Karikatour, Aplikasi Penjodoh Wisatawan dengan Pemandu Profesional

Satu lagi startup perjalanan dan wisata muncul. Kali ini adalah Karikatour yang didirikan dengan fokus mempermudah wisatawan mendapatkan pemandu terbaik.

Karikatour didirikan sejak akhir 2018 oleh lima orang alumni Politeknik Bandung. CEO Karikatour Ryan Nurrochman bercerita, ide startup ini muncul setelah mereka tersasar saat berwisata di Sukabumi. Sepulang dari sana, mereka melakukan riset kecil dan menyimpulkan bahwa tak ada satu pun aplikasi di bidang pariwisata yang memungkinkan penggunanya mendapatkan jasa pemandu wisata profesional.

“Kita sudah riset belum ada aplikasi seperti Gojek yang dalam hal ini mencari guide dan destinasi. Kalau aplikasi lain cuma rekomendasi saja tapi tidak ada interaksi,” ujar Ryan.

Ryan berkali-kali menyebut sistem kerja aplikasinya serupa dengan Gojek. Jika Gojek mempertemukan pengemudi dengan penumpang, Karikatour menghubungkan pelancong dengan pemandu wisata profesional yang tak hanya memandu selama perjalanan, tapi juga menyediakan moda transportasi serta fotografi bagi pelanggannya.

Kendati demikian, jasa pemandu yang disediakan Karikatour masih terbatas. Ryan menyebut saat ini hanya ada 5-10 pemandu profesional dengan cakupan destinasi wisata di seputar Bandung. Ryan menyadari jumlah dan cakupan itu terlampau kecil sehingga menargetkan angka itu lebih besar di akhir tahun ini.

Mengikuti model bisnis Gojek, Karikatour juga menerapkan sistem bagi hasil untuk memperoleh cuan dalam bisnis ini. Mereka mengambil 10 persen dari nilai transaksi yang terjadi di platform mereka.

“Tahun ini target destinasi wisata di Jawa Barat full tidak hanya di Bandung, jumlah guide sampai 100 orang sehingga tahun depan bisa sampai Yogyakarta dan Malang,” imbuh Ryan.

Hingga saat ini, status pendanaan Karikatour masih bootstrap. Mereka masih berupaya mencari pendanaan dengan sejumlah cara, salah satunya seperti mengikuti program inkubator dan akselerator.

Application Information Will Show Up Here

Sugar Technology Kembangkan Perangkat Pintar untuk Kebutuhan Gaya Hidup Digital

Sugar Technology merupakan startup lokal yang mengembangkan “everyday lifestyle smart products”, yakni perangkat penunjang kebutuhan sehari-hari yang ditunjang teknologi digital. Saat ini bisnis yang berada di bawah naungan PT Avalon Global Technology tersebut sudah memiliki tiga produk, yakni Smart Padlock, Smart Tumblr dan Mate Fit.

Smart Padlock adalah sebuah gembok dengan pembuka kunci berbasis sidik jari. Bentuknya masih dibuat seperti layaknya gembok biasa, namun memungkinkan pengguna tidak perlu ke mana-mana membawa pintu saat ingin mengunci dan membukanya. Produk ini sudah mulai diperjual-belikan melalui Blibli dan JD.id.

Satu gembok dapat menyimpan 20 record sidik jari untuk orang yang berbeda. Baterai rata-rata dapat bertahan hingga 180 hari, dilengkapi material yang tahan terhadap cuaca panas dan hujan.

“Visi dari kami adalah menciptakan produk yang dapat mempermudah kehidupan semua orang dengan menyediakan everyday lifestyle smart product yang dapat mereka gunakan dengan mudah tetapi juga bermanfaat bagi mereka,” ujar tim Sugar kepada DailySocial.

Produk kedua Sugar adalah Smart Tumblr, yakni tempat minuman yang dilengkapi dengan detektor suhu dan fitur pengingat untuk minum. Sementara produk ketiga mereka adalah Smart Band, jam tangan pintar yang memiliki desain material elegan yang dilengkapi fitur pembayaran, termasuk untuk pembayaran TransJakarta atau MRT. Namun dua produk ini belum mulai dipasarkan.

Tim Sugar Technology
Tim Sugar Technology

Startup ini didirikan oleh Andy G., saat ini untuk operasional mereka masih mengandalkan dana sendiri atau bootstrapping. Tahun 2019 target Sugar mengomersialkan setidaknya 10 produk dengan berbagai varian. Ke depan ada beberapa produk yang akan diluncurkan, misalnya Smart Electric Motor dan Smart Luggage. Diperkirakan akan dikenalkan ke publik di akhir tahun.

Aplikasi Kribo Layani Pemesanan dan Pengiriman Bahan Makanan di Kota Jambi

Berangkat dari pengalaman dan pekerjaan sebelumnya sebagai petani, Reza Nugroho mengembangkan aplikasi Kribo. Yakni layanan pemesanan dan pengiriman produk sayuran dan bahan makanan kepada pelanggan. Memanfaatkan pengalaman dan sumber yang ada, Kribo menjual produk sayuran ke hotel, restoran hingga pusat perbelanjaan di kota Jambi. Pengalamannya sebagai pemasok produk sayuran tersebut kemudian mulai dimanfaatkan untuk memperluas target pasar yaitu ibu-ibu rumah tangga di perumahan.

“Karena semakin banyaknya permintaan dari tetangga yang kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga, akhirnya platform Kribo saya kembangkan dibantu dengan teman. Dengan cara kerja yang mudah dan menggunakan bahasa lokal yaitu bahasa Jambi, Kribo mendapat perhatian dari pelanggan.”

Saat ini Kribo mengklaim telah memiliki sekitar 400 pengguna aktif yang kerap melakukan pembelian produk sayuran di platform. Dengan menawarkan layanan jasa antar, Kribo saat ini memang masih terbatas menyediakan layanan di kota Jambi. Namun ke depannya, Kribo memiliki rencana untuk memperluas area layanan di luar kota Jambi. Kribo memanfaatkan sepenuhnya layanan di aplikasi yang saat ini baru tersedia dalam versi Android.

“Aplikasi kita masih sangat mendasar serupa dengan aplikasi online shopping lainnya. Tapi semua fitur dibuat dalam bahasa lokal melayu Jambi. Hal ini mempermudah pengguna yang rata-rata ibu-ibu rumah tangga,” kata Reza.

Cara kerja Kribo

Di aplikasi Kribo pilihan sayuran dan bahan makanan bisa ditentukan langsung oleh pengguna. Setelah pengguna melakukan pemilihan pesanan, pengguna akan dihubungi oleh tim Kribo untuk konfirmasi pemesanan dan kepastian waktu pengiriman barang. Kribo juga menyediakan bahan makanan siap saji, yang sudah dilengkapi dengan bumbu dan bisa langsung dimasak oleh pengguna. Konsep serupa banyak diterapkan oleh catering online.

Harga yang ditawarkan oleh Kribo juga cukup bervariasi dan terjangkau. Khusus untuk konsumen, Kribo menyediakan harga mulai dari sekitar Rp35 ribu hingga Rp50 ribu untuk bahan makanan hingga sayuran. Saat ini Kribo membuka pesanan mulai jam 9 pagi hingga 9 malam. Sementara untuk pembayaran Kribo masih menyediakan sistem pembayaran COD (Cash on Delivery).

Masih menjalankan bisnis secara bootstrap, saat ini Kribo terpilih oleh Kemenristek Dikti sebagai peserta program PPBT (Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi). Dengan prestasi ini, Kribo berhak untuk mengajukan anggaran dan mengikuti workshop yang disediakan. Sementara itu Kribo juga belum memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana dan belum memiliki investor.

“Untuk target 2019 sendiri, Kribo berencana untuk mendirikan gerai offline yang berfungsi sebagai stock keeper. Hal ini tentunya memudahkan orderan secara offline agar bisa kami layani setiap harinya. Kribo juga memiliki rencana untuk menjalin kemitraan dengan warung dan toko tradisional yang menjual sayur di kota Jambi,” kata Reza.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Tukutu Fasilitasi Penjualan Sepatu Baru dan Bekas

Nama Tukutu merupakan akronim dari “Tuku Sepatu”, berasal dari Bahasa Jawa yang berarti beli sepatu. Sesuai namanya, aplikasi tersebut merupakan marketplace yang dapat dimanfaatkan penggunanya untuk titip jual produk sepatu — baik baru, bekas yang masih layak pakai, atau sepatu langka. Tukutu juga miliki misi untuk membantu sepatu merek lokal dalam menemukan pangsa pasar.

Peran aplikasi Tukutu adalah menjadi pihak ketiga untuk memastikan kualitas barang sebelum sampai ke tangan konsumen. Pada setiap transaksi pembelian, pihak Tukutu akan melakukan seleksi terlebih dulu di warehouse miliknya, termasuk melakukan pemeriksaan keasliannya. Dengan model bisnis tersebut, Tukutu tergolong cukup diminati. Sejak meluncur pada 14 November 2018, kini mereka telah membukukan 25 ribu pengguna dan 1500 merchant.

Di dalam aplikasi Tukutu terdapat fitur yang memungkinkan pembeli menawar sepatu dengan harga terendah yang diberikan oleh merchant. Mekanisme ini dinilai cukup penting, pasalnya mereka juga melayani penjualan sepatu bekas. Pemanfaatan rekening bersama turut diaplikasikan dalam sistem pembayaran, demi menjamin kelancaran transaksi dan kepercayaan pembeli.

“Saat ini Tukutu baru berfokus di dalam bidang sepatu. Ke depannya tidak menutup kemungkinan akan melebar ke kategori busana,” ujar Co-Founder & CEO Tukutu Husein Indra Kusuma.

Startup berbasis di Yogyakarta ini mengaku sudah melayani transaksi di berbagai kota di Indonesia. Untuk operasionalnya, saat ini masih bootstrapping alias menggunakan dana modal dari founder. Husein juga menyampaikan, startupnya tengah melakukan fundraising agar dapat mengakselerasi perluasan pangsa pasar.

“Visi kami membantu brand sepatu lokal agar dapat bersaing dengan brand terkenal. Selain itu juga ingin meminimalisir [transaksi penipuan] sepatu brand terkenal palsu. Tidak menutup kemungkinan kami juga akan membantu brand fashion lokal untuk bergabung ke dalam aplikasi Tukutu,” lanjut Husein.

Founder Tukutu
Beberapa founder Tukutu: Aditya Widayanto, Pulung Nutrtantion Andono, Gibran Rakabumi (tidak termasuk founder), Tirta Mandira Hudhi, Husein Indra Kusuma / Tukutu

Tukutu didirikan oleh enam orang founder. Selain Husen ada Tirta Mandira Hudhi, Ahmad Basir, Aditya Widayanto, Rizma Abdullah Hanif dan Ahmad Afifudin. Di awal pendiriannya, Husein dan Tirta dipertemukan oleh pengembang aplikasi Madhang Pulung Nurtantio Andono dan Gibran Rakabumi. Sementara dengan founder lainnya dipertemukan melalui komunitas di kampus UDINUS Semarang.

Tahun 2019 ini Tukutu memiliki beberapa target. Mereka ingin segera meluncurkan aplikasi di platform iOS. Perbaikan dan pengembangan fitur juga akan terus digencarkan, sembari terus merangkul merek lokal untuk tergabung ke dalam aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Qubiclo Sediakan Platform untuk Menyewa Berbagai Jenis Ruangan

Marketplace penyewaan ruangan Qubiclo mulai beroperasi sejak Maret 2018. Startup ini didirikan karena melihat tren penyewaan ruangan yang terus meningkat. Di samping itu Quibiclo juga ingin membantu pemilik ruangan untuk mengoptimalkan potensi jasanya.

Pendiri Qubiclo terdiri dari dua orang, yakni Eka Darma Putra dan William Surya Setiadi. Keduanya sama-sama memiliki pengalaman bekerja di perusahaan teknologi.

“Qubiclo saat ini melayani sewa-menyewa ruangan, baik ruangan komersial berupa formal space seperti kantor, meeting room, event space; creative space seperti studio musik, studio foto, studio tari dan seni, dapur; serta retail space seperti pop-up market, kios atau ruko,” jelas Eka.

Untuk permodalan, Qubiclo masih mengandalkan dana pribadi. Eka tampaknya paham mengenai susahnya mencari investor, oleh karena itu saat ini mereka fokus pada mendapatkan profit dari layanan yang ia jalankan.

“Untuk status permodalan saat ini Qubiclo masih bootstrap. Kami mengerti mencari investor bukanlah hal yang mudah maka dari itu dengan pengalaman kami fokus saat ini adalah bagaimana menjual produk-produk yang ter-listing di platform kami untuk menghasilkan profit,” jelas Eka.

Eka lebih jauh juga menjelaskan bahwa saat ini platform mereka diminati oleh para pendiri startup yang mencari kantor untuk timnya, para freelancer, event organizer, dan para kreator.

Qubiclo hadir dengan beberapa fitur, salah satunya untuk memudahkan pengguna mencari dan memilih ruangan mereka menyediakan fitur pencarian ruangan yang dilengkapi dengan filter lokasi dan jenis ruangan.

Untuk kemudahan pembayaran, Qubiclo juga menghadirkan beberapa pilihan seperti transfer melalui bank, kartu kredit, dan debit. Sedangkan untuk membantu pengguna memilih ruangan terbaik mereka juga menyematkan fitur review dan rating..

“Kami juga menyediakan fitur diskusi sehingga pelanggan dapat langsung berkomunikasi dengan pemilik ruangan secara langsung untuk bertanya mengenai ketersediaan, fasilitas, setup ruangan dan sebagainya. Bagi venue owner yang mengaktifkan fitur negosiasi, fitur tersebut dapat muncul pada saat pelanggan berada di merchant tersebut sehingga memungkinkan negosiasi harga dapat terjadi di platform kami,” imbuh Eka.

Di sistem Qubiclo pemilik ruangan atau tempat juga diberi kebebasan untuk menentukan harga dan lama penyewaan. Mulai per jam untuk produk-produk fast moving seperti meeting room, event space, dan creative space; hingga bulanan dan tahunan untuk flexi desk, dedicated desk, dan kantor.

Pihak Qubiclo juga tengah menyiapkan bentuk berlangganan yang bisa digunakan untuk semua coworking space yang bekerja sama dengan Qubiclo.

Di tahun 2018 capaian Qubiclo cukup positif. Lima bulan sejak diluncurkan, Qubiclo sudah berhasil menyediakan 166 space vendor dengan 200 pelanggan. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mengingat Qubiclo juga terus aktif mengajak kerja sama pihak-pihak penyedia ruang seperti coworking.

“Kami melakukan kerja sama satu persatu dengan coworking player di Indonesia. Ke depan kami ingin bekerja sama dengan asosiasi coworking space di Indonesia. Kami pun terus melakukan kerja sama dengan manajemen penyedia ruangan kantor. Untuk creative space sendiri kami akan bekerja sama dengan Bekraf untuk melakukan pendekatan dengan penyedia ruangan kreatif,” terang Eka.

Halofina Hadirkan Asisten Virtual untuk Perencanaan Keuangan Pribadi

Halofina merupakan aplikasi perencana keuangan pribadi. Konsep kerjanya dibuat sebagai asisten virtual. Hal tersebut didasarkan pada kecenderungan masyarakat menganggap pengelolaan keuangan adalah aktivitas yang rumit. Harapannya ketika ada teman (virtual) yang memberikan pengetahuan tentang keuangan, kegiatan pengelolaan tersebut menjadi lebih nyaman.

Di lanskap digital, produk chatbot memang tengah menjamur. Satu hal yang coba ditekankan dalam Halofina, chatbot yang disebut “Robo Advisor” akan melakukan asisten si secara personal. Tim Halofina menyebutkan bahwa produk besutannya telah mengikuti standardisasi global dan didukung oleh pakar di industri keuangan.

Para pakar digandeng untuk berdiskusi dengan tim produk dan teknis untuk membangun algoritma yang akan memberikan rekomendasi cerdas. Rekomendasi yang diberikan Halofina didasarkan pada bagaimana preferensi keuangan (syariah/konvensional), profil risiko, kondisi keuangan, dan tujuan keuangan pengguna.

Beberapa fitur Halofina yang melengkapinya sebagai asisten virtual / Halofina
Beberapa fitur Halofina yang melengkapinya sebagai asisten virtual / Halofina

“Pada saat pertama kali mengakses Halofina, pengguna akan melakukan serangkaian personal assessment yang ditujukan agar sistem mempelajari karakter pengguna dan memberikan rekomendasi terbaik sesuai kondisi,” terang Co-Founder & CEO Halofina Adjie Wicaksana.

Misi Halofina memberikan edukasi dan rekomendasi pengelolaan keuangan. Halofina akan menjadi sebuah aplikasi gratis bagi masyarakat. Secara model bisnis, Halofina akan mendapatkan keuntungan melalui sistem commission fee dan subscription fee dari fitur edukasi dan konsultasi keuangan online di aplikasi.

Soft launching akhir bulan ini

Saat ini aplikasi baru dapat diakses oleh kalangan terbatas, namun melalui situs resminya Halofina sudah membuka pendaftaran untuk early access. Rencananya akan dilakukan soft launching pada 28 Agustus 2018 mendatang. Sejauh ini Halofina menjalankan operasional secara bootstrapping.

Adjie mengatakan pihaknya sedang intensif berbicara kepada venture capital untuk pendanaan tahap awal. Baru-baru ini Halofina juga terpilih menjadi salah satu peserta program akselerator Plug and Play Batch 3 bersama 16 startup lainnya.

Startup berbasis di Bandung ini didirikan oleh dua orang founder. Selain Adjie, ada seorang rekannya bernama Eko Pratomo. Adjie adalah lulusan University of Southern California. Semangatnya untuk menghasilkan bisnis berdampak sosial, terutama untuk mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia yang melahirkan pemikiran tentang Halofina.

Sementara Eko Pratomo telah berpengalaman 20 tahun di industri keuangan dan investasi reksa dana. Ia sempat mendapatkan penghargaan sebagai “Indonesia’s Asset Manager CEO of the Year 2008” dari Asia Asset Management.

Founder Halofina, Adjie Wicaksana dan Eko Pratomo / Halofina
Founder Halofina, Adjie Wicaksana dan Eko Pratomo / Halofina

“Visi Halofina adalah to be the leading robo advisory apps in Indonesia. Untuk mendukung visi tersebut, kami membagi capaian dalam 3 babak besar, yaitu product development, customer development, dan strategic partnership,” ujar Adjie.

Adjie melanjutkan, “Di tahun ini, kami menargetkan dapat bekerja sama dengan berbagai Fintech, Bank, Fund Manager, dan lembaga keuangan lain untuk memperkuat layanan. Di sisi produk, kami akan terus menguatkan platform Halofina dengan komponen artificial intelligence untuk memberikan rekomendasi terbaik.”

Mengantar pengguna pada tujuan investasi

LifePlan merupakan fitur utama Halofina yang akan memberikan rekomendasi investasi sesuai tujuan hidup pengguna. Melalui LifePlan, Halofina mengelompokkan siklus hidup seseorang dalam empat fase finansial. Fase pertama, saat seseorang belum berpenghasilan dan masih bergantung pada orang tua. Fase kedua, saat seseorang mulai berpenghasilan, mandiri secara finansial, dan muncul berbagai kebutuhan. Fase ketiga, saat seseorang berada pada puncak karier dan kebutuhan meningkat. Dan fase keempat, saat memasuki usia senja, bahkan mungkin tidak berpenghasilan.

Berdasarkan pada empat fase tersebut, dipahami bahwa seseorang memiliki berbagai kebutuhan finansial di masa depan yang perlu dipersiapkan sejak dini, misalnya biaya pendidikan, kepemilikan rumah, ibadah, liburan hingga pensiun.

“Fitur LifePlan akan memudahkan pengguna mewujudkan tujuan finansial. Halofina memberikan asistensi penuh dari awal hingga akhir. Mulai dari proses merencanakan, menghitung kebutuhan investasi, memilihkan investasi yang tepat, berinvestasi secara rutin, hingga laporan perkembangan investasi,” tutup Adjie.

Portofolio Sajikan Kanal Belajar dan Praktik Investasi Forex bagi Pemula

Ada beragam jenis pilihan investasi berbasis finansial, salah satunya di pasar valuta asing atau biasa disebut foreign exchange (forex). Nilainya yang sangat fluktuatif biasanya membuat orang awam enggan untuk berinvestasi pada forex. Namun kesempatan tersebut justru dilihat sebagai kesempatan oleh startup asal Yogyakarta bernama Portofolio. Platform tersebut mencoba hadir sebagai kanal edukasi terpadu bagi para trader pemula melalui cara yang unik, yakni dengan mempertemukan dengan trader yang sudah piawai.

Portofolio memiliki sejumlah fitur interaktif, seperti bertukar wawasan dengan pengguna, menyalin aktivitas perdagangan, dan membuat aktivitas perdagangan bayangan. Model ini dinilai efektif oleh Mahar Indra Adityawarman selaku founder, pasalnya investasi valuta asing masih dianggap berisiko tinggi. Dengan mendekatkan trader pemula dengan ahli, selain ilmu diharapkan dapat memberikan keyakinan lebih terhadap prospek investasi forex.

“Perlu digarisbawahi bahwa Portofolio bukan broker. Kami hanya menyediakan platform yang mempertemukan pemula dapat pakar untuk bisa saling berbagi hasil analisis trading mereka. Tidak hanya itu, bagi pemula yang belum mengerti trading, dapat mengakses fitur edukasi yang ada,” jelas Indra.

Perimbangan berinvestasi pada valuta asing

Berbagai faktor menyebabkan investasi valuta asing cenderung dihindari oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang tidak begitu mengerti seperti apa bentuk investasinya. Faktor lainnya karena kurangnya alat untuk memantau pergerakan mata uang volatil yang sangat mudah berubah. Namun demikian Indra menjelaskan, bahwa ada beberapa keunggulan yang dapat dipertimbangkan dalam investasi forex.

Menurut Indra, forex tidak seperti saham yang keuntungan hanya bisa didapat dari kenaikan harga. Tapi bisa dua arah, dari naik dan turunnya harga mata uang.  Jam operasional pasar forex juga lebih lama, yaitu jam 5 pagi sampai jam 4 pagi setiap hari kecuali akhir pekan. Perputaran uang di forex diperkirakan mencapai $53 triliun per hari, mengingat forex adalah perdagangan yang dilakukan seluruh dunia.

Trading forex adalah yang paling komplit. Namun mengingat bahwa prosesnya tidak mudah, maka Portofolio hadir untuk membantu para trader baru dengan membagikan kemampuan dari para trader yang sudah berpengalaman,” lanjut Indra.

Melalui Portofolio, Indra juga memiliki visi menyediakan akses ke aplikasi keuangan yang dianggapnya masih relatif asing di Indonesia. Ia juga berharap bahwa platform buatannya dapat memberikan dorongan untuk proses pendidikan seputar strategi investasi dalam masyarakat yang menurutnya masih di bawah harapan.

“Asumsi saya bahwa melek finansial yang rendah merupakan masalah yang cukup rumit di masyarakat. Kondisi ini merupakan salah satu alasan mengapa kasus penipuan investasi bisa mendatangkan kerugian besar,” terang Indra.

Fitur “Auto-Copy” menyederhanakan proses

Contoh halaman profil trader yang dapat diikuti
Contoh halaman profil trader yang dapat diikuti

Portofolio diluncurkan pada Desember 2017 sebagai platform sosial interaktif untuk menyatukan pengguna agar dapat berkolaborasi dan berbagi kiat. Dengan memanfaatkan platform Portofolio, pengguna dapat menyalin aktivitas perdagangan pedagang lain, baik secara otomatis atau secara manual, untuk mencapai hasil yang maksimal.

Keseluruhan alur kerja platform didasarkan pada pemikiran Indra saat memberikan pelatihan di komunitas trader. Ia menangkap adanya keterbatasan dalam menduplikasi isi pemikiran dan strategi perdagangan untuk pengguna, terutama yang tidak memiliki pengalaman dalam kegiatan tersebut.

Dalam operasionalnya, Portofolio diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Pihaknya juga tengah berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk legalitas bisnis berkelanjutan mereka. “Karena regulator Indonesia tidak akrab dengan bisnis sub-vertikal ini, kita perlu meyakinkan regulator sampai akhirnya mereka memberi kita lampu hijau sambil mengawasi perkembangan selanjutnya,” jelas Indra.

Dengan ratusan pengguna, Portotolio telah membukukan transaksi pada platform ini mencapai US$37.000 (atau 513 juta Rupiah). Portofolio juga mulai berkomunikasi dengan startup di luar negeri di sub vertikal yang sama untuk membangun kerja sama strategis.

Dengan ratusan pengguna, Portotolio telah membukukan transaksi pada platform ini mencapai US$37.000 (atau 513 juta Rupiah). Portofolio juga mulai berkomunikasi dengan startup di luar negeri di sub vertikal yang sama untuk membangun kerja sama strategis.

“Kami akan fokus memperbaiki ekosistem forex di Indonesia. Akhir tahun kami akan hadirkan paling tidak 100 trader terbaik di Indonesia untuk berbagi pengalaman dan kemampuan trading mereka. Kami juga akan menjalin kerja sama penyedia e-wallet sebagai mitra untuk memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi,” tutup Indra.

Mempertimbangkan Ruang Kerja untuk Pelaku Startup Pemula

Meski startup yang sedang Anda rintis masih bootstrap, bukan berarti Anda harus mengurung diri bekerja dalam rumah saja, garasi, di ruang bawah tanah, atau di loteng. Pasalnya, sejak tahun 1980an, pengusaha memiliki lebih banyak pilihan untuk memulai ruang kerja. Ada apa saja?

Artikel berikut ini akan memberikan pilihan ruang kerja yang bisa Anda mulai untuk merintis perusahaan startup Anda.

1. Cafe

Gaya hidup ala Instagram mungkin telah mengilhami banyak calon pengusaha untuk menggabungkan pekerjaan dengan travel yang belum pernah dilakukan oleh pengusaha di generasi sebelumnya. Tampilan laptop dan cangkir kopi bersatu di sebuah meja dengan foto yang diambil dengan teknik flat lay. Berkat era globalisasi, Anda memungkinkan dapat belajar otodidak lewat berbagai platform e-kursus secara online.

2. Coworking space

Coworking space untuk pekerja profesional telah muncul selama beberapa tahun terakhir. Bagian yang menarik dari mereka adalah iming-iming dapat minuman berkafein sepanjang hari, sama halnya dengan kantor pada umumnya. Banyak coworking space yang menawarkan meja individu untuk pekerja lepas. Mereka juga menyediakan ruang pertemuan yang bisa disewa seperlunya, bahkan ada area eksklusif untuk pengusaha pemula.

Konsep dari ekonomi berbagi (sharing economy) dalam coworking space sangat kentara terlihat. Jika FaceTime atau Skype saja tidak cukup untuk meeting dengan klien, cukup pesan ruangan di coworking space. Anda tidak terikat untuk membayar sewa bulanan, namun pada saat yang sama, Anda memiliki tempat untuk merangkak cepat karena dibantu oleh para pengusaha lainnya meski berasal dari perusahaan yang berbeda.

3. Sewa ruangan

Sewa apartemen secara konvensional memiliki daya tarik bagi kalangan milennial yang suka berbelanja. Dengan syarat lokasi yang fleksibel, memiliki rasa kenangan dengan gaya hidup kostan selama masa kuliah, sewa ruangan berbasis komunitas pun semakin diminati. Teman sekamar bervariasi tergantung siapa yang akan merawat properti. Akan tetapi, menjadi teman sekamar dengan pendiri startup adalah hal yang mungkin.

Agar perusahaan tetap bisa hidup, cari pekerjaan tambahan yang bisa menopangnya. Entah itu berjualan di situs e-commerce, atau sebagainya, pekerjaan tersebut bisa Anda manfaatkan untuk mengumpulkan data pelanggan. Jangan lupa untuk selalu menjaga keamanan data dari jaringan WiFi yang Anda pakai, dengan cara mengaktifkan enkripsi jaringan dan membatasi akses yang tidak sah.

4. Kantor di rumah

Jika Anda memutuskan untuk jadi pengusaha rumahan, Anda akan tetap bisa hidup dengan keputusan itu. Dari survei yang dilakukan ReportLinker, sebanyak 41 persen orang yang ditemui berpendapat bahwa memiliki kantor di rumah sendiri adalah keputusan terbaik. Punya kantor di rumah tidak harus ada di loteng atau di ruang bawah tanah, bisa di mana saja, namun harus didukung dengan sarana yang bisa mendorong semangat. Misalnya sirkulasi udaranya bagus, ada cahaya matahari, ada bangku dan meja yang nyaman untuk duduk seharian.

Lima Alasan Mengapa Startup Tahap Awal Harus Bootstrapping

Ketika Anda ingin merintis startup, butuh semangat kewirausahaan untuk mewujudkannya, sebab akan ada banyak hal yang harus dikerjakan. Perlu disadari juga dari awal, untuk merintis suatu bisnis baru butuh dana investasi yang nilai tidak kecil.

Berapa banyak yang harus Anda investasikan untuk membuat situs? Haruskah Anda beli peralatan? Ruang kantor macam apa yang perlu Anda sewa? Bagaimana Anda harus gaji diri sendiri?

Jika Anda masih ada di titik ini, disarankan untuk tidak berpikir mengambil kredit, melainkan bangun usaha sepenuhnya dari kantung sendiri. Ada lima alasan mengapa startup pada tahap awal harus bootstrapping. Berikut rangkumannya:

1. Model bisnis biasanya berubah pada tahap awal

Alasan pertama adalah karena sangat mungkin saat Anda mengembangkan gagasan dan model bisnis akan berfluktuasi, sementara Anda harus tetap fleksibel dengan hal tersebut. Biasanya rencana yang Anda siapkan matang-matang sebelum benar-benar diimplementasikan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Hal ini disebabkan ada faktor X, Anda pun harus siap dengan kondisi tersebut.

Ketika Anda mendanai startup dari kantung sendiri, Anda akan berpikir dua kali sebelum berkomitmen untuk menghabiskan uang yang begitu berharga.

2. Fase yang bisa menyeimbangkan pro kontra menjadi karyawan vs pengusaha

Ada pepatah yang menyebutkan, “Jangan tenggelamkan kapal Anda,”. Pepatah ini maksudnya jangan berhenti dari pekerjaan terlalu cepat. Ada risiko signifikan yang terkait apabila Anda bekerja dari kerja kantoran terlalu cepat, sebab Anda harus bertanggung jawab penuh atas seluruh biaya overhead. Mulai dari peralatan, perawatan, komputer TI, staf. Belum lagi hal-hal lainnya yang sering dianggap remeh, seperti asuransi kesehatan, tunjangan pekerjaan, gaji lembur, dan sebainya.

Jika Anda menyubsidi seluruh pertumbuhan awal startup Anda dengan pinjaman, Anda dapat dengan mudah kehilangan jalur dari bisnis sebenarnya. Maka itu, pastikan bisnis Anda memiliki progres hingga mampu menghidupi diri Anda dan karyawan sebelum meninggalkan pekerjaan yang selama ini sudah menghidupi Anda.

3. Menjadi batu loncatan sebelum memutuskan untuk scale up

Bila bisnis Anda hidup karena disubsidi oleh dana eksternal, Anda mungkin tergoda untuk scale up sebelum berhasil membuktikan model bisnis diterima di pasar. Katakanlah bisnis Anda menyediakan layanan kelas seni untuk pasangan di malam hari. Dengan uang sendiri, Anda bisa menguji model bisnis tersebut dengan menyewa ruangan di kedai kopi selama beberapa kali pertemuan.

Selama waktu tersebut, Anda perhatikan apakah model bisnis ini akan melahirkan pengguna loyal? Jika terbukti ada hasilnya, Anda bisa perlahan-lahan menyewa tempat tersebut untuk beberapa bulang sebelum memutuskan untuk sewa penuh. Langkah ini akan meminimalkan dana Anda terbuang sia-sia.

4. Ada hubungan emosional ketika menghabiskan tabungan sendiri

Anda memiliki keterikatan emosional dengan uang sendiri. Setiap kuitansi, pengeluaran, belanja perusahaan dan lain-lain harus membuat Anda mengatakan ke diri sendiri, “Apakah saya memerlukan ini?.”

Ada banyak pemilik usaha yang berjuang menjalani bisnisnya dengan strategi bakar uang, ambil kredit untuk kebutuhan yang tidak penting, seperti makan siang bisnis, beriklan, membuat merchandise, dan lainnya. Biaya seperti ini padahal tidak pernah mereka lakukan jika sedang bersama keluarga mereka dari tabungan sendiri.

Untuk itu, Anda perlu mulai membuat anggaran dengan nominal budget yang konservatif jika hal-hal seperti ini terjadi. Dengan demikian Anda bisa melanjutkan bisnis yang bisa membuat arus kas kembali positif.

5. Anda pegang kendali atas uang sendiri

Bila bisnis yang dirintis malah membawa hutang, berarti Anda membawa risiko yang mana harus menyerahkan bunga untuk memuaskan kreditur. Ini sama saja artinya Anda kehilangan kendali.

Ada istilah bisnis yang biasa digunakan untuk perusahaan publik terkait hal ini, disebutnya rasio hutang terhadap modal. Rasio ini dihitung untuk mengukur rasio semua kewajiban perusahaan terhadap semua aset atau ekuitas.

Bila bisnis berada di atas rasio hutang, bisa menjadi tanda bahwa perusahaan Anda sekarat. Kemungkinan startup Anda ini dimulai dengan modal yang sangat kecil. Dalam hal ini, hutang yang Anda keluarkan akan menyebabkan rasio hutang terhadap modal melonjak dengan sangat cepat. Artinya ini risiko besar.

Risiko akan semakin besar ketika pada tahap awal Anda mengajak investor dan menukarnya dengan saham perusahaan. Anda akan kehilangan kendali, bahkan bisa jadi dipaksa keluar dari jabatan oleh investor.

Lima alasan ini secara langsung mendorong Anda untuk tidak meminjam uang sama sekali dari pihak mana pun. Juga jangan mengandalkan investor. Ketika bisnis Anda telah menemukan pasarnya, namun dapat diandalkan berarti Anda ada potensi untuk scale up.

Lima Alasan Startup di Tahap Awal Harus Menunda Kegiatan Penggalangan Dana

Kegiatan fundraising merupakan salah satu kegiatan yang kerap dilakukan oleh startup di masa awal atau ketika tengah bersiap melakukan scale-up. Dari sekian banyak investor baik lokal hingga asing yang tertarik untuk menanamkan modal di startup, menjadikan kegiatan penggalangan dana lebih mudah dengan beragam pilihan yang ada. Terutama jika startup Anda memiliki potensi dan produk yang baik.

Sebelum Anda mulai bersiap melakukan pendekatan dengan investor, ada baiknya untuk menunda terlebih dahulu kegiatan fundraising tersebut dan fokus kepada pengembangan produk hingga uji coba produk lebih matang.

Artikel berikut akan mengupas 5 hal yang perlu dicermati startup untuk menunda kegiatan penggalangan dana.

Memanfaatkan waktu yang ada

Terkadang persoalan dana menjadi masalah yang paling krusial bagi startup yang masih dalam tahap awal. Mulai dari pengembangan produk, riset hingga uji coba, semua proses tersebut wajib untuk dilakukan dan membutuhkan dana yang cukup besar jumlahnya. Idealnya, saat startup baru mulai, melakukan proses tersebut sebaiknya menggunakan uang pribadi (bootstrapping) dan hindari sedini mungkin untuk melakukan penggalangan dana. Dengan demikian waktu yang tersedia di awal bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membangun startup. Bisnis yang dijalankan di awal tanpa adanya modal dari investor merupakan investasi ekuitas di masa mendatang.

Lebih ketat dalam pengeluaran

Karena kondisi keuangan yang terbatas, startup dipaksa untuk bisa memanfaatkan dana sebaik mungkin. Untuk itu pengeluaran yang tidak dibutuhkan bisa dibatasi menyesuaikan keadaan yang ada. Kondisi tersebut juga bisa membuat startup lebih fokus untuk bisa melakukan monetisasi dan mendapatkan pendapatan sejak awal.

Mempertahankan kontrol sepenuhnya

Ketika startup berhasil mendapatkan investasi di tahap awal artinya Anda pemilik startup harus rela kehilangan kontrol atau kuasa penuh dari bisnis startup saat ini. Mulai dari pengeluaran, pemilihan kandidat pegawai hingga target pasar, akan di kontrol oleh investor. Hal tersebut bisa mempersempit peluang dan inovasi Anda pemilik startup untuk melakukan pengembangan produk hingga penentuan target pasar yang sesuai dengan kriteria, semua harus didiskusikan terlebih dahulu dengan investor.

Menentukan visi dan misi

Masa awal startup merupakan masa penentuan visi dan misi startup. Tidak selamanya ide awal yang sudah diyakini akan dikembangkan menjadi produk adalah sama, ketika keadaan mendesak dan mengharuskan Anda untuk melakukan pivoting, ide tersebut bisa berubah secara drastis. Untuk itu sebelum startup bersiap untuk melakukan akselerasi, idealnya tunda dulu kegiatan penggalangan dana, hingga startup sudah benar-benar menemukan MVP (minimum viable product), target pengguna dan bisnis model yang sesuai dengan visi dan misi startup.

Lakukan penggalangan dana pada saat yang tepat

Kebanyakan startup saat ini melakukan kegiatan fundraising di masa awal untuk memulai bisnis, namun demikian banyak juga investor yang pada akhirnya lebih tertarik untuk melakukan kegiatan penggalangan dana kepada startup yang mulai mengalami pertumbuhan positif dan telah berdiri dalam waktu yang cukup lama. Jika startup Anda memiliki sejarah dan latar belakang bisnis yang baik dan terus berkembang, investor akan secara langsung menawarkan modal tanpa Anda melakukan kegiatan penggalangan dana.