Traveloka Dikabarkan Tengah Cari Pendanaan Baru Senilai 7 Triliun Rupiah

Startup unicorn Traveloka dikabarkan tengah dalam diskusi untuk mendapatkan pendanaan baru. Nilai yang ditargetkan mencapai $500 juta (setara lebih dari 7 triliun Rupiah) dan akan membawa valuasi perusahaan di angka $4,5 miliar.

Kabar yang dilaporkan oleh WSJ tersebut turut memaparkan mengenai rencana Traveloka untuk meningkatkan ekspansi regional. Belum ada informasi mengenai calon investor yang akan berpartisipasi, dikatakan oleh sumber akan segera “ditutup” beberapa bulan mendatang.

Terakhir, berita tentang putaran pendanaan baru Traveloka tersiar di April 2019 lalu dalam private equity round, dipimpin oleh GIC (Government of Singapore Investment Corporation), konon nilainya $450 juta. Sehingga ada kemungkinan $500 juta tersebut bagian dari penutupan putaran ini.

Inisiatif fundraising Traveloka juga sudah tersiar sejak tahun lalu. Pada awalnya ditargetkan mendapatkan dana $400 juta.

Secara layanan, startup yang didirikan Ferry Unardy, Derianto Kusuma dan Albert Zhang tersebut memang sudah tersedia di beberapa negara. Selain Indonesia, ada Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia yang menjadi fokus pangsa pasar bagi mereka. Termasuk untuk layanan terbarunya Xperience yang akhir-akhir ini terlihat sangat digenjot penetrasinya.

Tidak hanya sekadar memfasilitasi layanan transportasi, kini perusahaan mulai ingin memaksimalkan pengalaman bepergian secara menyeluruh. Bulan lalu, Traveloka memimpin pendanaan seri B untuk PouchNATION. Aksi korporasi tersebut digadang-gadang sebagai salah satu strategi masuknya “disrupsi” di bisnis hiburan — kedua perusahaan akan mengintegrasikan platform.

Application Information Will Show Up Here

iflix Announces Fresh Funding, MNC is Involved

A video-on-demand platform “iflix” today (7/26) announced new investment in the corporate round. The amount is classified, led by Fidelity International.  Some Asian media are involved in this round, such as MNC from Indonesia, Yoshimoto Kogyo from Japan, and JTBC from South Korea.

This is a wrap of the previous round that involves Catcha Group founder, EMC and Sky. The raised funding has reached up to $50 million or around 699.5 billion Rupiah. MNC has announced to involve in this round since last June.

“This is a clear affirmation on iflix business model and its potential growth, also to tighten up the connection with some of Asia’s best local content providers. We have some new strong content and enthusiast in making an extensive offer for all iflix users in Asia,” iflix’s Co-Founder & Chairman, Patrick Grove said.

Looking into the release we’ve received, iflix has reached over 17 million users. The service is currently available around several countries in Asia. Through this funding, iflix is to focus on making an aggressive improvement, both in the current market and future destinations.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Ralali Receives Series C Funding Worth Over 181 Billion Rupiah

The B2B marketplace, Ralali announced Series C funding worth of $13 million (equivalent to 181.9 billion Rupiah) led by Arbor Ventures, TNB Aura, and ZIFExN Co., Ltd., founder, Jo Hirao. As previous investors, AddVentures and Qualgro also participate in this round.

Ralali‘s CEO, Joseph Aditya explained the fresh funding is to be used for technology development and team building to accelerate market penetration. Also to make innovation for SMEs to get better in the business assessment.

The thing is, business players in this segment have no access to the distribution of assessment, finance, logistics, and others. It’s because they have no information regarding technology and economic scale for data management and reporting. While we have more than 60% SMEs, only 8% of those aware of digital technology.

“This funding is to support us in building better technology and team to assist millions of Indonesian SMEs for business assessment through Ralali. With us being the ‘super app’, buyers in segmented business can have curated and related solutions for assessment, finance, and logistics,” he stated officially.

There are 12 thousand suppliers have been connected through the company, including big brands as Unilever, Food Solutions, PaperOne, Asus, and many more. More than 160 thousand entrepreneurs have been using Ralali, maintaining almost 300 SKU products in the platform.

Around 500 thousand SMEs registered into the platform with more than 5 million visitors per month.

Innovation has made to reach out to entrepreneurs by presenting BIG Agent, on-demand freelancers to work on the survey and market education to “go digital”. There are currently 120 thousand agents around Jakarta, Java, Sumatra, and Kalimantan.

Ralali was created as a one-stop solution for SMEs to book, look for a business assessment, micro-lending product, and term of payment. There are 1,500 SMEs have been using the financial solution.

Ralali is said to have significant GMV as 5 times over the last year and up for 3-4 times this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

iflix Umumkan Pendanaan Baru, MNC Group Turut Berpartisipasi

Platform video on-demand “iflix” hari ini (26/7) mengumumkan perolehan putaran investasi baru dalam corporate round. Tidak disebutkan nilai spesifiknya, Fidelity International memimpin pendanaan ini. Turut berpartisipasi beberapa perusahaan media Asia meliputi MNC dari Indonesia, Yoshimoto Kogyo dari Jepang, dan JTBC dari Korea Selatan.

Pendanaan ini melengkapi putaran sebelumnya yang diikuti oleh pendiri Catcha Group, EMC dan Sky. Diproyeksikan dana yang berhasil dikumpulkan mencapai $50 juta atau setara 699,5 miliar Rupiah. Keterlibatan MNC dalam pendanaan iflix sudah diumumkan sejak Juni 2019 lalu

“Investasi ini adalah afirmasi yang jelas atas model bisnis dan prospek pertumbuhan iflix, dan memperkuat hubungan kami dengan beberapa penyedia konten lokal terbesar di Asia. Kami memiliki deretan konten baru yang kuat dan antusias untuk menjadikan penawaran konten kami yang paling luas tersedia bagi jutaan pengguna iflix di Asia,” sambut Co-Founder & Chairman iflix Patrick Grove.

Berdasarkan rilis yang kami terima, sejauh ini iflix telah memiliki lebih dari 17 juta pengguna. Saat ini layanan mereka sudah dioperasikan di berbagai negara di Asia. Melalui pendanaan baru ini, iflix ingin terus fokus mengejar strategi pertumbuhan secara agresif, baik di pasar yang sudah ada maupun di destinasi baru.

Application Information Will Show Up Here

Ralali Raih Pendanaan Seri C Lebih dari 181 Miliar Rupiah

Startup B2B marketplace Ralali mengumumkan perolehan pendanaan seri C sebesar $13 juta (setara 181,9 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Arbor Ventures, TNB Aura, dan founder ZIGExN Co., Ltd., Jo Hirao. Investor sebelumnya AddVentures dan Qualgro turut berpartisipasi dalam putaran ini.

CEO Ralali Joseph Aditya menerangkan, perusahaan berencana menggunakan dana segar tersebut untuk perkuat teknologi dan tim agar penetrasi pasar Ralali semakin kuat. Serta berinovasi untuk memperkuat UKM dalam pemenuhan kebutuhan usaha.

Pasalnya, para pengusaha di segmen ini tidak memiliki akses pemerataan dalam pemenuhan kebutuhan, pembiayaan, logistik, dan kebutuhan lainnya karena tidak memiliki skala ekonomi dan teknologi untuk mengelola dan merekam data. Sementara, ada lebih dari 60 juta UKM namun hanya 8% di antaranya yang sudah melek digital.

“Pendanaan ini akan membantu kami meningkatkan teknologi dan tim untuk melayani jutaan UKM Indonesia dalam memenuhi kebutuhan usaha mereka melalui Ralali. Dengan menjadi ‘super app’, pembeli dengan segmen usaha spesifik dapat menemukan solusi yang terkurasi untuk produk kebutuhan usaha, pembiayaan, dan logistik yang relevan dengan usaha masing-masing,” ucap Aditya dalam keterangan resmi.

Saat ini perusahaan menghubungkan 12 ribu pemasok termasuk brand besar seperti Unilever, Food Solutions, PaperOne, Asus, dan lainnya. Lebih dari 160 ribu pengusaha telah memanfaatkan Ralali, menangani hampir 300 ribu produk SKU dalam platform.

Selanjutnya, sekitar 500 ribu UKM telah terdaftar dan platform Ralali dikunjungi lebih dari 5 juta pengunjung tiap bulannya.

Salah satu inovasi perusahaan dalam menjangkau para pengusaha adalah menghadirkan platform BIG Agent, tenaga lepas on-demand yang mengerjakan survei dan mengedukasi pasar untuk “go digital“. Terhitung ada 120 ribu agen tersebar di Jakarta, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Platform Ralali didesain sebagai one stop solution untuk UKM yang ingin memesan, mencari solusi pemenuhan kebutuhan usaha, pinjaman mikro dan ketentuan pembayaran (term of payment) untuk permudah akses pembiayaan. Disebutkan ada 1.500 UMKM yang telah memanfaatkan solusi pembiayaan ini.

Diklaim Ralali mencatatkan GMV yang cukup signifikan sebanyak 5 kali lipat di 2018 dan on-track menuju pertumbuhan 3-4 kali lipat untuk tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Raises Series B+ Investment from Bill & Melinda Gates Foundation, Prudential, and Allianz X

A health-tech startup, Halodoc, announces Series B+ funding with an unspecified amount from three strategic investors, Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X, and Prudential. The fresh funding is to support services through technology in Indonesia.

Both Allianz and Prudential are global insurance companies. They’re also the users of Halodoc. Bill & Melinda Gates Foundation is one of the biggest philanthropic foundations worldwide, founded by Microsoft’s Co-Founder, Bill Gates with his wife.

Earlier this year, the company has closed Series B funding led by UOB Venture Management worth of $65 million (around 919 billion Rupiah). Other investors participated in this round are Singtel Innov8, Korea Investment Partners, and Wuxi AppTec.

In calculation, Halodoc has raised almost $100 million (around Rp1.4 billion). It includes investors from previous round, Go-Ventures, BliBli, Openspace Ventures, and Investopedia.

Halodoc’s CEO, Jonathan Sudharta officially stated the entrance of these strategic investors are to help the company improving quality and more health services for Indonesian people living in the big cities and outside Java.

Those places are considered in need of sufficient health infrastructure. These investors suppose to help the company’s commitment by creating new initiatives for Indonesian people to have better access to health services.

“Halodoc intends to learn from Bill & Melinda Gates Foundation which has been long partnering up to provide the best health solution and to improve the welfare worldwide,” he defined.

Allianz X’s Investment Director, Carsten Middendorf added on this investment that the company’s commitment to focusing on transformative business in the developing market and provide affordable insurance to the underserved citizens.

“We expect to partner up with Halodoc in any vertical and help them to tighten up business and coverage in the SEA market,” Middendorf said.

Allianz is to boost up their 24×7 digital health services and its ecosystem in Halodoc app.

Halodoc has three main products, Apotek Antar has been serving 50 cities all over Indonesia, Layanan Lab to facilitate users for medical check-up either at home or the office, and Hubungi Dokter to directly interact with doctors online. In addition, they started expanding to corporate business.

In average, Halodoc has served 7 million patients per month in all around Indonesia, 80% of those are outside the first-tier cities, Jakarta and Surabaya.

In the Gojek app, Halodoc provides consulting session via chat for free.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Peroleh Investasi Seri B+ dari Bill & Melinda Gates Foundation, Prudential dan Allianz X

Startup healthtech Halodoc mengumumkan pendanaan Seri B+ dengan nilai tidak disebutkan dari tiga investor strategis yakni Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X dan Prudential. Dana segar ini akan digunakan untuk melanjutkan komitmen perusahaan untuk permudah layanan melalui teknologi di Indonesia.

Baik Allianz dan Prudential merupakan perusahaan asuransi global yang telah lama beroperasi di Indonesia. Keduanya pun telah menjadi pengguna layanan Halodoc. Sementara Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu yayasan filantropi terbesar di dunia, yang didirikan oleh Co-Founder Microsoft Bill Gates dan istrinya.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, perusahaan telah mengumumkan putaran pendanaan seri B yang dipimpin UOB Venture Management sebesar $65 juta (sekitar 919 miliar Rupiah). Investor lain yang turut berpartisipasi dalam putaran ini adalah Singtel Innov8, Korea Investment Partners, dan Wuxi AppTec.

Secara total, Halodoc telah mengumpulkan hampir $100 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Termasuk di dalamnya dari investor putaran sebelumnya, yakni Go-Ventures, BliBli, Openspace Ventures, dan Investidea.

Dalam keterangan resmi, CEO Halodoc Jonathan Sudharta menjelaskan masuknya investor strategis ini akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas dan jumlah pilihan layanan kesehatan yang tersedia untuk masyarakat Indonesia, yang tinggal di luar kota besar dan di luar Jawa.

Lokasi-lokasi tersebut saat ini dinilai belum memiliki infrastruktur layanan kesehatan yang memadai. Bersama dengan investor, perusahaan berkomitmen untuk menciptakan inisiatif baru agar masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah.

“Halodoc bertekad untuk belajar dari rekam jejak the Bill & Melinda Gates Foundation yang telah lama bekerja sama dengan mitranya untuk memberikan solusi layanan kesehatan terbaik dan meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia,” terangnya.

Investment Director Allianz X Carsten Middendorf turut menambahkan investasi ini menegaskan komitmen perusahaan dalam menyoroti bisnis transformatif di pasar berkembang dan memberikan asuransi yang terjangkau bagi masyarakat yang kurang terlayani.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Halodoc di berbagai vertikal dan membantu memperkuat operasi dan jaringan mereka di pasar Asia Tenggara yang lebih luas,” ucap Middendorf.

Allianz akan perkuat layanan kesehatan digital 24×7 dan ekosistem layanan kesehatan di dalam aplikasi Halodoc.

Halodoc punya tiga produk utama, yakni Apotek Antar telah melayani 50 kota di seluruh Indonesia, Layanan Lab untuk permudah pengguna cek kesehatan baik di rumah atau di kantor, dan Hubungi Dokter untuk berinteraksi dengan dokter secara online. Selain ritel, perusahaan juga mulai ekspansi untuk nasabah korporat.

Secara rata-rata, Halodoc melayani sekitar 7 juta pasien per bulan di seluruh Indonesia, dengan 80% pasien berada di luar kota utama, yakni Jakarta dan Surabaya.

Di dalam aplikasi Gojek, Halodoc juga menyediakan layanan konsultasi dokter via chat secara gratis.

Application Information Will Show Up Here

Pomona Receives Over 41 Billion Rupiah Series A Funding

The platform developer for omnichannel and marketing solution “Pomona”, today announced Series A funding. It touches $3 million or equivalent to 41.8 billion Rupiah, led by Vynn Capital supported by Ventech China, Amand Ventures, Stellar Kapital, and Central Capital Ventura. It consists of two stages, the first one closed last year.

“This round we called series A-2 because it consists of two rounds. We already closed for the first round last year (undisclosed), then the next round this year. We closed a new round due to the acceleration of new product development,” Pomona’s Founder & CEO, Budiman to DailySocial.

The funding is to be allocated to the penetration of its new service, including to accelerate product development and new staff recruitment. As previously known, the company has shifted focus before on solution to help FMCG (fast-moving consumer goods) business and CPG (consumer packaged goods) to improve sales conversion for the product campaign through the end-to-end solution.

In terms of users, Pomona is currently offered cashback for various products consumer’s bought from minimarket or supermarket. Users just have to upload the bills to the platform. Whether any related products having promos, cashback will directly be sent into their account.

“By offering cashback and intensive discount, we can get the consumers to connect with brands while making an equal financial benefit to the people,” Benz said.

Developing a consumer analysis service

In helping the brand to maximize product penetration, Pomona provides a series of services. One is the analytics tools for measuring consumer’s involvement level, offline sales conversion, and marketing campaign effectivity.

They also develop a solution based on “white label”. It allows certain brands to deliver presents directly to consumers, as part of the loyalty program. They also gain revenue from analytics tools subscription and fee from the verified transactions.

Since it was founded by Benz Budiman (CEO) and Ari Suwendi (CTO) on May 2016, Pomona runs a B2B2C model. Some FMCG and CPG companies are currently using its services, such as Unilever, Japfa, ABC President, Sosro, Frisian Flag, and others.

We have plans to improve the analysis capability to help brands measuring effectivity for market penetration. It includes improving the connection of the company with producers and distributors, for more transparent business.

“For most of the customer’s interaction with the product happened offline, brands have difficulty in measuring the coverage and engagement in the market. FMCG and CPG companies can get related insights on consumer behavior and adjust their strategy through our solution,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

MTARGET Reveives Seed Funding from Prasetia Dwidharma

The SaaS platform for marketing automation, MTARGET, receives seed funding from Prasetia Dwidharma without revealing the number. As Yopie Suryadi (Founder & CEO) told DailySocial, the cash will be used to build-up team and to increase penetration. On B2B segment.

In the run of product development and current expansion, MTARGET strives to increase growth and improve the revenue team. During 2018, the company has listed a monthly growth of 22%, with total users reached 2100. And until now it has reached more than 3000 users.

Started with email marketing automation platform named MailTarget, they are now transformed into a marketing cloud solution. They have the vision to help business interaction and brands to get more personal with users, using the right data and tools.

Last year, MTARGET has its debut in Malaysia. In terms of product marketing, they placed a business team there. It’s the same target, supporting SMEs and startups to build marketing strategy through digital channels.

Currently, MTARGET provides some leading features include email marketing, email automation, interactive form, landing page, and social media management platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MTARGET Dapatkan Pendanaan Awal dari Prasetia Dwidharma

Platform SaaS untuk automasi pemasaran MTARGET dapatkan pendanaan awal dari Prasetia Dwidharma dengan nominal yang tidak sebutkan. Menurut pemaparan Yopie Suryadi (Founder & CEO) kepada DailySocial, pendanaan ini akan dialokasikan untuk membangun tim dan memperluas penetrasi di segmen B2B.

Seiring perkembangan produk dan ekspansi yang dilakukan, MTARGET merasa perlu untuk memperkuat tim revenue dan growth. Sepanjang tahun 2018, perusahaan mencatatkan pertumbuhan bulanan mencapai 22%, dengan total pengguna mencapai 2100. Hingga saat ini telah meningkat menjadi 3000 pengguna lebih.

Berawal dari platform email marketing automation dengan nama MailTarget, kini MTARGET telah bertransformasi menjadi marketing cloud solution. Visi mereka untuk membantu interaksi bisnis dan brand menjadi lebih dekat dan personal untuk para penggunanya, melalui data dan alat yang tepat.

Tahun lalu MTARGET juga sudah mulai debut di Malaysia. Untuk memasarkan produk, tim bisnis pun sudah dibangun di sana. Sasarannya sama, membantu UKM dan startup untuk mengembangkan strategi pemasaran melalui saluran digital.

Saat ini MTARGET miliki beberapa fitur unggulan, meliputi platform email marketing, email automation, interactive form, landing page, dan socmed management.