Utamakan Aspek Kolaborasi, Google Perbarui Fitur Komentar di Docs, Sheets dan Slides

Kehadiran layanan macam Google Docs tentunya sangat membantu kita tetap produktif di mana saja dan kapan saja. Mau di kantor menggunakan komputer atau di taksi menggunakan smartphone, kita tetap dapat berkolaborasi dengan rekan dalam menggarap suatu dokumen secara bersamaan.

Kolaborasi merupakan faktor penting yang akhirnya menjadi fitur utama di deretan produk Google Docs, Sheets dan Slides. Maka dari itu Google cukup rajin mengirim update guna menyempurnakan pengalaman kolaborasi yang pengguna rasakan setiap harinya.

Dalam update versi terbaru, aplikasi Google Docs, Sheets dan Slides di Android dan iOS kini sudah membawa dukungan fitur komentar. Hal ini tentunya akan memaksimalkan komunikasi di antara para pengguna yang tengah bersama-sama mengerjakan suatu dokumen. Untuk berpindah dari satu komentar ke yang lain, pengguna tinggal menerapkan gesture swipe – di Android sebelumnya sudah bisa, tapi baru untuk iOS.

Selain fitur komentar, versi anyar Google Docs, Sheets dan Slides untuk mobile ini juga membawa fitur Instant Mention, dimana pengguna dapat mengirim notifikasi email ke pengguna lain dengan cepat. Cukup ketikkan nama atau alamat email di kolom komentar, maka daftar kontak yang relevan akan muncul dan pengguna tinggal memilih mana yang hendak di-mention – tidak perlu mengetikkan “+” atau “@” terlebih dulu.

Meski sepintas terkesan berfokus pada versi mobile, Google tidak melupakan versi web-nya. Terhitung mulai tanggal 10 Februari nanti, Google Docs, Sheets dan Slides versi web juga akan kedapatan fitur Instant Mention.

Namun yang lebih menarik lagi, khusus Google Docs versi web, nantinya pengguna juga bisa menikmati fitur Instant Comment. Dengan fitur ini, tombol untuk menambahkan komentar akan muncul setiap kali pengguna menyeleksi teks atau mengarahkan kursor mouse pada sisi halaman.

Sumber: Google Apps Updates.

Google Dilaporkan Telah Mengapalkan 5 Juta Headset Cardboard

Di ranah virtual reality, Google Cardboard melambangkan harapan, terutama bagi mereka yang bersemangat menikmati VR tetapi masih ragu untuk mengeluarkan uang ratusan dolar demi produk sekelas Oculus Rift. Perjalanan Cardboard berawal di pengungkapannya dalam Google I/O 2014, dan kira-kira satu setengah tahun setelahnya, produk ini mencetak rekor membanggakan.

Melalui blog resmi, vice president of VR Google Clay Bavor mengumumkan bahwa mereka sukses mengirimkan lebih dari lima juta unit headset virtual reality berbahan kardus tersebut. Angka itu meliputi unit gratis yang dikirimkan ke pelanggan New York Times, edisi terbatas Star Wars, serta versi kolaborasi Google dengan Mattel. Lima juta juga menunjukkan, penetrasi Cardboard ke konsumen awam lebih tinggi dibanding produk smartwatch dan fitness tracker.

Prestasi tim VR Google tak berhenti sampai di sana. Konsumen sudah menginstal aplikasi VR sebanyak 25 juta kali. Via infografis, sang raksasa internet memperlihatkan tiga tahap peningkatan, lima juta dari Juni 2014 ke Februari 2015, lalu bertambah 10 juta lagi di Oktober 2015. Kenaikan paling tinggi terpantau berada di tiga bulan terakhir 2015 dengan 10 juta instalasi. Di Google Play sendiri, terdapat 1.000 lebih app khusus Cardboard.

Google Cardboard 02

Google juga menyingkap lima aplikasi virtual reality terfavorit – berdasarkan jumlah instalasi, rating, serta ulasan dari user. Berikut daftarnya:

  1. Chair in the Room
  2. Vrse
  3. Lamper VR: Firefly Rescue
  4. Caaaaardboard!
  5. Proton Pulse

Terhitung 350.000 jam dihabiskan konsumen buat menonton video VR di YouTube, dan jika dikumpulkan semuanya, ada lebih dari 75.000 foto virtual reality dijepret dari Cardboard Camera. Tentu head-mounted display berkonsep DIY ini bukan hanya berguna di bidang hiburan saja. Para siswa di berbagai belahan dunia turut memanfaatkan Cardboard untuk melakukan studi wisata ‘virtual’ ke 150 lokasi menarik via program Expeditions Pioneer.

Headset Cardboard terdiri atas komponen-komponen sederhana. Spesifikasinya dedesain oleh Google, tetapi tidak ada vendor resmi yang menyediakan device. Daftar pernak-pernik, skema rancangan, dan instruksi perakitan tersaji gratis di website, memungkinkan orang menyusunnya sendiri. Google sempat merilis update desain di Google I/O 2015 sehingga headset kompatibel dengan smartphone berlayar 6-inci.

Alternatif mudahnya, Cardboard bisa Anda beli di BukaLapak atau Tokopedia. Terdapat pula beberapa online store khusus produk VR, seperti VRIndo dan Unomax. Harganya bervariasi, dari puluhan sampai ratusan ribu Rupiah.

 

Inbox by Gmail Kini Tampilkan Hasil Pencarian dalam Wujud Kartu Quick Answer

Tidak henti-hentinya Google menghadirkan fitur baru ke aplikasi email andalannya, Inbox by Gmail. Lewat update terbarunya, aplikasi tersebut kini semakin pintar dalam hal menampilkan hasil pencarian secara cepat dan akurat.

Sehari-harinya kita pasti cukup sering mencari informasi penting yang tersimpan dalam email, mulai dari alamat, nomor keanggotaan, tagihan sampai ID tracking pesanan barang. Selama ini kita memang bisa melakukan pencarian terhadap informasi-informasi tersebut, akan tetapi hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk deretan email, sehingga kita masih harus membukanya secara manual.

Dalam versi terbaru Inbox by Gmail, hasil pencarian akan ditampilkan dalam wujud kartu jawaban yang akan langsung menyorot informasi yang kita cari. Dengan demikian, kita tak perlu lagi membuka email satu per satu untuk menemukan informasi yang kita cari.

Fitur Quick Answer Card pada Inbox by Gmail

Semisal kita mencari status pengiriman dari sebuah barang yang kita pesan secara online, Inbox akan menampilkan hasilnya langsung yang mencakup estimasi tanggal sampainya barang tersebut. Inbox juga menyediakan tombol yang akan memberikan akses cepat untuk melakukan tracking dari barang tersebut.

Di bawah kartu-kartu yang Google sebut dengan istilah “Quick Answer” tersebut, Inbox akan menampilkan deretan email yang disortir berdasarkan waktu. Kendati demikian, Google menjelaskan bahwa besar kemungkinan Anda tak perlu melihat ke bagian ini, karena jawaban yang Anda cari sudah ditampilkan dalam wujud kartu-kartu tadi.

Update ini tentunya membuktikan bahwa Google memang begitu ahli dalam hal pencarian informasi. Bukan tidak mungkin nantinya sistem kartu Quick Answer seperti ini bakal mampir ke Gmail secara luas.

Sumber: Gmail Blog. Gambar header: Google.

Quick Reply dan Shortcut Obrolan Bakal Hadir di Google Hangouts 7.0

Google tampaknya sedang sibuk mengerjakan pembaruan terkini untuk aplikasi chat sekaligus panggilannya, Hangouts. Bila versi ini nanti resmi digulirkan, maka Hangouts untuk Android sudah memasuki versi 7.0 dan kabar baiknya sejumlah hal baru akan diboyong oleh versi ini.

Dilansir oleh AndroidPolice, Hangouts 7.0 kemungkinan akan menjadi realisasi tahap pertama atas rumor tahun lalu yang mengatakan bahwa Google akan “menyunat” fitur SMS di Hangouts. Keyakinan ini ditandai dengan permintaan Hangouts kepada pengguna untuk berpindah dari SMS ke Google Messenger. Pun begitu, bukan berarti rumor tersebut benar adanya.

hangouts 7.0 quick reply

Fitur lainnya, Google Hangouts 7.0 juga bakal menawarkan cara baru dalam menjawab pesan, di mana kini pengguna dapat langsung membalas pesan yang ditampilkan dari notifikasi. Tambahan baru ini memang bukan sesuatu yang istimewa, mengingat sejumlah aplikasi pesan instan lain sudah lebih dahulu menyajikannya. Google Hangouts sendiri sudah mulai menawarkan fitur ini beberapa bulan yang lalu ketika versi terbarunya menjumpai pengguna iOS, begitupun aplikasi Google Messenger.

Yang membuat fitur ini menarik, Google menambahkan tombol di sebelah kanan atas yang berguna untuk menyimpan pesan yang sudah ditulis untuk kemudian diteruskan melalui aplikasi Hangouts.

Berikutnya, Google juga menambahkan fitur baru yang memudahkan pengguna untuk menempatkan shortcut percakapan atau pesan grup tertentu ke layar home. Fitur ini dapat dijumpai di tombol menu jendela percakapan. Adapun tujuannya adalah untuk memudahkan pengguna melanjutkan obrolan yang tertunda karena pekerjaan atau hal lainnya.

Google Hangouts 7.0 saat ini masih dalam tahap awal peluncuran. Update sekarang dari Play Store atau jika belum tersedia, Anda bisa mengunggah versi APK di tautan ini untuk menjajalnya sekarang.

Sumber berita AndroidPolice dan gambar header Shutterstock.

Pemerintah Ingin Kirim 200 Teknopreneur Tiap Tahun Jalani Inkubasi di Silicon Valley

Demi mewujudukan rencana pemerintah untuk menghasilkan 200 teknopreneur setiap tahunnya dan secara keseluruhan 1000 teknopreneur hingga tahun 2020, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melakukan kemitraan kepada startup dan perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat. Nantinya perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Microsoft, serta startup dan inkubator lainnya diminta untuk menampung 200 teknopreneur yang telah dinyatakan lulus seleksi di Indonesia.

“Saya sudah berbicara dengan Sergey Brin, kalau bisa jangan hanya 7 startup asal Indonesia saja yang diinkubasi [dalam program Google Launchpad Accelerator] tapi 200 startup asal Indonesia juga bisa diberikan mentoring dari pakar serta pelaku perusahaan teknologi dan startup di Silicon Valley,” kata Menkominfo Rudiantara saat acara Gelar Diskusi “@5minutes for E-Commerce 2016” idEA di Hotel Le Meridien Jakarta (22/01).

Rudiantara menegaskan selama ini di Indonesia fungsi inkubator, kegiatan seperti hackathon, dan lainnya tidak memiliki kelanjutan yang pasti. Para pemenang dan peserta tidak diberikan informasi pembelajaran lebih lanjut untuk bisa mengembangkan startup yang sukses dan bertahan untuk jangka panjang.

Untuk itu, selain mengembangkan kegiatan mentoring di Indonesia, Kominfo, dibantu dengan para pelaku e-commerce, pemilik startup lokal, dan asing, diharapkan bisa bersama mengumpulkan dana serta memberikan kontribusi kepada calon pelaku e-commerce di Indonesia.

“Saya harapkan melalui program CSR masing-masing perusahaan, uang yang ada bisa dialokasikan untuk rencana kami [pemerintah] mewujudkan teknopreneur handal dan berkualitas di Indonesia,” kata Rudiantara

Secara aktif pemerintah juga masih melakukan kegiatan promosi kepada para investor asing untuk mulai berinvestasi di Indonesia untuk menanamkan modal di industri e-commerce, teknologi dan lainnya. Salah satu kegiatan yang disebutkan Rudiantara adalah melakukan pendekatan dengan pengusaha yang dikenal sebagai ‘super angel’ asal Kanada yang kerap berinvestasi dan menyediakan seed funding untuk early stage startup, Wesley Clover.

“Secara khusus saya mengajak Wesley untuk ikutan berinvestasi di Indonesia, terutama untuk e-commerce, startup serta perusahaan teknologi lainnya asal Indonesia yang saat ini semakin menggairahkan,” kata Rudiantara.

Penanganan pajak yang adil serta dukungan kementrian perdagangan

Di kesempatan yang sama, perwakilan Ditjen Pajak (DJP) juga turut memberikan dukungannya kepada industri e-commerce di Indonesia. Salah satu bukti nyata yang dilakukan Ditjen Pajak untuk e-commerce di Indonesia adalah dengan membentuk tim e-commerce di DJP yang secara khusus mengatur, memonitor, dan mendukung jalannya usaha e-commerce lokal hingga asing.

“Kami dari DJP ingin menjadi rekan serta partner para pelaku e-commerce bukannya menjadi penghalang, untuk itu menjadi hal yang penting bagi DJP untuk menerapkan pajak yang adil untuk para pelaku e-commerce dan bisnis lainnya,” kata perwakilan Ditjen Pajak Yulianingsih.

DJP mencatat hingga kini masih sulit untuk melakukan pengawasan kepada industri e-commerce. Selain jumlahnya yang makin bertambah, tidak ada laporan yang jelas siapa saja pelaku e-commerce dan UKM di Indonesia, hingga belum transparannya laporan keuangan dan transaksi yang ada.

“Untuk itu, bagi DJP penting untuk segera dibuatnya National Payment Gateway, agar pihak-pihak terkait seperti Bank Indonesia, OJK, Ditjen Pajak bisa memonitor seluruh kegiatan keuangan yang terjadi di e-commerce,” kata Yulianingsih.

Ditjen Pajak juga berharap nantinya semua perusahaan teknologi serta e-commerce asing yang memiliki induk perusahaan di luar negeri agar bisa melaporkan perusahaannya di Indonesia, bukan hanya cabang perusahaan saja agar bisa dikenakan pajak yang sesuai oleh Ditjen Pajak. Hal ini penting agar perlakuan yang adil kepada seluruh e-commerce yang ada Indonesia bisa terwujud.

Sementara itu Kementerian Perdagangan yang diwakili Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Sri Agustina mengungkapkan nantinya akan dibuat regulasi yang secara jelas menuliskan bahwa semua investor asing yang menanamkan modal kepada startup dan layanan e-commerce di Indonesia harus berfungsi sebagai mitra.

“Kami juga nantinya akan mengatur peraturan yang sifatnya light touch regulation, yaitu peraturan yang sifatnya meringankan para pelaku UKM serta e-commerce pemula,” kata Sri Agustina.

Hingga kini Kemendag, dibantu oleh Kominfo, DJP, idEA dan asosiasi serta lembaga e-commerce lainnya, masih menyusun peraturan serta regulasi yang jelas dan tentunya memudahkan, agar UKM dan lembaga e-commerce di Indonesia, bisa mengakomodir dan memberikan layanan lebih baik kepada masyarakat Indonesia yang saat ini makin antusias menerima berbagai ragam e-commerce.

[Ask the Expert] Bagaimana Cara Mempercepat Indeks Google untuk Blog Baru?

Pertanyaan ini dilemparkan oleh salah seorang peserta workshop di mana saya menjadi salah satu pematerinya. Namun tidak dijawab dikarenakan tidak berkaitan dengan topik yang dibahas waktu itu, saya kemudian berjanji akan memberikan jawaban melalui kolom Ask the Expert di DailySocial. Hari ini akhirnya bisa terwujud, semoga pertanyaan ini juga mewakili problema yang dihadapi sobat DS lainnya.

Pertanyaan:

Bagaimana cara mempercepat crawl indeks Google untuk blog yang benar-benar baru?

Jawaban:

Google mempunyai mesin yang dinamakan Googlebots, tugasnya adalah mengumpulkan berkas suatu situs atau blog untuk kemudian ditampilkan di mesin pencari. Sehingga semua orang bisa menemukannya. Tapi Googlebots tidak bekerja sembarangan, ia mempunyai standar-standar khusus yang apabila tidak dipenuhi maka blog bersangkutan relatif membutuhkan waktu yang lama untuk terbaca olehnya. Apalagi jika blog tersebut baru lahir beberapa hari yang lalu.

Ada beberapa tips untuk mempercepat indeks Google di blog baru.

  • Pastikan Anda mengatur agar blog terbaca oleh mesin pencari. Caranya kalau di blog berbasis WordPress, klik Setting – Reading dan pastikan tidak ada tanda centang di opsi Discourage search engines from indexing this site.
  • Buatlah peta situs. Peta situs biasanya dalam format XML yang terdiri dari daftar seluruh halaman yang ada di blog sobat. Peta situs akan membantu Googlebots untuk membaca halaman baru dan seberapa sering crawl dilakukan untuk halaman tertentu. Cara membuat peta situs di masing-masing platform berbeda, namun submitnya tetap sama yaitu ke Google Webmaster Tool.
  • Submit peta situs ke Google Webmaster Tool. Nah, khusus yang satu ini nanti akan saya buatkan tutorialnya, jadi tetap pantau Dailysocial.
  • Submit blog ke mesin pencari, tautannya di sini.
  • Bagikan tautan blog baik itu halaman utama maupun tulisan baru ke jejaring sosial, bisa ke Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Stumbleupon, dan lain-lain. Maka dari itu, buatlah akun khusus untuk blog di masing-masing platform.
  • Manfaatkan fitur Fetch as Google yang memang disediakan sendiri oleh Google. Untuk mempergunakannya, Anda harus punya akun Google Webmaster kemudian klik Crawl – Fetch as Google.
  • Tingkatkan kecepatan blog, karena Google mempunyai standar yang tinggi ketika menilai kecepatan loading sebuah halaman. Googlebots biasanya juga membuat semacam rating sebagai ukuran kecepatan indeks. Mulai dari slow, normal dan fast. Namun Anda boleh mengubahnya ke posisi yang paling cepat, caranya masuk ke Google Webmaster Tool – Crawl Rate. Tapi tentunya langkah ini harus diimbangi dengan peningkatkan kecepatan server blog. Tanpa itu, trik ini tidak akan bekerja dengan efektif.

Demikian beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mempercepat indeks mesin pencari untuk blog baru. Namun tak tertutup kemungkinan masih ada trik-trik rahasia lain yang tak lebih jitu yang sobat DS ketahui. Jika ada, boleh dong dibagikan ke yang lain.

Sementara bagi sobat DS yang hendak mengirimkan pertanyaan seputar gadget, teknolog, blog dan SEO, silahkan mengisi form ini dan mengirimkannya ke redaksi. Pelajari juga apa itu blog di artikel saya sebelumnya, klik di sini. Dan Apa itu SEO di sini.

Sumber gambar header Shutterstock.

Install Aplikasi Android Bisa Langsung dari Google Search?

Ketika sukses menyebarkan “virus” Android hampir ke sebagian besar perangkat mobile, Google seperti menemukan tambang emas terpendam yang selama ini tersembunyi. Sekarang, lihat bagaimana Android menjadi platform sistem operasi mobile terbesar di dunia dan Google pun dengan leluasa menguasai ekosistem piranti lunaknya.

Kendati demikian, nafas yang membuat jantung Google berdetak adalah pencarian atau mesin pencari. Mesin pencari terus menjadi komponen vital yang perlahan namun pasti melahirkan peluang-peluang baru bagi Google. Dan Google dengan cerdas memanfaatkan mesin pencari untuk membantu mendorong perkembangan produknya yang lain. Yang terbaru Google dikabarkan sedang mencoba membuat semacam integrasi pemasangan aplikasi Android di hasil pencarian sehingga pengguna dapat langsung memasang aplikasi dari sana tanpa harus menuju ke Play Store terlebih dahulu.

Fitur yang hanya bisa bekerja di aplikasi Google ini nantinya akan menampilkan jendela baru yang terdiri dari tombol pemasangan aplikasi seperti yang ditemukan di Play Store. Integrasi ini mempersingkat prosedur pemasangan aplikasi sekaligus membuat pengguna semakin lama di mesin pencari. Sebelumnya – dan masih dirasakan sebagian besar pengguna saat ini, di mana ketika aplikasi di antara hasil pencarian diklik, maka sistem akan meneruskan penguna ke aplikasi Play Store untuk memasangnya sendiri secara manual.

Perubahan kecil tapi penting ini menurut sumber sedang digulirkan secara bertahap, Google sendiri belum memberikan keterangan resminya terkait fitur baru ini. Begitu juga soal apakah ia akan dihadirkan ke peramban Chrome dan Safari di masa mendatang.

Sumber berita Theverge dan gambar header Shutterstock.

Versi Terbaru Google Maps Bisa Tampilkan Petunjuk Arah Secara Otomatis

Sehari-harinya, saat berangkat dari rumah ke tempat kerja lalu pulang di sore hari, Anda mungkin sudah tidak membutuhkan petunjuk arah dari Google Maps. Padahal, seandainya Anda mengaktifkan mode navigasi, Anda bisa mendapatkan informasi penting macam titik-titik macet maupun jalanan yang ditutup karena alasan tertentu.

Ketimbang harus mengaktifkan secara manual, Anda sekarang bisa menikmati fitur baru di Google Maps bernama Driving Mode. Berkat fitur ini, informasi-informasi penting seperti di atas bisa didapatkan hanya dengan menyentuh satu icon di homescreen saja.

Dalam Google Maps versi 9.19 untuk Android, pengguna bisa menempatkan widget Driving Mode pada homescreen. Tap icon tersebut, maka Anda akan langsung dibawa menuju tampilan navigasi tanpa harus mencantumkan lokasi yang dituju – atau Anda juga bisa mengaktifkannya lewat menu “Start Driving” pada aplikasi Google Maps.

Fitur Driving Mode di Google Maps

Driving Mode memanfaatkan informasi yang tersimpan dalam history Anda. Pada saat jam pulang kerja, Driving Mode tahu bahwa Anda hendak berangkat kembali ke rumah, lalu menampilkan estimasi waktu perjalanan sekaligus kondisi lalu lintas di rute-rute yang mungkin Anda lewati. Anda memang sudah hafal rutenya, tapi paling tidak Driving Mode bakal menghindarkan Anda dari kemacetan.

Tak hanya untuk rute berangkat kerja dan pulang, Driving Mode juga akan menampilkan rute perjalanan menuju lokasi-lokasi yang belum lama ini Anda cari di Google Maps atau Google Search. Dengan kata lain, Driving Mode akan membuat asumsi ke mana Anda akan pergi berdasarkan informasi-informasi tersebut. Kalau ternyata asumsinya salah, pengguna tinggal mencantumkan lokasi tujuan seperti biasanya.

Pengguna Android saat ini sudah bisa meng-update Google Maps ke versi 9.19 langsung dari Google Play. Buat pengguna iOS, sayang Google tidak mengungkapkan apakah fitur Driving Mode ini juga bakal tersedia dalam waktu dekat.

Sumber: Google Maps Blog via Android Police. Gambar header: Google Maps via Shutterstock.

Lenovo Jadi yang Pertama Garap Smartphone Project Tango

Masih ingat dengan Google Project Tango? Ide tentang sebuah smartphone yang dapat mempelajari konsep ruang dan gerakan ini Google perkenalkan hampir dua tahun yang lalu, dan sekarang tampaknya kerja keras tim pengembangnya sudah menemukan titik terang.

Memang tidak dijelaskan secara merinci perkembangan signifikan apa yang dilalui Project Tango sejauh ini. Akan tetapi salah satu pabrikan hardware, yaitu Lenovo, telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan smartphone yang dibekali teknologi tersebut. Lenovo tidak sendirian, mereka bekerja sama langsung dengan Google dan Qualcomm guna mengoptimalkan kinerja hardware dan software-nya.

Ide dasarnya sebenarnya tidak berubah. Smartphone ini nantinya sanggup mengenali ruangan beserta objek di dalamnya, lalu menampilkannya di layar secara tiga dimensi. Tak cuma itu, ia juga mampu membaca gerakan pengguna secara akurat, membuka potensinya menjadi jendela menuju dunia virtual yang hanya akan terbatasi oleh kreativitas para developer.

Bicara soal developer, Lenovo dan Google pun mengajak para developer untuk merancang aplikasi yang dioptimalkan buat Project Tango. Seperti yang kita tahu, teknologi canggih macam ini bakal terasa percuma apabila tidak ada konten yang cukup untuk dinikmati pengguna. Nantinya, aplikasi yang dinilai terbaik bakal disematkan ke smartphone Project Tango dari Lenovo secara default.

Sejauh ini juga belum ada rincian spesifikasi sama sekali terkait smartphone Project Tango besutan Lenovo ini. Satu hal yang bisa dipastikan, ia bakal ditenagai oleh prosesor Qualcomm Snapdragon yang cukup bertenaga mengingat prototipenya saja perlu melakukan sebanyak 250 ribu kalkulasi per detik.

Kalau melihat gambar teaser-nya, desainnya juga jauh lebih menarik ketimbang prototipe dua tahun silam. Pada bagian belakangnya, bisa kita lihat bahwa tak cuma kamera standar yang ada di sana, tapi komponen yang sepertinya merupakan kamera motion tracking sekaligus sensor kedalaman (depth) – sekaligus komponen yang berada di bawah kamera yang menurut saya adalah sebuah sensor sidik jari.

Project Tango sepertinya dapat mengubah persepsi negatif kita tentang kompetisi smartphone yang semakin lama semakin terasa seperti sekedar adu spesifikasi belaka. Kita nantikan saja kehadirannya pada musim panas tahun ini.

Sumber: Business Wire.

Inilah Penampakan Versi Kedua Google Glass yang Ditujukan Buat Kaum Profesional

Sudah cukup lama kita tidak mendengar kabar mengenai salah satu inovasi teknologi paling kontroversial di dunia, Google Glass. Setelah program Explorer-nya dihentikan di bulan Januari kemarin, sejatinya ada banyak rumor yang beredar seputar Google Glass dari berbagai sumber.

Namun yang terbaru kali ini datang dari organisasi pemerintahan Amerika, FCC (Federal Communications Commision), dalam wujud foto asli perangkat. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, sejatinya tidak ada banyak perubahan pada versi baru Google Glass.

Meski sepintas kelihatan sama, sebenarnya ada banyak peningkatan yang signifikan pada versi kedua Google Glass ini. Satu yang paling mencolok adalah, frame-nya kini bisa dilipat layaknya kacamata biasa, dan secara keseluruhan Google Glass versi anyar ini mempunyai fisik yang tahan air dan lebih tahan banting.

Masih seputar fisiknya, prisma yang berperan sebagai layar Glass kini membesar guna memberikan tampilan yang lebih luas tepat di pandangan pengguna. Google kabarnya juga tengah menyiapkan sebuah battery pack eksternal yang akan menancap pada perangkat dengan memanfaatkan magnet.

Google Glass Enterprise Edition

Aspek internal Google Glass versi baru ini juga telah menerima banyak perubahan. Di antaranya adalah prosesor Intel Atom yang lebih kencang tapi juga lebih tidak cepat panas, kemudian ada konektivitas Wi-Fi 5 GHz dan komponen optik kamera yang lebih andal.

Menariknya, setiap kali pengguna nantinya mengaktifkan kamera milik Google Glass baru ini, sebuah lampu di bagian depannya akan menyala. Perubahan ini sepertinya sengaja diterapkan untuk menghapus stigma bahwa Google Glass beserta kameranya kerap melanggar privasi orang lain di sekitar penggunanya.

Namun perubahan yang paling penting untuk diperhatikan sejatinya adalah target pasarnya. Versi kedua Google Glass ini ditujukan buat kaum profesional, sehingga julukannya pun berganti dari Explorer menjadi “Enterprise Edition”.

Sejauh ini memang belum ada konfirmasi resmi dari Google, tapi Glass: Enterprise Edition ini rencananya hanya akan didistribusikan melalui program Glass for Work yang mencakup perusahaan-perusahaan. Bahkan rumornya sudah ada ratusan Google Glass: Enterprise Edition yang disebarkan ke para karyawan perusahaan yang terlibat dalam program tersebut.

Sumber: 9to5Google via TheNextWeb.