Super App Approach for The Future’s Collaboration Form

It is undeniable, that Gojek and Grab kinds of services as the top of mind are getting high awareness among users due to flexibility and simplicity offered within just one platform. Each platform is claimed to be the super app, not only just a ride-hailing tool, and has accommodated various services in the application.

Gojek’s Co-Founder who is recently appointed as Indonesia’s Minister of Education and Culture, Nadiem Makarim said in an interview that an application capable to be the one-for-all services would create a great potential in Indonesia.

“When you digitize human movement and trace back transactions, you create a new visibility level and understand very clearly how each city operates,” he said.

A similar statement comes from Grab’s CEO, Anthony Tan. He thought as the number of young users grows, it actually changes the habit and lifestyle in more digital ways. Through smartphones and apps, the data collected can be very useful for service development.

Starts in China

superapp

Since China, many applications have emerged offering solutions and provide more than one service. The term super app began to extend and happened to capture as much attention from people.

Super app has created a relevant ecosystem and needed on a daily basis. Starts from purchasing groceries, transportation, shopping and payment to the extent of entertainment.

Today, the super app model is rapidly growing in the emerging market, such as India, South America, and Southeast Asia. Its focus is on making horizontal expansion and dominating certain geographic spots aggressively. Eventually, with the right and relevant features and categories, the super app is predicted to be the future technology.

The Future Technology

Using the super app framework as the direction of many technology startups, it’ll be wiser for those startups, corporates, and brands to collaborate and create an application with a one-stop-shopping concept.

Gojek, for example, has partnered up with cinemas, health consulting service, and drug purchasing, also the news portal for users can stay longer in the application.

Grab, on the other side, provides grocery service with GrabFresh in collaboration with HappyFresh. Partnering with Grab allows HappyFresh to add more slots in the sales, also to improve delivery time.

HappyFresh’s CEO, Guillem Segarra said, the partnership approach, as the one with Grab, will give consumers easier access to groceries from their currently used app, without having to download the HappyFresh app.

“We believe in the partnership approach and it has proven with Grab. They are very helpful towards us getting new users. Hereby, we decided to stay open to other platforms with lots of user base,” He added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Grab Dorong Proyek Kendaraan Listrik di Indonesia

Electric vehicles atau dikenal sebagai kendaraan listrik menjadi salah satu inovasi yang diharapkan bisa memberikan dampak positif pada penurunan polusi. Grab, salah satu perusahaan teknologi besar di kawasan Asia Tenggara, mulai merencanakan membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik, termasuk di Indonesia.

Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, melalui statusnya, membagikan rencana Grab untuk ekosistem kendaraan listrik, khususnya di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa dalam akan ada sesuatu di “jalan-jalan” Indonesia sebelum akhir tahun ini.

“Indonesia akan menjadi sesuatu yang besar dalam proyek energi bersih, dan bertujuan untuk menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada tahun 2030. Indonesia akan membutuhkan ekosistem mitra penuh, mulai dari produsen kendaraan baterai hingga infrastruktur pengisian daya. Grab sangat mendukung untuk menyatukan semua orang untuk mencapai tujuan kendaraan listrik, dan ini adalah bulan November yang sibuk,” tulis Anthony.

Kendaraan listrik yang berpotensi mengaspal dalam waktu dekat adalah mobil Hyundai Ionio Electric dan motor Honda PCX Electric. Di pertengahan tahun ini, beberapa pengemudi Gojek juga menguji coba motor listrik sebagai bentuk kerja sama Gojek dan Astra International. Rencananya motor listrik, yang masih berharga mahal ini, akan disewakan melalui perusahaan.

Kabar mengenai masuknya Grab dalam inisiatif kendaraan listrik sudah santer terdengar sejak tahun lalu. November tahun 2018 Grab menerima pendanaan dari Hyundai dan Kia Motors senilai $250 juta atau setara Rp3,7 miliar. Termasuk dalam rencana dan kesepakatannya adalah pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Grab juga sudah resmi menjalin kerja sama dengan PLN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Rencana keduanya akan dilakukan bertahap dimulai dari kawasan Jabodetabek. Grab juga disebut sudah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memiliki charging station dari pihak PLN.

Soal kendaraan listrik, Grab sudah memiliki armada kendaraan listrik di Singapura sebagai hasil kerja sama dengan Hyundai. Penggunaan kendaraan listrik diharapkan bisa memberikan efisiensi dan keuntungan lebih bagi mitra. Untuk penerapan di Indonesia tampaknya hanya tinggal menunggu waktu, mengingat dorongan dari pemerintah cukup besar.

Application Information Will Show Up Here

Pendekatan “Super App” Sebagai Format Kolaborasi Masa Depan

Tidak dapat dipungkiri, layanan seperti Gojek dan Grab bisa menjadi top of mind dan mendapatkan awareness tinggi di antara pengguna karena fleksibilitas dan kemudahan yang ditawarkan dalam satu platform. Masing-masing platform mengklaim menjadi super app, tak hanya sekadar layanan ride hailing, dan sudah mengakomodasi berbagai layanan di satu aplikasi.

Dalam sebuah wawancara, Co-Founder Gojek Nadiem Makarim, yang kini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menyebutkan, aplikasi yang bisa menjadi layanan untuk semua memiliki potensi sangat besar dikembangkan di Indonesia.

“Ketika Anda mendigitalkan pergerakan manusia, barang, dan melacak semua transaksi, Anda membuat lapisan visibilitas baru dan mengetahui dengan jelas cara masing-masing kota beroperasi,” kata Nadiem.

Hal senada disampaikan CEO Grab Anthony Tan. Menurutnya, makin besarnya pertumbuhan pengguna dari kalangan muda telah mengubah kebiasaan dan gaya hidup menjadi lebih digital. Melalui smartphone dan aplikasi, data yang masuk bisa dimanfaatkan untuk pengembangan layanan.

Dimulai di Tiongkok

Sejak diawali di Tiongkok, mulai banyak bermunculan aplikasi yang mampu mengatasi masalah dan memberikan solusi lebih dari satu layanan. istilah super app kemudian mulai banyak dikembangkan dan ternyata mampu menarik perhatian orang banyak.

Super app telah menciptakan ekosistem yang relevan dan dibutuhkan setiap harinya oleh orang banyak. Mulai dari membeli kebutuhan sehari-hari, transportasi, pembelian dan pembayaran hingga hiburan.

Saat ini model super app berkembang pesat di pasar negara berkembang, seperti India, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Fokus super app adalah melakukan ekspansi secara horizontal dan mendominasi geografi tertentu secara agresif. Pada akhirnya, dengan fitur dan kategori yang tepat dan relevan, diprediksi super app menjadi teknologi masa depan.

Masa Depan

Dengan framework super app yang menjadi arahan banyak startup teknologi,  menjadi hal yang bijak bagi startup, korporasi, dan brand untuk berkolaborasi dan menciptakan aplikasi dengan konsep one stop shopping.

Gojek, misalnya, telah menggandeng bioskop, layanan konsultasi kesehatan dan pembelian obat-obatan, dan platform berita supay pengguna betah berlama-lama menggunakan aplikasinya.

Sedangkan Grab menghadirkan layanan pembelian barang-barang sehari-sehari bersama GrabFresh menggandeng HappyFresh. Kehadiran mitra Grab memungkinkan HappyFresh menambah lebih banyak slot pengiriman dan meningkatkan waktu pengiriman.

CEO HappyFresh Guillem Segarra menjelaskan, pendekatan partnership, seperti dengan Grab ini, akan memudahkan konsumen dalam mengakses layanan groceries dari aplikasi yang mereka pakai, tanpa harus mengunduh aplikasi HappyFresh.

“Kita percaya dengan pendekatan partnership dan sudah terbukti dengan Grab. Mereka sangat membantu kami dalam mendapatkan konsumen baru. Dari sini kami memutuskan untuk terbuka ke platform lain yang memiliki basis pengguna yang banyak,” unggap Guillem.

Grab Ikut Uji Coba Layanan Ojek Online di Malaysia

Grab dikabarkan ikut uji coba layanan ojek online “GrabBike” di Malaysia, sebulan setelah kompetitornya, Gojek, mendapat lampu hijau untuk memulai operasi terbatas.

Mengutip dari Reuters, pihak Grab mengatakan layanan pilot ini akan dimulai di Lembah Klang -wilayah paling maju di Malaysia, di mana ibu kota Kuala Lumpur berada. Tidak hanya ojek online, Grab akan rambah pengiriman makanan “GrabFood.”

Perusahaan segera membuka perekrutan mitra baru pada Senin (2/12) mendatang melalui situs resminya. Persyaratannya, mitra memiliki sepeda motor yang berusia tidak lebih dari lima tahun sejak tanggal pendaftaran, lisensi sepeda motor yang valid, dan ketentuan lainnya sebagaimana diberlakukan oleh Kementerian Transportasi Malaysia.

Mitra yang diterima dalam program uji coba akan diberikan jaket Grab dan dua helm secara gratis. Grab akan memberitahu pelamar yang berhasil lolos pada 9 Desember 2019 untuk mengikuti proses orientasi dan pelatihan.

Pemerintah Malaysia memperbolehkan pemain ride hailing roda dua seperti Gojek untuk uji coba terbatas selama enam bulan, mulai dari Januari 2020 sebagai skema percontohan untuk mengukur tingkat permintaan layanan tersebut.

Dalam kurun waktu tersebut, memungkinkan pemerintah dan perusahaan yang berpartisipasi untuk mengumpulkan data dan mengevaluasi tingkat permintaan. Sementara, para pejabat menyusun rancangan undang-undang perihal ojek online.

Diboyongnya GrabBike ke Malaysia, membuat dinamika persaingan Grab dan Gojek akan semakin seru di Malaysia. Selama ini Grab cukup nyaman dengan monopolinya bermain di taksi online.

Layanan GrabBike saat ini tersedia di Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

Kolaborasi Tamasia dan Grab, Pengguna Bisa Beli Emas Melalui Warung Mitra GrabKios

Tamasia dan Grab berkolaborasi untuk meluncurkan fitur pembelian emas. Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut setelah terpilihnya Tamasia dalam program Grab Venture Velocity (GVV). Fitur ini memungkinkan pengguna untuk bisa membeli emas melalui warung mitra GrabKios (sebelumnya Kudo) mulai Rp10.000. Pembelian akan dikonversikan dalam bentuk gram sesuai dengan harga emas pada saat itu.

Untuk pembayaran, pengguna bisa memanfaatkan virtual account dari beberapa bank, menggunakan Ovo, dan juga gerai Alfamart. Pembelian atau tabungan emas yang dimiliki dapat dicetak secara fisik dengan bentuk logam mulia bersertifikasi Antam dengan pilihan mulai dari 1,5,10, 25,50, dan 100 gram. Emas tersebut juga bisa langsung dikirimkan langsung ke alamat pelanggan GrabKios.

“Dengan terintegrasinya sistem Tamasia ke dalam platform GrabKios, masyarakat akan semakin mudah berinvestasi emas dan membantu mitra GrabKios untuk semakin mengembangkan usahanya,” terang Co-founder & CEO Tamasia Muhammad Assad.

Saat ini kurang lebih terdapat 2,6 juta mitra GrabKios yang tersebar di lebih dari 500 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk Tamasia, 70% pengguna mereka adalah kaum milenial yang tinggal di perkotaan. Kolaborasi keduanya akan sama-sama menguntungkan, Grab menambah daftar panjang layanan finansial yang dimiliki, Tamasia bisa menjangkau lebih banyak pengguna.

“Mitra kami di daerah tentu terbantu dengan hadirnya Tamasia di aplikasi GrabKios, mereka bisa menjual tabungan emas dengan mudah dan terjangkau,” terang Head of GrabKios Agung Nugroho.

Tamasia sendiri resmi meluncur pada tahun 2017. Sejak awal kemunculannya Tamasia mengusung konsep jual beli emas berbasis syariah.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gaet Qoala, Grab Bereksperimen Rambah Insurtech

Grab resmi menambah layanan insurtech dengan menggaet Qoala, seiring upaya mengukuhkan posisinya sebagai super app. Qoala adalah salah satu peserta dari Grab Ventures Velocity (GVV) batch kedua.

Kompetitornya, Gojek, telah lebih dahulu merilis layanan insurtech “GoSure” melalui portofolio investasinya, PasarPolis.

Saat ini layanan insurtech baru tersedia dalam bentuk shuffle card di laman utama aplikasi Grab. Produk asuransi yang tersedia untuk saat ini hanya asuransi proteksi layar ponsel.

Tampilan Qoala dalam aplikasi Grab
Tampilan Qoala dalam aplikasi Grab

Untuk menggunakan fitur ini, pengguna Grab cukup memilih merek ponsel dan modelnya. Setelah itu, konsumen memilih masa perlindungan, bisa satu, tiga, atau enam bulan. Harga preminya bergantung tipe ponsel. Pembayaran sepenuhnya cashless menggunakan Ovo.

Klaim, jika ada, diajukan melalui situs Qoala. Perbaikan ponsel dilakukan di salah satu service center rekanan Qoala. Dalam kurun waktu tujuh hari, barang digaransi selesai diperbaiki dan siap digunakan kembali.

Sebelum menggandeng Qoala, Grab lebih dahulu melakukan uji coba serupa dengan SayurBox dalam bentuk shuffle card. BookMyShow dan Sejasa pun melalui fase serupa sebelum mereka menjadi layanan resmi Tickets dan Clean & Fix.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menjelaskan, dalam proses uji coba seperti ini perusahaan sedang mempelajari sejauh apa relevansinya dengan kebutuhan pengguna. “Apabila ini proven, baru kita berani untuk perkenalkan sebagai real feature dan harapannya mereka bisa scale up bisnis lebih cepat,” katanya.

Beberapa peserta GVV tidak hanya melakukan uji coba layanan di layanan Grab, tapi juga di Kudo. Langkah ini bertujuan menyesuaikan dengan target pasar mereka, apakah cenderung B2B atau B2B2C, atau langung ke B2C. Bila B2C langsung diarahkan ke aplikasi Grab, sementara jika fokusnya ke konsumen bisnis diarahkan ke Kudo.

Di dalam aplikasi Kudo (kini bernama GrabKios) tersedia sejumlah tambahan produk, termasuk layanan nabung emas dan umroh sebagai hasil kolaborasi dengan Tamasia dan PergiUmroh.

Peserta GVV terdiri atas 10 startup, tujuh datang dari Indonesia, dua dari Singapura, dan satu dari Malaysia. Mereka adalah Eragano, PergiUmroh, Porter, Sayurbox, Tanihub, Tamasia, Qoala, Treedots, GLife, dan MyCash Online.

LinkAja Jadi Alternatif Pembayaran di Aplikasi Grab

Tidak hanya hadir di Gojek, LinkAja mulai menunjukkan diri sebagai alternatif pembayaran di aplikasi Grab. Hadirnya LinkAja mematahkan keeksklusifan Gopay dan Ovo yang sebelumnya hadir dalam dua raksasa ride hailing tersebut.

Kepada DailySocial, CEO LinkAja Danu Wicaksana menjelaskan pihaknya masih melakukan pengujian di Grab, sehingga belum semua pengguna bisa menikmatinya. “Ini masih testing dan belum commercial,” terangnya, Selasa (5/11).

Dia juga belum memastikan kapan LinkAja akan diresmikan sebagai opsi pembayaran di Grab untuk seluruh pengguna. Akan tetapi, untuk Gojek dia berharap akan dirilis pada akhir bulan ini.

Untuk mengaktifkan LinkAja di Grab, pengguna cukup memilih opsi “Add Payment Method” dan memilih logo LinkAja. Berikutnya memasukkan PIN dari nomor telepon yang terhubung dengan LinkAja. Langkah terakhir, sistem akan mengirimkan kode verifikasi sebelum pengguna mengaktifkan LinkAja.

Cara menambahkan LinkAja untuk pembayaran di Grab
Cara menambahkan LinkAja untuk pembayaran di Grab

Kehadirannya di Gojek dan Grab semakin melengkapi segmen transportasi yang dirambah LinkAja. Perusahaan sebelumnya mulai uji coba untuk pembayaran tiket KRL Jabodetabek dan sedang mempersiapkan diri untuk MRT Jakarta.

Tidak hanya dengan pemain besar, LinkAja juga resmi menjadi mitra pembayaran perdana untuk pemain ride hailing lokal, yakni Bonceng.

Akan tetapi untuk pembayaran tol, Danu menegaskan perusahaan sepenuhnya menyerahkan ke Jasa Marga yang bertindak sebagai merchant-nya. “Secara teknis sudah [siap dipakai], tapi masih dalam tahap pilot untuk uji coba scalability and reliability-nya.”

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, perseroan memilih untuk bermain ke ranah yang berbeda dan membatasi use case LinkAja sebagai pembeda dari pemain sejenis. Pergeseran strategi ini membuat perseroan dapat lebih berhemat karena tidak perlu jor-joran perang diskon untuk menarik pengguna.

Dia bahkan mengklaim biaya yang harus dikeluarkan LinkAja untuk promosi dalam satu tahun hitungannya sama dengan biaya satu bulan dari salah satu kompetitor. Meski konsekuensi dari keputusan tersebut membuat visibilitas LinkAja sebagai suatu brand tidak setenar yang lain.

“Karakter pengguna [milenial] itu adalah soal loyalitas, mereka akan pakai kalau ada diskon. Sementara kita berbeda, lebih ke arah daily use case, yang mana pasti akan dipakai setiap hari tanpa harus diberi diskon. Salah satu yang sudah dimasuki adalah tiket KRL Jabodetabek,” kata Ririek saat menjadi pembicara di Kompas100 Discussion.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GrabHealth Bersama Ping An Mulai Unjuk Diri di Indonesia

Layanan Grab di bidang kesehatan GrabHealth bersama Ping An Good Doctor mulai menunjukkan diri di Indonesia dan baru bisa dipakai untuk pengguna terpilih Grab.

GrabHealth itu sendiri adalah produk dari perusahaan patungan antara Grab dan Ping An yang fokus pada transformasi solusi O2O untuk layanan kesehatan di Asia Tenggara. Bila ditelusuri, perusahaan patungan ini bernama PT Good Doctor Technology. Terdaftar sebagai layanan medis online di Kemkominfo.

Sehingga bisa dikatakan Good Doctor adalah pemain baru healthtech di Indonesia yang siap bersaing dengan pemain sebelumnya seperti Halodoc, Alodokter, SehatQ, dan lainnya.

Fitur yang dihadirkan adalah konsultasi via chat, beli obat, artikel kesehatan, dan mengakses riwayat kesehatan serta transaksi di GrabHealth. Semua fitur dihadirkan di dalam aplikasi Grab tanpa harus mengunduh aplikasi lain.

Tampilan GrabHealth
Tampilan GrabHealth

Konsultasi dokter disediakan dalam dua tipe, konsultasi untuk mendapatkan saran gratis dari dokter umum in-house, atau pilih dokter umum atau spesialis dari rumah sakit mitra. Pilihan yang kedua dikenakan biaya mulai dari Rp15 ribu per 24 jam.

Sementara, untuk beli obat bekerja sama dengan mitra apotek. Satu mitra yang sudah mulai tersedia adalah K24. Kemungkinan yang pasti jumlah dan persebaran mitra akan diperluas untuk menjangkau seluruh pengguna Grab.

Industri kesehatan di Indonesia masih terfragmentasi. Regulasinya pun terbilang ketat dan kurang ramah dengan teknologi. Menyambut ramainya pemain teknologi, pemerintah baru-baru ini merilis aturan terkait penyelenggaraan telemedicine antar fasilitas layanan kesehatan. Aturan ini tertuang dalam Permenkes Nomor 20 Tahun 2019.

Tanggapan pemain healthtech tentang aturan tersebut sudah kami ulas. Pada intinya, pemain sepakat bahwa telemedicine tidak bisa dijadikan sebagai diagnosis utama, melainkan bantu menegakkan diagnosis secara jarak jauh.

Application Information Will Show Up Here

Kudo Lebur Layanan, Kini Menjadi “GrabKios by Kudo”

Kudo kini melebur sepenuhnya ke dalam ekosistem Grab, baik secara brand dan layanan. Penamaan warung agen,  yang tadinya bernama Warung Kudo (beserta aplikasi) telah berubah menjadi GrabKios by Kudo. Situs Kudo pun sudah dialihkan ke Grab sebagai sub menu.

Head of Commercial & Business Expansion Kudo Nacitta Kanyandara menjelaskan, perubahan sebenarnya sudah dilakukan sejak akhir September 2019. Dalam waktu dekat, perusahaan akan melakukan peresmiannya.

“Kita ini sudah 100% milik Grab, jadi perubahan brand ini untuk menyeragamkan penamaan dari seluruh layanan Grab, dari GrabFood, GrabExpress. Karena kalau Kudo, biasanya orang suka nanya-nanya,” ucap Nacitta, Kamis (17/10).

Sejak Kudo resmi diakuisisi Grab pada April 2017, agen Kudo menjadi amunisi menambah mitra pengemudi dan berekspansi lebih cepat.

Kantor Kudo pun kini menjadi R&D buat Grab. Peleburan ini diharapkan mempermudah branding Kudo saat memperkenalkan diri ke calon agen baru.

Dari segi layanan, Kudo melakukan sejumlah pengembangan. Tidak hanya menjual PPOB, agen bisa membeli barang stok via aplikasi, baik FMCG maupun non FMCG. Kudo juga telah terhubung dengan Ovo PayLater, sehingga agen bisa lebih mudah mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan usahanya.

Selain itu agen Kudo di Bandung, Surabaya, dan Jakarta telah menikmati fitur drop point untuk mengirim paket lewat GrabExpress tanpa harus mendatangi kurir.

Untuk layanan berbau fintech, tersedia layanan nabung emas dan umrah di beberapa lokasi. Ini adalah hasil kolaborasi dengan Tamasia dan PergiUmroh melalui program Grab Ventures Velocity. Di samping itu, ada kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk kemudahan membeli polis dengan harga terjangkau.

“Kami ingin warung menjadi simbol untuk tempat temu komunitas. Bisa melakukan apa saja, tidak hanya beli barang fisik saja. Tujuannya agar mereka tetap bisa bersaing dengan modern channel.”

Saat ini Kudo memiliki 2,6 juta agen warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhannya diklaim mencapai 44% secara year on year. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Aceh, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Sumatera Barat.

Dari segi transaksi, diklaim Kudo tumbuh 132% untuk periode yang sama. Sepanjang Ramadan 2019, transaksi yang paling banyak dimanfaatkan agen adalah pulsa, utilitas, kirim uang, produk supermarket, kupon dan voucher.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan PLN Berkolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Grab dan PLN resmi bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem electric vehicle / kendaraan listrik di Indonesia. MoU yang disepakati mencakup sesi perencanaan bersama, riset dan pengembangan model bisnis, dan pelaksanaan pilot project yang berdampak pada peningkatan pengalaman berkendara dengan kendaraan listrik. Juga termasuk aspek teknis, bisnis dan legal dalam rangka pengembangan dan implementasi e-mobility.

Kolaborasi strategis ini diresmikan langsung oleh Plt Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten dan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Sripeni mengungkapkan apresiasinya atas sambutan baik Grab dalam kerja sama tahap awal ini. Ia menambahkan, kolaborasi dan dukungan banyak pihak bisa mempercepat realisasi pemanfaatan kendaraan listrik di segala lini.

“Penandatanganan nota kesepahaman ini sangat penting bagi kami, untuk mempercepat program kendaraan berlistrik di Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa PLN mendapatkan penugasan ari pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk KBL berbasis baterai. Hal ini juga menjadi bukti komitmen dan kontribusi Grab terhadap program pemerintah demi terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” imbuh Sripeni.

Kerja sama Grab dan PLN ini selain akan membahas mengenai berbagai aspek dan implementasi e-mobility di Indonesia, juga termasuk riset dan pengembangan model bisnis untuk studi pasar untuk kendaraan mini scooter, motor listrik dan mobil listrik. Keduanya juga akan melakukan pilot project untuk mengukur kelayakan dari inovasi yang dihadirkan.

Inisiatif tersebut rencananya akan dilakukan bertahap mulai dari kawasan Jabodetabek. Untuk saat ini Grab juga telah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memilii charging station dari pihak PLN. Khusus untuk roda empat, charging station dan supply listrik akan berasal dari PLN.

“Selaras dengan komitmen Grab yang disampaikan saat kunjungan Softbank ke Indonesia, Grab berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui investasi sebesar USD2 miliar untuk Indonesia. Kami percaya bahwa kendaraan listrik bisa menjadi pilihan bagi mitra pengemudi kami dan solusi jangka panjang bagi Indonesia, terutama untuk mengurangi polusi udara yang belakangan ini menjadi tantangan. Kami sangat senang bisa melanjutkan komitmen kami melalui kolaborasi dengan PT PLN dan tidak sabar untuk menghadirkan berbagai perkembangan positif bagi Indonesia,” terang Ridzki.

Application Information Will Show Up Here