Tcash Jadi LinkAja Per 21 Februari Mendatang

Tcash secara resmi mengumumkan perubahan nama menjadi LinkAja, yang efektif bakal berlaku mulai 21 Februari mendatang. LinkAja, sebuah BUMN fintech yang tidak lagi sekadar platform pembayaran milik Telkom Group, menjadi ujung tombak untuk bersaing di sektor pembayaran digital yang makin kompetitif.

Sebelumnya kami telah memberitakan bahwa LinkAja merupakan joint venture enam BUMN besar, yaitu Telkom, Pertamina, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. BUMN Fintech ini akan menggunakan skema QR Code terstandar sebagai landasan platform pembayaran digital. Digadang-gadang mereka juga akan bermitra dengan raksasa pembayaran Tiongkok WeChat Pay dan Alipay.

Menurut Fintech Report 2018, Tcash adalah platform uang elektronik berbasis server terpopuler ketiga
Menurut Fintech Report 2018, Tcash adalah platform uang elektronik berbasis server terpopuler ketiga

Menurut Fintech Report 2018, Tcash adalah platform uang elektronik terpopuler ketiga di Indonesia setelah Go-Pay dan OVO. Dikabarkan CEO Tcash saat ini, Danu Wicaksana, bakal memimpin inisiatif LinkAja.

Di laman resmi yang dihadirkan Tcash, disebutkan tidak ada perubahan fitur berarti antara Tcash dan LinkAja. Pengguna existing Tcash tinggal memperbarui aplikasinya mulai tanggal 21 Februari dan secara otomatis akan dikonversi menjadi konsumen LinkAja. Saldo yang ada di dompet Tcash juga bakal secara utuh dipindahkan ke dompet LinkAja.

Sebelumnya di keterbukaan ke BEI, Telkom Group juga mengumumkan pendirian anak perusahaan yang khusus mengurusi fintech, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). Belum ada informasi lebih lanjut bagaimana kaitan antara Finarya dan LinkAja.

Tcash saat ini tidak lagi eksklusif untuk pengguna Telkomsel dan bisa digunakan oleh pengguna operator seluler apapun mulai pertengahan tahun lalu.

Application Information Will Show Up Here

LPPOM MUI Rilis Pembaruan Aplikasi “Halal MUI” dan Pemindai Kode QR untuk Pembayaran Digital

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) merilis pembaruan versi aplikasi Halal MUI dan mengintegrasikan kode QR dengan aplikasi iCash untuk pembayaran digital. Inovasi ini dirilis dalam rangka hari jadi MUI yang ke-30.

Wakil Direktur LPPOM MUI Sumunar Jati menjelaskan aplikasi Halal MUI versi terbaru sudah dilengkapi dengan pembaruan fitur pencarian restoran halal dan pemindai barcode untuk memeriksa label halal dalam suatu produk. Seluruh informasi yang disediakan aplikasi ini sudah terhubung dengan database MUI dan konsumen bisa langsung mengaksesnya. Secara total ada lebih dari 700 ribu produk yang terdata.

“Kami mau memudahkan orang-orang yang ingin mencari tempat makan halal. Nanti jumlahnya [restoran] akan terus kita tambah. Kita ikuti tren millenial untuk memanfaatkan fasilitas ini,” terangnya, kemarin (16/1).

Hasil pemindai barcode produk dari aplikasi Halal MUI / DailySocial
Hasil pemindai barcode produk dari aplikasi Halal MUI / DailySocial

Di samping itu, dalam aplikasi juga dilengkapi dengan pendaftaran sertifikasi halal online untuk para pemilik usaha yang nantinya akan terhubung dengan situs Cerol-SS23000 (Certification Online). Dilengkapi pula dengan pembaruan tampilan UI/UX yang lebih responsif, dan call center LPPOM MUI.

Berhubungan dengan sertifikasi halal, sambung Sumurnar, pihaknya juga memperbarui Cerol-SS23000 menjadi versi terbaru 3.0. Dalam situs ini, pengalaman konsumen dalam melakukan registrasi akan lebih mudah, sekaligus aman. Ada menu tabulasi, pop up form, penjadwalan dan monitoring yang real time.

Pada versi sebelumnya, pembaruan fitur tersebut belum hadir. Pemilik usaha harus berkali-kali mencocokkan jadwal dengan auditor LPPOM MUI untuk didatangi tempat usahanya. Proses ini memakan waktu yang lama, sehingga tidak efektif buat kedua belah pihak.

Pihaknya menjamin dengan adanya pembaruan situs, pemilik usaha dapat mengantongi sertifikat halal dalam kurun waktu 48 hari. Proses registrasi ini, menurut Sumunar, bakal lebih dipersingkat ke depannya. Seluruh proses sekarang ini sudah tidak menggunakan kertas apapun, hanya saja dalam menerbitkan sertifikat halal masih harus di cetak fisiknya.

LPPOM MUI mengaku masih belum menemukan metode yang tepat untuk meyakinkan para pengurus terdiri dari para alim ulama bahwa menggunakan teknologi digital tidak akan menurunkan keabsahan legalitas suatu sertifikat.

“Sekitar seminggu sampai 10 hari dari total 48 hari itu [proses registrasi] sebenarnya lama di tahap tanda tangan para kyai. Masih lamanya di situ. Tentunya kami ingin meningkatkan layanan ke industri, makanya butuh waktu untuk meyakinkan mereka. Makanya kami nasih cari-cari metode yang tepat.”

Integrasi kode QR dengan iCash

Inovasi lainnya yang diumumkan oleh LPPOM MUI adalah integrasi QR Code Halal Resto versi 2.0 dengan aplikasi iCash (Islamic Cash) untuk pembayaran digital. Kode QR ini sebenarnya sudah dimiliki oleh tiap restoran yang sudah meregistrasikan usahanya ke LPPOM MUI dan wajib dipajang di bagian depan restoran.

Namun fungsinya baru terbatas untuk memberikan informasi, promosi, dan validasi otentifikasi produk bersertifikat halal khususnya untuk kategori restoran.

Secara total ada lebih dari 5 ribu restoran yang sudah memiliki kode QR tersebut. Namun untuk implementasi dengan iCash, menurut Sumunar bakal mulai direalisasikan pada Februari 2019. Tahap pertama dimulai dari restoran dengan jaringan yang sudah besar, seperti Solaria, McDonald’s, dan Pizza Hut.

“Secara sistemnya sudah siap tinggal di hubungkan saja dengan restoran-restoran. Harapannya bulan depan konsumen sudah bisa bertransaksi pakai iCash.”

Sumunar beralasan, pihaknya lebih memilih iCash sebagai platform pembayaran ketimbang aplikasi lainnya lantaran aplikasi ini memiliki semangat yang sama. Yakni menyosialisasikan kembali produk-produk lokal berbasis syariah. Dia pun meyakini iCash nantinya bisa diterima dengan baik di lapangan.

Konsumen perlu mengunduh aplikasi iCash dan memindai kode QR yang ada di restoran untuk pembayarannya. Aplikasi ini dirilis BNI Syariah. Tak hanya untuk pembayaran di restoran, iCash dapat digunakan untuk PPOB, asuransi, voucher, pembayaran sertifikasi halal, sedekah, dan produk finansial lainnya yang disediakan bank syariah.

Sejak 2012 LPPOM MUI telah menerbitkan sertifikat halal sebanyak 65.116 untuk 55.626 jumlah perusahaan. Bila ditotal ada 688.615 produk yang sudah berlabel halal.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bank Mandiri dan BCA Siapkan QR Code Sebagai Inovasi Fintech Terbaru

Dua bank besar lokal, Bank Mandiri dan BCA, merilis fitur QR code sebagai inovasi terbaru di bidang teknologi finansial. Peluncuran ini dilakukan dalam waktu yang tidak terpaut jauh. Bank Mandiri dengan Mandiri Pay diperkenalkan saat perayaan hari jadi perseroan pada 24 Oktober 2018, sementara BCA merilis QRku pada 5 November 2018.

Group Head Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie menuturkan, Mandiri Pay adalah fitur pembayaran berbasis QR Code yang bakal terintegrasi dengan dompet elektronik E-Money, kartu debit, dan kartu kredit. Serupa dengan Yap yang diusung BNI dan diharapkan ke depannya bisa menjadi alternatif bertransaksi pengganti EDC. Bakal ada aplikasi tersendiri yang perlu diunduh nasabah dalam menggunakan fitur QR code ini.

Untuk saat ini aplikasi tersebut belum tersedia untuk publik. Menurut Sunarto, perseroan masih menunggu izin dari Bank Indonesia. Secara prinsip, perseroan sudah menyesuaikan teknologi tersebut sesuai dengan standar BI, walaupun BI sendiri belum menetapkan standarisasinya.

“Bank Mandiri melihat solusi pembayaran dengan QR merupakan sesuatu yang menarik untuk melengkapi solusi pembayaran yang ada. Namun kami menyadari untuk mengadopsi ini perlu beberapa pertimbangan, seperti teknologi yang digunakan, strategi akuisisi nasabah, dan merchant,” terang Sunarto kepada DailySocial.

“Seiring dengan rencana Bank Indonesia menerapkan standarisasi QR, Bank Mandiri mulai menyesuaikan dengan standar tersebut, sehingga produk yang akan kami launching telah sejalan dengan standar BI,” tambahnya.

Sunarto menyebut perseroan merilis aplikasi terpisah khusus fitur QR lantaran aplikasi tersebut diperuntukkan untuk pembayaran saja. Nasabah hanya cukup membuka aplikasi Mandiri Pay dan langsung memindai QR code merchant dari smartphone. Kalau digabung dengan aplikasi mobile banking yang sudah ada dinilai cukup memberatkan karena di dalamnya sudah ada banyak fitur.

“Kita antri di kasir, maunya cepat proses pembayarannya. Yang tadinya pakai kartu dan swipe di [mesin] EDC, sekarang cukup pakai aplikasi dan scan QR.”

Secara terpisah, dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan untuk jangka pendek, fitur ini baru menjangkau pembayaran dengan nominal kecil (small ticket items purchase), seperti pembayaran transportasi dan produk ritel.

Dia membuka kemungkinan membuka fitur tersebut untuk pembayaran dengan transaksi berjumlah besar, asal tingkat keamanan dan kecepatan transaksi sudah disempurnakan. Perseroan berencana merilis aplikasi ini pada Januari 2019, sembari menunggu izin keluar dari BI.

Disebutkan saat ini Bank Mandiri memiliki sekitar dua juta nasabah yang menggunakan aplikasi mobile banking. Sekitar 90% transaksi sudah terjadi secara online.

QRku dari BCA

Sementara itu, BCA menghadirkan QRku untuk dua implementasi. Di dalam aplikasi BCA mobile, QRku dikhususkan untuk transfer dana antar nasabah BCA (peer-to-peer payment), bukan sebagai QR pembayaran. Fungsi QRku lebih komprehensif dalam Sakuku, sebab bisa digunakan untuk pembayaran di merchant, selain transfer dana.

BCA tergabung sebagai salah satu peserta pilot project implementasi secara terbatas standarisasi QR Code BI.

Direktur BCA Santoso Liem menjelaskan, QR yang dihasilkan QRku hanya sebagai identitas unik yang menggantikan nomor rekening. Nasabah tidak perlu memasukkan PIN tabungan saat mentransfer dana. Proses pun jadi jadi lebih cepat tanpa harus pencet banyak tombol.

“Biasanya kalau mau transfer cukup repot, harus memasukkan nomor rekening kalau baru pertama kali mau transfer. Belum tentu hafal juga dengan nomor rekeningnya. Kalau sudah rutin transfer memang bisa disimpan rekeningnya ke daftar transfer. Jadi kami mengembangkan QR jadi seperti ID rekening menggantikan nomor,” ujar Santoso kepada DailySocial.

Strategi ini, menurutnya, masih bersifat soft lauching untuk memberikan pendekatan yang berbeda kepada para nasabahnya. Perbedaan fungsi antara BCA mobile dan Sakuku adalah strategi awal perseroan agar lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan standarisasi QR BI yang masih ditunggu kehadirannya. Pasalnya standarisasi QR untuk pembayaran dan transfer itu berbeda.

“Setiap produk yang kami rilis itu sudah ada persetujuan dari BI. Kami siap untuk melakukan penyesuaian standar QR dari BI apabila aturannya sudah terbit. Untuk sementara kami pakai QR private BCA.”

Disebutkan saat ini ada 8 juta nasabah BCA yang bertransaksi lewat aplikasi mobile banking dari total nasabah sekitar 18 juta. Volume transaksi online mendominasi sekitar 97%, sisanya dilakukan lewat kantor cabang.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GO-PAY is Now Available to Pay for Driving License and Police Criminal Record Certificate Transaction in Bekasi

In an effort to prevent corruption and transparency, Metro Bekasi Police Department – Traffic Unit collaborates with T-Cash, Bank BRI, and GO-PAY for cashless payment service implementation. Particularly in the area, people who filed a Police Criminal Record Certificate (SKCK) and Driving License (SIM), can make payment using those three services.

“Currently we’re promoting cashless payment. It’s related to two things. First, improving service quality from the manual transaction. The payment innovation for SIM and SKCK also aim to prevent corruption and increase transparency,” Indarto, Metro Bekasi’s Chief Commissioner, said.

Those who want to make payment for PNBP SIM and SKCK, either making the new one or extending, just open the GO-JEK app and choose “Bayar” to scan the QR Code displayed on the counter.

“As the technology company, GO-PAY comes with a mission to make financial services access easier for millions of families in Indonesia. Through safe and reliable cashless payment instruments, we want to help increasing Bekasi people’s trust towards public and electronic payment,” Brigitta Ratih Aryanti, GO-PAY’s Head of Government Relations and Policy, said.

GO-PAY partnership with Metro Bekasi Departmental Police Traffic Unit is GO-PAY effort to provide various payments outside GO-JEK ecosystem. Aside from PNBP SIM and SKCK in Bekasi, similar service also applied in Gresik. The initiative is run effectively since October 17, 2018.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bayar SIM dan SKCK di Bekasi Bisa Pakai GO-PAY

Sebagai upaya untuk pencegahan tindakan korupsi dan transparansi, Satlantas Polres Metro Bekasi menggandeng T-Cash, Bank BRI, dan GO-PAY untuk penerapan pembayaran non-tunai (cashless payment service). Secara khusus saat ini di lokasi tersebut, masyarakat umum yang mengajukan pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan Surat Izin Mengemudi (SIM), bisa melakukan pembayaran dengan tiga layanan tersebut.

“Saat ini yang sedang kami gaungkan adalah pembayaran nontunai. Ini ada kaitannya dengan dua hal. Pertama, meningkatkan kualitas pelayanan dari yang sebelumnya manual. Inovasi pembayaran SIM dan SKCK ini juga bertujuan untuk mencegah korupsi dan meningkatkan transparansi,” kata Kapolres Metro Bekasi Kombes. Pol. Indarto.

Pengguna yang ingin melakukan pembayaran PNBP SIM dan SKCK, baik untuk membuat baru maupun memperpanjang, cukup membuka aplikasi GO-JEK dan memilih menu “Bayar” untuk melakukan scan kode QR yang tersedia pada loket pembayaran SIM dan SKCK.

“Sebagai perusahaan teknologi, GO-PAY hadir dengan misi utama untuk mempermudah akses layanan keuangan bagi jutaan keluarga di Indonesia. Melalui instrumen pembayaran nontunai yang aman dan terpercaya, kami ingin turut meningkatkan kepercayaan masyarakat Kota Bekasi terhadap layanan publik dan pembayaran elektronik,” kata Head of Government Relations and Policy GO-PAY Brigitta Ratih Aryanti.

Kerja sama GO-PAY dan Satlantas Polres Metro Bekasi, merupakan upaya dari GO-PAY untuk melakukan berbagai pembayaran di luar ekosistem GO-JEK. Selain melakukan pembayaran PNBP SIM dan SKCK di Bekasi, layanan serupa juga dapat dinikmati di Gresik. Hasil inisiatif tersebut sudah efektif beroperasi sejak 17 Oktober 2018.

Application Information Will Show Up Here

TCASH Mulai Uji Coba Transaksi dengan Kode QR Terstandar

TCASH, sebagai salah satu penyedia layanan e-money di Indonesia, mengungkapkan dukungan terhadap rencana pemerintah menerapkan Kode QR terstandar (standardized QR Code). Sebagai bagian percepatan realisasi rencana tersebu,  TCASH melakukan uji coba penerapan Kode QR terstandar sejak Oktober 2018. TCASH akan mengikuti arahan Bank Indonesia dan ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia) untuk implementasi di merchant mitra TCASH.

TCASH menjadi salah satu penyedia layanan e-money non perbankan yang tergabung dalam uji coba tahap pertama pengimplementasian Kode QR terstandar.

“TCASH mendukung penuh inisiatif Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk menghadirkan Kode QR terstandar yang kami percaya akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan masyarakat dalam bertransaksi nontunai. Kami pun telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan Kode QR terstandar dalam beberapa waktu mendatang, di antaranya menyesuaikan fitur Snap QR Code dalam aplikasi TCASH Wallet sesuai format yang dirancang,” terang CEO TCASH Danu Wicaksana.

Dalam masa uji coba ini, TCASH sudah berhasil melakukan uji coba Kode QR terstandar di beberapa merchant. Langkah ini ditempuh guna memastikan fungsi interoperabilitas Kode QR terstandar telah berfungsi dengan baik.

Pihak TCASH lebih lanjut menjelaskan, proses implementasi Kode QR terstandar di merchant TCASH rencananya akan dimulai tahun depan.

“Kami sangat mendukung penerapan Kode QR terstandar ini karena kami percaya open ecosystem di dalam ranah uang elektronik akan membantu seluruh industri untuk terus berkembang dalam mendorong kebiasaan masyarakat melakukan transaksi nontunai,” imbuh Head of Corporate Communication TCASH Dinda Sarasannisa.

Pihak TCASH saat ini sedang mempersiapkan beberapa inovasi terkait kerja sama pembayaran di tempat (offline) yang memanfaatkan Kode QR terstandar. Di antaranya seperti mengembangkan aplikasi untuk pelaku bisnis UMKM (aplikasi untuk merchant) yang diharapkan dapat mempermudah mereka dalam menerima pembayaran secara non tunai dan memiliki data transaksi yang lengkap dan terperinci.

“Ke depannya kami akan memastikan implementasi serta kesiapan dalam melayani beragam pembayaran menggunakan Kode QR terstandar di seluruh merchant outlet TCASH. Hal ini juga merefleksikan dukungan TCASH terhadap inisiatif Bank Indonesia dalam menyeragamkan Kode QR yang tersedia di berbagai merchant, guna menjaga kepuasan konsumen dan merealisasikan less-cash society di Indonesia. Kami optimis hadirnya Kode QR terstandar ini dapat diterima oleh seluruh pihak, baik penerbit uang elektronik, pelaku bisnis maupun masyarakat luas,” terang Danu.

Application Information Will Show Up Here

BNI to Facilitate WeChat Pay and Alipay to Enter Indonesia

Two China-based payment services, WeChat Pay and Alipay, will soon to be available in Indonesia through a partnership with PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). The result is to be available for public by the end of the year. Currently, WeChat Pay and Alipay cover more than 90% e-money-based transaction in China.

Quoted from Kumparan, Dadang Setiabudi, BNI’s Tech Director confirming the the partnership with both payment services. He said the planned partnership is on the last stage and soon to final.

“BNI and WeChat Pay, also BNI and Alipay are in a legal process and soon-to-be-finished. The form of partnership is for BNI to be an acquiring and official settlement bank for the inbound transaction of WeChat Pay and Alipay from China to make transactions in BNI’s merchants,” Setiabudi explained.

Later, WeChat Pay and Alipay are integrated with Quick Response Indonesia Standard (QRIS) Code available in BNI’s merchants. It means the GPN standardized QR Code should be capable to be scanned through WeChat Pay or Alipay.

“Yes, indeed, to be a part of BNI’s merchants,” he added.

The central bank is giving its blessings. Mirza Adityaswara, BI’s Senior Deputy Governor, in his previous statement, has encouraged Alipay and WeChat Pay to explore partnerships with local banks to run business in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

BNI Jadi “Jalan Masuk” WeChat Pay dan Alipay ke Indonesia

Dua layanan pembayaran Tiongkok WeChat Pay dan Alipay sebentar lagi masuk ke pasar Indonesia melalui kerja samanya dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Hasil kemitraan ini diharapkan bisa diimplementasikan ke publik pada akhir tahun. WeChat Pay dan Alipay secara keseluruhan menguasai lebih dari 90% transaksi berbasis uang elektronik di negara Tirai Bambu tersebut.

Dikutip dari Kumparan, Direktur Teknologi BNI Dadang Setiabudi tidak menampik pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan kedua layanan pembayaran populer di Tiongkok tersebut. Ia menjelaskan bahwa kerja sama yang disusun sudah berada di tahap akhir dan hampir selesai.

“BNI dan WeChat Pay serta BNI dan Alipay dalam proses finish legal dan hampir selesai. Bentuk kerja samanya adalah BNI akan menjadi acquiring dan official settlement bank untuk transaksi inbound nasabah WeChat Pay dan Alipay dari Tiongkok untuk transaksi di merchant BNI,” terang Dadang.

Nantinya WeChat Pay dan Alipay akan terintegrasi dengan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) Code yang ada di merchant-merchant BNI. Artinya QR Code standarisasi GPN tersebut bakal bisa dipindai melalui aplikasi WeChat Pay maupun Alipay.

“Iya benar, tetapi akan menjadi bagian merchant-nya BNI,” terang Dadang.

Bank sentral sendiri memberikan restunya. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam pernyataan sebelumnya mendorong layanan pembayaran digital Alipay dan WeChat Pay menjalin kerja sama dengan bank lokal untuk menjalankan operasionalnya di Indonesia.

Tokopedia to Partner with OVO for New Payment Scheme

Tokopedia soon to have a new payment platform. After Tokocash being suspended by Bank Indonesia in October 2017 due to license issue, Tokopedia will use Lippo Group OVO’s mobile payment service as its default electronic money replacing Tokocash.

Tech In Asia Indonesia has first announced the OVO sneak peek in Tokopedia website. Tokocash, due to some issues, still incapable to obtain a license from the regulator.

Based on DailySocial’s observation, the sneak peek is very bold especially on the payment form, by including OVO’s information along with TokoSwipe which has not been officially introduced.

TokoSwipe is an online installment method that allows consumers, without credit cards, to use the pay-later scheme or installment. It is similar to BukaCicilan of Bukalapak.

The sneak peek includes information about Tokocash to be replaced and the balance can be transferred to OVO.

According to trusted source, OVO’s utilization as Tokopedia payment method will soon to be implemented, pending to development and testing process.

OVO claims to be installed in more than 60 million smartphones and acquire 350,000 merchants in 212 cities. Currently OVO has become Grab’s main payment platform.

OVO’s arrival as Tokopedia payment method will make a strong support amidst competition with Go-Pay and Tcash to be the leading digital payment. According to iPrice, Tokopedia has now become the most popular e-commerce in Indonesia based on visitor traffic.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Setelah TokoSwipe, Tokopedia Segera Gandeng OVO untuk Skema Pembayaran Baru

Tokopedia segera memiliki platform pembayaran baru. Setelah Tokocash dibekukan penggunaannya oleh Bank Indonesia di bulan Oktober 2017 karena urusan perizinan, Tokopedia bakal memanfaatkan layanan mobile payment milik Lippo Group OVO sebagai platform uang elektronik default-nya menggantikan Tokocash.

Tech In Asia Indonesia pertama kali menginformasikan informasi kode-kode OVO di situs Tokopedia. Tokocash sendiri, karena alasan-alasan tertentu, sampai sekarang belum memperoleh perizinan dari pihak regulator.

Berdasarkan penelusuran DailySocial, jika diinspeksi kode-kode tersebut sangat ketara, terutama di bagian pembayaran, mencantumkan informasi OVO berbarengan dengan TokoSwipe yang juga belum resmi diperkenalkan.

TokoSwipe adalah metode pembayaran cicilan secara online yang memungkinkan konsumen, yang tidak memiliki kartu kredit, untuk memanfaatkan skema pembayaran kemudian atau cicilan. Skema tersebut serupa dengan BukaCicilan yang dikembangkan Bukalapak.

Di kode tersebut juga disebutkan bahwa Tokocash akan digantikan oleh OVO dan saldo di Tokocash bisa ditransfer ke OVO.

Menurut informasi dari sumber terpercaya, penerapan OVO sebagai metode pembayaran di Tokopedia akan dilakukan dalam waktu dekat, menunggu proses pengembangan dan pengujian selesai dilakukan.

OVO mengklaim kini telah tersedia di lebih dari 60 juta ponsel dan menggaet 350.000 gerai merchant di 212 kota. Secara online OVO telah menjadi platform pembayaran utama di Grab.

Masuknya OVO sebagai metode pembayaran Tokopedia akan menjadi faktor pendukung kuat di tengah kompetisinya dengan Go-Pay dan Tcash sebagai platform pembayaran digital unggulan. Menurut data yang dikumpulkan iPrice, Tokopedia kini menjadi layanan e-commerce terpopuler di Indonesia berdasarkan traffic kunjungan situs versi SimilarWeb.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here