ARM Perkenalkan Prosesor Baru: Cortex X2, A710, dan A510 Berbasis ARMv9

Mungkin tidak semua orang mengetahui bahwa hampir setiap smartphone yang digunakan saat ini menggunakan teknologi dari ARM. Untuk sistem operasi Android, SoC yang digunakan seperti Snapdragon, Mediatek, dan Unisoc menggunakan arsitektur yang disebut ARMv8. Tampaknya sebentar lagi arsitektur ini bakal pensiun.

 

ARM baru saja memperkenalkan sebuah arsitektur baru yang diberi nama ARMv9. Pada arsitektur yang satu ini, ARM ingin agar semua aplikasi yang masih ada pada 32 bit berakhir. ARM berencana untuk jalan pada 64 bit secara penuh pada tahun 2023. Bahkan, sebuah prosesor yang mereka rilis menghilangkan dukungan terhadap instruksi 32 bit.

Prosesor pertama yang diperkenalkan adalah Cortex X2 yang memiliki kinerja paling tinggi. Penerus dari Cortex X1 ini akan memiliki kinerja 16% lebih baik jika ada pada clock yang sama. Prosesor inilah yang sudah tidak lagi mendukung instruksi 32 bit pada ARM. Untuk kinerja AI, prosesor yang satu ini bahkan memiliki peningkatan 2x lipat dibandingkan X1.

Cortex X2 menggunakan Out of Order execution dengan 10 tahap pipeline. Prosesor ini juga mendukung SVE-2 (Scalable Vector Extension 2) yang merupakan sebuah set instruksi Single Instruction Multiple Data (SIMD) baru yang digunakan sebagai ekstensi untuk arsitektur 64 bit, untuk memungkinkan pemrosesan data dalam jumlah sangat besar. ARM juga meningkatkan L3 cache menjadi 16 MB pada Cortex X2.

Kinerja dari Cortex X2 juga ternyata sangat kencang. Bahkan mereka mengklaim bahwa kinerja single thread-nya 40% lebih baik jika dibandingkan dengan Intel Core i5-1135G7. Dengan DSU-110 baru (DynamIQ Shared Unit) memungkinkan Cortex-X2 digunakan hingga 8 core dalam sebuah SoC. Tentunya, hal tersebut untuk penggunaan laptop atau server dan bukan untuk smartphone.

Prosesor selanjutnya adalah sang penerus dari Cortex A78, yaitu Cortex A710. Cortex-A710 memiliki kinerja 10% lebih cepat daripada A78 frekuensi yang sama, tetapi memiliki efisiensi 30% lebih hemat dan 2x lipat pada AI. Berbeda dengan Cortex X2, Cortex A710 ini ternyata masih mendukung instruksi 32 bit. Walaupun begitu, kemungkinan Cortex A710 akan menjadi yang terakhir karena pada tahun 2023 ARM akan berjalan pada 64 bit.

Terakhir adalah prosesor yang memiliki pemakaian daya yang paling hemat, yaitu sang penerus dari Cortex A55. Prosesor yang selalu berada pada cluster LITTLE ini bakal digantikan dengan Cortex A510.  Arm mengatakan Cortex-A510 menghadirkan peningkatan kinerja 35%, efisiensi 20%, dan peningkatan AI sebesar 3x dibandingkan dengan Cortex-A55 pada proses yang sama. Instruksi yang digunakan juga masih In-Order seperti pada Cortex A55.

Desain dari Cortex A510 juga mendapatkan pembaruan dari ARM. ARM memperkenalkan desain merged-core atau inti prosesor yang digabungkan pada Cortex A51. Hal tersebut mirip dengan apa yang dilakukan oleh AMD dengan CMT (Clustered Multithreading) pada prosesor Bulldozer, walaupun cukup berbeda pada implementasinya. Dua inti prosesor akan dimasukkan ke dalam satu kompleks dan satu cluster LITTLE bisa terdiri dari beberapa kompleks.

Setiap inti prosesor akan memiliki L1 cache sendiri-sendiri. Akan tetapi, nantinya pada sebuah complex akan berbagi L2 antara prosesor. Cortex A510 sendiri juga dibuat seperti Cortex X2, di mana sudah tidak lagi mendukung instruksi 32 bit.

DSU-110 (DynamIQ Shared Unit) juga diperkenalkan oleh ARM. Pada DSU-110, ARM mengusung desain untuk meningkatkan ukuran cache dan bandwidth. ARM meningkatkan konfigurasi cache L3 menjadi 16 MB. Mereka juga meningkatkan bandwidth secara agregat hingga 5x dibandingkan dengan desain yang lama.

Lalu kapan perangkat-perangkat dengan ARMv9 diluncurkan? ARM berjanji akan menghadirkan chipset-nya pada akhir tahun 2021. Kemungkinan besar, perangkat yang memakai ARMv9 akan beredar pada tahun 2022.

Sumber dan gambar: Anandtech 

Deretan Laptop Terbaru Acer Unggulkan Beragam Teknologi Display yang Mengesankan

Seperti tahun lalu, Acer kembali menggelar acara Next@Acer tahun ini secara virtual. Di ajang tersebut, seperti biasa Acer mengumumkan sederet produk anyar. Sebagian besar adalah laptop, tapi masing-masing memiliki keunikannya tersendiri yang pantas untuk disoroti.

Berikut adalah rangkuman produk-produk baru yang diumumkan di Next@Acer 2021.

Acer Aspire Vero

Acer membuka acara dengan memaparkan visinya terkait sustainability. Komitmen Acer adalah menjadi perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada energi terbarukan mulai tahun 2035. Sebagai salah satu langkah kecil untuk mengawalinya, mereka juga mengumumkan Aspire Vero.

Vero sepintas kelihatan seperti laptop pada umumnya, dengan spesifikasi yang juga memenuhi standar laptop di tahun 2021. Yang unik dari Vero adalah material yang digunakan untuk rangka sekaligus keyboard-nya, yaitu plastik daur ulang. Bahkan packaging-nya pun juga dibuat dari kertas daur ulang, dengan grafik yang dicetak menggunakan tinta kedelai.

Sejauh ini belum banyak yang diketahui tentang Vero, dan Acer juga belum mengumumkan harga maupun jadwal pemasarannya. Anggap saja ia sebagai simbol dari komitmen Acer terhadap Bumi yang lebih hijau.

Acer Swift X

Sebagai bagian dari lini Swift, Swift X (SFX14-41G) tentu mengunggulkan wujud fisik yang tipis sekaligus ringan. Yang istimewa, desain ringkas tersebut kali ini dapat diwujudkan tanpa berkompromi soal performa.

Swift X tercatat memiliki tebal cuma 17,9 mm dan berat 1,39 kg, akan tetapi itu dapat diimbangi oleh spesifikasi yang cukup mengesankan. Pada konfigurasi termahalnya, Swift X mengemas prosesor AMD Ryzen 7 5800U, GPU Nvidia RTX 3050 Ti, RAM 16 GB, SSD 2 TB, dan baterai berkapasitas 59 Wh. Tipis dan ringan, tapi siap dipakai untuk mengedit video 4K maupun gaming.

Layarnya sendiri merupakan panel IPS 14 inci dengan resolusi 1080p. Di kawasan Amerika Utara, laptop ini akan segera dipasarkan dengan banderol mulai $900.

Acer Chromebook 317

Acer sebenarnya mengumumkan empat Chromebook baru, akan tetapi satu yang paling mencuri perhatian adalah Chromebook 317 (CB317-1H). Pasalnya, Anda akan kesulitan menemukan Chromebook lain yang layarnya sebesar ini, persisnya 17,3 inci dengan resolusi 1080p dan lapisan anti-glare.

Acer merancang perangkat ini untuk memenuhi kebutuhan bekerja maupun belajar dari rumah. Spesifikasinya mencakup prosesor Intel Celeron generasi terbaru, dan baterainya diklaim mampu bertahan sampai 10 jam pemakaian terlepas dari layarnya yang berukuran masif. Chromebook 317 kabarnya akan dijual dengan harga mulai $380.

Acer ConceptD SpatialLabs

Acer mengumumkan sejumlah model dari lini ConceptD yang telah menerima penyegaran spesifikasi. Dalam kesempatan yang sama, mereka turut menyingkap ConceptD SpatialLabs, sebuah prototipe laptop yang dibekali teknologi display 3D. Berhubung teknologi 3D-nya terintegrasi langsung ke perangkat, pengguna sama sekali tidak perlu menggunakan kacamata khusus.

Acer optimis teknologi SpatialLabs yang mereka kembangkan ini dapat membantu memuluskan workflow para desainer 3D, sebab mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan model 3D yang dibuatnya secara real-time. Meski begitu, realisasinya sebagai produk yang dapat dibeli oleh konsumen secara luas masih tanda tanya. Untuk sekarang, Acer baru akan mengujinya bersama sejumlah kreator terpilih.

Acer Predator Triton 500 SE dan Predator Helios 500

Acer Predator Triton 500 SE / Acer

Beralih ke sektor gaming, Acer memperkenalkan dua laptop untuk segmen high-end. Yang pertama adalah Predator Triton 500 SE (PT516-51s), dengan penampilan yang kelihatan jauh lebih dewasa ketimbang Triton 500 biasa. Sebagai laptop gaming kelas atas, spesifikasinya jelas tidak mengecewakan: CPU Intel Core i9 generasi ke-11, GPU Nvidia GeForce RTX 3080, dan RAM 64 GB pada varian termahalnya.

Namun yang lebih spesial adalah layarnya, yang dapat dikonfigurasikan dengan panel Mini LED 16 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel, dengan refresh rate 165 Hz dan tingkat kecerahan maksimum 1.250 nit. Ya, Mini LED adalah teknologi display anyar seperti yang terdapat pada iPad Pro generasi terbaru maupun lineup TV premium Samsung, dan sejauh ini masih sangat langka di kategori laptop.

Alternatifnya, konsumen juga dapat memilih varian yang dibekali panel IPS 240 Hz. Semua itu dikemas dalam sasis setebal 19,9 mm saja. Harganya sendiri dimulai di angka $1.750.

Acer Predator Helios 500 / Acer

Kalau penampilan yang sleek bukanlah suatu prioritas, ada versi baru Predator Helios 500 (PH517-52) yang mengemas layar 17,3 inci, juga dengan opsi panel Mini LED, tapi di resolusi 4K dan refresh rate 120 Hz. Kalau tidak butuh Mini LED, pilih saja varian yang mengemas panel 1080p 360 Hz.

Performanya pun tidak perlu diragukan, dengan varian termahal yang mencakup CPU Core i9 generasi ke-11, GPU RTX 3080, RAM 64 GB, sepasang SSD PCIe dalam konfigurasi RAID 0 dan satu HDD SATA. Laptop ini kabarnya akan dijual pada bulan Agustus dengan harga mulai $2.500.

Acer Predator CG437K S

Tiga buah monitor gaming Acer singkap di acara ini, tapi satu yang paling mencolok adalah Predator CG437K S dengan layarnya yang begitu masif: 42,5 inci dengan resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, sertifikasi DisplayHDR 1000, dan kompatibilitas dengan Nvidia G-Sync.

Namun selain untuk gamer PC, monitor ini juga sangat cocok buat para pengguna console next-gen. Pasalnya, ia telah dilengkapi port HDMI 2.1, port yang dibutuhkan untuk menjalankan game PlayStation 5 maupun Xbox Series X di resolusi 4K 144 Hz. Harganya memang jauh dari kata murah, persisnya $1.800 saat dipasarkan mulai bulan November mendatang.

Sumber: Acer.

Qualcomm Luncurkan Snapdragon 7c Gen 2: Untuk Windows dan Chromebook Entry Level

Selama ini, Qualcomm banyak sekali mengeluarkan system on chip yang digunakan untuk perangkat smartphone. Untungnya, platform komputer seperti PC dan laptop belum dilupakan oleh Qualcomm. Kali ini, Qualcomm meluncurkan SoC generasi kedua dari Snapdragon 7c. Chipset ini nantinya akan digunakan untuk memberikan tenaga ke perangkat mobile yang menggunakan sistem operasi Windows 10 ARM atau ChromeOS.

“Snapdragon 7c Gen 2 menghadirkan inovasi terdepan dari portofolio komputasi kami ke perangkat entry-level dan perangkat dengan harga terjangkau pada generasi selanjutnya. Laptop yang didukung oleh platform ini akan mendefinisikan kembali mobile computing untuk pengguna di bidang pendidikan, pekerja garda depan, dan penggunaan ringan sehari-hari, memungkinkan perangkat yang andal dan kuat dengan teknologi AI yang canggih, dan mendukung daya baterai sampai beberapa hari,” kata Miguel Nunes, Senior Director, Product Management, Qualcomm Technologies, Inc. “Kami sangat senang dapat menghadirkan peningkatan generasi berikutnya ke platform entry-level kami untuk pengalaman mobile PC terbaik.”

Pasar yang dituju oleh Qualcomm dengan Snapdragon 7c Gen 2 ini adalah kelas pemula atau entry level. Tentunya hal ini membedakannya dengan Snapdragon 8cx dan 8c yang sudah ada. Perangkat ini nantinya akan berada di bawah harga $400 dan akan memiliki fungsi “Always On“.

Pada Snapdragon 7c Gen 2, prosesor Kryo 468 (berbasis ARM Cortex A76) yang ada didalamnya sudah ditingkatkan clock-nya menjadi 2.55 GHz. Selain itu, SoC ini juga dilengkapi dengan bus memori dual channel LPDDR4X, DSP Hexagon 692, ISP Spectra 255 untuk kamera, dan juga modem Snapdragon X15. Untuk fungsi audio, Aqstic juga sudah terpasang pada SoC ini.

Dengan menggunakan modem Snapdragon X15, perangkat yang menggunakan Snapdragon 7c akan bisa mengakses jaringan 4G seluler. Selain itu, WiFi 5 serta Bluetooh 5 juga sudah didukung pada chipset yang satu ini. Qualcomm juga membenamkan AI Engine generasi kelima yang bakal membantu komputasi AI. Qualcomm mengklaim bahwa mesin AI tersebut akan membuat perangkat menjadi lebih efisien.

Qualcomm juga mengklaim bahwa Snapdragon 7c Gen 2 akan memiliki kinerja hingga 10% lebih kencang jika dibandingkan dengan platform lainnya, termasuk Intel Atom. Selain itu, 7c Gen 2 juga menawarkan daya tahan baterai yang sangat panjang, hingga 19 jam dalam sekali pemakaian. Hal ini tentu saja sangat membantu mereka yang sedang bekerja di rumah atau juga sekolah di rumah.

Lenovo akan menjadi vendor laptop pertama yang bakal mengadopsi Snapdragon 7c Gen 2. Sayangnya, informasi mengenai seperti apa laptop yang bakal diluncurkan masih belum diumbar oleh kedua perusahaan tersebut.

“Kami percaya bahwa teknologi yang lebih pintar dapat memecahkan masalah, menciptakan peluang, dan mengubah cara kita hidup, belajar, bekerja, dan terhubung. Komitmen Qualcomm Technologies untuk memajukan teknologi selaras dengan visi Lenovo untuk memimpin dan memungkinkan Smarter Technology untuk semua,” kata Emily Ketchen, Chief Marketing Officer of Intelligent Devices Group, Lenovo. “Performa, efisiensi, dan konektivitas platform komputasi Snapdragon yang dikombinasikan dengan desain dan rekayasa Lenovo telah meningkatkan pengalaman pengguna untuk seluruh kebutuhan konsumen dan bisnis. Kami berharap dapat meluncurkan perangkat Lenovo baru dengan platform komputasi Snapdragon 7c Gen 2 di akhir tahun ini, dan lebih banyak kolaborasi dalam berinovasi bersama untuk masa depan komputasi kedepannya.”

Sayang memang, perangkat Snapdragon 7c Gen 2 masih menjadi tanda tanya di Indonesia. Hal ini memang mungkin disebabkan oleh minimnya peminat laptop ChromeBook. Selain itu, Windows 10 ARM juga masih memiliki keterbatasan pada aplikasi-aplikasi mereka. Semoga saja, Lenovo juga berminat memasukkan laptop ARM dengan Snapdragon 7c Gen 2 ke Indonesia.

HP Perkenalkan Victus, Seri Laptop Gaming Baru untuk Kelas Menengah

HP punya seri laptop gaming baru. Secara teknis dinamai Victus by HP, posisinya berada tepat di antara seri Omen dan Pavilion Gaming. Dengan kata lain, Victus dihargai lebih terjangkau ketimbang seri Omen, akan tetapi di saat yang sama masih lebih premium daripada seri Pavilion Gaming.

Model pertama dari seri ini adalah Victus by HP 16. Sesuai namanya, ia datang membawa layar 16 inci, dengan resolusi maksimum 1440p dan refresh rate 165 Hz pada konfigurasi termahalnya. Opsi prosesornya mencakup hingga Intel Core i7-11800H atau AMD Ryzen 7 5800H, sedangkan kartu grafisnya bisa dikonfigurasikan sampai Nvidia GeForce RTX 3060 atau AMD Radeon RX 5500M.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM dengan kapasitas maksimum 32 GB, dan SSD PCIe 1 sebesar 1 TB. Satu aspek yang paling mencolok dari Victus jika dibandingkan dengan laptop gaming HP lainnya adalah penampilannya. Victus hadir dalam tiga pilihan warna: mica silver, performance blue, dan ceramic white.

Rencananya, Victus by HP 16 akan segera dipasarkan mulai bulan Juni. Di Amerika Serikat, harganya dipatok mulai $800 untuk varian berprosesor AMD, atau mulai $850 untuk varian Intel.

HP Omen 16 dan Omen 17

HP Omen 16 / HP

Dalam kesempatan yang sama, HP tidak lupa menyegarkan lineup Omen lewat dua model baru, yakni Omen 16 dan Omen 17. HP nampaknya ingin mengikuti tren terkini di mana semakin banyak laptop 15 inci yang digantikan oleh suksesornya yang mengusung layar 16 inci, sebab Omen 16 memang dimaksudkan untuk menggantikan Omen 15.

Pada konfigurasi termahalnya, Omen 16 menawarkan layar 16 inci QHD 165 Hz, prosesor Core i7-11800H atau Ryzen 9 5900HX, GPU RTX 3070, RAM 32 GB, dan SSD 1 TB. Dibandingkan Omen 15, Omen 16 juga menjanjikan sirkulasi udara yang lebih baik berkat bilah-bilah kipas pendingin yang jauh lebih tipis, yang berarti jumlahnya dalam setiap unit kipas bisa diperbanyak (sampai 200% kalau kata HP).

HP Omen 17 / HP

Kalau mengincar performa yang lebih ganas lagi, ada Omen 17 yang spesifikasi termahalnya mencakup prosesor Core i9-11900H dan GPU RTX 3080. Layarnya jelas lebih besar, tapi resolusi dan refresh rate-nya sama persis. Satu keunikan yang hanya ada di Omen 17 adalah keyboard dengan switch opto-mechanical, yang tak hanya menawarkan kinerja yang lebih responsif, melainkan juga sensasi taktil yang lebih terasa.

Seperti Victus, Omen 16 dan Omen 17 juga akan dijual mulai bulan Juni. Omen 16 dihargai mulai $1.050, sedangkan Omen 17 mulai $1.370.

Sumber: CNET dan VentureBeat.

[Review] ASUS ZenBook 14 (UX435EG), Laptop Serba Bisa Buat Kerja Di manapun

Pada akhir bulan Maret lalu, ASUS memperkenalkan tiga laptop ZenBook Classic terbaru yaitu ZenBook Duo 14 (UX482), ZenBook 14 (UX435EG), dan ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL). Ketiganya merupakan laptop premium ASUS yang memiliki bodi ringkas, namun menawarkan performa powerful yang dirancang untuk menunjang produktivitas lewat multitasking.

DailySocial Gadget telah kedatangan ZenBook 14 (UX435EG) yang membawa keistimewaan berupa ScreenPad 2.0, touchpad sekaligus berfungsi sebagai monitor sekunder seukuran layar smartphone. Sebagai pengguna ZenBook 13 (UX334) yang merupakan pendahulunya, mari mulai dengan membahas peningkatan apa saja yang dibawa oleh penerusnya. Berikut review ASUS ZenBook 14 (UX435EG) selengkapnya.

Apa yang Baru?

Review-ASUS-ZenBook-14-3

Sebagai bagian dari lini ZenBook Classic, ZenBook 14 (UX435EG) merupakan base model dari jajaran laptop premium ASUS ZenBook dan masuk dalam kategori thin and light. Dirancang sebagai laptop serba bisa untuk semua kalangan, mulai dari pelajar hingga profesional.

Jadi, tak seperti trio laptop ZenBook yang dirilis pada bulan Februari lalu, meliputi ZenBook S (UX393), ZenBook Flip S (UX371), dan ZenBook Flip 13 (UX363). ZenBook 14 (UX435EG) tidak mengantongi sertifikasi Intel EVO Platform dan belum mengadopsi panel AMOLED. Ada tiga varian yang tersedia di Indonesia, detailnya sebagai berikut:

  • Intel Core i5-1135G7/MX450/8G/512GB PCIe/IPS FHD – Rp16.799.000
  • Intel Core i7-1165G7/MX450/16G/1T PCIe/IPS FHD – Rp20.299.000
  • Intel Core i7-1165G7/MX450/16G/1T PCIe/TOUCH IPS FHD – Rp22.999.000

Bila dibandingkan dengan ZenBook Classic 13/14/15 generasi sebelumnya, ZenBook 14 (UX435EG) tidak mengalami perubahan yang besar dan masih hadir dengan ScreenPad versi 2.0. Meski begitu, ASUS telah memperbarui ScreenPad dengan antarmuka yang lebih intuitif seperti smartphone sehingga lebih mudah digunakan.

Review-ASUS-ZenBook-14-4

ScreenPad 2.0 merupakan pusat kontrol untuk berbagai fitur di dalamnya dan telah terintegrasi dengan berbagai aplikasi seperti Microsoft Office. Layar kedua tersebut menggunakan panel IPS-level beresolusi FHD+ (2160×1080 piksel). Fitur-fiturnya meliputi task group, handwriting, quick key, slide xpert, doc expert, sheet xpert, dan lainnya.

Sementara, layar utamanya berukuran 14 inci dengan aspek rasio klasik 16:9. Menggunakan panel IPS dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel) yang dikemas dalam desain NanoEdge Display dan memiliki screen-to-body ratio sekitar 91%.

Layarnya mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB, sehingga ideal untuk kegiatan content creation. Ditambah tingkat kecerahan maksimum 300 nits, mendukung fitur touchscreen untuk varian tertinggi, serta telah mengantongi sertifikasi Low Blue Light dan Anti-Flicker dari TÜV Rheinland dengan cahaya biru yang lebih rendah sehingga layar laptop yang tidak mudah membuat mata lelah.

Desain Elegan

Review-ASUS-ZenBook-14-5

Dari segi desain, ZenBook 14 (UX435EG) menganut gaya penampilan baru, tampil lebih simpel namun tetap elegan dalam warna Pine Grey. Cover depannya memiliki pola ikonik Concentric Circle dengan Spun Metal Finish, mirip seperti yang ditemukan pada ZenBook Flip 13 (UX363) dan ZenBook 14 (UX425) yang sudah pernah saya review.

Kunci dari pengalaman menyenangkan yang ditawarkan oleh ZenBook 14 (UX435EG) salah satunya berkat ukuran bodi yang ringkas. Dimensinya 319x199mm dengan ketebalan di angka 16,9mm dan bobotnya cukup ringan 1,29kg, sangat praktis saat dibawa bepergian.

Tak lupa, ZenBook 14 (UX435EG) memiliki engsel ErgoLift Design yang membuat bodi utama laptop terangkat saat dibuka sehingga memberi posisi mengetik yang lebih nyaman. Seperti rangkaian laptop ZenBook yang lain, perangkat ini juga telah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H).

Sayangnya, keyboard yang digunakan belum mengadopsi desain edge-to-edge. Namun ASUS melindunginya dengan BacGuard, perawatan antibakteri baru yang membantu mengurangi penyebaran bakteri berbahaya melalui kontak. ASUS BacGuard diterapkan pada area keyboard model Lilac Mist dan telah terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99% selama 24 jam, membantu menjaga permukaan laptop tetap bersih.

Fitur WFH dan WFA

Review-ASUS-ZenBook-14-8

Sebagai laptop ZenBook model 2021, ASUS membekali ZenBook 14 (UX435EG) dengan fitur produktivitas untuk menunjang WFH maupun WFA. Termasuk peningkatan kualitas webcam dengan array microphone yang didukung oleh teknologi AI Noise-Cancelling untuk mikrofon dan speaker yang dapat mengurangi kebisingan latar belakang guna membantu memperlancar komunikasi saat meeting virtual.

Kamera infra merah depan (IR) tersebut memiliki lensa 4 elemen dan dapat mengenali wajah pengguna dalam hitungan detik, untuk login dengan praktis dengan Windows Hello bahkan di lingkungan yang gelap. Namun mengingat kondisi pandemi, saat bekerja di luar rumah maka sebaiknya jangan melepas masker menggunakan kata sandi atau PIN untuk masuk.

ZenBook 14 (UX435EG) dibekali dengan konektivitas yang sangat lengkap. Di samping port Thunderbolt 4 berkecepatan tinggi yang menggunakan USB Type-C, masih terdapat USB Type-A dan HDMI, dua port modern yang masih banyak digunakan hingga saat ini. Bersama Intel WiFi 6 Gig+ (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (Dual band) untuk konektivitas nirkabelnya.

Review-ASUS-ZenBook-14-9

Pada bagian kanan terdapat satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, 3,5mm combo audio jack, dan microSD card reader. Sedangkan di sisi kirinya ada satu port HDMI 2.0b dan dua port Thunderbolt 4 yang mendukung display dan teknologi USB Power Delivery. Thunderbolt 4 memiliki kecepatan maksimum mencapai 40 Gbps dan mendukung dua monitor 4K atau satu monitor 8K. Pengisian dayanya pun melalui port USB Type-C dan memungkinkan menggunakan power bank.

Hardware & Performa

Laptop bersistem operasi Windows 10 Home dengan aplikasi Office Home & Student 2019 pre-installed ini telah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake. Unit ZenBook 14 (UX435EG) yang saya review merupakan varian tertinggi dengan Intel Core i7-1165G7 yang memiliki konfigurasi 4 core dan 8 thread, thermal design power 28 Watt, cache 12MB, dan memiliki boost clock dari 2,8GHz menjadi hingga 3,9GHz.

Kemampuan olah grafisnya juga lebih bertenaga, berkat integrated graphics Intel Iris Xe dan ditambah discrete graphics NVIDIA GeForce MX450. Selain itu, performanya disokong RAM sebesar 16GB LPDDR4X dan storage SSD berkapasitas 1TB M.2 NVMe PCIe 3.0.

Meski tidak mengantongi sertifikasi Intel EVO Platform, pengalaman pengguna premium yang gesit dan responsif tetap berhasil disodorkan dengan sangat baik oleh ZenBook 14 (UX435EG). Masa pakai baterainya juga panjang, dengan kapasitas 63W membuatnya dapat bertahan hingga 12 jam.

Berbagai aplikasi dapat dijalankan dengan lancar dan saya juga melakukan edit video review ZenBook 14 (UX435EG) menggunakan laptop ini. Pada resolusi 1080p, eksekusi footage 1080p berjalan dengan baik tetapi masih ada jeda yang mengganggu ketika memproses video 4K.

Verdict

Review-ASUS-ZenBook-14-22

Dari perspektif pengguna ZenBook 13 (UX334), ZenBook 14 (UX435EG) berfokus pada penyempurnaan pengalaman klasik dengan layar sekunder yang dirancang untuk multitasking. Kini dengan prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake, konektivitas lebih cepat dengan Thunderbolt 4, dan juga dilengkapi beberapa fitur WFH baru.

Kebutuhan saya terhadap laptop cukup kompleks, termasuk pembuatan konten dan tuntutan kerja mobile. Di sisi lain, kondisi bekerja dari rumah juga penuh tantangan, terkadang ada acara keluarga dan urusan yang harus ditangani. Namun berkat ukuran portabel ZenBook 14 (UX435EG) dan performa yang mumpuni, saya dapat dengan mudah membawanya kemana-mana dan memungkinkan saya bekerja di manapun dan kapanpun.

Sparks

  • Layar sekunder ScreenPad 2.0
  • Prosesor Intel Core generasi ke-11
  • Dimensi ringkas, desain elegan, dan bodi tangguh

Slacks

  • Belum menggunakan panel OLED
  • Tanpa label Intel Evo Platfrom

 

Huawei MateBook 16 Resmi, dengan Prosesor AMD Ryzen 5000 H-Series dan Rasio Layar Kekinian 3:2

Huawei telah mengumumkan MateBook 16, laptop premium 16 inci ini menawarkan keseimbangan antara power dan portabilitas. Perangkat ini ditenagai prosesor AMD Ryzen 5000 H-Series, namun bobotnya di bawah 2kg meski bodinya hampir seluruhnya logam.

MateBook 16 ini tersedia dalam dua varian, mulai dari versi prosesor AMD Ryzen 5 5600H dengan konfigurasi 6 core dan 12 thread. Satu lagi menggunakan AMD Ryzen 7 5800H dengan konfigurasi 8 core dan 16 thread.

Kedua prosesor tersebut dibangun di atas arsitektur terbaru AMD 7nm ‘Zen 3’ yang ditujukan untuk para content creator dan antusias gamer. Dengan thermal design power (TDP) 45W dan tersedia mode performance 54W yang dapat diaktifkan dengan menekan tombol kombinasi Fn + P.

Untuk menjaga APU tetap dingin bahkan dalam mode performance atau TDP tinggi, Huawei menerapkan solusi dual fan. Setup ini terdiri dua heat pipe 2mm yang mengarah ke heat sink dengan desain ‘shark fin‘ dan dihembus oleh dua kipas berukuran 75mm.

Huawei tidak menyediakan opsi untuk GPU eksternal, namun integrated graphics AMD Radeon sudah cukup powerful untuk menangani keperluan pembuatan konten dan kegiatan kerja sehari-hari. Kedua varian didukung RAM 16GB DDR4 dual channel dan storage SSD NVMe PCIe berkapasitas 512GB.

Layar menjadi aspek unggulan yang ditawarkan oleh MateBook 16, membentang 16 inci menggunakan panel IPS beresolusi tinggi 2.520×1.680 piksel. Dengan aspek rasio kekinian 3:2 yang diyakini lebih ideal untuk bekerja, baik browsing, edit dokumen maupun foto video karena mampu menampilkan konten vertikal lebih banyak.

Bagi para content creator yang mementingkan akurasi warna, layar MateBook 16 juga sudah mendukung HDR (8 bit + FRC) yang menawarkan cakupan 100% pada color space sRGB dengan kalibrasi warna deltaE kurang dari 1. Rasio kontrasnya 1.500:1, mendukung flicker-free DC dimming, namun tingkat kecerahannya sebatas 300 nits.

Desain keyboard-nya sangat minimalis, diapit oleh speaker stereo, memiliki touchpad kaca yang luas, dan tombol power yang terintegrasi sensor sidik jari di pojok kanan atas. Kelengkapan konektivitasnya cukup lengkap, termasuk dua port USB-C, dua port USB-A 3.2 Gen 1, HDMI full size, dan headphone jack 3.5 mm.

Pengisian dayanya dilakukan melalui port USB-C dan dalam paket penjualannya disematkan adapter pengisian daya cepat 135W yang mendukung teknologi SuperCharge untuk mengisi daya smartphone Huawei. Kapasitas baterainya 84WHr yang dapat memutar video 1080p+ selama 12 setengah jam.

Saat ini, laptop terbaru Huawei MateBook 16 baru tersedia di China, mengingat Huawei Indonesia cukup rajin merilis laptop, semoga saja MateBook 16 bakal masuk ke Tanah Air secepatnya. Harganya mulai dari CNY 6.300 atau sekitar Rp14 jutaan untuk konfigurasi dasar dengan AMD Ryzen 5 5600H dan CNY 6.800 atau sekitar Rp15,1 jutaan untuk versi AMD Ryzen 7 5800H.

Sumber: GSMArena

 

 

5 Laptop dengan Kamera Terbaik untuk Video Call Bersama Keluarga

Lebaran tahun kemarin dan tahun ini selamanya bakal jadi momen yang tidak terlupakan, sebab tidak seperti biasanya, kita hanya bisa kumpul-kumpul secara online via Zoom atau Google Meet.

Selain menggunakan smartphone, tentu saja kita juga bisa memakai laptop. Laptop apa saja tentu bisa, selama ada kamera tertanam di atas layarnya. Pun demikian, akan lebih ideal seandainya kita menggunakan laptop dengan kamera yang berkualitas bagus, sebab tidak semua kamera laptop diciptakan sama.

Berikut adalah lima laptop pilihan dengan kamera terbaik yang bisa digunakan untuk video call bersama keluarga, sekaligus tentu saja untuk kebutuhan bekerja atau belajar ke depannya (sebab pandemi tidak akan langsung selesai begitu saja pasca Lebaran).

1. Lenovo ThinkBook 14 Gen 2

Baru diluncurkan pada akhir April kemarin, Lenovo ThinkBook 14 Gen 2 secara spesifik dirancang agar bisa mengakomodasi kebutuhan WFH dan WFA (work from anywhere) berkat satu pasang mikrofon dan fitur noise cancellation berbasis AI untuk meredam suara di sekitar. Kameranya sendiri sudah beresolusi HD (720p), serta bisa ditutup kapan saja demi menjamin privasi pengguna.

Spesifikasinya mencakup prosesor AMD Ryzen 7 4700U, RAM 8 GB, SSD NVMe 512 GB, baterai 45 Wh, tidak ketinggalan pula layar IPS 14 inci beresolusi FHD (1080p). Harga untuk varian ini dipatok Rp12.099.000.

2. Acer Swift 5 Antimicrobial (SF514-55TA)

Laptop ini mungkin adalah yang paling relatable dengan kondisi dunia saat ini: seluruh permukaannya, mulai dari layar sampai ke engsel dan karet pada kaki-kakinya, telah dilapisi dengan material khusus yang mampu mereduksi mikrob hingga 99,9%. Untuk keperluan video call, ia mengandalkan kamera 720p beserta sepasang mikrofon dengan fitur noise reduction.

Acer Swift 5 Antimicrobial hadir mengusung layar sentuh IPS FHD 14 inci, prosesor Intel Core i5-1135G7, RAM 8 GB, dan SSD NVMe 512 GB, cukup untuk kebutuhan produktivitas maupun hiburan sehari-hari. Perangkat ini bisa dibeli dengan banderol Rp14.999.000, sudah termasuk lisensi software OFFIce Home & Student 2019 yang berlaku seumur hidup.

3. HP Spectre x360

Budget yang lebih besar bukan cuma berarti spesifikasi yang lebih baik, tapi terkadang juga kamera yang lebih oke, seperti kasusnya pada HP Spectre x360. Laptop convertible seharga Rp22.599.000 ini datang membawa kamera 1080p, lengkap beserta sensor infra-merah untuk mengenali wajah pengguna sebagai metode input biometrik (Windows Hello). Demi menjaga privasi, HP tak lupa membekalinya dengan tuas fisik untuk menonaktifkan kameranya sepenuhnya.

Di rentang harga ini, yang terkesan premium tentu bukan cuma wujud fisiknya saja, melainkan juga spesifikasinya: prosesor Intel Core i7-1165G7, RAM 16 GB, dan SSD NVMe sebesar 1 TB. Layar sentuhnya merupakan panel IPS 13,3 inci beresolusi HD yang telah dilapisi solusi non-reflektif Gorilla Glass NBT.

4. Asus ROG Strix Scar 15

Bagi yang mengincar laptop gaming, Asus ROG Strix Scar 15 bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik. Spesifikasinya gres dan meliputi prosesor AMD Ryzen 7 5800H, GPU Nvidia GeForce RTX 3060, RAM 8 GB, SSD NVMe 1 TB, serta baterai 90 Wh. Layarnya pun istimewa: IPS FHD 15,6 inci, dengan refresh rate 300 Hz.

Sebagai sebuah laptop gaming, sudah pasti ia ideal untuk kegiatan streaming. Kameranya mampu mengambil gambar dalam resolusi 1080p 60 fps, dan perangkat turut dilengkapi mikrofon dengan noise cancellation berbasis AI. Bisa untuk kumpul-kumpul bersama keluarga sekaligus mengisi waktu liburan dengan memainkan deretan game AAA terbaru. Harganya Rp29.999.000.

5. Samsung Galaxy Tab S7+ plus Book Cover Keyboard

Terakhir, buat yang tidak percaya dengan kamera bawaan laptop, mungkin Anda bisa mempertimbangkan tablet plus aksesori keyboard cover seperti Samsung Galaxy Tab S7+. Sebagai sebuah tablet, sudah pasti kameranya jauh lebih mumpuni, dengan kemampuan mengambil video 1080p 30 fps. Itu baru kamera depannya, sebab tablet ini juga punya bukan satu, tapi dua kamera belakang sekaligus.

Dari segi spesifikasi, Tab S7+ sudah bisa memenuhi kriteria perangkat flagship: Qualcomm Snapdragon 865+, RAM 8 GB, storage 256 GB (plus slot microSD), dan baterai berkapasitas 10.090 mAh. Layarnya pun superior, dengan panel Super AMOLED 12,4 inci beresolusi 2800 x 1752, lengkap beserta refresh rate 120 Hz dan sertifikasi HDR10+. Harganya dibanderol Rp15.999.000, tapi Book Cover Keyboard-nya harus ditebus secara terpisah seharga Rp2.699.000.

Gambar header: Depositphotos.com.

Acer Predator Helios 300 Resmi Mendarat di Indonesia, Tawarkan Value yang Sangat Baik untuk Gamer Maupun Kreator

Acer kembali memperkenalkan laptop gaming yang sangat menarik untuk pasar tanah air, yakni Predator Helios 300 (PH315-53). Menarik karena ia didukung oleh spesifikasi yang sangat mumpuni, tapi di saat yang sama dijual dengan harga yang terbilang kompetitif.

Banderol resmi perangkat ini dipatok di angka Rp26.999.000, dan sepintas itu jelas terdengar jauh dari kata terjangkau. Namun di tengah kelangkaan stok GPU seperti sekarang, membeli laptop gaming mungkin bisa menjadi keputusan yang lebih bijaksana daripada merakit PC.

Sentimen itulah yang saya dapatkan setelah mendengar testimoni Tara Arts, YouTuber gaming yang hadir dalam acara media hands-on Predator Helios 300. Saya tahu Tara Arts merupakan brand ambassador (BA) Predator Gaming, namun ketika ia mulai mengaitkan value yang ditawarkan laptop ini dengan fakta bahwa harga kartu grafis di pasaran yang sedang di luar nalar, saya pun langsung mengangguk-angguk setuju.

Memangnya spesifikasi seperti apa yang bakal Anda dapatkan dengan modal 27 juta rupiah itu? Yang paling utama, prosesor 8-core/16-thread Intel Core i7-10870H dan GPU Nvidia GeForce RTX 3070 Max-Q. Kombinasi ini, menurut Tara Arts, sudah mampu menjalankan Cyberpunk 2077 di resolusi 1080p dengan setting rata kanan, dibantu oleh DLSS. Kalau Anda pernah memainkan Cyberpunk 2077, saya yakin Anda pasti tahu betapa beratnya game tersebut.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 16 GB dan SSD NVMe berkapasitas 512 GB. Angka-angka ini bisa dikatakan tentatif, sebab konsumen masih bisa menambahnya lebih jauh lagi berkat keberadaan 2 slot NVMe, 1 slot SATA, dan 2 slot RAM. Dalam posisi mentok alias endgame, Predator Helios 300 bisa menawarkan RAM 32 GB, SSD 2 TB, dan HDD 2 TB, dan ini pada dasarnya menjadikannya ideal untuk keperluan kreasi konten.

Tara Arts sendiri membenarkan pendapat bahwa laptop ini tak hanya cocok untuk gamer, melainkan juga untuk kalangan kreator. Tugas-tugas berat seperti render video 4K dapat diselesaikannya dengan cepat, dan semua itu dilakukan selagi perangkat tetap terasa dingin. Seperti yang kita tahu, ‘penyakit’ umum laptop adalah panas, terutama kalau spesifikasinya setinggi ini. Namun itu rupanya tidak berlaku untuk Predator Helios 300.

Rahasianya terletak pada sistem pendingin dua kipas yang sangat efisien, yang mampu memaksimalkan aliran udara selagi meminimalkan kebisingan. Tiap-tiap bilah kipasnya memiliki tebal cuma 0,1 mm, dan karena lebih tipis, otomatis jumlah bilahnya pun bisa diperbanyak di setiap unit kipas.

Selain tipis, bilah kipasnya juga mempunyai rancangan yang cukup unik yang mencakup tepi bergerigi, sayap kecil di ujung atas dan bawah, serta sirip melengkung di sepanjang bagian dalam setiap bilah. Hasilnya adalah peningkatan aliran udara hingga 45% jika dibandingkan dengan kipas biasa.

Pada kenyataannya, sistem pendingin yang lebih baik merupakan salah satu kelebihan seri Predator Helios ketimbang seri Predator Nitro kalau berdasarkan penjelasan Dimas Setyo selaku Presales Manager Acer Indonesia. Faktor pembeda lainnya meliputi material yang lebih bagus, serta layar yang lebih superior.

Benar saja, pada Predator Helios 300, superioritas layarnya sebenarnya sudah bisa diterka dari namanya. Perangkat ini mengemas panel IPS 15,6 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 300 Hz. Menurut Adrian Lesmono, Country Consumer Business Lead Nvidia untuk Indonesia, dengan refresh rate setinggi itu, otomatis laptop ini sudah bisa dimasukkan ke dalam standar esport, apalagi mengingat ia sudah didukung penuh oleh teknologi Nvidia Reflex yang akan semakin memangkas latensi lebih jauh lagi.

Sebagai referensi, refresh rate paling tinggi yang bisa kita dapatkan dari monitor gaming terkini sejauh ini adalah 360 Hz. Acer sebenarnya bisa saja menyematkan resolusi yang lebih tinggi, akan tetapi perpaduan resolusi 1080p dan refresh rate 300 Hz pada dasarnya merupakan indikasi bahwa fokus yang dituju adalah ranah gaming kompetitif.

Sekali lagi, banderol harga Rp26.999.000 itu relatif mahal, namun Tara Arts berpendapat bahwa value yang didapat cukup sepadan. Secara fisik, dimensi perangkat ini juga tergolong cukup ringkas, dengan tebal 22,9 mm dan bobot 2,3 kg. Menurut Tara Arts, ukurannya pas untuk dibawa-bawa dan digunakan selama masa WFH alias “work from hanywhere“.

Dirancang Untuk WFA, 6 Laptop Bisnis Lenovo ThinkBook Gen 2 Resmi Hadir di Indonesia

Lenovo telah meluncurkan enam laptop ThinkBook terbarunya di Indonesia, meliputi ThinkBook 13s dan 14s Gen 2, ThinkBook 14 dan 15 Gen 2 yang tersedia dalam versi Intel dan AMD, serta ThinkBook 14s Yoga Gen 2 dan ThinkBook 15p Gen 2. Keenam laptop bisnis ini dirancang untuk membantu profesional modern mengakomodir WFH dan WFA (work from anywhere).

Sebuah survei terhadap pemilik usaha kecil dan menengah oleh Intermedia dan Sapio Research menunjukkan bahwa lebih dari separuh SMB (Small Medium Business), dari 250 SMB yang diamati, cenderung mempertahankan opsi kerja jarak jauh dalam jangka panjang. Lenovo juga baru-baru ini melakukan survei global berjudul Future of Work and Transformation di beberapa market termasuk Indonesia yang menunjukkan 70% pekerja merasa lebih puas bekerja dari rumah dan 56% persen merasa lebih produktif.

Bahkan ketika nantinya pandemi ini berakhir, sebagian besar pekerja tetap menginginkan model kerja hybrid. Dengan demikian, pekerja akan membutuhkan perangkat yang dapat menunjang kolaborasi secara virtual dan memaksimalkan pekerjaan mereka sehari-hari.

Para modern profesional adalah pekerja yang tech-savvy dan mereka ingin menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan lebih efektif. Untuk itu, pelaku usaha perlu mendukung karyawannya saat masa transisi ini dengan teknologi dan fitur yang lebih cerdas untuk membantu bisnis terus tumbuh. ThinkBook menghadirkan kombinasi antara performa dan gaya yang stylish, kolaborasi yang efektif, keamanan, dan inovasi fitur yang sudah disesuaikan untuk kebutuhan pekerja modern agar dapat memaksimalkan kerja remote mereka tanpa hambatan,” ujar Willy Setiawan, SMB Lead, Lenovo Indonesia.

Beberapa fitur khusus yang dirancang untuk WFH dan WFA pada ThinkBook Gen 2 meliputi AI-based noise cancellation, fitur ini membantu memperlancar komunikasi saat meeting atau melakukan video conferencing dan mampu meredam noise di sekitar. Lalu, ada Automatic Booting yang memungkinkan booting otomatis saat lid laptop dibuka tanpa perlu menekan tombol power untuk terhubung lebih cepat.

Mode eye-care dan blue light yang dapat diatur oleh pengguna sehingga mata tidak mudah lelah walau bekerja seharian di depan layar. Service Hot Keys, tombol untuk terhubung langsung dengan website services Lenovo sehingga pengguna dapat dengan mudah melihat status warranty, software, dan diagnosa troubleshooting.

ThinkShutter yang dihadirkan untuk keamanan dan privasi pada saat menggunakan webcam. Serta, beberapa fitur lainnya seperti Smart Power On dengan Fingerprint Reader, modern standby, dan dilengkapi dengan speaker Harman.

ThinkBook 13s dan 14s Gen 2 i:

ThinkBook 13s dan 14s Gen 2 merupakan produk slim series dari lini terbaru ThinkBook yang sudah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake. Dengan berat mulai dari 1,26 kg dan ketebalan mulai dari 1,49 cm, membuat laptop ini cocok bagi pengguna yang memiliki mobilitas tinggi dan suka berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lainnya.

Bodi yang ramping dapat tercapai berkat rasio screen-to-body yang tinggi hingga 90% dengan bezel tipis. Khusus ThinkBook 13s, layar 13,3 incinya ditopang resolusi tinggi hingga 2,5K dengan aspek rasio 16:10 yang lebih lega dalam menampilkan konten vertikal. Material alumunium membuat perangkat ini memiliki tampak yang elegan dan solid.

ThinkBook 14 dan 15 Gen 2 Intel dan AMD:

Perangkat ini dirancang untuk memaksimalkan produktivitas para modern profesional pada saat remote working dan hadir dengan dukungan RAM hingga 40GB sehingga pengguna dapat menjalankan banyak aplikasi alias multitasking. Keduanya mengusung desain narrow bezel dengan rasio screen-to-body sampai 85% untuk ThinkBook 14 dan 88% untuk ThinkBook 15.

ThinkBook 14 Gen 2 tersedia dalam versi prosesor Intel Core generasi ke-10 dan AMD Ryzen 4000 series. Sedangkan, ThinkBook 15 Gen 2 hadir dengan prosesor AMD saja yaitu Ryzen 5 4500U dan Ryzen 7 4700U.

ThinkBook 14s Yoga i:

ThinkBook 14s Yoga merupakan produk yang paling versatile di dalam lini ThinkBook Gen 2 dengan model Yoga 2-in-1. Laptop ini hadir dengan warna klasik ThinkBook yaitu Mineral Grey dan edisi terbatas warna Abyss Blue. Juga sudah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake.

Laptop convertible ini memiliki berat mulai dari 1,5kg dan ketebalan hanya 1,6cm. Layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass yang tahan terhadap goresan. Lapisan dari layar juga bersifat anti smudge yang meminimalkan bekas sidik jari yang menempel pada layar. Menariknya, ThinkBook 14s Yoga menyediakan slot khusus di bodinya untuk menyimpan aksesori Smart Pen.

ThinkBook 14s Yoga hadir dalam empat mode penggunaan, mulai dari penggunaan laptop seperti biasa dengan layar sentuh, mode tablet, mode tent dengan layar dibalik hingga engsel menghadap ke atas yang membuat pengalaman menonton lebih ideal, dan mode present yang menempatkan sisi keyboard ke bagian bawah, cocok digunakan saat meeting atau melakukan webinar.

ThinkBook 15p Gen 2 i:

ThinkBook 15p Gen 2 dirancang dengan performa tinggi tetapi tetap hadir dengan desain yang elegan. Didukung oleh prosesor Intel generasi ke-10 H-series dengan jumlah inti prosesor hingga 8 core untuk beban kinerja ekstrem. Prosesor H-series ini memiliki clock speed hingga 5GHz yang menghadirkan kinerja sekaliber desktop.

Perangkat ini didukung dengan pilihan grafis hingga NVIDIA GEFORCE GTX 1650Ti, yang membuat laptop ini dapat mengedit animasi, video, atau foto secara optimal di beberapa aplikasi seperti Adobe Premiere Pro, Davinci Resolve, AutoCAD, Solidworks, dan lainnya. Layar 15,6 inci ThinkBook 15p ditopang resolusi UHD 3840×2160 piksel dan kecerahan layar 600 nit yang membantu content creator melihat layar dengan jelas bahkan saat berada di luar ruangan.

Lenovo Premier Support

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dan pekerja di masa remote working adalah kesulitan untuk mendapatkan layanan IT yang dibutuhkan, terlebih banyak pekerja yang bekerja dari luar kota. Adanya masalah dengan perangkat, membuat bisnis dapat kehilangan waktu produktif untuk bekerja.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Lenovo menghadirkan layanan Premier Support, layanan pelanggan yang paling premium dari Lenovo, membuat pengguna dapat langsung dilayani dengan technical expert secara cepat jika mengalami kendala. Layanan ini juga memiliki dedicated phone line 24/7, penggantian spare part keesokan harinya, dan tersedia di seluruh Indonesia yang memudahkan pekerja di masa ini.

Khusus pembelian ThinkBook 14s Yoga Gen 2 dengan Windows 10 Pro akan mendapatkan upgrade garansi Lenovo Premier Support dari 1 tahun menjadi 2 tahun. Serta, mendapatkan layanan Lenovo Accidental Damage Protection (ADP) selama satu tahun. Berikut informasi harga dan ketersediaannya.

Model Intel

  • ThinkBook 13s Gen 2 i akan tersedia pada bulan Juni dan harga dimulai dari Rp14.149.000
  • ThinkBook 14s Gen 2 i sudah tersedia mulai hari ini dan harga dimulai dari Rp13.999.000
  • ThinkBook 14s Yoga Gen 2 i sudah tersedia mulai hari ini dan harga dimulai dari Rp14.775.000
  • ThinkBook 14 Gen 2 i sudah tersedia mulai hari ini dan harga dimulai dari Rp9.100.000
  • ThinkBook 15p Gen 2 sudah tersedia mulai bulan Juni dan harga dimulai dari Rp19.400.000

Model AMD

  • ThinkBook 14 Gen 2 AMD sudah tersedia mulai hari ini dan harga dimulai dari Rp8.100.000
  • ThinkBook 15 Gen 2 AMD akan tersedia pada bulan Mei dan harga dimulai dari Rp8.500.000

Atomos Umumkan Ninja V+ dan Stream, Tawarkan Kapabilitas 8K 30fps ProRes Raw

Atomos telah mengumumkan dua perangkat monitor/recorder baru yaitu Ninja V+ dan Ninja Stream. Serta, pembaruan besar untuk Ninja V dengan firmware berbayar pertamanya seharga US$99 atau sekitar Rp1,4 jutaan yang rencananya akan dirilis pada bulan Mei 2021.

Ninja V sendiri dirilis pada tahun 2018, sejak itu Atomos secara konsisten merilis pembaruan gratis agar kompatibel dengan kamera baru. Lewat firmware berbayar ini Atomos meningkatkannya dengan memberi dukungan codec H.265 (HEVC). Berkat codec baru, monitor HDR 5 inci 1000 nit ini memungkinkan merekam footage 4K 60fps 10-bit 4:2:2 full ‘i’ frame dan juga 8-bit dengan opsi kecepatan data bervariasi.

Ninja V+ dan Ninja Stream

Butuh tiga tahun bagi Otomos untuk merilis penerus Ninja V. Dari segi desain, keduanya berbagi form factor yang sama. Bedanya bezel Ninja V+ dipoles dengan warna stealth grey. Tentu saja, perubahan besar terletak pada bagian dalamnya untuk merekam video dengan kualitas setinggi mungkin.

Keunggulan Ninja V+ dibanding pendahulunya adalah kemampuannya merekam video hingga resolusi 8K 30fps dan 4K 120fps secara terus menerus di format Apple ProRes RAW pada sistem kamera yang kompatibel. Ninja V+ secara bawaan juga sudah mendukung codec H.265 (HEVC) tanpa perlu melakukan upgrade berbayar.

Atomos belum mengungkap daftar lengkap kamera yang kompatibel dengan Ninja V+, pada press release-nya Atomos menyebut Canon EOS R5 untuk perekaman 8K 30fps. Sedangkan untuk dukungan 4K 120fps akan datang ke Z CAM E2 dan E2-M4.

Untuk mendukung pengguna SDI, Atomos juga memperkenalkan Ninja V+ Pro Kit yang dilengkapi dengan aksesori tambahan seperti adapter AtomX SDI. Dengan ini memungkinkan perekaman 4K 120fps ProRes RAW dari output SDI RAW pada Sony FX9 dan FX6.

Geser ke Ninja Stream, Atomos bilang bahwa monitor/recorder ini dirancang khusus untuk mengatasi tantangan produksi pada pembatasan jarak sosial seperti saat pandemi saat ini. Ninja Stream menawarkan perekaman ProRes dan H.264/5 proxy secara simultan dengan nama file dan timecode bersama, sambil mengirim feed video ke Ninja lain, smart device, atau platform berbasis web secara bersamaan.

Untuk detail spesifikasinya, monitor/recorder HDR 5 inci 4K dengan kecerahan maksimum 1.000 nit ini telah dilengkapi konektivitas WiFi, Ethernet, dan port USB-C. Feed video dari Ninja Stream dapat dibagikan dengan orang lain melalui WiFi atau melalui Ethernet 1Gbe hingga 300 meter tanpa perlu PC untuk transfer data dan live streaming.

Sumber: DPreview