Sajikan Konsep Investasi Pertanian Syariah, MyAgro Siap Optimalkan Lahan Tidur di Kalimantan

Ada beberapa sektor yang sangat populer di bisnis startup digital, ada pula yang masih merangkak dieksplorasi, seperti salah satunya pertanian. Belum banyak memang startup Agtech yang memiliki sepak terjang signifikan, namun secara perlahan mulai muncul nama-nama startup yang memosisikan dirinya di Agtech.

Salah satunya MyAgro. Meskipun produknya masih dalam proses pengembangan, ide dan konsep yang diangkat mampu menjadi daya tarik. MyAgro beberapa waktu lalu berhasil menjadi Juara II dalam ajang Indonesia Startup Insight 2017 yang digelar di Singapura. Mirip dengan iGrow, MyAgro menawarkan platform untuk investasi pertanian.

[Baca juga: Suksesi Sektor Pertanian Indonesia dengan Teknologi]

MyAgro yang didirikan Uray Tiar Fahrozi mempunyai konsep unik dan berbeda dari platform investasi bidang pertanian yang sudah ada sebelumnya, yakni mengedepankan pada konsep investasi syariah dan jaminan minim risiko. Dikonsep sejak awal tahun ini, menurut pemaparan sang Founder, pengembangan MyAgro didasari fakta kurangnya optimalisasi lahan.

Uray menuturkan ada masalah besar yang dialami Indonesia, yakni pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal. Salah satunya berupa lahan tidur di Indonesia seluas lebih dari 14 juta hektar. Mirisnya lahan di Indonesia sebenarnya adalah lahan subur dan produktif, yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Alasan kedua yang disampaikan Uray ialah pemberdayaan petani yang sangat minim seperti subsidi bibit, ketersediaan pupuk, serta harga beli dari tengkulak sangat rendah. Dari kegelisahan itulah, ia dan tim membuat MyAgro menjadi platform yang menghubungkan antara investor, konsumen, dan petani. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 investor yang menanamkan modalnya.

“Saat ini, platform digital sedang disiapkan. Yang jelas, fitur layanan seperti investasi di lahan MyAgro akan menjadi prioritas terbesar kami,” jelas Uray kepada DailySocial.

“Berbeda dari platform digital serupa di bidang pertanian seperti iGrow dan Crowde yang lebih fokus ke tanaman, MyAgro yang menerapkan konsep syariah pada akad perjanjian dengan investor ini. Lebih fokus berinvestasi pada lahan pertanian yang menganggur di Kalimantan Barat.”

Saat ini peminat yang sudah berinvestasi berasal dari Pontianak, Samarinda dan Solo. Dari ajang Startup Insight di Singapura juga ada beberapa investor dari luar negeri yang tertarik berinvestasi, seperti dari Korea dan Singapura. Rencananya pada bulan Juni ini, MyAgro akan me-launching situs yang digunakan untuk kegiatan operasional investasi.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan]

Dalam proses bisnisnya, MyAgro akan mengambil keuntungan dari penjualan lahan pertanian kepada investor serta dari hasil pertanian dan peternakan. Sementara, pengelolaan lahan tidur dikerjakan petani dan tim MyAgro. MyAgro disebut sudah membentuk dan bekerja sama dengan kelompok tani di Rasau Jaya dan Bengkayang, Kalimantan Barat.

“Bagi investor, investasi pada tanaman sangat berisiko gagal panen dan terkena bencana alam. Namun investasi ke lahan pertanian jauh lebih aman. Namun secara garis besar Indonesia punya potensi untuk menjadi produsen pangan dunia dan MyAgro siap menjadi solusi bagi semua,” pungkas Uray.

Memilih Antara Investasi Bitcoin, Emas, dan Saham

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama kami, kami menuliskan mengenai tiga karakteristik Bitcoin agar Anda lebih memahami Bitcoin. Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah Bitcoin yang mirip seperti emas digital. Emas, di sisi lain, adalah bentuk investasi yang sangat populer di kalangan khalayak luas. Karena karakteristik yang sama seperti emas, Bitcoin kini juga dipandang sebagai suatu bentuk investasi. Banyak orang mulai membandingkan investasi Bitcoin vs instrumen investasi lainnya, dan tidak sedikit yang mulai menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli sedikit Bitcoin untuk disimpan sebagai investasi.

Artikel ini akan membahas berbagai bentuk investasi yang ada saat ini, dan mengapa Bitcoin menjadi salah satu investasi yang dipilih oleh para investor. Di akhir artikel, kami juga akan menghitung return atau keuntungan yang Anda dapatkan jika Anda berinvestasi di saham, emas, atau Bitcoin dengan jumlah yang sama.

Investasi Emas

Gambar 2

Nilai emas pada dasarnya tidak turun dan akan cenderung semakin berharga setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan dengan emas memiliki sifat limited atau terbatas. Jumlah emas di dunia yang langka dan tidak mudah untuk dikeruk, menjadikan nilai emas tetap berharga. Kompas.com menyebut emas sebagai pilihan investasi untuk mempertahankan nilai aset, terutama menghadapi risiko inflasi. Barang yang bisa didapatkan dari nilai 1 gram emas pada saat ini tak akan jauh berbeda dengan yang bakal didapat di masa mendatang. Emas dipandang sebagai medium yang baik sebagai pelindung kekayaan.

Investasi Saham

Gambar 3

Emas adalah pilihan investasi jika Anda ingin mempertahankan nilai aset, namun saham adalah pilihan investasi yang baik jika tujuan investasi Anda adalah untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang Anda keluarkan. Dilansir dari Kompas.com, pertumbuhan IHSG berada di angka 15.45% pada tahun 2016 lalu. Pertumbuhan ini dinilai sebagai terbaik ke-5 di dunia. Meskipun begitu, kinerja tiap saham yang Anda pilih berbeda-beda. Anda mungkin membeli saham dengan kinerja yang lebih tinggi dari rata-rata IHSG, atau mungkin juga lebih rendah.

Investasi Bitcoin

Gambar 4

Bitcoin adalah teknologi baru yang dipandang akan merevolusi dunia keuangan. Walaupun Bitcoin awalnya dipandang sebagai teknologi untuk pembayaran, banyak orang telah menggunakan Bitcoin sebagai instrumen investasi karena harganya yang fluktuatif. Harga Bitcoin di awal 2016 hanya berkisar antara Rp 5.500.000, namun saat penulisan artikel ini, harga Bitcoin di Luno Indonesia mencapai Rp 35.700.000.

Ketika emas dipandang sebagai ‘pelindung kekayaan’ dan saham sebagai ‘penambah kekayaan’, Bitcoin dipandang sebagai kombinasi antara kedua jenis instrumen tersebut. Contohnya pada saat kejadian demonetisasi di India dan pemilihan Trump sebagai presiden AS, investor berbondong-bondong menyimpan dan melindungi uang mereka dalam bentuk Bitcoin. Sebagai penambah kekayaan, banyaknya traders di Bitcoin Exchange (bursa Bitcoin) adalah bukti nyata bahwa Bitcoin dijadikan instrumen untuk mendapatkan keuntungan.

Bitcoin biasanya dijadikan pilihan investasi untuk diversifikasi portfolio investasi seseorang karena kinerja Bitcoin biasanya tidak linear dengan investasi lainnya. Anda dapat melihat data dari ARK Invest di bawah ini.

Gambar 5 - ARK Invest

Lalu, bagaimana dengan perbandingan keuntungan dari investasi emas, saham, dan Bitcoin?

Sepanjang tahun 2016, harga emas telah meningkat sebesar 9%. Jika Anda membeli emas menggunakan Rp. 10.000.000,- yang Anda miliki, Anda akan mendapatkan Rp. 10.900.000,- jika Anda menjual emas Anda di akhir tahun 2016.

Sementara itu, jika Anda menggunakan uang dengan jumlah yang sama di saham, Anda kira-kira akan mendapatkan Rp. 11.532.000,- (kenaikan 15.32%) jika Anda menjual saham di akhir tahun 2016. Namun Anda harus mencatat, pertumbuhan IHSG akan berbeda dengan masing-masing saham yang Anda beli. Mungkin saja saham Anda termasuk ke saham dengan performa paling baik (hingga mencapai lebih dari 100%), atau mungkin saja saham yang Anda beli memiliki performa yang lebih rendah dari IHSG.

Pada awal 2016 lalu, harga Bitcoin dibuka di harga sekitar Rp 5.500.000,-. Jika Anda membeli Bitcoin pada awal 2016 sebanyak Rp 10.000.000,-, maka Anda akan mendapatkan 1,818 Bitcoin (10.000.000 dibagi 5.500.000). Di penghujung 2016, Bitcoin ditutup dengan harga Rp 12.900.000,- per Bitcoin sehingga jika Anda menjual 1,818 Bitcoin Anda, Anda akan mendapatkan Rp 23.454.000,- (1.818*12.900.000). Artinya, Anda mendapatkan keuntungan lebih dari 134.5%.

Instrumen Modal Peningkatan Hasil Akhir
Emas 10.000.000 9% 10.900.000
Saham 10.000.000 15.32% 11.532.000
Bitcoin 10.000.000 134.5% 23.454.000

Ketidakpastian dan fluktuasi harga Bitcoin menjadi poin menarik tersendiri untuk para investor. Walaupun harga Bitcoin dapat turun dengan tajam, harga juga dapat melambung tinggi walaupun tren tiap tahun Bitcoin selama ini cenderung positif. Tidak ada yang dapat mengetahui dengan pasti apakah kinerja Bitcoin akan semakin positif setiap tahunnya, atau malah menurun drastis di suatu saat nanti.

Bitcoin mengikuti prinsip investasi high risk high return ini. Semakin besar risiko atau ketidakpastian suatu aset, maka kemungkinan return yang didapatkan juga semakin besar. Inilah mengapa, Bitcoin dipandang sebagai suatu instrumen investasi yang berbeda dari aset investasi lainnya, sehingga investor membeli sedikit Bitcoin sebagai pelindung kekayaan dan juga penambah kekayaan.

Intinya, prinsip investasi yang harus dicatat adalah jangan pernah memasukkan semua uang Anda hanya untuk satu jenis investasi. Walaupun satu investasi terlihat lebih baik dan menggiurkan, Anda sebaiknya tidak memasukkan semua uang dan harta benda Anda hanya ke satu aset investasi tersebut. Sisihkan beberapa porsi uang Anda untuk investasi-investasi lainnya. Ingat, pilihan ada di tangan Anda masing-masing.


Disclaimer: Tulisan ini hanya bersifat informatif, sehingga segala pilihan investasi yang diambil setelah membaca tulisan ini berada di luar tanggung jawab penulis.

Jika Anda tertarik untuk investasi Bitcoin, Anda dapat membaca artikel tiga cara mudah beli Bitcoin. Namun, pastikan Anda telah membaca dan memahami risiko Bitcoin sebelum melakukan investasi tersebut.

Disclosure: Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Lima Pertanyaan Startup Seputar Penggalangan Dana

Jika proof-of-concept produk sudah sangat matang dan diujicobakan, atau bahkan sudah mencapai MVP-nya, kadang startup membutuhkan dukungan lebih untuk memperbesar traksi dan memperluas pangsa pasar. Di sini investasi sangat dibutuhkan untuk menambah nilai modal operasional. Pada kenyataannya proses tersebut tidak mudah dilalui, pun tatkala startup sudah menemukan investornya.

Terlepas dari cerita hingar-bingar tentang “prestasi pendanaan” dari banyak startup di luar sana, nyatanya banyak founder yang masih merasa gelisah dan ragu ketika akan menghadapi proses pendanaan. Karena implikasinya ada beberapa hal yang akan dikorbankan, misalnya valuasi kepemilikan dan struktur tim inti dalam startup.

Untuk memberikan gambaran lebih gamblang terkait prosesi pendanaan, berikut jawaban dari beberapa pertanyaan seputar pendanaan yang sering ditanyakan.

(1) Kapan startup perlu mencari pendanaan dan berapa?

Paling ideal startup mencari pendanaan untuk meningkatkan modal pada saat benar-benar siap memproses sebuah eksekusi baru. Menilai kesiapan ini sangat bergantung pada keputusan tim co-founder di dalamnya. Menariknya banyak startup sukses melakukan penggalangan dana saat mereka sebenarnya masih memiliki dana modal yang besar. Dikatakan kondisi tersebut akan memberikan fleksibilitas dalam proses penggalangan dana, terutama dalam proses negosiasi.

Terkait dengan besaran investasi juga perlu perencanaan matang. Dalam jargon investor ada istilah “tweener”, yakni cara sopan untuk untuk mengatakan bahwa ekspektasi valuasi terlalu tingi untuk traksi finansial atau operasional yang dicapai startup sejauh ini. Pengukuran di sini harus benar-benar masuk akal. Beberapa startup kadang memilih melakukan dua hal, menurunkan ekspektasi dan/atau memperbaiki eksekusi untuk pertumbuhan bisnis.

(2) Investor mana yang perlu ditargetkan startup?

Yang paling penting untuk diperhatikan di sini adalah menemukan investor sesuai dengan tahapan startup saat ini. Misalnya startup masih berada di tahap awal, maka carilah investor yang memang menawarkan pendanaan untuk startup di tahap tersebut. Misal lagi startup masih berada dalam proses “corporate building mode”, maka fokuslah pada penargetan investor yang dapat membantu pada pembangun perusahaan.

Walaupun mungkin ada beberapa venture capital atau angel investor yang tertarik dengan kualitas produk dan capaian, founder perlu menyeimbangkan antara efisiensi dan optimasi yang bertujuan pada keberhasilan penggalangan dana. Apalagi penggalangan dana tersebut bertujuan untuk meningkatkan modal dan menumbuhkan bisnis. Untuk memaksimalkan probabilitas kesuksesan, upayakan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan proses yang harus dilalui.

(3) Informasi tentang startup apa saja yang boleh dibagikan? Kapan informasi sangat penting perlu dibeberkan ke investor?

Hampir semua venture capital dan komunitas angel investor menyatakan diri dibangun dengan kepercayaan dan reputasi yang baik. Dari situ investor akan menghormati kerahasiaan informasi pribadi startup, walaupun pada beberapa kasus kadang informasi tetap saja bocor. Sebagai langkah antisipasi, startup juga bisa menyimpan berbagai informasi tersebut sebelum proses penandatanganan lembar kerja sama dibubuhkan.

(4) Laporan keuangan seperti apa yang perlu diberikan kepada investor?

Untuk pengajuan penggalangan dana, startup perlu menunjukkan semacam laporan keuangan atau proyeksi keuangan. Bahkan jika masih berada di tahap awal, startup harus mengelola beberapa anggaran untuk memahami jumlah kepemilikan dana dan memaksimalkan waktu untuk meningkatkan modal.

Memahami jenis dana yang paling banyak dibutuhkan untuk operasional adalah salah satu komponen terpenting dari model keuangan. Memahami penggerak tingkat unit pendapatan juga penting saat sebuah startup sudah mulai melakukan monetisasi. Ingatlah bahwa ketelitian belum tentu menjadi indikator ketepatan.

(5) Perlukan penunjuk penasihat untuk prosesi penggalangan dana?

Pada dasarnya penasihat dapat membantu merampingkan proses dengan cara memasukkan banyak ketekunan dan persiapan, sehingga startup dapat lebih fokus menjalankan perusahaan. Mereka juga dapat membantu memberikan akses ke investor yang lebih luas. Konon, tidak setiap perusahaan membutuhkan penasihat, dan keputusan untuk menggunakan penasihat harus dibuat dalam konteks situasi spesifik.

Startup Indonesia Kini Jadi Fokus Investasi Global Founders Capital

Industri startup di Indonesia bisa dibilang masuk ke level selanjutnya setelah beberapa tahun belakang mulai matang dari segi masyarakat maupun startup yang ada. Masyarakat awam mulai banyak yang peduli dan belajar bagaimana bertransaksi secara digital, di sisi lain industri tumbuh dengan layanan dan teknologi yang semakin komplit dan kompleks. Kondisi ini membuat investor global, seperti Global Founders Capital (GFC), melirik Indonesia sebagai target investasi selanjutnya.

Sebenarnya GFC sudah memiliki beberapa investasi di Indonesia. Nama-nama seperti Bridestory dan Traveloka masuk dalam daftar portofolio GFC. Disampaikan Associate Global Founders Capital Leon John Hermann, yang juga memimpin investasi untuk Asia Tenggara, pihaknya memiliki dana sekitar $1 miliar yang terkumpul di penghujung tahun 2016. Nantinya dana tersebut akan dikucurkan untuk lebih banyak startup Indonesia.

“Kami fokus di Indonesia. Sangat penting untuk memahami unit ekonomi dan model operasi di Indonesia untuk bisa beroperasi di sebagian negara-negara besar di Asia Tenggara karena merupakan pasar terbesar. Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di Indonesia untuk [membantu] merawat ekosistem lokal. Kami juga hadir di Malaysia, Singapura, dan Tiongkok. Secara total kami memiliki 10 investasi di regional,” ungkap John.

GFC disebut memiliki beberapa tipe investasi, seperti mengucurkan dana mulai dari $200.000 sampai dengan $50 juta untuk early stage. Namun tidak menutup kemungkinan bisa mencapai $150 juta. Investasi terbesar GFC sendiri masih berkisar di dobel digit (dalam juta dollar)

John lebih lanjut menjelaskan GFC berencana menggulirkan investasi untuk 3 hingga 5 startup di Indonesia dalam kurun waktu enam bulan ke depan dengan total investasi mencapai $10 juta sampai dengan akhir tahun 2017 ini. Sektor yang dicermati GFC adalah sektor healthtech dan insurance tech.

Meski menyimpan potensi, Indonesia juga tak terlepas dari beberapa tantangan. Salah satu tantangan yang krusial, menurut John, adalah soal regulasi, termasuk soal batasan kepemilikan.

GREE Ventures Prioritaskan Investasi di Indonesia

GREE Ventures. perusahaan permodalan asal Jepang, kembali menargetkan investasi ke beberapa startup di Asia Tenggara, Jepang dan India menyusul pengumpulan putaran pendanaan baru yang mencapai $67 juta (sekitar 900 miliar Rupiah). Di Indonesia GREE Ventures telah memiliki sejumlah portofolio, seperti BerryBenka, UrbanIndo, Bukalapak, dan AyoPop.

Senior Investment Manager GREE Ventures Nikhil Kapur kepada DealStreetAsia menjelaskan bahwa pasar India dan Asia Tenggara pada umumnya memiliki beberapa kesamaan, seperti halnya sensitif terhadap harga, penetrasi mobile dan rasa frustrasi terhadap kemacetan.

Nikhil juga menilai akan lebih baik jika startup di Asia Tenggara mulai melihat bagaimana industri di Indonesia dan melihat bagaimana mereka berkembang dan bersaing dengan kompetitor asal Amerika.

“Perusahaan di Asia Tenggara memiliki kesempatan kecil untuk membangun benteng di sekitar mereka dan menciptakan penghalang kuat yang dapat melindungi mereka begitu melihat pesaing dari Amerika Serikat mulai melihat kawasan Asia Tenggara,” papar Nikhil.

Nikhil juga menjelaskan bahwa Indonesia adalah pasar penting bagi GREE Ventures. Lebih dari 50% investasi regional diberikan ke startup Indonesia.

“Pasarnya [Indonesia] cukup besar dan cukup homogen [terlepas dari apa yang orang katakan] untuk membangun bisnis besar yang dapat memberikan venture grade return. Saya tidak berpikir Thailand dan Malaysia memiliki kemewahan ini. [..] Saya pikir belum ada bubble yang terjadi di Asia Tenggara,” ungkap Nikhil.

Media Sosial Lokal Kwikku Dapatkan Seed Funding

Pada awal berdirinya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dalam berbagai kesempatan pihaknya sering menyampaikan, bahwa fokusnya untuk startup digital bukan pada memberikan permodalan, namun membuka kanal seluas-luasnya mempertemukan startup dengan investor potensial. Kwikku menjadi anak asuhan yang membuktikannya. Pengembang layanan media sosial lokal tersebut mengumumkan telah mendapatkan investasi dari hasil intermediasi bersama Bekraf.

Meskipun tidak diungkapkan siapa investor dan besaran investasi yang diberikan, diinformasikan bahwa ada tiga investor yang tertarik membantu Kwikku untuk berkembang. Datu di antaranya telah menyalurkan dana investasinya kepada tim Kwikku untuk seed funding. Menurut Co-founder Kwikku Ifa Alif, investasi ini penting untuk keberlangsungan sebuah usaha rintisan. Alif juga mengakui jika startup pada umumnya unggul pada teknik dan produksi, tapi lemah di pembiayaan.

“Untuk pihak investor dan besaran investasi, masih undisclosed, karena saya belum ijin secara langsung. Bocorannya, pihak investor sudah sangat berpengalaman di dunia media dan memiliki visi yang sama terkait apa yang kami bangun. Besaran investasinya, cukup untuk menjalankan Kwikku selama dua tahun ke depan,” ujar Alif.

Sebelum mendapatkan investasi, Kwikku bertahan dengan membagi waktu bootstrapping yaitu mengerjakan proyek lain untuk mendapatkan dana dan mengembangkan produknya sendiri.

“Ada banyak plan yang sudah kami siapkan untuk investasi ini, hal utama tersebut di antaranya membangun tim, pengembangan produk dan terus membuat aplikasi semakin clean dan easy to use. Di luar production, tim Kwikku juga memanfaatkan dana investasi untuk memperkenalkan Kwikku ke seluruh target market dan mengeksekusi ide terkait fitur baru yang akan dikembangkan. Tentunya juga termasuk riset tentang apa saja yang diinginkan pengguna,” lanjut Alif.

Perjalanan Kwikku bersama Bekraf

Beberapa proses telah dilalui Kwikku sebelum akhirnya mendapat investasi. Kwikku pertama kali mengikuti acara Bekraf pada pagelaran Startup Pitch Day di Malang tahun lalu. Pada kesempatan tersebut Kwikku bertemu dengan startup lain dan para mentor untuk saling berbagi ilmu. Tak berhenti di situ, selanjutnya Kwikku juga sempat mengikuti Startup Mentoring Program yang diadakan Bekraf. Sesi ini memberikan pelatihan khusus untuk pitching di hadapan investor.

Salah satu rangkaian Startup Pitching Day oleh Bekraf
Salah satu rangkaian Startup Pitching Day oleh Bekraf

Setelah mendapatkan pelatihan berupa teori dan praktik, Kwikku bersama 24 startup lain dipertemukan dengan investor pada acara Pitching Ideatalks pada rangkaian Ideafest 2016 di Jakarta. Para startup dipertemukan dengan investor potensial yang tertarik dengan model bisnis mereka. Hingga akhirnya Kwikku juga menemukan partner strategisnya dalam investasi untuk bersama-sama melakukan akselerasi bisnis.

“Bekraf memfasilitasi pertemuan startup yang dilirik investor dengan harapan kesepakatan antara investor dan startup jejaring Bekraf. Saya melihat Kwikku sebagai startup potensial saat menjadi juri dan mentor Startup Pitch Day Roadshow Malang. Alhamdulillah, Kwikku bisa memanfaatkan intermediasi Bekraf dengan baik,” tutur  Direktur Akses Non Perbankan Bekraf Sugeng Santoso.

Kiat Kwikku untuk bisa memperoleh pinangan investor

Setidaknya Kwikku sudah melakukan tiga kali presentasi untuk pitching di hadapan investor, sebelum pada akhirnya berhasil mendapatkan investasi. Alif menceritakan bahwa membangun relasi dengan investor menjadi hal krusial untuk mengembangkan bisnis di level startup. Jika ada kesempatan untuk bertemu, maka sangat perlu dimanfaatkan.

“Kami arrange meeting dan bertemu untuk membahas apa yang ingin dibangun ke depan, persiapan yang dibutuhkan, dan apa yang bisa dibantu investor,” ujar Alif.

Selain itu Alif juga menggarisbawahi bahwa jangan pernah menganggap investor sebagai mesin uang, namun sebagai rekanan strategis yang dapat bersama-sama mengembangkan bisnis. Membangun hubungan yang baik dengan investor termasuk berdiskusi masalah pengembangan produk dan permasalahan teknis di lapangan jika ada. Karena pada umumnya investor sudah lebih mengerti tentang kondisi pasar berbekal pengalaman bisnis yang dimilikinya.

Kwikku sendiri hingga saat ini fokus menyajikan layanan media sosial dengan “rasa” lokal. Salah satu pendekatan yang diambil ialah dengan mengambil ragam ciri khas budaya Indonesia untuk konten yang ada di dalamnya, termasuk untuk stiker dan bahasa yang digunakan.

Application Information Will Show Up Here

MCI Demo Day, ‘Wisuda’ Inkubator dan Pengenalan Kepada Investor

Setelah mengikuti program Mandiri Digital Incubator yang diselenggarakan Mandiri Capital Indonesia (MCI) selama enam bulan, 14 startup telah dinyatakan ‘lulus’ dari masa pematangan bisnis lewat kegiatan MCI Demo Day pada hari Senin (27/2). Keempat belas startup tersebut antara lain adalah Limakilo, Iwak, Bulp, Pickpack, DompetSehat, Erzap, IdCloudHost, Jurnal, Danasedia, Konektifa, Taralite, Taxies, Atom, dan Folio. MCI Demo Day kemarin menjadi ajang ‘wisuda’ dan pitching bagi bisnis-bisnis rintisan Mandiri Digital Incubator agar lebih dekat dengan para investor.

Inisiatif MCI dalam menyelenggarakan MCI Demo Day yang bekerja sama dengan MDI Ventures dan DailySocial ini didukung penuh oleh Bank Mandiri. Pahala Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan bahwa Bank Mandiri selalu berencana mengembangkan bisnis UMKM, baik yang berbasis teknologi maupun non teknologi.

“Kami pernah menjalankan Wirausaha Muda Mandiri. Lalu, kami berpikir untuk memiliki rumah untuk mengembangkan startup yang punya big impact bagi masyarakat. Kunci kesuksesannya ialah kolaborasi antara MCI, Bank Mandiri, dan Mandiri Digital Incubator,” ujar Pahala dalam sambutannya.

MCI Demo Day adalah acara puncak dari program pengembangan startup di Mandiri Digital Incubator. Selama enam bulan berlangsung, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddie Danusaputro bercerita bahwa startup di Mandiri Digital Incubator mendapatkan training dan mentorship yang telah disiapkan kurikulumnya.

“Terutama untuk dua hal; product valuation dan market validation, termasuk business model-nya,” imbuhnya.

Mandiri Digital Incubator hadir sebagai medium untuk finetuning produk dari startup sekaligus mencari pendanaan. “Nah, memang kita yang mempunyai Mandiri Digital Incubator. Karena kita tidak mungkin yang mendanai semuanya, maka kita mengundang teman-teman venture capital ini untuk mendengarkan presentasi dari startup-startup ini, siapa tahu mereka berminat untuk funding,” cetus Eddie.

Selama program Mandiri Digital Incubator batch pertama berlangsung hingga puncaknya MCI Demo Day, beberapa startup telah mendapatkan funding dari investor, baik melalui MCI maupun investor lainnya.

“Saat ini kami dalam proses due dilligence [untuk investasi ke salah satu startup],” ujar Bisma Manda Samsu, Head of Finance, Treasury, and Operations MCI, yang menolak untuk menyebutkan nama-nama startup yang telah didanai karena belum dirilis.

Secara komposisi, ranah startup yang telah mendapatkan funding terhitung berimbang, yakni 50% fintech dan 50% non-fintech.

Bagi startup, rangkaian penyelenggaraan Mandiri Digital Incubator ini menjadi pengalaman yang menyenangkan tersendiri. CEO Danasedia Lutfi Adhiansyah adalah salah satu yang mengakuinya.

“Yang menarik sebenarnya adalah penyelenggaranya. Karena penyelenggaranya kan bank besar ya, Bank Mandiri. Jadi, ketika kita berada di bawah naungan Mandiri, kita mendapat exposure yang lumayan baik. Apalagi saya bergerak di bidang fintech,” terang Lutfi.

Senada Lutfi, CMO IdCloudHost M. Mufid Luthfi kurang lebih merasakan hal yang serupa. Kolaborasi antar startup adalah hal yang menurut Mufid perlu digarisbawahi dan meninggalkan kesan baik dari Mandiri Digital Incubator. “Meskipun kami perusahaan baru, tapi kami dapat pembinaan dari mentor-mentor terbaik. Di sini kita dilatih bagaimana membuat startup yang sustain,” aku Mufid.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari MCI Demo Day.

Tiga Kategori Penentu Keberhasilan Pitch Deck Startup

Sebelum Anda bersiap melakukan pitching kepada investor, baiknya cermati terlebih dahulu konten pitch deck yang Anda susun. Apakah sudah memuat penjelasan serta data pendukung untuk presentasi? Idealnya slide atau halaman untuk pitch deck maksimal 10 slide saja. Hindari untuk membuat terlalu banyak slide ketika sedang melakukan pitching kepada investor. Hal tersebut wajib diperhatikan untuk startup yang masih dalam early-stage.

Artikel berikut akan menjelaskan tiga hal yang wajib dicantumkan dalam pitch deck, yaitu informasi soal tim, produk dan traksi. Jika Anda pendiri startup bisa merangkum semua, akan melengkapi pitch deck Anda.

Anggota tim

Awali presentasi Anda dengan informasi singkat yang berisikan tentang, layanan atau produk apa yang ingin Anda hadirkan, kemudian tunjukkan kredibilitas tersebut dalam tampilan beberapa slide. Berikan informasi singkat tentang anggota tim, pengalaman bekerja di startup sebelumnya, latar belakang pendidikan, siapa saja mentor atau penasihat Anda selama ini.

Jika Anda tidak memiliki pengalaman atau kisah sukses yang cukup untuk diceritakan dalam pitch deck, tempatkan founder story tersebut di bagian akhir presentasi. Yang perlu dicermati adalah untuk selalu menuliskan pengalaman Anda sebagai pendiri dalam pitch deck.

Produk

Halaman berikut menjadi faktor penentu dari keberhasilan sebuah presentasi. Untuk itu jangan lupa memasukkan informasi di pitch deck berupa jenis produk atau layanan yang akan dibuat, apa yang membuat produk atau layanan tersebut menjadi inovasi terkini, apakah produk tersebut memiliki potensi untuk mengalami pertumbuhan (product/market fit), siapa target pasar Anda, estimasi atau ukuran dari target pasar, apakah Anda memiliki hak paten atau hak cipta.

Yang perlu diperhatikan adalah jika produk atau layanan yang bakal Anda hadirkan bergantung pada kemitraan, wajib untuk mempertimbangkan kembali. Karena pada umumnya kemitraan kebanyakan tidak berjalan dengan baik dan berakhir gagal. Untuk itu pastikan Anda telah memperoleh kredibilitas terkait dengan produk yang dimiliki, agar bisa memperkuat kemitraan.

Traksi

Hal berikut menjadi tujuan utama dari sebuah produk atau layanan yang bakal dihadirkan. Sebaik apa pun produk atau layanan yang dimiliki, tidak akan berhasil tanpa adanya traksi. Untuk itu tampilkan traksi serta keunggulan kompetitif, bukti yang menyatakan bahwa model bisnis bekerja dengan baik dan bisa untuk scale up.

Berikan pula rencana eksekusi level tertinggi, pastikan Anda mendapatkan data CAC (customer acquisition cost), tampilkan MRR (monthly recurring revenue), metrik pelanggan yang puas (seperti testimoni, ulasan di blog atau platform lainnya yang relevan) serta MoM (month over month), dan yang terakhir ROI (return on investment).

Investor tahap awal akan mencari pengenalan pola, lanskap kompetitif dan indikator lain dari keberhasilan atau kegagalan. Hal tersebut bisa membantu untuk menampilkan ekosistem tempat startup Anda tidak hanya bertahan, tapi mengalami pertumbuhan yang baik.

Saat ini masih banyak startup tahap awal yang belum bisa merangkum tiga kategori utama tersebut, untuk itu fokuskan salah satu dari ketiga kategori saja, apakah itu anggota tim, traksi dan produk. Pastikan pertemuan pertama serta kesempatan untuk presentasi dengan investor, menjadi pengalaman yang berkesan bagi Anda pendiri startup dan investor.

Gambaran Kondisi Investasi Startup Indonesia Di Mata Pemain Modal Ventura

Startup digital di Indonesia jumlahnya memang terus tumbuh hingga kini, tidak ada data pasti yang menyebut berapa total startup yang beroperasi di Indonesia. Sebagai gambaran, Telkomtelstra pernah menyebut jumlah startup sekitar 2 ribu perusahaan atau tertinggi di Asia Tenggara. Untuk fintech sendiri, OJK mendata ada sekitar 157 perusahaan fintech yang beroperasi, sekitar 80% di antaranya bergerak di bisnis lending.

Lahirnya berbagai startup tersebut menjadi indikasi timbul semangat dari orang Indonesia untuk menjadi wirausahawan dengan membangun usaha sendiri. Bisnis yang mereka jalankan sebagian besar mengklaim bertujuan untuk memberikan pemecahan masalah yang terjadi di tengah masyarakat.

Sebuah diskusi panel yang diadakan Convergence Ventures, kemarin (21/2), menyoal tentang peluang investasi teknologi di Indonesia. Diskusi ini menghadirkan Abraham Hidayat (Skystar Capital), Dirk van Quaquebeke (Beenext), Eddi Danusaputro (Mandiri Capital Indonesia), dan Roderick Purwana (Sinar Mas Digital Ventures), serta dimoderatori Adrian Li (Convergence Ventures).

Mengenai hal-hal yang telah dipelajari para pemain modal ventura semenjak menginvestasikan dananya ke perusahaan startup, ada beberapa poin yang perlu ditekankan. Roderick mengatakan pihaknya mempelajari bahwa kebanyakan dari mereka belum mampu menunjukkan rencana matang untuk proses scaling up.

Padahal scaling up itu merupakan tantangan startup yang sebenarnya. Berapa lama mereka bisa bertahan dalam kondisi ketika harus dihadapkan pada perubahan dinamika pasar, persaingan, hingga berbagai permasalahan internal.

Menurutnya, untuk mendapatkan traksi saat pertama kali baru berdiri memang cukup mudah. Meskipun demikian, ketika dituntut untuk bertumbuh, mereka mengalami kesulitan.

Di sisi lain, Abraham bilang dirinya lebih memerhatikan kualitas founder itu sendiri, bagaimana mereka dapat memimpin diri sendiri, orang lain, dan membangun tim yang solid. Abaraham juga menekankan pada pentingnya komunikasi rutin secara fisik tanpa memanfaatkan fasilitas video chat.

“Sebab pada akhirnya komunikasi tatap muka dan berkumpul secara rutin itu lebih mudah dalam mengelola suatu perusahaan, ketimbang harus video chat karena lokasi tempat tinggal yang berbeda. Mengelola tim yang remote memiliki kelemahan tersendiri,” kata Abraham.

Tak hanya itu, Abraham mengatakan bahwa Indonesia masih mengalami kekurangan talenta yang berkualitas. Inti permasalahan ini sebenarnya karena belum dianggap pentingnya potensi dari ilmu bidang teknologi informasi. Padahal, bidang ilmu ini adalah dasar dari pengembangan kualitas talenta di dunia startup.

Senada dengan Abraham, Quaquebeke menambahkan kurangnya talenta Indonesia membuat negara ini jadi masih tertinggal dari India dan Tiongkok.

“Karakter orang tua di India, mereka selalu mendorong anaknya untuk terus merasa penasaran dan mendorong anaknya untuk menuntut ilmu di luar negeri. Beberapa hal inilah yang membuat India jadi lebih baik dari Indonesia,” katanya.

Sementara bagi Eddi, dia menekankan pada sikap proaktif pemerintah Indonesia dalam membuat suatu regulasi, dalam hal ini adalah OJK dan Bank Indonesia. Menurutnya, regulasi mengenai bisnis fintech di Indonesia saat ini memang belum lengkap, namun sikap yang ditunjukkan regulator memperlihatkan bahwa mereka sangat memerhatikan kondisi terkini.

Dalam proses pembuatan regulasi pun, regulator seringkali mendiskusikan terlebih dahulu dengan para pemain untuk dimintai masukan sebagai bahan dasar pertimbangan. Eddi menyarankan kepada para investor untuk mempelajari dengan betul bagaimana aturan main di Indonesia.

Sektor startup lainnya yang berpotensi akan besar

Eddi melanjutkan, dirinya melihat ada potensi yang besar dari sektor big data dan keamanan data. Dua sektor ini dinilai akan menunjang bisnis layanan keuangan Indonesia. Tak hanya itu, keamanan data juga disebut Quaquebeke bakal dibutuhkan ke depannya, terutama untuk menunjang sektor Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

Sementara itu, Roderick memprediksi bahwa sektor startup yang bakal pesat ke depannya adalah machine learning, sebab hal ini dapat membantu startup untuk scale up.

Adapun bagi Abraham, beberapa sektor startup yang bakal menarik adalah fintech, healthtech, dan edutech. Ia menilai sudah ada beberapa startup yang bergerak di sektor tersebut hanya saja, menurutnya, masih ada pasar yang belum dijangkau oleh mereka.

Trimegah Sekuritas Resmikan Aplikasi Trading Investasi Trima

Guna mendukung peningkatan inklusi keuangan, terutama di sektor pasar modal Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk meluncurkan aplikasi trading investasi Trima (Trimegah Investment App). Aplikasi ini memungkinkan investor untuk mengelola investasinya secara real time, jual beli instrumen kapan saja dan dimana saja melalui smartphone, tablet, dan smart watch.

Peluncuran Trima, diungkapkan Direktur Utama Trimegah Stephanus Turangan, sebagai amunisi perusahaan untuk menargetkan pertumbuhan bisnis lebih baik lagi pada tahun ini. Segi pendapatan ditargetkan bisa tumbuh 20%, karena bagi Trimegah masih ada layanan yang bisa dikembangkan dan pasar yang masih berpotensi, baik untuk institusi maupun ritel.

“Untuk target transaksi harian bisa lebih dari 20% pasca Trima diluncurkan dan pendapatan bisa tumbuh 20% untuk tahun ini. Banyak upaya yang kami lakukan, misalnya melakukan kerja sama dengan perusahaan asset management, memberikan layanan riset, training, dan seminat. Kalau untuk ritel, kami jangkau mereka lewat peluncuran Trima,” kata Stephanus, Selasa (21/2).

Diharapkan Trima dapat mendorong jumlah investor ritel baru yang kini mulai agresif dikejar Trimegah. Sepanjang tahun lalu, total investor aktif di Trimegah mencapai 12 ribu orang, mayoritas di antaranya adalah investor ritel dan sisanya adalah investor institusi.

Penambahan ini cukup tipis bila dibandingkan pencapaian di 2015 yang hanya tumbuh 1.000 investor. Stephanus bilang pertumbuhan yang tipis ini karena fokus perusahaan yang ingin mengejar pertumbuhan tingkat aktivasi rekening sebesar 50% dari total investor.

Tahun lalu adalah masa pengembangan dan finalisasi Trima. Pihaknya tidak ingin mendorong investor baru apabila Trima belum diluncurkan. Hal ini dirasa akan menyulitkan mereka saat harus migrasi ke smartphone.

“Tahun lalu pertumbuhan investor memang tipis karena kita fokus ke tingkat aktivasi rekening untuk investor existing. Dengan adanya Trima, tahun ini kita akan mulai gencar menambah investor ritel baru sebanyak-banyaknya,” tambah COO Trimegah Sekuritas Paul Rafiuly.

Hadirkan lima fitur unggulan

Saat ini aplikasi Trima sudah bisa diunduh untuk pengguna Android dan iOS. Nantinya, untuk desktop bakal tersedia aplikasi tersendiri yang bisa diakses saat tidak ada koneksi internet. Versi desktop bakal tersedia dalam dua bulan ke depan.

Yang membedakan Trima dengan aplikasi trading investasi lainnya adalah investor dapat memantau portfolio investasi melalui smart watch, sehingga memungkinkan investor dapat mengeksekusi transaksi dengan cepat. Adapun instrumen investasi yang tersedia dalam platform dan dapat dijualbelikan, di antaranya reksa dana, obligasi, dan saham.

Seluruh produk investasi berasal perusahaan yang sudah bekerja sama dengan Trimegah sebelumnya dan ada proses seleksi. Komposisinya berimbang antara produk lokal dan luar negeri.

Untuk investor pemula, Trima menyediakan fitur trading ideas yang berisi rekomendasi saham untuk memudahkan investor sebelum mengambil keputusan investasi.

Trima juga menyediakan fitur untuk investor yang ingin melakukan riset sebelum membeli instrumen saham. Terdapat fitur analisis teknikal dan fundamental, serta tools yang memungkinkan investor membandingkan beberapa saham dengan indikator yang ditentukan.

Trima juga memungkinkan investor menjadikan reksa dana sebagai jaminan untuk transaksi saham dan mengoptimalkan return portfolio dengan fitur auto sweep. Fitur ini memungkinkan investor memindahkan dana kas ke reksa dana pasar uang secara otomatis.

Trima juga menyediakan laporan akun terkonsolidasi atas semua aset investor, sehingga mereka dapat mengetahui dan mengelola portfolio investasi miliknya.

Untuk memanfaatkan seluruh fitur tersebut, Trimegah menyediakan dua pilihan cara registrasi. Pertama, calon investor dapat datang ke kantor cabang Trimegah untuk membuka rekening efek, rekening dana nasabah (RDN), dan single investor identification (SID) dengan menyediakan KTP elektronik.

Cara kedua dengan cara mandiri lewat situs dan aplikasi Trima. Nanti rekening efek, RDN, dan SID, akan siap maksimal dalam dua hari kerja sejak semua dokumen asli dan lengkap diterima.

Bangun Trima secara in-house

Paul melanjutkan ide peluncuran aplikasi ini sudah direncanakan oleh pihak Trimegah sejak lebih dari setahun lalu. Seluruh proses pembuatan Trima dilakukan sendiri secara in-house, tanpa menggunakan jasa pihak ketiga, mulai dari proses rekrutmen developer, ide, hingga desainnya.

Dana investasi yang dikeluarkan hingga Trima diresmikan kurang lebih hampir separuh dari anggaran capital expenditure (capex) Trimegah tahun lalu. Investasi untuk Trima juga akan terus dilakukan sepanjang tahun ini.

Kendati demikian, Paul enggan membeberkan total investasi yang dikucurkan Trimegah untuk Trima. Paul mengatakan investasinya cukup signifikan karena perusahaan merombak 16 sistem besar, meliputi Android, iOS, tablet, smart watch, risk management, customer support, penggantian institusi trading, dan lainnya.

Paul mengklaim biaya yang dikeluarkan cukup ekonomis dan efisien karena berbekal pengalaman yang matang sehingga teknologi yang digunakan adalah terbaru. Tak hanya itu, dia cukup concern terhadap kualitas developer yang dipilih dan selalu memantau setiap biaya yang keluar.

“Trima ini tidak sembarang kami luncurkan. Pertama, kita coba lewat Indosat Ooredoo Stock Trading Contest (ISTC) 2016 dapat 10 ribu investor baru. Lalu menggunakan beta user untuk menguji Trima. Dealer module-nya dan auto management system pakai sistem berbeda. Kami juga tes ke institusi dan sekarang institusi pakai sistem dari kami untuk trading. Hasilnya jauh lebih murah karena cost ditutup dari saving yang kami lakukan,” pungkas Paul.

Application Information Will Show Up Here