Berkat Retro Receiver, Anda Bisa Main Nintendo dengan Gamepad Nirkabel

Oleh kalangan gamer, istilah nostalgia seringkali diasosiasikan dengan Nintendo. Console 8-bit bernama lengkap Nintendo Entertainment System (NES) – atau Family Computer (Famicom) di Jepang – itu memang sudah tidak diproduksi lagi, tapi saya yakin masih banyak orang yang menyimpan dan memainkannya sesekali, saya sendiri salah satunya.

Bagi yang masih memiliki dan memainkan NES, kini ada penawaran menarik dari 8Bitdo dan Analogue – yang belum lama ini merilis NES generasi modern berlapis emas. Keduanya mengembangkan Retro Receiver, sebuah dongle untuk NES yang memungkinkan Anda bermain menggunakan controller atau gamepad nirkabel.

Satu Retro Receiver bisa menghubungkan empat gamepad sekaligus / Analogue
Satu Retro Receiver bisa menghubungkan empat gamepad sekaligus / Analogue

Ujung dongle ini sama persis seperti milik gamepad NES orisinil. Ia dilengkapi konektivitas Bluetooth, dan satu dongle saja bisa menghubungkan empat gamepad nirkabel sekaligus.

Tentunya Anda membutuhkan gamepad nirkabel Anda sendiri, dan 8Bitdo selama ini sudah menawarkan berbagai model, dari yang persis seperti gamepad NES orisinil, sampai yang dilengkapi stick analog maupun panel arcade beserta joystick-nya.

Retro Receiver juga kompatibel dengan controller milik console next-gen, PS4 misalnya / Analogue
Retro Receiver juga kompatibel dengan controller milik console next-gen, PS4 misalnya / Analogue

Namun yang lebih menarik lagi, ternyata Retro Receiver ini juga kompatibel dengan gamepad milik console next-gen; baik itu controller PS3, PS4 atau Wiimote sekalipun. Semua tombol ekstra yang ada pada controller akan dianggap sebagai tombol turbo secara otomatis.

Saat ini Retro Receiver sudah dipasarkan seharga $20 per unit. Kalau Anda masih punya NES dan gamepad PS3 atau PS4 yang menganggur, tidak ada salahnya menggaet produk ini.

Sumber: TheNextWeb.

PC Kalahkan Mobile Dalam Penjualan Konten Digital, Hasilkan $ 6,3 Miliar di 2015

Perangkat bergerak memang bukan lagi jadi sekedar alat komunikasi. Banyak orang mengaggapnya sebagai medium hiburan serbaguna, yang cepat atau lambat akan menggeser posisi home console dan PC. Puluhan juta user Steam mungkin tidak setuju dengan pendapat tersebut, dan laporan terbaru dari SuperData Research bisa menampiknya.

Firma riset pasar yang didirikan oleh veteran industri gaming itu menyampaikan bahwa meskipun kita menyaksikan sendiri meroketnya mobile gaming, PC belum mampu ditumbangkan. SuperData mengumumkan, game-game PC mengalahkan mobile dalam penjualan koten digital, memperlihatkan angka US$ 6,3 miliar versus US$ 6,18 miliar di tahun 2015.

Bisa mudah ditebak, ‘kemenangan’ ini merupakan kontribusi dari kombinasi game-game MMO free-to-play, MMO berbasis langganan, serta judul-judul esport. Dalam setahun, permainan-permainan PC tersebut menghasilkan lebih dari US$ 32 miliar, dan penyumbang pemasukan terbesar tak lain adalah permainan MOBA favorit ciptaan Riot Games, League of Legends.

Di bawah ini daftar top ten permainan komputer personal dengan penjualan konten digital terbanyak:

  1. League of Legends – US$ 1,628 miliar
  2. CrossFire – US$ 1,110 miliar
  3. Dungeon Fighter Online – US$ 1,052 miliar
  4. World of Warcraft – US$ 814 juta
  5. World of Tanks – US$ 446 juta
  6. Lineage – US$ 339 juta
  7. Maplestory – US$ 253 juta
  8. Dota 2 – US$ 238 juta
  9. Counter-Strike: Global Offensive – US$ 221 juta
  10. Grand Theft Auto V – US$ 205 juta

Silakan bandingkan dengan game mobile:

  1. Clash of Clans – US$ 1,345 miliar
  2. Game of War: Fire Age – US$ 799 juta
  3. Puzzle & Dragons – US$ 729 juta
  4. Candy Crush Saga – US$ 682 juta
  5. MonsterStrike – US$ 674 juta
  6. Candy Crush Soda Saga – US$ 518 juta
  7. Fantasy Westward Journey – US$ 451 juta
  8. Colopl Rune Story – US$ 356 juta
  9. Disney Tsum Tsum – US$ 326 juta
  10. Boom Beach – US$ 297 juta

Console memang berada di tempat terakhir dengan total ‘hanya’ US$ 4 miliar selama setahun, namun penjualan digital di platform itu mengalami lonjakan paling besar, yaitu 34 persen. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Call of Duty: Advanced Warfare – US$ 355 juta
  2. FIFA 15 – US$ 332 juta
  3. Grand Theft Auto V – US$ 322 juta
  4. Destiny – US$ 291 juta
  5. Call of Duty: Black Ops III – US$ 224 juta
  6. FIFA 16 – US$ 212 juta
  7. Fallout 4 – US$ 108 juta
  8. Star Wars Battlefront – US$ 106 juta
  9. Madden NFL 16 – US$ 76 juta
  10. Madden NFL 15 – US$ 73 juta

Dari data ini, tiga publisher yang memperoleh pendapatan terbesar adalah Activision (US$ 2,9 miliar), Supercell (US $1,64 miliar) and Tencent (US$ 1,62 miliar). Kemudian selain League of Legends, game-game paling menguntungkan meliputi Clash of Clans (US$ 1,3 miliar), CrossFire (US$ 1,1 miliar) and Dungeon Fighter Online (US$ 1,05 miliar).

Walaupun judul-judul F2P tampak mendominasi, laris manisnya penjualan Grand Theft Auto V, Fallout 4 dan The Witcher 3 mengindikasikan lebih banyak gamer PC mengadopsi metode transaksi digital.

Gambar header: Shutterstock.

Pixel Vision Ialah Handheld Console Mewah untuk Pencinta Game Klasik

Di tengah pesatnya perkembangan industri gaming, rupanya masih banyak orang yang tak bisa melupakan kecintaannya terhadap gamegame klasik. Saya sendiri masih menyimpan console Nintendo orisinil sampai sekarang, dan terkadang masih sempat ugal-ugalan di game Excitebike saat ada waktu luang.

Tentunya saya tidak sendirian. Seorang pengrajin asal Swedia bernama Love Hultén malah menciptakan console-nya sendiri sebagai penghormatan atas mahakarya gamegame klasik. Perangkat yang ia buat tidak cuma satu, dan Anda bisa melihat hasil jerih payahnya di situs pribadinya.

Proyek terbarunya bernama Pixel Vision, sebuah handheld console yang bertindak sebagai emulator atas berbagai game milik console klasik. Misi yang ia tuju cukup sederhana sekaligus ambisius, yakni melebur teknologi modern dengan nilai unik game klasik dan estetika yang menawan.

pixel-vision-02

Wujud Pixel Vision terinspirasi oleh Game Boy Advance SP, bisa dilipat saat sedang tidak digunakan agar mudah dibawa-bawa. Bentuknya persegi dengan panjang tiap sisi 95 mm dan tebal 45 mm. Kemasannya terbuat dari kayu walnut utuh yang diolah menggunakan tangan, plus bantuan mesin supaya semuanya bisa presisi – bahkan engsel kecilnya pun juga dibentuk dari bahan yang sama.

Di balik kemasan kayu tersebut bermukim layar LCD 3,5 inci dan controller dengan layout milik Nintendo orisinil: tombol A + B, D-pad dan tombol Select + Start. Layar milik Pixel Vision ini unik karena dapat menyimulasikan efek monitor cembung seperti yang kita rasakan dulu. Tepat di tengah di bawah tuas Power, tertanam sebuah speaker.

pixel-vision-03

Saat panel controller-nya Anda cabut, tampak sebuah modul Raspberry Pi A+, lengkap dengan sejumlah port-nya yang diarahkan ke bagian belakang. Di sini Anda akan menemukan port untuk charging, headphone dan port USB untuk menyalurkan file game dari komputer. Perangkat ini punya memori sebesar 8 GB, bisa menampung lebih dari 10.000 game klasik.

Lalu game milik console apa saja yang bisa dijalankan Pixel Vision? Banyak. Satu yang pasti adalah Nintendo, kemudian ada Atari 800 sampai Atari 7800, Game Boy, Game Boy Color, dan masih banyak lagi. Secara hardware Pixel Vision sebenarnya juga bisa menjalankan game milik Super Nintendo, Sega Genesis maupun Game Boy Advance, namun akan terasa kurang ideal karena controller-nya cuma mengemas tombol A + B.

Di saat yang sama, rupanya juga ada komunitas developer yang tertarik menyertakan game baru bercita rasa klasik untuk Pixel Vision. Semua ini bisa dimainkan hingga 8 jam nonstop berkat baterai berkapasitas 2.000 mAh yang tertanam.

Yang lebih mengejutkan lagi, sang kreator rupanya mengerjakan Pixel Vision sendirian, mulai dari proses desain sampai perakitannya. Maka dari itu, Pixel Vision pun hanya akan ditawarkan dalam jumlah amat terbatas (500 unit). Lewat Kickstarter, konsumen bisa memesannya seharga ± Rp 6,35 juta.

pixel-vision-pearl-edition

Kalau punya dana lebih dan mau yang lebih istimewa, Pixel Vision juga ditawarkan dalam edisi “Pearl” seharga ± Rp 11,1 juta. Varian ini hanya akan diproduksi sebanyak 20 unit saja, dan mengemas sejumlah komponen eksklusif seperti pelat hitam matte dan tombol controller yang terbuat dari logam kuningan utuh.

Anda terheran-heran kok bisa harganya semahal itu? Coba tonton video proses pembuatannya di bawah ini.

Game Sepak Bola PES 2016 Bakal Hadir dalam Versi Free-To-Play

Kecuali Anda benar-benar benci dengan olahraga sepak bola, besar kemungkinan Anda mengenal game berjudul Pro Evolution Soccer alias PES. Seri terbarunya, PES 2016, bakal hadir dalam versi free-to-play pada tanggal 8 Desember 2015 mendatang.

Kabar ini langsung datang dari Konami selaku pihak pengembangnya melalui sebuah siaran pers. Jadi mulai tanggal tersebut, pemilik console PlayStation 3 dan PlayStation 4 bisa mengunduh PES 2016 secara cuma-cuma – tentu saja dengan fitur yang terbatas.

Versi free-to-play ini sangat cocok bagi mereka yang hanya sekedar ingin mengadu ketangkasan bersama rekan dengan cepat melalui Exhibition Mode. Dalam mode ini, terdapat 7 tim yang bisa dipilih, baik klub seperti Juventus dan AS Roma maupun tim nasional seperti Brasil dan Perancis.

Exhibition Mode ini bisa dimainkan secara offline. Tapi kalau ada koneksi internet, pemain juga bisa mengakses fitur myClub yang cukup populer. Dalam mode ini, pemain akan merangkap peran sebagai manajer tim. Di sinilah Konami menawarkan sederet opsi in-app purchase yang bisa dibeli untuk membantu membangun tim impian masing-masing.

Konami menjanjikan bahwa pengalaman bermain yang ditawarkan oleh versi free-to-play ini tidak bakal berbeda dari versi standarnya. Lebih lanjut, update konten maupun gameplay yang diterima PES 2016 juga bakal menghampiri versi free-to-play-nya.

Sumber: Digital Trends. Gambar header: Konami.

Fitur Button Remapping Akan Tersedia di Semua Controller Xbox One

Bulan ini, Microsoft akan mulai memasarkan Xbox Elite Wireless Controller. Dibandingkan controller Xbox One standar, salah satu kelebihan controller seharga $150 itu adalah fungsi button remapping seperti yang biasa ditawarkan gaming keyboard atau gaming mouse. Alhasil, tak salah apabila Microsoft mendeskripsikannya sebagai controller-nya para gamer hardcore. Continue reading Fitur Button Remapping Akan Tersedia di Semua Controller Xbox One

Microsoft Belum Lupa dengan Xbox 360, Rilis Update yang Cukup Signifikan

Sudah hampir dua tahun sejak console Xbox One meluncur ke pasaran. Namun Microsoft bukannya lupa dengan pendahulunya begitu saja. Buktinya, dalam ajang E3 2015 kemarin, mereka mengumumkan fitur backward compatibility yang pada dasarnya memungkinkan Xbox One untuk menjalankan gamegame Xbox 360. Continue reading Microsoft Belum Lupa dengan Xbox 360, Rilis Update yang Cukup Signifikan

Microsoft Umumkan Xbox One Elite Bundle, Dilengkapi Controller Baru dan Hybrid Drive 1TB

Bulan Juni kemarin, tepatnya menjelang event E3 2015, Microsoft memutuskan untuk memangkas banderol harga Xbox One, sekaligus menyediakan versi anyar yang dibekali hard drive berkapasitas 1 terabyte. Kini Microsoft kembali memperkenalkan versi baru console andalannya yang dikemas dalam bundle bertajuk “Elite”. Continue reading Microsoft Umumkan Xbox One Elite Bundle, Dilengkapi Controller Baru dan Hybrid Drive 1TB

Susul Xbox One, PlayStation 4 Kini Punya Media Player untuk Foto, Video dan Musik

Saya masih ingat masa-masa kejayaan PlayStation 2, dimana sehari-harinya, sepulang sekolah, saya langsung masuk kamar dan mulai menyalakan sang console. Menariknya, pada masa-masa tersebut, saya lebih sering menggunakan PS2 tersebut untuk menonton DVD ketimbang bermain game. Continue reading Susul Xbox One, PlayStation 4 Kini Punya Media Player untuk Foto, Video dan Musik

Microsoft Perkenalkan Controller Xbox One Khusus untuk Gamer Hardcore

Selain memamerkan deretan game baru untuk Xbox One, Microsoft juga memanfaatkan panggung E3 2015 untuk memperkenalkan sebuah hardware baru. Bukan, bukan Xbox generasi baru, melainkan versi profesional dari controller-nya. Continue reading Microsoft Perkenalkan Controller Xbox One Khusus untuk Gamer Hardcore

Aplikasi YouTube Akan Berhenti Berfungsi pada Perangkat yang Sudah Uzur

Jika Anda rutin menonton video di YouTube, Anda sepertinya harus meng-upgrade perangkat-perangkat yang sudah cukup tua usianya. Akibat sejumlah revisi pada YouTube Data API, aplikasi YouTube pun akan berhenti berfungsi pada sejumlah perangkat yang sudah uzur tersebut. Continue reading Aplikasi YouTube Akan Berhenti Berfungsi pada Perangkat yang Sudah Uzur