EA Ciptakan ‘Self-Learning’ AI yang Bisa Bermain Battlefield 1 Tanpa Campur Tangan Gamer

Dalam game-game shooter, kecedasan buatan telah lama dimanfaatkan sebagai pengganti peran manusia. Walaupun pengembangannya dilakukan sejak dulu, terobosan teknologi ‘bot‘ terbesar muncul di era Counter-Strike. Saat itu, RealBot menggebrak industri karena kemampuannya mempelajari kondisi peta secara dinamis seiring bermain, dan tak cuma sekadar mengikuti waypoint.

Kira-kira 16 tahun sesudah momen itu, giliran Electronic Arts yang mencoba membuat revolusi. Lewat sebuah video, tim EA Search for Extraordinary Experiences Division mempresentasikan sistem kecerdasan buatan yang mampu belajar sendiri. AI tersebut diimplementasikan dalam permainan Battlefield 1 kreasi tim EA DICE. Hasil eksperimennya terbilang sangat mengagumkan karena ‘para agen’ artificial intelligent mampu bermain game secara begitu natural.

Karakter-karakter yang Anda lihat dalam video ini dikendalikan oleh satu neural network yang dilatih dari nol buat bermain Battlefield 1 melalui metode trial and error. Untuk memudahkan agen-agen tersebut belajar, SEED menyebar pasokan amunisi dan health. Pelan-pelan, AI dapat belajar mengumpulkan kedua jenis item ini ketika dibutuhkan. Kemampuannya itu juga mendorong kecerdasan buatan untuk fokus pada objektif.

Tentu saja AI ciptaan SEED masih jauh dari kata sempurna. Para agen memang sangat cekatan dalam bergerak, membidik dan menembak, tetapi tak jarang mereka jadi kebingungan – seperti berjalan berputar-putar dengan musuh di sampingnya.

“Masih ada banyak hal yang perlu dipelajari kecerdasan buatan ini, namun kami merasa percaya diri bahwa machine learning akan merevolusi ranah pengembangan game serta pengalaman menikmati permainan video dalam beberapa tahun ke depan,” kata sang narator.

Magnus Nordin selaku Technical Director SEED menjelaskan bahwa selain melakukan riset akademis, AI tersebut dikembangkan untuk mencoba menerka seperti apa teknologi gaming di masa yang akan datang. Target mereka tidak muluk-muluk, hanya berupaya memprediksi situasi tiga hingga lima tahun lagi.

Untuk melakukannya, tim SEED membangun purwarupa yang betul-betul bisa bekerja, dengan memanfaatkan kombinasi dari teknologi-tekologi ‘emerging‘ seperti AI, machine learning, VR ataupun AR, serta melalui penciptaan dunia-dunia virtual.

Yang saya bayangkan dari kreasi SEED ini adalah, bisa jadi dalam waktu dekat, para agen AI dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali peristiwa atau konflik bersejarah (seperti Ludendorff Offensive, Battle of Fao Fortress atau Battle of Vittorio Veneto) demi mempelajari taktik yang digunakan para panglima saat itu, dan menilik hal apa saja yang mungkin bisa mengubah hasil pertempuran secara signifikan.

Sumber: EA.com.

EA Berlaga di E3 2017 Dengan IP Baru dan Pengungkapan Detail Star Wars Battlefront II

Di tahun ini, Electronic Arts mendapatkan kehormatan untuk membuka konferensi video game terbesar di dunia, Electronic Entertainment Expo 2017. Kita mungkin tak kesulitan menebak permainan apa yang jadi andalan sang publisher asal Amerika itu. Namun di sana, EA juga mengungkap banyak kejutan menarik, salah satunya adalah IP baru dari developer Mass Effect.

Anthem

Setelah belakangan terdengar kabar yang menyatakan bahwa BioWare kembali sibuk mengerjakan permainan baru, di E3 2017, akhirnya terungkaplah rincian mengenai proyek mereka itu. Di panggung, EA memamerkan teaser trailer dari game berjudul Anthem. Hampir serupa kreasi BioWare belum lama ini, Anthem kembali mengangkat tema sci-fi, dikemas dalam formula action-RPG. Penyajiannya hampir menyerupai kombinasi dari Destiny, Titanfall, dan film Avatar.

Star Wars: Battlefront II

DICE tampaknya bersungguh-sungguh ingin membayar kesalahan mereka di reboot Battlefront dengan menerapkan banyak perubahan di sekuelnya. EA mengumumkan bahwa semua konten pasca-rilis Star Wars: Battlefront II akan tersaji gratis – termasuk map, mode, sertakarakter – dan tak lagi ada season pass. Permainan tetap menyimpan sistem microtransaction, tapi Anda bisa mendapatkan konten tersebut tanpa perlu mengeluarkan uang. Cukup dengan bermain.

Untuk pertama kalinya, game Star Wars garapan DICE itu dibekali mode campaign single-player, namun porsi multi-player-nya yang jadi kebanggaan EA di E3. Dalam konferensinya, sang publisher memamerkan demo live berdurasi 15 menit, mempertunjukkan peta Assault on Theed, berlatar belakang planet Naboo.

A Way Out

A Way Out merupakan game baru dari stodio pencipta Brothers: A Tale of Two Sons, Hazelight. Seperti karya mereka sebelumnya, A Way Out ialah permainan adventure yang menitikberatkan elemen multiplayer co-op, dipadu bumbu action. Game mengisahkan upaya dua orang narapidana dalam melarikan diri dari penjara, mengambil latar belakang tahun 70-an. Mereka harus bekerja sama untuk menghindari polisi dan para kriminal lain. A Way Out ‘wajib’ dimainkan oleh dua orang gamer.

Need For Speed: Payback

Payback sengaja dirancang sebagai permainan Need For Speed untuk para fans Fast And Furious. Pendekatannya lebih arcade dan kental dengan action. Bagi penggemar game balap, trailer Need For Speed: Payback di E3 2017 mungkin segera mengingatkan Anda pada seri Burnout. Hal ini tidak aneh mengingat Ghost Games, developer dari Payback, terdiri dari banyak mantan staf Criterion.

Battlefield 1

Akan ada add-on serta peta permainan baru buat Battlefield 1 baru, beberapa di-setting di malam hari. Konten-konten ini sengaja disiapkan untuk menyambut expansion pack yang segera hadir di bulan September 2017, berjudul In the Name of the Tsar.

FIFA 18

Permainan sepak bola ini kembali akan menyajikan mode campaign, meneruskan kisah perjalanan karakter bernama Alex Hunter. Dalam menggarapnya, EA Sports lagi-lagi mengedepankan teknologi visual dan motion capture canggih, prosesnya dibantu oleh sang superstar Cristiano Ronaldo.

Madden NFL 18

Seperti FIFA 18, Madden NFL 18 juga akan menghidangkan story mode bernama Longshot, dibintangi oleh sang pemenang Oscar, Mahershala Ali.

NBA Live 18

Di E3 2017, EA memamerkan trailer perdana NBA Live 18 dan juga mengumumkan akan melepas versi demo-nya di bulan Agustus nanti. Sang developer sudah menyiapkan banyak fitur buat menyaingi NBA 2K18.

Free EA/Origin Access

Terhitung dari mulai dilangsungkannya konferensi EA di E3 2017, gamer PC, Xbox One dan PlayStation bisa menikmati serta mencoba beragam permainan Electronic Arts secara gratis via EA Access.

Daftar 10 Game Terbaik di Tahun 2016 Pilihan DailySocial

Diwarnai oleh penantian, harapan, euforia hingga kekecewaan, 2016 merupakan tahun yang luar biasa untuk para gamer. Kami di DailySocial sendiri melihat 2016 sebagai momen peralihan penting: sejumlah developer FPS besar mulai mengambil arahan baru, kemunculan fitur streaming build-in di berbagai game, kian banyak studio Jepang ekspansi ke PC, sementara ranah indie tetap kokoh dan semakin matang.

Terus memegang tradisi DailySocial, kami menghabiskan berminggu-minggu untuk berembuk dan berdebat demi menentukan permainan-permainan terbaik yang dirilis selama 12 bulan ke belakang. Perundingan panas itu akhirnya usai dan kami siap mengungkap 10 game terbaik di 2016. Ini dia:

10. Uncharted 4: A Thief’s End

Merupakan permainan dengan rata-rata skor tertinggi di 2016, dan boleh dibilang menjadi alasan Sony memenangkan duel console di tahun ini. Lewat Uncharted 4, Naughty Dogs terus mencontohkan bagaimana seharusnya para seniman digital dan programmer meramu video game. Perpisahan dengan Nathan Drake memang pahit, tapi berkat kualitas jempolan di judul terakhirnya, seri Uncharted layak duduk bersama deretan game terbaik sepanjang masa.

9. Forza Horizon 3

Lewat permainan ketiganya, Playground Games menunjukkan bahwa Forza Horizon bukanlah sekedar spin-off biasa, melainkan sebuah penjelmaan ideal game racing modern: memadukan keindahan visual, mekanisme gameplay istimewa, serta melimpahnya konten. Forza Horizon 3 menantang sekaligus membiarkan pemain bersenang-senang. Elemen multiplayer-nya juga sangat mengasikkan, apalagi sudah didukung cross-platform play antara Windows dan Xbox One.

8. XCOM 2

Terlepas dari sedikit kendala teknis, XCOM 2 adalah pencapaian besar bagi Firaxis, menyajikan keseimbangan antara gameplay klasik favorit fans dan sejumlah elemen modern. Dengan menarik Anda keluar dari zona nyaman – menghilangkan kesempatan buat bermain defensif serta menuntut gamer mengeksekusi taktik secara efisien karena kesalahan kecil bisa berakibat fatal – Firaxis sukses menciptakan sebuah game strategi yang paling menegangkan dan adiktif.

7. Battlefield 1

Tidakkah Anda muak dengan setting futuristis yang diusung di banyak permainan shooter? Hal tersebut sepertinya dirasakan juga oleh DICE. Ketimbang meneruskan duelnya dengan Call of Duty, mereka memutuskan untuk menyuguhkan konflik bersejarah yang jarang diangkat di video game. Dipadu gameplay multiplayer khas seri Battlefield serta teknologi grafis unggulan racikan DICE sendiri, arahan baru tersebut memperoleh respons sangat positif dari para gamer dan pers.

6. Sid Meier’s Civilization VI

Dengan menyertakan segala elemen krusial pada gameplay, lalu menggodoknya jadi satu pengalaman menyeluruh, Civilization VI adalah titik puncak dari seri permainan strategi turn-based legendaris ini. Mekanisme permainannya cukup sederhana untuk dimengerti oleh gamer casual, tapi Civ VI juga menyimpan formula ‘ekstra’ kompleks yang sanggup memuaskan gamer ter-hardcore sekalipun. Dan seperti biasa, gameplay adiktifnya membuat waktu berlalu begitu cepat.

5. Dark Souls III

Memukau, emosional dan juga mengerikan, Dark Souls III ialah kulminasi dari ide serta fitur terbaik yang ada di seri action-RPG ini. Meskipun banyak orang mengangapnya sebagai permainan role-playing paling sulit, segala tantangan yang tampak mustahil di dalam game memperlihatkan bahwa Dark Souls III menghormati kemampuan pemain. Game ini percaya Anda dapat menyelesaikan segala pertempuran sulit di sana, dan saat hal itu tercapai, rasanya sangat memuaskan.

4. Stardew Valley

Jangan biarkan penampilan pixelated-nya mengelabui Anda, Stardew Valley adalah pewaris Harvest Moon sejati yang fans idam-idamkan. Game menyuguhkan bagian-bagian terbaik dari role-playing serta simulasi bercocok tanam: gameplay-nya bervariasi, menenangkan, familier sekaligus terasa menyegarkan, detail namun tidak menyusahkan. Stardew Valley ialah kemenangan besar di ranah independen, membuktikan bahwa sesuatu yang dikerjakan sepenuh hati bisa mengalahkan kreasi studio blockbuster.

3. The Witcher 3: Wild Hunt – Blood and Wine

Setelah memboyong ratusan gelar Game of the Year tahun lalu, CD Projekt Red menutup kisah petualangan Geralt of Rivia di video game dengan salah satu expansion pack terbaik dan terbesar yang pernah diciptakan. Kualitas dan kuantitas konten Blood and Wine membuatnya pantas disebut The Witcher 3.5, sebuah hadiah perpisahan bagi sang witcher dan karakter-karakter menakjubkan di dalam game. Bagi pemain serta penggemar berat the The Witcher, tidak ada alasan untuk tak memainkannya.

2. Titanfall 2

Upaya Respawn menyempurnakan kekurangan di game shooter perdana mereka terbayarkan sepenuhnya. Titanfall 2 ialah pencapaian besar: gamer akan terus membanding-bandingkan mode singleplayer-nya dengan Halo, Portal, bahkan Half-Life 2. Lalu mode multiplayer-nya sendiri sangat adiktif, diperkaya oleh beragam fitur kustomisasi, mampu mengikat Anda selama berbulan-bulan. Tak cuma terbaik di tahun 2016, Titanfall 2 adalah salah satu permainan shooter paling esensial yang dirilis di dekade ini.

1. Game of the Year: Overwatch

Overwatch adalah permainan yang paling berpengaruh di 2016, dirayakan oleh jutaan pemain setia serta para penggemar di luar game dengan ribuan fan fiction, fan art serta meme. Rahasia di balik kesuksesan game ini terletak pada kombinasi optimal antara art direction distingtif, gameplay yang terus diseimbangkan, uniknya penyajian masing-masing karakter hero, desain peta, serta rangkaian soundtrack heroik. Dan melihat reputasinya, gamer percaya bahwa Blizzard akan terus memberikan dukungan paska rilis serta memperkaya konten permainan di waktu ke depan.

Di bawah ini adalah beberapa judul apik yang layak masuk ke daftar honorable mention:

  • Pokemon Sun & Moon
  • Dishonored 2
  • Inside
  • Doom
  • Owlboy
  • Rez Infinite VR

Penjualan Game Retail Turun, Digital Malah Naik

Semua berawal dari kehebohan rendahnya penjualan retail Titanfall 2 dan Infinite Warfare. Beberapa analis percaya, tanggal rilis Titanfall 2 dan Battlefield 1 yang berdekatan adalah penyebabnya. Pakar lain berpendapat bahwa inilah dampak dari rasa frustasi gamer terhadap judul-judul sensasional yang ternyata mengecewakan, No Man’s Sky ialah salah satu contohnya.

Tapi hal itu malah tak terjadi di ranah distribusi digital. Berdasarkan informasi dari SuperData, segmen ini malah menunjukkan peningkatan signifikan, yakni lompatan sebesar 14 persen di bulan Oktober 2015 ke 2016, dengan total pemasukan US$ 6,7 miliar. Pencapaian tersebut merupakan kontribusi game-game blockbuster raksasa seperti Battlefield 1, Titanfall 2, Mafia 3 serta Gears of War 4.

Di platform home console, keuntungan per tahun (year-over-year) menunjukkan peningkatan 27 persen, mencapai angka US$ 628 juta. PC bahkan lebih luar biasa lagi, melonjak 78 persen dari tahun lalu ke US$ 529 juta – salah satu penyumbang terbesarnya adalah game strategi turn-based eksklusif, Sid Meier’s Civilization VI. Pasar mobile tentu saja adalah yang terbesar. Profitnya naik 15 persen ke US$ 3,1 miliar.

Menurut SuperData, selain larisnya permainan-permainan AAA tersebut, alasan lain kenaikan penjualan digital adalah karena agresifnya promosi sejumlah publisher di waktu Halloween, misalnya Activision Blizzard (berkat ratusan item kosmetik Overwatch), Electronic Arts (ada card Ultimate Team bertema Halloween di FIFA 17 dan Madden NFL 17), serta konten serupa dari Riot serta Niantic. SuperData menjelaskan, konten/bundel bertema khusus kini berperan jadi alat promosi berharga bagi publisher besar.

Kabar kurang gembiranya, segmen pay-to-play malah merosot cukup besar, yakni turun US$ 12 persen ke US$ 219 juta. Dari analisis SuperData, hal tersebut adalah pengaruh berkurangnya efek dorongan expansion pack – contoh yang paling signifikan ialah Legion untuk World of Warcraft. Lalu pasar game sosial juga menunjukkan keadaan yang stagnan, turun ke US$ 618 juta dari US$ 624 juta di Oktober 2015.

Ini dia game-game dengan penjualan konten digital terlaris per bulan Oktober 2016:

Mobile

  1. Pokémon Go
  2. Clash Royale
  3. Monster Strike
  4. Clash of Clans
  5. Mobile Strike
  6. Game of War: Fire Age
  7. Fantasy Westward Journey
  8. Candy Crush Saga
  9. Puzzles & Dragons
  10. Clash of Kings

Console

  1. Battlefield 1
  2. FIFA 17
  3. Mafia III
  4. Call of Duty: Black Ops III
  5. Grand Theft Auto V
  6. NBA 2K17
  7. Destiny
  8. Gears of War 4
  9. FIFA 16
  10. Star Wars Battlefront

Personal computer

  1. League of Legends
  2. Crossfire
  3. World of Warcraft
  4. Dungeon Fighter Online
  5. Sid Meier’s Civilization VI
  6. Overwatch
  7. Battlefield 1
  8. World of Tanks
  9. DOTA 2
  10. Fantasy Westward Journey Online II

Sumber: Games Industry.

Sajikan Medan Tempur Perang Dunia Pertama Merupakan Arahan Tepat Bagi Battlefield 1

Meski didukung nilai produksi tinggi, kelemahan utama Star Wars: Battlefront ialah kontennya yang ringan dan casual. Itu mengapa penantian Battlefield 1 terasa menggelisahkan bagi fans. Mereka cemas ‘penyakit’ Battlefront akan menular ke game baru DICE itu, apalagi gamer masih bisa mengingat kurang mulusnya pelepasan Battlefield 4. Lalu bagaimana nasib Battlefield 1?

Battlefield 1 dijadwalkan untuk meluncur tanggal 21 Oktober besok, dan game sudah lebih dulu dijajal oleh para media ternama. Kabar gembiranya, ulasan-ulasan mereka mengindikasikan bahwa DICE berhasil meramu permainan secara optimal. Developer lagi-lagi membuktikan, mengombinasikan elemen sejarah dengan formula action merupakan kemahiran utama mereka.

Battlefield 1 1

Dahulu sempat memberikan skor sangat rendah untuk Battlefield 4, Polygon kini menyatakan bahwa Battlefield 1 jauh di luar ekspektasi mereka. Game memang tidak lepas dari sedikit kendala, tapi DICE tampak tidak takut mengambil resiko. Mode multiplayer  Battlefield 1 terasa berbeda, lalu singleplayer-nya digarap dengan penuh keterampilan. Selain diakui sebagai salah satu permainan terbaik di seri ini, Battlefield 1 juga menyuguhkan konten terlengkap.

Battlefield 1 4

The Daily Dot mengapresiasi cara DICE dalam membuat game jadi tidak membosankan: menghidangkan persenjataan asli ‘yang menyenangkan untuk dipakai’ meski saat itu jumlahnya tidak banyak, lalu membuat zeppelin terbang rendah sehingga bisa bertempur langsung melawan pasukan darat. Memang tidak akurat, tapi jadi sangat menyenangkan. Bagi Daily Dot, Battlefield 1 tersaji cantik dan mampu memberi rasa segar di genre action yang disesaki tema-tema futuristis.

Battlefield 1 2

Destructoid sendiri masih mengulik permainan, namun dalam review-in-progress, mereka menyampaikan kekaguman pada bagaimana Battlefield 1 menyampaikan cerita ala film dokumenter, serta berharap DICE dapat menjaga kualitas dan menyiapkan konten tambahan di singleplayer dalam season pass. Untuk multiplayer-nya sendiri, DICE memang sengaja mengorbankan aspek realisme demi keseimbangan gameplay, dan hal ini patut dipuji.

Gamespot memberikan Battlefield 1 nilai tinggi setara Overwatch, yakni 9 dari 10. Menurut reviewer Miguel Concepcion, EA berhasil membuktikan bahwa Perang Dunia pertama layak dijadikan setting permainan shooter. Developer juga mengedepankan negara-negara yang berperan besar dalam membentuk hidup kehidupan kita sekarang – beberapa dari mereka mungkin sudah tak ada lagi. Selain medium hiburan, Battlefield 1 dapat jadi alat edukasi sejarah mengasikkan.

Battlefield 1 3

Sejauh ini, penilaian terendah diberikan oleh Attack of the Fanboy. Menurut sang pengulas, bergesernya haluan Battlefield ke cerita-cerita yang lebih intim dipadu kualigas audio dan visual jempolan membuat mode singleplayer-nya sangat menarik. Sayang multiplayer-nya terasa kurang ambisius dibanding judul-judul Battlefield terdahulu, walaupun masih sanggup memuaskan fans yang menginginkan kacaunya pertempuran dan keharusan bekerja sama.

Di situs agregat review  OpenCritic, Battlefield 1 mencetak skor rata-rata 85. Sama sekali tidak mengecewakan.

Daftar Hardware PC yang Anda Butuhkan Untuk Menikmati Battlefield 1

Banyak orang mengira kepopularitasan Star Wars-lah yang menyebabkan open beta Battlefront diserbu jutaan pemain. Namun teori itu ternyata kurang tepat karena belum lama diketahui bahwa uji coba pra-rilis Battlefield 1 sukses memecahkan rekor sebagai tes beta dengan partisipan terbanyak di sepanjang sejarah EA. Dan tidak heran jika jumlah pre-order jadi membludak.

Dengan memberikan kesempatan bagi semua orang untuk menjajal sepotong bagian dari Battlefield 1, DICE bisa menghimpun beragam respons dan masukan dari tester, serta memungkinkan developer menakar sejauh apa perubahan dapat diterapkan tanpa membuat fans berat franchise tersebut jadi merasa tidak nyaman.

Jika PC Anda tidak kesulitan dalam menangani tes beta, maka kemungkinan besar ia juga sanggup menjalankan versi retail Battlefield 1. Tapi buat lengkapnya, developer tak lupa menginformasikan daftar kebutuhan hardware PC secara lebih rinci. Ini dia detailnya:

Spesifikasi minimal:

  • OS: Windows 7, Windows 8.1 & Windows 10 64-bit
  • Prosesor: AMD FX-6350 atau Core i5 6600K
  • Memori RAM: 8GB
  • Kartu grafis: AMD Radeon HD 7850 2GB atau Nvidia GeForce GTX 660 2GB, DirectX 11.0 Compatible video card
  • Koneksi internet: 512KBPS atau lebih cepat
  • Hard-drive: 50GB

Spesifikasi yang disarankan:

  • OS: 64-bit Windows 10 atau terbaru
  • Prosesor: AMD FX 8350 Wraith, Intel Core i7 4790 atau setara
  • Memori RAM: 16GB
  • Kartu grafis: AMD Radeon RX 480 4GB atau NVIDIA GeForce GTX 1060 3GB, DirectX 11.1 Compatible GPU
  • Koneksi internet: 512KBPS atau lebih cepat
  • Hard-drive: 50GB

Lewat blog resmi, DICE menginformasikan sejumlah update yang mereka aplikasikan pada Battlefield 1. Pertama-tama, ada sedikit pembaruan di sistem skor dalam mode Conquest. Di versi retail nanti, pemain akan memperoleh poin saat mereka merebut lokasi tertentu dari lawan dan ketika mereka berhasil membunuh musuh. DICE tentu tak lupa memoles mode Rush, menggunakan feedback para gamer sebagai panduannya.

Upaya balancing turut diimplementasikan ke elemen lain di permainan, contohnya persenjataan dan kendaraan. Di beta, Light Tank terbukti terlalu mematikan dan kuda dapat menahan tembakan terlalu banyak. Mereka semua akan memperoleh tweak. Selanjunya, DICE berjanji buat menyiapkan lebih banyak persenjataan dalam menghadapi kendaraan perang – termasuk sebuah gadget baru untuk kelas Support.

Battlefield 1 akan diluncurkan pada tanggal 21 Oktober di platform Windows PC via Origin, PlayStation 4 dan Xbox One. Gerbang  pre-order sudah dibuka oleh Electronic Arts, dan Microsoft juga telah menyiapkan console Xbox One edisi spesial Battlefield 1.

Sumber: Battlefield.com.

[Game Playlist] Impresi Battlefield 1 Open Beta

Bagi fans, Battlefield menawarkan banyak hal yang tidak dimiliki shooter lain: perang berskala besar, grafis superior, dan tersedianya beragam kendaraan perang. Tapi buat saya, game Battlefield terbaik tetaplah Battlefield 1942, jauh sebelum seri ini beralih ke medan tempur modern. Dan itulah mengapa premis Battlefield 1 menjadi sangat menarik bagi penggemar game bertema sejarah seperti saya.

Terhitung di tanggal 31 Agustus kemarin, DICE membuka gerbang open beta bagi gamer di PS4, Xbox One serta PC (via Origin) untuk mencicipi potongan kecil dari Battlefield 1. Versi ini menyuguhkan dua mode, yaitu Conquest dan Rush, dengan medan tempur yang berlokasi di gurun Sinai, mengadu pasukan Inggris dan Turki Ottoman. Perbedaan antara kedua mode terletak pada jumlah pemain dan akses kendaraan.

Battlefield 2

Versi beta Battlefield 1 hanya mengonsumsi kurang dari 9GB penyimpanan notebook gaming MSI GS40 6QE yang saya pakai untuk menjalankannya. Opsi grafis tidak saya utak-atik kecuali field of view, dan sistem secara otomatis memilih setting medium. Secara teori, PC mampu menangani setting di atas ini, namun di game multiplayer, saya lebih menyukai frame rate tinggi.

Battlefield 30

Dan bahkan di tingkat medium saja, Battlefield 1 terlihat begitu mengagumkan, berkat kecanggihan engine Frostbite: badai pasir saat senja yang mengurangi jarak pandang, musuh yang berhamburan ketika seseorang meledakkan gas mustard, ledakan meriam kereta api Behemoth yang mengenai pasukan berkuda, hingga lintasan peluru penembak runduk yang bersembunyi di bayang-bayang bukit berbatu. Frame rate tidak pernah jatuh di bawah 60.

Battlefield 31

Rush memang cocok untuk gamer yang menginginkan aksi bertempo lebih cepat, tapi buat saya Conquest selalu menjadi mode andalan Battlefield. Di sana, medan tempur lebih sulit diprediksi karena ancaman datang dari darat dan udara, membuat Anda menebak-nebak: apakah musuh bersembunyi di balik tembok itu? Amankah ceruk ini buat bersembunyi? Dan saat Anda merasa aman, tiba-tiba tembok bangunan tempat berlindung terburai karena dihantam peluru artileri.

Battlefield 22

Battlefield 1 tidak menyajikan Commander Mode, namun di beberapa kesempatan, pemain bisa terpilih sebagai pemimpin regu. Dengan titel tersebut, Anda dapat memerintahkan anggota regu buat menyerang atau mempertahankan lokasi tertentu, tetapi tanggung jawab jadi lebih besar karena keputusan yang salah bisa berakibat kalahnya seluruh tim Anda.

Battlefield 3

Berbeda dari Battlefield 1942, pemakaian sejumlah kendaraan – contohnya tank dan pesawat terbang – tersaji sebagai pilihan di menu spawn, mungkin dimaksudkan agar momentum pertempurannya lebih cepat. Padahal hal-hal inilah (misalnya menerbang pesawat dari landasan pacu) yang membuat Battlefield 1942 mengasikkan. Saya hanya berharap, DICE tidak memangkas fitur-fitur esensial lain. Kita tidak mau game tersebut jadi sesederhana Battlefront.

Battlefield 23

Secara teknis, versi beta Battlefield 1 sudah terasa matang, meski game tidak 100 persen bersih dari bug: fitur memanjat objek terkadang rusak dan tidak akurat, serta ada glitch grafis di beberapa objek. Tentu saja kekurangan-kekurangan ini tidak sulit diberantas lewat patch kecil.

Terlepas dari waktu bermain yang singkat (saat artikel ini ditulis, Battlefield 1 open beta masih bisa dimainkan), Battlefield 1 berhasil menghadirkan suana nostalgia ala 1942. Saya sangat mengapresiasi keakuratan penampilan persenjataan dan kendaraan perang klasik, serta seragam dari masing-masing kubu. Kacaunya pertempuran di permainan juga merefleksikan keadaan sesungguhnya di masa Perang Dunia pertama.

Walaupun demikian, saya tetap tidak menyarankan Anda untuk melakukan pre-order, apapun bonus yang EA janjikan. Tunggu game dirilis, baca review, dan baru putuskan apakah Anda akan membelinya atau tidak.

Ayo nikmati galeri screenshot Battlefield 1 di bawah ini:

Battlefield 29

Battlefield 27

Battlefield 25

Battlefield 21

Battlefield 11

Battlefield 13

Battlefield 15

Battlefield 17

Battlefield 19

Battlefield 9

Battlefield 7

Battlefield 4

Battlefield 5

Battlefield 6

Battlefield 8

Battlefield 10

Battlefield 12

Battlefield 14

Battlefield 16

Battlefield 18

Battlefield 20 Battlefield 26

Battlefield 28

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GS40 6QE Phantom, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, RAM 16GB, serta penyimpanan berbasis SSD 128GB dan HDD 1TB.

Open Beta Battlefield 1 Rencananya Akan Digelar Akhir Bulan Ini

Banyak gamer merespons positif keputusan DICE dalam mengangkat Perang Dunia pertama sebagai latar belakang permainan shooter baru mereka, Battlefield 1, saat mayoritas developer ternama memilih tema futuristis. Game ini dijadwalkan untuk meluncur di bulan Oktober, akan bersaing dengan judul-judul besar seperti Call of Duty: Infinite Warfare dan Gears of War 4.

Dan meneruskan tradisi yang terus dijalankan selama beberapa tahun ke belakang, Electronic Arts mengungkap rencana untuk menggelar tes beta terbuka di akhir bulan ini, bisa dinikmati pemain di PC, PlayStation 4, dan Xbox One. Khusus di PC, open beta Battlefield 1 disuguhkan via app Origin. Mereka yang mendaftar sebelum tanggal 21 Agustus akan memperoleh instruksi kapan dan bagaimana cara mengakses permainan.

Penyajian open beta Battlefield 1 tak jauh berbeda dari game-game EA sebelumnya. Permainan berisi sebagian konten versi retail-nya, dimaksudkan untuk menguji ketahanan server terhadap serbuan gamer, memberikan kesempatan bagi pemain buat menjajal serta mengetahui apakah PC mereka sanggup menangani permainan, dan juga sebagai metode merangsang pre-order.

Open beta Battlefield 1 akan membawa Anda ke medan tempur di gurun Sinai, di sebelah timur El-Jifar. Lokasi tersebut berisi jalan-jalan kecil desa Bir el Mazar, di bawah kaki bukit-bukit batu tempat para pilot bermanuver di dalam pesawat. Tentu saja ketinggian tidak membuat mereka aman. Selain harus bertaruh nyawa di udara dan berduel dengan pilot lain, badai pasir merupakan ancaman besar.

Di masa beta terbuka tersebut, Anda dapat menikmati dua mode permainan: Conquest Mode dan Rush Mode. Conquest adalah mode favorit pemain Battlefield, menghidangkan pertempuran berskala besar (berisi 64 pemain) serta fitur-fitur andalan game, di mana kedua tim akan saling memperebutkan titik-titik penting di peta dan mempertahankannya dari lawan.

Mode kedua ialah Rush, didesain agar ukurannya lebih kecil (maksimal 24 pemain) dan memiliki tempo lebih cepat. Satu tim ditugaskan buat menemukan serta menghancurkan tiang telegraf, dan tim lain mesti mempertahankannya. Jika tim bertahan gagal, mereka harus mundur dan melindungi tiang telegraf lain di sektor selanjutnya.

Di kedua mode, Anda bisa memanfaatkan berbagai macam peralatan dan kendaraan perang semisal kereta lapis baja, menggunakan kuda untuk menyerbu musuh, hingga memanggil arileri.

Open beta Battlefield 1 kabarnya akan dimulai tanggal 31 Agutus, tapi DICE belum menginformasikan apakah sesi beta dibuka secara bertahap atau berbarengan. Versi retail-nya sendiri dijadwalkan buat meluncur tanggal 21 Oktober 2016.

Rangkuman Konferensi Electronic Arts ‘Play’ di E3 2016

Di tahun ini, Electronic Arts memperoleh kehormatan untuk membuka E3 2016. Berdasarkan kabar sebelumnya, game-game yang mereka sorot di sana memang bukan lagi kejutan, namun tentu beberapa judul dapat membuat para fans tersenyum lebar. Melewatkan acara live stream EA Play subuh tadi (jam 03:00 pagi)? Tak usah cemas, rangkumannya sudah disiapkan.

Mass Effect: Andromeda

Kisah petualangan Commander Shepard mungkin telah berakhir di trilogi Mass Effect orisinil, tapi sudah pasti BioWare enggan menyudahi jagat sci-fi yang susah-susah mereka bangun. Di E3 2016, akhirnya developer mengungkap detail lebih lanjut mengenai permainan keempat seri ini, diberi judul Andromeda. Kata BioWare, permainan ‘memberikan kebebasan lebih besar dibanding karya mereka terdahulu’ serta menyajikan tokoh-tokoh baru.

Tokoh utama ditugaskan untuk menjelajahi era ‘jutaan tahun’ di masa depan. Dari trailer-nya, sang protagonis terbangun di galaksi Andromeda, dan kita bisa melihat pesawat angkasa bernama Tempest dan kendaraan buggy mirip Mako (di Mass Effect 1). Meski diwakilkan wanita, Anda juga bisa bermain sebagai karakter pria. Oh, sejumlah spesies alien familier juga ada di sana, contohnya Asari dan Krogan.

Titanfall 2

Merupakan lompatan ke arah yang lebih mainstream, Respawn merayakan kehadiran mode singleplayer dengan mengungkap trailer sinematik resminya beberapa jam lalu. Berdasarkan videonya, campaign akan fokus pada hubungan antara pilot dan Titan-nya (Titan ternyata memiliki kepribadian), dan mungkin tersedia lebih banyak varian robot dibanding permainan pertama – hanya ada Ogre, Atlas dan Stride.

Meski demikian, perlu ditekankan bahwa multiplayer adalah pilar utama Titanfall, dan Respawn betul-betul memerhatikannya. Elemen seperti pertempuran mech dan aksi parkour bertempo cepat akan kembali, ditambah variasi peta serta kemampuan-kemampuan baru – contohnya teleportasi dan granat gravitasi. Layaknya Titanfall pertama, Respawn berencana melangsungkan tes beta. Game akan dirilis pada tanggal 28 Oktober di PC dan console.

Battlefield 1

Sebagai penerus franchise Battlefield yang akan dirilis tahun ini, EA tidak melupakan Battlefield 1. Mereka melepas ‘Official Gameplay Trailer’, dan di sana DICE mengemas segala macam aksi bombastis di era Perang Dunia Pertama ke dalamnya: pertempuran jarak dekat menggunakan kapak, serangan artileri, kejar-kejaran dengan kuda perang, sampai pertempuran di udara dan penyerangan terkoordinasi ke zeppelin.

Star Wars

EA punya rencana besar terkait franchise Star Wars. Kita tahu mereka telah menugaskan DICE untuk menggarap sekuel dari Star Wars Battlefront, tetapi bukan cuma para pencipta Battlefield saja yang sibuk. Kini diketahui, tiap-tiap studio di bawah Electronic Arts mempunyai agenda buat mengerjakan game Star Wars sendiri-sendiri:

  • Respawn (Titanfall): permainan petualangan third person, belum memiliki tanggal rilis
  • Visceral Games (Dead Space): game action, 2018
  • BioWare: meneruskan pengembangan Star Wars: The Old Republic
  • Capital Games: melanjutkan pengembangan Star Wars Galaxy of Heroes
  • Motive: berkolaborasi bersama DICE untuk merampungkan sekuel Battlefront
  • Criterion (Burnout): membantu pengerjaan proyek Star Wars, belum ditentukan judulnya

FIFA 17

Banyak aspek developer bubuhkan pada permainan sepakbola baru mereka: transisi ke engine Frostbite yang memengaruhi segi fisik, fitur-fitur anyar, serta story mode The Journey. Di trailer-nya sendiri, EA fokus pada karakter bernama Alex Hunter yang berjuang untuk menjadi pemain besar di Liga Premier Inggris. Dengan begini, FIFA resmi memperoleh mode ‘campaign‘, seperti permainan-permainan Electronics Arts lain.

Selain game-game di atas, EA turut mengumumkan EA Originals, yaitu program publikasi khusus judul-judul independen. Fe buatan developer Swedia Zoink menjadi permainan pertama yang masuk di sana.

Via Gamespot.

Ini Dia Update Jadwal Tayang Game-Game Terbaru Electronic Arts

Tampak menahan diri, Electronic Arts baru akan menggempur pasar video game mulai Juni ini dengan kehadiran Mirror’s Edge Catalyst, dan melihat teaser serta pengumuman belakangan, penghujung tahun 2016 akan menjadi momen klimaksnya. Di acara Earnings Conference Call yang diadakan Selasa silam, terungkaplah agenda EA dalam merilis game baru secara lebih rinci.

Star Wars Battlefont 2 dikonfirmasi

Meneruskan kabar soal rencana publisher menyiapkan sekuel dari Star Wars Battlefront, Electronic Arts mengonfirmasi keberadaan Battlefront 2, dengan probabilitas diluncurkan tahun depan. CFO Blake Jorgensen berjanji, permainan selanjutnya akan menyajikan dunia game yang ‘lebih baik dan lebih besar’. Ketika Battlefront pertama fokus pada trilogi orisinil, di Battlefront 2 DICE mengadopsi konten dari film barunya.

Langkah tersebut tidak mengherankan. Meskipun respons media terhadap remake Battlefront terkesan kurang antusias, faktanya angka distribusi permainan itu mencapai 14 juta kopi (buat seluruh versi), jauh di atas estimasi Electronic Arts.

Mass Effect: Andromeda diluncurkan awal tahun depan

GM BioWare Aaryn Flynn mengungkapkan, penerus permainan role-playing fiksi ilmiah kebanggaan EA baru tersedia di kuartal pertama 2017. Mereka fokus untuk meramu aspek-aspek andalan dalam seri Mass Effect semisal narasi dan karakter-karakter istimewa, serta gameplay shooter third-person yang seru. Selain elemen familier, BioWare juga membubuhkan sejumlah fitur anyar.

Sayangnya developer masih enggan memberikan info lebih detail. Yang pasti, Andromeda mengusung versi baru engine game Frostbite, seperti Dragon Age: Inquisition.

Titanfall 2 dirilis sebelum tahun 2017

Electronic Arts akhirnya mengaku bahwa Titanfall 2 akan dilepas di triwulan keempat 2016, setelah sebelumnya muncul informasi bocor dari rilis pers McFarlane Toys – sayangnya saat itu mereka hanya menyebutkan ‘musim dingin’. Tak seperti Titanfall 1, penerus permainan shooter bertema perang mech ini juga dikembangkan untuk PlayStation 4, selain dari PC dan XBox One.

Publisher merasa tidak khawatir buat merilisnya di rentang waktu yang tak terlalu jauh dari Battlefield 1 karena menurut EA genre shooter merupakan sebuah kategori raksasa di industri gaming dengan nilai US$ 4,5 miliar. Ekosistemnya sangat beragam, beberapa orang menyukai aksi bertempo cepat, namun ada pula yang memilih gameplay lebih strategis.

NBA Live datang terlambat

Saat FIFA, Madden dan NHL hadir di tahun ini, NBA Live dijadwalkan buat tayang di awal tahun 2017. Menariknya, di slide presentasi, EA tidak membubuhkan angka tahun di permainan olahraga basket teranyar itu.

Berita ini cukup berbeda dari penuturan sang publisher di 2014, yang menyebutkan bahwa mereka sudah menyiapkan NBA 16 dan 17 untuk dua tahun berturut-turut.

Sumber: Gamespot, Eurogamer, PC Gamer.