Perusahaan Modal Ventura Amerika Serikat Parkpine Capital Siap Gelontorkan 200 Miliar Rupiah untuk Startup Indonesia

Perusahaan modal ventura asal Amerika Serikat Parkpine Capital mengungkapkan siap menggelontorkan dana sebesar US$15 juta (lebih dari 200 miliar Rupiah) untuk investasi perdana ke startup Indonesia.

“Kami sudah memberikan komitmen untuk penggalang dana putaran pertama [secara total] sebesar $150 juta. Sekitar $15 juta bakal ke Indonesia dan akan kami lakukan lewat co-investing. Ini investasi pertama kami ke Indonesia,” ucap Managing Partner Parkpine Capital Ahmed Shabana di sela-sela acara Global Venture Summit 2018, Kamis (26/4).

Shabana menerangkan, investasi tersebut diambil dari penggalangan dana putaran pertama yang dimulai perusahaan sejak akhir tahun lalu. Pihaknya menargetkan sebesar $150 juta dapat terkumpul dari berbagai Limited Partner (LP). Proses tersebut awalnya ditargetkan rampung pada April 2018, namun mundur jadi Oktober 2018.

Rencananya tahapannya akan dibagi menjadi dua bagian. Sebanyak US$75 juta untuk investasi awal, dan sisanya untuk investasi lanjutan. Untuk investasi awal, sebanyak US$15 juta akan dikhususkan untuk Indonesia.

Menurutnya, Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan dari segi populasi yang didominasi kalangan millennial, penetrasi internet dan smartphone yang tinggi, dan tingginya ketertarikan untuk mencoba teknologi baru. Oleh karenanya, Indonesia dianggap sebagai negara tepat untuk dimasuki Parkpine Capital.

Untuk kriteria startup yang bakal dibidik, sambung Shabana, tidak ada yang spesifik harus bergerak di bidang tertentu dan produknya tidak rumit. Perusahaan juga diharuskan sudah memiliki penghasilan sendiri dan mau berekspansi ke pasar global.

Besaran dana yang dikucurkan untuk pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, adalah investasi Seri A. Hal ini cukup berbeda dengan besaran investasi untuk pasar Amerika Serikat yang kebanyakan adalah tahap awal (seed).

“Kami terbuka dengan startup segmen apapun dari Indonesia, asalkan mereka sudah memiliki penghasilan dan mau ekspansi ke pasar global seperti Meksiko dan lainnya.”

Sebelumnya perusahaan sudah mempelajari pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lewat ajang tahunan Global Venture Summit (GVS) yang sudah digelar di Indonesia sejak tahun lalu. Pertama kali ajang ini diadakan di Bali, kemudian untuk tahun ini di Jakarta.

GVS adalah salah satu portofolio Parkpine Capital yang dikhususkan untuk mempelajari ekosistem di suatu negara sekaligus mencari mitra bisnis dan calon startup yang akan disasar. Selain di Indonesia, GVS juga diadakan di Meksiko, Los Angeles, dan Dubai.

“Rencananya tahun depan kami akan adakan kembali GVS di Bali, pada Maret sebelum pemilihan umum dilakukan. Nanti skalanya akan lebih besar dari sebelumnya dengan target pengunjung yang lebih banyak,” tutupnya.

Agritech Startup TaniGroup Receives Million Dollars Pre-Series A Funding

Agritech startup company TaniGroup, consists of TaniHub and TaniFund, announces Pre-Series A funding worth millions of dollars. The round is led by Alpha JWC Ventures and followed by some angel investors. It’s expected to help TaniGroup improve its capacity and expand its market, both domestic and export needs.

The objective is to help farmers improving life along with the farming industry.
TaniHub is an e-commerce connecting farmers and corporate consumers, while
TaniFund is the crowfunding platform that provides funding for farmers.

“What makes TaniHub and TaniFund special is the end-to-end service. We have field teams to monitor the process, experts to guide farmers, and e-commerce
platform to absorb the harvest. Therefore, we’re not only provide funding, but also full training to minimize business risk,” Ivan Arie, Co-Founder and CEO
of TaniGroup, said.

Eka Pamitra, Co-Founder and President of TaniGroup, added, “Up until now,
we’ve been supporting around 16,000 farmers in 600 farming groups. After improving efficiency in harvest distribution, their [the farmers] income is increasing up to 30% from the previous rate. Besides improving the farmers’
welfare and their family, we want to lead them to apply sustainable farming
that environment-friendly in all their cultivation processes.”

Farming is one of the captivating sectors in Startup Report 2017. As an agrarian
country, digital solution for this sector gives many opportunities. TaniGroup believes that there are too many issues in farming sector to solve alone. Therefore, the partnership of stakeholders, including regulators and all industry players, is an absolute necessity.

“Agriculture is a vital industry in Indonesia and TaniGroup succeed in providing
a solution that creates efficiency in the complex farming business. Keeping up with our focus to make the best out of Indonesia, Alpha JWC Ventures is ready to partner with TaniGroup for making additional value, accelerate innovation, and bring positive impact to Indonesia’s agriculture industry.” Jefrey Joe, Co-Founder and Managing Partner of JWC Ventures, explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dukung.id dan Misinya Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Berangkat dari kepeduliannya kepada dunia pendidikan di Indonesia, Dukung.id didirikan oleh Zaky Zakaria. Kepada DailySocial, Zaky selaku Executive Director mengungkapkan saat ini banyak sekali masalah pendidikan, yang mungkin terlalu panjang jika dijabarkan.

Dukung.id hadir sebagai usaha membantu pemerintah dan masyarakat untuk percepatan pemerataan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia.

“Masalah pendidikan tidak bisa selesai hanya dengan peran pemerintah saja. Harus ada peran dari kita sebagai masyarakat. Karena yang tahu persis masalah pendidikan di wilayahnya adalah masyarakat itu sendiri. Yang tahu ada guru yang kesusahan, bukan menteri atau pejabat. Tapi tetangga dari guru tersebut. Yang tahu informasi pertama ada bangunan sekolah yang rusak, bukan dinas atau pejabat, tapi masyarakat di wilayah tersebut.”

Zaky menambahkan, pada akhirnya solusi juga bisa datang dari mana saja. Dari pertemuan dengan beberapa pihak, Zaky menemukan banyak solusi-solusi, ide-ide baru, gerakan-gerakan dan semangat yang datang dari masyarakat, namun belum ada platform khusus untuk menampung semua.

“Bagi mereka yang ingin memanfaatkan platform Dukung,id, tinggal masuk ke situs, daftar lalu isi formulir. Ikuti petunjuk yang ada. Setelah itu tim kami akan melakukan verifikasi identitas dan inisiatif tersebut,” kata Zaky.

Setelah di verifikasi pengguna sudah bisa menerima dukungan (donasi) tersebut. Keberhasilan inisiatif tergantung dari seberapa luas inisiatif tersebut tersebar. Untuk itu sebarkan Inisiatif tersebut melalui akun media sosial yang dimiliki. Strategi monetisasi yang diterapkan oleh Dukung,id adalah, mengambil fee sebesar 5% dari setiap donasi yang terkumpul.

Sekilas platform yang dihadirkan oleh Dukung,id sama dengan cara kerja dari crowdfunding. Namun Dukung.id ingin fokus kepada pendidikan saja, terutama di pelosok daerah.

Kegiatan positif Dukung.id

Hingga kini Dukung.id telah menjalankan enam kegiatan, dan tercatat dua kegiatan sudah selesai dikerjakan. Di antaranya adalah Computer for change, sebuah gerakan dan teman-teman Tedihouse dan relawan, membangun Rumah Teladan di Nusa Tenggara Timur, pusat belajar bagi warga di Waturaka, gerakan literasi dari Panti baca ceria dan Hidden gems dan lainnya.

Dukung.id juga menyediakan pilihan donasi kepada organisasi yayasan yang terdaftar dan terpercaya. Hal ini memudahkan pengguna yang ingin memberikan donasi. Masing-masing inisiatif tersebut terbagi menjadi lima kategori, yaitu ekstrakurikuler, infrastruktur, alat peraga, penelitian dan kampanye.

“Tahun 2018 ini kami dipercaya oleh masyarakat dan menjadi top of mind, jika ingin mencari solusi dan juga membantu menyelesaikan masalah pendidikan pasti ke Dukung.id,” pungkas Zaky.

Startup Agritech TaniGroup Umumkan Perolehan Dana Pra-Seri A Jutaan Dollar

Startup agritech TaniGroup, yang terdiri dari TaniHub dan TaniFund, mengumumkan perolehan dana Pra-Seri A senilai jutaan dollar. Putaran pendanaan dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan juga diikuti beberapa angel investor lainnya. Pendanaan ini diharapkan membantu TaniGroup meningkatkan kapasitas dan memperluas pasar, baik secara domestik maupun untuk kebutuhan ekspor.

Fokus untuk membantu petani meningkatkan kualitas hidupnya sembari mendorong industri pertanian, TaniHub adalah layanan e-commerce yang menghubungkan petani dan konsumen korporasi, sementara TaniFund adalah platform crowdfunding yang memberikan pendanaan bagi petani meningkatkan usahanya.

“Yang membuat TaniHub dan TaniFund istimewa adalah layanan end-to- end kami. Kami memiliki tim di lapangan untuk mengawasi jalannya seluruh proses, tim spesialis yang mendampingi para petani, serta platform e-commerce yang siap menyerap seluruh hasil panen mereka. Jadi kami tidak hanya memberikan dana tapi juga pendampingan dari awal hingga akhir, sehingga risiko bisnis dapat diminimalkan.” ungkap Ivan Arie, Co-Founder dan CEO TaniGroup.

Co-Founder dan President TaniGroup Eka Pamitra menambahkan, “Sejauh ini, kami telah mendukung sekitar 16.000 petani yang tergabung dalam 600 kelompok tani. Berkat peningkatan efisiensi dalam distribusi hasil panen, pendapatan mereka [para petani] meningkat hingga rata-rata 30% dari sebelumnya. Selain membantu meningkatkan kesejahteraan petani mitra kami beserta keluarganya, kami ingin mengarahkan mereka untuk bisa menerapkan praktek sustainable farming yang ramah lingkungan dalam seluruh proses pembudidayaan mereka.”

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mendapatkan sorotan di Startup Report 2017. Sebagai sebuah negara agraris, solusi digital di sektor ini masih memberikan banyak peluang. TaniGroup sendiri percaya bahwa permasalahan di sektor pertanian terlalu banyak untuk diselesaikan sendiri. Untuk itu kolaborasi dari stakeholder, termasuk regulator dan berbagai pemain industri, mutlak diperlukan.

“Agrikultur adalah industri vital bagi Indonesia dan TaniGroup berhasil menyediakan solusi yang dapat menciptakan efisiensi dalam rangkaian bisnis pertanian yang kompleks. Sejalan dengan fokus kami untuk memajukan Indonesia, Alpha JWC Ventures siap untuk bekerja sama dengan TaniGroup untuk terus memberikan nilai tambah, mempercepat inovasi, serta membawa pengaruh positif bagi industri agrikultur Indonesia.” jelas Co-Founder dan Managing Partner JWC Ventures Jefrey Joe.

Cetaku Receives Seed Funding from IDN Media

An online platform for students’ print-for-free service, Cetaku, announces it has received seed funding of undisclosed amount from IDN Media. It will be used to improve growth, community expansion, talent acquisition, and product development.

Cetaku was founded by Antonius Chandra. It started in the mid-year of 2017. The concept is simple, the students send their paper or assignment to be printed by Cetaku for free. The printing cost is covered by advertisers. Ads can be adjusted with brand and student’s profile.

Until now, printing quota is once per month per student, with a document minimum of 25 pages and 160 pages at max. Students can combine several scientific papers into one file.

There are 50,000 students claimed have registered Cetaku from 300 universities in Indonesia. Cetaku also initiates student ambassador’s scheme to boost branding.

Antonius said on the release, “We commit to providing a better life and education for Indonesia’s students. It is the objective of the product. Our next offer is Student Ambassador for a Service (SAaaS), where the students can register to get valuable experience as a brand ambassador for the large companies. With IDN Media, we’re highly motivated to face the future and optimist to bring the positive impact to Indonesia.”

cetaku

Winston Utomo, CEO and Co-Founder of IDN Media, added, “We’re glad to participate in the investment. Our vision of Indonesia’s future is aligned with Cetaku, we can also see Cetaku become a stronger platform and useful for students in Indonesia. In a short period, Cetaku has built a revolutionary platform of user-based that can lead positive change for the readers and our community. We’re very enthusiastic and pleased to have Cetaku as part of our team.”

IDN Media alone is an aggressive media startup in its effort to grab millennials and young women market. In the last six months, IDN Media has acquired Series B funding, develop an IDN Creator Network, acquiring Rappler’s content and team, also creating media for a new segment, Popmama.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Modalku’s Parent Company Received Series B Funding Worth of 344 Billion Rupiah

Funding Societies, a p2p (peer-to-peer) lending developer, known as Modalku’s parent company in Indonesia, announces the acquisition of Series B funding worth of US$25 million or 344 billion Rupiah. This round is led by Softbank Ventures Korea. Other investors involved are Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Golden Gate Ventures, Qualgro, and LINE Ventures.

The round becomes the biggest one for p2p platform in Southeast Asia. Funds will be used to build up the vision of financial inclusion service in the region. Since it was founded in 2015, the p2p lending platform has made over 60,000 loans by this year.

“We work in a trust-based industry, and we’re glad that the customer, SMEs, partners, regulators, and investors put their trust in us. We’ll continue in supporting SMEs development for borrower’s market focus and improving profit for lenders. It is not only business for us, but a mission to create a positive impact in Southeast Asia,” Kelvin Teo, CEO & Co-Founder of Funding Societies, said.

In the same occasion, Teo said that the key development for Funding Societies is focus and consistency in technology and the design of its services. It takes Funding Societies into the leading platform that introduces some sophisticated features, such as E-Signing Contract or Auto Investment Algorithm. The capability has managed the company to make numerous achievements, one of which is Modalku winning the Global SME Excellence Award.

The startup that was founded by Kelvin Teo and Reynold Wijaya has accommodated loans for SMEs in Singapore, Indonesia, and Malaysia. SG$100 million has been facilitated by crowfunding mechanism. Since 2016, the growth rate has reached 300%.

Pieter Kemps, Sequoia India Principal, commented, “In the beginning, we recommend them to focus on the fundamentals: technology, product, risk management, and the maintenance of high-quality loan books. They execute all sectors with vision and integrity. We’re optimist that this character will help them build the bigger and sustainable company.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Induk Perusahaan Modalku Dapatkan Pendanaan Seri B Senilai 344 Miliar Rupiah

Pengembang layanan peer-to-peer (p2p) lending Funding Societies atau dikenal sebagai indukModalku di Indonesia, mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai US$25 juta atau senilai 344 miliar rupiah. Pendanaan kali ini dipimpin oleh Softbank Ventures Korea, termasuk dukungan dari beberapa investor lainnya meliputi Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Golden Gate Ventures, Qualgro dan LINE Ventures.

Perolehan Funding Societies menjadi pendanaan terbesar yang diterima platform p2p di Asia Tenggara. Funding Societies akan memfokuskan pendanaan ini untuk menguatkan visi layanan finansial inklusi di wilayah regional. Sejak didirikan tahun 2015 lalu, per awal tahun ini platform p2p lending tersebut berhasil membukukan lebih dari 60 ribu pinjaman.

“Kami berada dalam industri berbasis kepercayaan, dan kami bersyukur atas kepercayaan yang kami terima dari peminjam, UKM, mitra, regulator dan para investor. Kami akan terus membantu pertumbuhan UKM sebagai fokus pasar peminjam dan meningkatkan keuntungan bagi pemberi pinjaman. Bagi kami ini bukan sekedar bisnis, tapi misi membuat dampak positif di Asia Tenggara,” sambut Co-Founder & CEO Funding Societies Kelvin Teo.

Dalam kesempatan yang sama, Kelvin turut menyampaikan bahwa kunci pertumbuhan Funding Societies adalah dengan fokus dan konsistensi di pengembangan teknologi dan desain pada layanannya. Hal tersebut turut membawa Funding Societies menjadi platform pertama yang mengenalkan beberapa fitur canggih seperti E-Signing Contract atau Auto Investment Algorithm. Kekuatan tersebut membuat perusahaan berhasil menggaet berbagai pencapaian, salah satunya Modalku yang memenangkan Global SME Excellence Award.

Startup yang awalnya didirikan oleh Kelvin Teo dan Reynold Wijaya saat ini sudah mengakomodasi pasar pinjaman untuk UKM di wilayah Singapura, Indonesia dan Malaysia. Angka pinjaman sudah mencapai SG$100 juta yang difasilitasi melalui mekanisme crowdfunding. Sejak tahun 2016 pertumbuhannya tercatat mencapai 300 persen.

Pieter Kemps selaku Principal Sequoia India menyampaikan pendapatnya tentang Funding Societies. Sebelumnya mereka juga berperan memimpin untuk pendanaan seri A. Pieter mengatakan, “Pada masa-masa awal kami menyarankan agar mereka berfokus pada hal-hal mendasar: teknologi, produk, manajemen risiko, dan pemeliharaan buku pinjaman berkualitas tinggi. Mereka mengeksekusi semua bidang ini dengan integritas dan visi. Kami percaya sifat-sifat karakter ini akan membantu mereka membangun perusahaan menjadi besar dan bertahan lama.”

Application Information Will Show Up Here

Cetaku Raih Pendanaan Awal dari IDN Media

Platform online Cetaku, yang membangun layanan print-for-free untuk mahasiswa, mengumumkan perolehan pendanaan awal dengan nilai yang tidak disebutkan dari IDN Media. Pendanaan disebutkan akan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan basis pengguna, ekspansi komunitas, perekrutan pegawai, dan pengembangan produk.

Cetaku didirikan oleh Antonius Chandra yang memulai usahanya sejak pertengahan tahun 2017 lalu. Konsep Cetaku sederhana, mahasiswa bisa mengirimkan tugas atau karya ilmiah mereka untuk dicetak oleh Cetaku secara gratis. Mengapa bisa gratis? Karena biayanya ditutupi pengiklan yang dapat berpromosi di halaman materi. Iklan dapat disesuaikan dengan kebutuhan brand dan profil mahasiswa.

Saat ini jatah pencetakan adalah sekali sebulan per mahasiswa, dengan satu dokumen terdiri dari minimal 25 halaman dan maksimal 160 halaman. Mahasiswa bisa menggabungkan beberapa karya ilmiah di satu berkas untuk kebutuhan pencetakan ini.

Diklaim saat ini Cetaku telah memiliki 50.000 mahasiswa yang telah bergabung dari 300 universitas di Indonesia. Cetaku juga menggagas skema duta mahasiswa untuk mendorong pengenalan brand.

Dalam rilisnya, Antonius mengatakan, “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kehidupan dan pendidikan mahasiswa di Indonesia. Ini merupakan sebuah inisiatif produk kami. Penawaran produk kami berikutnya adalah Student Ambassador as a Service (SAaaS), di mana para siswa dapat mendaftar untuk memperoleh pengalaman kerja yang berharga sebagai duta brand untuk perusahaan-perusahaan besar di dalam kampus mereka. Bersama dengan IDN Media, kami sangat bersemangat untuk menyongsong masa depan dan yakin dapat membawa perubahan positif bagi Indonesia.

Duta mahasiswa Cetaku
Duta mahasiswa Cetaku

Sementara Co-Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo menambahkan, “Kami sangat gembira dengan investasi ini. Visi kami mengenai masa depan Indonesia selaras dengan Cetaku dan kami juga melihat bahwa Cetaku akan menjadi sebuah platform yang sangat kuat dan berguna bagi mahasiswa di Indonesia. Dalam waktu singkat, Cetaku telah membangun sebuah platform yang revolusioner dengan basis pengguna yang mampu membuat perubahan positif bagi pembaca dan komunitas kami. Kami sangat antusias dan bahagia dengan Cetaku yang telah menjadi bagian dari keluarga kami.”

IDN Media sendiri merupakan salah satu startup media yang agresif dalam usahanya merengkuh pasar millennial dan perempuan muda. Dalam enam bulan terakhir IDN Media telah memperoleh pendanaan Seri B, membentuk IDN Creator Network, “mengakuisisi” tim dan konten Rappler Indonesia, dan membentuk media untuk segmen baru Popmama.

GDP Venture and PTB Venture Lead Investment for AI Startup Element Inc

Artificial Intelligence (AI) Startup, Element Inc, announces Series A funding of $12 million (about Rp171 billion) led by GDP Ventures and PTB Ventures. Also participating are some of Indonesia’s top-tier corporates, such as BCA (through its investment company, Central Capital Ventura), BRI (through its investment unit), Telkom Indonesia (through MDI Ventures), and Maloekoe Ventures (partner of Ayala Corporation, the Philippines).

David Fields, PTB Ventures’ Managing Partner and GDP Venture’s CTO On Lee will join Element Inc’s board of Directors. Pandu Sjahrir also continues his investment in this round.

Element Inc was founded by Adam Perold (Stanford’s graduate in product design) and Yann LeCun (machine learning expert) in the US. LeCun is a professor in NYU and previously was Facebook’s AI Research Director.

This startup develops and distributes mobile-based software platform creating a biometric identity. The company produces a thorough biometric solution that mostly used to build global vaccination platform. It allows initiate diagnose, gives identity source to the health services, and creates access for financial services.

“Our mission in Element is to provide an identity for billions of people in need. We want to build an efficient and inclusive public. Currently, the opportunity for digital transformation in Asia and Africa is very engaging. We are honored to be able to partner with these world-class companies,” Adam Perold, Element Inc’s CEO and Co-Founder, said in the release.

In Indonesia, Element Inc has built the operational team by recruiting Rizki Suluh Adi as the Head of Indonesia.

Martin Hartono, CEO of GDP Venture, said on this funding, “GDP is always open for global investment that can give a big impact on Indonesia’s development, world’s fourth-largest population. By investing in Element Inc, we spot a chance to advance Artificial Intelligence technology, particularly for digital identity safety to be implemented in various sector.”

“After years of operation, we’ve observed the well-known companies using Artificial Intelligence in Asia, US, Canada, and Europe. The end-to-end AI produced by Element for mobile and cloud is very unique,” On Lee, CTO of GDP Venture, added.

David Bangun, Telkom Indonesia’s Director of Digital & Strategic Portfolio, said, “Currently, Telkom has 180 million customers and business unit that provides national-scale IT infrastructure includes cloud, security, and broadband solution. With Element, we notice a big opportunity for partnerships that can give numerous advantage to our customers on a big scale.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Rencana Insider Usai Kantongi Pendanaan Seri B dari Sequoia

Setelah mendapatkan pendanaan Seri B dari Sequoia senilai $ 11 juta, platform multi channel untuk kegiatan pemasaran Insider berencana melakukan ekspansi ke berbagai negara. Kepada DailySocial, Country Manager Insider Indonesia Joe Harahap mengungkapkan, selain pasar Amerika, Insider juga tertarik untuk melakukan eksplorasi ke negara lainnya.

“Rencana kami selanjutnya adalah melakukan ekspansi ke pasar Amerika sambil terus melanjutkan penetrasi di pasar baru dan menjanjikan seperti Jepang, Korea Selatan, SEA, Australia, dan Eropa.”

Insider juga masih konsisten dengan rencana sebelumnya yaitu merekrut talenta terbaik dengan memanfaatkan pendanaan yang terbarunya. Selain itu juga masih akan terus berusaha mendapatkan talenta terbaik di setiap pasar yang bakal dituju.

Luncurkan Growth Management Platform

Perusahaan asal Turki tersebut saat ini juga tengah mengembangkan teknologi baru yang diklaim mampu meminimalkan biaya pemasaran, yaitu Growth Management Platform (GMP).

Cara kerjanya data pengunjung yang dikumpulkan dari situs, mobile web dan aplikasi. Kemudian teknologi artificial intelligence dan machine learning dimanfaatkan untuk mengolah data tersebut dan membuat prediksi segmentasi berdasarkan perilaku pengunjung secara real-time.

Digital marketer kemudian bisa menggunakan segmentasi tersebut untuk memberikan personalised user experience di situs, mobile web, mobile app dan juga ad channels kepada setiap individu,” kata Joe.

Dengan platform ini, kegiatan pemasaran bisa menjadi lebih terpadu secara end-to-end dan mampu menyebar ke seluruh channel. Mulai dari akuisisi pelanggan, activation, retensi dan revenue. Growth Management Platform juga diklaim dapat membantu bisnis untuk menambah pendapatan, pertumbuhan dan loaylitas kepada brand.

GMP sebenarnya sudah diluncurkan awal April 2018 lalu, menargetkan sektor perbankan, layanan e-commerce, publisher, maskapai penerbangan, OTA, Classified, UKM dan korporasi.

Melalui platform ini, Insider berharap bisa membantu kegiatan pemasaran menjadi lebih cerdas saat melakukan interaksi dengan konsumen, melalui konten yang relevan sesuai dengan channel sekaligus menciptakan pengalaman yang terbaik bagi konsumen.