JD.ID Dikabarkan akan Hengkang Akhir Januari 2023, Bisnis Logistik Tutup Lebih Dulu

JD.ID, perusahaan e-commerce patungan JD.com dan Provident Capital, dikabarkan bakal tutup operasional per akhir bulan ini. Seluruh bisnis operasional JD.ID bakal ditutup satu per satu, salah satunya bisnis logistik JDL Express Indonesia yang resmi tutup per 22 Januari 2023.

Informasi ini diperoleh dari sumber terpercaya DailySocial.id. Dia menyampaikan, “JD.id juga selesai akhir bulan ini [Januari 2023].”

Saat dikonfirmasi, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara tidak bersedia memberikan pernyataannya. “Terkait hal ini, mohon maaf, saat ini saya belum bisa memberikan statement apapun,” kata dia.

Bila kabar ini benar, maka sekaligus mengonfirmasi pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan rencana JD.com untuk exit dari Indonesia dan Thailand pada kuartal I 2023. Persaingan bisnis yang ketat dengan pemain e-commerce lainnya, jadi salah satu alasan dibalik hengkangnya JD.com.

Sebagai perusahaan e-commerce, JD.ID bukanlah pemain yang dominan di Indonesia. Mengutip dari data iPrice, posisi tertinggi JD.id berada di posisi keenam besar terjadi pada kuartal IV 2018. Saat itu, jumlah kunjungan situs per bulannya tembus hampir 17 juta kali. Lalu terus merosot hingga per kuartal II 2022, kunjungannya merosot di angka 2,3 juta kali, menempatkan posisinya di urutan ke-10.

Sementara mengutip dari SimilarWeb, kunjungan situs JD.ID melorot ke angka 1,6 juta kali per Desember 2022. Menempatkan JD.ID di urutan ke-15 dari situs e-commerce yang paling dikunjungi di Indonesia.

Sinyal-sinyal perusahaan mulai kesulitan sebenarnya sudah terlihat lewat gelombang PHK yang ditempuh hingga dua kali sepanjang tahun lalu. Pertama kali terjadi pada Juni 2022 dengan merumahkan puluhan pegawai.

Kemudian, pada awal Desember 2022, JD.id mengumumkan PHK terhadap 30% karyawan atau sekitar 200 orang. Perusahaan berdalih keputusan tersebut diambil karena saat ini menghadapi perubahan bisnis yang sangat cepat terjadi. Oleh karena itu, langkah adaptasi perlu diambil perusahaan.

“Salah satu langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan,” ucap Setya.

JDL Express resmi tutup

Tak hanya itu, sumber kami juga mengonfirmasi mengenai kebenaran informasi terkait tutupnya JDL Express Indonesia. “Iya [benar tutup],” ucap dia. Informasi ini sebelumnya sudah disampaikan melalui situs resmi JDL Express.

“Layanan JDL Express Indonesia nonaktif per tanggal 22 Januari 2023. Apabila terdapat kendala dengan pengiriman paketmu, silakan hubungi Customer Experience kami,” tulis pengumuman tersebut.

Belum ada keterangan lebih lanjut yang disampaikan perusahaan terkait nasib aset dan karyawannya. Namun sumber kami menyampaikan, belum ada investor baru yang berniat untuk ambil alih seluruh aset JDL Express. “Belum ada investor baru,” tambahnya.

JDL Express yang sebelumnya bernama J-Express atau JX Indonesia ini sudah berdiri sejak 2015. Echo Hong merupakan CEO terakhir yang menjabat di perusahaan tersebut, resmi didapuk pada 5 Oktober 2022. Hong merupakan salah satu pemimpin termuda di JD Worldwide, platform e-commerce khusus impor milik JD.com, dan memiliki 11 tahun pengalaman di bidang logistik. Ia telah bergabung bersama JD.ID sejak 2012.

Mengenai pencapaian JDL Express, disebutkan bahwa perusahaan memiliki 11 gudang, lebih dari 250 titik drop point, serta lebih dari 3.000 kurir. Penawaran produknya mulai dari layanan pengiriman reguler, pengiriman dengan metode pembayaran di tempat (Cash on Delivery), metode pembayaran dengan menggunakan kartu di tempat (Card Swipe on Delivery), tailor-made, fulfillment, kargo, last mile, dan cross border last mile.

Application Information Will Show Up Here

Haulio Ekspansi ke Indonesia dengan Akuisisi Startup Logistik Lokal “Logol”

Pengembang platform logistik asal Indonesia, Logol, resmi diakuisisi oleh perusahaan asal Singapura yang fokus pada layanan logistik first-mile, Haulio. Dilansir dari DealStreetAsia, nilai kesepakatan ini diperkirakan tidak lebih dari $10 juta atau 156 miliar Rupiah.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi ekspansi layanan Haulio di Indonesia, sekaligus memperluas jangkauan solusi yang ditawarkan perusahaan. Logol sendiri merupakan platform yang memungkinkan manufaktur, distributor, UMKM, dan pelaku usaha lainnya memesan layanan pengiriman barang secara online melalui jalur darat dan laut.

Perusahaan juga membantu pengurusan dokumen ekspor-impor secara elektronik. Logol menghubungkan para pelaku di industri logistik, mulai dari pemilik truk, transporter, forwarder, lembaga pemerintahan, hingga pelaku usaha, untuk menciptakan ekosistem logistik yang lebih efisien dan transparan.

Mengingat banyaknya terminal dan depo peti kemas di wilayah ini yang masih mengandalkan uang tunai dan dokumen, Haulio ingin memanfaatkan teknologi Logol Indonesia dan meningkatkan digitalisasi sektor logistik. Hal ini sejalan dengan ambisi Logol untuk mengefisiensikan proses logistik melalui digitalisasi.

Pada bulan April, Logol sempat meluncurkan aplikasi digital “Logol PLB” yang bertujuan mendorong pengembangan dan optimalisasi fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB) di Jakarta. Peluncuran aplikasi digital ini nantinya diharapkan dapat mendorong berbagai kemudahan yang ditawarkan melalui PLB.

PLB saat ini gencar melakukan terobosan untuk memenuhi kebutuhan para pelaku usaha dan diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dan transportasi, mendukung pertumbuhan industri–industri domestik, meningkatkan investasi asing dan lokal, serta membantu mewujudkan mimpi Indonesia menjadi hub logistik nasional dan di kawasan Asia Pasifik.

Co-Founder dan CEO Haulio Alvin Ea dalam keterangan resmi mengungkapkan, “Kami percaya dengan mengakuisisi Logol akan mempercepat pertumbuhan perusahaan serta meningkatkan jangkauan armada regional dengan 2.000 kendaraan first-mile lainnya. Begitu pula rekam jejak Haulio sebagai platform logistik terkemuka di Singapura dan Thailand akan membantu mendorong pertumbuhan dan pangsa pasar Logol di Indonesia.”

Di Indonesia sendiri, sektor logistik masih menjadi penopang perekonomian negara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Triwulan III-2021, Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan sektor ini akan berkontribusi sebesar Rp699,1 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau tumbuh sebesar 1,08% (year-on-Year) di 2022.

Rencana ke depan

Didirikan pada tahun 2017, Haulio dimulai sebagai tim beranggotakan dua orang pada tahun 2017 dan telah berkembang menjadi tim dengan lebih dari 100 karyawan yang kuat di Asia Tenggara saat ini.

Haulio membantu menghubungkan pengangkut peti kemas first-mile dengan pengirim melalui platform digitalnya. Pada bulan Januari, mereka berhasil meraih US$7 juta atau 109 miliar Rupiah pada putaran pertama yang dipimpin oleh Temasek Heliconia Capital.

Haulio juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Center of Excellence in Modelling and Simulation for Next Generation Ports (C4NGP) yang merupakan bagian dari National University of Singapore College of Design and Engineering (NUS CDE) untuk mengembangkan Smart Haulage Scheduler (SHS), sebuah algoritma penjadwalan pengangkutan dinamis.

Bersamaan dengan ini, Haulio segera meluncurkan Portal Pembayaran Haulio (HPP), platform pembayaran tagihan elektronik terintegrasi yang berfungsi untuk menciptakan efisiensi pada keuangan logistik di sektor pengangkutan. Proses yang ada saat ini disebut masih sangat manual mulai dari pembuatan faktur, pelacakan, dan tindak lanjut tagihan.

Melalui HPP, pengangkut dapat melihat proses manajemen pengangkutan end-to-end, dan segera mendapatkan gambaran menyeluruh tentang faktur dengan berbagai status. Selain itu, untuk meningkatkan taraf pemilik usaha pengangkutan mikro ke kecil, HPP akan segera memungkinkan pembayaran lebih awal, memungkinkan pengangkut memiliki kontrol yang lebih baik dalam mengelola modal kerja mereka.

Seiring perkembangannya, Haulio berharap dapat meningkatkan teknologi regional dan jumlah karyawan tim produk mereka dua kali lipat dalam tiga tahun ke depan dan akan terus menciptakan peran pekerjaan bernilai tambah yang lebih tinggi di industri seperti rekayasa perangkat lunak, manajemen produk, dan ilmu data yang akan meningkatkan cara industri beroperasi.

Ke depannya, Haulio berharap dapat mengatasi masalah industri melalui implementasi teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) yang dapat diskalakan, ditambah dengan arsitektur Open API yang dapat diadopsi untuk proses yang sudah ada.

Logee Hadirkan Solusi Rantai Pasok Logistik di Indonesia

Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital di berbagai sektor, tidak terkecuali logistik. Salah satu pemain yang sudah mendigitalkan layanannya adalah “Logee”. Startup ini merupakan salah satu inisiatif baru dari Leap Digital Telkom untuk memajukan efisiensi dan efektivitas rantai pasok logistik.

Logee merupakan platform digital yang menawarkan solusi lengkap bagi berbagai kategori pemain logistik lokal. Tidak hanya mendigitalkan proses supply chain, mereka turut menghubungkan ekosistem secara luas untuk proses perdagangan yang lebih optimal. Salah satu fitur andalannya adalah Logee Trans, sebuah marketplace untuk armada truk.

Head of Logee Trans Dumoli HM Sirait mengungkapkan, Logee Trans hadir sebagai platform B2B yang menjembatani kebutuhan dan pasokan pemilik barang dan pemilik armada. Aplikasi Logee menyediakan fitur yang bisa diandalkan pemilik kargo dengan pemilik armada truk guna menginput dan menyimpan rute pengiriman rutin.

“Logee Trans memiliki visi menjadi platform yang netral dan aman yang mengutamakan kepentingan para pemilik barang dan pemilik truk dalam ekosistem pengangkutan barang di Indonesia. Ke depan, kami juga akan full menjadi perusahaan DigiCo dengan melepas saham ke publik,” ungkapnya pada keterangan resmi.

Jangkauan dan model bisnis

Sebagai aplikasi, Logee Trans disebut menyasar perusahaan-perusahaan yang ingin dimudahkan dalam pengiriman barang, dan juga para pemilik armada yang menginginkan kemudahan mendapatkan pesanan untuk meningkatkan produktivitas bisnis, efisiensi, dan efektivitas. Dua produk andalan mereka, yakni Logee Truck Apps dan Ecologee Web (Logee Port).

Dumoli memaparkan, Logee Trans Truck Marketplace memiliki dua model bisnis. Pertama, Pay As You Use atau penggunaan aplikasi sebagai marketplace B2B. Logee Trans memberikan akses kemudahan, kecepatan, transparansi mencari armada guna mendapatkan muatan yang dilengkapi fitur-fitur digitalisasi. Selain itu, Charge Per Transaction yang memungkinkan pemilik barang akan dibebankan charge fee.

Kedua model bisnis ini dinilai memberikan fleksibilitas, baik kepada pemilik kargo dan pemilik truk. Adapun,skema pembayaran Logee Trans Truck Marketplace yang ditawarkan adalah Internal B2B, Non 4th PL, dan 4th PL. Dengan menggabungkan dua model bisnis dengan tiga skema pembayaran tersebut, pihaknya mengklaim dapat mendorong produktivitas pengiriman barang dari pemilik kargo.

Saat ini, ekosistem Logee menyediakan setidaknya 84. 215 armada, dengan 507 trucker, dan 606 distributor yang menjangkau seluruh Indonesia.
Perusahaan juga telah bekerja sama dengan beragam pemain logistik untuk menciptakan ekosistem yang saling terhubung, seperti KAI Logistik, Pupuk Indonesia Pangan, dan Bangun Bantala Indonesia.

Belum lama ini, perusahaan meresmikan kerja sama dengan startup penyedia software business di bidang supply chain dan transportasi, McEasy. Kerja sama lintas sektoral ini dipercaya efektif untuk menjangkau lebih banyak pengguna hingga ke pelosok daerah yang belum tersentuh teknologi.

Perkembangan sektor logistik

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada tahun 2021 sektor logistik mampu tumbuh 3,24%. Banyak faktor yang melandasinya, mulai dari permintaan tinggi dari sektor e-commerce, sampai dengan transformasi digital yang ada di bisnis logistik itu sendiri.

Penetrasi digital diperlukan untuk membantu berbagai proses, membuatnya efisien, dan mengarah pada akselerasi bisnis. Pelaku sektor logistik juga dituntut harus memahami berbagai teknologi terkini guna dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha, di antaranya big data analytics, artificial intelligence, internet of things, cloud logistics, serta robotics & automation.

Di Indonesia, tren positif bisnis logistik juga menjadi kesempatan tersendiri bagi startup digital yang fokus menggarap sektor logistik untuk turut mengakomodasi pasar. Saat ini ada berbagai startup dengan solusi unik di bidang logistik, mulai dari layanan agregator, pengantaran, sampai dengan manajemen armada.

Beberapa jasa logistik yang fokus pada pengantaran, termasuk AnterAja, Paxel, Sicepat, dan J&T Express yang sudah menyandang gelar decacorn melalui putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara Rp35,6 triliun valuasi mencapai $20 miliar (sekitar Rp285 Rupiah).

Berlomba Hadirkan Efisiensi, Platform Marketplace Dirikan Gudang Sendiri

Peran vital logistik bagi bisnis e-commerce sejatinya memaksa pemain di dalamnya untuk putar otak demi menekan efisiensi. Tantangan utama dari logistik Indonesia adalah aspek geografis dengan 17 ribu pulau dan setiap barang harus dikirim melalui tahapan yang panjang.

Dalam artikel sebelumnya, sudah dipaparkan bagaimana Blibli dan Lazada mengelola seluruh gudangnya untuk bantu melancarkan sistem logistik. Dari ranah marketplace C2C, Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak, juga tak luput dari sorotan. Dari ketiganya, hanya Bukalapak yang mengambil pendekatan berbeda untuk menangani solusi logistik ini.

Hal ini tak lain karena Bukalapak sudah menjadikan layanan O2O “Mitra Bukalapak” sebagai bisnis utamanya. Menurut laporan keuangannya pada kuartal III 2022, kontribusi mitra terhadap pendapatan perseroan meningkat menjadi 53% dari 43% secara year-on-year, mendominasi daripada dua bisnis lainnya, yakni marketplace dan BukaPengadaan.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menyampaikan perseroan mengambil dua pendekatan untuk mengatasi isu logistik di bisnis marketplace dan mitra. Secara berurutan solusinya dinamakan BukaGudang dan Gudang Mitra. Keseluruhannya dilakukan bersama dengan pihak ketiga.

BukaGudang sendiri sudah diluncurkan sejak Maret 2020, bekerja sama dengan PT IDCommerce dan Crewdible. Tidak disebutkan bagaimana kondisi terkininya. Teddy hanya menyampaikan saat ini BukaGudang dimanfaatkan oleh sejumlah merchant di Bukalapak untuk mengelola proses pengiriman barang kepada pembeli dengan mudah dan nyaman.

Adapun untuk Gudang Mitra merupakan gudang penyimpanan barang-barang grosir yang dapat dipesen oleh para Mitra Bukalapak melalui fitur Grosir. Fitur ini memungkinkan mitra untuk menerima pengiriman produk-produk grosir dari Gudang Mitra atau pengiriman langsung dari prinsipal.

“Pengiriman dari Gudang Mitra sudah tersedia bagi seluruh 14,2 juta Mitra Bukalapak dan telah dimanfaatkan oleh sekitar 5 juta Mitra kami. Gudang-gudang kami tersebar di 172 kota, dengan jangkauan layanan ke lebih dari 1.100 kecamatan di 34 provinsi, dengan kapasitas pelayanan per gudang hingga 400 transaksi per hari,” terang Teddy.

Dalam operasionalnya, Bukalapak turut didukung Crewdible dan IDCommerce. Keduanya sama-sama perusahaan yang bergerak di bidang logistik. Mereka punya gudang dan kapabilitas untuk pengadaan untuk penjual online, hanya saja yang membedakan adalah Crewdible bermain di jaringan gudang mikro.

Saat ditanya mengenai rumor Bukalapak berinvestasi untuk Crewdible. Teddy tidak bersedia merespons. Sebelumnya, dikabarkan Bukalapak, melalui entitas Sierra Ranger Pte. Ltd., berpartisipasi dalam pendanaan seri A bersama investor lainnya, yaknni Ondine Capital, 500 Southeast Asia, dan Aldi Haryopratomo sebagai angel investor.

Teddy melanjutkan, tak hanya fitur Grosir, bentuk komitmen lain dari Bukalapak untuk permudah pengadaan bagi mitra adalah terus menambah ketersediaan ragam pasokan kebutuhan-kebutuhan dagang mitra warung, misalnya daging ayam, daging sapi, telur ayam, beberapa jenis sayuran, dan ikan. Semakin beragam pilihan produk di warung kelontong maka makin berdaya saing di lingkungan rumahnya.

Sebelumnya, perseroan juga sempat mengumbar rencananya untuk menjadikan seluruh gerai Transmart sebagai penyuplai untuk Mitra Bukalapak dalam memenuhi stok barang jualannya di warung. Sebelum AlloFresh hadir, SKU yang dapat dibeli Mitra Bukalapak melalui kemitraan bersama prinsipal Bukalapak hanya ratusan hingga ribuan SKU saja.

Sekarang Mitra Bukalapak di daerah-daerah dapat memiliki lebih banyak pilihan produk dari berbagai prinsipal di jaringan Transmart untuk menawarkan lebih banyak produk dagangan di warungnya.

Ia pun memandang prospek solusi pengadaan untuk mitra-mitra warung sangat positif, mengingat jumlah warung yang “underserved” masih sangat besar dan tersebar di pelosok-pelosok. Tantangan utamanya adalah akses distribusi yang terbatas ke daerah-daerah tersebut.

“Oleh karena itu, Bukalapak masih terus akan mengembangkan dan memperkuat wilayah layanan (coverage area) ke pelosok-pelosok dan mempertahankan tingkat layanan (SLA) yang tinggi atas kebutuhan warung-warung mitra kami tersebut,” katanya.

Kehadiran “Dilayani Tokopedia”

Adapun Tokopedia dan Shopee berlomba mendirikan gudang sendiri di sejumlah lokasi untuk menggaet para merchant besar dan kecil lebih mudah menjangkau para konsumennya. Sebenarnya layanannya tidak jauh berbeda dibandingkan pemain e-commerce B2C seperti Blibli dan Lazada, karena semuanya juga memanfaatkan ekosistem sendiri, dengan bantuan dari pihak ketiga lainnya juga, agar hasilnya tetap optimal dan menciptakan efisiensi.

Yang membedakannya hanya dari pengadaan produk. Di Blibli misalnya, mayoritas produk yang ada di gudang itu milik sendiri.

Terkini, Tokopedia baru meresmikan gudang pintar terbesar dari seluruh gudang yang dikelola seluas 1.500 meter persegi. Lokasinya di Osowilangun, Surabaya, Jawa Timur. Disebut gudang pintar, alasannya karena pakai teknologi yang sudah dikembangkan Tokopedia, disertai data-data analitik yang dapat membantu merchant menyusun strategi saat berjualan.

Pada peresmiannya turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah bilang, kontribusi dari sektor perdagangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Timur menempati urutan kedua (18,49%) setelah sektor pengolahan (di atas 30%), kemudian disusul pertanian.

Karena punya kontribusi yang besar, maka kehadiran gudang pintar di Surabaya diharapkan dapat mendongkrak sektor perdagangan jadi lebih besar. “Harus tumbuh inklusif dari setiap pertumbuhan karena akan memberikan penurunan signifikan angka pengangguran terbuka dan kemiskinan,” kata Khofifah.

Keputusan Tokopedia untuk menghadirkan Dilayani Tokopedia karena melihat dari tren pengiriman barang yang terus melonjak di dalam Jawa Timur dan ke luar kawasan. Perusahaan juga punya misi ingin menumbuhkan kapasitas UMKM agar dapat lebih dekat dengan pembeli di mana pun mereka berada, tanpa harus pindah ke kota besar.

Sejak dirilis, merchant Tokopedia di Surabaya yang memanfaatkan gudang pintar tersebut diklaim telah mengalami peningkatan transaksi di Jawa Timur hingga lebih dari 1,5x lipat. Sedangkan penjual di Surabaya yang memanfaatkan Dilayani Tokopedia mengalami peningkatan transaksi dari luar Jawa Timur sebesar 2x lipat.

“Dilayani Tokopedia yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia adalah salah satu contoh manifestasi inisiatif Hyperlocal Tokopedia yang menerapkan teknologi geo-tagging,” tambah Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni.

Dilayani Tokopedia memberikan sejumlah fasilitas untuk para UMKM, di antaranya 30 hari pertama gratis, jasa pengiriman dengan 3PL dan pengepakan, akses dashboard untuk manajemen stok dan pantau penjualan. Sementara untuk pembeli, akan mendapat layanan bebas ongkos kirim dan barang jauh lebih cepat sampai.

Dalam situs, dipaparkan biaya yang dikenakan ke penjual apabila memanfaatkan Dilayani Tokopedia, mencakup biaya fulfillment dan biaya penyimpanan. Untuk biaya fulfillment sebesar Rp5 ribu per item, sudah mencakup biaya admin, inbound, dan outbound. Sementara untuk biaya penyimpanan dikenakan untuk setiap unit barang yang sudah tersimpan di gudang selama lebih dari 60 hari. Biayanya mulai dari Rp750 hingga Rp2 ribu.

Terhitung gudang pintar Dilayani Tokopedia sudah tersebar di enam titik, yakni Jakarta, Makassar, Medan, Bandung, dan Palembang. Di Surabaya saja, ada dua gudang pintar, namun yang terbesar ada di Osiwilangun.

AVP of Fulfillment Business Development Tokopedia Samuel Simanjuntak menuturkan, sepanjang kuartal III 2022 secara keseluruhan jumlah pembeli yang menggunakan Dilayani Tokopedia naik 1,5x lipat secara year-on-year. Sedangkan jumlah transaksinya melonjak lebih dari 2x lipat dan jumlah penjual yang memanfaatkan Dilayani Tokopedia meningkat lebih dari 2x lipat.

Di sisi lain, rute Medan ke Kabupaten Merauke, dan Palembang Martadinata ke kota Jayapura menjadi beberapa pengiriman barang terjauh yang menggunakan Dilayani Tokopedia.

Sebelumnya Dilayani Tokopedia menggunakan nama TokoCabang sudah diperkenalkan sejak 2019. Mitra yang digaet adalah PT Bintang Digital Internasional (Haistar) dan TitipAja, unit bisnis dari logistik last mile Anteraja.

Samuel Simanjuntak merupakan mantan pegawai Sorabel yang kemudian mendirikan Swift (sebagai CEO dan Co-founder) setelah Sorabel tutup operasional pada Juli 2020. Ditelusuri lebih jauh, Dilayani Tokopedia dijalankan oleh PT Swift Logistics Solutions (SLS).

Dalam prospektus GOTO, SLS diakuisisi oleh Tokopedia, melalui PT Semangat Gerak Tangkas (SGT) pada tahun lalu. SGT melakukan penyertaan saham sebesar 67% di SLS. Tak hanya SLS, Swift juga memiliki anak usaha lainnya, yakni PT Swift Shipment Solutions (SSS) dan PT Swift Enabler Solutions (SES). Keduanya juga diakuisisi oleh SGT dan kini menjadi bagian dari Grup GoTo.

Adapun untuk kompetitor terdekatnya, Shopee juga memiliki layanan Dikelola Shopee sudah diperkenalkan sejak 2020. Kini lokasinya sudah tersebar di tujuh kota, yakni Jakarta, Medan, Palembang, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar. Solusi yang ditawarkan kurang lebih sama, yakni pengelolaan pesanan dan stok, agen chat terlatih, pengambilan, pengemasan, dan pengiriman, dan ditangani oleh tenaga operasional handal.

Terdapat fitur tambahan, yakni Partial Fulfillment, apabila stok di gudang Shopee habis, maka penjual dapat langsung mengirimkan pesanan dari gudang penjual. Kondisi tersebut lebih fleksibel dan mengurangi risiko pembatalan pesanan karena stok habis.

Klaim Profitable, Platform SaaS Logistik MileApp Rencanakan Ekspansi Regional

Tidak banyak startup yang justru mencatatkan cashflow positif selama pandemi, bahkan tidak lagi mencari pendanaan eksternal selama tiga tahun terakhir seperti MileApp. Platform SaaS logistik MileApp fokus kepada solusi manajemen armada dan pengaturan rute di lapangan. Saat ini mengklaim telah mengalami pertumbuhan bisnis yang positif hingga 2x lipat.

Tahun lalu perusahaan juga telah mengalami profitabilitas, melalui capaian 1,5 juta transaksi per harinya. Kepada DailySocial.id, CEO MileApp Dika Maheswara mengungkapkan, tahun depan masih ada target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya memperluas layanan di Indonesia dan kawasan regional.

Inovasi untuk bisnis

Perusahaan seperti JNE yang sejak awal sudah menjadi klien mereka, bahkan telah memiliki beberapa teknologi unggulan yang sengaja dibangun oleh MileApp untuk melancarkan bisnis mereka. Tercatat saat ini MileApp telah memiliki klien seperti Mitsubishi, Sosro, Segari, Syurbox. Berbeda dengan UMKM, untuk klien yang sudah masuk dalam level korporasi, semua bisa membangun solusi sendiri sesuai dengan kebutuhan.

Ada sekitar 50 ribu pengguna yang telah menikmati layanan MileApp, kalangan enterprise hingga UMKM dan area yang sudah mereka jangkau ada sekitar 10 ribu lokasi.

Use case yang ada di MileApp adalah bukan hanya sekedar pick-up dan delivery saja, tapi juga inspeksi dan lainnya. Dari satu platform beberapa bisnis proses bisa dilakukan,” kata Dika.

Hal tersebut dinilai yang membedakan MileApp dengan platform SaaS logistik serupa yang hadir saat ini di Indonesia. Diketahui bukan hanya pemain lokal, namun pesaing MileApp saat ini adalah kebanyakan perusahaan dari India. Namun karena kurangnya pemahaman mereka terhadap wilayah di Indonesia, memberikan keuntungan tersendiri bagi MileApp.

Platform yang menawarkan layanan dan teknologi serupa di Indonesia saat ini di antaranya, Shipsy, Logisly, Shipper, Webtrace, dan Andalin.

“Secara produk MileApp bisa digunakan oleh UMKM. Saat ini kita memiliki klien yang hanya memiliki 10 pengguna saja. Namun karena self on boarding, mereka bisa membuat sendiri proses seperti apa yang ideal,” kata Dika.

Belum memiliki rencana galang dana

 

MileApp di awal adalah bagian dari Paket.id, yang merupakan platform untuk kurir pickup dan delivery. Saat ini akhirnya dibuat menjadi standalone platform karena berbeda model bisnis dengan Paket.id yang lebih fokus kepada B2B dan B2C. Hingga saat ini Paket.id tetap tumbuh dan saat ini juga sedang membangun jaringan logistik dengan klien klien MileApp.

Setelah melihat pertumbuhan perusahaan yang positif tahun lalu bahkan sudah mencapai profitabilitas, mereka belum memiliki rencana untuk menggalang dana putaran tahapan lanjutan. Penggalangan dana terakhir yang dilakukan oleh MileApp adalah pendanaan awal dari MDI dan BonAngels.

Salah satu alasan mengapa mereka enggan untuk melakukan penggalangan dana adalah, masih ingin fokus kepada pencapaian metrik perusahaan, yaitu melakukan ekspansi ke kawasan regional. Menurut Dika, dilihat dari produk dan teknologi yang mereka kembangkan, menjadi ideal jika sudah ada kebutuhan yang sesuai untuk kemudian diterapkan di negara lain.

“Sebetulnya bukan menolak namun saya merasa waktunya belum tepat. Masih ada beberapa metrik yang belum kita achieve yaitu ekspansi ke luar Indonesia. Saya ingin membuktikan dulu bahwa platform kita bisa digunakan di negara lain juga,” kata Dika.

Sebelumnya perusahaan juga sempat melakukan uji coba di Australia, namun karena adanya gap yang diperlukan oleh pasar di sana dengan apa yang dimiliki oleh MileApp, uji coba tersebut kemudian dihentikan.

Tahun depan ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah fokus kepada pengembangan produk dan perluasan pasar. Terutama setelah mereka melakukan perubahan kepada proses on-boarding. Didukung oleh tim yang berjumlah 55 orang, saat ini MileApp juga masih terus melakukan proses perekrutan pegawai sesuai dengan kebutuhan.

“Ekspansi di dalam negeri masih terus dilakukan, namun kita juga fokus untuk bisa melancarkan produk ke luar negeri. Kita juga akan terus melakukan improvement di layanan dan produk untuk klien,” kata Dika.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Segera Tutup Layanan “Traveloka Eats” dan “Traveloka Send”

Traveloka segera menutup layanan pesan-antar makanan dan logistik, Eats dan Send. Keputusan tersebut diambil karena mulai bangkitnya industri pariwisata yang menjadi bisnis utama perusahaan sejak awal berdiri. Penutupan ini menyusul layanan online grocery “Traveloka Mart” yang sudah tutup akhir Agustus 2022.

Melansir dari informasi yang disampaikan Traveloka kepada merchant, Eats akan efektif berhenti beroperasi pada 31 Oktober 2022. Disampaikan pada tanggal tersebut, Traveloka Eats tidak lagi menerima transaksi baru; akan melakukan rekapitulasi data transaksi dan melaksanakan kewajiban pembayaran; dan, pengembalian dana oleh para pihak, jika ada.

Saat dihubungi oleh DailySocial.id, narasumber Traveloka menyatakan bahwa pemberhentian kedua layanan ini adalah bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan. “Seiring dengan bangkitnya sektor perjalanan, kami sangat antusias menyambut hal ini ke depannya,” ucapnya, Jumat (30/9).

Lebih lanjut, sebelum tenggat waktu berakhir, pihaknya memastikan selama proses berlangsung, karyawan, mitra dan konsumen tetap menjadi fokus utama perusahaan, demi memastikan transisi yang baik sesuai aturan yang berlaku. Tak hanya itu, terus berkoordinasi dengan para mitra, serta menyediakan dukungan dalam proses pemberhentian layanan Eats dan Send ini berlangsung.

Sebagai catatan, langkah eksploratif Traveloka masuk ke lifestyle superapp makin gencar sejak awal pandemi. Saat itu semangatnya adalah agar perusahaan tetap relevan dengan kebutuhan gaya hidup masyarakat. Mart, Eats, dan Send adalah tiga layanan yang baru dirilis dalam kurun waktu tersebut. Bukan kabar burung, tapi kebetulan ketiganya merupakan vertikal bisnis yang tak terlepas dari subsidi yang besar demi akuisisi pengguna.

Traveloka Eats sudah hadir sejak 2021, telah menjangkau kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Medan. Perusahaan merekrut armada pengantaran sendiri, selain didukung oleh armada dari Lalamove. Armada inilah yang juga diutilisasi untuk solusi Send yang baru dirilis pada awal bulan ini. Baru seumur jagung, solusi ini baru tersedia di Jabodetabek untuk pengantaran maksimal 12 km.

Namun demikian, sebenarnya ada layanan lain yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan bisnis akomodasi dan perjalanan di superapp Traveloka, misalnya layanan investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian. Menurut informasi di aplikasi, mereka akan segera melengkapi opsi produk investasi dengan instrumen lainnya.

Selain produk investasi, menurut catatan DailySocial.id, selama pandemi Traveloka juga merilis solusi lainnya, yakni QuickRide yang memanfaatkan API dari Blue Bird untuk pemesanan taksi, Health untuk layanan telekonsultasi dengan dokter, dan Online Xperience Tur Visual yang dikemas dengan metode siaran langsung. Seluruh layanan di atas bisa dipastikan tidak berat dari segi investasi yang harus dikeluarkan perusahaan karena memanfaatkan API dari pihak ketiga.

Dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya, misalnya Tiket.com dan Pegipegi, cara Traveloka membangun ekosistem layanan memang berbeda. Mereka tidak membatasi hanya pada layanan yang bersinggungan langsung dengan perjalanan dan penginapan. Lebih dari itu Traveloka mencoba menawarkan pengalaman gaya hidup yang lengkap dalam satu aplikasi. Para rivalnya masih tetap fokus untuk memperdalam layanan perjalanan dan akomodasi dengan berbagai fitur pendukungnya.

Industri pariwisata mulai rebound

Kemarin (29/9) saat pengumuman fasilitas pinjaman dari investor ternama, Co-founder & CEO Traveloka Ferry Unardi menyampaikan, bisnisnya terus mengalami peningkatan dan industri pariwisata kembali bangkit dari pandemi. Dana segar yang diterima ini nantinya akan dimanfaatkan untuk memperkuat neraca kami dan memungkinkan kami untuk terus fokus pada bisnis utama, sekaligus membangun bisnis masa depan.

Seiring dengan gencarnya vaksinasi global dan faktor lainnya, per kuartal II 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan kunjungan turis ke Indonesia mencapai 172% dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Dibandingkan sebelumnya, turun 75% menjadi 4,02 juta pada 2020 dari 16,11 juta pada 2019.

Angka tersebut turun lebih jauh lagi menjadi 1,56 juta pada akhir 2021 karena pembatasan perjalanan yang lebih ketat oleh pemerintah. Menyusul pula merebaknya virus corona varian Delta pada Juli 2021.

Pandemi tersebut menjadi pukulan telak bagi industri pariwisata Indonesia. Laporan Industri Perjalanan & Pariwisata Dunia menyoroti bahwa, sebelum pandemi, industri pariwisata Indonesia menyumbang 5,9% dari total PDB negara dan mempekerjakan sekitar 13,1 juta orang pada 2019. Kontribusi itu terhenti selama pandemi. Namun, dengan pandemi COVID-19 yang menunjukkan tanda-tanda melambat, pemerintah Indonesia akhirnya mendorong untuk menghidupkan kembali sektor tersebut.

Mengutip dari Organisasi Buruh Internasional (ILO/International Labour Organisation), sektor pariwisata industri ini merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi, pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja, terutama bagi perempuan, pemuda, pekerja migran dan masyarakat lokal.

Sebelum krisis COVID-19, sektor pariwisata menyumbang satu dari 10 pekerjaan di seluruh dunia dan sekitar 10 persen dari PDB global. Sektor ini mempekerjakan sebagian besar perempuan dan pemuda. Pada 2019, perempuan menyumbang lebih dari 50% pekerja di sektor ini, dan mayoritas dari semua pekerja di bidang pariwisata berusia di bawah 35 tahun.

Pariwisata adalah salah satu industri yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19 dan konsekuensinya sangat terasa di sektor informal, defisit pekerjaan yang layak juga paling menonjol. Pekerjaan informal atau kasual sering kali melibatkan perempuan, kaum muda, masyarakat adat dan suku, pekerja migran dan komunitas lokal, yang akibatnya terkena dampak secara tidak proporsional.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Masuk Layanan Logistik On-Demand Lewat Fitur “Traveloka Send”

Traveloka yang sejak pandemi menjelma menjadi superapp gaya hidup, makin perdalam solusi dengan merambah vertikal on-demand logistik melalui kehadiran “Traveloka Send”. Untuk sementara layanan ini baru tersedia untuk konsumer yang berlokasi di Jabodetabek. Belum ada keterangan resmi yang disampaikan perusahaan terkait ini, pun saat dihubungi oleh DailySocial.id.

Menurut laman situsnya, layanan ini disediakan oleh grup Traveloka di bawah badan hukum PT Ciptaloka Karsa Teknologi. Adapun mitra pengemudinya memanfaatkan mitra sendiri dan pihak ketiga independen yang telah bekerja sama.

Pada tahap awal, Traveloka Send baru tersedia untuk pengiriman maksimal 12 km. Persyaratan lainnya, barang maksimal memiliki berat 5 kg atau dimensi lebih besar dari 40x40x30 cm3, dan tidak bisa digunakan untuk mengirim barang seperti peledak, hewan hidup, logam mulia, dan jenis-jenis tertentu lainnya.

Traveloka sejauh ini memiliki mitra pengemudi yang direkrut untuk mengakomodasi pengiriman layanan pesan-antar makanan Traveloka Eats, selain juga didukung oleh Lalamove.

Bisa dikatakan, masuk ke vertikal logistik ini jadi salah satu cara Traveloka dalam meningkatkan utilitas mitra pengemudi agar mereka memperoleh tambahan penghasilan di luar Traveloka Eats. Traveloka Eats itu sendiri baru tersedia di Jabodetabek, Bandung, dan Bali.

“Tes ombak” ala Traveloka

Seperti diketahui, pada bulan lalu Traveloka resmi menutup layanan e-grocery Traveloka Mart setelah beroperasi selama enam bulan sejak dibuka pada Maret 2022. Manajemen menyampaikan penutupan ini merupakan bagian dari strategi bisnis dan prioritas perusahaan.

Seperti kebanyakan pemain e-grocery lainnya, Traveloka Mart menyajikan kemitraan dengan berbagai peritel besar dan toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti produk segar dan makanan beku. Setelah transaksi terjadi, mitra pengemudi akan mengantarkan pesanan ke rumah konsumen.

Meski tidak ada data pendukung, disinyalir keputusan untuk menutup Traveloka Mart karena kalah saing dengan pemain quick commerce yang sejatinya menjadi spesialis di vertikal tersebut. Ditambah lagi, strategi “bakar duit” yang jorjoran untuk akuisisi konsumen, tidak bisa dipertahankan dan difokuskan di layanan ini saja apabila Traveloka mau jadi perusahaan yang berkelanjutan. Fokus perusahaan harus ditempatkan pada layanan yang terus mencetak pertumbuhan yang stabil.

Layanan on-demand bisa dikatakan tidak sebakar duit dari layanan e-grocery. Menurut Co-founder dan CEO RaRa Delivery Karan Bhardwaj, banyak orang bersedia membayar dua hingga tiga kali lebih banyak untuk pengiriman hari yang sama dibandingkan pengiriman hari berikutnya, dan biaya yang lebih tinggi untuk pengiriman dalam waktu satu jam. Menjadikan bisnis pengataran ini dinilai bisa menguntungkan dan berkelanjutan.

Namun demikian, sebenarnya ada layanan lain yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan bisnis akomodasi dan perjalanan di superapp Traveloka, misalnya layanan investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian. Menurut informasi di aplikasi, mereka akan segera melengkapi opsi produk investasi dengan instrumen lainnya.

Dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya, misalnya Tiket.com dan Pegipegi, cara Traveloka membangun ekosistem layanan memang berbeda. Mereka tidak membatasi hanya pada layanan yang bersinggungan langsung dengan perjalanan dan penginapan. Lebih dari itu Traveloka mencoba menawarkan pengalaman gaya hidup yang lengkap dalam satu aplikasi. Para rivalnya masih tetap fokus untuk memperdalam layanan perjalanan dan akomodasi dengan berbagai fitur pendukungnya.

Application Information Will Show Up Here

Lazada Logistics, Partisipasi Lazada Gairahkan Industri Pendukung E-commerce

Dibandingkan sesama pemain e-commerce lainnya, Lazada termasuk salah satu pionir yang mengembangkan teknologi logistiknya sendiri. Bagi perusahaan e-commerce, mengelola logistiknya sendiri artinya mereka punya kuasa menstandardisasi pelayanan untuk konsumen. Semangatnya, konsumen yang ada di kota besar dan di kota lapis dapat menikmati kecepatan pengiriman yang sebanding.

Itu harapan idealnya. Akan tetapi kondisi ini tidak bisa disamaratakan dengan Indonesia yang punya ribuan pulau, jadi ada tantangan berbeda. Di sisi lain, kecepatan pengiriman yang mulus itu sangat berpengaruh pada aspek keberlanjutan bisnis bagi perusahaan.

VP Logistics Strategy Lazada Indonesia Ratih Dwiastuti menyampaikan, upaya Lazada untuk terus meningkatkan layanan logistiknya semakin baik dari tahun ke tahun, tepatnya pada 2015 saat inisiasi baru mulai dijalankan.

“Lazada adalah salah satu pionir yang menginvestasikan kapital untuk logistik sejak 2015. Implementasinya enggak sebatas di warehousing saja, juga di delivery service dengan 3PL (perusahaan yang menyediakan jasa outsourcing layanan logistik). Intinya kami ingin meningkatkan kapabilitas logistik agar bisa memberikan layanan yang kompetitif buat pelanggan dan seller,” ucapnya kepada DailySocial.id.

Terlebih lagi, dukungan dari induknya, Alibaba, mempermudah perusahaan untuk menanamkan lebih banyak teknologi logistiknya ke Lazada Logistics. Di antaranya, penerapan teknologi Warehouse Management System (WMS), supply chain, network allocation, delivery optimization, yang masing-masing ditanamkan secara bertahap. “WMS [sudah diterapkan] di 2018, dari sisi network dan operasional sejak 2020. Jadi kurang lebih sudah bergulir selama empat tahun.”

VP Logistics Strategy Lazada Indonesia Ratih Dwiastuti / Lazada Indonesia

Tentunya hasil akhir yang dibidik dengan peningkatan teknologi smart logistics-nya adalah pengiriman yang lebih cepat. Ratih bilang, maksimal pengiriman harus sampai dalam waktu dua hari untuk area yang banyak pelanggan Lazada. Di area tertentu masih membutuhkan durasi pengiriman lebih dari itu, perusahaan pun memanfaatkan ekosistem yang ada di industri demi memastikan pemerataan layanan, didukung dengan prosedur standar yang jelas.

“Tak hanya bangun teknologi, kami membiasakan karyawan di Lazada dan di lapangan agar tech-savvy karena kami sangat mengedepankan efisiensi.”

Sejak didirikan di 2013, Cainiao, unit bisnis khusus logistik di bawah Alibaba, memilih pendekatan model bisnis unik karena memilih jadi platform terbuka, bekerja dengan cepat bangun kemitraan industri dan meningkatkan layanan logistik untuk bisnis dan konsumen. Akibatnya, bisnis dan konsumen mendapat manfaat dari layanan logistik yang lebih stabil dan beragam, dengan transparansi dan daya saing yang lebih besar dalam harga dan layanan pelanggan.

Karena sifat rantai pasokan dan logistik lintas batas yang kompleks, UKM sering menghadapi masalah seperti kerja sama di sepanjang rantai nilai, manajemen biaya, dan pelacakan waktu nyata. Untuk mengurangi masalah ini, model bisnis Cainiao memfasilitasi digitalisasi rantai nilai logistik yang mencakup pengiriman jarak jauh yang mulus, pergudangan luar negeri, bea cukai dan proses pemeriksaan barang, menghubungkan pedagang, perusahaan logistik, dan konsumen untuk membangun rantai pasokan global dan jaringan parsel.

Dengan demikian, apakah UMKM ingin meningkatkan pengalaman pelanggan dengan pemenuhan pesanan yang lebih cepat, mengurangi biaya pengiriman untuk meningkatkan daya saing harga, atau mengekspor ke lebih banyak negara tanpa operasi di lapangan, infrastruktur logistik Cainiao seperti gudang berikat, pusat logistik regional, internasional rute pelayaran dan penerbangan sewaan akan dapat mendukung berbagai persyaratan untuk mendorong kesuksesan bisnis.

Bagi bisnis dan konsumen, platform logistik Cainiao menjadi alternatif yang dapat menghapus inefisiensi rantai pasokan tradisional, dan mengintegrasikan teknologi di seluruh rantai nilai untuk mendorong efisiensi biaya yang lebih besar.

Berkat pendekatan tersebut, menurut temuan tahunan di 2019 yang dikutip perusahaan, Cianiao menempati urutan keempat terbesar di global dengan volume paket lintas batas harian tertinggi, setelah UPS, Fedex, dan DHL.

Smart logistics milik Lazada

Lazada Indonesia

Menganut semangat yang serupa dengan Cainiao, Ratih pun berpendapat bahwa sejatinya penerapan teknologi di logistik adalah bagaimana menyeimbangkan antara ongkos dan layanan. Indonesia sendiri adalah negara dengan ongkos kirim termahal karena dipengaruhi oleh kondisi geografis.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) bahkan menyebutkan penyebab lainnya karena aksi premanisme dan oknum aparat, khususnya di pelabuhan. ALI mencatat akibatnya, kegiatan transportasi dan penanganan kontainer berkontribusi hingga 40% dari total biaya logistik nasional. Saat ini, rata-rata biaya logistik dalam negeri adalah 21,48% dari biaya produksi industri. Namun ada kota-kota seperti Makassar dan Medan, biaya logistiknya berada di atas rata-rata angka tersebut.

“Secara makro penerapan teknologi sudah cukup baik dan agile, minimal ada aplikasi. Tapi bagaimana mengintegrasikan logistik yang ada di Indonesia, itu jadi cerita sendiri. Lazada melalui solusi jaringannya bisa diintegrasikan. Tugas kami mengantarkan dari titik A ke B.”

Smart logistics juga ada kaitannya dengan upaya menuju ekonomi hijau. Dia bilang, dengan integrasi antar perusahaan untuk buka jaringan, membawa dampak semakin berkurangnya kendaraan yang berseliweran di jalan, semakin berkurang pula karbon emisi yang dikeluarkan. “Bagaimana dengan efisiensi ini bisa buat Lazada jadi lebih kompetitif.”

Sebagai gambaran, Lazada punya dua solusi logistik internal, yakni Lazada eLogistics (LEL) dan Lazada Express (LEX). LEL mengelola pemenuhan dan logistik dengan penyedia logistik pihak ketiga, sedangkan LEX menangani pengiriman paket ke pelanggan (last-mile delivery service). Kini kedua solusi tersebut dilebur menjadi satu brand Lazada Logistics, peresmiannya dilakukan pada Agustus tahun lalu.

Bersamaan dengan itu pula, Lazada Logistics juga memperkenalkan layanan multi-channel logistics (MCL). MCL menyediakan solusi pemenuhan stok tunggal untuk membantu enabler e-commerce dan brand di platform e-commerce manapun dengan mulus. Lazada Logistics akan memenuhi dan mengirimkan semua pesanan, baik dari transaksi di Lazada maupun di platform e-commerce lainnya.

Dengan mekanisme ini, Lazada akan menyimpan produk-produk dari mitra dan merchant, sehingga penanganan dan pengiriman pesanan yang efisien melalui armada Lazada, mitra logistik pihak ketiga (3PL), ataupun armada yang ditunjuk lainnya.

Merchant yang bergabung di MCL dapat mengatur fleksibilitas dan ketangkasan dalam pengendalian inventaris, membebaskan mereka dari masalah logistik yang membutuhkan modal biaya operasional yang tinggi untuk memenuhi pemesanan, misanya kebutuhan untuk pemeliharaan infrastruktur gudang dan armada pengiriman. Mereka juga terhindar dari hambatan untuk membangun jaringan operasi yang luas dengan skala ekonomi yang terbatas.

Tak hanya MCL, perusahaan juga menyediakan layanan Fulfillment by Lazada (FBL). Layanan ini memenuhi mulai dari warehousing atau penyimpanan produk di gudang milik Lazada, pengemasan, hingga pengiriman produk ke pelanggan.

Bagi Ratih, seluruh inisiatif di atas ini mengukuhkan jalan perusahaan untuk menjadi perusahaan agregator yang terbuka untuk multi-platform e-commerce. Perusahaan pun dapat menggaet lebih banyak merchant dari berbagai skala bisnis untuk memanfaatkan solusi tersebut. Misalnya, MCL cocok untuk UKM yang selama ini mengandalkan jalur penjualan sendiri.

“Misalnya, UKM ini sudah punya situs. Sekarang dengan MCL memperkenalkan produknya ke area potensi yang sudah ada seller Lazada-nya terlebih dahulu. Mungkin di area tersebut sudah multi-platform e-commerce, tapi social commerce. Kita bisa mulai dari situ.”

Adapun untuk FBL, memungkinkan merchant bisa pakai sesuai kebutuhan saja, misal warehouse saja bisa, kalau spesifik barang tertentu juga bisa di-setup. Ada juga yang sudah punya gudang tapi tidak punya armada logistiknya, itu bisa kita sasar. Sayangnya, ia tidak menyebutkan sudah ada berapa banyak merchant yang memanfaatkan solusi ini. Hanya disampaikan, ada salah satu merchant dari brand premium Lazada yang sudah bergabung.

Kedua solusi di atas menjadi bukti infrastruktur rantai pasok dan kapabilitas logistik perusahaan yang mumpuni, dengan solusi inventaris dan pemetaan rute cerdas yang didukung data dan teknologi.

Ratih menjelaskan, alur rantai pasok keluar-masuknya barang di gudang Lazada disokong oleh kedua teknologi di atas. Dicontohkan, setiap barang yang dibeli konsumen dari merchant UKM, sistem akan mengautomoasi di mana barang tersebut disimpan. Apakah dari gudang Lazada atau merchant itu sendiri. Peletakan barang-barang merchant di gudang juga sudah disesuaikan kategorinya harus terdekat oleh packer, biasanya ditaruh barang-barang yang sifatnya fast moving.

“Proses delivery juga sudah diautomasi. Di aplikasi konsumen, akan ada rekomendasi konsumen akan lebih murah pakai jasa logistik mana, pakai LEX atau bukan.”

Warehouse Lazada di Sidoarjo / Lazada Indonesia

Apabila ternyata barang dikirim langsung oleh merchant, terdapat sistem Seller Center akan memroses sesuai rekomendasi jasa logistik mana yang terbaik untuk lokasi mereka dan pembeli, sebelum sampai di hub untuk sortir barang. “Dari pusat sortir di bawa ke gudang yang lebih kecil untuk armada front liner kurir bisa antarkan. Kurir pun bisa mengirimkan paket yang di-assign secara otomatis berdasarkan kecamatan.”

Semua merchant dapat memanfaatkan jaringan Lazada Logistics dengan lebih dari 400 fasilitas, terdiri dari gudang, pusat penyortiran, hub, yang tersebar di 80 kota di Indonesia, serta mendapat keunggulan kompetitif Lazada yang memiliki kendali atas operasi logistik yang menyeluruh. Lebih dari 85% dari keseluruhan pengambilan paket pada first-mile ditangani oleh fasilitas milik Lazada.

Diklaim, Lazada Logistics didukung oleh lebih dari 15 ribu karyawan dan mitra kurir, yang mayoritas menggunakan roda dua untuk pengiriman last mile. Gudang utama Lazada Indonesia berada di Cimanggis, Jawa Barat seluas 70 ribu meter persegi. Selain itu lokasi gudang lainnya ada di Surabaya dan Medan.

Perusahaan juga memanfaatkan gudang dengan ukuran yang lebih kecil, disebut long tail warehouse, ditempatkan di kota-kota dengan populasi pengguna Lazada yang tumbuh pesat. Gudang tersebut rata-rata seluas 2 ribu meter persegi yang spesifik untuk menyimpan barang tertentu dan cepat laku, misalnya FMCG, kesehatan, kebersihan, dan kecantikan. Saat ini berada di empat titik, di kawasan Jabodetabek, Balikpapan, dan Makassar.

Ada pula hub, yakni kantor yang digunakan sebagai tempat penyortiran barang. Di tempat tersebut ada beberapa di antaranya punya dwi fungsi, sekaligus untuk penyimpanan (storage) dan pengiriman. Jumlahnya disebutkan sudah 150 hub tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami terus evaluasi lokasi warehouse dan melihat perkembangan demand-nya karena tiap tahun terlihat ada pergeseran tren, dari jumlah seller dan pembeli. Belakangan ini tumbuh dari luar Jabodetabek. Hub kami juga sudah ada di Boyolali dan Solo misalnya. Kuartal empat ini akan coba ke area Bali,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik Superkul Kantongi Pendanaan Awal Dipimpin East Ventures

Startup logistik Superkul mengumumkan pendanaan awal yang dipimpin oleh East Ventures dengan nominal dirahasiakan. Dengan pendanaan ini, perusahaan akan menambah armada operasional, jumlah tim, dan membangun platform mid-mile untuk melengkapi portofolio layanan kepada konsumen.

Superkul didirikan oleh Cathrine Susilowati Prajitno (CEO), Felix Sutanto (CFO), Chris Wiranata (CTO), dan Eunike Yvonne Hanata (Marketing Manager) pada 2020.

Mereka menawarkan jasa pengiriman logistik berbasis rantai dingin (cold chain) dan pendingin (chiller) untuk last mile. Saat ini, jangkauan pengiriman Superkul baru berada di Jakarta dan Bandung, dan telah melayani sebanyak 231 klien dari sektor F&B, kesehatan, dan farmasi. Terbaru, Superkul telah menjalin kerja sama dengan PT Sekar Bumi Tbk sebagai mitra mobile store.

“Besarnya potensi industri logistik cold chain di Indonesia turut diakselerasi oleh perubahan perilaku pasar akibat pandemi. Kami yakin dapat memanfaatkan kebutuhan dan memberdayakan masyarakat agar tumbuh secara keseluruhan,” ujar Co-founder & CEO Superkul Cathrine Susilowati Prajitno dalam keterangan resminya.

Sementara, Principal East Ventures Devina Halim menambahkan bahwa pasar logistik cold chain telah menjadi industri yang besar di Indonesia. Pihaknya meyakini bahwa integrasi tepat dari operasi dan solusi digital yang disediakan oleh Superkul dapat membantu jutaan pelaku usaha meningkatkan skala bisnis.

“Kami bersemangat menyaksikan semakin banyak pertumbuhan dan dampak yang akan dibawa Superkul ke industri logistik di Indonesia,” tutur Devina.

Target Superkul

Pada paruh pertama 2023, Superkul menargetkan dapat mengoperasikan 100 armada. Pihaknya juga berencana ekspansi ke berbagai kota besar di Indonesia dan membuka layanan pengiriman aggregator middle-mile, serta cross docks.

Bagi Cathrine yang telah membangun bisnis logistik sejak 2005 menilai layanan logistik cold chain untuk last mile terpercaya yang dapat dapat mengakomodasi pengiriman makanan segar dan beku di Indonesia masih sangat kurang.

Hal ini dinilai menghambat bisnis para pemilik usaha dari skala UMKM hingga multinasional. Tak sedikit yang kehilangan pelanggan potensial karena pemilik bisnis lebih memilih solusi kurir instan berbiaya rendah untuk menghindari produk diterima dalam keadaan tidak segar, busuk, atau segar dibandingkan layanan pengiriman berbiaya lebih tinggi.

Untuk menjawab masalah tersebut, Superkul melengkapi armada sepeda motor dengan Superkul Box yang dapat membawa produk pada suhu -22C hingga 10C. Melalui solusi ini, pihaknya berupaya memastikan suhu tetap konstan dengan metode pengiriman pada hari yang sama dan rute terdekat.

Pihaknya mengembangkan teknologi yang dapa menjaga kualitas barang serta meningkatkan keamanan dan kebersihan makanan. Selain itu, Superkul menghilangkan penggunaan kemasan tambahan dan thermo freeze sekali pakai agar pemilik bisnis tidak perlu mengeluarkan biaya pengiriman tambahan.

Pasar cold chain

Berdasarkan laporan Forrester Research, bisnis makanan dan bahan makanan mengalami pertumbuhan signifikan pada 2020 yang dipicu oleh pandemi. Sektor ini menyumbang 11% dari pasar e-commerce global, naik dari 5% pada 2015. Adapun, industri makanan dan bahan makanan diperkirakan tumbuh lebih jauh menjadi 15% pada 2025.

Adapun, Allied Market Research melaporkan nilai pasar industri cold chain di Indonesia tercatat sebesar $ 4,97 miliar pada 2021 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 10,2%. Angka tersebut diproyeksi menembus $12,59 miliar dalam sepuluh tahun mendatang.

Ada beberapa startup di Indonesia yang masuk ke sektor logistik untuk cold chain, seperti Paxel dan Fresh Factory. Paxel bermain pada pengiriman last mile yang kebanyakan berupa produk makanan, bahan pokok, dan kesehatan. Sementara, Fresh Factory masuk melalui manajemen penyimpanan produk dingin dan layanan pengadaan.

East Ventures Kembali Pimpin Pendanaan Seri A Startup SaaS Logistik McEasy

Startup SaaS untuk operator logistik dan pelacakan kendaraan McEasy mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $6,5 juta (setara 97 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh East Ventures, investor sebelumnya yang memimpin putaran tahap awal pada September 2021.

Perusahaan akan memanfaatkan dana segar untuk meningkatkan teknologi inovasi, mengembangkan produk yang memberikan nilai tambah bagi konsumen (product-market fit) dan meningkatkan eksistensi di kota lapis dua dan tiga.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (5/7), Co-founder McEasy Raymond Sutjiono menuturkan, lebih dari 85% bisnis di sektor transportasi dan rantai pasok mengandalkan kertas dan pena dalam menjalankan operasi mereka. Rendahnya kesadaran di tengah kalangan pemilik usaha kecil dan menengah akan teknologi untuk meningkatkan efisiensi logistik, menandakan masih banyak pemilik usaha bertahan dengan proses manual yang pastinya memakan waktu.

Dia melanjutkan, dalam mengatasi tantangan sehari-hari, di antaranya mengelola sopir dan pengeluarannya, mengatur konsumsi bahan bakar, dan mengoptimasi rute, dapat memakan waktu hingga dua kali lebih lama.

“Karenanya, pendanaan ini kami alokasikan untuk mengembangkan teknologi membantu para business owner meningkatkan efisiensi. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi pengiriman dan menghemat biaya operasional hingga 30%,” ungkap Raymond.

Co-founder McEasy Hendrik Ekowaluyo turut menambahkan, East Ventures adalah investor yang menyadari potensi McEasy dalam memberikan dampak positif bagi ekosistem rantai pasok Indonesia.

“Selain melayani perusahaan besar, kami juga fokus memberikan dukungan teknologi kepada mitra UKM. Mereka adalah tulang punggung perekonomian kita, dan potensi sektor ini sungguh tidak terbatas – sekitar 900.000 unit dan lebih dari lima juta unit mobil angkutan komersial,” kata dia.

Pencapaian McEasy

Startup yang dirintis sejak 2017 ini mengklaim telah tumbuh lebih dari 12x lipat selama 18 bulan terakhir. Perusahaan kini menjadi solusi transportasi dan rantai pasok yang andal bagi lebih dari 200 perusahaan, termasuk Cleo Pure Water, KMDI Logistics, MGM Bosco Logistics, Rosalia Indah, dan Tanto Intim Line.

Solusi yang dikembangkan perusahaan berguna bagi penyedia jasa logistik, termasuk bus penumpang, jasa pengiriman barang, hingga kendaraan berpendingin untuk pengiriman komoditi dengan temperatur tertentu seperti farmasi, daging, makanan laut, produk susu, dan makan beku.

McEasy memiliki tiga pilar utama untuk memecahkan tantangan di sektor ini: 1) Mobility Softwareas-a-Service guna mendigitalkan kendaraan dan memungkinkan pelacakan real-time; 2) Solusi vertikal untuk meningkatkan efisiensi dan proses bisnis mitranya; dan 3) Ekosistem Open-API guna mengintegrasi pelaku sektor transportasi dan rantai pasok.

Produk unggulan McEasy adalah Vehicle Smart Management System (solusi digital pelacak pintar untuk membantu operasi logistik dan pelacakan lokasi kendaraan secara real-time), Transportation Management System (perangkat lunak terintegrasi untuk merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengoptimalkan proses logistik, memungkinkan seluruh proses logistik menjadi lebih efisien) dan Smart Driver Apps.

“McEasy mencatatkan pertumbuhan positif di era pasca pandemi ini. Mereka menyinergikan dua hal terbaik dari dua bidang – logistik dan teknologi – untuk mengembangkan penawarannya, memperkuat keberadaan mereka secara nasional, serta pada saat yang sama mempertahankan tingkat profitabilitas. McEasy melakukan investasi pada teknologi secara masif untuk memastikan implementasi solusi digital terbaik bagi para pelaku sektor transportasi & rantai pasok. Kami senang dapat menjadi bagian dari setiap kesuksesan McEasy. Kami yakin mereka akan terus membawa berbagai dampak nyata bagi masyarakat,” jelas Co-founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Perusahaan menargetkan dapat mengintegrasikan setidaknya satu juta kendaraan roda empat ke dalam ekosistem digital McEasy pada 2025 mendatang.