Dibanderol $199, Misfit Vapor Andalkan Desain Elegan dan Pengoperasian yang Intuitif

Oktober lalu, Misfit resmi mengungkap smartwatch perdananya, Phase. Namun dengan segala keterbatasannya sebagai sebuah hybrid smartwatch, Misfit Phase tidak bisa bersaing dengan produk sekelas Apple Watch atau Samsung Gear S3.

Untuk itu, Misfit rupanya telah menyiapkan produk lain bernama Vapor. Vapor merupakan smartwatch pertama Misfit yang mengemas layar sentuh berwarna. Layaknya mayoritas smartwatch di pasaran, ia mengemas layar AMOLED 1,39 inci dengan kerapatan pixel 326 ppi dan wujud membulat yang terlihat elegan.

Secara keseluruhan desain Misfit Vapor tampak cukup anggun, utamanya berkat bodi stainless steel berdiameter 44 mm, dengan dua pilihan warna yang sama seperti Phase, yakni hitam dan rose gold. Vapor juga tahan air hingga kedalaman 50 meter, siap diajak berenang kapan saja pengguna mau.

Namun yang lebih menarik lagi adalah bezel di sekitar layar yang juga dibekali panel sentuh sehingga pengguna dapat menavigasikan perangkat tanpa menutupi layar dengan jarinya, konsep yang mirip seperti yang ditawarkan Gear S3.

Dapur pacu Vapor dihuni oleh chipset Snapdragon Wear 2100 yang secara spesifik Qualcomm rancang untuk perangkat wearable. Konektivitasnya mencakup Bluetooth dan Wi-Fi, sedangkan memory internalnya yang berkapasitas 4 GB dapat dimanfaatkan untuk menyimpan musik secara terpisah dari ponsel.

Komponen lain yang diusung Vapor meliputi accelerometer, altimeter, gyroscope, GPS, sensor laju jantung dan sebuah mikrofon. Fitness maupun sleep tracking dapat ia lakukan secara komprehensif dan otomatis, melanjutkan tradisi yang sudah dibangun Misfit selama ini.

Satu-satunya kekurangan Vapor jika dibandingkan produk Misfit yang lain adalah daya tahan baterainya yang hanya 2 hari saja. Misfit belum menentukan tanggal rilis yang pasti untuk Vapor, namun banderol harganya dipatok di angka $199.

Sumber: Android Police dan Misfit.

Ini Dia Sejumlah Kejutan Menarik yang MSI Singkap di CES 2017

Meski segmen notebook dan komponen gaming merupakan santapan utama MSI, sang produsen asal Taiwan itu sudah lama ‘bermain-main’ dengan gaming gear. Keyboard, mouse, atau bahkan mouse mat berlogo naga seringkali menemani device-device mereka saat dipamerkan di banyak event. Tapi CES 2017 menandai sebuah transisi di ranah aksesori gaming MSI.

Jika dulu Anda tanya mengenai status dari gaming gear-nya, MSI mungkin hanya menjawab bahwa perangkat-perangkat tersebut hanyalah pelengkap, disertakan sebagai bonus pembelian produk utama seperti laptop atau PC. Menariknya, aksesori menjadi salah satu bagian dari presentasi Micro-Star International di Consumer Electronics Show tahun ini – di sana mereka mengungkap keyboard, headphone, mouse baru dan docking gaming unik.

Keyboard gaming MSI Vigor GK80

Meracik keyboard mekanik bukan lagi hal baru bagi MSI. Di website resmi, setidaknya ada lima tipe yang bisa konsumen pilih. Dan di CES 2017, mereka memperpanjang portfolio produk papan ketik lewat pengumuman Vigor GK80. Info mengenainya memang masih sangat minim, namun MSI memperbolehkan para tamu menjajalnya unit demonya secara langsung.

CES MSI Accessories 8

CES MSI Accessories 9

Layaknya GK601 dan seri CK, MSI mengusung layout tradisional ber-tuts lengkap. Pencahayaan LED RGB-nya terintegrasi dengan Mystic Light, sehingga warna-warni dan pola bisa diselaraskan dengan efek di PC atau bahkan merespons ketika karakter Anda terkena tembakan di game. Dari sesi hands-on, cahaya backlight-nya sangat cerah sehingga perubahan pattern (misalnya pola seperti ombak) tampak jelas.

CES MSI Accessories 11

CES MSI Accessories 12

Struktur tubuh keyboard mekanik ini dilindungi bingkai aluminium yang kuat untuk menjaga sirkuti-sirkuit penting di dalam. Lalu di sisi kenyamanan, MSI melengkapi Vigor GK80 dengan palm rest bertekstur matte detachable. Kemudian, sang produsen kembali memanfaatkan switch Cherry MX Red yang ringan serta responsif.

Mouse gaming MSI Clutch GM70

Yang membuat Clutch GM70 berbeda dari mouse MSI lainnya adalah pendekatan modular tanpa menyebabkannya jadi terlalu ‘radikal’ seperti Mad Catz RAT Pro. Sisi samping kiri, kanan dan punggung dari Clutch bisa dibongkar-pasang (tersambung via magnet) sehingga Anda dapat mengubahnya jadi mouse ambidextrous ataupun ergonomis. Selanjutnya, MSI membubuhkan LED RGB (Mystic Light tentu saja) di area bawah dua tombol depan serta logo naga di bagian punggungnya.

CES MSI Accessories 1

CES MSI Accessories 2

Layout-nya terasa familier. Selain dua tombol utama, Clutch GM70 mempunyai satu clickable scroll-wheel, satu tombol (dua pemicu) untuk mengubah DPI, serta dua tombol di masing-masing sisi kiri dan kanan. Terdapat switch di bagian bawah mouse untuk mengubah mode pemakaian – buat orang normal ataupun kidal – dan tersambung ke PC secara wireless dipadu locked cable.

CES MSI Accessories 3

Headset gaming Immerse GH70

MSI memang punya hubungan erat dengan SteelSeries. Tim spesialis gaming gear asal Denmark itu dipercaya oleh sang produsen Taiwan buat meracik bagian keyboard di notebook gaming-nya – bahkan SteelSeries pun sempat menyiapkan headphone dengan branding MSI Gaming G Series eksklusif. Immerse GH70 sendiri seolah-olah mengikuti arahan desain dari headset laris SteelSeries, Siberia V2.

CES MSI Accessories 4

Tentu saja Immerse GH70 punya sejumlah perbedaan dari V2. Sebagian struktur tubuh dan headband-nya tersusun atas material aluminium brushed, lalu kepala Anda disangga oleh bantalan bertali fleksibel. Ear cup berlapis kulit sintetisnya cukup besar untuk menutup seluruh daun telinga, kemudian MSI menambatkan microphone berleher lentur di ear cup kiri.

CES MSI Accessories 5

CES MSI Accessories 6

Info spesifikasi GH70 masih misterius, MSI hanya bilang ia sanggup menghidangkan audio beresolusi tinggi di channel 7.1, siap menunjang fitur itu di notebook-notebook high-end mereka.

CES MSI Accessories 7

MSI GUS

Salah satu kejutan paling menarik yang MSI singkap di CES 2017, GUS atau Graphics Upgrade System ialah pelengkap yang bisa mengubah mini PC Anda menjadi device gaming mumpuni lewat solusi docking. Walaupun bukan metode baru, kehadiran konektivitas Thunderbolt 3 mengubah semuanya. Berkat sambungan tersebut ke komputer, Anda memperoleh sambungan data secepat 40Gbps.

CES MSI Accessories 13

CES MSI Accessories 14

GUS memiliki desain ala balok asimetris dengan tubuh berwarna hitam merah khas MSI. Ada jendela di sisi kiri agar GPU bisa dipamerkan. Oh, berbicara kartu grafis, docking ini kompatibel ke model high-end berukuran besar, contohnya Nvidia GeForce GTX 1080. Selain itu, produsen turut membekali GUS dengan dua USB 3.0 di belakang, satu USB type-C di belakang, serta sebuah USB 3.0 berfitur Quick Charging di depan, kemudian tenaganya dipasok oleh unit power supply internal 500W 80 Plus.

CES MSI Accessories 15

Harga dan waktu ketersediaan masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • Keyboard MSI Vigor GK80: US$ 170 – Q1 2017
  • Mouse MSI Clutch GM70: US$ 110 – Q1 2017
  • Headphone MSI Immerse GH70: US$ 110 – Q1 2017
  • MSI GUS Thunderbolt 3: TBA

Inilah Duo Smartphone Jagoan ZTE yang Diperkenalkan di CES 2017

Perhelatan Consumer Electronic Show (CES) telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta gadget dan pelaku industri elektronik dari seluruh penjuru dunia, pameran elektronik terbesar yang selalu diadakan di Las Vegas, AS itu kali ini berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 Januari 2017.

Produsen elektronik asal Tiongkok, ZTE, pun turut ambil bagian dalam pameran akbar tersebut. Tahun ini ZTE memperkenalkan dua smartphone teranyarnya yakni ZTE Blade V8 Pro dan Hawkeye.

ZTE Blade V8 Pro, Jagokan Kamera Ganda

Blade V8 Pro menjadi smartphone unggulan racikan ZTE, karena itu pabrikan asal Tiongkok ini telah membekali perangkat ini dengan amunisi yang cukup mumpuni.

ZTE-Blade-V8-ProZTE Blade V8 Pro

Selain hadir dengan dukungan RAM sebesar 3GB serta media penyimpanan internal sebesar 32GB, Blade V8 Pro telah diotaki dengan prosesor Snapdragon 620 besutan Qualcomm, namun yang tak kalah menarik, smartphone yang memiliki  fitur keamanan dengan pembaca sidik jari ini juga telah dipersenjatai dengan dukungan kamera utama ganda berkemampuan 13 megapiksel yang nangkring di bagian belakangnya.

Dengan sepasang kamera tersebut pihak ZTE menjanjikan bahwa smartphone ini akan mampu menghasilkan video 4K serta foto berkualitas dengan efek bokeh sempurna layaknya kamera digital profesional.

Perangkat yang digadang-gadang akan menjadi pesaing berat bagi smartphone Huawei Honor 6X karena memiliki spesifikasi dan kamera berkemampuan serupa ini telah hadir dengan layar IPS LCD berukuran 5.5 inci yang mampu menghasilan resolusi 1.920 x 1.080 piksel.

Smartphone Blade V8 Pro berjalan dengan sistem operasi Android 6.0.1 serta telah hadir dengan dukungan dual nano SIM yang bisa berjalan pada jaringan 4G LTE. Namun bagi pengguna yang ingin menambah kapasitas penyimpanannya bisa menyelipkan kartu microSD pada salah satu slot SIM card tersebut (tipe hybrid).

Seperti yang kami kutip dari GSMArena, Mr. Lixin Cheng selaku CEO ZTE USA mengatakan bahwa smartphone di lini Blade ini masuk ke kawasan Eropa dan Meksiko karena permintaan yang cukup besar, setelah lebih dulu tersedia di Asia.

ZTE Hawkeye, smartphone hasil rancangan dari komunitas

Pada bulan Oktober 2016 lalu, melalui komunitas forum ZTE pihak ZTE telah mengajak pengguna untuk ikut terlibat dalam sebuah proyek bernama Project CSX, melalui proyek tersebut para konsumen bisa ikut terlibat dalam mendesain dan merancang smartphone ZTE versi mendatang.

Dan kini lahirlah Hawkeye, smartphone yang didesain secara crowdsource. Nama dan fitur yang dibenamkan pada smartphone ini merupakan hasil seleksi dari 400 ide yang masuk.

prototype ZTE hawkeye

ZTE Hawkeye (Prototype)

Sejumlah fitur menarik telah dibenamkan pada smartphone ini, salah satunya ialah ‘Senseye’ yakni sensor pembaca gerakan mata yang bisa digunakan untuk mengoperasikan smartphone tersebut.

Fitur menarik lainnya adalah kehadiran body bagian belakang yang telah dibekali dengan bahan ‘anti-selip’ (self-adhensive) sehingga smartphone ini tidak akan mudah terjatuh saat sedang digunakan atau bahkan saat diletakan pada permukaan vertikal sekalipun.

Tak ayal, Hawkeye menjadi perangkat smartphone ZTE pertama yang dirancang dari hasil crowdsource yang telah diumumkan melalui situs Kickstarter.

Hawkeye ditawarkan dengan harga $199 dan baru akan diluncurkan ke pasar global pada kuartal ketiga tahun 2017 nanti, ia akan hadir dengan layar LCD berukuran 5,5 inci yang mampu menampilkan resolusi 2.560 x 1.440 piksel dan kemungkinan bakal dibekali dengan dua opsi memory yang berbeda, yakni paduan RAM 4GB dengan memory internal 64GB atau RAM 6GB dengan memory internal 128GB.

Untuk pengoperasian sehari-harinya, smartphone ZTE Hawkeye ini akan diotaki dengan prosesor Snapdragon 823 racikan Qualcomm yang ditenagai dengan baterai berkapasitas antara 3.000 mAh hingga 4.000 mAh.

Tak lupa sektor kamera juga akan hadir pada bagian belakang dan depan smartphone ini yang masing-masing akan dihuni oleh lensa berkemampuan 16 dan 8 megapiksel yang mengusung fitur laser autofocus dan image stabilization.

Sumber: GSMArena, Kickstarter | Gambar Header: ZTE USA

Nvidia Luncurkan Shield TV Generasi Baru, Kini Dibekali Dukungan 4K HDR

Di hadapan pengunjung CES 2017, Nvidia belum lama ini mengungkap Shield TV generasi baru. Bagi yang ketinggalan berita, Shield TV pada dasarnya merupakan sebuah media streamer macam Apple TV atau Google Chromecast, namun di sini sistem operasi yang dijalankan adalah Android TV.

Perubahan terbesar sekuel Shield TV ini adalah dukungan konten 4K HDR. Nvidia bilang Shield TV baru ini punya performa 3x lebih kencang ketimbang media streamer lain yang ada di pasaran saat ini dengan berbekal chipset Tegra X1.

Bicara soal Nvidia, sudah semestinya kita menyinggung soal gaming. Nvidia memastikan ketersediaan konten yang melimpah untuk Shield TV. Salah satu yang paling diunggulkan adalah gamegame rilisan Ubisoft yang bisa di-stream langsung dari Shield TV, dimana Nvidia menjanjikan jadwal rilis yang sama seperti versi PC-nya.

Bundel Shield Pro yang menyertakan controller, remote sekaligus storage ekstra sebesar 500 GB / Nvidia
Bundel Shield Pro yang menyertakan controller, remote sekaligus storage ekstra sebesar 500 GB / Nvidia

Pembaruan yang tak kalah menarik adalah integrasi Google Assistant, dimana pengguna pada dasarnya dapat menavigasikan perangkat maupun berinteraksi via perintah suara, persis seperti yang ditawarkan speaker Google Home. Tidak ketinggalan juga adalah integrasi Smart Things, dimana Shield TV pada dasarnya akan menjadi pusat kontrol dari beragam perangkat smart home.

Dalam beberapa bulan ke depan, Nvidia juga akan memasarkan aksesori opsional secara terpisah bernama Nvidia Spot. Fungsi utama Spot adalah memberikan pengguna akses ke Google Assistant dari mana saja di kediaman mereka, tidak harus di ruang tamu tempat Shield TV bernaung saja.

Nvidia Shield TV generasi baru ini akan segera dipasarkan mulai bulan ini juga di AS, Kanada dan Eropa seharga $200. Nvidia juga akan menawarkan bundel Shield Pro yang mencakup controller, remote serta ekstra storage 500 GB seharga $300.

Sumber: Nvidia.

Kamera 360 Derajat Ricoh R Sanggup Melakukan Live Streaming Selama 24 Jam Nonstop

Dari sekian banyak kamera 360 derajat yang ada di pasaran saat ini, Ricoh Theta merupakan salah satu yang paling populer. Ia memang bukan yang terbaik soal kualitas video, tapi ia unggul dalam hal kepraktisan. Kesuksesan Theta ini mendorong Ricoh untuk terus menyeriusi segmen kamera 360 derajat, hingga akhirnya terciptalah kamera 360 derajat baru bernama Ricoh R.

Desain Ricoh R hampir sama seperti Theta, dengan lensa fisheye yang tertanam di masing-masing sisinya. Cara kerjanya pun tidak jauh berbeda, dimana proses stitching akan berjalan secara otomatis dan real-time, menghasilkan output video spherical beresolusi 1920 x 960 pixel 30 fps.

Yang sangat istimewa dari Ricoh R adalah kemampuannya menyiarkan hasil rekaman secara langsung selama 24 jam nonstop dengan bantuan kabel power dan HDMI. Konsumen umum seperti kita mungkin tidak membutuhkan fitur ini, tapi perannya pasti akan amat terasa ketika difungsikan sebagai kamera pengawas misalnya.

Itulah mengapa Ricoh lebih memilih memasarkan Ricoh R kepada pihak developer. Mereka berharap ekosistem aplikasinya bisa diperluas terlebih dulu, sebelum akhirnya mungkin akan dirilis juga Ricoh R versi konsumen umum – Theta R mungkin?

Ricoh sejauh ini belum mengungkap banderol harga dari Development Kit yang akan mereka pasarkan mulai musim semi mendatang. Bundle-nya mencakup kamera Ricoh R itu sendiri, sebuah stand beserta akses ke SDK.

Sumber: DPReview.

Razer Umumkan Project Valerie, Konsep Laptop Gaming dengan Tiga Monitor Sekaligus

Sejak pertama berdiri, Razer dikenal sangat berani bereksperimen dengan konsep-konsep perangkat gaming yang cukup radikal macam Project Christine. Meski memang tidak ada yang bisa memberikan kepastian terkait realisasi dari konsep-konsep ini, apa yang Razer lakukan setidaknya bisa memberikan gambaran mengenai masa depan industri gaming.

Dalam perhelatan CES 2017, Razer kembali tampil dengan konsep yang tidak kalah ekstrem. Didapuk Project Valerie, Razer merancang konsep ini sebagai laptop gaming pertama yang memiliki lebih dari satu monitor. Tiga buah tepatnya, yang masing-masing berukuran 17,3 inci dengan resolusi 4K dan dukungan teknologi Nvidia G-Sync.

Dua monitor tambahan tersebut tersembunyi di balik monitor utamanya saat sedang tidak digunakan. Begitu diaktifkan, keduanya akan keluar dari huniannya secara otomatis, menyesuaikan angle dengan sendirinya supaya pemain bisa menikmati konten seoptimal mungkin dalam sudut pandang seluas 180 derajat.

Project Valerie dalam posisi tertutup, dengan tebal bodi tak lebih dari 3,8 cm / Razer
Project Valerie dalam posisi tertutup, dengan tebal bodi tak lebih dari 3,8 cm / Razer

Secara fisik, Project Valerie mengambil Razer Blade Pro sebagai basisnya, lengkap hingga jeroan-jeroannya yang mencakup GPU Nvidia GTX 1080 – krusial untuk menenagai tiga monitor sekaligus dengan resolusi total 12K – plus keyboard mekanik berwujud tipis rancangan Razer sendiri.

Semuanya dikemas dalam sasis aluminium unibody dengan tebal tak lebih dari 3,8 cm dan bobot kurang dari 5,4 kg. Razer juga merancang power adapter-nya seringkas mungkin supaya aspek portable tetap bisa dikedepankan.

Razer Project Valerie memang baru sebatas konsep, tapi saya cukup optimis Razer sanggup merealisasikannya. Potensi pasarnya pun cukup kuat seandainya Razer bisa mematok harga yang masuk akal, bukan cuma di kalangan gamer saja, tapi juga para kreator dari berbagai bidang.

Sumber: Razer.

Samsung Luncurkan Laptop Gaming Perdananya, Notebook Odyssey

Lenovo rupanya bukan satu-satunya pabrikan yang mulai menunjukkan keseriusannya di ranah gaming pada ajang CES tahun ini. Tanpa ada yang menduga, Samsung baru-baru ini juga mengungkap laptop perdananya yang didedikasikan untuk para gamer.

Bernama Samsung Notebook Odyssey, laptop ini hadir dalam dua varian ukuran: 15,6 inci dan 17,3 inci, dengan desain yang banyak terinspirasi lini laptop buatan Samsung selama ini. Meski tidak sekeren Razer Blade Pro, Odyssey setidaknya masih tergolong ringkas jika mempertimbangkan spesifikasi yang diusungnya.

Samsung Notebook Odyssey mengusung spesifikasi kelas mainstream / Samsung
Samsung Notebook Odyssey mengusung spesifikasi kelas mainstream / Samsung

Spesifikasinya tersebut mencakup prosesor quad-core Intel Core i7 generasi ketujuh, GPU Nvidia GeForce GTX 1050 untuk varian 15,6 inci – varian 17,3 incinya belum disebutkan, tapi saya duga GTX 1060 – RAM DDR4 32 GB untuk varian 15,6 inci dan 64 GB untuk varian 17,3 inci, serta kombo SSD + HDD untuk kedua varian.

Keduanya menggunakan layar beresolusi 1920 x 1080 pixel. Sayang sekali belum 4K, tapi setidaknya daya tahan baterainya jadi lebih terjamin. Perihal konektivitas, varian 17,3 inci sedikit lebih unggul dengan kehadiran port Thunderbolt 3 dalam wujud USB-C.

Perbedaan kedua varian juga terpusat di keyboard-nya, dimana Odyssey 17,3 inci mengemas tuts yang sedikit lebih tebal, sedangkan Odyssey 15,6 inci akan mengompensasinya dengan tuts berpermukaan melengkung. Kedua varian juga punya tebal bodi dan bobot yang berbeda; Odyssey 17,3 inci setebal 37,7 mm dan berbobot 3,79 kg, sedangkan 15,6 inci setebal 28,2 mm dan berbobot 2,53 kg.

Varian 15,3 incinya juga hadir dalam balutan warna putih / Samsung
Varian 15,3 incinya juga hadir dalam balutan warna putih / Samsung

Yang unik dari Samsung Notebook Odyssey adalah sistem ventilasi sekaligus pendingin bertajuk HexaFlow Vent, yang diposisikan di bawah laptop. Tak cuma memastikan perangkat tidak kepanasan, komponen ini juga bisa dibuka tutupnya sehingga konsumen dapat meng-upgrade RAM dan media penyimpanan dengan mudah.

Samsung sejauh ini masih bungkam soal ketersediaan dan banderol harga dari Notebook Odyssey. Spesifikasinya memang bukan yang paling istimewa, tapi masih cukup oke untuk kalangan gamer mainstream. Bagaimanapun juga, ini merupakan awal yang bagus bagi Samsung untuk terjun ke pasar yang selama ini dikuasai nama-nama seperti Alienware dan Asus ROG.

Sumber: Samsung.

Di CES 2017, MSI Pamerkan Sederetan Upgrade Canggih di Notebook Gaming Mereka

CES adalah ajang para pemain di ranah teknologi buat memamerkan teknologi-teknologi canggih, dan sudah cukup lama MSI menjadi partisipan setianya. Di kesempatan kali ini, perusahaan asal Taiwan spesialis gaming itu fokus pada upgrade yang diterapkan ke notebook maupun hardware, sembari mengenalkan sejumlah perangkat baru penunjang kegiatan gaming.

Tak lama setelah peluncuran resmi prosesor Intel generasi ke-7 yang dilangsungkan sehari sebelumnya, MSI segera mengumumkan dukungan komponen-komponennya terhadap Kaby Lake dan mengabarkan bahwa chip tersebut sudah tersedia di laptop laptop gaming versi terkini. Dan tak cuma itu, Micro-Star International juga menyertai perangkat mereka bersama GPU baru racikan Nvidia serta sederetan upgrade.

CES MSI Notebook 5

Kombinasi tersebut MSI angkat dalam tema ‘best meets best‘ demi ‘mencapai ketinggian baru’. Meski keberadaan chip Intel Core generasi ke-7 dan GPU berbasis Nvidia Pascal di laptop memang bukan hal baru, MSI mengklaim menjadi perusahaan pertama yang menyediakan notebook gaming bertenaga kombinasi dari keduanya di pasar. Kehadiran Kaby Lake sendiri dijanjikan akan mendongkrak performa virtual reality lebih jauh lagi.

CES MSI Notebook 1

Mengulik lebih rinci tanpa berbicara terlalu tekniks, proses Intel Core generasi ke-7 meningkatkan kinerja device dalam menangani konten VR sejauh 15 persen – atau sampai 25 persen lewat overclock. Namun komponen ini bukanlah satu-satunya kartu As MSI. Melalui konferensi pers di CES 2017, sang produsen resmi memperkenalkan notebook-notebook dengan kartu grafis GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti pertama.

CES MSI Notebook 3

Dari bincang-bincang bersama marketing manager Green Lin, eksistensi GPU GTX 1050 dan 1050 Ti di notebook punya dampak besar: berkatnya, laptop gaming bisa ditawarkan di harga lebih terjangkau dengan kinerja di atas produk kelas ‘mid-high‘ generasi terdahulu. Hal paling menarik di acara ini adalah MSI berkali-kali mengucapkan kata overclock dalam presentasi notebook, mengindikasikan betapa pentingnya konfigurasi ini di produk mereka.

CES MSI Notebook 11

Lewat proses overclock sederhana via software MSI Dragon Center, ‘Turbo Mode’ GTX 1050 Ti (dipadu CPU Intel i7-770HQ) mampu melampaui performa GTX 970M di uji coba 3D Mark 11P, masing-masing menghasilkan skor 10000 dan 9400. Setup ini sangat ideal untuk menghidangkan game-game blockbuster populer. GTX 1050 Ti versi laptop kabarnya tak kesulitan menjalankan Overwatch di setting ultra dengan frame rate lebih dari 60 per detik.

Keluarga notebook GE-lah yang segera memperoleh update GTX 1050 dan 1050 Ti – satu yang sudah dikonfirmasi ialah GE62 7RE Apache Pro.

CES MSI Notebook 14

Pengalaman MSI dalam merangkai komponen turut diadaptasi di notebook, contohnya untuk menggarap sistem pendingin Cooler Boost Trinity dan Titan. Mereka memanfaatkan rancangan kipas Whirlwind Blade, mempunyai jumlah beserta kepadatan bilah kipas yang lebih tinggi – menghasilkan aliran udara 30 persen lebih besar dari model sebelumnya tapi beroperasi lebih hening.

CES MSI Notebook 12

Hi-Res Audio & Nahimic VR pertama

Selain sisi performa grafis dan olah data, tentu saja beberapa aspek lain jadi atensi MSI, di antaranya visual (ada panel 120Hz dengan AdobeRGB 100 persen), streaming (bundel XSplit dibantu network Killer), akses kendali (app MSI Dragon Center), hingga audio.

Sesudah mengamankan gelar notebook gaming VR ready pertama, mereka selanjutnya memerhatikan segi penyajian suara. Di sejumlah varian high-end, MSI membubuhkan teknologi Nahimic VR: sebuah solusi software buat menyuguhkan output 7.1 lebih optimal sehingga keberadaan Anda di alam virtual terasa lebih nyata dan immersive.

CES MSI Notebook 2

Dan tak hanya VR, upgrade audio juga diimplamentasikan secara umum. Chip hi-fi ESS Sabre belum lama mendapatkan sertifikasi Hi-Res Audio. Mulai sekarang, model GT83VR, GT73VR, GS73VR, GS63VR, serta GS43VR mendukung format suara beresolusi tinggi – dari 192KHz/24bit sampai 384KHz/32bit (eksklusif GT83VR).

CES MSI Notebook 6

MSI GT83VR

Notebook monster ber-keyboard mekanik ini tetap jadi salah satu primadona MSI di CES 2017. Di tipe paling anyar, produsen juga menerapkan berbagai update, dan yang sangat mencolok adalah pada papan ketiknya. Hilang sudah switch Cherry MX Brown, MSI menggantinya dengan Cherry MX RGB Silver Speed. Selain dimaksudkan agar bisa menyajikan keyboard berwarna-warni (terlihat sangat apik berkat efek pencahayaan yang cerah dan terang), switch perak menjanjikan jarak key travel yang lebih pendek sehingga lebih cepat dan responsif.

CES MSI Notebook 9

CES MSI Notebook 10

CES MSI Notebook 8

Menariknya lagi, MSI lagi-lagi kembali meng-update aspek branding mereka. Jangan kaget bila logo tameng naga di model GS dan GT baru sedikit berbeda dari model lama. MSI telah menghilangkan tulisan Gaming G Series berlatar belakang hitam, kemudian melapisinya dengan Corning Gorilla Glass. Perubahan rancangan tersebut juga diimplementasikan di logo resmi MSI.

Canon PowerShot G9 X Mark II Andalkan Sensor Besar dalam Bodi Mini

Canon memang lebih dikenal di kategori DSLR, namun selama beberapa tahun pabrikan tersebut juga cukup menguasai pasar kamera compact. Salah satu andil besarnya berasal dari PowerShot G9 X, yang tepat hari ini telah digantikan secara resmi oleh suksesornya, yakni G9 X Mark II.

Mengusung embel-embel Mark II, desainnya hampir sama dengan pendahulunya, lengkap hingga bobot dan feel-nya secara menyeluruh. Meneruskan tradisi pendahulunya adalah sensor 20,2 megapixel berukuran 1 inci, jauh lebih besar ketimbang kamera lain seukurannya, sekaligus menjadikannya sebagai rival terdekat Sony RX100.

Bagian yang benar-benar baru adalah prosesor DIGIC 7, sama seperti yang tertanam di G7 X Mark II yang sedikit lebih bongsor. Prosesor ini mendongkrak kemampuan burst shooting G9 X Mark II dalam format RAW secara drastis, dari 1 fps menjadi 8 fps.

Hampir seluruh panel belakangnya dihuni oleh layar sentuh berukuran 3 inci / Canon
Hampir seluruh panel belakangnya dihuni oleh layar sentuh berukuran 3 inci / Canon

Perihal video, sayangnya kamera ini masih belum mengikuti tren 4K, dan hanya terbatas di resolusi 1080p saja. Sedikit mengobati kekurangan tersebut adalah sistem image stabilization ganda yang memadukan sistem pada sensor dan yang ada pada lensanya, sanggup mengompensasi hingga 3,5 stop.

Lensanya sendiri memiliki panjang fokal 28-82mm (3x optical zoom) dan bukaan f/2.0-4.9. Panel belakangnya didominasi oleh LCD 3 inci yang dilengkapi panel sentuh, suatu komponen yang sudah bertahun-tahun dinantikan konsumen dari lini Sony RX100 namun tak kunjung datang.

Canon PowerShot G9 X Mark II mungkin bukan penantang yang sekelas untuk RX100 V, tetapi memang harganya jauh lebih terjangkau di angka $530. Pemasarannya akan dimulai pada bulan Februari mendatang.

Sumber: DPReview.

Gaming Headset Logitech G533 Padukan Performa Kelas Audiophile dan Konektivitas Wireless

Gaming headset identik dengan suara surround dan mikrofon yang jernih. Akan tetapi faktor kenyamanan sebenarnya tidak boleh dilupakan, dan salah satu caranya adalah dengan memangkas kabel dan menyematkan konektivitas wireless. Ketika semua itu dipadukan, terciptalah gaming headset yang ideal, seperti garapan terbaru Logitech berikut ini.

Logitech G533 namanya, dan ia tengah dipamerkan di hadapan pengunjung CES 2017. Desainnya tipikal gaming headset, dengan earcup berukuran besar yang akan membungkus daun telinga secara menyeluruh.

Aspek ergonomi sangat diperhatikan oleh Logitech. Selain memiliki bobot yang ringan di angka 350 gram, bantalan dengan permukaan jaring-jaring dimaksudkan supaya telinga tidak panas meski digunakan dalam sesi yang panjang.

Bobot ringan, earcup besar dan bantalan jaring-jaring memastikan headset tetap nyaman digunakan dalam waktu yang lama / Logitech
Bobot ringan, earcup besar dan bantalan jaring-jaring memastikan headset tetap nyaman digunakan dalam waktu yang lama / Logitech

Headset dibekali dengan driver yang diklaim punya kinerja setara headphone kelas audiophile; suara di frekuensi tinggi dan rendah dapat direproduksi secara jernih dan minim distorsi. Teknologi surround 7.1 DTS Headphone X memastikan sesi gaming yang optimal, dimana pemain bisa mendengarkan suara sesuai arah asalnya, dengan volume yang menyesuaikan jaraknya – semakin dekat musuh berada, semakin keras suara derap kakinya.

Ketujuh channel audio ini bisa diatur volumenya secara terpisah, memberikan kustomisasi yang kian lengkap bagi para pengguna. Terkait konektivitas, G533 diklaim sanggup beroperasi dari jarak sejauh 15 meter dan dipastikan tidak ada jeda sedikitpun antara audio dan game maupun film.

Lipat mic-nya ke atas, maka audio keluar akan otomatis di-mute / Logitech
Lipat mic-nya ke atas, maka audio keluar akan otomatis di-mute / Logitech

Mikrofon milik G533 dapat dilipat ke atas ketika tidak digunakan, dan saat dalam posisi ini, output audio akan otomatis di-mute. Kenop volume beserta tombol kontrol terletak di earcup sebelah kiri. Menariknya, tombol ini bisa diprogram untuk berbagai fungsi, semisal untuk mute manual atau untuk play/pause.

Terakhir, atribut unggulan Logitech G533 adalah daya tahan baterainya, yang diyakini mencapai waktu 15 jam dalam satu kali charge. Headset ini rencananya akan segera dipasarkan bulan ini juga seharga $150.

Sumber: VentureBeat dan Logitech.