipku, sudah bekerja sama dengan hampir 10.000 pedagang di 150 pasar.

Memperkuat posisi

Dalam wawancara terpisah dengan DailySocial.id, Co-founder dan CEO Titipku Henri Suhardja meyakini bahwa bisnis online grocery masih punya peluang besar di Indonesia. Ada banyak pasar yang dapat digarap, tak hanya sebatas menguntungkan konsumen akhir.

Berdasarkan data di “Online Grocery Report 2022” yang diterbitkan Titipku, perilaku konsumen dalam berbelanja sudah terbentuk secara stabil selama masa pandemi Covid-19. Bahkan, Titipku mencatat ada kenaikan transaksi online grocery sebanyak 4-5 kali sebelum pandemi.

Untuk mendorong efisiensi dan menjaga pertumbuhan di segmen B2C, Titipku melakukan sejumlah strategi. Misalnya, memaksimalkan channel marketing dan melakukan perbaikan aplikasi untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Strategi ini diyakini dapat mendorong awareness terhadap efektivitas layanan online grocery, terutama bagi kaum ibu-ibu.

Titipku juga memperluas segmen pasarnya pada akhir tahun ini. Berkat keuntungan yang diklaim telah diperoleh dari segmen B2C, pihaknya mantap untuk masuk ke bisnis B2B. Modelnya, sales Titipku akan menjual pasokan produk ke pedagang pasar, dan pesanan akan diantar sesuai kesepakatan jam pengiriman. Value proposition yang ditawarkan tetap sama, yakni pasokan produk segar dengan harga terjangkau. Dengan harga dan kualitas ini, pedagang dapat menghindari potensi fraud.

Ke depannya, Titipku berkomitmen untuk memfasilitasi pemberian modal usaha, tidak hanya membantu pada suplai produk saja. Tujuannya untuk membangun ekosistem UMKM dan pedagang pasar di Jabodetabek.

“Sejak awal, kami berkomitmen untuk tumbuh bersama pedagang pasar. Kami tidak memiliki warehouse untuk produk yang akan dijual. Kalau Titipku punya, ini akan mengerdilkan peran pasar dan justru bertolak belakang dengan visi dan misi kami. Pasar rekanan Titipku adalah warehouse terbaik yang dimiliki. Semua produk diambil langsung dari pedagang,” ujarnya.

Di sisi lain, Titipku juga mengungkap rencananya untuk melakukan fundraising dalam waktu dekat. Namun, Henri enggan mengelaborasi lebih lanjut.

Masuk ke B2B

Untuk dapat menjalankan bisnis online grocery secara berkelanjutan, Henri menilai penting untuk fokus terhadap kualitas produk dan layanan, serta unit economic. Menurutnya, yang terjadi di industri saat ini, banyak yang terlalu terpaku pada promo, bukan ketiga hal tersebut.

“Kami fokus untuk menjadi sustainable business, memastikan path to profitability. Maka itu, kami mulai masuk ke B2B pada akhir tahun. Ini bukan pivot, tetapi menjadi B2B2C secara keseluruhan,” tuturnya pada kesempatan terpisah beberapa waktu lalu.

Disampaikan Henri pada acara Titipku 6th Anniversary, operasional B2B akan dimulai pada kuartal I 2023 dengan memasok ke 27 pasar untuk tahap awal. Pihaknya akan masuk ke pasar sentral untuk melayani 60 pasar sekunder di kawasan Jadetabek pada kuartal II.

Masih di kawasan sama, jumlah tersebut akan ditambah menjadi 80 pasar di kuartal III, dan naik menjadi 100 pasar pada kuartal IV. Titipku juga akan ekspansi ke Bandung dan Surabaya.

Founder Titipku Ong Tek Tjan menambahkan, pihaknya tak menutup kemungkinan di masa depan untuk memasok produk dari para petani. Menurutnya, pasar tradisional masih dipersepsikan sebagai kaum marjinal, posisinya dinilai kalah dengan pasar modern. Pasar tradisional juga sulit mendapat pasokan berkualitas.

Titipku akan meningkatkan perannya dengan memfasilitasi pemberian akses modal usaha dari mitra lembaga keuangan. Langkah ini dapat membantu pedagang untuk mengelola rantai pasok dengan baik.

Pihaknya juga mengaku optimistis terlepas dari situasi perlambatan ekonomi saat ini. “Orang-orang akan mengalihkan pengeluaran kepada kebutuhan pokok sehingga mereka akan belanja. Ketika ini terjadi, kami ingin mitra Titipku dapat memilih pasokan barang dengan kualitas barang sehingga tak kalah dengan pasar modern.” tambahnya.

Gejolak online grocery

Bisnis online grocery, termasuk quick commerce, tak hanya terguncang di skala global saja. Sejumlah startup menutup layanannya karena tak mampu lagi menjadi bisnis berkelanjutan, khususnya di segmen B2C.

Salah satu pemain terbesar, HappyFresh kesulitan keuangan sehingga harus meracik kembali strategi bisnisnya. Brambang terpaksa menutup layanan online grocery dan langsung pivot menjadi marketplace untuk produk elektronik bekas. Sementara, kegagalan menemukan unit ekonomi yang cocok memaksa Bananas untuk melakukan hal serupa dan pivot ke bisnis lain.

Padahal, online grocery termasuk salah satu primadona layanan digital yang mengantongi akselerasi luar biasa ketika masa awal pandemi. Namun, tren ini diprediksi melandai sejalan dengan melonggarnya pembatasan sosial menuju transisi pasca-pandemi. Masyarakat sudah mulai beraktivitas keluar dan berbelanja langsung di toko sejak setahun terakhir.

Di samping itu, segmen B2C pada online grocery juga dinilai sulit untuk menjadi bisnis berkelanjutan mengingat perlu modal besar untuk infrastruktur logistik dan subsidi pada promo diskon.

Dalam analisis DailySocial.id terdahulu, potensi online grocery belum maksimal mengingat penetrasinya masih berputar di kota-kota besar, seperti Jabodetabek. Terlebih, masyarakat masih terbiasa berbelanja kebutuhan sehari-hari langsung di toko fisik. Berdasarkan laporan “The Institute of Grocery Distribution (IGD) Asia” nilai pasar online grocery akan bertumbuh 198% dari $99 miliar di 2019 jadi $295 miliar di 2023.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Seekmi Tambah Layanan Baru dan Fokus Sasar Segmen B2B [UPDATED]

Seekmi, platform yang menawarkan layanan dan jasa untuk pembersihan dan pemasangan AC, pipa ledeng, alat rumah tangga, kebersihan, dan laundry, saat ini terus memperluas kolaborasi strategis dan mulai fokus menyasar sektor B2B.

Kepada DailySocial.id, CEO Seekmi Clarissa Leung menceritakan perkembangan bisnisnya saat ini. Diceritakan ketika pandemi berlangsung, memang banyak orang yang segan untuk melakukan pemesanan pembersihan AC di rumah mereka, berakibat pada turunnya jumlah pemesanan dan traksi pengguna.

Untuk bisa terus menjalankan bisnis, Seekmi menghadirkan layanan jasa disinfeksi. Namun sayangnya hanya beberapa bulan saja pengguna yang kemudian melakukan pesanan. Ketika kondisi sudah mulai pulih dan banyak orang kemudian terbiasa untuk hidup berdampingan dengan pandemi, layanan jasa disinfeksi tersebut juga mengalami penurunan pemesanan.

“Namun saat ini kami sudah mulai melihat kondisi sudah mulai pulih dan permintaan dari pengguna juga makin banyak dengan mulai terbiasanya banyak orang dengan kondisi saat ini. Untuk pencegahan kami selalu menyiapkan tim sebelum memberikan layanan kepada pengguna,” kata Clarissa.

Dalam 18 bulan terakhir, kendati ekosistem tengah bergejolak, Clarissa mendapati minat investor yang tetap tinggi untuk berinvestasi di ruang layanan on-demand. Namun demikian, memang ada sinyal kehati-hatian dalam mereka melakukan analisis dan seleksi calon portofolio, khususnya di sektor bisnis yang terdampak operasionalnya akibat Covid-19.

Dari kalangan target pengguna juga saat pandemi kemudian menjadi waktu yang tepat bagi mereka untuk lebih fokus kepada kebutuhan sehari-hari hingga pengobatan. Sehingga layanan jasa seperti Seekmi tidak menjadi prioritas.

Kantongi pendanaan tahun 2019

Tahun 2019 lalu perusahaan telah mengantongi pendanaan dari sejumlah venture capital dan angel investor. Di antaranya adalah GDP Ventures, AddVentures, hingga Prasetia Dwidharma. Investor sebelumnya seperti Ventek Ventures, Convergence Ventures (sekarang AC Ventures), dan CyberAgent Capital juga terlibat dalam putaran pendanaan ini.

Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Clarissa tahapan pendanaan yang diterima oleh perusahaan tahun 2019 lalu. Namun demikian dirinya menegaskan runway perusahaan saat ini masih sangat cukup dan perusahaan akan terus fokus untuk menghadirkan layanan dan produk yang menguntungkan. Sebelumnya Seekmi telah mendapatkan pendanaan awal dari sejumlah angel investor dan melanjutkan pendanaan putaran seri A.

Didukung oleh tim yang loyal, Seekmi mengklaim mampu bertahan saat pandemi meskipun harus mengurangi pengeluaran. Di sisi lain mereka juga kemudian menghadirkan inovasi baru dengan menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan besar dan ternama seperti IKEA, Panasonic, Coca Cola, dan Orang Tua Group. Mulai dari bantuan untuk pengiriman dan pemasangan hingga perbaikan dan pemeliharaan, dilancarkan oleh Seekmi kepada segmen B2B.

“Kami memilih untuk merahasiakan semua aktivitas kami terutama dari kompetitor. Saat ini kami sudah menjadi pemain B2B yang kuat dan kami memiliki hubungan baik dengan perusahaan besar tersebut,” kata Clarissa.

Ke depannya perusahaan juga sedang menyiapkan inovasi baru. Salah satunya adalah layanan pijat atau massage. Masih dalam persiapan, jika sesuai dengan target layanan ini akan segera diluncurkan oleh Seekmi dalam waktu dekat untuk kawasan terbatas. Inovasi lainnya juga akan di luncurkan oleh Seekmi.

Ketika sebelum pandemi dulu Seekmi fokus untuk melakukan ekspansi dan telah hadir di 8 kota, namun saat ini fokus Seekmi adalah hanya di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Kolaborasi dengan Tokopedia

Untuk memperluas layanan mereka, Seekmi juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Tokopedia dalam bentuk layanan Tokopedia Clean. Kerja sama ini menurut Clarissa menjadi sangat strategis, karena bisa digunakan oleh pengguna Tokopedia yang jumlahnya sudah sangat masif saat ini.

Sebelumnya tahun 2020 lalu kerja sama dengan e-commerce seperti ini juga telah dilangsungkan. Selain Tokopedia, waktu itu juga menggandeng Lazada. Hanya saja bentuknya masih berupa Official Store Seekmi di masing-masing e-commerce, belum menjadi fitur khusus yang terintegrasi.

Di sisi lain dirinya melihat, Tokopedia sebagai perusahaan teknologi juga menyadari bukan hanya layanan fintech saja yang kemudian bisa diberikan, namun juga layanan lain seperti yang ditawarkan oleh Seekmi.

“Kami sudah bekerja dengan Tokopedia dalam beberapa tahun terakhir dan kami telah menjadi mitra terdepan mereka untuk layanan kebersihan. Mereka cukup puas dengan hasilnya yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh pengguna untuk melakukan pemesanan layanan yang kami tawarkan,” kata Clarissa.

Selain pembersihan AC layanan yang juga banyak dipesan di Tokopedia adalah jasa untuk kebersihan rumah dan properti lainnya hingga layanan untuk laundry. Selain dengan Seekmi, Tokopedia Clean juga menggandeng platform serupa di antaranya adalah Klik N Clean.

Disclosure: Senin (19/9) kami melakukan pembaruan atas koreksi yang diberikan narasumber terkait beberapa informasi yang disampaikan

Application Information Will Show Up Here