The Digital Service has Transformed Nation’s Behavior in SEA

Google-Temasek report titled “e-Conomy SEA 2019” placed e-commerce and online travel as the biggest participant in the regional digital economy. In 2019, each gives $38 billion and $34 billion, to increase at $153 billion and $78 billion by 2025.

Previously in 2018, the same report placed the online travel sector on top, e-commerce presents a new experience that creates rapid growth. The players’ effort to promote also have a significant impact – online shopping festival such as 9.9, Singles Day, 12.12  always welcomed to all businesses.

Google Trends data showed e-commerce promotion has constantly increased per year. With various strategy, starts from influencer and gamification feature to acquire users to connect with the platform. A machine learning technology has also affected the increase of product offerings to all consumers.

layanan digital1

The logistics expand also has an impact on the rising e-commerce. In order to pamper its users, some even provide fast delivery – less than 24hr after the finished order. All the attempts, from the promotion to logistics, has changed the basic behavior for online shopping. Prior to this, e-commerce mostly served those who want to make a “big” purchase, such as a smartphone or TV, but daily goods are now available.

Over 5 million orders are processed by e-commerce per day worth $15-$20 on average.

Food delivery becomes the hype

In 2015, the ride-hailing sector is worth $3 billion, by this year at $13 billion, projected to reach $40 billion by 2025. Four years ago, the industry is only about alternative transportation. To date, it has further expanded to provide more services. A significant example is food delivery, such as Go-Food or GrabFood – later might be financial services.

layanan digital2

The food delivery service has been highlighted since 2018 as it affected much on consumer’s behavior. People from all classes are fond of the service, using effectivity as justification amid traffic congestion and weather condition. In the metropolitan area, the service is in high demand.

There are lots of reasons, besides promotion and marketing effort from the decacorns, accessibility to the food industry is expanding. The delivery service offered various menus from restaurants to small stalls. In terms of business, the platform brings a lot of benefits. Some have been using it to build a better connection to the users through rewards and loyalty programs.

Entertainment channel is still on

Since 2015, there are at least 100 million new internet users in Southeast Asia. Applications from video, music, and game are channels with the highest demand – through smartphones. The value has reached $14.2 billion this year and to multiple a few times by 2025. Most users prefer free content, even if it means to watch some ads.

A new trend captured, that short-time video, such as Bigo Live and Tik Tok has fascinated the market. A supported app like lip-sync has produced viral content adored by groups of people. In addition, online gaming is boosting up. One of the popular games is Free Fire under Garena that acquires 450 million users with 50 million active users.

Budget hotel supporting the travel industry

This sector has been matured enough in Southeast Asia’s digital economy. Tourism becomes the main factor. As a market, the urge of the middle class to travel – have a significant effect on the online travel industry. Alternative services arose, budget hotel platforms for example, such as OYO and RedDoorz.

An aggregator platform like Tiket.com, Traveloka, and Booking.com is planning for a better maneuver. Partnership with other digital players is getting increased, with ride-hailing for example. Not only as a travel ticket provider, but the online travel agency is also getting ready with “experience” channel for users who want to take a full trip. Various features are now accessible in one platform, ticket to the amusement park and various shows.

Service integration

Another note to mind is service integration from the platform to improve user experience. Take the Hooq partnership with Grab to provide streaming video last year as an example. Another one is Gojek’s latest maneuver to present kumparan news on its platform. The integration has extended various services on each platform.

layanan digital4

Take a note on ride-hailing and e-commerce as the most ambitious ones. Various digital services are being integrated into apps. Acquisitions and investment become the solution for some startups to improve the entire capability on its platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan Digital Berhasil Mengubah Kebiasaan Masyarakat di Asia Tenggara

Laporan Google-Temasek bertajuk “e-Conomy SEA 2019” menempatkan e-commerce dan online travel menjadi sektor digital yang paling besar partisipasinya terhadap ekonomi digital regional. Tahun 2019, masing-masing memberikan sumbangsih $38 miliar dan $34 miliar, akan meningkat hingga $153 miliar dan $78 miliar tahun 2025 nanti.

Sebelumnya di tahun 2018 riset yang sama menempatkan online travel di peringkat pertama, pengalaman yang diberikan e-commerce dalam memberikan pengalaman baru membuat pertumbuhannya menggeliat. Upaya pemain dalam melakukan promosi juga dinilai memberikan dampak yang signifikan – festival belanja online seperti 9.9, Singles Day, 12.12 selalu disambut meriah oleh seluruh komponen bisnis.

Data Google Trends mencatat, peningkatan promosi layanan e-commerce selalu konsisten setiap tahunnya. Strateginya pun mulai beragam, mulai dengan menggandeng influencer hingga membuat fitur gamifikasi untuk menarik minat pengguna terhubung dengan aplikasi. Teknologi seperti machine learning juga telah memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan penawaran produk untuk para konsumen.

Gambar 1

Perluasan saluran logistik juga dinilai turut menyumbangkan peningkatan bisnis e-commerce. Bahkan untuk memanjakan penggunanya, beberapa pemain memberikan opsi pengiriman cepat – kurang dari 24 jam pasca pesanan diselesaikan. Dari semua upaya tersebut, mulai dari promosi sampai opsi logistik, berhasil mengubah kebiasaan mendasar ketika orang berbelanja online. Jika sebelumnya e-commerce banyak digunakan untuk membeli barang-barang “besar” seperti smartphone atau televisi, saat ini kebutuhan sehari-hari pun dapat diakomodasi.

Rata-rata per hari ada lebih dari 5 juta pesanan yang diproses e-commerce dengan nilai rata-rata $15-$20.

Pesan antar makanan jadi tren kekinian

Tahun 2015, sektor ride-hailing terhitung memiliki kapitalisasi pasar $3 miliar, tahun ini angkanya mencapai $13 miliar dan diproyeksikan mencapai $40 miliar di tahun 2025. Jika empat tahun lalu industri ini masih tentang penyediaan transportasi alternatif, sekarang sudah bertransformasi lebih luas mengakomodasi banyak kebutuhan lain. Yang mulai terlihat signifikan adalah layanan pesan antar makanan, seperti GoFood atau GrabFood –dan mungkin ke depan juga terkait layanan finansial.

Gambar 2

Riset menyoroti, sejak tahun 2018 layanan pesan antar makanan ini telah memberikan pengaruh besar pada pergeseran kebiasaan konsumen. Berbagai kalangan mulai gemar menikmati layanan tersebut, dengan dalih efektivitas di tengah kepadatan lalulintas dan cuaca. Di area metro, layanan ini memiliki tingkat pesanan yang sangat tinggi.

Banyak hal yang menjadi pendorong, terlepas dari promo dan pemasaran yang dilakukan terus-menerus para decacorn, aksesibilitas ke produk makanan menjadi lebih luas. Layanan pesan antar makanan menjembatani menu-menu dari restoran hingga pedagang kaki lima. Dari sisi bisnis, hadirnya platform tersebut juga menghadirkan banyak keuntungan. Beberapa telah memanfaatkan untuk meningkatkan hubungan dengan konsumen melalui program loyalty dan reward.

Kanal hiburan di internet tetap diminati

Sejak tahun 2015, setidaknya tercatat adanya 100 juta pengguna internet baru di kawasan Asia Tenggara. Aplikasi video, musik, hingga game menjadi kanal hiburan yang banyak diminati — melalui ponsel pintar. Tahun ini tercatat nilai pasarnya menyentuh $14,2 miliar dan akan tumbuh hingga lebih dari 2x lipat di tahun 2025. Kebanyakan pengguna masih memilih konten gratis, kendati memaksanya untuk melihat iklan di aplikasi.

Tren baru yang ditangkap ialah konten video singkat seperti Bigo Live dan Tik Tok yang berhasil memesona pasar. Dukungan kemampuan seperti lip-sync menghasilkan konten-konten viral yang disukai hampir semua kalangan masyarakat. Selain itu penikmat game online juga mendapatkan pertumbuhan yang sangat besar. Dicontohkan salah satu yang terpopuler, Fire Fire yang dikembangkan Garena, berhasil menggaet 450 juta pendaftar dengan 50 juta pengguna aktif.

Budget hotel menopang industri travel

Sektor ini dinilai sebagai yang paling matang dalam ekonomi digital Asia Tenggara. Potensi pariwisata menjadi salah satu pendorong utama. Di sisi pasar, peningkatan minat kelas menengah untuk bepergian –baik domestik maupun internasional—memberikan sumbangsih berarti untuk online travel. Alternatif layanan pun muncul, misalnya dengan lahirnya budget hotel seperti OYO dan RedDoorz.

Platform agregator seperti Tiket.com, Traveloka, hingga Booking.com juga mulai meningkatkan manuver. Kemitraan dengan pemain digital lain, misalnya ride-hailing, juga terus diupayakan. Tidak berhenti hanya sebagai penyedia tiket perjalanan, kini aplikasi online travel mulai menyediakan kanal “experience“, didorong kebutuhan pengguna yang ingin memaksimalkan pengalaman perjalanan mereka. Berbagai hal kini bisa diakses melalui satu platform, seperti tiket hiburan hingga karcis ke sebuah pertunjukan.

Integrasi layanan

Catatan lain yang menarik disimak adalah soal integrasi antar layanan yang dihadirkan platform untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Misalnya awal tahun lalu, Hooq menyepakati kerja sama untuk menghadirkan layanan streaming video di aplikasi Grab. Atau aplikasi Gojek yang kini menghadirkan kanal berita dari Kumparan. Soal integrasi ini, menghadirkan varian layanan yang lebih luas di tiap platform.

Gambar 3

Jika diamati, ride-hailing dan e-commerce menjadi yang paling gencar melakukannya. Di kedua aplikasi tersebut, hampir setiap layanan digital mulai ada. Aksi perusahaan seperti akuisisi dan investasi pada akhirnya dipilih beberapa startup untuk meningkatkan kapabilitas menyeluruh di platformnya.

RedDoorz Perkenalkan Vertikal Layanan Pesan Makanan “RedFood”

RedDoorz merilis layanan pesan makanan “RedFood” sebagai vertikal bisnis baru di luar penginapan budget. Sementara ini baru tersedia di 10 lokasi RedDoorz di Jakarta, seperti Cilandak, Kemayoran, Plaza Blok M, Mangga Dua, dan Panglima Polim.

Menurut penjelasannya, RedFood dihadirkan untuk mempermudah pengguna yang ingin memesan makanan sesampai di kamar, sehingga mereka tidak perlu khawatir kelaparan. Kebiasaan pengguna yang demikian, bisa dikatakan menginsipirasi RedDoorz untuk merilis vertikal bisnis ini.

RedFood menyediakan menu makanan dengan harga terjangkau, seperti spaghetti meatball, beef rendang, chicken curry noodle, chicken teriyaki rice, dan beef bulgogi rice.

Dari penjelasannya, solusi ini belum menyerupai konsep cloud kitchen. Tidak ada dapur pusat yang dibuat RedDoorz di sekitar propertinya.

Kemungkinan ada kerja sama dengan pihak ketiga untuk menyediakan makanan beku yang bisa langsung dihangatkan mitra properti RedDoorz. Bila benar, maka konsep ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh convenience store seperti Indomaret, Watson, Family Mart, dan sebagainya.

Ke depannya RedDoorz bakal memperluas perluas baik untuk menu dan jumlah properti yang bakal menyediakan RedFood.

Mengingat masih dalam tahap pengembangan, RedFood baru bisa dipesan secara offline melalui resepsionis, bisa saat check-in atau setiba di tempat penginapan.

Rilis vertikal hunian baru

Salah satu properti dari produk Residences by RedDoorz / RedDoorz
Salah satu properti dari produk Residences by RedDoorz / RedDoorz

Tak hanya RedFood, sebenarnya RedDoorz juga mulai memperkenalkan unit bisnisnya di luar penginapan harian yakni Co-Living. Ada tiga layanan yang diperkenalkan, Residences by RedDoorz, Residences by RedDoorz Apartment, dan Kool Kost.

Ketiganya sudah tersedia, namun belum dirilis secara resmi. Tiga layanan ini menyasar pengguna yang berbeda, menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Residences by RedDoorz untuk pengguna yang mencari tempat tinggal strategis dengan banyak fasilitas seperti games, common area, Netflix, common kitchen, sarapan gratis, dan kegiatan mingguan. Pilihan huniannya mulai dari seminggu, sebulan, bahkan setahun. Harga sewanya mulai dari Rp3,2 juta sampai Rp5,7 juta.

Berikutnya Residences by RedDoorz Apartment untuk pengguna yang mencari hunian dari bulanan sampai tahunan. Harga sewanya per bulan mulai dari Rp5 juta sampai Rp12 juta.

Terakhir adalah Kool Kost untuk penginapan bulanan dengan harga terjangkau, mulai Rp1,2 juta sampai Rp2,8 juta per bulan. Seluruh biaya yang diberikan ini sudah termasuk fasilitas wi-fi, jaminan kebersihan, dan listrik.

Vertikal baru ini merupakan hasil pengembangan produk yang dilakukan RedDoorz pasca mengantongi pendanaan Seri C senilai $70 juta (hampir Rp1 triliun) dipimpin oleh Asia Partners dengan dua partisipasi dua investor baru, Rakuten Capital dan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund.

Diklaim bisnis keseluruhan RedDoorz tumbuh lima kali lipat dengan jangkauan 52 kota di empat negara di Asia Tenggara (Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Filipina). Adapun total kamar tersedia lebih dari 17 ribu kamar. Diharapkan perusahaan dapat membukukan satu juta pemesanan sampai akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Grab Upayakan Perluasan Layanan “Cloud Kitchen” Secara Menyeluruh di Indonesia

GrabFood hari ini (12/9) mengumumkan rencananya untuk mengembangkan jaringan cloud kitchen miliknya “GrabKitchen” ke seluruh Indonesia. Menurut pemaparan tim Grab, inisiatif ini dilakukan pasca perusahaan mendapatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan untuk layanan pesan antar makanan di paruh pertama 2019.

Mereka mengklaim, GMV (nilai penjualan kotor) layanan GrabFood meningkat 3x lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Surabaya, Medan, dan Bandung menjadi penyumbang pertumbuhan paling besar.

GrabKitchen diresmikan sejak April 2019 lalu. Saat ini mereka telah memiliki 10 dapur yang melayani pengguna di Jakarta dan Bandung. Targetnya hingga akhir tahun mereka akan mendirikan jaringan di lebih dari 50 titik.

Konsep GrabKitchen adalah menyatukan berbagai merchant makanan dan minuman dalam sebuah tempat terpusat untuk memenuhi kebutuhan di wilayah tertentu. Masing-masing titik memiliki variasi menu berbeda. Grab mengatakan untuk menentukan varian tersebut, mereka menggunakan pendekatan berbasis analisis data.

“GrabKitchen merupakan inovasi kami dalam menjembatani kesenjangan permintaan pelanggan, sembari menyediakan peluang-peluang bisnis baru untuk para mitra merchant kami dan mendorong mereka untuk tumbuh dengan pesat,” ujar Head of GrabKitchen Sai Alluri.

Untuk pelanggan, GrabKitchen diharapkan dapat mempersingkat waktu pengantaran pesanan GrabFood, sehingga meningkatkan keseluruhan pengalaman pelanggan. Mereka kini juga dapat memesan berbagai macam jenis makanan dari berbagai merchant dalam satu kali pesanan.

Terkait peluang cloud kitchen, sang rival Gojek memilih menggandeng startup lain. Melalui lengan ventura miliknya, mereka berinvestasi pada startup asal india Rebel Foods. Rencananya startup tersebut akan segera debut di Indonesia, bersinergi dengan layanan milik Gojek.

Model bisnis serupa juga segera dihadirkan oleh Dahmakan di Jakarta. Startup asal Malaysia tersebut sudah mulai menyiapkan operasional bisnis di sini. Tingginya minat masyarakat Indonesia dengan layanan food delivery memberikan keyakinan tersendiri bagi para pemain cloud kitchen.

Application Information Will Show Up Here

Interview Session with dahmakan Co-Founder & CEO on “Cloud Kitchen” and its Potential Business

The term “cloud kitchen” is getting popular as a new approach in the food cycle business. Digging further into the concept, DailySocial just had an interview with one of dahmakan Co-Founder, Jonathan Weins.

Entering the conversation, Jon told us the concept of cloud kitchen. He said, “Cloud kitchen is basically a restaurant designed for the delivery purpose only, it is to cut costs and design (packaging) ready stock food.”

Cloud kitchen providers mostly have no kiosk or exact building as common restaurants. However, they have different offers in terms of brand and products. A startup for cloud kitchen platform developer will serve as business middlemen between customers and kitchen stuff while providing delivery and transaction process.

A great opportunity in Southeast Asia

Jon explained one of the cloud kitchen signatures is advanced product innovation. Using a minimum capital, kitchen owners can brag for more distinct offers to minimize risks. Of the many potential and challenges, come various and high-quality menus. The kitchen partners compete for unique brands following the market share.

In South Asia’s market, the trend gains positive feedback. Along with the flexible access and instant process.

“In Europe. people prefer cooking at home than ordering food, whereas in Southeast Asia food delivery becomes a habit of the young generation in particular. They’re going to order food or having a takeaway,” he added.

Getting deeper into the issue through what happened in Indonesia, this model been mushrooming since on-demand services arrived. Some areas provide delivery order via GoFood or GrabFood without dine-in options.

Besides cloud kitchen as a business, it is to create opportunities for SMEs and housewives to start low-investment food-producing.

dahmakan to land in Indonesia

dahmakan team in Malaysia / dahmakan
dahmakan team in Malaysia / dahmakan

Customers have various options on dahmakan‘s app or website. In Kuala Lumpur as the native city, there are certain place and chefs to produce the menus. Some are the expat from starred hotels and restaurants. Thus, dahmakan has each unit to serve orders.

In each menu, attached the detailed information, such as food composition for reference. They are to expand in the last quarter of 2019 with a branch office in Indonesia.

“We are now recruiting for Indonesia’s core team. They will create some new, compelling menus and prepare the tech operation for launching. We have some supportive investors with a good connection in Jakarta. It’s our debut city before expanding services throughout Indonesia,” further explained.

Before closing the interview, Jon revealed his company’s mission to produce high-quality and affordable meals with easy access. What dahmakan offer is to fix the production and serving process using an efficient approach.

“Externally, we looked like cloud kitchen (usual), but we are fully redefined the whole cooking process using technology that 55% of food went cheaper from the restaurant price also given added value to the consumers,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Berbincang Bersama Co-Founder & CEO dahmakan Menganai “Cloud Kitchen” dan Potensinya

Istilah “cloud kitchen” dewasa ini cukup ramai diperbincangkan sebagai pendekatan baru dalam bisnis penyediaan kebutuhan makan. Untuk mendalami tentang konsep tersebut, DailySocial berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan salah satu Co-Founder dahmakan, Jonathan Weins.

Mengawali perbincangan, Jon menjelaskan kepada kami tentang definisi cloud kitchen. Ia mengatakan, “Cloud kitchen pada dasarnya adalah restoran  yang dirancang hanya melayani delivery order, sehingga memungkinkan menghemat banyak biaya serta merancang (pengemasan) makanan untuk siap kirim.”

Penyaji makanan di cloud kitchen umumnya tidak memiliki kedai atau tempat makan layaknya restoran biasa. Hanya saja, secara brand dan produk mereka memiliki daya tawar tersendiri. Startup pengembang platform cloud kitchen menjembatani proses bisnis antara dapur dengan pelanggan, sembari memberikan jasa pengiriman hingga transaksi.

Potensi besar di Asia Tenggara

Jon menceritakan, salah satu ciri khas dari cloud kitchen adalah inovasi produk yang berkelanjutan. Dengan modal yang minimal, pemilik dapur lebih berani untuk menawarkan sesuatu yang beda, karena risikonya relatif lebih kecil. Dari peluang sekaligus tantangan tersebut maka muncul menu-menu yang lebih beragam dan berkualitas. Mitra dapur berlomba-lomba membuat brand makanan unik, menyesuaikan pangsa pasar.

Di Asia Tenggara, dikatakan tren tersebut disambut cukup baik oleh pasar. Didukung fleksibilitas akses dan proses yang instan.

“Di Eropa masyarakatnya lebih gemar memasak di rumah alih-alih memesan dari luar, sebaliknya perilaku masyarakat di Asia Tenggara lebih suka memesan makan, terutama generasi muda. Trennya pesan makanan atau membeli makanan di luar lalu dibawa ke rumah,” ujar Jon.

Jika ditelisik lebih dalam, dengan mengamati yang terjadi di Indonesia, model seperti ini sudah mulai menjamur sejak layanan berbasis on-demand diminati masyarakat. Di beberapa daerah mulai banyak produk makanan yang masuk di aplikasi seperti GoFood atau GrabFood, namun hanya menerima pemesanan saja, tidak untuk dimakan di tempat karena tidak memiliki sarannya.

Selain menjadi peluang bisnis, cloud kitchen pun dinilai akan membuka kesempatan baru bagi UKM dan ibu rumah tangga untuk melahirkan produk makanan dengan modal kecil.

dahmakan segera masuk ke Indonesia

dahmakan
Tim dahmakan di Malaysia / dahmakan

Melalui aplikasi atau website dahmakan, pengguna bisa memilih beragam menu yang disajikan. Di kota basisnya, Kuala Lumpur, perusahaan memiliki chef dan dapur khusus untuk menyediakan menu makanan. Beberapa juru masak direkrut dari restoran dan hotel berbintang. Jadi, dahmakan memiliki unit-unit dapur sendiri yang siap melayani pesanan.

Pada setiap pilihan makanan yang disajikan, turut disertakan berbagai informasi, seperti bahan makanan, yang dapat digunakan pengguna sebagai referensi. Rencananya dahmakan akan ekspansi ke Indonesia di kuartal terakhir tahun 2019 ini. Mereka juga akan mendirikan kantor khusus di Indonesia.

“Saat ini kami sedang memulai proses perekrutan untuk tim inti di Indonesia. Mereka akan bekerja untuk menciptakan hidangan baru yang menarik dan mempersiapkan teknologi kami untuk peluncuran. Kami memiliki beberapa investor yang terhubung baik dari Jakarta yang sangat mendukung inisiatif ini. Kami akan meluncurkan pertama di Jakarta dan kemudian secara bertahap memperluas layanan ke kota-kota lain di seluruh Indonesia,” jelas Jon.

Di akhir perbincangan Jon mengungkapkan misi perusahaannya, yakni memproduksi makanan berkualitas tinggi yang terjangkau dan dapat diakses kapan saja. Apa yang dilakukan oleh dahmakan ialah menata kembali proses produksi dan penghidangan makanan dengan pendekatan yang lebih efisien.

“Di luar kami terlihat seperti cloud kitchen (biasa), namun kami sepenuhnya mendefinisikan ulang proses memasak menggunakan teknologi sehingga membuat makanan 55% lebih murah dari pada harga di restoran atau memberikan nilai lebih kepada konsumen,” terang Jon.

Application Information Will Show Up Here

Selain Jasa Nebeng, Aplikasi Noompang Fasilitasi Pengiriman Makanan Antarkota

Berawal dari layanan nebeng untuk mahasiswa yang melakukan perjalanan Jakarta-Bandung, Noompang berusaha lebih mendalami potensi bisnisnya. Saat ini mereka menjalankan layanan car-pooling dan food delivery antarkota yang memungkinkan pengguna mengoptimalkan kursi dan bagasi kosong.

“Kami resmi beroperasi bulan Juni 2018. Saat ini kami melayani area Jabodetabek, Bandung, dan Jatinagor dengan lebih dari 10 ribu pengguna terdaftar. Untuk food delivery kami juga sudah aktif di daerah tersebut,” jelas CMO Noompang Afra Sausan.

Konsep tumpangan yang diusung Noompang serupa dengan Ompreng, Tebengan, bahkan GrabHitch.

Noompang didirikan Mirsa Sadikin, Dafi Adinegoro, dan Valdi Rachman. Ketiganya bersama tim didukung oleh pendanaan tahap awal dari salah satu akselerator startup di Indonesia. Ide awalnya mereka berusaha menawarkan layanan yang berpeluang mengubah kursi dan bagasi kosong menjadi sesuatu yang menguntungkan.

“Selama Noompang beroperasi, kami menerima feedback positif dari pengguna. Banyak permintaan dari pengguna untuk memperluas pasar kami agar mereka mendapatkan teman yang searah lebih besar lagi. Mereka juga memiliki kebutuhan untuk mengurangi biaya transportasi sehari-hari mereka. Layanan Noompang Intercity Food Delivery juga diharapkan dapat membantu pengemudi kami dalam mengurangi biaya transportasi melalui bagasi kosong mereka yang diisi dengan makanan dari luar kota,” imbuh Afra.

Menjaga kepercayaan pengguna

Untuk saat ini Noompang memiliki beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan pengguna, seperti “Group Chat” untuk berkomunikasi antara pengemudi dan penumpang, fitur “Rutin” untuk mengetahui jadwal rutin perjalanan, fitur “Verifikasi Indentitas” untuk menjaga dan meningkatkan keamanan (verifikasi menggunakan identitas diri seperti SIM dan KTP) dan fitur “Rate and Review” untuk memberikan komentar dan penilaian untuk perjalanan yang mereka tempuh.

Noompang paham betul layanannya bisa tumbuh dan berkembang berkat kepercayaan dari pengguna yang harus dijaga. Usaha yang ditempuh antara lain, setiap pengemudi dan penumpang diwajibkan untuk mengunggah data diri masing-masing untuk diverifikasi oleh tim Noompang.

Untuk memastikan pengemudi dan penumpang aman sampai tujuan, mereka dimungkinkan untuk melakukan background checking masing-masing hingga ulasan profil dari pengguna lain.

“Membangun kepercayaan pengguna saat ini adalah prioritas kami. Kami banyak melakukan inisiatif, berupa fitur yang ada di dalam aplikasi sampai di luar aplikasi, seperti memberikan edukasi megnenai penggunaan Noompang yang baik dan benar kepada pengemudi dan penumpang,” jelas Afra.

Untuk tahun ini Noompang akan fokus pada area yang sudah dilayani sambil terus berusaha untuk menyediakan rute baru dan produk baru. Salah satunya adalah menyempurnakan produk food delivery dengan harapan menghilangkan batasan untuk mencicipi kuliner nusantara.

Application Information Will Show Up Here

GrabFood Hadir di 200 Kota Asia Tenggara, 89% Berlokasi di Indonesia

Grab mengumumkan layanan pesan-antar makanan GrabFood telah tersebar di 200 kota di enam negara. Pendapatannya diklaim tumbuh 45 kali lipat dari Maret-Desember 2018.

Indonesia menjadi negara yang paling digencarkan untuk pengembangan GrabFood, khususnya pasca pendanaan terakhir yang diterima perusahaan. GrabFood mengklaim telah hadir di 178 kota Indonesia, padahal pada awal tahun lalu baru tersedia di 13 kota.

Tanpa menyebut angka detail, Presiden of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan bertambahnya cakupan berpengaruh pada peningkatan volume pengiriman yang tumbuh hampir 10 kali lipat secara year on year. Datangnya pemesanan ini mayoritas datang dari kota besar.

Kini jumlah merchant tumbuh 8 kali lipat dan lebih dari 80% datang dari pengusaha UKM. Tak hanya fokus ke merchant UKM, Grab menggaet merchant dengan banyak gerai dari brand lokal dan internasional, seperti McDonald’s, Bonchon, Dominos, Starbucks, dan lainnya.

“Target GrabFood menjadi layanan pesan-antar makanan tercepat untuk kuliner lokal. Caranya dengan teknologi yang mumpuni dan dibantu oleh tim R&D di berbagai negara,” terangnya, Jumat (29/3).

Dia mengklaim para mitra pengemudi memperoleh penghasilan 40% lebih tinggi dengan mengambil pemesanan makanan di samping layanan transportasi. Merchant juga memperoleh 88% pendapatan tambahan dalam kurun waktu lima bulan setelah mereka bergabung bersama GrabFood. Konsumen pun dalam rerata waktu tunggu pesanan sampai barang tiba kini hanya sekitar 29 menit.

Pada saat yang bersamaan, Grab juga memperkenalkan fitur subscription (paket berlangganan) GrabFood untuk mendorong loyalitas pengguna. Dalam paket ini, konsumen ditawarkan paket berlangganan dari Rp75 ribu sampai Rp125 ribu.

Pengembangan teknologi untuk GrabFood

Ridzki menjelaskan, dalam rangka mendorong eskalasi GrabFood yang cukup pesat selama setahun ini, perusahaan memanfaatkan perpaduan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan.

Kedua teknologi tersebut membantu perusahaan melihat seberapa cepat suatu pesanan dibuat oleh merchant di area tertentu, mengoptimalisasi sistem pemetaan, dan mempelajari pengalaman merchant sebelumnya saat memproses pesanan.

Dari sisi proses, antara pengemudi dan penumpang ada sistem chat yang otomatis memberi notifikasi sehingga memudahkan dan persingkat waktu pengantaran. Grab juga aktif memberikan pelatihan untuk mitra pengemudi bagaimana menangani pesanan dalam cepat, tata cara bayarnya, dan saat pengantarannya.

Di sisi lain, dalam mendukung unsur kecepatan, Grab akan menambah jumlah kehadiran central kitchenKitchen by GrabFood” yang diperkenalkan pertama kali bulan September lalu.

Untuk mendukung keamanan pesanan tetap aman, Grab menyediakan tas berdesain insulated yang khusus menjaga makanan tetap panas atau dingin sampai ke tujuan. Ukuran tas ini juga dapat di-upsize agar mitra dapat menyimpan pesanan dalam jumlah banyak.

Menurut Ridzki, tas khusus ini sudah didistribusikan untuk 500 mitra pengemudi di Jabodetabek.

“Seluruh hal ini kita lakukan secara menyeluruh. Makanya durasi pesan-antar di GrabFood semakin cepat, yaitu sekitar 29 menit.”

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Kribo Layani Pemesanan dan Pengiriman Bahan Makanan di Kota Jambi

Berangkat dari pengalaman dan pekerjaan sebelumnya sebagai petani, Reza Nugroho mengembangkan aplikasi Kribo. Yakni layanan pemesanan dan pengiriman produk sayuran dan bahan makanan kepada pelanggan. Memanfaatkan pengalaman dan sumber yang ada, Kribo menjual produk sayuran ke hotel, restoran hingga pusat perbelanjaan di kota Jambi. Pengalamannya sebagai pemasok produk sayuran tersebut kemudian mulai dimanfaatkan untuk memperluas target pasar yaitu ibu-ibu rumah tangga di perumahan.

“Karena semakin banyaknya permintaan dari tetangga yang kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga, akhirnya platform Kribo saya kembangkan dibantu dengan teman. Dengan cara kerja yang mudah dan menggunakan bahasa lokal yaitu bahasa Jambi, Kribo mendapat perhatian dari pelanggan.”

Saat ini Kribo mengklaim telah memiliki sekitar 400 pengguna aktif yang kerap melakukan pembelian produk sayuran di platform. Dengan menawarkan layanan jasa antar, Kribo saat ini memang masih terbatas menyediakan layanan di kota Jambi. Namun ke depannya, Kribo memiliki rencana untuk memperluas area layanan di luar kota Jambi. Kribo memanfaatkan sepenuhnya layanan di aplikasi yang saat ini baru tersedia dalam versi Android.

“Aplikasi kita masih sangat mendasar serupa dengan aplikasi online shopping lainnya. Tapi semua fitur dibuat dalam bahasa lokal melayu Jambi. Hal ini mempermudah pengguna yang rata-rata ibu-ibu rumah tangga,” kata Reza.

Cara kerja Kribo

Di aplikasi Kribo pilihan sayuran dan bahan makanan bisa ditentukan langsung oleh pengguna. Setelah pengguna melakukan pemilihan pesanan, pengguna akan dihubungi oleh tim Kribo untuk konfirmasi pemesanan dan kepastian waktu pengiriman barang. Kribo juga menyediakan bahan makanan siap saji, yang sudah dilengkapi dengan bumbu dan bisa langsung dimasak oleh pengguna. Konsep serupa banyak diterapkan oleh catering online.

Harga yang ditawarkan oleh Kribo juga cukup bervariasi dan terjangkau. Khusus untuk konsumen, Kribo menyediakan harga mulai dari sekitar Rp35 ribu hingga Rp50 ribu untuk bahan makanan hingga sayuran. Saat ini Kribo membuka pesanan mulai jam 9 pagi hingga 9 malam. Sementara untuk pembayaran Kribo masih menyediakan sistem pembayaran COD (Cash on Delivery).

Masih menjalankan bisnis secara bootstrap, saat ini Kribo terpilih oleh Kemenristek Dikti sebagai peserta program PPBT (Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi). Dengan prestasi ini, Kribo berhak untuk mengajukan anggaran dan mengikuti workshop yang disediakan. Sementara itu Kribo juga belum memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana dan belum memiliki investor.

“Untuk target 2019 sendiri, Kribo berencana untuk mendirikan gerai offline yang berfungsi sebagai stock keeper. Hal ini tentunya memudahkan orderan secara offline agar bisa kami layani setiap harinya. Kribo juga memiliki rencana untuk menjalin kemitraan dengan warung dan toko tradisional yang menjual sayur di kota Jambi,” kata Reza.

Application Information Will Show Up Here

Go-Food Siapkan Fitur Rating Merchant untuk Dongkrak Transaksi

Go-Food, unit layanan dari Gojek, segera menambah fitur rating merchant sebagai salah satu strategi untuk mendongkrak transaksi. Sekaligus merealisasikan ambisinya sebagai ahli penyedia rekomendasi kuliner terbesar di Asia Tenggara.

Chief Commercial Expansion Gojek Catherine Hindra Sutjahyo menerangkan, rating merchant adalah cara Gojek memberikan kesempatan kepada merchant UKM yang masih baru dan belum memiliki basis pembeli yang kuat. Rating bisa memberikan unsur kepercayaan buat para konsumen tentang kualitas produk yang mau mereka beli.

“Karena 80% merchant di Go-Food itu adalah UKM, sehingga fitur rating ini diperlukan sekali buat mendongkrak transaksi mereka,” terangnya, Senin (7/1).

Bila diperhatikan, fitur rating ini baru tersedia untuk merchant yang sudah besar dan memiliki jaringan. Sedangkan untuk merchant UKM belum tersedia.

Selain itu pihaknya juga akan memanfaatkan analisis big data yang dikumpulkan agar dapat dimanfaatkan para merchant untuk berkreasi mengembangkan menu baru. Big data juga digunakan kepada para konsumen dalam menemukan menu baru yang ada di sekitar mereka.

Rekomendasi ini diambil dengan menggunakan preferensi data yang dikumpulkan Gojek, di antaranya historis transaksi dan pencarian menu. Alhasil, dalam aplikasi Gojek menghasilkan rekomendasi menu makanan yang berbeda tergantung selera masing-masing konsumen.

“Kami mau bantu 300 ribu merchant dengan data science dan intelligence agar usaha mereka bisa lebih mudah ditemukan konsumen. Big data juga kami manfaatkan untuk konsumen dan driver.”

Dari sisi pendaftaran merchant, sambung Catherine, pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat proses verifikasi. Saat ini prosesnya bisa memakan waktu sampai 2 minggu. Dia ingin percepat prosesnya paling tidak dalam 1 minggu saja, merchant bisa memanfaatkan Go-Food untuk berjualan online.

Adapun dokumen yang dibutuhkan, merchant perlu menyiapkan identitas diri dan restoran, NPWP, foto makanan, daftar menu, harga, dan sebagainya.

Catherine enggan menjelaskan lebih jauh terkait rencana ekspansi Go-Food ke negara lain di mana Gojek sudah beroperasi. Sejauh ini, Go-Food baru hadir di Vietnam. Sementara Gojek dengan layanan Go-Ride sudah beroperasi Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Pencapaian Go-Food

Go-Food kini memiliki 300 ribu merchant tersebar di 167 kota dan kabupaten di Indonesia sejak hadir pada empat tahun lalu. Pertumbuhan merchant mencapai 140% dari awal tahun 2018 sebanyak 125 ribu merchant.

Layanan ini berhasil mengirimkan lebih dari 500 juta makanan dan minuman sepanjang 2018. Tidak disebutkan lebih detail terkait nominal transaksi yang berhasil diproses lewat Go-Food.

Namun menu yang paling banyak dipesan adalah ayam (10 juta pesanan), nasi (3,5 juta), kopi (1,5 juta), mie (1,5 juta), gorengan (1,2 juta), dan martabak (720 ribu). Dari semua daerah operasional Go-Food, lima kota yang mencatatkan transaksi tertinggi adalah Sukabumi, Samarinda, Balikpapan, Padang, dan Cirebon.

Go-Food mengklaim merchant yang bergabung rata-rata memiliki kenaikan transaksi hingga 2,5 kali lipat. Jumlah pengunjung halaman Go-Food naik hampir 3 kali lipat.

Program pemasaran Go-Food Mamimumemo yang diadakan selama satu bulan penuh diklaim sebagai ajang mendongkrak pengguna baru. Tanpa menyebut angka, diklaim program ini berhasil menjaring 50% pengguna baru. Salah satu mitra merchant mencatatkan peningkatan transaksi hingga 1000%.

Application Information Will Show Up Here