MSI Mendaratkan 3 Perangkat Gaming Unik di Indocomtech 2017

2017 ialah tahun terpenting buat MSI. Di momen ini, sang produsen hardware Taiwan itu mulai terang-terangan memperlihatkan keseriusannya menyelami ranah gaming gear, memperkuat pengaruhnya di segmen hiburan VR, serta tak melupakan upaya merevolusi perangkat gaming ‘atas meja standar’ dengan penawaran yang lebih ringkas namun berperforma tinggi.

MSI Indocomtech 2017 9

Setelah menjadi bagian dari suguhan spesial MSI pada para pengunjung Computex 2017, mereka akhirnya berkesempatan menghadirkan tiga perangkat gaming baru ke Indonesia bertepatan dengan dimulainya Indocomtech 2017 hari Rabu kemarin. Tiga produk tersebut meliputi penjelmaan terkini laptop gaming best-selling MSI, notebook gaming top-end bersenjata keyboard mekanis low-profile, dan PC super-ramping VR ready.

MSI Indocomtech 2017 8

Ini dia detailnya:

 

GE63VR Raider

MSI pernah menyampaikan bahwa keluarga GE merupakan seri notebook terfavorit konsumen karena menawarkan keseimbangan terbaik antara performa, fitur dan harga. Status best-selling tersebut sepertinya mendorong produsen buat melakukan sedikit eksperimen di varian terbarunya: mereka menyodorkan Nvidia GeForce GTX 1070, memanfaatkan desain tipis ala GS, serta membubuhkan sistem RGB Per-Key di keyboard.

MSI Indocomtech 2017 3

Lima bulan sesudah penyingkapan perdananya di Taiwan, MSI membawa GE63VR Raider ke Indonesia. Kode 63 di nama menunjukkan penggunaan layar 15,6-inci, dan versi anyar ini menyajikan refresh rate sebesar 120Hz dan waktu respons 3-milidetik. Hardware-hardware canggih di sana dibenamkan dalam chassis aluminium hitam dengan finishing brushed.

MSI Indocomtech 2017 14

Keyboard SteelSeries di sana mempunyai key travel sejauh 1,9mm, font dengan print silver lining, dan ditunjang fitur anti-ghosting sampai 45 tombol. Keunikan sistem RGB Per-Key sendiri adalah masing-masing tombol bisa menampilkan warna berbeda di palet red-green-blue; dan hebatnya lagi, RGB dapat dimanfaatkan untuk menampilkan status in-game, misalnya tingkat health, jumlah amunisi hingga waktu cool-down skill.

MSI Indocomtech 2017 12

MSI Indocomtech 2017 6

MSI memilih Intel Core i7 generasi ketujuh sebagai otaknya, juga mencantumkan RAM DDR4 dual-channel maksimal 32GB, penyimpanan berbasis SSD M.2 dan hard drive 1TB, baterai 6-cell 51WHr, juga membubuhkan sepasang speaker Dynaudio 2W dan dua buah subwoofer 3W. Konektivitas fisiknya lengkap, dan kita bisa mudah menemukan port USB karena diterangi LED merah. Selain itu, Anda bisa menemukan banyak fitur eksklusif di dalam seperti Nahimic 2, SteelSeries Engine 3, Dragon Center hingga sistem pendingin Cooler Boost 5.

MSI Indocomtech 2017 19

 

GT75VR Titan

GT75VR Titan merupakan jalan tengah bagi Anda yang menginginkan perangkat berkinerja tinggi serta kenyamanan maksimal, dan tidak keberatan jika aspek portabilitas jadi berkurang. Dengan layar 17,3-inci 120Hz True Color-nya, GT75VR Titan lebih cocok disebut sebagai desktop replacement. Yang membedakan perangkat ini dari seri GT7x sebelumnya ialah kehadiran keyboard mekanis SteelSeries RGB Per-Key ber-profile slim.

MSI Indocomtech 2017 2

Dinamai Rapid Mechanical RGB Keyboard, papan ketik ini menghidangkan key travel berjarak hanya 3mm dan titik actuation di 1,5mm. Keakuratannya dalam game tak kalah dari Cherry MX RGB Speed Silver (dengan key travel di 3,4mm), tapi sensasi clicky di sana membuatnya juga sempurna untuk mengetik. Dibanding laptop ber-keyboard mekanis lain, switch Rapid Mechanical dijanjikan merespons 25 persen lebih cepat.

MSI Indocomtech 2017 13

Ketika dahulu notebook gaming MSI mengadopsi desain mobil sport, kali ini wujud GT75VR Titan terinspirasi dari tema sci-fi. Laptop menggunakan rancangan ‘tajam’ untuk menonjolkan kesan agresif, tanpa melupakan faktor ergonomis. Contohnya: bagian palm rest ditinggikan agar tangan Anda lebih nyaman saat ber-gaming di waktu lama. Lalu tentu saja, sistem lighting RGB Per-Key memungkinkan kita mengustomisasi warna dan efek cahaya buat masing-masing tuts.

MSI Indocomtech 2017 11

MSI Indocomtech 2017 5

GT75VR Titan dipersenjatai prosesor Intel Core i7 gen-7, RAM sampai 64GB, storage SSD M.2 SATA ditambah 2x SSD M.2 Combo, serta menawarkan pilihan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070, GTX 1070 SLI, dan GTX 1080. Dan kabarnya, GT75VR Titan merupakan notebook gaming pertama yang dilengkapi teknologi Killer Multi GIG, siap mendukung bandwidth maksimal di 10Gbps.

MSI Indocomtech 2017 10

 

Vortex G25

MSI Indocomtech 2017 1

Kurang dari sebulan selepas peluncuran perdananya di Malaysia, Vortex G25 mendarat di Indonesia. Vortex G25 adalah high-end PC rasa console, mempunyai perbandingan antara dimensi dan performa yang sangat mengagumkan. Tubuhnya didesain seperti lempengan futuristis, memiliki volume hanya 2,5-liter dan bobot 2,5kg (alasan MSI menamainya G25) sehingga mudah dipindahkan dan dibawa saat ber-LAN party. Namun, perangkat ini siap menangani konten VR tanpa kesulitan berkat dukungan prosesor Intel Core i7 generasi kedelapan dan GPU GeForce GTX 1070.

MSI Indocomtech 2017 16

Vortex G25 bisa digunakan dalam mode berbeda: berbaring horisontal di atas meja, berdiri dengan stand, disembunyikan di belakang monitor/TV atau ditambatkan di tembok (memakai mount VESA standar). Upgrade RAM dan storage bisa mudah dilakukan karena panelnya dapat dibuka tanpa memerlukan obeng. Selanjutnya, pencayahayaan LED RGB Vortex G25 bisa dikonfigurasi lewat app Gaming Center, lalu perangkat ini juga dapat disambungkan ke tiga monitor sekaligus.

MSI Indocomtech 2017 17

Buat solusi pendingin, Vortex G25 menyimpan dua kipas Whirlwind Blade, delapan heat pipe, serta lima celah masuk udara dan tiga lubang pembuangan panas. Udara dingin dialirkan dari bawah, lalu udara panas keluar dari zona atas.

MSI Indocomtech 2017 18

 

Harga?

Untuk sekarang, MSI baru menyingkap harga dari Vortex G25, berkisar antara Rp 35 juta (model dengan GTX 1060) sampai Rp 40 juta (varian paling high-end).

Lenovo Luncurkan Tiga Gaming PC Berspesifikasi VR-ready

Lini gaming Lenovo, Legion, baru saja kedatangan empat anggota baru. Tiga di antaranya merupakan gaming PC yang berspesifikasi VR-ready, dan sisanya merupakan monitor gaming ber-refresh rate tinggi. Keempatnya hadir meramaikan panggung Gamescom 2017 yang digelar di Jerman.

Lenovo Legion Y920 Tower

Sebelum ini, Lenovo memang sudah memperkenalkan laptop gaming monster dengan nama yang sama – minus “Tower” – akan tetapi versi non-portable ini datang mengusung spesifikasi yang lebih gahar lagi, dan didedikasikan untuk kalangan gamer paling serius kalau menurut Lenovo sendiri.

Dapur pacu konfigurasi termahalnya diisi oleh prosesor quad-core Intel Core i7–7700K yang sejauh ini belum terkalahkan untuk urusan gaming, sedangkan kinerja grafisnya dipercayakan kepada Nvidia GeForce GTX 1080 8 GB. Lebih istimewa lagi, Y920 Tower juga mengemas RAM DDR4 32 GB 2800 MHz garapan Corsair

Lenovo Legion Y920 Tower

Media penyimpanannya melibatkan sepasang SSD tipe PCIe masing-masing sebesar 512 GB dalam konfigurasi RAID 0, atau kombinasi SSD 512 GB dan HDD 4 TB. Lenovo juga berniat menawarkan liquid cooling rancangan Asetek sebagai fitur opsional bagi yang tertarik meng-overclock PC-nya tanpa kompromi.

Semua ini tentunya harus ditebus dengan biaya yang sangat tinggi, tepatnya mulai €2.299 untuk konfigurasi terendahnya. Pemasarannya dijadwalkan dimulai pada bulan September besok, sedangkan varian dengan liquid cooling-nya menyusul di bulan Oktober.

Lenovo Legion Y720 dan Y520 Tower

Lenovo Legion Y720 Tower

Di tengah-tengah, ada Y720 Tower yang berharga lebih masuk akal tapi masih tetap menawarkan performa di atas kelas mainstream. Utamanya berkat prosesor Intel Core i7–7700 – tipe non-K yang tidak bisa di-overclock – GPU GeForce GTX 1070 8 GB, RAM DDR4 16 GB dan opsi untuk menyematkan memory Intel Optane 16 GB.

Kombinasi ini masih melebihi standar yang dibutuhkan untuk menjalankan Oculus Rift atau HTC Vive dengan mulus. Performa storage-nya juga tidak diabaikan begitu saja, mengingat Y720 mengemas kombo SSD PCIe 256 GB dan HDD 2 TB.

Lenovo Legion Y520 Tower

Di bawahnya lagi, Y520 Tower datang membawa spesifikasi yang cukup identik dengan Y720, terkecuali pada sektor grafis. Di sini konfigurasi tertinggi Y520 hanya mengusung GPU GeForce GTX 1060, yang merupakan opsi minimum yang diperlukan untuk bisa menjalankan konten VR secara mulus.

Lenovo berencana memasarkan Y720 Tower pada bulan September dengan banderol mulai €1.299, sedangkan Y520 Tower bakal lebih dulu hadir bulan ini dengan banderol mulai €749.

Lenovo Legion Y25f Gaming Monitor

Lenovo Legion Y25f Gaming Monitor

Monitor ini memang bukan yang paling high-end di ranah gaming, tapi spesifikasinya cukup menjanjikan: layar 24,5 inci beresolusi full-HD, tingkat kecerahan 400 nit, dan response time 1 milidetik. Namun yang paling menonjol tetap saja adalah dukungan refresh rate hingga 144 Hz, plus bezel di sekitar layar yang begitu tipis.

Harganya termasuk cukup bersahabat di kategori monitor gaming, cuma €299, namun baru akan meluncur ke pasaran mulai Januari tahun depan.

Sumber: Lenovo.

Corsair One Pro Ialah Versi Lebih Canggih Dari PC Pertama Buatan Corsair

Mengawali kiprahnya sebagai penyedia memori PC, Corsair Components pelan-pelan memperluas bisnis mereka dengan memproduksi solusi pendingin, casing dan power supply. Beberapa tahun lalu, perusahaan dari Kalifornia itu akhirnya turut bermain di segmen gaming gear yang sangat populer. Sudah cukup lama konsumen bertanya-tanya, kapan Corsair akan menciptakan PC mereka sendiri?

Jawabannya muncul di awal tahun ini. Di bulan Februari silam, Corsair menyingkap Corsair One, sebuah gaming PC VR ready bertubuh mungil. Penampilannya sangat unik karena profile case-nya tidak memanjang seperti komputer small form biasa, namun berdiri ‘vertikal’. Saat itu, produsen mempersenjatainya dengan kartu grafis GeForce GTX 1070 – sudah lebih dari cukup untuk menangani permainan-permainan di setting grafis tertinggi.

Corsair One Pro 1

Tapi tampaknya mereka belum puas. Corsair memperkenalkan varian baru dari One yang menyimpan spesifikasi satu tingkat lebih tinggi. Produsen menamainya Corsair One Pro. Dari sisi desain, One Pro terlihat identik dengan One standar, mengusung tubuh mini tower berdimensi 200x176x380-milimeter, juga sama-sama berbobot 7,2-kilogram. Chassis-nya terbuat dari aluminium kelas pesawat terbang, ringan tapi kuat untuk memproteksi hardware penting di dalam.

Corsair One Pro 2

Anda kembali disuguhkan case ala monolith. Sepasang lampu LED biru mempercantik sisi depannya, mengapit tombol power, port USB dan HDMI. Di sisi samping, tim desain Corsair membubuhkan lubang-lubang ventilasi berpola segitiga. Kemudian di sisi atas, Anda bisa melihat kipas yang Corsair One Pro gunakan untuk mengusir panas. Konektivitas lebih lengkap dapat ditemui di bagian belakang – tersedia rangkaian USB (termasuk type-C), DisplayPort hingga port PS/2.

Corsair One Pro 3

Perbedaan terbesar antara One Pro dengan Corsair One ada pada komposisi hardware. Corsair One Pro telah dibekali kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080, yang didinginkan oleh sistem liquid cooling. Produsen juga mengganti prosesor Intel Core i7-7700 dengan i7-7700K, dibarengi upgrade pada storage (dari SSD 240GB dan HDD 1TB ke SSD 960GB) dan unit power supply (dari 400W jadi 500W SFX 80 Plus Gold).

Corsair One Pro 4

Walaupun tubuh One Pro terbilang mungil, Corsair memastikan pengguna tidak kesulitan buat menggonta-ganti hardware dan melakukan upgrade, menjaganya tetap ‘future-proof‘. Selain itu, PC small form anyar ini kembali memanfaatkan motherboard tipe mini-ITX Z270.

Kabarnya, Corsair One Pro akan dibanderol mulai dari harga US$ 2.300 (sudah menyimpan GTX 1080). Untuk varian paling high-end dengan RAM 32GB, Anda perlu mengeluarkan modal US$ 2.900.

Sumber: Corsair.

Alienware Area-51 Jadi PC Pertama yang Mengemas Prosesor AMD Ryzen Threadripper

Alienware baru saja meng-update PC desktop terganasnya dengan prosesor terganas besutan AMD. Yup, ke depannya PC radikal bernama Area–51 itu bakal datang mengusung prosesor AMD Ryzen Threadripper yang terdiri dari 16-core dan 32-thread.

Desain Alienware Area–51 Threadripper Edition ini tidak berubah, masih menggunakan sasis berwujud segitiga yang tampak garang dilihat dari sisi manapun, apalagi ditambah pencahayaan LED. Volume sasis yang begitu lapang memungkinkan Dell untuk menanamkan komponen kelas berat di dalamnya.

Kalau budget bukan masalah, konsumen dapat memilih konfigurasi dengan sepasang GPU Nvidia GeForce GTX 1080 Ti atau tiga buah AMD Radeon RX 580. Kartu grafis monster dalam jumlah lebih dari satu ini jelas membutuhkan suplai daya ekstra, maka dari itu opsi power supply unit (PSU) yang tersedia adalah 850W 80+ Bronze sampai 1500W 80+ Platinum.

Alienware Area-51 Threadripper Edition

Spesifikasi pendukungnya mencakup RAM DDR4 hingga 64 GB dengan kecepatan 2933 MHz, HDD 2 TB dan SSD tipe PCIe 1 TB. Soal konektivitas, ada sepasang Killer Networks E2500 Gigabit Ethernet dan total 10 port USB di belakang, semuanya berkontribusi terhadap bobot perangkat yang mencapai angka 28 kg.

Hal lain yang cukup menarik untuk dicatat adalah, Area–51 bakal menjadi PC pertama buatan OEM yang mengusung Threadripper. Dell rupanya berhasil mengamankan lisensi eksklusif dari AMD, sehingga pabrikan lain harus sabar menunggu sampai setidaknya tahun depan untuk bisa menambatkan Threadripper ke PC buatannya. Untungnya, eksklusivitas ini tidak berpengaruh buat yang tertarik merakit PC sendiri.

Sejauh ini Dell sama sekali belum mencantumkan banderol harga untuk Area–51 Threadripper Edition, namun mereka bakal membuka pre-order mulai 27 Juli mendatang. Bersamaan dengan itu, mereka juga akan menawarkan Area–51 dengan pilihan prosesor Intel Core X (6-core sampai 12-core) mulai tanggal 22 Agustus.

Sumber: AnandTech.

Asus Perluas Portofolio ROG Strix dengan Gaming Desktop

Nama Asus dan ROG (Republic of Gamers) pastinya sudah tidak asing lagi di telinga komunitas gamer. Branding ROG Strix juga sudah merambah banyak kategori produk, mulai dari motherboard, kartu grafis, monitor, headset, mikrofon, mouse, dan tentu saja gaming laptop. Sekarang, Asus menambahkan gaming desktop ke keluarga ROG Strix.

Seperti lini laptop-nya, ROG Strix GD30 cukup mementingkan aspek desain. Di sini Asus mencoba untuk memanjakan para penggemar Star Wars lewat kombinasi warna putih dan hitam, dan dari depan GD30 sepintas memang kelihatan seperti Storm Trooper.

Uniknya, dua panel penutup bagian depannya ini bisa dilepas dan ditata ulang sehingga pengguna dapat mengombinasikan warnanya guna menciptakan enam gaya desain yang berbeda. Mengikuti tren, panel sampingnya mengadopsi gaya transparan supaya pengguna dapat memamerkan jeroan PC-nya.

Panel depannya dapat dilepas-pasang sehingga pengguna dapat menciptakan variasi warna yang berbeda / Asus
Panel depannya dapat dilepas-pasang sehingga pengguna dapat menciptakan variasi warna yang berbeda / Asus

Bicara soal jeroan, GD30 termasuk jagoan. Konfigurasi tertingginya mencakup prosesor Intel Core i7–7700, GPU Nvidia GeForce GTX 1080 8 GB, RAM 32 GB DDR4, plus opsi storage HDD, SSD maupun M.2 SSD yang paling ngebut kecepatan transfer datanya.

Sistem pencahayaan RGB turut disematkan supaya pengguna dapat bermain-main dengan lebih dari 8 juta warna dan beragam efek yang bisa dilihat dari bagian tengah motherboard. Dengan dimensi 230 x 550 x 540 mm dan bobot 17 kg, volume CPU-nya tergolong sangat lapang, sanggup menampung hingga 6 HDD, 2 SSD, 5 kipas dan sebuah sistem water cooling.

Sayangnya sejauh ini belum ada rincian harga untuk Asus ROG Strix GD30. Belum ada kepastian juga apakah Asus berniat memboyongnya ke pasar tanah air.

Sumber: Asus dan Digital Trends.

Corsair Bersiap Umumkan Gaming PC Perdananya, Corsair One

Corsair mengawali kiprahnya di industri komponen PC sebagai produsen memory (RAM). Namun seperti pemain-pemain lainnya, katakanlah Asus dan MSI, Corsair perlahan juga memperluas bisnisnya ke ranah gaming, dan kini mereka tengah bersiap untuk memperkenalkan gaming PC perdananya.

Dijuluki Corsair One, desainnya terlihat garang sekaligus minimalis, meski tidak sesimpel seri casing Obsidian besutan Corsair sendiri. Aksen pencahayaannya bukan RGB bukan juga merah, sedikit melenceng dari zona mainstream yang ditunjukkan oleh pabrikan-pabrikan lain, tapi masih sangat kelihatan seperti perangkat gaming.

Menariknya, ukuran Corsair One terbilang cukup ringkas. Begitu ringkasnya, casing-nya tidak cukup panjang untuk bisa menampung motherboard jenis full-ATX. Namun demikian, kehadiran port HDMI di bagian depan memungkinkan pengguna untuk menyambungkan VR headset dengan gampang, dan ini bisa menjadi indikasi kalau Corsair One sudah termasuk VR-ready.

Port HDMI di sisi depan akan sangat memudahkan pengguna VR headset, serta mengindikasikan kalau Corsair One sudah VR-ready / Corsair
Port HDMI di sisi depan akan sangat memudahkan pengguna VR headset, serta mengindikasikan kalau Corsair One sudah VR-ready / Corsair

Sebagai PC yang VR-ready, sudah bisa dipastikan One akan mengusung spesifikasi yang setidaknya merupakan kelas menengah ke atas, meski sejauh ini Corsair masih belum mengungkapkan detailnya. Ventilasi udara yang melimpah di bagian sisi juga menjadi pertanda bahwa PC ini tidak akan kelimpungan menggotong hardware kelas atas.

Corsair juga masih bungkam terkait jadwal rilisnya, namun kemungkinan besar dalam waktu dekat, meski Corsair sejauh ini hanya memberikan halaman teaser di situsnya. Terlepas dari itu, Asus, MSI dan lainnya harus bersiap menghadapi rival baru di segmen gaming PC yang selama ini mereka kuasai.

Sumber: AnandTech.

Asus VivoPC X Adalah Mini PC yang Sanggup Mengatasi VR Gaming

VR merupakan salah satu topik pembicaraan terbesar tahun 2016, dan gaungnya tentu saja akan semakin terdengar di tahun yang baru ini. Memanfaatkan panggung CES 2017, Asus mengungkap VivoPC X, sebuah desktop PC berukuran mini yang diklaim sanggup mengatasi VR gaming.

VivoPC X mengingatkan saya pada Steam Machine; kecil nan bertenaga, meski kali ini fokusnya ada pada VR gaming yang memang menuntut PC berspesifikasi tinggi. Ukurannya tergolong sangat ringkas, dengan bobot tidak lebih dari 2,2 kilogram.

Di dalamnya, Asus berhasil menjejalkan sederet komponen yang telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Oculus Rift maupun HTC Vive. Dimulai oleh prosesor Intel Core i5 Kaby Lake, GPU Nvidia GeForce GTX 1060, RAM 8 GB dan SSD berkapasitas 512 GB.

Asus VivoPC X mengusung konektivitas yang lengkap untuk menyambungkan VR headset beserta aksesori-aksesorinya / Asus
Asus VivoPC X mengusung konektivitas yang lengkap untuk menyambungkan VR headset beserta aksesori-aksesorinya / Asus

Komponen-komponen kelas atas yang bersesakan tersebut memang beresiko membuat perangkat jadi kepanasan, tapi Asus memastikan hal tersebut tidak akan jadi masalah berkat ventilasi udara yang terpasang di sisi kiri-kanan maupun belakang.

Panel belakangnya sendiri menjadi rumah dari seabrek konektivitas, mulai dari empat port USB 3.1, dua port USB 2.0 dan sepasang port HDMI serta DisplayPort yang bisa disambungkan ke monitor berteknologi Nvidia G-Sync. Premisnya secara keseluruhan adalah Anda bisa memindahkan perangkat ini dengan mudah dan menikmati VR gaming di ruangan manapun.

Asus VivoPC X rencananya akan dipasarkan mulai bulan Maret mendatang seharga $799.

Sumber: The Verge.

Gigabyte Perkenalkan PC Bertubuh Padat yang Sanggup Tangani VR Gaming

Gigabyte menempati posisi istimewa dalam industri gaming. Komponen-komponen racikan perusahaan Taiwan ini mempersenjatai produk-produk dari brand ternama seperti Alienware, Falcon Northwest sampai Origin PC. Dan pada akhirnya, Gigabyte memutuskan untuk menyelami ranah itu secara langsung dengan memperkenalkan Aorus dan menambah opsi gaming di beberapa lineup.

Di segmen mini PC barebone, Brix Gaming merupakan salah satu andalan mereka. Gigabyte terus memperkaya koleksi produknya, dan di ‘era Pascal’, sang produsen akhirnya memutuskan untuk membenamkan teknologi Nvidia GeForce GTX seri 10 ke Brix. Hasilnya adalah dua PC desktop bertubuh padat yang sanggup menghidangkan konten virtual reality serta mengunyah game-game baru di setting grafis tertinggi.

Penampilan Gigabyte Brix Gaming GT sedikit berbeda dari anggota keluarga Brix lainnya. Dengan dimensi 276x384x128mm (volumenya kira-kira 10-liter) dan chassis ala tabung oval, device mungkin tak lagi pantas disebut mini PC. Desain tubuhnya mengingatkan saya pada penampilan power cell robot atau pesawat luar angkasa di film-film sci-fi, apalagi Gigabyte memanfaatkan kombinasi warna hitam dan hijau, dipadu sistem pencayahaan LED RGB di sisi atasnya.

Gigabyte Brix Gaming GT 2

Rancangan tabung juga merupakan bagian dari solusi pembuangan panas low noise di sana: udara dingin dialirkan dari bawah dan dibuang ke atas – kedua bagian tutup bahkan bisa diangkat untuk memaksimalkan sirkulasi udara. Kabel dan sejumlah port disembunyikan di belakang ‘kaki’ Brix Gaming GT, namun konektivitas esensialnya sendiri (seperti port LAN, USB 3.1, USB 3.1 type-C Thunderbolt, HDMI) diposisikan di samping sehingga PC mudah disambungkan ke headset VR.

Gigabyte Brix Gaming UHD 3

Dua tipe Brix Gaming GT yang Gigabyte singkap masing-masing mempunyai nama lengkap GB-GZ1DTi7-1070-NK-GW dan GB-GZ1DTi7-1080-OK-GW. Melihat namanya, Anda mungkin sudah bisa menerka varian chip grafis yang mentenagainya. Gigabyte memberikan pilihan GeForce GTX 1080 dan GTX 1070. Kedua model dibekali pernak-pernik dan prosesor serupa, yaitu Intel Core Skylake i7-6700K. Perbedaan lainnya hanya terletak pada jumlah RAM, yakni 16GB di GZ1DTi7-1070-NK-GW dan 32GB di GB-GZ1DTi7-1080-OK-GW.

Melihat komposisi hardware-nya, Brix Gaming GT tak hanya sanggup menyajikan konten virtual reality. Secara teori device dapat menjalankan video game di resolusi 4K – terutama tipe ber-GPU GTX 1080. Buat ruang penyimpanan, perangkat memanfaatkan storage jenis SSD M.2 SATA 240GB ditambah hardisk 1TB.

Hingga saat artikel ini ditulis, Gigabyte belum menginformasikan kapan Brix Gaming GT akan tersedia, dan berapa harga dari masing-masing produk.

Via PC Gamer.

MSI Singkap Trident, Gaming PC VR Ready Termungil di Dunia

Kata ‘pertama’ sepertinya jadi  matra MSI di era virtual reality. Di awal 2016, mereka mengungkap notebook gaming VR ready pertama di dunia, lalu disusul versi mobile workstation-nya. Hadirnya teknologi Nvidia Pascal di laptop memungkinkan MSI mempertipis ukuran produk, dan belum lama ini perusahaan asal Taiwan itu resmi meluncurkan PC backback  VR One.

Di pertengahan bulan November ini, MSI lagi-lagi memperkenalkan penjelmaan selanjutnya dari perangkat pendukung headset virtual reality: MSI Trident, desktop gaming VR Ready dengan volume terkecil di dunia. Selain sanggup menunjang HTC Vive dan Oculus Rift, seperti beberapa perangkat MSI lainnya, Trident juga telah memperoleh sertifikasi program Xbox Play Anywhere serta PlayStation Now.

MSI Trident 1

MSI Trident memiliki tubuh balok dengan desain asimetris. Warna hitam mendominasi permukaannya, dipadu warna merah pada lampu LED di bagian ujung serta icon-icon port. Di atas, Anda bisa menemukan logo naga Gaming G Series yang familier. Perangkat ini mempunyai ukuran kurang lebih sebesar console Xbox One, berdimensi 345,25×232,47×71,83mm (Xbox One berukuran 33,3×27,4×7,9cm).

Device dapat digunakan secara horisontal maupun vertikal, cukup dengan menambahkan stand. Ia juga dibekali interface VR-Link berisi port HDMI sehingga pengguna dapat mudah memasang head-mounted display. MSI tak lupa membubuhkan software One-click-to-VR: cukup menekan satu tombol, sistem segera dioptimalkan untuk virtual reality. Dan tentu saja, Anda bisa mengutak-atik lampu LED RGB Mystic Light di sana, misalnya menentukan warna ataupun pola pencahayaan.

MSI Trident 1

Buat mentenagai Trident dari sisi grafis, produsen memanfaatkan versi custom kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 Gaming. GPU ini sudah dimodifikasi, dilengkapi sistem pendingin yang lebih mumpuni. MSI turut mengusung solusi pendingin Silent Storm Cooling 2 demi menjaga suhu internal PC tetap sejuk, memastikan Trident bekerja secara hening dan menjaga komponen-komponennya dari masalah overheat.

MSI menyediakan dua pilihan prosesor, yakni Intel Core i5-6400 atau i7-6700, dan Anda dipersilakan mencantumkan RAM DDR4 hingga maksimal 32GB; lalu MSI menggunakan PSU 230W buat memasok tenaga. Untuk sebuah perangkat yang tidak begitu besar, konektivitas Trident terbilang sangat lengkap, ada tiga port USB 3.1 (salah satunya menyimpan fitur Super Charger 2), empat USB 2.0, HDMI, satu USB 3.1 type-C, LAN, serta port audio in/out.

Saat artikel ini ditulis, Micro-Star International belum menyinggung harga dari Trident dan countdown di MSI.com masih berlangsung. Produsen hanya bilang, produk akan mulai tersedia di bulan November 2016.

Pererat Kerja Sama Dengan AMD, Alienware Sajikan Radeon RX 480 di Gaming PC Mereka

Sudah cukup lama Nvidia mendominasi gaming PC branded kelas high-end. Beberapa produsen ternama malah menunjukkan kurangnya antusiasme mereka buat memanfaatkan GPU Radeon, padahal ia bukan hanya tidak kalah canggih, tapi juga ditawarkan di harga lebih bersahabat. Menariknya, ada satu brand premium terkenal mencoba mengubah manuver mereka.

Mungkin merasa gerah melihat para kompetitor Asia yang kian merajalela, Alienware kembali mempererat kolaborasi mereka bersama AMD, dengan bangga menyematkan kartu grafis berasitektur Polaris terbaru di produk andalan seperti Aurora R5 dan Area 51. Langkah ini patut memperoleh perhatian, karena kehadiran Radeon RX 480 di sana membuat harganya lebih ekonomis.

Alienware Aurora R5

Demi menunjukkan kebolehan device-device tersebut, Alienware Aurora R5 dipamerkan di booth AMD saat Gamescom 2016 berlangsung, semuanya ditenagai RX 480 dan juga dipakai di event Miss Rage Twitch. Konsumen yang mempunyai modal lebih sedikit pun masih diberikan kesempatan buat meminang Alienware. Anak perusahaan Dell spesialis gaming ini memberikan opsi non-Polaris berupa R9 M470X di form factor ala Steam Machines, Alpha R2.

Alienware Alpha R2

Area 51 tak lupa memperoleh dukungan Radeon, bagian dari program ‘penyediaan 1.000 konfigurasi hardware‘. Di sini, konsumen dipersilakan untuk gila-gilaan dengan menyematkan tiga buah kartu grafis Radeon RX 480 via Crossfire. Setup ini berikan tingkat performa yang mampu mengungguli penawaran dari Nvidia. Tersedianya RX 480 menunjukkan kesanggupan Aurora R5 (dan Area 51) dalam menangani headset virtual reality.

Alienware Area 51 1

Perlu Anda ketahui, tiga buah Radeon RX 480 tidak serta-merta membuat kapabilitas grafis Alienware Area 51 jadi tiga kali lebih tinggi. Teknologi Crossfire tidak menyajikan lompatan kinerja secara linear, karena faktor ini turut dipengaruhi driver dan kompatibilitas permainan. Tentu saja, tiga GPU VR Ready AMD itu tetap menghidangkan kualitas grafis lebih mumpuni.

Berbicara soal harga, mari kita mulai dari Alpha R2 dengan R9 M470X. Model ini dijajakan mulai dari harga US$ 550, dilengkapi prosesor Intel Core i3 6100T, RAM DDR4-2133 8GB, penyimpanan HDD 500GB, dan berjalan di Windows 10.

Di keluarga Aurora R5, varian ber-GPU Radeon RX 480 dengan Intel Core i5-6400, RAM DDR4-2133 8GB dan HDD 1TB merupakan pilihan yang lebih murah dari model bertenaga GeForce GTX 970. Device dibanderol seharga mulai dari US$ 1.000.

Oh, Anda menginginkan Alienware Area 51 bersenjata tiga Radeon RX 480? Siapkan saja uang sekitar US$ 3.800.

Untuk sekarang, opsi AMD Radeon di gaming PC Alienware baru tersedia di wilayah Eropa.

Via Digital Trends.