Stockbit Investment Platform Announces Series A Funding

Today (5/7) the investment app developer startup Stockbit announces series A funding led by East Ventures. It also supported by Convergence Ventures, FreakOut, and some angel investors. There are also previous ones, such as 500 Startups, Braavos Ventures, and Ideosource. With the latest model, Stockbit is getting ready to accelerate democratize mission of Indonesian investment market.

Targeting millennials, a startup founded by Wellson Lo (CEO) and Johny Susanto (CTO) designed user experience in such apps like social network for stock investors, equipped with stock trading and information aggregator services. The app has been launched since 2013, and now equipped with Robo-Advisor, a feature that helps consumers build a more personal investment portfolio.

“Despite the high returns, Indonesian beginner traders still feeling intimidated to make investment in stock market due to the lack of knowledge, high-quality investment consultant, and its expensive rate. Stockbit aims to make investment easy for everyone,” Wellson said.

Based on BEI data, Indonesian retail investors have grown 40% in 2018. A total 70% of the new investors are millennials. Despite the rapid growth, less than 1% are participated in the exchange.

Stockbit has established its position as a main player in the stock market by creating a platform to consolidate important and necessary information in making investment decisions. We are confident that the Stockbit team is capable to help Indonesia to reach higher individual participation in the stock market,” Partner East Ventures, Melisa Irene said.

Previously, Stockbit has pre Series A funding from 500 Startups in 2017, followed by their seed funding from Ideosource and Braavos Ventures. Starting this year, they made an acquisition over major shares of mutual fund marketplace Bibit to expand investment market.

“Before, it was only the 1% upper class to have access for good investment. Unfortunately, this industry is not transparent and convenience enough to make a smart investment. Through technology, we provide high-quality investment products and services for everyone,” Johny said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform Investasi Saham Stockbit Umumkan Perolehan Pendanaan Seri A

Hari ini (07/5) startup pengembang aplikasi investasi saham Stockbit mengumumkan perolehan pendanaan seri A yang dipimpin oleh East Ventures. Pendanaan didukung Convergence Ventures, FreakOut, dan beberapa angel investor. Turut terlibat juga investor sebelumnya, yakni 500 Startups, Braavos Ventures, dan Ideosource. Dengan penambahan model ini, Stockbit makin mantap untuk mempercepat misi mendemokratisasi investasi pasar modal di Indonesia.

Menyasar kalangan milenial, startup yang didirikan Wellson Lo (CEO) dan Johny Susanto (CTO) ini mendesain pengalaman pengguna di aplikasi layaknya jejaring sosial untuk investor saham, dilengkapi layanan perdagangan saham dan agregator informasi. Aplikasi yang telah meluncur sejak tahun 2013 tersebut kini juga dilengkapi dengan Robo-Advisor, yakni fitur yang membantu konsumen membangun portofolio investasi yang lebih personal.

“Terlepas dari imbal hasil yang tinggi, para trader pemula di Indonesia masih terintimidasi untuk melakukan investasi di pasar modal karena minimnya pengetahuan, akses penasihat investasi yang berkualitas, dan tingginya biaya dari layanan penasihat profesional. Stockbit bertujuan untuk membuat investasi menjadi mudah bagi semua orang,” ujar Wellson.

Berdasarkan data BEI, jumlah investor ritel di Indonesia tumbuh 40% pada tahun 2018. Sebanyak 70% dari investor baru yang terdaftar datang dari kalangan milenial. Terlepas dari pertumbuhan cepat ini, masih kurang dari 1% masyarakat Indonesia yang telah berpartisipasi di pasar saham.

Stockbit telah berhasil menetapkan posisinya sebagai pemain penting dalam industri pasar modal dengan menciptakan platform yang mengkonsolidasikan informasi penting dan diperlukan dalam mengambil keputusan investasi. Kami yakin bahwa tim Stockbit mampu melaksanakan misinya untuk membantu Indonesia mencapai partisipasi individu yang lebih tinggi ke pasar modal,” sambut Partner East Ventures Melisa Irene.

Sebelumnya Stockbit mendapatkan pendanaan pra-seri A dari 500 Startups pada tahun 2017, diikuti partisipasi investor pendanaan awal mereka yakni Ideosource dan Braavos Ventures. Awal tahun ini Stockbit lakukan akuisisi saham mayoritas platform marketplace reksa dana Bibit untuk perluas potensi pasar investasi.

“Sebelumnya hanya golongan masyarakat 1% teratas saja yang memiliki akses untuk layanan investasi yang baik. Sayangnya, industri ini masih kurang transparan dan nyaman untuk melakukan investasi yang nyaman dengan cerdas. Melalui teknologi, kami menyediakan produk dan layanan investasi berkualitas tinggi untuk semua orang, tidak peduli di mana pun mereka berada atau jumlah kekayaan mereka,” tambah Johny.

Application Information Will Show Up Here

Lubna “Robo Trading” Platform Receives Funding from East Ventures

Lubna, a startup that provides trading robot for various financial assets, announces seed funding from East Ventures. The plan is to use the funding for further product development and talent acquisition for analyst team.

Lubna was created to provide one-stop solution in cryptocurrency trading and financial assets for beginners and experts. The system is to automate crypto trading for member’s account registered in merchants, such as Indodax, Bitmex, Biance, Bitfinex, and Huobi.

“It’s hardly possible for retail investors with permanent job like me to achieve maximum profit due to incapability to always maintain our portfolios. In addition, I see many retail investors, particularly the beginners having difficulty to get positive results due to lack of knowledge and insight of investment. Robo trading is what we’ve seen as the solution,” Lubna’s CEO, Kevin Cahya said.

Kevin is not the only one with background in East Ventures, Lubna also run by Eddy Hartanto and Arthur Soerjohadi. The experience of them should present a unique algorithm that is approved in Lubna and capable to increase profit in the process of trading assets.

“One of our bot is having victory level up to 48% of the total 288 transactions they’ve made in two months, resulting 148% profit for investors,” he added.

Lubna also provide a dashboard that allows users to go through technical and fundamental analysis of their trading. The system also present real-time notification everytime the robot make trading. The developing project is not only to help data management but also to eliminate the emotional effect when making an investment. Artificial intelligence behind the development can make decision based on data collection.

“The main reason behind the young generation decision to trade crypto is because the easy apply, the fast and simple process, starts from product introduction to money withdrawal back to the account. Lubna is in the right spot to accelerate the participation of young generation. Its vision to make trading for user easier will be the main advantage for Lubna to be the first successful crypto trading robot in the region,” East Ventures’ Partner, Melisa Irene said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform “Robo Trading” Lubna Raih Pendanaan dari East Ventures

Lubna, startup penyedia robot perdagangan untuk berbagai macam aset keuangan, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dari East Ventures. Rencananya dana yang didapat akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk lebih lanjut dan merekrut talenta baru untuk tim analis.

Lubna dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan one-stop solution dalam pedagangan mata uang crypto dan aset keuangan baik untuk pemula maupun profesional. Sistem yang dikembangkan Lubna mampu mengautomasi perdagangan kripto di akun pengguna yang terdaftar di mitra, seperti Indodax, Bitmex, Biance, Bitfinex, dan Huobi.

“Hampir tidak mungkin bagi investor ritel yang memiliki pekerjaan tetap seperti saya untuk mencapai keuntungan maksimal karena kami tidak dapat memantau portofolio kami sepanjang waktu. Selain itu, saya melihat banyak investor ritel, terutama para pemula mengalami kesulitas untuk mencapai hasil positif karena kurangnya paparan dan pengetahuan dalam investasi. Robo trading adalah apa yang kita lihat sebagai solusi,” terang CEO Lubna Kevin Cahya.

Selain Kevin yang memiliki pengalaman di East Ventures, Lubna juga dijalankan oleh Eddy Hartanto dan Arthur Soerjohadi. Dengan pengalaman yang dimiliki ketiganya, mereka menghadirkan algoritma unik yang dianggap teruji di Lubna yang mampu meningkatkan keuntungan dalam proses perdagangan aset.

“Salah satu bot kami memiliki tingkat kemenangan hingga 48% dari total 288 transaksi yang mereka buat selama dua bulan, memberikan investor keuntungan laba hingga 148%,” imbuh Kevin.

Lubna juga menghadirkan dashboard yang memungkinkan pengguna memeriksa analisis fundamendal dan teknis dari perdagangan mereka. Sistem juga akan memberikan pemberitahuan secara real time setiap robot melakukan perdagangan. Robot yang dikembangkan ini diklam tidak hanya membantu pengolahan data tapi juga mampu menghilangkan efek emosional yang sering muncul dalam melakukan investasi. Teknologi kecerdasan buatan yang ada di belakangnya mampu mengambil keputusan dari data-data yang diperoleh.

“Keputusan utama generasi muda untuk berdagang mata uang crypto adalah karena arena ini memiliki penghalang masuk yang rendah, yakni proses yang cepat dan sederhana, mulai dari proses pengenalan produk hingga penarikan uang kembali ke rekening bank. Lubna berada pada posisi yang tepat untuk mempercepat partisipasi populasi muda untuk berinvestasi. Visinya untuk membantu pengguna berdagang dengan mudah akan menjadi keuntungan utama bagi Lubna untuk menjadi perdagangan robot crypto yang sukses pertama di wilayah ini,” terang Partner East Ventures Melisa Irene.

Application Information Will Show Up Here

Triplogic Amankan Pendanaan dari East Ventures

Triplogic, startup logistik on-demand dalam kota dan antar kota, mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan tahap awal dari East Vetures. Tidak disebutkan nominal yang didapatkan. Hanya saja Triplogic akan memanfaatkannya untuk memperbanyak mitra dan terus menjangkau lebih banyak kota.

Triplogic didirikan oleh Oki Earlivan, Rowdy Fatha, dan Krisna Diarini. Saat ini layanan mereka menyediakan pengiriman last mile dan distribusi agensi untuk klien, ritel, UKM, hingga korporasi. Salah satu bentuk pengiriman yang ditawarkan adalah pengiriman instan. Menjanjikan barang bisa sampai ketempat tujuan dalam kurun waktu 3 jam dengan cara membangun titik pengiriman pada lokasi UKM dan toko lokal yang berbentuk loker dan boks pintar.

Triplogic bukanlah perusahaan logistik biasa yang hanya melakukan pengiriman paket. Kami adalah perusahaan logistik yang menyediakan solusi lengkap dari hulu ke hilir, mulai dari logistik, pengiriman paket, pengemasan dan distribusi untuk UKM. Sebagai perusahaan logistics as a service (LAAS), kami terus berfokus menciptakan ekosistem rantai pasokan yang kuat,” terang CEO Triplogic Oki Earlivan.

Triplogic juga cukup optimis dengan apa yang telah mereka lakukan. Mereka mengklaim telah berhasil melayani ribuan pengiriman per hari dengan pertimbuhan nilai transaksi GMV hingga 34 kali lipat.

Triplogic

Rencananya dana segar yang didapat akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan teknologi. Termasuk juga memperluas jaringan logistik dengan menggandeng lebih banyak mitra UKM sebagai titik pengiriman barang. Sejauh ini Triplogic sudah bermitra dengan 1.600 UKM dan beroperasi di 61 kota di seluruh Indonesia, termasuk kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Palembang. Di tahun 2019 ini mereka menargetkan untuk menambah lebih dari 15.000 drop shipping point.

Partner East Ventures Melisa Irene menjelaskan bahwa sejauh ini East Ventures telah berinvestasi di sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan dan rantai pasokan, dan ekosistem yang dibangun pun terus berkembang. Bergabungnya Triplogic dalam ekosistem tersebut akan melengkapi ekosistem rantai pasokan yang sudah ada.

“Semua platform e-commerce yang kami beri investasi memberikan nilai tambah karena pelanggan semakin mudah mendapatkan produk yang mereka inginkan, sehingga menciptakan pengalaman online ke offline yang mulus; contoh terbaru adalah Fore Coffee. Kami menyadari bahwa Triplogic, sebagai pemain logistik last mile, cocok untuk melengkapi ekosistem rantai pasokan kami selama ini,” terang Melisa.

Application Information Will Show Up Here

Pencapaian dan Target Startup Teknologi Logistik Waresix

Setelah mendapatkan pendanaan pra-seri A sebesar $1,6 juta (setara 24 miliar Rupiah) yang dipimpin East Ventures dan Monk’s Hill Ventures, startup teknologi logistik yang menyediakan solusi penyimpanan end-to-end Waresix mengklaim telah menangani transaksi bulanan dengan nilai lebih dari 100 ribu metrik ton, dengan tingkat pertumbuhan 25% setiap bulannya. Besarnya wilayah di Indonesia kerap menjadi kendala terkait dengan logistik untuk berbagai industri.

“Kami berhasil mengatasi tantangan ini karena kami berinvestasi pada orang-orang yang tepat. Kami juga selalu berinovasi dengan teknologi dan berfokus pada kebutuhan pelanggan. Sedari awal Waresix membangun tim yang kuat dengan pemahaman komprehensif terkait rantai pasokan di Indonesia,” kata Co-founder & CEO Waresix Andree Susanto.

Perusahaan ini mengembangkan platform khusus untuk menghubungkan operator gudang dan penyedia transportasi darat maupun laut yang siap menyewakan ruangan penyimpanan mereka. Sejauh ini Waresix telah menjangkau baik kota besar maupun area terpencil di Indonesia untuk menangani kebutuhan kargo, pengisian ritel, penyimpanan suhu dingin, transportasi, dan layanan pergudangan internasional untuk klien luar negeri.

Waresix telah beroperasi di 10 kota meliputi Jakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Bali, Makassar, Balikpapan, Bandung, Palembang, dan Dumai.

Fleksibilitas untuk pelanggan

Hingga saat ini terdapat lebih dari 2000 supplier yang mencakup operator gudang, penyedia transportasi darat dan bisnis. Baik berbentuk perusahaan maupun usaha menengah yang menggunakan platform Waresix untuk mencari layanan logistik sesuai kebutuhan mereka. Dengan platform tersebut, pelanggan bisa memilih layanan logistik yang memiliki pengetahuan dan keahlian lokal di bidang masing-masing, sehingga pelanggan mendapatkan jaminan dan ketenangan untuk urusan logistik yang mereka butuhkan.

Pelanggan juga memiliki fleksibilitas dalam mengubah spesifikasi pengiriman. Mereka bisa menggunakan gudang Waresix untuk konsolidasi dan dekonsolidasi, sehingga akan menjadikan sistem distribusi lebih efisien. Pelanggan juga dapat memanfaatkan armada truk yang disediakan oleh perusahaan rintisan ini. Pengguna layanan Waresix dapat menentukan pilihan penyimpanan sesuai kebutuhan dan melakukan pemesanan dalam waktu kurang dari 24 jam melalui platform.

Ke depannya, Waresix berencana untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis dan memberdayakan klien, agar bisa mengelola rantai pasokan yang lebih transparan, efisien, dan praktis untuk meningkatkan laba usaha.

“Dengan memusatkan perhatian pada pelanggan sebagai mitra akuntabel yang memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya masing-masing, Waresix telah bertumbuh 15 kali lipat saat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan level pertumbuhan seperti ini, kami memproyeksikan akan mendapatkan laba dalam waktu dekat, namun kami memutuskan untuk menginvestasikan pendapatan ini demi membangun tim, infrastruktur, dan layanan yang lebih kuat,” kata Andre.

ShopBack Receives 643.5 Billion Rupiah Funding from EV Growth and Rakuten

ShopBack, a platform for cashback rewards and promo curator, announces funding worth of US$45 million (around Rp643.5 billion) led by EV Growth and Rakuten. EDBI with the other investors are also participated in this round. This fund added to the total US$83 million (around Rp1.18 trillion) funding received by Shopback.

Amit Patel, CEO of Ebates Inc (Rakuten’s subsidiary) with EV Growth’s Managing Partner, Willson Cuaca will join ShopBack’s boards of Directors. In the meantime, ShopBack Indonesia’s Co-Founder and Country Manager, Indra Jonathan is reportedly resigned from his position.

The latest fund will be focused on creating a simpler shopping experience for users, improving data analysis in order to gain insight, in terms of business or personal, and speed up the growth in ShopBack‘s major markets. In addition, the company will have more innovation by launching a new feature related to the discovery and cashback giving for better experience.

In the official release, ShopBack Indonesia’s Head of Business Development, Yolanda Margaretha said, the rapid user growth is a proof of the value given by the company to all partners and users in all over Asia Pacific.

“We’re glad to be partners with a great team, consists of more than 200 employees and global investors, to keep making innovations in providing the smart, faster and better shopping solution,” she added, Wed (4/10)

Last year, Shopback’s transaction record is said to reach 2.5 million per month and exceeding US$80 million. The visitor rates, either PC or mobile, has reached more than 8 million every month. The app has been downloaded more than 6.6 million times with year-on-year order and sales growth of 250%.

Shopback’s total user has reached 7 million in 7 Asia Pacific countries, Singapore, Malaysia, Indonesia, Philippines, Thailand, Taiwan, and Australia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

ShopBack Terima Suntikan Dana 643,5 Miliar Rupiah dari EV Growth dan Rakuten

ShopBack, platform cashback rewards dan kurator promo, mengumumkan perolehan pendanaan sebesar US$45 juta (setara Rp643,5 miliar) yang dipimpin oleh EV Growth dan Rakuten. EDBI dan investor lainnya turut berpartisipasi dalam putaran ini. Dengan suntikan tersebut, total pendanaan yang diperoleh ShopBack hingga putaran kali ini menjadi US$83 juta (setara Rp1,18 triliun).

CEO Ebates Inc (anak perusahaan Rakuten) Amit Patel dan Managing Partner EV Growth Willson Cuaca akan bergabung dalam jajaran Dewan Direksi ShopBack. Menariknya, di waktu yang sama, Co-Founder dan Country Manager ShopBack Indonesia Indra Jonathan dikabarkan telah mundur dari posisinya saat ini.

Pendanaan terbaru ini akan dipakai untuk menyederhanakan pengalaman belanja pengguna, memperluas kemampuan analisa data guna memberikan insight baik dari segi bisnis dan personal, serta mempercepat pertumbuhan di pasar-pasar utama ShopBack. Di samping itu, perusahaan akan berinovasi meluncurkan fitur terbaru seputar penemuan dan pemberian cashback rewards untuk meningkatkan pengalaman konsumen.

Dalam keterangan resminya, Head of Business Development ShopBack Indonesia Yolanda Margaretha mengatakan, pertumbuhan pengguna yang sangat cepat merupakan bukti terhadap nilai yang perusahaan berikan kepada mitra dagang serta pengguna di seluruh kawasan Asia Pasifik.

“Kami juga sangat senang dapat bekerja dengan tim yang handal, terdiri dari lebih dari 200 karyawan serta investor global, untuk terus berinovasi dalam memberikan solusi belanja yang cerdas, lebih cepat, dan lebih baik,” ujarnya, Rabu (10/4).

Tahun lalu, volume transaksi di ShopBack diklaim menembus angka 2,5 juta transaksi per bulan dengan nominal lebih dari US$80 juta. Tingkat kunjungan, baik melalui desktop maupun mobile, mencapai lebih dari 8 juta tiap bulannya. Aplikasi sudah diunduh lebih dari 6,6 juta kali dengan pertumbuhan order dan penjualan tumbuh 250% secara year-on-year.

Total pengguna Shopback saat ini mencapai 7 juta orang yang tersebar di 7 negara kawasan Asia Pasifik, yaitu di Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Australia.

Application Information Will Show Up Here

 

MobilKamu Receives Fresh Series A Funding Led by East Ventures and Genesia Ventures

A car purchasing platform, MobilKamu, announces series A funding led by East Ventures and Genesia Ventures. Denali Mitra also participated in this round. This funding should accelerate the company’s effort to be Indonesia’s leading platform for car purchasing.

Founded in 2015 by Wilton Halim, Kalen Iselt, and Caue Motta, MobilKamu claims to be one of the competing online platform for car purchasing with a number of sales in 2018 reaching 150 cars in various brands every month. MobilKamu receives seed funding in the late 2017.

The company also partnered up with more than 80 car dealers in Jabodetabek and some of the financing companies. In 2019, MobilKamu plans to expand its business to other cities. Previously, they’re focused on Jabodetabek area.

In additon, MobilKamu has another site for selling motorcycle called MotorKamu. In an effort to reach broaden users, MobilKamu partners with Bukalapak in a form of BukaMobil and BukaMotor features.

In its release, Co-Founder and CEO, Wilton Halim said, “We’ve seen it clearly on how much to improve in order to create the fair and efficient car market for public in Indonesia. This is what MobilKamu did. We create the future of new car trading and financing.”

“Through an exclusive technology, MobilKamu has introduced a seamless experience in purchasing new car by reducing issue on consumer’s interaction with other parties. This solution has given additional value for car sales agents, payment companies, and car dealers to run business more efficient and car rate to be more affordable. As an early investor, we’re excited to support MobilKamu development for creating new car market potential in Indonesia,” East Ventures Partner, Melisa Irene said.


Original article is in Indonesian and translated by Kristin Siagian

MobilKamu Peroleh Dana Segar Seri A yang Dipimpin East Ventures dan Genesia Ventures

Platform pembelian mobil MobilKamu mengumumkan perolehan dana Seri A, dalam jumlah yang tidak disebutkan, yang dipimpin East Ventures dan Genesia Ventures. turut berpartisipasi dalam putaran kali ini Denali Mitra. Pendanaan ini diharapkan mempercepat usaha perusahaan menjadi platform pembelian mobil baru terbaik di Indonesia.

Didirikan di tahun 2015 oleh Wilton Halim, Kalen Iselt, dan Caue Motta, MobilKamu mengklaim menjadi platform pembelian mobil online yang diperhitungkan dengan penjualan tahun 2018 mencapai 150 buah mobil berbagai merk tiap bulannya. MobilKamu mendapatkan pendanaan awal di akhir tahun 2017.

Perusahaan juga telah bermitra lebih dari 80 dealer mobil Jabodetabek dan sejumlah perusahaan pembiayaan. Di tahun 2019 ini MobilKamu berencana memperluas operasi di berbagai kota. Sebelumnya fokus perusahaan hanya di Jabodetabek.

Selain platform beli mobil, MobilKamu juga memiliki situs khusus beli motor MotorKamu. Untuk menambah jangkauan pengguna, MobilKamu bermitra dengan Bukalapak dalam bentuk fitur khusus BukaMobil dan BukaMotor.

Dalam rilisnya, Co-Founder dan CEO Wilton Halim mengatakan, “Kami melihat dengan jelas betapa banyak hal yang harus ditingkatkan untuk menciptakan pasar mobil yang adil dan efisien di Indonesia bagi semua orang. Inilah yang Mobilkamu lakukan. Kami membentuk kembali masa depan perdagangan dan pembiayaan mobil baru.”

“Melalui teknologi yang eksklusif, Mobilkamu telah memperkenalkan pengalaman yang mulus dalam membeli mobil baru dengan menghilangkan kendala pada konsumen untuk berinteraksi dengan berbagai pihak. Solusi ini juga memberikan nilai tambah yang besar bagi agen penjualan mobil, perusahaan pembiayaan, dan dealer mobil untuk beroperasi secara lebih efisien hingga membuat harga mobil di pasar menjadi lebih
terjangkau. Sebagai investor awal, kami bersemangat untuk terus mendukung pertumbuhan Mobilkamu dalam membuka potensi pasar mobil baru di Indonesia,” ujar Partner East Ventures Melisa Irene.