Gojek Reports Major Shares Acquisition of Coins.ph, Philippine-based Fintech-Blockchain Startup

Despite the challenge of its expansion in Philippine regarding moratorium on transportation licensing, Gojek’s ambition for this country seems high. Today (1/18) they announced an acquisition process of local fintech-blockchain’s major shares, Coins.ph.

There’s no trasaction detail revealed from the announcement. Later, Coins.ph platform will be synergized with Go-Pay to boost non-cash financial transaction in Philippines. Coins.ph team emphasized on this cororate action wouldn’t disrupt operations for customers.

Ron Hose, Coins.ph‘s Founder and CEO said in his speech what makes him confident about this partnership, is the same vision. He believes Gojek’s resource and skills can provide convenience and access for fintech users in Philippines.

Nadiem Makarim, Gojek’s CEO added, this announcement is a sign of our long-term commitment in Philippines. It was confirmed by Aldi Haryopratomo, Go-Pay’s CEO in his speech, mentioning the similar habit of consumer’s transaction in Indonesia and Philippines. This synergy will fasten the cashless society penetration in the region.

In general, Coins.ph is similar to other e-wallet apps. It allows anyone to access digital financial service, such as money transfer, bill payment, online shopping, and many more. In addition, they also accept cryptocurrency asset transactions.

Coins.ph claimed in its release to have customer base of more than five million people – in five-year operation. Based on this, Coins.ph has proceed six million transaction per month.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Akuisisi Saham Mayoritas Coins.ph, Startup Fintech Blockchain Asal Filipina

Kendati ekspansi layanannya di Filipina terganjal akibat moratorium perizinan transportasi, tampaknya Gojek masih memiliki ambisi besar di negara tersebut. Hari ini (18/1) pihaknya mengumumkan tengah melakukan proses akuisisi saham mayoritas perusahaan fintech-blockchain setempat Coins.ph.

Belum ada detail transaksi yang diungkap dari pengumuman tersebut. Nantinya platform Coins.ph akan disinergikan dengan Go-Pay untuk mendorong transaksi keuangan non-tunai di Filipina. Tim Coins.ph menegaskan, aksi korporasi ini tidak akan mengganggu operasional untuk pelanggan mereka.

Dalam sambutannya Founder & CEO Coins.ph ​Ron Hose mengatakan, kesamaan visi yang membuatnya yakin dengan kerja sama ini. Ia meyakini, sumber daya dan keahlian yang diberikan Gojek dapat mendorong kenyamanan dan akses layanan bagi pengguna fintech di Filipina.

Sementara itu CEO Gojek Nadiem Makarim mengungkapkan, pengumuman ini menandai dimulainya komitmen jangka panjang perusahaan di Filipina. Hal tersebut dipertegas dengan sambutan CEO Go-Pay Aldi Haryopratomo, menurutnya perilaku transaksi konsumen di Indonesia dan Filipina memiliki banyak kesamaan. Sinergi kedua perusahaan akan mempercepat penetrasi cashless society di wilayah setempat.

Secara umum layanan Coins.ph mirip dengan aplikasi e-wallet pada umumnya. Memungkinkan siapa saja untuk mengakses layanan keuangan digital, seperti melakukan pengiriman uang, pembayaran tagihan, belanja online dan lainnya. Selain itu mereka juga menerima transaksi aset cryptocurrency.

Dalam rilisnya, Coins.ph mengklaim telah memiliki basis pelanggan lebih dari lima juta orang — selama lima tahun beroperasi. Dari basis pengguna tersebut, Coins.ph telah memproses enam juta transaksi per bulan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Ambisi Kalibrr Mentransformasi Proses Rekrutmen di Indonesia

Perusahaan seringkali kewalahan setiap kali merekrut kandidat untuk menempati suatu posisi karena proses yang harus ditempuh tidak efisien dan sangat manual. Hal ini membuat ongkos yang dikeluarkan membengkak, belum lagi ada potensi tidak cocok dengan kandidatnya. Kalibrr hadir mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut.

Kalibrr adalah perusahaan asal Filipina yang mulai beroperasi di Indonesia sejak 2016. Perusahaan menggabungkan platform rekrutmen berbasis AI dan layanan employer branding untuk membantu perusahaan menunjukkan nilai-nilai mereka, menarik kandidat tepat, dan merealisasikan proses yang mulus.

Managing Director Kalibrr Indonesia Sanuk Tandon menerangkan, salah satu tools yang diunggulkan adalah tes soft skill secara online sesuai dengan spesialisasi para kandidat. Tes ini menjadi pengganti psikotes yang lumrah dilakukan untuk proses rekrutmen konvensional.

Ia mencontohkan, untuk kandidat di posisi data scientist ada salah satu tes yang disebut data interpretation. Setelah mengikuti tes ada skor yang didapat dan bisa menjadi referensi untuk perekrut. Semakin banyak tes yang relevan diikuti oleh kandidat, maka memudahkan perekrut untuk mengambil keputusan.

Tidak sembarang soal tes ini dibuat, Kalibrr bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) yang secara spesifik peduli dengan peningkatan kualitas SDM di negara berkembang. Tak hanya tes soft skill, perusahaan bisa mencantumkan sendiri pertanyaan yang ingin diisi oleh para kandidatnya.

Kecenderungan kandidat untuk mengisi seluruh tes, menurut Sanuk, mayoritas cukup baik terutama di kalangan anak muda.

“Kalau psikotes itu untuk melihat logika berpikir, sementara kalau kita melihatnya sekarang ini perusahaan butuh soft skill sederhana karena lebih relevan dengan kebutuhan mereka,” terangnya kepada DailySocial.

Diferensiasi lainnya dengan pemain job portal yang sudah ada, Kalibrr secara spesifik menyasar lowongan pekerjaan secara terkurasi. Basis data Kalibrr cukup kuat untuk lowongan terkait teknologi, contohnya lowongan soal data scientist, desaigner, engineer, dan sebagainya.

Beda halnya LinkedIn lebih memposisikan sebagai job agregator, juga lowongan pekerjaan yang dipajang di JobStreet cenderung lebih umum sehingga kurang niche.

“Kami lebih premium, kandidat bisa di-review langsung perekrut dari Kalibrr. User experience yang kami tawarkan juga sangat diunggulkan.”

Teknologi AI yang dihadirkan Kalibrr berfungsi untuk memberikan kandidat terbaik untuk perekrut dari database kandidat yang aktif di situs. Hal ini menurut Sanuk akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi bagi perusahaan dan memberikan kesempatan untuk meraih kandidat dengan peran pekerjaan yang memiliki peluang lebih tinggi.

Sebab sistem mencari kandidat selama 24/7 dan menyasar mereka yang berstatus masih bekerja di perusahaan, namun membuka peluang untuk berkarier di tempat baru.

Perkembangan Kalibrr Indonesia

Sejak hadir di Indonesia, sambung Sanuk, perusahaan kini memiliki 650 ribu kandidat yang mencatatkan profilnya. Tumbuh pesat dibandingkan pada tahun lalu hanya 40 ribu kandidat. Ditargetkan angkanya dapat tembus 1 juta kandidat pada tahun depan.

Adapun perekrut yang sudah memanfaatkan layanan Kalibrr di antaranya, Gojek, Bukalapak, Lazada, BCA, Bank Mandiri, Unilever, PwC dan sebagainya. Bila ditotal jumlahnya sekitar 300 perusahaan.

Menurut Sanuk, meski beberapa nama perusahaan di atas adalah perusahaan papan atas, namun sebenarnya layanan Kalibrr juga bisa digunakan oleh perusahaan startup yang baru berdiri. Sebab model bisnis Kalibrr adalah berlangganan tergantung paket yang dibutuhkan perekrut.

“Startup yang masih baru pun bisa jadi klien kami karena pada dasarnya dua jenis perusahaan ini butuh sistem HRD untuk memudahkan pekerjaan rekrutmen.”

Untuk rencana Kalibrr pada tahun depan, perusahaan mau menambah kemitraan dengan berbagai universitas, asosiasi mahasiswa Indonesia di luar negeri, media sosial, dan sebagainya. Tujuannya untuk menjaring kandidat yang tepat sasaran dan mempertemukan kandidat dengan perusahaan terkemuka dalam rangka memberikan pengalaman di bidang karier yang potensial.

Di samping itu, inovasi agar proses rekrutmen yang lebih baik juga siap digencarkan. Secara grup, Kalibrr tengah mempersiapkan rencana untuk ekspansi ke Vietnam pada tahun depan. Vietnam akan jadi negara kedua setelah Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Siap Rambah Segmen Offline dan Ekspansi ke Filipina

Startup fintech lending Kredivo tengah mengembangkan layanan pinjaman untuk transaksi offline. Di saat yang bersamaan akan segera merealisasikan rencana ekspansi ke Filipina. Kedua rencana ini akan dilakukan pada awal tahun depan.

Co-Founder dan CEO Kredivo Akshay Garg menuturkan, rencana ini adalah bagian dari realisasi pendanaan seri B yang diumumkan Juli 2018 lalu. Menurutnya segmen offline juga menarik untuk diseriusi, lantaran ada potensi bisnis yang bisa digarap. Dari sisi konsumen pun ada permintaan agar Kredivo bermain ke sektor tersebut.

Pemain sejenis, Akulaku, sudah lebih dulu menghadirkan layanan serupa pada Oktober 2018. Agar tetap bisa berkompetisi dengan Akulaku, Kredivo akan tetap mengutamakan cicilan yang ringan seperti yang sudah dilakukan sejak awal berdiri. Pengguna tidak akan dikenakan beban biaya sama sekali atau 0% apabila melunasi utangnya kurang dari 30 hari.

Metode pembayaran yang dipakai untuk fitur teranyar adalah scan QR code yang nantinya bakal tersedia di toko elektronik, restoran, dan sebagainya. Implementasi pilot project akan dimulai dari Jakarta.

“Fitur ini sebenarnya kami hadirkan karena kemauan konsumen. Sama halnya dengan fitur personal loan, kredit limit bisa mereka cairkan sebagai dana tunai untuk membayar kebutuhan sehari-hari,” ucapnya, Kamis (22/11).

Terkait ekspansi ke Filipina, sambungnya, sebenarnya belum menjadi keputusan akhir. Namun Filipina bisa dikatakan sebagai negara yang paling sesuai dengan kriteria, karena tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Selain Filipina, ada dua negara lainnya yang sudah dipertimbangkan sejak awal, yakni Singapura dan Thailand.

“Kemungkinan baru bulan depan keputusan akhirnya, namun pilihan terdekat itu adalah Filipina dibandingkan dua negara lainnya.”

Co-Founder Kredivo Alie Tan menambahkan, perusahaan akan tetap menggunakan merek Kredivo. Hal ini dimaksudkan agar nama Kredivo semakin mudah dikenal, kalau menggunakan nama yang berbeda dikhawatirkan akan menyulitkan para pengguna.

Brand itu penting banget, kalau misalnya pakai nama yang berbeda akan sulit untuk penggunanya. Kalau satu warna tentunya akan lebih mudah dikenal,” ujar Alie.

Selain ekspansi ke luar negeri, Kredivo juga siap memperluas penetrasi pasarnya di Indonesia sebagai pasar utamanya. Co-Founder dan COO Kredivo Umang Rustagi mengatakan, Kredivo akan segera hadir di kota tier dua, kemudian merambah ke Makassar dan Yogyakarta.

Saat ini Kredivo baru bisa melayani pengguna yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang dan Denpasar.

Kredivo diklaim telah menyalurkan pinjaman hingga belasan juta dolar per bulannya, tanpa menyebut angka pastinya. Terdapat hampir 1 juta pengguna terdaftar dan aktif menggunakan layanan Kredivo.

Tak hanya bisa digunakan untuk pembayaran cicilan di situs e-commerce, sejak dua bulan terakhir Kredivo merilis fitur personal loan. Fitur ini memungkinkan pengguna bisa mencairkan dana dari sisa kredit limit ke dalam rekening mereka untuk dipakai sebagai kebutuhan sehari-hari.

Diharapkan fitur personal loan ini bisa meningkatkan interaksi pengguna dengan Kredivo. Persentasenya diharapkan bisa seimbang dengan pembayaran di situs e-commerce.

Application Information Will Show Up Here

JavaMifi Siapkan Ekspansi ke Filipina dan Jepang Tahun Depan

JavaMifi, perusahaan penyedia layanan sewa pocket wifi, mengungkapkan tengah menyiapkan rencana ekspansi bisnis ke Filipina dan Jepang untuk awal tahun depan. Untuk merealisasikan rencana tersebut, perusahaan akan bekerja sama dengan mitra lokal yang juga bergerak di bisnis yang sama.

“Bentuknya [sebagai joint venture atau agen penjual] masih dibicarakan dengan mitra, tapi proses [persiapan] sudah 50%. Kemungkinan paling cepat baru diresmikan kuartal pertama tahun depan,” ucap Founder JavaMifi Andintya Maris, Rabu (21/11).

Tak hanya berhenti di kedua negara tersebut, JavaMifi juga bakal ekspansi ke negara lainnya terutama di kawasan Asia. Menurutnya, dengan ekspansi ini, diharapkan dapat memperluas penetrasi bisnis JavaMifi di kalangan wisatawan inbound dan outbound yang hendak melancong.

Di samping itu, kemitraan dengan mitra lokal juga bakal diperkuat, terutama dengan UKM yang fokus pada layanan sewa pocket wifi. JavaMifi akan menjadi penyedia modem untuk kemitraan tersebut.

Pengembangan produk juga bakal digencarkan. Menurut Andintya, JavaMifi tengah mempersiapkan produk yang akan mendukung pengguna yang sedang berada di lokasi terpencil. Sehingga di mana pun pengguna berada tetap menerima koneksi internet. Bakal ada pula produk untuk solusi komunikasi antar negara.

“Dengan dukungan ekosistem travel yang semakin matang, tren positif outbound travel kami yakini akan bertahan hingga tahun-tahun mendatang. JavaMifi menargetkan pertumbuhan hingga tiga kali lipat dari pertumbuhan kami di tahun ini yang juga telah melampaui target dari yang sudah ditetapkan di awal tahun.”

Rilis produk terbaru

Dalam kesempatan yang sama, JavaMifi merilis produk terbaru yang diperuntukkan buat frequent traveller seperti travel blogger, pelaku bisnis, atau pengusaha yang rutin melakukan perjalanan keluar negeri. Produk ini dinamai JavaMifi Pro, sebuah layanan berlangganan dengan metode pembayaran bulanan (pascabayar).

Founder JavaMifi Suhartanto Raharjo menjelaskan, ada tiga paket layanan yang bisa dipilih pengguna, yakni Pro-Go, Pro-Asia, dan Pro-Global. Masing-masing produk disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Ambil contoh untuk Pro-Go, tersedia paket internet tanpa batas gratis selama lima hari di negara manapun. Apabila lebih dari lima hari, pengguna cukup membayar kelebihan biaya per hariannya. Biaya berlangganan dimulai dari Rp299 ribu per bulan.

Setelah menggunakan layanan ini, perangkat wifi bisa disimpan sendiri oleh pengguna selama periode berlangganan berlangsung. Adapun minimal masa berlangganan cukup tiga bulan. Setelah itu, bisa dikembalikan atau memperpanjang masa berlangganan.

“Biasanya kalau mau sewa JavaMifi, harus reservasi minimal H-2 dan langsung bayar. Nah sekarang enggak perlu lagi. Begitu sampai di negara tujuan cukup nyalakan wifi dan otomatis deteksi lokasi, langsung tersambung ke internet tanpa perlu hubungi CS,” terang Suhartanto.

Setiap kali menyewa, pengguna akan mendapat satu kotak pocket wifi yang berisi modem wifi itu sendiri, kabel USB, dan travel adaptor. Baterai modem dapat bertahan hingga 15 jam pemakaian. Ditambah pula sudah terlindungi oleh asuransi yang disediakan oleh Future Ready sebagai rekanan JavaMifi.

Andintya menambahkan untuk mempersiapkan produk teranyar ini, perusahaan telah menyiapkan 5000 modem yang siap digulirkan kepada para penggunanya. Saat ini pengguna tetap JavaMifi mencapai lebih dari 1 juta orang. Jaringan JavaMifi telah mencakup di lebih dari 160 negara.

Moratorium Perizinan Transportasi On-Demand Baru di Filipina Ganggu Ekspansi GO-JEK

Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) selaku bagian dari Kementerian Transportasi di Filipina menyampaikan bahwa izin operasional GO-JEK di negaranya terhalang regulasi. Pasalnya, pemerintah setempat sebelumnya telah menerbitkan moratorium atau penghentian untuk perizinan operasional layanan transportasi on-demand baru.

Menurut pemaparan Chairman LTFRB, Martin B. Delgra, pengajuan permohonan GO-JEK baru masuk tanggal 13 Agustus 2018 melalui pendirian Velox Technology Philippines, Inc. Sementara “LTFRB Memorandum Circular (MC) 2018-016” telah ditandatangani oleh dewan pada 9 Agustus 2018. Isinya melarang pemerintah menerima pendaftaran baru untuk operasional Transport Network Vehicle Service (TNVS).

Moratorium tersebut dimaksudkan agar pemerintah Filipina dapat memantau secara lebih detail layanan transportasi berbasis aplikasi yang beroperasi di wilayahnya. Memang cukup banyak pemain yang kini sudah mendapatkan izin operasional dari pemerintah, yakni Hype Transport Systems, Inc.; GoLag, Inc.; iPara Technologies and Solutions, Inc. (Owto); E-Pick Me Up, Inc.; Hirna Mobility Solutions, Inc.; dan Micab Systems Corp.

Grab (dengan nama perusahaan lokal MyTaxi.Ph, Inc.) dan U-Hop Transportation Network Vehicle System, Inc. yang datang lebih dulu dari GO-JEK pun statusnya kini masih “pending” untuk pembaruan izin. Belum ada kepastian tentang nasib operasional mereka. Dikabarkan juga ada beberapa pemain lain yang masih dalam tahap evaluasi untuk mendapatkan izin operasional.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Siapkan Operasional di Filipina

GO-JEK tahun ini menjadi sorotan regional karena mulai menjalankan strategi ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara. Saat ini GO-JEK tercatat menjalankan operasinya di Vietnam dengan nama GO-VIET dan di Thailand (segera beroperasi secara publik) dengan nama GET.  Di Filipina, media lokal memberitakan GO-JEK mulai menjajaki potensi operasional dengan pengajuan izin usaha dan menyiapkan badan usaha lokal.

Dikutip dari Entrepreneur Philippines, salah satu anggota Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) Aileen Lizada menyebutkan bahwa GO-JEK tengah mengajukan izin sementara untuk beroperasi di Filipina, meskipun belum diakreditasi oleh LTFRB.

Beberapa bulan ke belakang isu GO-JEK masuk ke Filipina sudah banyak diberitakan. Dominasi Grab di Filipina dinilai perlu adanya tandingan dan GO-JEK disebut menjadi pesaing ideal setelah Uber angkat kaki dari pasar Asia Tenggara.

Namun jalan GO-JEK untuk masuk ke pasar Filipina dihadapkan dengan dua isu utama. Pertama soal Filipina yang ingin melindungi startup lokal dan aturan mengenai ojek (kendaraan umum roda dua) yang belum diizinkan sebagai kendaraan ride hailing.

Kehadiran startup asing dinilai bisa mematikan startup lokal Filipina. Nama-nama seperti GoLag, HirNa, Hype, MiCab, OWTO dan U-Hop adalah startup lokal yang berada di industri atau segmen yang sama dengan Grab dan GO-JEK. Lizada menyebutkan GO-JEK terlalu besar dan bisa “menghapus” layanan transportasi online di Filipina.

Jika nantinya GO-JEK beroperasi di Filipina, aturan LTFRB akan menjadi batu sandungan pertama, karena hanya mengizinkan mobil, SUV (Sports Utility Vehicles), dan AUV (Asian Utility Vehicles) sebagai kendaraan untuk ride hailing.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Makin Agresif Demi Muluskan Rencana Ekspansi Asia Tenggara

Go-Jek makin santer diberitakan berbagai media asing terkait rencana ekspansi pasca hengkangnya Uber dari pasar Asia Tenggara. Go-Jek bisa dibilang sebagai pihak yang penting untuk mencegah monopoli Grab di pasar ini.

Kabar terbaru menyebut saat ini Go-Jek sedang berdiskusi tahap awal dengan operator taksi Singapura ComfortDelGro dan hari ini (24/4) bertemu dengan regulator transportasi Filipina (LTFRB).

Dikutip dari TechCrunch, awalnya Singapura belum masuk ke dalam daftar negara yang bakal dibidik Go-Jek, Vietnam, Thailand, dan Filipina. Namun menurut sumbernya, Go-Jek tengah berdiskusi dengan operator taksi ComfortDelGro untuk layanan Go-Car.

Memilih ComfortDelGro dinilai sebagai strategi yang tepat ketimbang Go-Jek harus bangun bisnis dari awal. Disebutkan ComfortDelGro memiliki 15 ribu unit taksi yang beredar. ComfortDelGro sebelumnya adalah mitra Uber.

Go-Jek telah memiliki kantor di Singapura namun masih fokus sebagai business hub.

Disebut ada kebutuhan dari sisi pengemudi taksi yang merasa kurang nyaman lantaran hanya ada Grab sebagai opsi ride hailing yang tersedia. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Go-Jek.

Pihak Go-Jek juga pada hari ini (24/4) bertemu dengan regulator bidang transportasi Filipina untuk membahas bagaimana perusahaan transportasi online dapat beroperasi di sana.

“Mereka ingin memperkenalkan diri secara pribadi dan mungkin mereka akan meminta persyaratan [untuk akreditasi perusahaan jaringan transportasi (TNC)]. Kami akan mendengarkan apa yang mereka tawarkan,” kata Anggota dewan bidang transportasi Aileen Lizada dikutip dari Rappler.

Dalam prosesnya, perusahaan yang sudah memiliki akreditasi TNC diharuskan menyediakan layanan transportasi dengan aplikasi berbasis internet atau platform digital dan menghubungkan penumpang dengan pengemudi menggunakan kendaraan pribadi mereka.

Ramainya pemain ride hailing di Filipina

Selain Go-Jek, menurut Lizada, ada dua pemain lokal lainnya yang sudah menunjukkan niatannya untuk beroperasi sebagai TNC, yakni platform taxi hailing dari Cebu MiCab dan pemain ride hailing baru Owto. Pemain lainnya, Hiro Transport System Inc dikabarkan segera memperoleh akreditasi TNC.

“Owto dan MiCab mengajukan sebagai TNC, sementara U-Hop dan Grab untuk pembaruan akreditasi.”

Sebelumnya, regulator telah memberikan akreditasi TNC untuk GoLag Incorporated, Hirna Mobility Solutions Incorporated, dan Hype Transport Systems Incorporated.

Regulator di negara tersebut membatasi jumlah kendaraan ride sharing hanya 65 ribu berlaku untuk semua pemain aplikasi dan bakal meninjau setiap tiga bulan sekali.

“Akreditasi TNC baru merupakan perkembangan kami sambut baik demi memungkinkan penumpang memiliki lebih banyak pilihan. Kami mencatat, bagaimanapun TNC yang masuk dibiarkan hanya memiliki 7% pangsa di pasar,” kata perwakilan dari Komisi Persaingan Filipina (PCC).

Kabar Ekspansi Regional GO-JEK Terus Berhembus

Selain serangkaian pendanaan dari banyak pihak yang mengawali tahun ini, GO-JEK juga santer diisukan akan segera melebarkan sayap ke beberapa negara di Asia Tenggara. Setelah Filipina yang menjadi sasaran awal untuk tahun ini, kabar terbaru menyebutkan mereka sedang mempersiapkan diri masuk ke pasar Vietnam.

Dikabarkan DealStreetAsia, GO-JEK mempertimbangkan Vietnam sebagai destinasi ekspansi selanjutnya. Status Vietnam sebagai negara berkembang dengan banyaknya pengguna moda transportasi sepeda motor menjadi pertimbangan. Sejauh ini, kabar tersebut belum mendapat konfirmasi dari pihak GO-JEK.

Sebelumnya Menkominfo Rudiantara malah menyarankan GO-JEK untuk segera beroperasi di Thailand dan Filipina. Wacana GO-JEK berekspansi ke Filipina sudah ditiupkan akhir tahun lalu dalam wawancara CTO GO-JEK Ajey Gore dengan Reuters.

Menerka pertimbangan GO-JEK

Banyak yang memprediksi seharusnya persaingan Grab, Uber dan GO-JEK tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Uber dan Grab sudah merambah negara-negara tersebut, tetapi GO-JEK tampaknya masih menyusun strategi dan menghimpun kekuatan.

Dari berbagai faktor yang bisa menjadi alasan GO-JEK tak kunjung berekspansi, faktor terbesar mungkin terletak pada pelokalan konten. Meskipun serumpun, masalah yang dihadapi di tiap negara tentu tidak sama. Kehadiran tim lokal pun sangat penting untuk memuluskan transfer pengetahuan tentang kebiasaan dan minat masyarakat setempat.

Di Vietnam sendiri juga terjadi kasus penyedia jasa transportasi reguler yang menuntut pemerintah memblokir dan menutup layanan transportasi online. Hal ini tak berbeda jauh dengan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, GO-JEK saat ini sedang fokus mempersiapkan GO-PAY sebagai platform pembayaran yang ingin diterima berbagai mitra pasca akuisisi terhadap dua platform payment gateway. Tak hanya di dalam ekosistem GO-JEK, nantinya GO-PAY bisa digunakan untuk bertransaksi secara umum di berbagai toko ritel dan platform marketplace online.

Application Information Will Show Up Here

Di Lintasan Punya Nike Ini, Pelari Bisa Balapan Melawan Versi Digital Diri Mereka

Dalam permainan video ber-genre balapan, satu fitur gameplay yang cukup sering ditemukan ialah kemampuan game mengadu pemain dengan ‘hantu’ atau rekaman pertandingan dari sesi sebelumnya – boleh jadi merupakan bayangan digital Anda sendiri atau orang lain. Konsep ini ternyata bisa ditemukan di dunia nyata lewat terobosan yang diperkenalkan oleh Nike.

Dibantu perusahaan periklanan Bartle Bogle Hegarty, ide tersebut Nike implementasikan pada ranah olahraga. Belum lama ini, raksasa asal Oregon itu memperkenalkan instalasi Nike Unlimited Stadium di kota Manila, Filipina. Seperti dalam video game, di sana para pelari bisa adu cepat melawan versi digital dari diri mereka. Ide di belakang inovasi unik ini sebetulnya cukup sederhana, yaitu buat mendorong kita mencetak rekor baru.

Nike Unlimited Stadium 1

Untuk berkompetisi dengan ‘hantu’ tersebut, pelari perlu menempatkan sensor identifikasi frekuensi radio di sepatu sneaker. Lalu, Anda diminta berlari di lintasan agar sistem bisa melakukan perekaman sekaligus menentukan waktu putaran tercepat. Di sesi selanjutnya, Nike Unlimited Stadium siap menampilkan avatar atau versi digital diri di rangkaian layar LED yang diposisikan di sekitar arena.

Nike Unlimited Stadium 3

Nike Unlimited Stadium menyajikan lintasan sepanjang 200-meter yang didirikan di satu blok kota Manila. Bangunan ini merupakan kreasi dari divisi Singapura Bartle Bogle Hegarty, sengaja didesain agar menyerupai bentuk sol sepatu lari Nike Lunar Epic. Selain layar LED, lintasan juga dihias oleh warna-warni lampu. Karena sistem yang kompleks, Nike Unlimited Stadium hanya menunjang maksimal 30 orang pelari di satu sesi balapan.

Nike Unlimited Stadium 2

Stadion ini bukanlah karya unik pertama Bartle Bogle Hegarty di ranah olahraga lari. Perusahaan ini cukup sering membangun instalasi-instalasi canggih untuk Nike. Satu contohnya saat Nike melangsungkan event  balap lari di Jakarta pada tahun 2015. Waktu itu, BBH ‘meretas’ bangunan untuk menampilkan data real-time pelari (misalnya kecepatan) dan memposisikannya di sisi terluar gedung.

Lalu buat membantu promosi sepatu Nike Hypervenom, Bartle Bogle Hegarty Asia Pasifik memberikan kesempatan bagi penduduk Bangkok berpartisipasi dalam pertandingan sepak bola virtual, di mana mereka ditantang untuk mengindari pemain bertahan digital – mendorong mereka mengeluarkan seluruh kemampuan menggocek dan menendang dengan akurat.

Belum ada informasi sampai kapan Nike Unlimited Stadium Manila ini berdiri dan apakah instalasi serupa juga akan dibangun di kota-kota lain.

Nike – Unlimited Stadium from ZAM on Vimeo.

Via Digital Trends. Sumber: Bartle Bogle Hegarty.