Cermati Is Reportedly Securing 250 Billion Rupiah Series D Funding Led by MDI Ventures

Financial product aggregator Cermati reportedly secured a Series D funding round worth more than $17 million (approximately 250.3 billion Rupiah). Until this news was published, no confirmation has been given by Cermati’s management.

Based on our source, this round is led by MDI Ventures. MDI, through the Centauri Fund, was Cermati’s previous investor that participated in Series C in May 2021. Blibli’s entity, Global Distribution Niaga Pte Ltd, also participated in the latest round.

Since it was founded in 2015, Cermati has grown to be more than just an aggregator of financial products. Last year, they announced a holding company named Cermati Fintech Group (CFG). This company oversees a number of financial business verticals, including Cermati.com (financial product aggregator), Cermati Protect (insurtech), Indodana (fintech lending), BaaS, and most recently Cermati Invest (APERD mutual funds).

Previously in an interview with DailySocial.id, Cermati’s CEO, Andhy Koesnandar said the company’s flagship product has succeeded in enriching Cermati’s experience in developing digital onboarding products for banking partners, insurance, and other financial institutions.

The company follows banking standardization in the process, for example through API components, Fraud Detection, Credit Scoring, and e-KYC. “This experience provides capital for us to continue to develop new business lines in CFG,” Andhy said.

As part of the Djarum Group, the company carries out many strategic partnerships with its portfolio. One of them is for BaaS to partner with BCA Digital and Blibli. This initiative was launched last year, therefore, BCA Digital users can perform banking activities through the Blibli application.

Andhy said the BaaS solution allows his team to expand the financial product offerings, from opening accounts, paylater, insurance, and others on all types of platforms virtually to third parties, therefore, they can have banking capabilities on their non-bank platforms.

“BaaS is the latest technology product offering from the Cermati Fintech Group, where we provide a technology stack to connect banks with digital platforms,” ​​he added.

In this case, Cermati developed an embedded finance strategy, opening banking services to be embedded in an application ecosystem that enables super application capabilities through Open API and BaaS capabilities. Cermati’s BaaS enables online and offline ecosystems to embed banking services, in addition to insurance and paylater used as service models in its ecosystems.

The presence of financial products can increase fintech users, reduce user friction, and increase loyalty. As for banking, BaaS technology offers a new way to partner with the ecosystem by providing banking services tailored to these customers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cermati Dikabarkan Raih Pendanaan Seri D 250 Miliar Rupiah Dipimpin MDI Ventures

Startup agregator produk finansial Cermati dikabarkan mengantongi dana segar baru dalam putaran seri D bernilai lebih dari $17 juta (sekitar 250,3 miliar Rupiah). Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi yang diberikan manajemen Cermati.

Menurut informasi yang kami dapat, putaran ini kembali dipimpin oleh MDI Ventures. MDI, melalui Centauri Fund, merupakan investor sebelumnya yang berpartisipasi dalam seri C pada Mei 2021. Global Distribution Niaga Pte Ltd, entitas dari Blibli, turut serta dalam putaran teranyar ini.

Sejak berdiri pada 2015, Cermati kini berkembang lebih dari sekadar agregator produk finansial. Tahun lalu mereka mengumumkan perusahaan holding bernama Cermati Fintech Group (CFG). CFG ini membawahi sejumlah vertikal bisnis finansial, yakni Cermati.com (agregator produk finansial), Cermati Protect (insurtech), Indodana (fintech lending), BaaS, dan yang terbaru Cermati Invest (APERD reksa dana).

Sebelumnya dalam wawancara bersama DailySocial.id, CEO Cermati Andhy Koesnandar menuturkan Cermati.com, produk flagship perusahaan, berhasil memperkaya pengalaman Cermati dalam mengembangkan produk digital onboarding untuk mitra perbankan, asuransi, dan juga lembaga keuangan lainnya.

Perusahaan mengikuti standarisasi perbankan dalam prosesnya, misalnya melalui komponen API, Fraud Detection, Credit Scoring, dan e-KYC. “Pengalaman tersebut memberikan modal buat kami untuk terus mengembangkan lini bisnis baru di CFG,” kata Andhy.

Sebagai bagian dari Grup Djarum, perusahaan banyak melakukan kemitraan strategis dengan portofolionya. Salah satunya, untuk BaaS bermitra dengan BCA Digital dan Blibli. Solusi ini telah diluncurkan tahun lalu, jadi pengguna BCA Digital dapat melakukan aktivitas perbankan melalui aplikasi Blibli.

Andhy bilang, solusi BaaS ini sejatinya memungkinkan pihaknya memperluas penawaran produk keuangan, mulai dari pembukaan rekening, paylater, asuransi, dan lainnya di semua jenis platform secara virtual kepada pihak ketiga, sehingga dapat memiliki kemampuan perbankan dalam platformnya yang non-bank.

“BaaS adalah penawaran produk teknologi terbaru dari Cermati Fintech Group, di mana kami menyediakan technology stack untuk menghubungkan bank dengan platform digital,” ucapnya.

Dalam hal ini, Cermati mengembangkan strategi embedded finance, membuka layanan perbankan dapat tertanam dalam ekosistem aplikasi yang memungkinkan kemampuan aplikasi super melalui kemampuan Open API dan BaaS. Penawaran BaaS dari Cermati memungkinkan ekosistem online dan offline untuk menanamkan layanan perbankan, selain asuransi dan paylater yang digunakan sebagai model layanan dalam ekosistem mereka.

Kehadiran produk finansial dapat meningkatkan pengguna fintech, mengurangi user friction, dan meningkatkan loyalitas. Sementara bagi perbankan, teknologi BaaS menawarkan cara baru untuk bermitra dengan ekosistem dengan menyediakan layanan perbankan yang disesuaikan dengan pelanggan tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Cermati Rambah Produk BaaS, Garap Segmen “Unbanked” di Indonesia

Cermati Fintech Group (CFG) mulai menggarap produk Banking-as-a-Service (BaaS), ditandai dengan kemitraan strategis dengan BCA Digital dan Blibli. CFG melihat potensi unbanked dan underbanked yang masih begitu besar di Indonesia dapat diselesaikan melalui teknologi tersebut.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO CFG Andhy Koesnandar menyampaikan BaaS memungkinkan pihaknya memperluas penawaran produk keuangan, mulai dari pembukaan rekening, paylater, asuransi, dan lainnya di semua jenis platform secara virtual kepada pihak ketiga, sehingga dapat memiliki kemampuan perbankan dalam platformnya yang non-bank.

“BaaS adalah penawaran produk teknologi terbaru dari Cermati Fintech Group, di mana kami menyediakan technology stack untuk menghubungkan bank dengan platform digital,” ucapnya.

Dalam hal ini, Cermati mengembangkan strategi embedded finance, membuka layanan perbankan dapat tertanam dalam ekosistem aplikasi yang memungkinkan kemampuan aplikasi super melalui kemampuan Open API dan BaaS. Penawaran BaaS dari Cermati memungkinkan ekosistem online dan offline untuk menanamkan layanan perbankan, selain asuransi dan paylater yang digunakan sebagai model layanan dalam ekosistem mereka.

Kehadiran produk finansial dapat meningkatkan pengguna fintech, mengurangi user friction, dan meningkatkan loyalitas. Sementara bagi perbankan, teknologi BaaS menawarkan cara baru untuk bermitra dengan ekosistem dengan menyediakan layanan perbankan yang disesuaikan dengan pelanggan tersebut.

Andhy menuturkan, BaaS dan embedded finance secara umum memiliki potensi yang sangat besar. Dari data yang ia kutip, sebanyak 66% dari 275 juta penduduk Indonesia yang masih dalam kelompok unbanked dan underbanked.

Kelompok tersebut belum memiliki akses ke layanan keuangan, yang mana solusi tersebut dapat dengan memperkenalkan produk keuangan melalui platform yang sudah digunakan masyarakat Indonesia sehari-hari. “Proses onboarding ini sepenuhnya secara digital, tanpa mereka harus pergi ke cabang fisik bank atau institusi keuangan lainnya.”

Dengan integrasi Blu BCA Digital dalam Blibli, pengguna Blibli dapat menikmati rangkaian lengkap layanan perbankan Blu. Mulai dari pembukaan rekening, transfer dana, pembayaran dalam aplikasi, dan lainnya tanpa perlu mengunduh atau beralih ke aplikasi lain.

Ilustrasi BaaS dalam aplikasi blu X Blibli / CFG

Andhy melanjutkan, pihaknya tetap mengedepankan unsur keamanan sebagai aspek yang sangat krusial dalam membangun kemitraan dengan lembaga keuangan. Untuk itu, perusahaan selalu meninjau dan memperkuat sistem agar sekelas keamanan di perbankan. “Awal tahun ini kami disertifikasi untuk ISO 27001, standari internasional untuk keamanan informasi.”

Setelah BCA Digital dan Blibli, Andhy menuturkan akan ada kemitraan berikutnya yang bakal diumumkan pada akhir tahun ini. Meski demikian, ia masih menutup rapat-rapat terkait hal tersebut.

Kesempatan layanan BaaS

Cara kerja BaaS / Business Insider

BaaS kini telah menjadi salah satu strategi kunci dalam konsep open banking. Modelnya memungkinkan bank digital dan pihak ketiga untuk terhubung dengan sistem bank secara langsung melalui API. Dengan begitu, kedua belah pihak dapat membangun layanan di atas infrastruktur penyedia sekaligus membuka peluang mengembangkan produk open banking lainnya.

Model ini juga mulai banyak diterapkan bank-bank di dunia karena dinilai lebih efisien. Dalam sekop global, mengutip laporan firma riset Oliver Wyman, pengimplementasian BaaS dapat menjangkau lebih banyak pengguna baru dan menekan biaya akuisisi pelanggan dari kisaran $100-$200 per pelanggan menjadi $5-$35.

Di Indonesia sendiri, pemain BaaS selain Cermati ada nexus yang diperkenalkan oleh Standard Chartered Bank. Dalam waktu dekat solusi perbankan dari nexus bakal hadir di aplikasi Bukalapak.

Co-Founder dan CEO Finantier Diego Rojas berpendapat bahwa BaaS berbeda dengan konsep API lain karena menyediakan infrastruktur berlisensi dan teregulasi untuk layanan inti perbankan. Secara out of the box, hampir semua perusahaan kini dapat menjadi perusahaan fintech tanpa harus melalui proses panjang tersebut berkat kehadiran perusahaan open finance seperti Finantier.

Finantier adalah startup yang menyediakan ekosistem open finance untuk mendukung kolaborasi antara berbagai jenis perusahaan dalam menyediakan produk finansial yang didesain khusus untuk konsumennya.

Inovasi Fitur Insurtech Cermati Mudahkan Pelanggan Akses Layanan Darurat

Bertujuan untuk memberikan layanan lebih kepada pengguna melalui produk asuransi, Cermati menggandeng PT Tidung Jaya Mandiri merilis CERA (Cermati Emergency Roadside Assistance). Ini merupakan layanan darurat 24 penuh yang siap memberikan bantuan darurat di jalan raya untuk pengemudi kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta.

Kepada DailySocial, Chief Business Officer Cermati Carlo Gandasubrata mengungkapkan, Cermati melihat ada kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi ketika terjadi risiko saat berkendara walaupun sudah memiliki Asuransi Kendaraan, karena asuransi biasanya hanya mengganti nilai kerugian setelah musibah tetapi belum tentu menyediakan layanan gawat darurat.

“Jika terjadi kecelakaan atau mobil tiba-tiba mogok perlu diderek, maka saat itu juga pengemudi perlu menghabiskan waktu mencari pertolongan pertama dan mengeluarkan sejumlah uang yang bisa saja tidak tersedia.”

CERA merupakan layanan inovatif dari Cermati.com dengan manfaat utama memberikan bantuan langsung 24 jam untuk mobil yang telah didaftarkan penggunanya apabila mengalami kendala atau situasi darurat di jalan. Bantuan yang bisa didapatkan meliputi bantuan towing ketika mogok atau kecelakaan, bantuan jump start aki ketika aki mati, serta penggantian atau penambalan ban kempes. Layanan ini masuk dalam vertikal bisnis milik Cermati yaitu Cermati Protect (insurtech).

Layanan CERA ini diharapkan mampu menjadi solusi guna mengatasi berbagai kekhawatiran pengemudi ketika mengalami situasi darurat di jalan. Selain itu, CERA juga bisa digunakan sebagai tambahan asuransi kendaraan, karena memiliki fungsi saling melengkapi.

“CERA juga bisa dibeli sebagai produk pelengkap Asuransi Kendaraan di mana tidak hanya nilai kerusakan yang dijamin tetapi juga bisa memberikan peace of mind ketika terjadi musibah saat berkendara di ibu kota,” kata Carlo.

Inovasi ini merupakan bagian dari strategi penetrasi insurtech melalui produk asuransi mikro. Sejauh ini, pendekatan tersebut dinilai efektif untuk menjangkau kalangan pengguna baru — dengan biaya yang relatif terjangkau dan kemudahan akses lewat digital. Selain itu, model kemitraan dengan perusahaan asuransi secara strategis juga menjadi strategi distribusi yang apik, sejalan dengan langkah transformasi digital yang bisa diambil.

Dari data yang dihimpun DSInnovate dalam laporan bertajuk “Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021“, ukuran pasar asuransi di Indonesia telah mencapai $20,8 miliar pada 2020 lalu. Potensi insurtech cukup gemilang, karena dari survei ada empat elemen yang menjadi variabel utama adopsi asuransi: kemudahan klaim, produk asuransi, biaya, dan benefit; layanan digital mempermudah proses dan edukasi [termasuk informasi dan perbandingan produk].

Di klaster agregator, Cermati berkompetisi langsung dengan pemain lain, yakni CekAja. Sementara di segmen insurtech, setidaknya ada 11 pemain terdaftar yang saat ini melayani pasar. Dua yang paling signifikan janngkauannya adalah PasarPolis dan Qoala.

Vertikal bisnis Cermati

Diluncurkan pada April 2015, Cermati merupakan platform marketplace produk keuangan. Awal bulan Mei 2021 lalu mereka mengumumkan pembentukan perusahaan holding bernama Cermati Fintech Group (CFG) yang membawahi sejumlah vertikal bisnis, yakni Cermati.com (agregator produk finansial), Cermati Protect (insurtech), dan Indodana (fintech lending). Ini bersamaan dengan perolehan pendanaan terbaru mereka dalam putaran seri C.

Insurtech Cermati Protect kini telah bekerja sama dengan lebih dari 30 mitra perusahaan asuransi. Produknya cukup beragam, mulai dari asuransi kesehatan, kendaraan dan juga produk asuransi mikro yang didistribusikan lewat pemain e-commerce besar seperti Shopee, Bukalapak, Blibli, dan Tiket.com.

“Dengan pemanfaatan teknologi digital, kami akan terus berinovasi
untuk menyediakan layanan yang memberikan rasa aman, kenyamanan, dan kemudahan khususnya bagi para pengemudi di Jakarta,” tutup Carlo.

Application Information Will Show Up Here

Cermati Scores Series C Funding Led by MDI Ventures; It’s Now a Holding Company

Financial product aggregator startup Cermati announced an undisclosed series C funding led by MDI Ventures, through the Centauri Fund. Also participated in this round the previous investors which led the series B round in 2018, Djarum Group through Central Capital Ventura (CCV).

The fresh funds is said to be used to develop products and technology, recruit new talents, and provide new services with the embedded fintech strategy. Along with MDI Ventures, CFG will synergize with the Telkom Group network to develop financial products.

In today’s official statement (5/5), MDI Ventures’ CEO, Donald Wihardja expressed his enthusiasm for the synergy between Cermati and Telkom in developing products that can provide financial access to 150 million telecommunication network users and hundreds of fintech uses throughout Telkom’s network. “This hold the potential to play an important role in accelerating Indonesia’s financial inclusion,” Donald said.

On this occasion, also introducing Cermati as a holding company named Cermati Fintech Group (CFG) which oversees a number of business verticals, Cermati.com (financial product aggregator), Cermati Protect (insurtech), and Indodana (fintech lending). CFG leverages big data and AI technology to serve the underserved in Indonesia by developing microfinance and insurance products.

Separately reached by DailySocial, Cermati’s Co-Founder & CEO, Andhy Koesnandar explained, CFG is the company’s vehicle to accelerate financial inclusion in Indonesia. He believes that by using technology and working with large ecosystem partners, he can reach more underbanked people and get acquainted with financial products which previously not engaged with banking and insurance institutions.

“Since 2018 we have started to develop the micro insurance and micro finance business to be able to reach a wider Indonesian community,” he said.

Cermati’s flagship product is a financial product aggregator that has been operating since 2015. Andhy said the product has successfully enriched Cermati’s experience in developing digital onboarding products for banking partners, insurance and other financial institutions, through the components of API, Fraud Detection, Credit Scoring, and e- KYC which has become the standard in banking. “This experience provides capital for us to continue to develop new business lines at CFG.”

Amid the pandemic, without any specific details, Cermati has captured the public’s enthusiasm for digital financial services, which also increased as many people migrated to digital services for all activities, including their financial needs.

In terms of insurtech, Cermati Protect has now collaborated with more than 30 insurance company partners. The insurance products also vary, ranging from health insurance, vehicles and also micro insurance products that are distributed through big e-commerce players such as Shopee, Bukalapak, Blibli, Tiket and so on.

“Particularly for this micro product, we are working with our partners to build products that are suitable for the context of transactions with low prices starting from Rp1,000 to help people benefit from insurance at very affordable prices.”

Meanwhile, Indodana has distributed BNPL (Buy Now Pay Later) products to various e-commerce players. One of them is through the Djarum Group, Tiket.com and Blibli. Indodana is more focused on targeting consumers without access to credit card. Both Cermati Protect and Indodana are registered and licensed by the OJK.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cermati Bukukan Pendanaan Seri C Dipimpin MDI Ventures; Kini Jadi Perusahaan Holding

Startup agregator produk finansial Cermati mengumumkan perolehan pendanaan seri C dengan nilai dirahasiakan yang dipimpin oleh MDI Ventures, melalui Centauri Fund. Putaran ini juga diikuti oleh investor sebelumnya, yakni Djarum Group melalui Central Capital Ventura (CCV) yang memimpin putaran seri B pada 2018.

Disebutkan dana segar akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk dan teknologi, merekrut talenta baru, serta penambahan layanan baru dengan strategi embedded fintech. Bersama dengan MDI Ventures, CFG akan bersinergi dengan jaringan Telkom Group untuk mengembangkan produk-produk finansial.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (5/5), CEO MDI Ventures Donald Wihardja menyampaikan antusiasmenya terhadap sinergi antara Cermati dengan Telkom dalam mengembangkan produk yang dapat memberikan akses finansial kepada 150 juta pengguna jaringan telekomunikasi dan ratusan penggunaan fintech di seluruh jaringan Telkom. “Hal ini berpotensi memainkan peran penting dalam mempercepat inklusi keuangan Indonesia,” kata Donald.

Dalam kesempatan ini sekaligus memperkenalkan Cermati sebagai perusahaan holding bernama Cermati Fintech Group (CFG) yang membawahi sejumlah vertikal bisnis, yakni Cermati.com (agregator produk finansial), Cermati Protect (insurtech), dan Indodana (fintech lending). CFG memanfaatkan big data dan teknologi AI untuk melayani masyarakat Indonesia yang kurang terlayani dengan mengembangkan produk pembiayaan mikro dan asuransi.

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, Co-Founder & CEO Cermati Andhy Koesnandar menjelaskan, CFG menjadi kendaraan perusahaan untuk mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Ia percaya dengan menggunakan teknologi dan bekerja sama dengan partner ekosistem besar, bisa menjangkau lebih banyak masyarakat underbanked berkenalan dengan produk keuangan yang sebelumnya belum tersentuh oleh lembaga perbankan dan asuransi.

“Sejak tahun 2018 kami sudah mulai untuk mengembangkan bisnis micro insurance dan micro finance untuk bisa menjangkau masyarakat Indonesia dengan lebih luas lagi,” ucapnya.

Produk flagship Cermati adalah agregator produk finansial yang sudah berjalan sejak 2015. Andhy menuturkan produk tersebut berhasil memperkaya pengalaman Cermati dalam mengembangkan produk digital onboarding untuk mitra perbankan, asuransi dan juga lembaga keuangan lainnya, melalui komponen API, Fraud Detection, Credit Scoring, dan e-KYC yang menjadi standar di perbankan. “Pengalaman tersebut memberikan modal buat kami untuk terus mengembangkan lini bisnis baru di CFG.”

Adapun sepanjang pandemi, meski tidak dirinci secara spesifik, Cermati menangkap antusiasme masyarakat terhadap layanan keuangan digital sepanjang pandemi turut meningkat karena banyak yang migrasi ke layanan digital untuk seluruh kegiatannya, termasuk untuk kebutuhan finansial mereka.

Adapun untuk insurtech Cermati Protect kini telah bekerja sama dengan lebih dari 30 mitra perusahaan asuransi. Produk asuransinya juga beragam, mulai dari asuransi kesehatan, kendaraan dan juga produk asuransi mikro yang didistribusikan lewat pemain e-commerce besar seperti Shopee, Bukalapak, Blibli, Tiket dan sebagainya.

“Khusus untuk produk mikro ini, kami bekerja sama dengan mitra kami untuk membangun produk yang sesuai dengan konteks transaksi dengan harga murah mulai dari Rp1.000 yang bisa membantu masyarakat untuk mendapat benefit dari asuransi dengan harga yang sangat terjangkau.”

Sementara, Indodana sudah mendistribusikan produk BNPL (Buy Now Pay Later) ke berbagai pemain e-commerce. Salah satunya melalui Djarum Group, yakni Tiket.com dan Blibli. Indodana lebih fokus pada menyasar konsumen yang belum memiliki akses kartu kredit. Baik Cermati Protect dan Indodana telah terdaftar dan mendapat izin lisensi dari OJK.

Application Information Will Show Up Here

Bekerja Sama dengan Cermati, Kini Pengguna Bisa Ajukan Kartu Kredit via Bukalapak

Cermati, online marketplace produk keuangan, mengumumkan perluasan akses layanan. Kini pengajuan kartu kredit online bisa dilakukan melalui platform Bukalapak. Pihak cermati mengklaim, proses verifikasi dan pelengkapan dokumen maksimal memakan waktu 3 hari.

Pihak Cermati, melalui Chief Business Officer Carlo Gandasubrata menyampaikan bahwa kerja sama yang terjalin antara Cermati dengan Bukalapak selain memberikan kemudahan juga diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan pengguna.

“Ke depannya, kami ingin terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat kartu kredit untuk mengatur keuangan yang lebih ekonomis dan terkontrol,” terang Carlo.

Sementara itu Co-founder & President Bukalapak Fajrin Rasyid menyambut baik kerja sama yang terjalin antara keduanya. Pihaknya disebut masih memiliki potensi besar untuk memperluas pasar pengguna kartu kredit melalui platform digital.

“Hingga saat ini terdapat 17 juga pengguna Bukalapak yang belum pernah bertransaksi menggunakan kartu kredit. Oleh karena itu, kemitraan Bukalapak dengan Cermati kami pandang sebagai langkah strategis dalam menghadirkan alternatif bertransaksi yang aman, nyaman dan menguntungkan,” terang Fajrin.

Ia menambahkan bahwa program yang mulai diluncurkan sejak 14 November 2019 ini menargetkan untuk bisa menambah nasabah hingga lima ribu pengguna pada kuartal pertama. Untuk menggenjot target pengguna itu dihadirkan sejumlah promo kredit sebesar Rp100.000 bagi pengguna yang telah mendapat persetujuan pengajuan kartu kredit. Kredit tersebut nantinya bisa digunakan untuk berbelanja di Bukalapak.

Cermati, pada September silam mengumumkan pendanaan seri B dari perusahaan investasi milik Djarum Group dengan total nilai yang tidak disebutkan. Setelah pendanaan tersebut investor terdahulu, seperti East Ventures, Beenos Partners, dan Finch Capital dipastikan exit dari perusahaan.

Bagi Bukalapak, kerja sama dengan Cermati ini melengkapi layanan keuangan di platformnya. Sebelumnya, di pertengahan tahun 2019 Bukalapak mengenalkan fitur BayarNanti, sebuah layanan paylater yang juga sedang menjadi fitur populer bagi penyedia layanan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Cermati Receives Series B Funding from Djarum Group

Financial product marketplace Cermati announces it has received Series B Funding from Djarum Group’s investment company with an undisclosed value. After the latest funding round, the existing investors (East Ventures, Beenos Partners, and Finch Capital) are exitung the company. However, Cermati assures us this isn’t an acquisition.

The funding announcement is correcting the previous rumor of Alibaba’s acquisition over Cermati. We didn’t get any confirmation about Alibaba’s movement and according to reliable source, there’s no truth behind it.

Cermati was founded by Andhy Koesnandar, Carlo Gandasubrata, and Oby Sumampouw in 2015, and claims to have 5 million visits every month. The company helps consumers for research and product application, such as credit card, Installment for Vehicle (KKB), Mortgage (KPR), Unsecured Loan (KTA), car insurance, and health insurance. Cermati is said to process and verify more than a million consumers in Indonesia’s first and second-tier cities.

Regarding the funding, Andhy Koesnandar as the CEO said, “Our mission is to help Indonesia through financial inclusion. We believe the access to financial services can improve public welfare. Djarum has the same mission and we’re glad to partner with them. This funding will be used to increase our coverage [around every corner] and develop new product lines to increase financial product penetration in Indonesia.”

Thanks to the previous investors

The entree of Djarum Group brings impact on the exit of three previous investors. Co-Founders are expressing their gratitude for the support, mentorship, technology, and financial industry insights.

Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner commented, “We’ve seen how the company [Cermati] develop from nothing, and we’re proud to the execution they’ve made for the past three years. As the early believer, we’re proudly pass the baton to Djarum, knowing they’ll bring the company’s strategic value to the next step.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cermati Peroleh Pendanaan Seri B dari Djarum Group

Layanan marketplace produk finansial Cermati mengumumkan perolehan pendanaan Seri B dari perusahaan investasi milik Djarum Group dengan nilai yang tak disebutkan. Pasca putaran pendanaan kali ini, investor terdahulu (East Ventures, Beenos Partners, dan Finch Capital) exit dari perusahaan. Meskipun demikian, pihak Cermati memastikan hal ini bukan merupakan proses akuisisi.

Pengumuman pendanaan mematahkan kabar rumor yang sebelumnya sempat beredar jika raksasa teknologi Tiongkok Alibaba hendak mengakuisisi Cermati. Kami tidak mendapatkan konfirmasi tentang hal ini dan sumber terpercaya menyebutkan memang tidak ada kebenaran di kabar tersebut.

Cermati didirikan oleh Andhy Koesnandar, Carlo Gandasubrata, dan Oby Sumampouw di tahun 2015 dan mengklaim kini telah memperoleh lima juta kunjungan tiap bulannya. Perusahaan membantu konsumen melakukan riset dan mendapatkan produk kartu kredit, KKB, KPR, KTA, asuransi mobil, dan asuransi kesehatan. Disebutkan Cermati telah memproses dan memverifikasi lebih dari satu juta konsumen Indonesia di kota-kota tier satu dan dua.

Tentang perolehan pendanaan ini, CEO Andhy Koesnandar menyebutkan, “Misi kami membantu Indonesia melalui inklusi finansial. Kami percaya bahwa akses ke layanan finansial dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Djarum memiliki misi yang sama dengan kami dan kami sangat senang bermitra dengan mereka. Pendanaan baru ini akan digunakan untuk meningkatkan jangkauan layanan kami [ke penjuru pelosok] dan mengembangkan lini produk baru untuk meningkatkan penetrasi produk finansial di Indonesia.”

Terima kasih untuk investor terdahulu

Masuknya Djarum Group berdampak exit-nya tiga investor terdahulu Cermati. Para Co-Founder mengucapkan terima kasih untuk dukungan, mentorship, insight teknologi, dan insight industri finansial.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca berkomentar, “Kami telah melihat bagaimana perusahaan [Cermati] berkembang dari nol dan kami sangat bangga dengan eksekusi yang telah mereka lakukan selama tiga tahun terakhir. Sebagai orang-orang pertama yang percaya [early believer] pada perusahaan, kami bangga menyerahkan tongkat estafet kepada Djarum, mengetahui mereka bakal membawa nilai strategis untuk membantu perusahaan menuju ke tahap selanjutnya.”

Application Information Will Show Up Here

Brilio Hadirkan “Fulus”, Platform Komparasi Finansial

Perusahaan penerbit konten digital Brilio merilis platform komparasi produk finansial “Fulus” untuk membantu kalangan millennial membandingkan berbagai produk finansial yang ada di pasaran. Dalam menghadirkan platform ini, Brilio memanfaatkan teknologi dari Cermati.

Untuk sementara, produk yang dihadirkan dalam Fulus adalah membandingkan produk kartu kredit dan informasi seputarnya. Misalnya fasilitas yang diberikan, persyaratannya, informasi biaya dan denda, kelebihan dan kekurangan, hingga rekomendasi kartu kredit sesuai profil calon nasabah.

Beberapa perusahaan penerbit kartu kredit yang tersedia di Fulus, seperti AEON, ANZ, Bank Danamon, Bank Mega, BCA, BNI, BRI, Citibank, HSBC, dan Standard Chartered.

Tampilan FULUS

Sebelumnya Brilio melakukan riset bersama dengan JakPat Mobile Survey terhadap 1021 responden berusia 21-37 tahun di 34 kota besar Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 59% millennial Indonesia, khususnya kelas menengah, kini lebih menyukai transaksi secara cashless baik melalui kartu debit, e-money, maupun kartu kredit. Atas dasar hasil riset tersebut, akhirnya Brilio memutuskan untuk memulainya dari kartu kredit.

“Kami menemukan bahwa 63% millennial Indonesia mengaku membutuhkan kartu kredit, tapi kami juga mendapatkan fakta menarik bahwa 66% millennial mengaku kesulitan kartu kredit apa yang terbaik untuk kebutuhan mereka. Ini jadi alasan kami membuat Fulus,” terang CEO & Co-Founder Brilio Joe Wadakethalakal dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Kamis (4/1).

Lebih lanjut, dalam hasil riset itu memperlihatkan bahwa mayoritas pengeluaran kartu kredit millennial dilakukan untuk pembelian alat elektronik (27%), makanan dan minuman (25%), melancong (23%), dan item fesyen (15%).

Hasil riset ini kemudian menginspirasi tim Brilio untuk merekomendasikan kartu kredit berdasarkan best credit cards dalam beberapa kategori. Untuk Travel, Dining, Cashback, Retail, Low Interest, Rewards, First Card, dan lainnya. Selain memberi rekomendasi, Fulus juga memiliki fitur pengajuan kartu kredit secara online.

Terkait monetisasinya, Fulus akan memakai sistem affiliate. Fulus akan mendapatkan revenue dari setiap proses aplikasi kredit yang berhasil diterima. Joe mengungkapkan, ke depannya Brilio akan menambah fitur-fitur yang ada dengan membandingkan produk finansila lainnya selain kartu kredit.

Application Information Will Show Up Here