Amartha Announces Series B Funding Led by Line Ventures

The p2p lending service, Amartha announced series B funding led by Line Ventures with undisclosed amount. Participated also other investors, such as Bamboo Capital Partners, UOB Ventures Management, PT Teladan Utama, and PT Medco Intidinamika.

Line Ventures, has some startup portfolios in Indonesia, including HappyFresh, IDN Media, and Warung Pintar.

Meanwhile, UOB Ventures invests in Amartha through its entity, Asia Impact Investment Fund I. The fund is specifically raised for Southeast Asia and China’s startup growth. To date, there are nine startups in its portfolios, including Halodoc and Ruangguru.

Amartha’s Founder and CEO, Andi Taufan Garuda Putra said, the fresh money will be distributed for business expansion across Indonesia, in order to empower more women and families in the rural area.

“By expanding coverage throughout Indonesia, Amartha also expects to accelerate financial inclusion through digital financial innovation, also to stay true to their vision, equal welfare across Indonesia,” he said in an official statement.

Line Ventures’ Director of Investment, James Lim added, he was eager to join Amartha’s mission in bringing social impact and financial inclusion throughout Indonesia.

“With Amartha’s solid management team and always striving to meet the highest standards of authority regulations, also in its capacity with technology and operations, Amartha is in a good position to maintain and promote more healthy socio-economic welfare,” Lim said.

amartha

Amartha has distributed Rp1.6 trillion funding to more than 343 thousand partners in 5,200 villages in Java and Sulawesi. The company develops technology platforms and algorithms to automate operational aspects, services, and safe and accurate credit assessment systems.

The company also implements a joint responsibility system for partners to build social cohesion and reduce the default rate. All the methods used by Amartha, are said to have proven to reduce the poverty level of their partners, even in the 2019 CFDS report, which significantly increased the income of micro-entrepreneurs women.

The last time, Amartha announced Series A funding in 2017 led by Mandiri Capital Indonesia worth $2 million (over 26 billion Rupiah). Lynx Asia Partners, Beenext and Midplaza Holding also participated in this round.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Amartha Umumkan Perolehan Pendanaan Seri B yang Dipimpin Line Ventures

Layanan p2p lending Amartha mengumumkan perolehan dana seri B yang dipimpin Line Ventures dengan nominal yang tidak disebutkan. Investor lain yang turut berpartisipasi diantaranya Bamboo Capital Partners, UOB Ventures Management, PT Teladan Utama, dan PT Medco Intidinamika.

Line Ventures, punya beberapa portofolio startup di Indonesia, di antaranya HappyFresh, IDN Media, dan Warung Pintar.

Sementara, UOB Ventures sebelumnya masuk ke Amartha lewat entitasnya, Asia Impact Investment Fund I. Pendanaan yang khusus dibentuk untuk growth startup di Asia Tenggara dan Tiongkok. Sejauh ini ada sembilan startup yang masuk ke dalam portofolionya, termasuk Halodoc dan Ruangguru.

Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, pendanaan akan digunakan untuk ekspansi bisnis ke seluruh Indonesia, agar dapat memberdayakan lebih banyak lagi perempuan dan keluarga di pedesaan.

“Dengan memperluas jangkauan ke seluruh pelosok negeri, Amartha juga berharap dapat mempercepat inklusi keuangan melalui inovasi keuangan digital dan mewujudkan visi kami yaitu kesejahteraan merata bagi Indonesia,” kata Taufan dalam keterangan resmi.

Direktur Investasi Line Ventures James Lim menambahkan, pihaknya bersemangat untuk bergabung dengan misi Amartha dalam membawa dampak sosial dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.

“Dengan tim manajemen Amartha yang solid dan selalu berusaha keras untuk memenuhi standar tertinggi peraturan otoritas, ditambah dengan kekuatannya dalam teknologi dan operasional, Amartha berada dalam posisi yang baik untuk memelihara dan mempromosikan kesejahteraan sosial ekonomi yang lebih sehat,” kata Lim.

Saat ini Amartha telah menyalurkan pendanaan Rp1,6 triliun kepada lebih dari 343 ribu mitra di 5.200 desa di Jawa dan Sulawesi. Perusahaan mengembangkan platform teknologi dan algoritma untuk mengotomatiskan aspek operasional, layanan, dan sistem penilaian kredit yang akurat dan aman.

Perusahaan juga mengimplementasikan sistem tanggung renteng kepada para mitra guna membangun kohesi sosial dan menekan angka gagal bayar. Seluruh metode yang dipakai Amartha, disebutkan terbukti mengurangi tingkat kemiskinan mitranya, bahkan dalam laporan CFDS tahun 2019, berhasil meningkatkan pendapatan perempuan pengusaha mikro secara signifikan.

Amartha terakhir kali mengumumkan pendanaan Seri A pada 2017 yang dipimpin oleh Mandiri Capital Indonesia senilai $2 juta (lebih dari 26 miliar Rupiah). Di dalam putaran ini juga diikuti oleh Lynx Asia Partners, Beenext dan Midplaza Holding.

Application Information Will Show Up Here

HappyFresh Announces The Latest Funding of 282 Billion Rupiah

In a discussion between DailySocial team with HappyFresh’s CEO, Guillem Segarra last year, the service is revealed to raise series C funding. They’ve received $20 million (over 282 billion Rupiah) fresh funding. Grab Ventures as the first participant, including GrabFresh partnership announced last September.

The series C funding was led by Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, followed by LINE Ventures, Singha Ventures, Samena Capital, Vertex Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), 500 Startups, and BeeNext.

In the interview with TechCrunch, Segarra said the credit will be used to build up technology, including consumer’s shopping customization. He also ensured to have expansion, although the strategy will be different with the previous one. HappyFresh is available in Indonesia, Malaysia, and Thailand.

“Currently [the expansion] is based on market penetration rather than availability of new logical one. We’re not in rush,” he said.

Segarra claims to have gained profit in the current market.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

HappyFresh Umumkan Perolehan Dana Baru 282 Miliar Rupiah

Dalam perbincangan DailySocial dengan CEO HappyFresh Guillem Segarra pertengahan tahun lalu, terungkap layanan pengantaran bahan kebutuhan sehari-hari tersebut tengah menggalang dana Seri C. Kini mereka mengumumkan telah memperoleh dana segar $20 juta (lebih dari 282 miliar Rupiah). Grab Ventures adalah yang pertama berpartisipasi, termasuk kemitraan GrabFresh, yang diumumkan September lalu.

Dana Seri C yang diperoleh HappyFresh ini dipimpin oleh Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund dengan partisipasi Line Ventures, Singha Ventures, Samena Capital, Vertex Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), 500 Startups, dan BeeNext.

Dalam wawancara dengan TechCrunch, Segarra mengungkapkan dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat sisi teknologi, termasuk memperkuat personalisasi belanja konsumen. Ia juga memastikan adanya potensi ekspansi, meskipun strateginya akan berbeda dengan langkah ekspansi sebelumnya. Saat ini HappyFresh beroperasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

“Saat ini [ekspansinya] berbasiskan pendekatan market driven ketimbang sekedar menunjukkan lokasi di peta. Anda akan melihat ketersediaan di pasar baru yang masuk akal. Kami tidak terburu-buru,” kata Segarra.

Segarra mengklaim telah mendapatkan keuntungan di pasar tempat layanannya beroperasi.

Application Information Will Show Up Here

A Hotel Management Service Developer, Zuzu, Receives Series A Funding Worth 52 Billion Rupiah

Zuzu Hospitality Solutions (formerly known as Zuzu Hotels) today (3/19) announces series A funding worth of $3.7 million or equivalent to 52,5 billion rupiah. This round was led by Wavemaker Partners, the previous investor which leads the seed funding. Other investors involved are Golden Gate Ventures, Convergence Venture, Alpha JWC Ventures, and Line Ventures.

The additional capital is to be focused on its operational in Indonesia, Taiwan, and Singapore. They also planed an expansion to some Asia Pacific’s region. Zuzu, along with this, also appointed some industry’s veteran, such as Jake Coleiro for Australia’s Country Manager,and Prae Wattanalapa for Thailand’s Country Manager.

“Acquiring advanced support from investors show that we’re still in line with mission to provide an independent hotel management service. We also glad to have new investors in supporting our next international expansion phase,” Zuzu’s Co-Founder,Dan Lynn said.

After pivot and stopped doing budget hotel business (B2C), Zuzu focused on providing management solution for hotel operation system (B2B). Through their digital system implementation, hotel can provide efficiency to increase online profit up to 30% in average. Their mission is to assure hotels can provide the best service for its customers without any barrier of operational and complicated software implementation for services.

Previously, there has been similar service in Indonesia offering operational system to help hospitality management. One example is Caption, a Yogyakarta based hospitality startup.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pengembang Layanan Manajemen Hotel “Zuzu” Dapatkan Pendanaan Seri A Senilai 52 Miliar Rupiah

Zuzu Hospitality Solutions (dulu dikenal dengan nama Zuzu Hotels) hari ini (19/3) mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $3,7 juta atau setara dengan 52.5 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Wavemaker Partners, investor sebelumnya yang juga memimpin dalam pendanaan awal. Turut berpartisipasi beberapa investor termasuk Golden Gate Ventures, Convergence Venture, Alpha JWC Ventures, dan Line Ventures.

Penambahan modal yang didapat difokuskan untuk menguatkan operasionalnya di Indonesia, Taiwan, dan Singapura. Pihaknya juga berencana melakukan ekspansi ke beberapa wilayah di Asia Pasifik. Bersama dengan ini, Zuzu turut menunjuk beberapa veteran industri, yakni Jake Coleiro untuk menjadi Country Manager Zuzu Australia dan Prae Wattanalapa sebagai Country Manager Zuzu Thailand.

“Mendapatkan dukungan berkelanjutan dari investor menunjukkan bahwa kami masih selaras dengan misi untuk memberikan manajemen layanan hotel yang independen. Kami juga bersyukur telah mendapatkan investor baru untuk membantu fase ekspansi internasional berikutnya,” ujar Co-Founder Zuzu Dan Lynn.

Pasca pivot dan tidak menjalankan bisnis budget hotel (B2C), Zuzu fokus memberikan solusi manajemen untuk sistem operasi hotel (B2B). Melalui implementasi sistem digital miliknya, rata-rata hotel dapat menghadirkan efisiensi untuk meningkatkan pendapatan online hingga 30%. Misi Zuzu ialah memastikan hotel dapat fokus memberikan suguhan layanan terbaik bagi para tamunya, tanpa harus pusing mengurus operasional dan implementasi perangkat lunak yang berbelit untuk pelayanan.

Di Indonesia sebelumnya juga sudah ada layanan serupa yang memberikan sistem operasi untuk membantu manajemen perhotelan. Salah satunya ialah Caption, startup hospitality berbasis di Yogyakarta.

Warung Pintar Announces Series B Funding Worth of 390 Billion Rupiah

A startup of “new retail” platform developer, Warung Pintar, today (1/21) announced series B funding worth of $27.5 million, equivalent with 390 billion rupiah. Funding was acquired from the previous investors, SMDV, Vertex, Pavilion Capital, Line Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, Jerry Ng, and EV Growth. Participated also in this round, digital wallet developer under Lippo Group, Ovo.

Previously, Warung Pintar has received seed funding worth of 55 billion rupiah in early 2018. Later on, in the mid-year, they announce advanced funding worth of 57 billion rupiah. In 2018, the startup under East Venture has more than 1150 kiosk partners in all over Jabodetabek. Some strategic partnerships are held, with Ovo, Go-Pay, and Flock.

Agung Bezharie Hadinegoro, Warung Pintar’s Co-Founder and CEO said the company has vision to be a “golden standard” for micro entrepreneurs in Indonesia. Until now, Warung Pintar has increased partners income up to 41%.

OVO’s CEO, Jason Thompson added, Warung Pintar’s proposition resonates with OVO’s main focus to empower SMEs in Indonesia, it’s an important part of financial inclusion.

As Warung Pintar‘s Chairman, Willson Cuaca emphasized on the startup, as one with fastest development in East Ventures’ portfolio. The funding round is considered to close very fast.

Warung Pintar, after this round, intends to expand kiosk up to 5000 units in 2019. They’ll also expand network outside Jabodetabek, starts from Banyuwangi.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Warung Pintar Umumkan Pendanaan Seri B Senilai 390 Miliar Rupiah

Startup pengembang platform “new retail”  Warung Pintar hari ini (21/1) mengumumkan perolehan pendanaan seri B sebesar $27,5 juta, setara dengan 390 miliar Rupiah. Pendanaan diperoleh dari investor terdahulu mereka, yakni SMDV, Vertex, Pavilion Capital, Line Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, Jerry Ng dan EV Growth. Turut berpartisipasi dalam pendanaan kali ini, pengembang dompet digital di bawah naungan grup Lippo, yakni Ovo.

Sebelumnya Warung Pintar telah mendapatkan pendanaan awal senilai 55 miliar Rupiah di awal tahun 2018. Setelah itu di pertengahan tahun mereka mengumumkan pendanaan lanjutan senilai 57 miliar Rupiah. Di tahun 2018, startup besutan East Ventures ini telah memiliki lebih dari 1150 kios mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Beberapa kemitraan strategis juga telah dijalin, di antaranya bersama Ovo, Go-Pay, dan Flock.

Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro menyampaikan, perusahaannya memiliki visi menjadi “golden standard”  bagi pengusaha mikro di Indonesia. Sejauh ini Warung Pintar telah mendorong kenaikan pendapatan mitra hingga 41%.

CEO OVO Jason Thompson turut menambahkan, proposisi Warung Pintar beresonansi dengan fokus OVO untuk memberdayakan UKM di Indonesia, ini menjadi bagian penting dari inklusi keuangan.

Sementara Chairman Warung Pintar, Willson Cuaca menegaskan, bahwa Warung Pintar adalah salah satu startup yang paling cepat berkembang dalam portofolio East Ventures. Ronde pendanaan turut dinilai mampu ditutup dengan sangat cepat.

Pasca pendanaan ini, Warung Pintar berambisi dapat meningkatkan pertumbuhan kios mencapai 5000 unit pada tahun 2019. Pihaknya juga akan memperluas jangkauan di luar Jabodetabek, dimulai dari Banyuwangi.

IDN Media Receives Series C Funding Led by EV Growth

IDN Media today (08/1) has announced the series C funding led by EV Growth – a joint venture capital of East Ventures, Sinar Mas, and Yahoo! Japan; special for advanced funding. Participated also in this round True Digital & Meria Platform (part of Charoen Pokphand group, Thailand) and LINE Ventures. The nominal hasn’t been informed.

The additional funding is to be allocated to fasten the platform development with “nationwide hyperlocal” strategy, to boost product / technology offering, and explore the acquisition / strategic partnership. In terms of strategic partnership, IDN Media provides seed funding to Cetaku startup and collaborates with Rappler Indonesia.

Winston Utomo, IDN Media’s Founder & CEO said the series C funding is a beginning to realize the long-term vision.

“The series C funding is a crucial event in our journey. A mission to be the voice of millennials and gen Z is our current homework. We’ll keep working hard to be a company which brings positive impact in public,” he said.

William Utomo, as the other founder and also IDN Media’s COO stated the rapid business growth, supported by reliable team.

“In terms of business, we’ve been partnered with more than 2000 brands in the last 12 months to help business development by connecting them to our audience. We’ll keep improving the technology / product offering,” he added.

Winston and William Utomo, IDN Media's Founders / IDN Media
Winston and William Utomo, IDN Media’s Founders / IDN Media

IDN Media was founded in June 8th, 2014 in Surabaya by Utomo brothers. They currently operating five business units consist of four digital media (IDN Times, Popbela, Popmama, and Yummy) with three business agency (IDN Creative, IDN Event, and IDN Creator Network).

Wilson Cuaca, Managing Partner EV Growth said, “I know IDN Media will grow into a big company since I met Winston and William for the first time. They’re not only have vision but also strong in implementation and operation. They have a great and loyal user base, and the most important one, they’ve created a healthy and sustainable business.

Kay Lim, Head of LINE Ventures also performed a speech. He appreciates IDN Media’s significant growth in such short time. He believes, along with LINE and other partners, IDN Media can create a revolution of media industry and become the biggest digital media in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

IDN Media Dapatkan Pendanaan Seri C yang Dipimpin EV Growth

IDN Media hari ini (08/1) mengumumkan perolehan pendanaan seri C yang dipimpin oleh EV Growth – perusahaan modal ventura patungan East Ventures, Sinar Mas dan Yahoo! Jepang; dikhususkan untuk pendanaan tahap lanjut. Turut berpartisipasi dalam putaran ini True Digital & Media Platform (bagian dari grup Charoen Pokphand, Thailand) dan LINE Ventures. Tidak diinfokan mengenai nominal dana yang berhasil dibukukan.

Modal tambahan ini akan difokuskan IDN Media untuk mempercepat pertumbuhan platform melalui strategi “nationwide hyperlocal“, memajukan penawaran produk/teknologi, dan mengeksplorasi kemitraan strategis/akuisisi. Soal kemitraan strategis, tahun 2018 IDN Media memberikan pendanaan awal kepada startup Cetaku dan menjalin kolaborasi dengan Rappler Indonesia.

Founder & CEO IDN Media Winston Utomo menyampaikan, pendanaan seri C yang didapat merupakan permulaan untuk memulai visi jangka panjang yang telah dimiliki.

“Pendanaan seri C ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan kami. Misi untuk menjadi suara milenial dan gen Z menjadi pekerjaan yang sedang kami jalankan. Kami akan terus bekerja sangat keras untuk menjadi perusahaan yang membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujar Winston.

Sementara itu pendiri lainnya yang juga merupakan COO IDN Media, William Utomo, menyampaikan bahwa pertumbuhan bisnis setahun terakhir cukup pesat, didorong oleh tim yang andal.

“Dalam hal bisnis, di 12 bulan terakhir kami telah bekerja sama dengan lebih dari 2000 brand untuk membantu menumbuhkan bisnis mereka dengan menghubungkan dengan audiens kami. Ke depan kami berupaya terus meningkatkan penawaran produk dan teknologi,” sambut William.

Founder IDN Media
Founder IDN Media, Winston dan William Utomo / IDN Media

IDN Media didirikan pada 8 Juni 2014 di Surabaya oleh Utomo bersaudara. Saat ini IDN Media mengoperasikan lima unit bisnis digital yang terdiri dari empat media digital (IDN Times, Popbela, Popmama, dan Yummy) serta tiga bisnis agensi (IDN Creative, IDN Event dan IDN Creator Network).

Managing Partner EV Growth Willson Cuaca menyampaikan, “Saya tahu IDN Media akan menjadi sangat besar sejak hari pertama bertemu dengan Winston dan William. Mereka tidak hanya visioner, tetapi juga sangat kuat dalam pelaksanaan dan operasional. Mereka memiliki basis pengguna besar dan loyal, dan yang terpenting mereka telah menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.”

Kay Lim, Head of LINE Ventures turut menyampaikan sambutannya. Ia mengapresiasi pertumbuhan signifikan IDN Media dalam waktu yang relatif singkat. Ia meyakini, bersama LINE dan mitra lainnya, IDN Media dapat merevolusi industri media dan menjadi media digital terbesar di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here