UbIklan Andalkan Kecanggihan Teknologi dan Pengolahan Data

Indonesia seahun belakangan mulai dibanjiri dengan layanan car advertising. Semuanya berangkat dengan semangat memberikan alternatif beriklan yang lebih efisien, efektif dan terukur. Selain itu mereka juga memiliki semangat untuk membantu para pemilik kendaraan untuk mendapatkan pendapatan lebih. Salah satu layanan car advertising yang sudah berjalan di Indonesia adalah UbIklan. Selain mobil, UbIklan juga sudah mengakomodasi moda transportasi sepeda motor sebagai sarana iklan berjalannya.

Sebagai sebuah layanan yang datang dengan janji memudahkan dan merevolusi cara beriklan UbIklan menawarkan sejumlah fitur-fitur khusus. Di antaranya adalah fitur monitoring dan pelacakan real time, biaya yang lebih murah, dan juga iklan yang diklaim lebih efektif dan efisien dibanding dengan cara beriklan konvensional.

Menanggapi kehadiran UbIklan saat layanan car advertising semakin semarak, pihak Business Development UbIklan Jessica Juliardy menjelaskan pihaknya menanggapi positif ramainya segmen car advertising di Indonesia. Ia pun optimis kelebihan-kelebihan UbIklan akan lebih terlihat jika ada pembanding di sektor yang sama.

“UbIklan menyikapi dengan sangat positif terhadap persaingan di business model yang sama. Karena dengan banyaknya persaingan ini, ubiklan bisa semakin menunjukan kelebihan-kelebihan yang UbIklan miliki dari sisi teknologi and data,” terang Jessica.

Big data dan sistem anti-fraud

Di tahun 2018 ini, meski banyak pemain yang berebut kue di sektor car advertising, namun hal ini tidak membuat UbIklan menyerah. Meski enggan mengungkapkan angka, mereka percaya diri dengan mengklaim tengah mengembangkan beberapa fitur yang disebut tidak dimiliki oleh penyedia layanan sejenis lainnya. Dua layanan unggulan ini adalah analisis big data dan sistem pencegahan penipuan atau anti-fraud.

Dijelaskan Jessica, pihaknya memiliki sistem monitoring internal yang bisa mencegah kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dari partner UbIklan sehingga tidak merugikan para pengiklan. Selain itu mereka juga memiliki sistem analisis big data dengan algoritma yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa menghitung jumlah impression secara langsung.

Dua fitur unggulan ini melengkapi beberapa pelayanan lain yang diberikan UbIklan kepada mitra pengemudi, termasuk pengetahuan mengenai produk, penyesuaian ukuran stiker, pemasangan, hingga pembayaran pajak.

Application Information Will Show Up Here

Adopsi Media Videotron, Startup “Car Advertising” Adroady Resmi Hadir

Adroady, startup yang bergerak di bidang “car advertising”, meresmikan kehadirannya di Indonesia. Tidak seperti kebanyakan pemain di bidang yang sama, startup ini mengadopsi konsep programmatik dari media videotron, sejumlah perangkat IoT, dan machine learning sebagai terobosannya.

“Kami melihat ada peluang dari bisnis car advertising, media iklan stiker kurang menarik karena statis. Setelah riset hampir dua tahun, kami yakin format dengan video ini bisa diterapkan di Indonesia karena ada pasarnya,” terang CEO dan Founder Adroady Edward Halley kepada DailySocial.

Untuk format bisnisnya, Adroady menyediakan perangkat sendiri, terdiri atas videotron yang dirakit sendiri berukuran 1 m x 0,5 m, dua kamera yang terpasang dalam mobil, single board computer (SBC), dan aplikasi untuk pengemudi.

Pengiklan dapat berkreasi lebih leluasa karena format iklan yang disajikan berbentuk video berdurasi 30 detik. Kamera yang terpasang dalam mobil, satu dipakai untuk menghitung objek di belakang kendaraan dan satu lagi untuk pengamanan pengemudi.

SBC juga di pasang dalam mobil mitra pengemudi untuk dihubungkan ke aplikasi. Setiap kali ada pembaruan dari pengiklan akan tersimpan ke dalam server Adroady, dalam lima menit sekali akan dikirimkan notifikasi ke aplikasi. Nanti aplikasi akan mengirimkan data terbaru ke SBC untuk ditampilkan ke videotron.

Aplikasi dipakai untuk menarik data dari SBC terkait hasil impresi yang dihasilkan pengemudi dan dapat dilihat secara langsung oleh pengiklan. Pengemudi tidak perlu mengatur apapun dari smartphone karena semua perangkat sudah terhubung secara programmatik.

Menurut Edward, konsep ini menjamin koneksi internet tetap terjaga karena sinyal yang dipakai berasal dari smartphone pengemudi.

“Ketika pengiklan upload sesuatu dalam dashboard, bisa langsung tayang di mobil-mobil sesuai dengan cakupan area yang diinginkan. Tentunya bagi pengiklan, cara ini akan lebih menarik karena mereka bisa mengatur sendiri jadwal campaign yang diinginkan.”

Dia mengklaim, bila dibandingkan dengan anggaran yang harus dianggarkan pengiklan untuk satu videotron di pinggir jalan, jauh lebih murah tidak sampai setengah harga dari pasaran. Menurutnya, investasi untuk satu videotron umumnya sekitar Rp20 juta.

Adapun, biaya iklan yang harus dikucurkan pengiklan dihitung berdasarkan views dengan rincian US$15 per 1000 views. Sementara pengemudi akan dibayar Rp17 per view.

Target dan rencana pengembangan fitur

Edward melanjutkan, inovasi Adroady berikutnya adalah mendeteksi kendaraan berdasarkan plat dan merek kendaraan untuk menghasilkan metrik baru, yakni unique view. Dengan demikian pengiklan nantinya dapat lebih spesifik menyasar target konsumen sesuai dengan citra brand.

Untuk sementara, metode penghitungan yang dihasilkan Adroady per satu view adalah mendeteksi objek di belakang kendaraan dengan radius dua meter dan sudut 60 derajat. Itu dianggap melihat iklan. Apabila mobil yang sama terus berada di belakang mobil mitra, view hanya akan dihitung sampai empat kali.

“Kami masih proses pengembangan agar bisa deteksi plat dan merek kendaraan. Itu pengembangan lebih lanjut dari machine learning kami untuk jadi vision machine learning.”

Soal penambahan mitra pengemudi, ke depan Adroady akan menjalin dengan agensi untuk merangkul komunitas pengemudi online. Diharapkan sampai akhir tahun ini dapat mengakuisisi 1.000 unit mobil dan mulai ekspansi daerah. Wilayah cakupan Adroady sementara ini baru sekitar Jabodetabek. Tak hanya itu, pihaknya juga mulai mempersiapkan motor sebagai objek iklan.

Sejauh ini Adroady sudah bermitra dengan lima brand sebagai pengiklan. Mereka adalah Rumah.com, Lazada, Nusatrip, Ralali, dan Panorama Tours. Total tim mencapai tujuh orang, dengan jumlah tersebut mampu memproduksi tiga videotron dalam sehari.

Adroady diungkapkan juga telah menerima investasi tahap awal dari angel investor yang merupakan perusahaan marketplace iklan berbasis di Singapura dengan nilai yang tidak disebutkan.

Pendekatan Berbeda Startup “Car Advertising” PayRide Jangkau Pengiklan dan Pemilik Kendaraan

Meski startup yang bergerak di bidang “car advertising” sudah banyak, tak lantas membuat peluangnya jadi sempit. Justru ada celah di dalamnya yang dimanfaatkan startup PayRide untuk mulai meramaikan segmen ini.

PayRide didirikan di Surabaya oleh Agus Widjaja selaku Founder dan CEO bersama temannya, terinspirasi dari kemacetan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Yang berbeda dengan pemain lainnya, menurut Agus adalah PayRide memanfaatkan pembayaran jasa iklan berdasarkan jumlah impresi yang dihasilkan, bukan dari jarak per kilometernya.

Dalam proses bisnisnya, pemilik kendaraan diberi kebebasan untuk memilih iklan yang ditawarkan PayRide beserta desain stiker iklannya. Dari sisi pengiklan, mereka berhak memilih jenis wrapping untuk materi promosi.

Kemudian kendaraan akan diberi pelacak GPS khusus sehingga tidak bergantung pada GPS dari smartphone pengemudi. Di dalam GPS tersebut, memanfaatkan algoritma untuk mengalkulasikan jumlah impresi dari berbagai unsur, seperti klasifikasi jalan, kapan pengemudi ada di jalan, jenis wrapping untuk materi promosi, asal kota dan lainnya.

Kemudian diperkuat dengan analisis yang berisi penjelasan lebih mendalam mengenai impresi, heat map, pengemudi terbaik, dan demografi masyarakat di daerah tersebut. Seluruh gambaran ini diyakini dapat memberikan proyeksi yang lebih jelas bagi target sasaran.

“Dengan cara itu menurut kami adalah solusi win-win, pengiklan dapat melakukan pendekatan unik dan pemilik kendaraan bisa memperoleh penghasilan tambahan dari waktu yang mereka habiskan di jalan,” kata Agus kepada DailySocial.

Sejauh ini, lanjut Agus, PayRide baru menyediakan layanan iklan untuk pemilik kendaraan roda empat saja. Telah bekerja sama dengan lebih dari 1000 pemilik mobil namun hanya sekitar 300 di antaranya yang terdaftar dalam campaign PayRide. Lokasinya tersebar di Surabaya dan Jakarta. Setiap pemilik mobil, secara rerata mendapat imbal jasa iklan sekitar Rp1,5 juta per bulannya.

Meski baru beroperasi di dua kota, rencananya PayRide akan ekspansi ke kota besar lainnya seperti Bandung, Bali, dan Semarang, ditambah kota tingkat dua dan tiga. Di samping itu, PayRide juga akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pemberian update demografi untuk kelancaran pelaporan kepada pengiklan dan penambahan medium iklan di luar stiker.

Agus juga mengungkapkan pada tahun ini rencana untuk mencari pendanaan baru agar dapat mendukung eskalasi bisnis. Hanya saja, pihaknya masih mengejar target tertentu dengan tujuan ingin memperkuat fondasi bisnis sekaligus mendapatkan kepercayaan investor di masa mendatang.

“Kami masih bootstrapping untuk operasional PayRide. Memang ada rencana untuk cari investor dari pihak eksternal, tapi kami ingin capai target dulu agar fondasi bisnis bisa lebih kuat di mata investor,” pungkas Agus.

Di Indonesia, selain PayRide ada pemain sejenis lainnya yang sudah lebih dahulu beroperasi, di antaranya Promogo, DoQar, Stickearn, Wrapmobil, Sticar, Inmobi, dan Klana.

Application Information Will Show Up Here

Empat Hal Dasar yang Harus diperhatikan dalam Membangun Startup

Dalam membangun bisnis itu tidak ada resep pasti yang bisa menjamin kesuksesan. Akan tetapi, dengan banyak mendengar kisah-kisah di balik kesuksesan seorang pengusaha akan ada benang merah yang bisa ditarik untuk menjadi bahan pelajaran.

Salah satunya, belajar dari Andrew Tanyono. Dia adalah pendiri sekaligus CEO Promogo, startup yang bergerak di sektor car advertising. Perusahaan ini berdiri sejak tahun lalu.

Kini Promogo telah hadir di 20 kota, tersebar di kota tier ke-2 dan 3 dengan menggandeng 45 brand sebagai pengiklan. Jumlah mobil berstiker sekitar 4 ribu, total perjalanan mencapai 20 juta kilometer.

Secara bisnis, Promogo telah mencetak pendapatan bisnis sebesar US$1 juta dan telah membayar iklan ke pemilik mobil dengan total nilai Rp5 miliar.

Berbekal pengalaman mendirikan Promogo, Andrew berbagi tips empat hal dasar apa saja yang harus diperhatikan dalam membangun startup. Berikut rangkumannya:

Validasi ide

Menurut Andrew, ide itu adalah barang murah. Yang mahal adalah eksekusi. Pasalnya, semua orang memiliki ide, tapi belum tentu bisa mengeksekusinya. Dia juga menekankan bahwa dalam melakukan validasi ide, founder harus memiliki passion yang sama dengan bisnis yang akan digelutinya. Memiliki passion yang sama, dinilai akan lebih mudah dalam memvalidasi.

“Bahkan empat bulan Promogo sudah berdiri, validasi ide itu terus dilakukan karena saya sendiri enggak tahu hasilnya akan seperti apa karena saya selalu coba apapun ide yang muncul,” terangnya, Selasa (21/11).

Bangun tim yang tepat

Perjalanan tim Promogo sejak pertama kali dirintis, pergantian orang-orangnya cukup dinamis. Dari empat orang, berkurang jadi tiga, hingga Andrew sendiri. Sampai akhirnya tim Promogo kini sudah mencapai 25 orang.

Dalam mencari tim, sebelumnya founder perlu identifikasi kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Kemudian cari sosok yang dapat komplementer dengan founder.

Bijak mengalokasikan pengeluaran

Keuangan adalah nyawa perusahaan. Maka dari itu, founder tidak bisa sembarang dalam membelanjakan uangnya. Atau dengan kata lain sadar dengan kapasitas sendiri. Menurut Andrew, bila menempuh cara bootstrapping, jangan sampai besar pasak daripada tiang.

“Kalau founder tidak tahu uang yang keluar dan masuk itu ada berapa totalnya, sebaiknya lupakan [bangun startup] karena itu nyawanya perusahaan.”

Terus belajar

Apa yang Andrew lakukan saat merintis Promogo adalah banyak keluar rumah untuk mendatangi berbagai pertemuan bisnis. Dari sana, dia berkenalan dengan banyak orang untuk belajar dan berteman. Belajar, sambungnya, tidak harus duduk di bangku sekolah saja tapi bisa dari lapangan langsung.

“Jangan lupa untuk terus berbuat baik ke orang asing karena kita semua enggak ada yang tahu di luar akan ketemu siapa. Yang terpenting adalah skill, usaha, dan terus berdoa,” pungkas Andrew.

StickEarn Dapatkan Pendanaan Awal dari East Ventures

Startup pengusung layanan car advertising StickEarn mengumumkan baru saja mendapatkan pendanaan awal (seed funding) dari East Ventures. Meskipun tidak disebutkan angkanya secara detail, namun dapat diinformasikan bahwa nilainya berada dalam kisaran jutaan dolar. Pendanaan ini akan digunakan untuk menguatkan tujuan atau visi bisnis yang telah dimiliki StickEarn.

“Kami memiliki dua tujuan penting. Pertama, StickEarn mengakomodasi objektif perusahaan pengiklan untuk mendapatkan hasil kegiatan pemasaran yang lebih efektif dan terukur. Kedua, StickEarn bertujuan untuk memberdayakan mitra StickEarn (pemilik kendaraan bermotor yang telah terdaftar) dengan pendapatan tambahan dan pelatihan aplikasi,” ujar Co-Founder StickEarn Sugito Alim.

[Baca juga: Stickearn di Tengah Potensi Car Advertising yang Mulai Banyak Diperebutkan]

Berdiri sejak Januari 2017, gagasan StickEarn pertama kali muncul setelah empat pendirinya yakni Garry Limanata, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Archie Carlson mengamati bahwa iklan kendaraan, yang ramai di negara lain seperti Singapura dan Amerika Serikat, tidak ada di Indonesia. StickEarn kemudian mengambil konsep ini dan menyempurnakannya dengan teknologi yang untuk menciptakan medium iklan yang efektif, dapat dilacak, dan terukur.

Pendiri StickEarn: Archie Carlson, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Garry Limanata
Pendiri StickEarn: Archie Carlson, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Garry Limanata

Selain itu, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta memiliki volume kendaraan tertinggi di jalan dengan warganya menghabiskan rata-rata 2 jam sehari di jalan. Sekitar 35% orang menghabiskan kebanyakan waktu mereka di jalan. Saat ini StickEarn aktif beroperasi di 14 kota di Indonesia. Selain produksi dan pemasangan stiker reklame di mobil, StickEarn juga memberikan layanan bagi para pengiklan dalam bentuk konsultasi dan solusi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pihak pengiklan.

[Baca juga: Hadirnya StickEarn, Klana, dan Menjamurnya Digitalisasi Bisnis Car Advertising]

Terkait pendanaan ini, Willson Cuaca selaku Managing Partner East Ventures menyampaikan:

“Kami melihat potensi yang sangat besar dari StickEarn, selain model bisnis yang masih segar, para pendirinya pun memiliki visi yang baik yang terarah untuk pengembangan perusahaan ini ke depannya. Kami percaya bahwa investasi ini dapat mendukung StickEarn untuk menjadi perusahaan rintisan dengan performa yang lebih baik sehingga berdampak bagi perusahaan pengiklan dan masyarakat.”

Application Information Will Show Up Here

Sticar Rambah Layanan Iklan di Sepeda Motor

Setelah menjadi pemain di bisnis car advertising, Sticar mulai merambah sektor iklan sepeda motor sebagai layanan terbaru. Menjamurnya sepeda motor sebagai moda transportasi yang makin populer membuat Sticar melirik pangsa pasar ini. Sticar akan menjadi pemain berikutnya setelah Karta yang memang dari awal mengkhususkan diri untuk iklan bergerak di sepeda motor.

Menurut CEO Sticar Rio Darmawan, diversifikasi layanan Sticar ini merupakan dampak tingginya permintaan brand untuk ketersediaan iklan di moda sepeda motor.

“Dalam satu tahun ini kami menyediakan solusi iklan di mobil bagi para pelaku usaha. Seiring dengan terus naiknya awareness Sticar dan online car branding sendiri, ternyata banyak klien yang berharap layanan-nya ditambah. Jadi diversifikasi ini kami lakukan juga untuk memenuhi permintaan tersebut.”

Secara umum cara kerjanya tak berbeda dengan proses bisnis untuk iklan di mobil. Menggunakan dasbor yang tersedia, pengiklan bisa secara real time melihat ke mana saja iklan tersebut berjalan dan jumlah impresi yang didapat. Diklaim Sticar sudah memiliki 1000 mitra pengemudi motor terdaftar yang bergabung dengan program ini.

Meskipun bukan hal yang baru, Sticar mengklaim layanannya ini memberi nilai tambah di sisi brand activation agar pesan-pesan yang diberikan bisa secara optimal ditangkap masyarakat.

Menurut wawancara sebelumnya, fokus Sticar tahun ini adalah customer retention, termasuk  peningkatan layanan pengiklan seperti ketepatan kampanye mulai dari pengajuan desain, waktu pemasangan, berjalannya kampanye, hingga pelaporan. Terkait ekspansi, Sticar menargetkan melebarkan sayap hingga ke 20 kota baru.

Application Information Will Show Up Here

 

Rencana Layanan “Car Advertising” doQar Perluas Wilayah Layanan dan “Brand Awareness”

Padatnya jalan raya di kota Jakarta sudah banyak dimanfaatkan oleh startup untuk menghadirkan layanan “car advertising” yang diklaim mampu menarik perhatian target audiens sekaligus memberikan penghasilan tambahan kepada mitra pemilik mobil yang menjadi media untuk beriklan.

Dengan memanfaatkan aplikasi mobile startup lokal doQar hadir dengan layanan serupa yang sudah dilakukan oleh Sticar, Promogo, StickEarn, Wrapmobil, Klana dan KarAds.

Kepada DailySocial, VP Business Development doQar Eko Mulyanto mengungkapkan, didirikannya doQar berangkat dari inspirasi layanan sejenis dari Amerika Serikat. Layanan ini dianggap bisa diterapkan untuk pasar Indonesia.

“Didukung dengan beberapa data tambahan yang kami miliki terkait dengan padatnya penduduk dan kendaraan di Indonesia, dan juga mulai maraknya kehadiran taksi online yang banyak beredar dan digunakan oleh publik saat ini, melihat peluang yang ada doQar kemudian ingin menjadi fasilitator yang menjembatani Supply dan Demand tersebut.”

Layanan doQar untuk saat ini tersedia di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. doQar berencana terus memperluas jaringan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Cara kerja doQar dan strategi monetisasi

Setelah doQar mendapatkan pendaftaran dari pemilik mobil yang tertarik menjadi media beriklan, selanjutnya tim dari doQar akan melakukan penyeleksian mobil-mobil yang memenuhi syarat untuk mengikuti kampanye yang tersedia. Semua advertiser (pengiklan) memiliki spesifikasi iklan masing-masing, dari sisi jumlah mobil, jenis mobil, lamanya kampanye hingga target kota kampanye diadakan.

“Kami yang mengurus produksi dan instalasi stiker, serta juga mengurus pajak reklame masing-masing mobil. Advertiser tinggal terima beres,” kata Eko.

DoQar menggunakan teknologi tracker besutan sendiri dibarengi dengan aplikasi Android yang harus diunduh pengendara mobil. Kombinasi tracker dan aplikasi akan merekam perjalanan mobil (titik-titik yang dilalui, jumlah kilometer yang terkumpul, kompensasi yang terkumpul).

Advertiser bisa melihat kinerja campaign yang sedang berjalan secara real time dari laptop atau PC dimana saja dan kapan saja. Weekly atau monthly report bisa dicetak dari reporting dashboard yang kami sediakan untuk pengiklan,” kata Eko.

Saat ini doQar sudah melayani 7 perusahaan, yaitu Electronic City, Trans Studio Bandung, Kimia Farma, Asuransi Cakrawala Proteksi, English First, Kristamedia, dan Asuransi Adira Dinamika. Jumlah klien doQar tersebut bakal bertambah sampai akhir tahun 2017 ini.

Terkait dengan strategi monetisasi yang dilancarkan, doQar menerapkan Direct Selling kepada Advertiser dan tarif berjenjang untuk menarik calon pengiklan. Dengan mekanisme yaitu semakin banyak jumlah mobil yang dikontrak, semakin besar kesempatan potongan harga bakal diberikan.

Target dan rencana doQar

Menyadari layanan yang diberikan sudah banyak hadir dan bisa dipilih oleh publik saat ini, doQar mengklaim memiliki metode dan teknologi yang dirancang untuk memastikan investasi klien tidak terbuang sia-sia.

“Untuk lebih bersaing, kami akan fokus pada beberapa hal seperti memberikan standar layanan yang lebih baik dari segi kualitas bahan, teknik pemasangan, jadwal pemasangan, customer care dan sebagainya, juga Meningkatkan R&D terutama pada aplikasi dan backend system kami dengan melakukan perbaikan maupun inovasi-inovasi baru,” kata Eko

Selain itu doQar juga memiliki komitmen untuk senantiasa melakukan Product Differentiation dengan mengembangkan inovasi dan layanan baru yang unik. Masih melakukan branding dan product awareness kepada pengguna, doQar memiliki target yang ingin dicapai akhir tahun 2017 ini.

“Target doQar adalah menjadi perusahaan yang pertama kali diingat oleh advertiser setiap kali mereka mau melakukan aktivitas branding atau promosi luar ruang,” tutup Eko.

Application Information Will Show Up Here

Rencana KarAds Usai Kantongi Pendanaan Baru

Satu lagi startup lokal hadir menawarkan layanan “car advertising” bernama KarAds. Tidak berbeda jauh dengan layanan serupa yang sudah lebih dulu hadir seperti Sticar, Promogo, StickEarn, Wrapmobil dan Klana, layanan yang diberikan oleh KarAds sepenuhnya mengandalkan mobil yang dimiliki mitra. Aplikasi KarAds sudah tersedia di platform Android.

“Ide mendirikan KarAds muncul karena melihat mahalnya harga pemasangan iklan outdoor (billboard, videotron, transit media, transportasi umum). Di samping mahal media yang tersedia juga sangat terbatas sehingga hanya perusahaan besar saja yang dapat beriklan di media tersebut,” kata Founder dan CEO KarAds I Made Harta Wijaya kepada DailySocial.

Di sisi lain, ada peluang untuk menggunakan kendaraan pribadi sebagai media pemasangan iklan. Hal ini ditunjang juga dengan berkembangnya jumlah kendaraan pribadi yang digunakan sebagai taksi online. Idenya adalah memberi tambahan penghasilan bagi pengemudi kendaraan pribadi dengan menempelkan stiker di kendaraan mereka.

“KarAds tidak hanya memikirkan penggunaan kendaraan pribadi sebagai media, tapi memberikan juga pengukuran yang dapat menggambarkan efektivitas pemasangan iklan di kendaraan, seperti pengukuran pergerakan kendaraan (area pergerakan, jarak tempuh) serta perkiraan berapa orang yang sudah melihat iklan yang dipasang di kendaraan tersebut,” kata Wijaya.

Pendanaan baru dan teknologi KarAds

Meskipun memiliki layanan hingga laman dahsboard yang banyak digunakan oleh layanan serupa lainnya, KarAds mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari sisi teknologi. Mobil yang menjadi mitra KarAds akan dipasang Global Positioning System (GPS) untuk memantau langsung pergerakan dari kendaraan tersebut. KarAds akan memasang perangkat GPS di mobil mereka jika mereka terpilih dalam salah satu program yang mereka inginkan dan kompensasi akan diberikan sesuai dengan jenis stiker yang dipasang di mobil mereka.

“KarAds menyediakan akses online bagi pengemudi untuk mendaftarkan kendaraan mereka sebagai partner mobil KarAds. Sesudah itu mereka dapat mengunduh aplikasi mobile KarAds yang akan menjadi media penghubung antara Karads dengan partner mobil. Mereka dapat memilih membawa iklan yang diinginkan melalui aplikasi,” kata Wijaya.

Bagi pemasang iklan, KarAds akan memudahkan semua proses. Hanya dengan memberikan desain yang dinginkan, langkah selanjutnya akan ditangani KarAds, seperti pencetakan dan pemasangan stiker, pembayaran pajak reklame, sampai pencabutan stiker jika program sudah berakhir.

“Di samping itu KarAds akan memberikan akses online langsung ke dashboard program mereka sehingga mereka dapat memonitor efektivitas pelaksanaan program mereka secara real time,” kata Wijaya.

Saat ini KarAds telah memiliki cukup banyak klien dari kalangan startup hingga operator telekomunikasi di Indonesia, di antaranya adalah Freshplus, OLX, Elevenia, dan Indosat Ooredoo. Baru saja mendapatkan seed funding dari strategic investor dalam dan luar negeri, KarAds berencana akan memperluas wilayah layanan ke luar Jabodetabek.

“Kami akan menggunakan dana segar yang ada untuk memperkuat operasional bisnis seperti memperluas area operasional, memperkuat tim yang ada saat ini, serta mengembangkan lagi teknologi yang sudah ada untuk meningkatkan value proposition kami,” tutup Wijaya.

Application Information Will Show Up Here

Upaya Promogo Bersaing di Pasar “Car Advertising”

Promogo mengalami peningkatan yang cukup signifikan di usia satu tahun beroperasinya. Kondisi ini berbarengan dengan mulai banyaknya layanan yang berhadapan langsung dengan Promogo. CEO Promogo Andrew Tanyono memandang ini sebagai bukti bahwa memang ada pasar dan permintaan yang tinggi di sektor car advertising. Menghadapi hal ini Promogo diusahakan untuk selalu mengedepankan kualitas produk dan jasa.

“Saya dan tim Promogo melihat hal ini sebagai bukti bahwa berarti memang terdapat market dan demand yang tinggi akan bentuk layanan ini. Di sisi yang lain tentunya Promogo juga secara terus menurus meningkatkan kualitas produk dan jasa kami. Entah itu pada product development nya ataupun pada customer service yang kami berikan kepada client-client kami,” terang Andrew.

Promogo disebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan perkembangan dan ekspansi tim internal Promogo, baik secara jumlah maupun cakupan wilayah. Andrew juga membocorkan saat ini Promogo sedang melakukan pengembangan terhadap produk-produk yang sudah dan akan segera diluncurkan. Perkembangan pun didapat dari jumlah brand yang mempercayai Promogo sebagai metode pemasarannya.

“Sejauh ini Promogo sudah ada di 18 kota di Indonesia. Jadi untuk pengembangan bisnis Promogo, rencana kami adalah untuk hadir di kota-kota lainnya dan juga untuk membangun tim yang solid di setiap kota tersebut,” imbuh Andrew.

Dari segi tantangan, Andrew menilai menempatkan brand positioning dari Promogo merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi Promogo untuk berkembang. Hal ini disebabkan karena bisnis car branding atau car advertising tergolong baru di Indonesia sehingga banyak brand yang belum terpikirkan bagaimana menggunakannya.

Ditanya bagaimana strategi Promogo mendapatkan anak pengguna di tengah persaingan yang ada Andrew menjelaskan kualitas dan keberhasilan kampanye klien adalah salah satu yang dijaga dan diupayakan oleh Promogo.

“Tentunya dengan mengedepankan kebutuhan client-client kami, oleh karena our client’s success is our success. Jadi bila ditanya strategi Promogo, kami benar-benar percaya bahwa pengguna pasti akan berdatangan apabila kami terus mengedepankan kesuksesan campaign client kami,” tutup Andrew.

Application Information Will Show Up Here

Stickearn di Tengah Potensi Car Advertising yang Mulai Banyak Diperebutkan

Car branding atau car advertising sejatinya bukanlah sebuah mekanisme baru dalam periklanan. Menjadi sebuah terobosan karena saat ini startup mulai memfasilitasi konsumen dan brand sebuah jembatan untuk saling terhubung. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Stickearn.

Melalui sebuah sistem berbasis web dan mobile, Stickearn memberikan kemudahan untuk pemilik mobil bisa menawarkan diri kepada brand untuk beriklan di mobilnya. Brand (dalam hal ini advertiser) diberikan kemudahan untuk memilih model iklan seperti apa yang ingin ditempelkan ke mobil tersebut.

Keuntungan lainnya, advertiser dapat memantau secara real time mobilitas dan jarak tempuh iklan tersebut melalui dashboard aplikasi khusus. Dashboard juga dapat menghitung secara akurat seberapa besar impresi yang terbentuk dari pemasangan iklan, sehingga para advertiser dapat menerima efek iklan dengan sangat akurat.

[Baca juga: Hadirnya StickEarn, Klana, dan Menjamurnya Digitalisasi Bisnis Car Advertising]

Stickearn didirikan pada Januari 2017 oleh Garry Limanata, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Archie Carlson. Setidaknya sudah 31 brand yang bekerja sama dengan Stickearn saat ini. Startup yang berkantor pusat di Cempaka Putih ini juga mengklaim telah menjangkau di 13 kota besar di Indonesia.

“Melihat potensi yang luar biasa dari car branding ini, memungkinkan berbagai macam industri bisa memanfaatkan sarana ini untuk meraih target audience yang lebih besar lagi,” ujar Sugito Alim selaku Co-Founder Stickearn.

Saat ini Stickearn juga tengah melakukan kerja sama eksklusif dengan Grab melalui top performing drivers. Tingkat mobilitas pengemudi Grab yang tinggi tentunya menghasilkan pengaruh dan kolaborasi yang baik antara pengiklan dan mitra Stickearn. Dengan terus meningkatnya ketertarikan para pemasar terhadap branding ini, Stickearn juga akan memperluas bisnisnya dengan pemasangan iklan di kendaraan roda dua.

“Tidak hanya pemasangan iklan di body luar mobil, Stickearn juga memberikan pengiklan ruang yang lebih besar lagi melalui brosur-brosur yang dapat diletakkan di dalam mobil, sehingga para penumpang dapat mendapatkan informasi yang lebih mendetail dari pengiklan,” imbuh Sugito.

Potensi car branding untuk periklanan masa kini

Proses pemasangan stiker iklan pada kaca mobil / Stickearn
Proses pemasangan stiker iklan pada kaca mobil / Stickearn

Sebuah survei dari The American Trucking Association menunjukkan grafik yang selalu meningkat pada tingkat keefektifan iklan di kendaraan. Studi menyatakan 97% responden mengingat iklan yang dipasang pada kendaraan, 98% berpikir bahwa iklan tersebut menciptakan citra positif dari pemasang iklan. Sementara itu, 96% responden meyakini bahwa iklan di kendaraan lebih efektif ketimbang reklame dan 75% responden berkesan dengan brand yang diiklankan pada kendaraan tersebut.

Studi lain yang tak kalah menarik dari The Outdoor Advertising Association of America (OAAA) menunjukkan bahwa 95% orang Amerika terpapar iklan dari kendaraan yang lalu lalang dan 47% responden berusia 18-34 tahun berkesan setelah melihat iklan tersebut.

Lalu kondisi tersebut dihubungkan dengan masyarakat Jakarta rata-rata menghabiskan 400 jam per tahun di jalanan untuk bepergian dan bekerja. Artinya, rata-rata satu kali perjalanan di Jakarta ditempuh dalam waktu 2 jam. Terlebih pada hari-hari tertentu, 35% orang di Jakarta hanya menghabiskan waktu mereka di jalan. Sejalan dengan meningkatnya jumlah kendaraan dan pesatnya perkembangan teknologi tentunya hal ini membuka peluang bagi pemain seperti Stickearn.

Potensinya yang besar juga membuat para pemain di bidang car advertising, sebut saja nama seperti Klana, Wrapmobil atau bahkan Sticar yang saat ini mengklaim sudah memiliki 1000 mitra. Tentu diperlukan strategi jitu dalam mengeksplorasi pasar.

Strategi Stickearn di tengah persaingan yang ketat

Kerja sama yang baik menurut Sugito menjadi kunci kesuksesan bisnis ini. Yang menjadi pembeda Stickearn pihaknya kini mempunyai hubungan kerja sama yang baik dengan perusahaan jasa transportasi online. Setiap driver diberikan KPI (Key Performance Indicator) 2500 km per bulan. Kemudian untuk memastikan kualitas berjalan dengan baik, konsultasi gratis dan jasa desain juga diberikan.

“Saat ini kami fokus berkreasi untuk menciptakan produk-produk yang inovatif, serta bagaimana membuat para klien dapat mencapai target dan goal mereka dengan Stickearn,” ujar Sugito.

Turut dibahas juga terkait dengan regulasi kendaraan bermotor. Umumnya mobil atau motor harus memiliki warna yang sama dengan apa yang tertulis di surat kendaraan bermotor. Dengan pemasangan stiker sedikit banyak pasti akan mengubah warna tersebut. Sugito menjelaskan, bahwa di Stickearn full-body stickers pun hanya 60 persen saja, artinya warna dasar tetap tidak akan berubah dan masih sesuai dengan yang tertera di kendaraan bermotor.

Kendati butuh melakukan akselerasi cepat, hingga saat ini Sitckearn belum membuka pendanaan investor dari luar manajemen.

Application Information Will Show Up Here