10 Video Terpopuler #DStour Sepanjang Tahun 2017

Sepanjang tahun 2017 DailySocial dengan program #DStour telah mengunjungi beberapa kantor startup di Indonesia. Selain mendapatkan perhatian khusus dari pembaca, segmen #DStour juga ternyata dinantikan oleh pembaca setia DailySocial dan audience dari channel YouTube DailySocial. Dalam kesempatan berikut kami rangkum 10 liputan #DStour terfavorit berdasarkan jumlah kunjungan audience di YouTube DStv.

1. Go-Jek

Setelah sebelum menempati beberapa kantor di kawasan Kemang Jakarta Selatan, sekitar pertengahan tahun 2017 lalu Go-Jek memindahkan ribuan karyawannya ke gedung kantor baru di Pasaraya Blok M Jakarta Selatan. Kantor dua lantai tersebut di desain dengan gaya modern, nyaman dan sarat dengan ruangan meeting hingga open space untuk bekerja.

2. Indosat Ooredoo

Memasuki posisi kedua kantor Indosat Ooredoo ternyata mendapatkan perhatian lebih dari pembaca DailySocial. Gedung yang direnovasi dengan nuansa dinamis sarat dengan fasilitas bekerja lengkap dan bermain, menjadikan kantor Indosat Ooredoo menarik perhatian dari audience.

3. Female Daily

Di urutan ketiga kantor startup Female Daily ternyata paling banyak dicari oleh pembaca DailySocial. Gedung kantor yang terletak di Kemang Jakarta Selatan ini, diwarnai dengan ruang kerja open space dan halaman belakang yang asri dengan kolam renang dan studio milik Female Daily.

4. Bhinneka

Salah satu layanan e-commerce pertama di Indonesia Bhinneka menempati posisi ke empat dalam peringkat liputan DailySocial terfavorit. Kantor yang memiliki toko ini, juga dilengkapi dengan kafe dan layanan untuk pelanggan Bhinneka. Memadukan gaya kasual dan nuansa kental Indonesia, menjadikan kantor Bhinneka unik dan menarik.

5. Amartha

Masih dari kawasan Kemang Jakarta Selatan, kantor startup yang satu ini dulunya adalah gudang furnitur yang kemudian diubah menjadi kantor startup dengan dua tingkat. Sarat dengan nuansa kayu dan konsep open space, menjadikan kantor Amartha tampil elegan untuk sebuah kantor startup.

6. Rework Coworking Space

Sepanjang tahun 2017 juga diramaikan dengan kehadiran coworking space dengan konsep unik, menarik sarat dengan fasilitas pendukung lengkap. Salah satu coworking space yang menjadi perhatian dari DailySocial adalah Rework, yang terletak di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Menempati posisi ke enam, coworking space Rework mendapatkan minat audience dari channel Youtube DailySocial.

7. Koinworks

Sebagai startup fintech P2P lending, KoinWorks memiliki gedung kantor yang menarik dengan konsep open space. Sarat dengan murral dan lukisan unik, kantor startup yang terletak di Jakarta Pusat ini menarik untuk dinikmati dan menjadi pilihan ketujuh oleh audience.

8. Freeware

Satu lagi liputan coworking space yang menarik perhatian banyak audience. Memiliki konsep premium dan terletak di kawasan bisnis Jakarta Selatan SCBD, coworking space Freeware sarat nuansa modern dan elegan sekaligus fasilitas pendukung lengkap untuk bekerja.

9. Blanja

Sebagai salah satu layanan e-commerce yang semakin eksis di Indonesia, Blanja juga memiliki gedung kantor yang menarik untuk dinikmati. Terletak di kawasan Pancoran Jakarta Selatan, kantor Blanja dilengkapi dengan ruang fitness dan olah raga, pantry hingga lounge dan konsep open space untuk bekerja pegawai.

10. Gowork

Di urutan terakhir coworking space yang satu ini ternyata menjadi perhatian dari audience. Terletak di Jakarta Pusat, coworking space yang satu ini memiliki konsep yang casual layaknya sedang berada di rumah atau apartemen. Dengan desain yang minimalis namun cukup luas untuk bekerja.

DStour #32: Berolahraga sambil Bekerja di Kantor Blanja

Sebagai marketplace lokal hasil joint venture antara induk usaha Telkomsel, Telkom Indonesia dengan eBay, Blanja tampil dengan ciri khas dan keunikan sendiri. Memiliki kantor pusat yang terletak di Pancoran, Jakarta Selatan, ruangan kerja Blanja dilengkapi dengan fasilitas yang bisa dinikmati oleh pegawai saat bekerja. Salah satunya adalah Gym Room dan Yoga Room, yang dilengkapi dengan alat-alat olah raga komplit, dan bisa digunakan oleh pegawai saat istirahat atau usai jam kerja.

Kantor yang terdiri dari dua lantai ini, juga memiliki desain modern dengan paduan warna warni cerah. Simak liputan DailySocial di kantor Blanja dalam edisi DStour berikut ini.

Siasat aCommerce, Blanja, dan Pinjam Menjaga Retensi Karyawan

Karyawan itu adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, menjaga karyawan untuk tetap betah bekerja adalah suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perusahaan. Tidak perlu menyediakan fasilitas yang “wah” bila pembagian kerja dengan tim tidak jelas. Bukan juga memberikan fleksibilitas kerja, yang tanpa mempertimbangkan fasilitas tunjangan lainnya.

Sebenarnya, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan founder startup untuk menjaga karyawannya agar tetap betah? DailySocial merangkum hasil wawancara singkat dengan tiga founder startup dari aCommerce, Pinjam, dan Blanja. Berikut hasilnya:

Buat program pengembangan talenta terstruktur

Menurut CEO aCommerce Hadi Kuncoro, solusi yang dilakukan perusahaan untuk menjaga retensi karyawannya dengan fokus pada membangun budaya organisasi korporat dengan semangat “hybrid startup”. Ini diimplementasikan dalam program pengembangan talenta terstruktur untuk seluruh lapisan pekerjaan.

Agar karyawan tetap puas bekerja di aCommerce, pihaknya rutin mengadakan kegiatan mentoring dan konseling, serta melatih talenta jiwa kepemimpinan untuk seluruh divisi. Tujuannya agar tingkat kepuasan bekerja tetap tinggi.

Dari sisi penilaian kinerja, sambung Hadi, perusahaan menerapkan standar manajemen kinerja yang tepat. Untuk karyawan dengan kinerja terbaik, terbuka kesempatan baginya melanjutkan ke jenjang berikutnya.

“Dalam berkomunikasi, kami juga menerapkan sesi one-on-one untuk seluruh lapisan kerja. Ini penting untuk menjaga hubungan baik antara karyawan dengan atasannya,” terangnya.

Lakukan komunikasi terbuka

CEO Blanja Aulia E Marinto menjelaskan dirinya melakukan komunikasi terbuka dan konstruktif dengan tim. Aulia menyediakan waktunya untuk diakses oleh seluruh karyawannya, kapanpun mereka butuhkan.

Juga, ruang untuk melakukan “error” demi mendapatkan solusi dan keputusan bisnis terbaik dan pendekatan dari bawah ke atas terkait inovasi dan implementasi suatu ide.

“Ini adalah beberapa langkah konkret yang kami lakukan untuk membuat para talent terbaik ini betah, nyaman, dan selalu memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap Blanja,” ucap Aulia.

Hal lainnya yang dilakukan adalah memberikan remunerasi yang kompetitif, ruang kerja yang nyaman, dan memfasilitasi berbagai macam kegiatan internal seperti olahraga dan kesenian. Tujuannya ingin membangun tim kerja yang solid, sekaligus memberikan “life balancing”.

Adapun tindakan yang menurut Aulia sebaiknya harus dihindari founder saat menjaga rentesi karyawan, adalah membuat keputusan yang jelas terhadap arah dan strategi perusahaan. Ini dikhawatirkan akan menggiring karyawan jadi tidak nyaman.

Beri tantangan dan tunjukkan apresiasi

Sedangkan menurut CEO dan Co-Founder Pinjam Teguh B Ariwibowo, karyawan terbaik itu sangat menyukai dengan hal baru sebagai peluang mereka untuk belajar dan mendapatkan apresiasi. Menurutnya, untuk menjaga kenyamanan karyawan, sebaiknya founder beri mereka tantangan dengan jabatan dan tanggung jawab.

Hal di atas dilakukan Pinjam Misalnya ada beberapa proyek yang diberikan langsung kepada mereka yang menjadi best performer. Ketika mereka berhasil melampaui dari tantangan yang diberikan, berilah suatu apresiasi secara personal.

“Kebiasaan di Pinjam, kami ambil dua sampai tiga orang dari divisi bisnis dan teknologi yang memang outstanding performer. Saya siapkan kadonya sendiri untuk mereka. Bentuk apresiasi lainnya, kami umumkan kinerja mereka di townhall meeting,” kata Teguh.

Sementara itu, untuk hal-hal yang sebaiknya tidak lakukan adalah founder terhadap karyawannya adalah sikap yang tidak profesional, terlalu cepat merespon terkait perubahan organisasi. Padahal, itu memerlukan pertimbangan yang matang karena berhubungan dengan organisasi, struktur, atau man power.

Mencermati Peranan Media Sosial untuk Startup

Sejak pertengahan tahun 90-an, diawali dengan situs jejaring sosial, blog dan mikroblog, media sosial saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang cepat. Bukan hanya untuk berbagi cerita, tulisan hingga aktivitas, media sosial sudah sarat dengan fitur terkini seperti gambar, video hinga GIF. Melihat tren dan kebiasaan dari pengguna, media sosial saat ini juga sudah menjadi platform promosi dan publikasi secara gratis hingga berbayar yang paling efektif untuk startup hingga korporasi. Menargetkan kalangan tertentu atau orang banyak dalam waktu yang diinginkan, semua informasi, perkembangan terkini hingga tanggapan dari perusahaan, bisa di sampaikan melalui media sosial.

Kontribusi besar media sosial untuk startup

Di dunia startup sendiri media sosial sudah menjadi platform “wajib” untuk melakukan engagement hingga penyebaran informasi kepada pelanggan. Sudah banyak keberhasilan yang diraih oleh startup memanfaatkan akun media sosial, dalam hal penambahan jumlah pengguna, branding, awareness, hingga edukasi produk.

Brilio sendiri sebagai media teknologi yang sepenuhnya mengandalkan media sosial untuk penyebaran informasi hingga artikel yang viral, sudah sangat membantu kegiatan tersebut sekaligus menargetkan pengguna yang diincar yaitu kalangan millennial.

“Media sosial memiliki peran yang cukup penting bagi kami di Brilio, terutama ketika saat ini sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia adalah mereka yang masuk dalam kategori millenial,” kata CEO & Co-Founder Brilio Joe Wadakethalakal.

Menurut Joe, meskipun masih didominasi oleh startup berbasis teknologi, pemanfaatan media sosial secara perlahan namun pasti juga mulai diterapkan oleh perusahaan besar yang masih menjalankan bisnisnya secara konvensional.

“Penyebaran informasi melalui media sosial saat ini tidak bisa dihiraukan lagi, ketika kegiatan pemasaran banyak yang berhasil melalui channel media sosial.”

Hal senada juga diutarakan CEO Picmix Calvin Kizana. Menurut Calvin, keberhasilan Picmix saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh eksistensi akun media sosial yang ada. Hal tersebut memiliki efek yang cukup positif, terutama bagi startup yang berupaya untuk mendapatkan pertumbuhan pengguna.

“Namun demikian ketika semua startup memanfaatkan channel yang sama yaitu media sosial akan menjadi crowded dan sarat dengan kompetisi memanfaatkan media sosial untuk berpromosi.”

Pada akhirnya, menurut Calvin, selama startup bisa menjaga kepuasan dan loyalitas dari pengguna melalui engagement atau program loyalitas yang dilakukan, hubungan baik dengan target pengguna akan menuai hasil yang positif.

“Kami cukup rajin melakukan kegiatan kompetisi, pemberian hadiah atau permainan lainnya kepada pengguna melalui media sosial, kegiatan tersebut cukup mampu untuk mempertahankan hingga menambah jumlah pengguna.”

Media sosial sebagai sumber komunitas startup

Menurut Head Marketing Blanja Faiz Fashridjal, saat ini media sosial sudah memberikan kontribusi terbesar untuk mendapatkan pengguna baru sekaligus penjualan di Blanja. Untuk bisa terus mempertahankan jumlah yang ada, Blanja kemudian mengumpulkan jumlah pengguna yang ada dalam sebuah komunitas yang merupakan channel organik sebagai media penyebaran informasi, promosi online dan offline.

“Kebanyakan orang di Indonesia memanfaatkan media sosial terlebih dahulu sebelum berbelanja untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi, dari situlah akun media sosial memiliki fungsi yang penting untuk menarik perhatian calon pelanggan,” kata Faiz.

Selain memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan channel publisher lainnya, Blanja juga rajin memperluas kemitraan dengan operator telekomunikasi, bank dan perusahaan terkait lainnya demi menyebarkan informasi dan menambah jumlah pengguna. Hal tersebut cukup membantu Blanja memanfaatkan celah baru untuk mempercepat pertumbuhan jumlah pengguna.

Sementara itu bagi Tribe yang sepenuhnya mengandalkan aplikasi, media sosial merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk penyebaran informasi hingga promosi sekaligus akuisisi pelanggan. Kegiatan tersebut dilakukan secara agresif setiap harinya.

“Saat ini kami melihat hanya media sosial platform yang bisa memberikan target segmen yang tajam untuk ke calon pengguna yang memang kami tuju. Platform lain selain media sosial audience-nya terlalu luas,” kata Country Head Tribe Indonesia Rasyefki Sultani.

Google: Sepanjang Ramadhan Pencarian Naik 28 Persen, Pengeluaran Naik 30%

Google hari ini merilis data perilaku konsumen sepanjang Ramadhan 2016 sebagai acuan menyambut Ramadhan tahun ini. Secara umum, Ramadhan dipersepsikan sebagai bulan paling tinggi untuk urusan trafik dan pengeluaran. Data Google menyebutkan penelusuran melalui mesin pencariannya naik 28% dibanding hari lainnya. Data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia juga menunjukkan pengeluaran, baik online maupun offline, naik 30% di periode yang sama.

“Bahkan orang-orang yang biasanya tidak berbelanja online, akan membeli sesuatu dari internet selama bulan Ramadan. Bagi para pengiklan, tentunya momen ini sangat penting. Perusahaan juga harus memastikan brand mereka unggul selama periode ini,” ungkap Head of E-Commerce Google Indonesia Henky Prihatna.

Pihak layanan e-commerce mengamini data yang disuguhkan Google tersebut. Pihak Blanja dan Blibli menyebutkan data penjualan yang mereka miliki tak jauh berbeda dengan hasil penelusuran Google tersebut. Salah satu yang menarik adalah meningkatnya penjualan rice cooker di awal Ramadhan. Sektor lain yang juga meningkat adalah penjualan smartphone dan produk fashion.

CEO Blanja Aulia E. Marinto menyebutkan fokus Blanja tahun ini, termasuk saat Ramadhan dan Lebaran, adalah produk-produk Telkom Group, produk eBay, dan produk-produk BUMN. Di lain pihak, VP Marketing Blibli Ayu Fajar memastikan pihaknya tetap akan fokus di produk-produk fashion menyambut periode Ramadhan tahun ini.

Berikut ini adalah beberapa poin yang bisa menjadi acuan para pemasar dan brand menyambut bulan puasa tahun ini:

1. Mendapatkan inspirasi. ​Google Penelusuran adalah salah satu tempat yang dituju oleh orang-orang Indonesia untuk mendapatkan informasi dan inspirasi yang berkaitan dengan Ramadan— dan tren ini terus berkembang, terlihat dari adanya peningkatan penelusuran sebesar 28% pada tahun 2016 dibandingkan 2015.

2. Berbelanja produk terbaru. ​Pada tahun 2016, penelusuran yang berkaitan dengan pakaian melonjak 2,8 kali lipat, alat-alat rumah tangga meningkat 2 kali lipat, dan promosi telepon seluler sebesar 1,8 kali lipat.

3. Mencari kartu kredit untuk membayar berbagai hal. ​Saat Ramadan, pengeluaran bisa jadi akan membengkak, dan beberapa orang tidak dapat membayar dengan uang tunai. Pada tahun 2016, penelusuran terkait pembayaran lewat cicilan meningkat sebesar 1,6 kali lipat, sementara promo kartu kredit meningkat 1,2 kali lipat.

4. Mencari promo dan diskon. ​Penelusuran yang berkaitan dengan promosi dan diskon memuncak saat Ramadan. Misalnya, penelusuran smartphone mencapai puncaknya pada pekan pemberian THR, dengan peningkatan kata kunci tentang harga dan promosi sebesar 40%.

5. Merencanakan perjalanan sejak awal. ​Berdasarkan tren Penelusuran, ​pemudik di Indonesia merencanakan perjalanan mudik dengan kereta sekitar 3 bulan sebelum Ramadan, sementara bus dan penerbangan domestik dimulai sekitar 2 bulan sebelumnya.

Fokuskan Akselerasi Ekonomi Digital, IESE 2017 Kembali Digelar

Tahun 2017 Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) bakal menggelar kegiatan Indonesia E-Commerce Summit dan Expo (IESE) pada bulan Mei mendatang. Perhelatan rutin yang telah digelar kedua kalinya nanti, akan memfokuskan kepada penerapan serta implementasi dari roadmap plan e-commerce yang lahir dari kegiatan IESE 2016 silam.

Kepada media hari ini, CEO Blanja yang juga menjabat sebagai ketua umum idEA Aulia Marinto menyebutkan, IESE 2017 yang akan digelar pada tanggal 9-11 Mei 2017 di ICE BSD, diharapkan bisa merangkul lebih banyak pelaku pelaku UKM, penggiat startup, stakeholder hingga regulator untuk bersama menemukan solusi dari semua permasalah yang ada.

“idEA sebagai satu-satunya asosiasi e-commerce di Indonesia tentunya berharap bisa menjadi kegiatan positif yang bisa membantu ekosistem e-commerce di Indonesia.”

Memajukan ekosistem digital ekonomi Indonesia

Terdapat 5 pilar yang akan dibahas secara tuntas oleh idEA dalam kegiatan IESE 2017 mendatang. Masing-masing poin tersebut memiliki impact dan tentunya berkaitan satu dan lainnya. Di antaranya adalah akselerasi growth digital ekonomi, merangkul lebih banyak penjual offline ke online, mempromosikan usaha lokal menjadi global, perhatian khusus terkait logistik hingga pembahasan yang cukup sensitif saat ini, yaitu talenta.

“Semua permasalahan yang ada akan di bahas tuntas bersama semua pihak terkait. Kita juga akan mengundang regulator dan Bekraf untuk mempercepat proses akselerasi serta mengimplementasikan hasil dari kegiatan selama tiga hari tersebut,” kata Aulia.

Saat ini idEA mengklaim telah memiliki sekitar 300 perusahaan dari kategori online ritel, marketplace, daily deals, classified ads, price comparison, travel, sistem pembayaran, logistik dan beberapa partner strategis terkait.

“Diharapkan nantinya produk yang masih offline bisa bekerja sama dengan perusahaan online, sehingga bisa memperbesar kemungkinan memperoleh pembeli lebih luas lagi. Sebaliknya online retailer yang memiliki inventory online juga bisa memanfaatkan kehadiran toko offline untuk memperbanyak produk yang dijual. Inilah kerja sama yang saling menguntungkan yang akan memajukan ekosistem digital ekonomi Indonesia di masa depan,” tutup Aulia.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner pagelaran Indonesia E-Commerce Summit dan Expo (IESE) 2017.

Lakukan “Rebranding”, Blanja Bidik Nilai Transaksi Jadi Rp2 Triliun Tahun Ini

Setelah dua tahun berdiri, Blanja, portal marketplace besutan Telkom dan eBay, mulai menunjukkan giginya di tengah persaingan layanan e-commerce Tanah Air dengan cara rebranding. Target yang ingin dicapai lewat strategi ini adalah meningkatkan nilai transaksi meningkat jadi US$150 juta atau setara dengan Rp2 triliun pada tahun ini.

Bila dibandingkan dengan pencapaian di tahun sebelumnya, Blanja mengklaim berhasil mencetak nilai transaksi sebesar US$100 juta atau setara Rp1 triliun.

Sejumlah rebranding yang dilakukan Blanja mulai dari perubahan logo yang bernuansa warna merah, tampilan situs dengan menampilkan fitur baru. Mulai dari produk eBay, brand store, promo partner, pengisian pulsa, dan lainnya.

[Baca juga: DScussion #74: eBay dan Kemitraan dengan UKM Binaan BUMN Jadi Tulang Punggung Blanja]

CEO Blanja Aulia E Marinto mengatakan lewat strategi rebranding diharapkan awareness masyarakat terhadap merek Blanja dapat meningkat hingga berbagai pelosok. Perusahaan telah menganggarkan sejumlah dana dari anggaran belanja tahunan sekitar 60%-80% untuk beriklan di televisi.

“Kami harapkan dari rebranding ini bisnis Blanja akan meningkat karena market makin kompetitif. Dua tahun lalu itu belum maksimal karena kami masih fokus bangun fondasi yang kokoh. Kami juga akan bidik posisi masuk ke tiga atau lima besar pemain e-commerce dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya, Rabu (29/3).

Alasan Blanja melakukan rebranding, sambung Aulia, karena banyak momentum strategis dalam tubuh Blanja. Di antaranya penetapan Blanja sebagai layanan e-commerce BUMN oleh Kementerian Negara BUMN melalui Program Rumah Kreatif BUMN (RKB). Berangkat dari situ, Blanja menjadi marketplace bagi produk 118 BUMN beserta produk UKM binaannya.

Momentum ini menjadi sinergi strategis untuk membawa produk asli Indonesia menembus pasar nasional sekaligus internasional. Selain itu, Blanja telah menyediakan 500 juta produk eBay dalam listingnya. Kedua hal ini diklaim menjadikan Blanja situs e-commerce marketplace dengan produk terbanyak di Indonesia.

“Blanja merupakan investasi bisnis masa depan Telkom yang selaras dengan rencana jangka panjang kami untuk bertransformasi menjadi digital-telco,” ujar Direktur Keuangan Telkom Indonesia Harry M Zan.

Berdasarkan hasil kinerja Blanja selama dua tahun berdiri, Aulia mengklaim Blanja telah menghimpun sebanyak 2 ribu transaksi harian, dengan jumlah pengunjung lebih dari 9 juta orang per tahun lalu.

Fokus bangun lima fondasi

Aulia melanjutkan dua tahun adalah masa Blanja mempersiapkan dan memperkuat fondasi, mempelajari, dan memahami keunikan pasar Indonesia serta menemukan formula yang tepat untuk akhirnya dapat menghadirkan Blanja Tanpa Batas.

Kelima fondasi tersebut bila dirinci, pertama terletak di sisi pengadaan talenta. Kini jumlah karyawan di Blanja mencapai 160 orang dengan komposisi 80% di antaranya berusia kurang dari 30 tahun. Kedua, melengkapi bisnis operasional dari sisi penjual, pembeli, transaksi, logistik, settlement, dan sistem pembayaran. Blanja juga melengkapi pelayanan konsumen yang dapat dijangkau dari berbagai medium.

Ketiga, melengkapi platform dan infrastrukturnya. Kini situs Blanja dapat menampung 10 juta pengunjung dengan 7 juta transaksi dan lainnya.

Keempat, pengadaan listing lebih dari 500 juta produk asli Indonesia dan brand pilihan eBay. Terakhir, dari sisi pemasaran, yang menyentuh offline dan offline, serta memperkuat kemitraan dengan Telkomsel, bank dan Himbara, serta brand lainnya.

“Kemitraan strategis dari Telkom, eBay, dan Kementerian BUMN menjadi journey baru Blanja setelah dua tahun fokus membangun lima fondasi bisnis yang kokoh,” pungkas Aulia.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #74: eBay dan Kemitraan dengan UKM Binaan BUMN Jadi Tulang Punggung Blanja

Didukung Telkom dan raksasa e-commerce eBay, Blanja mencoba memperkuat posisinya sebagai salah satu layanan e-commerce terdepan di Indonesia. Di tahun 2017 ini Blanja akan melakukan rebranding untuk menjangkau lebih banyak pelaku UKM dan pengguna di Indonesia.

Dalam edisi DScussion berikut ini, CEO Blanja Aulia Marinto mengungkapkan keunikan dan rencana Blanja. Ia juga bercerita soal cara kepemimpinannya yang mendukung inovasi.

Blanja Luncurkan Kanal Belanja Khusus eBay

PT Metraplasa (Blanja), layanan e-commerce patungan dari Telkom Indonesia dan eBay, melakukan soft launching untuk situs kanal belanja eBay untuk konsumen Indonesia, ebay.blanja.com. Produk yang disediakan diklaim pihak Blanja mencapai 500 juta produk dari seluruh dunia dengan tujuh kategori utama, mulai dari otomotif, fesyen, digital, hingga mainan.

Seluruh proses pengiriman dilakukan dari Amerika Serikat dengan jaminan lama pengiriman antara 10 hari hingga 25 hari. Penyelesaian transaksinya dilakukan dengan cara bank transfer atau kartu kredit.

“Ini masih tahap pertama. Ke depannya kami akan kembangkan beberapa fitur penyempurnaan. Kami perlu edukasi konsumen, sebab kanal ini memberikan experience belanja di eBay dengan cita rasa lokal. Sebelumnya, untuk belanja di eBay butuh PayPal atau kartu kredit,” terang CEO Blanja Aulia E Marinto kepada DailySocial.

Hadirnya kanal eBay di Indonesia, lanjut Aulia, diharapkan bisa jadi salah satu pilihan para pelancong, sebagai sasaran konsumen utama. Mereka sebelumnya bepergian keluar negeri hanya untuk belanja, kini bisa memilih barang langsung yang mereka inginkan dari rumah

“Mereka [pelancong] bisa browsing barang dulu yang mereka sasar dari sini, bisa banding-bandingkan harganya, lalu saat ketemu barangnya bisa belanja dari eBay. Tentu akan lebih murah, dibandingkan mereka harus datang langsung ke sana.”

Komitmen serius eBay di Indonesia

Untuk menangkap peluang bisnis e-commerce di Indonesia, komitmen eBay terlihat cukup serius ingin menjadikan Blanja sebagai kendaraan utamanya di Indonesia, menghadapi kompetitor lokal seperti Tokopedia atau OLX. Sekaligus menghadapi kompetitor dari skala global yang sudah perlahan membidik Indonesia, di antaranya Amazon.

Salah satu upayanya, terlihat dari partisipasi awal suntikan dana dari eBay ke Blanja sejak 2012, membuka kantor perwakilannya di Indonesia pada awal tahun ini, hingga kembali menyuntikkan dana segar ke Blanja sebesar $10 juta di pertengahan 2016. Saat ini porsi kepemilikan eBay di saham Blanja sebesar 40% dan sisanya (60%) dimiliki Telkom

Di kesempatan terpisah, sebelumnya Aulia mengungkapkan Blanja membidik nilai transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) sebesar Rp1 triliun di 2020. Strategi yang dilakukan adalah merampungkan proses pembangunan fundamental di internal perusahaan, mulai dari penyempurnaan aplikasi Blanja, menambah user experience, dan talenta yang berkualitas.

“Sejak awal kita berdiri, fokusnya adalah membuat fundamental yang kokoh selama dua hingga tiga tahun. Kami menargetkan seluruh proses tersebut akan selesai pada akhir tahun ini. Sebab, tahun depan saya baru mau sangat ngebut mencetak nilai transaksi Rp1 triliun di 2020,” ujarnya.

Realisasi lain yang telah dilakukan Blanja adalah menjadikan Blanja sebagai etalase online produk UMKM binaan BUMN. Integrasi ini didasari oleh semangat yang sama yaitu ingin memperluas jangkauan produk UMKM ke seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Tahunnya Layanan E-Commerce “Niche”

Dalam artikel Mencari “Pemenang” Layanan E-Commerce di Indonesia, ada catatan menarik tentang makin maraknya layanan e-commerce lokal yang menawarkan produk ‘niche’ di tanah air. Dengan potensi yang ada, diprediksi layanan e-commerce yang fokus di produk tertentu bakal semakin booming setelah general marketplace kini dikuasai pemain besar berkantung tebal.

Di Indonesia sendiri layanan e-commerce dengan produk ‘niche’ sudah cukup lama hadir. Layanan fashion commerce seperti Berrybenka, Zalora, Hijup dan Sale Stock sudah membuktikan kesuksesan mereka menjadi layanan fashion commerce yang termasuk dalam kategori ‘niche’ di tanah air.

Layanan e-commerce lain yang selanjutnya mulai menawarkan produk niche di antaranya yaitu Asmaraku, Fabelio, Kukuruyuk, Cipika, Ku ka, Limakilo, Qlapa, adalah beberapa layanan e-commerce yang berada dalam kategori sektor B2C dan kebanyakan didominasi pemain lokal.

Di tahun 2016 ini bisa dibilang adalah tahunnya layanan e-commerce niche di Indonesia. Sepanjang tahun banyak layanan e-commerce yang muncul secara khusus menghadirkan produk unik, beda dan menarik untuk masyarakat Indonesia. Sebut saja KinerjaMall, Kufed, Gogobli, Heritage.id, Loko, Oto.com, Gordi, Konsula.

Alasan startup tersebut didirikan cukup beragam, mulai dari ingin memberikan pilihan baru hingga kesulitan untuk menemukan produk khusus yang diinginkan di Indonesia.

Strategi pemasaran, akuisisi pelanggan, dan monetisasi

Selain ingin menghadirkan produk yang khusus, salah satu alasan utama kenapa akhirnya layanan e-commerce baru menghadirkan produk yang ‘niche’ adalah kesulitan untuk bersaing dengan layanan e-commerce besar yang sebelumnya telah lama hadir di Indonesia. Banyaknya kategori dan pilihan produk yang serupa di layanan e-commerce besar menjadi fokus utama layanan e-commerce ‘niche’ melancarkan produknya kepada masyarakat.

“Kita secara khusus memilih produk terbaik dan unik yang dibutuhkan oleh pembeli, jika produk tidak ada di situs kami, proses request khusus juga bisa kami hadirkan,” kata CEO Kufed Andrew Buntoro.

Memanfaatkan celah baru yang kemudian banyak dikembangkan oleh layanan e-commerce ‘niche’ dalam hal ini adalah memberikan penawaran lebih kepada pembeli yang secara khusus tertarik untuk membeli produk yang sulit didapatkan di tanah air dengan memberikan layanan pelanggan yang istimewa.

Di sisi lain kurasi produk yang ketat dan pilihan juga menjadi salah satu modal utama dari layanan e-commerce ‘niche’ untuk bersaing dengan layanan e-commerce yang lebih ‘mainstream‘ seperti yang dilakukan oleh KinerjaMall dan Heritage.id.

“Untuk memastikan tidak ada penjual yang menyediakan produk yang sama kami lakukan proses penyaringan secara ketat. Kita ingin pembeli dengan nyaman menemukan produk yang berbeda dari berbagai penjual bukan hanya satu saja,” kata CEO PT Kinerja Pay Indonesia Deny Rahardjo.

Kendala terbesar tentunya adalah meyakinkan pelaku UKM yang tinggal di luar pulau Jawa untuk berjualan secara online melalui beragam layanan e-commerce yang ada. Masih minimnya awareness di kalangan tersebut merupakan tantangan terbesar yang dihadapi layanan e-commerce ‘niche’ lokal.

“Kami banyak melihat pengrajin yang tinggal diluar pulau Jawa menghasilkan produk buatan Indonesia yang bagus dan berkualitas, namun dikalangan mereka masih enggan untuk menciptakan lebih banyak produk dan cukup ‘happy‘ menjadi penjual ‘average‘ saja tanpa motivasi untuk membuat produk yang lebih,” kata CMO Heritage.id Muhammad Taufiq.

Dengan berbagai kendala dan tantangan yang ada, masing-masing layanan e-commerce ‘niche’ tersebut mengklaim memiliki cukup banyak pengguna aktif dan angkanya pun terus meningkat. Produk yang ‘niche’ pun jika dikemas dengan menarik akan mendatangkan pembeli lokal hingga asing. Hal tersebut memungkinkan untuk melakukan monetisasi secara perlahan tapi pasti.

Kompetitor baru bagi layanan e-commerce populer

Dalam kesempatan khusus, COO Bukalapak Willix Halim sempat memberikan komentarnya terkait dengan makin maraknya layanan e-commerce yang ‘niche’ dan bagaimana kehadiran mereka bakal mengguncang layanan e-commerce yang sudah memiliki nama besar di tanah air.

“Dengan pertumbuhan teknologi dan dunia startup yang begitu pesat, pasti marketplace dan e-commerce ‘niche’ akan muncul baik itu offline maupun online. Menurut saya, dengan munculnya marketplace ‘niche’ yang meramaikan Indonesia adalah hal yang positif,” kata Willix.

Willix juga menambahkan saat ini ‘niche market’ telah berhasil menjadi perusahaan ‘billion dollar‘ di Amerika. Contohnya seperti yang terjadi pada Airbnb yang niche dengan penyewaan rumah dan apartemen.

Strategi yang paling ideal menghadapi kehadiran kompetitor baru ini, menurut Willix, sepenuhnya mengandalkan inovasi dan menjadi sebuah layanan yang “berbeda”.

Product-driven teams didukung dengan data-driven culture dan branding kita yang lebih mainstream yang tentunya sesuai dengan brand DNA kami. Selain itu, kami juga akan terus fokus kepada para UKM, baik itu pengguna maupun pembeli di Bukalapak. Karena growth atau pertumbuhan itu dapat dilihat dari berbagai segi, tidak hanya angka untuk mencapai dan menjadi yang pertama,” kata Willix.

Strategi lain yang telah dilakukan oleh layanan e-commerce besar seperti elevenia adalah dengan memperbanyak produk-produk unik berasal dari berbagai komunitas di Indonesia untuk memanfaatkan platform elevenia untuk berbagi dan berjualan. Saat ini elevenia sendiri telah memiliki kanal khusus yang dibuat untuk pembeli yang tertarik dengan produk seperti hobi, gadget, hingga olah raga yang terbilang ‘niche’ dan unik.

“Pada dasarnya kami terbuka menerima semua produk yang unik dari berbagai komunitas hingga layanan e-commerce baru yang ingin menjual di elevenia. Dengan demikian bakal lebih banyak pilihan untuk pembeli setia kami di elevenia,” kata Branding & Business Intelligent elevenia Bayu Setiaji Tjahjono.

Dengan cara tersebut, elevenia mengklaim bisa memperkaya jumlah produk yang ada, sekaligus menjalin hubungan baik dengan komunitas yang kebanyakan menjadi sumber terbaik untuk produk khusus dan tergolong ‘niche’.

Prospek layanan e-commerce niche di tahun 2017

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) Aulia E Marinto mengatakan maraknya layanan niche e-commerce menunjukkan sisi positif bahwa inovasi bakal terus terjadi. Konsumen bakal semakin mudah mendapatkan barang-barang yang mereka inginkan. Sedangkan dari sisi tantangannya, menurutnya, tidak bakal jauh dengan bisnis e-commerce lainnya, misalnya soal digital marketing. Hanya saja, target pasar mereka lebih spesifik, tidak seperti target bisnis e-commerce pada umumnya.

Keberadaan niche e-commerce yang kian ramai, otomatis menjadi pesaing bagi e-commerce yang horizontal. Pasalnya, konsumen bukan lagi membeli barang karena melihat brand dari situs, melainkan ketersediaan barang yang mereka butuhkan.

“Inovasi model bisnis e-commerce yang vertikal bakal terus berkembang ke depannya. Malah dari bisnis sudah terbilang vertikal tersebut, bisa kembali di-vertikal-kan. Contohnya, dari yang sebelumnya hanya jual baju saja, bisa di-vertikal-kan menjadi hanya jual baju untuk pesta saja. Peluangnya masih besar, bahkan yang horizontal pun sekarang masih memulai,” terang Aulia kepada DailySocial.

Aulia, yang juga CEO Blanja, menambahkan kehadiran pemain niche e-commerce di satu sisi memang jadi kompetitor. Namun, pihaknya meyakini ke depannya bakal ada kolaborasi yang tercipta antara keduanya. Horizontal e-commerce memiliki sejumlah keuntungan dari segi traffic yang lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi daya tarik untuk vertical e-commerce mencoba peluang berjualan di horizontal e-commerce.

One day bisa saja teman-teman di vertical e-commerce gabung ke Blanja karena ingin memanfaatkan traffic yang tinggi. Sebab, menurut saya, umumnya pemain vertical e-commerce itu biasanya bukan dari model marketplace, tapi dari ritel online. Di Blanja, kami tidak jual barang, tapi menyediakan ekosistem bagi orang yang ingin menjual barangnya.”


Marsya Nabila berkontribusi untuk pembuatan artikel ini