Superbank Dapat Tambahan Investasi Rp1,2 Triliun dari Grab, Singtel, dan KakaoBank

Perusahaan pengembang layanan bank digital Superbank hari ini (03/7) mengumumkan tambahan investasi Rp1,2 triliun dari para pemegang saham sebelumnya, yakni Grab, Singtel, dan KakaoBank. Dana segar akan dimanfaatkan untuk mendukung upaya peningkatan layanan dan inovasi produk para nasabahnya.

Investasi ini sekaligus dinilai menegaskan keyakinan dan dukungan pemegang saham terhadap visi dan potensi Superbank.

Sebelum putaran investasi baru ini, EMTEK masih menjadi pemegang saham dengan persentase tertinggi, diikuti oleh Grab, Singtel, dan KakaoBank. Grab sendiri menggunakan PT Kudo Teknologi Indonesia (Kudo) sebagai kendaraan investasinya – seperti diketahui Kudo diakuisisi Grab sejak 2017 lalu.

Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank
Jajaran pemegang saham Superbank sebelum investasi baru ini / Superbank

“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan para pemegang saham dalam mendukung upaya kami untuk terus membuat produk dan layanan perbankan digital yang inovatif dan relevan,” ujar Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan.

Ia melanjutkan, “Dukungan berkelanjutan dari Grab, Singtel, dan KakaoBank tidak hanya berupa investasi, tetapi juga teknologi terdepan, wawasan, dan aset jaringan untuk mempercepat pertumbuhan kami. Tambahan investasi ini akan memperkuat kami dalam memperluas layanan finansial inklusif dan pembiayaan yang mudah diakses oleh lebih banyak nasabah ritel dan UMKM underbanked di Indonesia.”

Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International. Berdiri di Bandung pada tahun 1993, Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada tahun 2023 sebagai bagian dari konsorsium. Superbank memiliki misi untuk memperluas akses kredit bagi nasabah ritel dan UMKM, memberdayakan mereka dengan solusi inovatif, serta mengembangkan kolaborasi melalui salah satu ekosistem terluas di industri.

Pada Juni 2024 lalu, Superbank baru resmikan kerja sama strategis bersama Grab lewat layanan Banking as a Services. Pengguna dan mitra kini dapat membuka rekening, menabung, dan bertransaksi langsung dari aplikasi Grab. Selain fitur perbankan dasar, Superbank juga menawarkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS) kepada pengguna Grab terpilih. PAS adalah pinjaman digital tanpa agunan yang mudah diajukan dengan limit kredit dan tenor fleksibel serta informasi bunga dan biaya yang transparan.

Superbank terus memperkenalkan produk tabungan inovatif seperti Celengan by Superbank yang menawarkan bunga tinggi 10% per tahun untuk menabung harian secara otomatis. Langkah ini mempertegas komitmen Superbank untuk inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Grab memahami pentingnya menghadirkan teknologi bank digital dengan beragam fitur inovatif serta mudah diakses, dan dapat membantu pengelolaan keuangan yang lebih baik bagi konsumen. Dukungan Grab untuk Superbank menegaskan komitmen bersama kami untuk meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” sambut Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Application Information Will Show Up Here

Vidio Bags Follow on Funding Worth of 663 Billion Rupiah from Sinarmas Group, Grab, and Others

Vidio recently announced a $45 million (over 663 billion Rupiah) funding from several strategic investors. The largest amount was provided by Sinarmas Group, PT Dian Swastika Sentosa (DSSA) through its subsidiary PT DSST Mas Gemilang (DSST). Other investors also participated, including Grab LA Pte Ltd (Grab), and PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi (EBIT), a subsidiary of the Bali United football club.

For the record, DSSA is one of the shareholders in DANA (PT Elang Andalan Nusantara). Previously, DANA was operating under the Emtek Group.

This is Vidio’s follow on funding after securing fresh funding of $150 million from Affinity Equity Partners in October 2021. Previously, Vidio was entirely owned by Emtek Group under Surya Citra Media (SCM).

The entrance of Sinarmas Group marks an open door for Vidio to collaborate strategically with its portfolios, such as Smartfren and MyRepublic. Along with its new investors, Vidio aims to drive growth and strengthen its position as a leading local OTT.

Vidio’s CEO, Sutanto Hartono said, the company is to increase its commitment to users by continuously adding the best premium content with this new fund, as well as improving the features and quality of the platform.

“Aside from an exclusive Premier League airing in August and the World Cup in November, we will also be more aggressive in releasing local original series and quality soap operas to entertain streaming audiences in Indonesia,” he said, Tuesday (14/6).

Investors also delivered their statements. DSSA’s Director Daniel Cahya said this investment is the starting point for sustainable collaboration between the Sinarmas Group and the Emtek Group. It is also a positive act for the group, including Smartfren, MyRepublic, and other DSST digital investments, with Vidio as the content provider.

“Being the most preferred partner of Vidio is an honor for us. This collaboration is expected to bring added value, and the Sinarmas Group is fully committed to building an integrated digital ecosystem. Therefore, we are very welcome to the strategic partnership with Vidio,” Daniel said.

Meanwhile, Grab Indonesia’s Country Managing Director, Neneng Goenadi said, Grab and Emtek Group have an aligned vision that Indonesia’s bright digital era should be enjoyed by the entire society. OTT is a sector that has experienced rapid development in the country, especially since the pandemic and the shifting focus of the entertainment industry from linear channels to OTT and streaming will continue in the next few years.

“We are pleased to be able to strengthen the strategic partnership that has been established with the Emtek Group through investment in Vidio. As the largest OTT platform in Indonesia, Vidio has a very broad reach, and we see the potential for solid synergies between the Grab and Vidio ecosystems. Together with Emtek Group, Grab will present more digital solutions with positive impacts for society and the environment in Indonesia,” Neneng said.

The Milestones

According to a report from Media Partner Asia, in the first quarter of 2022, Vidio rules on top of the table for the OTT platform based on monthly active users (MAU) and total minutes streamed. The company continues to add to its content catalog in the field of sports and claims to be the most complete in Indonesia.

The list starts from the 2022 FIFA World Cup Qatar, English Premier League, Indonesian Football League (Liga 1, Liga 2, and Liga 3), UEFA Champions League and UEL, NBA, European Football League (Serie A, La Liga, Ligue 1) , FA Cup, Formula One, Indonesian professional volleyball league (ProLiga), Indonesian Basketball League (IBL), Women’s Tennis Association (WTA), and a wide selection of other premium sports content. Not only that, Vidio continues to actively release original content of up to three titles every month.

On a separate occasion, in an interview with DailySocial.id, Vidio’s Managing Director, Monika Rudijono said that until the closing of Q4 2021, Vidio had experienced an increase in the number of MAU reaching 62 million subscribers. Among its user base, 2.3 million of them are paid users. “Vidio closed Q1 2022 with 1.9x growth in paid subscribers compared to Q1 2021,” she added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Vidio Peroleh Investasi Tambahan 663 Miliar Rupiah dari Grup Sinarmas, Grab, dan Lainnya

Vidio mengumumkan pendanaan sebesar $45 juta (lebih dari 663 miliar Rupiah) dari beberapa investor strategis. Investasi terbesar diberikan oleh Grup Sinarmas, yakni PT Dian Swastika Sentosa (DSSA) melalui entitas anaknya PT DSST Mas Gemilang (DSST). Investor lain yang turut berpartisipasi, antara lain Grab LA Pte Ltd (Grab), PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi (EBIT), entitas anak klub sepak bola Bali United.

Sebagai catatan, DSSA merupakan salah satu pemegang saham di DANA (PT Elang Andalan Nusantara). Sebelumnya, DANA berada di bawah naungan Emtek Group.

Pengumuman ini merupakan tambahan pendanaan yang diterima Vidio, setelah memperoleh dana segar sebesar $150 juta dari Affinity Equity Partners pada Oktober 2021. Sebelumnya, Vidio dimiliki sepenuhnya oleh Emtek Group di bawah Surya Citra Media (SCM).

Masuknya Grup Sinarmas, menandai terbukanya kesempatan bagi Vidio untuk berkolaborasi strategis dengan portofolio di bawahnya, misalnya Smartfren dan MyRepublic. Bersama investor-investor barunya, Vidio berambisi dapat mendorong pertumbuhan dan memperkuat posisinya sebagai OTT lokal terkemuka.

CEO Vidio Sutanto Hartono mengatakan, dengan dana baru ini perusahaan akan meningkatkan komitmen kepada pengguna dengan terus menambah konten-konten premium terbaik, serta meningkatkan fitur dan kualitas platform.

“Selain penayangan Liga Inggris di bulan Agustus dan Piala Dunia di bulan November secara eksklusif, kami juga akan lebih agresif lagi merilis local original series dan Vidio Sinetron berkualitas untuk menghibur penonton streaming di Indonesia,” katanya, Selasa (14/6).

Para investor turut menyampaikan pernyataannya. Direktur DSSA Daniel Cahya mengatakan, investasi ini menjadi gerbang awal dari kolaborasi yang berkesinambungan, antara Grup Sinarmas dan Grup Emtek. Sekaligus menjadi langkah positif bagi grup, termasuk Smartfren, MyRepublic, dan investasi digital DSST lainnya, dengan Vidio sebagai content provider.

“Menjadi most preferred partner dari Vidio merupakan kebanggaan bagi kami. Kolaborasi ini diharapkan akan membawa nilai tambah, dan Grup Sinarmas berkomitmen penuh untuk membangun ekosistem digital yang terintegrasi. Oleh karena itu, kami menyambut baik strategic partnership dengan Vidio,” kata Daniel.

Sementara itu, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyampaikan, Grab dan Emtek Group punya visi selaras bahwa era digital Indonesia yang cerah harus dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. OTT sebagai kategori yang telah mengalami perkembangan pesat di tanah air, terutama sejak pandemi, dan tren pergeseran fokus industri hiburan dari linear channel ke OTT dan streaming akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

“Kami senang dapat mempererat kerja sama strategis yang telah terjalin dengan Emtek Group melalui investasi di Vidio. Sebagai platform OTT terbesar di Indonesia, Vidio memiliki jangkauan yang sangat luas, dan kami melihat potensi sinergi yang solid untuk ekosistem Grab dan Vidio. Bersama Emtek Group, Grab akan menghadirkan lebih banyak solusi digital dengan dampak positif untuk masyarakat dan lingkungan di Indonesia,” tutur Neneng.

Pencapaian Vidio

Menurut laporan dari Media Partner Asia, pada kuartal I 2022, Vidio menjadi platform OTT posisi teratas berdasarkan pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) dan total durasi menit streaming (minute streamed). Perusahaan terus menambah katalog kontennya di bidang olahraga dan diklaim sebagai terlengkap di Indonesia.

Daftarnya mulai dari Piala Dunia FIFA 2022 Qatar, English Premier League, Liga sepak bola Indonesia (Liga 1, Liga 2, dan Liga 3), Liga Champions UEFA dan UEL, NBA, Liga sepakbola Eropa (Serie A, La Liga, Ligue 1), FA Cup, Formula One, Liga bola voli profesional Indonesia (ProLiga), Liga Bola Basket Indonesia (IBL), Women’s Tennis Association (WTA), dan ragam pilihan konten olahraga premium lainnya. Tak hanya itu, Vidio terus aktif merilis konten original hingga tiga judul setiap bulannya.

Secara terpisah, dalam wawancara bersama DailySocial.id, Managing Director Vidio Monika Rudijono mengatakan hingga penutupan Q4 2021 Vidio telah mengalami peningkatan jumlah MAU mencapai 62 juta pelanggan. Di antara basis penggunanya, 2,3 juta di antaranya adalah pengguna berbayar. “Vidio menutup Q1 2022 dengan pertumbuhan pelanggan berbayar 1,9x dibandingkan Q1 2021,” imbuhnya.

 

Grab Ventures Velocity x Sembrani Wira Loloskan 6 Startup, Fokus Digitalisasi UMKM

Pada bulan Juni 2021 lalu, Grab dan BRI Ventures mengumumkan peluncuran Grab Ventures Velocity (GVV) Batch 4 x Sembrani Wira, sebuah proyek yang menyatukan program akselerator Grab dan BRI Ventures untuk mendukung pengembangan startup di Indonesia.

Setelah kurang lebih 16 minggu mengikuti serangkaian pelatihan dan pendampingan yang melibatkan pakar dari berbagai industri, akhirnya terpilih 6 startup terbaik yaitu Cooklab, Crewdible, Dagangan, iSeller, majoo, dan Octopus. Masing-masing startup memiliki solusi representatif yang fokus untuk mendukung perkembangan sektor UMKM di Indonesia.

Selama menjalani program pelatihan, tiga di antaranya telah berhasil mendapatkan pendanaan. Startup pengembang POS iSeller berhasil mengumpulkan pendanaan pra-seri B senilai 120 miliar Rupiah, social commerce Dagangan mengantongi 163,7 miliar Rupiah di putaran seri A, dan layanan omnichannel untuk UMKM majoo dengan putaran pra-seri A senilai 56,6 miliar Rupiah .

Dalam program yang mengangkat tema ‘Scaling Up Together: Empowering Startup, Supporting Micro Entrepreneurs’ ini, para finalis telah melakukan uji coba produk dan ide bisnis melalui kolaborasi dalam ekosistem Grab, mulai dari GrabKitchen, GrabFood, GrabMart, hingga GrabExpress untuk menghadirkan solusi bagi UMKM.

“Keenam lulusan batch 4 menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam kontribusinya untuk UMKM di Indonesia. Mereka telah melalui program uji coba di ekosistem Grab dan akan terus melanjutkan kolaborasi dengan kami. Grab juga berterima kasih kepada BRI Ventures yang senantiasa mendukung program ini,” ujar Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Anthony Tan sebagai Group CEO & Co-Founder Grab turut terlibat dalam acara Impact Day, di mana para finalis melakukan presentasi dan perkenalan ide bisnis kepada jaringan venture capital, diikuti dengan sharing session. Setelah lulus, keenam startup tersebut memperoleh kesempatan untuk terus melanjutkan kolaborasi dengan layanan Grab, salah satunya adalah dengan menyediakan layanan di Solusi Mitra GrabMerchant.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, “BRI Ventures sangat senang dapat menjadi bagian dalam program GVV Batch 4 X Sembrani Wira untuk memberikan dukungan dari segi jaringan, mentorship, dan juga akses terhadap pendanaan modal ventura bagi para finalis ini [..] dan hari ini kami melepas para finalis dengan harapan bahwa manfaat yang didapatkan selama mengikuti program akselerator dapat membantu mereka untuk berkembang semakin jauh lagi.”

Fokus digitalisasi UMKM

Dalam rilis yang dibagikan, Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia turut mengungkapkan antusiasme atas kelulusan 6 startup finalis GVV Batch 4 x Sembrani Wira. Ia turut menyampaikan bahwa pemerintah telah menargetkan adanya 30 juta UMKM digital hingga tahun 2024.

Melalui pidatonya, (16/8), Presiden RI juga menyebut pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi e-commerce dan marketplace jumlahnya terus bertambah. Sampai Agustus tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau 22% dari total UMKM yang sudah bergabung dengan aplikasi perdagangan elektronik.

Saat ini, semakin banyak inisiatif yang dilancarkan untuk mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia. Mulai dari aplikasi Point of Sales (POS), layanan social commerce, pencatatan keuangan digital, serta banyak lagi perusahaan yang semakin menajamkan fokus untuk mendukung digitalisasi UMKM.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menambahkan, “Startup digital menjadi salah satu kunci percepatan transformasi digital di Indonesia. Diperlukan sinergi dan kolaborasi dari seluruh komponen bangsa untuk mendukung dan memperkuat tumbuh kembang ekosistem startup nasional.”

Dari sisi investor, BRI Ventures sebagai unit investasi bank BRI dengan UMKM sebagai strategi utama mereka, baru saja mengumumkan dana kelolaan baru ‘Sembrani Kiqani‘ yang fokus menyasar segmen D2C demi menyempurnakan ekosistem UMKM di Indonesia. Sebelumnya, melalui Sembrani Nusantara, BVI telah berinvestasi kepada pengembang brand minuman Haus! dan pengembang produk sepatu lokal Brodo.

Grab Berinvestasi ke Putaran Seri C Bareksa

Hari ini (25/11), platform investasi Bareksa, Grab, dan OVO mengumumkan komitmennya untuk melakukan kolaborasi lebih dalam. Dalam kesempatan ini turut diumumkan, Grab telah masuk ke putaran pendanaan seri C Bareksa. Kendati demikian, tidak disebutkan lebih detail mengenai nominal dan investor lain yang terlibat. Adapun putaran ini dikatakan telah ditutup sejak Oktober 2021 lalu.

Disampaikan juga, bahwa putaran investasi ini menjadi kelanjutan dari pendanaan seri B sebelumnya yang diraih Bareksa 2 tahun lalu. Kala itu OVO juga turut menjadi salah satu investor, dengan dukungan sejumlah angel investor.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, “Investasi kami di Bareksa memperkuat bisnis jasa keuangan di Indonesia dan mempertegas komitmen Grab Indonesia dalam mendorong perkembangan ekosistem startup. Dengan sinergi ini, kami juga berencana menawarkan peluang kepada mitra dan pengguna kami untuk berpartisipasi di pasar modal melalui platform Bareksa.”

Melalui sinergi ini, Bareksa akan mendapatkan akses ke pengguna dan mitra Grab, menawarkan mereka peluang investasi dengan pembayaran yang ditangani oleh OVO, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.

“Pendanaan Grab ke Bareksa ini akan semakin mengukuhkan keberadaan Bareksa sebagai marketplace reksa dana online terintegrasi pertama di Indonesia yang berhasil menjadi platform e-investasi pilihan masyarakat melalui penawaran produk dan layanan investasi yang berkualitas, aman dan beragam,” sambut Co-Founder & CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra.

“Sinergi OVO-Bareksa telah membuktikan bahwa kolaborasi dan inovasi antara platform pembayaran digital dan wealthtech memiliki dampak positif yang riil dalam perluasan layanan pasar modal. Fitur OVO | Invest yang pertama kali diluncurkan di awal tahun 2021 dengan didukung Bareksa, kini telah berkembang dalam menawarkan produk reksa dana baik yang berbasis konvensional maupun syariah, telah berhasil menggaet ratusan ribu nasabah baru,” lanjut CEO OVO Jaygan Fu Ponnudurai.

Inisiatif Grab, Bareksa, OVO, dan BenihBaik

Dalam kesempatan yang sama, diumumkan juga inisiatif #ThREEforGood yang dijalankan bersama platform crowdfunding BenihBaik. Melalui program ini Grab, OVO, dan Bareksa akan mendonasikan 0,5% dari nilai transaksi dari setiap pembelian produk investasinya untuk disalurkan ke anak yatim piatu akibat Covid-19.

Di kesempatan tersebut Neneng juga mengonfirmasi adanya investasi dari Grab untuk BenihBaik. Dinakhodai oleh Andy F. Noya, BenihBaik menjadi platform penggalangan dana yang fokus untuk misi sosial. Dikabarkan BenihBaik juga telah mendapatkan pendanaan tahap awal dari Alpha JWC Ventures.

Jika ditelisik lebih dalam, keempat perusahaan saat ini memang memiliki ikatan strategis melalui investasi Grab. Bahkan untuk Bareksa-OVO lebih dalam lagi, mengingat saat ini Karaniya juga menjabat sebagai President OVO.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Sembrani Wira Buka Program Akselerator Batch 4, Incar Startup Pemberdayaan UMKM

Grab dan Sembrani Wira, program akselerator dari BRI Ventures, kembali bekerja sama untuk membuka Grab Velocity Ventures (GVV) Batch 4. Tema yang diusung tak jauh berbeda dengan batch sebelumnya, yakni menyasar startup yang fokus pada pemberdayaan UMKM.

Namun kriteria startup yang dibidik kali ini lebih spesifik, memiliki model bisnis yang mampu menyediakan layanan bagi UMKM, contohnya point of sale (POS), customer relationship management, e-commerce enablement, software as a service (SaaS), dan model bisnis lainnya yang relevan.

“Tahun ini kami akan kembali fokus pada pemberdayaan UMKM. Kenapa UMKM? Sebab menurut data UNDP 2020 menyampaikan sebelum pandemi hanya 20% UMKM yang sudah memiliki kehadiran online, tapi sejak pandemi meningkat hingga 44%. Masuk ke ranah digital telah membantu banyak UMKM mempertahankan bisnis dan karyawan mereka,” ucap Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/6).

Menurutnya, UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian negara. Bila dibantu dengan solusi digital yang dapat, UMKM dapat terbantu untuk lebih cepat beradaptasi dengan kondisi sekarang ini dan pada akhirnya memainkan peran penting buat negara.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, salah satu alasan Sembrani Wira turut serta dalam batch kali ini karena ia percaya setiap krisis pasti akan menciptakan perusahaan-perusahaan yang tangguh. Berkaca dari krisis yang terjadi krisis finansial di 2008, misalnya bermunculan perusahaan dengan konsep sharing economy seperti Airbnb dan Uber. “Secara pattern krisis selalu mendatangkan perusahaan yang lebih tangguh,” kata Nicko.

Neneng kembali melanjutkan, kriteria lainnya yang dicari oleh Grab pada batch ini adalah startup tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari investor (post-seed); sudah berjalan dan memiliki model bisnis yang jelas (past proof of concept); dan memiliki produk atau jasa yang mampu untuk terus berkembang (scalable product of service).

Batch ini nantinya akan berjalan antara 12-16 minggu. Dalam rangkaian program akan diisi dengan kegiatan workshop dari berbagai industri untuk membawakan topik yang relevan buat startup; sesi mentoring 1:1 bersama para ahli di bidangnya, networking untuk bertemu dan menjalin hubungan dengan para startup founders, alumni, dan tim & partners dari Grab dan BRI Ventures.

Kemudian, pilot program sebuah kesempatan untuk menghubungkan usaha startup ke basis pelanggan dan pengguna Grab selama 8 minggu; dan partnership & investment possibility dari Grab dan/atau BRI Ventures. Pendaftaran batch 4 mulai dibuka pada hari ini sampai 27 Juni 2021.

Secara total GVV telah membina 20 startup, 15 di antaranya datang dari Indonesia. Beberapa namanya adalah Tanihub, Sayurbox, Qoala, Porter, Eragano, Pergiumroh, BookMyShow, Tamasia, Sejasa.com, Minutes, Luna, Printerous, KliknClean, GetCraft, dan Workmate.

Adapun Sembrani Wira sendiri baru membuka batch perdananya di tahun ini. Mereka membina delapan startup, di antaranya adalah Gredu, Brick, GajiGesa, MYCL, Minapoli, Tumbasin, Biteship, dan CookLab.

GrabKios dan GrabExpress di Antara Vertikal Pertumbuhan Utama Grab, Paparan Country Director Indonesia

Selama hampir 30 tahun pengalamannya menjalankan bisnis di Asia Tenggara, Neneng Goenadi selalu bersemangat ketika berbicara mengenai ekonomi digital. Dia telah melihat bagaimana teknologi memainkan peran penting dalam masyarakat saat ini, memberikan lebih banyak pilihan untuk bisnis dan warga negara.

Saat ditawari kesempatan untuk bergabung dengan Grab pada Februari 2019 sebagai country managing director Indonesia, ia langsung memanfaatkan peluang tersebut. Dia telah lama mengagumi bagaimana teknologi Grab telah mengubah dan bisa dikatakan meningkatkan kehidupan serta bisnis banyak orang di Indonesia, kata Goenadi kepada KrASIA.

“Saya ingin terlibat langsung dalam pekerjaan yang dilakukan Grab untuk membantu ekonomi digital Indonesia,” katanya. Sebelum Grab, ia menjabat sebagai Country Managing Director untuk Indonesia di perusahaan konsultan Accenture selama lima tahun, di mana ia juga menjabat sebagai Kepala Inklusi dan Keberagaman Asia Pasifik untuk Sumber Daya Industri, dan Kepala Sumber Daya Manusia dan Keberagaman ASEAN.

Di Grab Indonesia, ia mengambil alih posisi yang sebelumnya dipegang oleh Ridzki Karmadibrata, yang kini menjabat sebagai presiden perusahaan. Tujuan utama Goenadi adalah meningkatkan layanan korporat Grab dan bisnis transportasi, jelasnya.

Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Co, nilai pasar ekonomi digital Indonesia akan mencapai USD124 miliar pada tahun 2025. Negara ini juga mewakili pasar terbesar di kawasan dengan 271 juta penduduk dan lebih dari 196 juta pengguna internet, menurut data Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII).

Memimpin pasar Indonesia untuk Grab merupakan tugas yang menantang, mengingat pentingnya negara bagi perusahaan. Pada tahun 2020, Grab secara resmi meluncurkan kantor pusat keduanya di Indonesia, menemani kantor pusat utamanya di Singapura. Terlepas dari potensi yang dimiliki Indonesia, penetrasi pasar bukanlah hal yang mudah. Di antara tantangan lainnya, negara ini masih berjuang dengan akses yang tidak setara ke internet dan literasi digital.

“Indonesia memang negara yang sangat besar, dan saya yakin saya bukanlah satu-satunya pemimpin yang mengatakan bahwa salah satu tantangan utama dalam mengelola bisnis di Indonesia adalah geografi bangsa yang sangat luas dan tersebar luas,” kata Goenadi . “Kami ingin menyampaikan bahwa ada banyak pasar di sini. Budaya, demografi, dan infrastruktur dapat bervariasi dari kota ke kota, dan hal itu bisa menjadi rumit untuk dikelola.”

Pada 2019, Grab berhasil mengungguli saingan lokal Gojek dengan 64% pangsa pasar layanan pemesanan kendaraan, menurut firma riset ABI Research. Goenadi mengatakan bahwa posisi Grab sebagai penyedia layanan ride-hailing terbaik di negara ini tidak pernah tergoyahkan sejak saat itu. Grab juga berhasil menangkis dominasi Gojek dalam pengiriman makanan — pasar yang mereka masuki pada 2016 — dengan pangsa pasar 53% pada 2020.

Tahun penuh tantangan dengan berbagai jalur menuju pemulihan

Namun, pandemi COVID-19 juga memengaruhi Grab, karena permintaan layanan pemesanan kendaraan yang anjlok di seluruh Indonesia, yang membuat perusahaan melepaskan 5% dari tim regionalnya. Para eksekutif senior Grab, termasuk Goenadi, juga melakukan pemotongan gaji hingga 20% pada tahun 2020.

Perusahaan juga telah menanggalkan fitur hiburan yang disediakan di bawah Hooq, karena perusahaan layanan streaming Singapura tersebut mengajukan likuidasi pada Maret 2020. Berkat kemitraan antara kedua perusahaan, pengguna Grab dapat mengakses konten video Hooq dari aplikasi Grab sejak Februari 2019.

Meski bisnis ride-hailing Grab telah pulih dan hampir kembali ke level normal, Goenadi mengakui bahwa tahun 2020 merupakan pengalaman yang paling menantang dalam dua tahun menjadi manajer Grab Indonesia.

“Hampir dalam semalam, bisnis transportasi kami jatuh ketika pembatasan jarak sosial skala mikro diterapkan. Bisnis kecil terdampak oleh penurunan lalu lintas pejalan kaki, terutama yang tidak memiliki kehadiran online,” katanya. “Jadi kami harus berputar cepat, tidak hanya untuk memastikan bahwa mitra pengemudi kami dapat mempertahankan mata pencaharian mereka tetapi juga untuk melindungi keselamatan komunitas kami.”

Namun, cahaya redup di sektor ride-hailing telah membuat sektor lain bersinar lebih terang. Goenadi mengatakan bahwa GrabKios, GrabFood, GrabExpress, dan GrabMart akan menjadi motor utama pertumbuhan Grab Indonesia.

Perusahaan telah mengadakan serangkaian lokakarya dan konferensi untuk mengajarkan keterampilan digital kepada pemilik usaha kecil yang baru-baru ini bergabung dengan jaringan Grab, baik GrabMart, GrabFood, maupun GrabKios. Tahun lalu saja, ada lebih dari setengah juta pedagang baru, banyak di antaranya baru pertama kali online, tambah Goenadi. Grab juga telah bermitra dengan organisasi lokal dalam hal edukasi pelanggan yang kurang paham teknologi.

“Fokus kami tahun ini adalah inklusivitas. Kami bermitra dengan organisasi seperti Sahabat UMKM untuk menjangkau para lansia dan penyandang disabilitas, menyediakan alat dan pelatihan untuk membantu mereka dalam gerakan digitalisasi.” Sahabat UMKM adalah organisasi independen yang membantu pemilik usaha kecil terhubung dan berbagi kiat pertumbuhan.

Grab Indonesia berencana untuk membangun kehadiran yang kuat di luar kota-kota metropolitan seperti Jakarta atau Surabaya untuk jaringan layanannya. Perusahaan berencana memasuki lebih banyak kota di wilayah tengah dan timur Indonesia, seperti Bau-bau di Sulawesi Tenggara, dan Polewali Mandar di Sulawesi Barat. Misalnya, Grab mencari lebih banyak warung mikro, yang juga dikenal sebagai warung, untuk menggunakan platform GrabKios-nya. Layanan ini memungkinkan pemilik warung menawarkan produk digital, termasuk pembayaran remittance, listrik, dan asuransi (BPJS), isi ulang pulsa, pembayaran tagihan, tabungan emas, dan produk perlindungan asuransi.

“Kami semakin melihat agen GrabKios sebagai simpul penting dalam mendukung tujuan kami dalam menciptakan inklusi keuangan yang lebih besar di Indonesia. Karena penyebaran geografis negara, serta perbedaan budaya dan demografis antar kota, agen GrabKios kami memiliki peran penting dalam mendorong adopsi layanan digital dan keuangan, karena mereka dapat menjadi titik akses yang nyaman bagi pengguna. saat mereka membutuhkannya,” ungkapnya.

Hingga saat ini, perusahaan memiliki lebih dari 2 juta agen GrabKios, termasuk mitra pengemudi. Goenadi melihat ini sebagai peluang bagi pengemudi untuk menambah penghasilan selama pandemi.

Sedangkan untuk pengiriman, kata Goenadi, perseroan akan menambah footprint lokalnya. “Dalam beberapa bulan mendatang, kami akan meluncurkan GrabMart dan GrabAssistant di lebih banyak kota untuk melayani lebih banyak konsumen. Kami juga akan memungkinkan lebih banyak UMKM untuk memanfaatkan platform dan jaringan logistik kami untuk menjangkau lebih banyak konsumen,” tambahnya.

Layanan pengiriman paket Grab, GrabExpress, juga akan melihat fitur-fitur baru yang bertujuan untuk membuat pengiriman jarak jauh lebih mudah diakses dan terjangkau untuk bisnis. “Tahun lalu, seiring pandemi yang memunculkan lebih banyak bisnis rumahan, kami menyadari bahwa banyak social seller menggunakan GrabExpress untuk mengirimkan produk mereka ke konsumen,” katanya.

Mengadopsi ide awal mulanya Grab Filipina, Grab Indonesia juga mendirikan Klub Juragan GrabExpress, sebuah komunitas yang berdedikasi untuk mendukung UMKM dan social seller. Saat ini, lebih dari 10.000 pemilik bisnis telah mendaftar di bawah program ini, yang menawarkan program pelatihan khusus kepada pedagang seperti manajemen bisnis dan pemasaran media sosial.

Grab tidak berminat untuk kembali memasuki segmen hiburan, baik dengan bermitra dengan platform streaming lain atau dengan cara lain. Perusahaan akan fokus pada “layanan harian yang beresonansi dengan konsumen kami,” dan hiburan bukan salah satunya, kata Goenadi.

Melihat pasar yang terabaikan

Pada kuartal pertama 2021, Grab telah berekspansi ke 24 kota baru, sebagian besar kota kecil yang terletak di Indonesia Timur. Perusahaan juga telah melakukan investasi minoritas di e-wallet LinkAja, yang memiliki kehadiran yang kuat di kota-kota tier-2 hingga tier-4, melengkapi Ovo, investee e-wallet Grab dengan kinerja yang kuat di area tier-1.

“Indonesia sangat luas, dan uang tunai masih berkuasa. Jika kita benar-benar ingin mengakselerasi Indonesia menuju cashless society, ekosistem fintech yang terbuka perlu dibina dan bekerja sama dengan mitra yang berpikiran sama untuk menggapai tujuan bersama meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Mitra seperti OVO dan LinkAja menawarkan kekuatan dan portofolio kasus penggunaan yang berbeda,” tambahnya.

“Kami juga melihat GrabKios sebagai pembeda utama bagi kami. Dengan memanfaatkan warung yang bisa Anda temukan di setiap lingkungan di tanah air, kami dapat membantu membuat layanan digital dan keuangan lebih mudah diakses oleh setiap komunitas di Indonesia,” kata Goenadi.

Melihat juga aspek lingkungan, perusahaan telah mengumumkan rencana untuk mengoperasikan 26.000 armada kendaraan listrik pada tahun 2025. Saat ini, perusahaan mengoperasikan lebih dari 5.000 EV, mulai dari mobil listrik, sepeda skuter, dan sepeda. “Pada 2021, kami juga berencana mengoperasikan 1.500 kendaraan listrik roda dua tambahan di Indonesia,” kata Goenadi.

Grab juga bekerja sama dengan platform crowdfunding Benih Baik dan lembaga penelitian independen World Resources Institute (WRI) untuk meluncurkan program penggantian kerugian karbon (carbon offsetting). Pengguna Grab dapat menghitung jejak karbon dari penggunaan transportasi mereka, yang akan diubah menjadi sumbangan sukarela untuk mitra penanaman pohon yang difasilitasi oleh WRI Indonesia.

Dengan pengumuman merger SPAC baru-baru ini dan listing AS yang akan datang, Goenadi yakin dengan masa depan Grab di Indonesia. “Kami bangga mewakili Asia Tenggara di pasar publik global. Go public akan meniupkan angin segar untuk mempercepat misi kami memberdayakan wirausahawan sehari-hari dan membawa inklusi keuangan kepada jutaan orang yang unbanked dan underbanked di seluruh Asia Tenggara. Di saat yang bersamaan, kami akan mempertahankan fokus untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang,” tuturnya.


Artikel ini pertama kali dirilis oleh KrASIA. Kembali dirilis dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial

Grab Partners with Yummy Corp to Expand Cloud Kitchen Coverage

Grab announced a partnership with Yummy Corp to expand the business scope of culinary entrepreneurs in Indonesia. As combined, the two companies now operate more than 80 cloud kitchens throughout Indonesia.

In a virtual press conference today (8/2), Grab Indonesia’s Country Managing Director Neneng Goenadi emphasized that Grab doesn’t provide any investment for Yummy Corp in this collaboration. It’s only in the form of an MoU from the two companies to support culinary in Indonesia.

“The collaboration with Yummy Corp is based on a shared vision to offer new concepts in the culinary industry as a form of Grab’s support for this industry in Indonesia,” she explained.

In a separate official statement, Yummy Corp’s Co-Founder & CEO, Mario Suntanu said, “Our mission is to support culinary entrepreneurs to grow in the new digital era by providing managed expansion solutions through cloud kitchens. We are very pleased to be working with them. Grab to take the mission of the two companies to the next level, where the speed of expansion, quality of food, and customer satisfaction will always be our main focus.”

The next implementation of the collaboration is that Yummy Corp will provide operational management including recruiting more staff at GrabKitchen, Yummy Corp merchants are incorporated into the GrabFood platform and access the features in it, so they can receive maximum benefits.

Eventually, encouraging innovation in the culinary industry through collaborations with brands and chefs. Grab and Yummy Corp plan to work with culinary entrepreneurs to create new concepts, test them on the GrabFood platform, and develop them in the cloud kitchen networks of Grab and Yummy Corp.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe / Grab
Grab Indonesia’s Country Managing Director Neneng Goenadi and GrabFood’s Head of Marketing Hadi, Surya Koe / Grab

The concept of cloud kitchens alone is currently very popular among food delivery service providers. Gojek as Grab’s main competitor in Indonesia also performs the same approach. Through its investment in a cloud kitchen startup from India, Rebel Foods, Gojek brought the service to Indonesia through PT Rebel GoFood Indonesia (GoFood Kitchen).

Research of Momentum Works said that in Indonesia GMV food delivery services had reached 52 trillion Rupiah in 2020. The result is dominated by Grab and Gojek dominated, respectively holding 53% and 47% of the total market share.

The biggest business contributor

Neneng also said that the GrabFood business supports 50% of the entire Grab business. There was no further detail on how the contribution from Indonesia, or others. “We are proud to say that Grab is a super app company because 50% of our business, be it transactions, revenue, and so on, is contributed by GrabFood.”

Grab changed its strategy to no longer rely on the transportation business, especially in the midst of an ongoing pandemic. Since last year the company has invested heavily in food delivery services, including delivering daily necessities with GrabMart and GrabAsisstant.

Without clearly stated the numbers, it is said that the growth of active merchant partners at GrabFood on the platform over the past year has increased significantly. GrabMart merchants also continue to grow, starting from supermarkets, convenience stores, pharmacies, and startups such as Sayurbox, TaniHub, and WarungPintar. Thanks to this partnership, GrabMart has reached 19 cities.

In addition, it provides GrabMart Daily to meet daily needs thanks to the collaboration with a number of FMCG brands. This service is only available in nine locations in the Jakarta area, for example, Duren Sawit, Kemayoran, Lebak Bulus, Setiabudi, Daan Mogot, Tendean, and Kebayoran Lama.

As for GrabKitchen locations, it has spread across 46 locations in seven cities, including Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, and Makassar. There are more than 200 brands that are members of this cloud network.

Aside from focusing on increasing merchant partners, but the company also developed a number of features to make it easier for consumers. Among them are Take Yourself, Scheduled Order, Order With Friends, Multi Order, Order Again.

Next, Pesan Sekaligus from various merchants located in one building/street; Promosi Terbaik to filter the list of merchants participating in a particular promotion; expand the non-cash payment options for GrabFood; tips before the transaction is complete.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Umumkan Kerja Sama dengan Yummy Corp, Perluas Cakupan Cloud Kitchen

Grab mengumumkan kerja sama dengan Yummy Corp untuk perluas cakupan bisnis para pelaku usaha kuliner di Indonesia. Bila digabungkan kini kedua perusahaan mengoperasikan lebih dari 80 cloud kitchen di seluruh Indonesia.

Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada hari ini (8/2), Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menegaskan dalam kerja sama ini tidak ada komitmen investasi yang diberikan Grab untuk Yummy Corp. Hanya berbentuk MoU sebagai bentuk komitmen dari kedua perusahaan untuk mendukung kuliner di Indonesia.

“Kerja sama dengan Yummy Corp didasari kesamaan visi untuk menawarkan konsep baru di industri kuliner sebagai bentuk dukungan Grab terhadap industri ini di Indonesia,” terangnya.

Secara terpisah, dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengatakan, “Misi kami adalah mendukung para pelaku usaha kuliner untuk tumbuh di era digital baru dengan menyediakan solusi ekspansi yang terkelola melalui cloud kitchen. Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Grab untuk membawa misi kedua perusahaan ke tingkat selanjutnya, di mana kecepatan ekspansi, kualitas makanan, dan kepuasan pelanggan akan selalu menjadi fokus utama kami.”

Implementasi selanjutnya dari kerja sama tersebut adalah Yummy Corp akan menyediakan manajemen operasional termasuk merekrut lebih banyak staf di GrabKitchen, merchant Yummy Corp tergabung ke dalam platform GrabFood dan mengakses fitur-fitur di dalamnya, sehingga mereka dapat menerima keuntungan maksimal.

Terakhir, mendorong inovasi di industri kuliner melalui kolaborasi dengan brand dan chef. Grab dan Yummy Corp berencana untuk bekerja sama dengan pelaku usaha kuliner untuk menciptakan konsep baru, mengujinya di platform GrabFood, dan mengembangkannya di jaringan cloud kitchen Grab dan Yummy Corp.

Hal ini memungkinkan pelaku usaha kuliner untuk mengambil pendekatan berbasis data guna bereksperimen dan menguji konsep baru secara langsung, dengan biaya minim. “Sinergi ini akan memberi keleluasaan bagi konsumen dan mitra resto yang ingin ekspansi, atau sekadar test the water di lokasi cloud kitchen Grab dan Yummy.”

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe / Grab
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe / Grab

Konsep cloud kitchen sendiri sekarang memang sedang banyak digandrungi penyedia layanan food delivery. Gojek selaku kompetitor utama Grab di Indonesia juga mengusung pendekatan yang sama. Melalui investasinya ke startup cloud kitchen asal India, yakni Rebel Foods, Gojek memboyong layanan tersebut ke Indonesia melalui PT Rebel GoFood Indonesia (Dapur Bersama GoFood).

Riset dari Momentum Works mengatakan, di Indonesia GMV layanan pesan-antar makanan telah mencapai 52 triliun Rupiah di tahun 2020. Perolehan tersebut didominasi oleh Grab dan Gojek, masing-masing memegang 53% dan 47% dari total pangsa pasar.

Kontributor bisnis terbesar

Neneng juga menuturkan, bisnis GrabFood menopang 50% terhadap keseluruhan bisnis Grab secara keseluruhan. Tidak dirinci lebih lanjut bagaimana kontribusi dari Indonesia, atau lainnya. “Kami bangga mengatakan Grab itu adalah super app company karena 50% bisnis kami, baik itu transaksi, revenue, dan sebagainya, disumbang oleh GrabFood.”

Grab mengubah strategi tak lagi mengandalkan bisnis transportasi, apalagi di tengah pandemi yang masih berlangsung. Sejak tahun lalu perusahaan banyak berinvestasi untuk layanan food delivery, termasuk mengantar kebutuhan sehari-hari dengan GrabMart dan GrabAsisstant.

Meski tidak disebutkan dengan angka, diklaim pertumbuhan mitra merchant di GrabFood yang aktif beraktivitas di platform Grab sepanjang tahun lalu bertambah signifikan. Merchant GrabMart juga terus bertambah, mulai dari supermarket, convenience store, apotek, dan startup seperti Sayurbox, TaniHub, dan WarungPintar. Berkat kemitraan tersebut GrabMart telah menjangkau 19 kota.

Tak hanya itu, menyediakan GrabMart Daily untuk memenuhi kebutuhan harian berkat kerja sama dengan sejumlah brand FMCG. Layanan ini baru tersedia di sembilan lokasi di area Jakarta, misalnya Duren Sawit, Kemayoran, Lebak Bulus, Setiabudi, Daan Mogot, Tendean, dan Kebayoran Lama.

Adapun untuk lokasi GrabKitchen telah tersebar di 46 lokasi di tujuh kota, di antaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Terdapat lebih dari 200 brand yang tergabung dalam jaringan cloud ini.

Tidak fokus memperbanyak mitra merchant saja, perusahaan juga banyak mengembangkan sejumlah fitur untuk mempermudah konsumen. Di antaranya Ambil Sendiri, Pemesanan Terjadwal, Pesan Bareng Teman, Multi Order, Pesan Ulang.

Lalu, Pesan Sekaligus dari berbagai merchant yang berlokasi di satu gedung/jalan; Promosi Terbaik untuk menyaring daftar merchant yang berpartisipasi dalam promosi tertentu; perbanyak opsi pembayaran non tunai untuk GrabFood; memberi tip sebelum transaksi selesai.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bank Mandiri dan Grab Teken Kerja Sama Strategis, Perluas Layanan Keuangan Digital

Bank Mandiri mengumumkan kerja sama strategis dengan Grab untuk perluasan layanan keuangan secara digital. Nantinya, Bank Mandiri akan mengembangkan sejumlah produk dan layanan keuangan, terkait layanan pembayaran digital dan pembiayaan produktif, di dalam platform Grab.

Baik Grab dan Bank Mandiri sama-sama menjadi pemegang saham di platform e-money LinkAja.

Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani secara virtual oleh Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Direktur Jaringan & Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto, disaksikan oleh jajaran direksi Grab Indonesia dan Bank Mandiri lainnya di Jakarta pada hari ini (19/1).

Direktur TI Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menuturkan, kerja sama ini sangat strategis karena melibatkan dua pihak dengan pemahaman bisnis dan keunggulan yang nyata di bidangnya masing-masing. “Sinergi layanan ini akan melahirkan banyak peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan, terutama oleh pelaku UMKM, dalam situasi penuh keterbatasan di masa pandemi ini,” kata Rico.

Dalam kerja sama ini, Bank Mandiri akan mengembangkan sejumlah produk dan layanan keuangan, terkait layanan pembayaran digital dan pembiayaan produktif, di dalam platform Grab untuk memberikan nilai tambah kepada mitra dan para pelanggan Grab yang datang dari sektor UMKM.

Rencananya, berbagai solusi pembayaran Bank Mandiri akan dapat diakses oleh mitra bisnis Grab, seperti pembayaran melalui scan QR dan Mandiri Direct Debit, melengkapi akseptasi kartu debit dan kartu kredit Bank Mandiri yang telah hadir lebih dulu di Grab. Hal lainnya, kerja sama ini juga memungkinkan pelanggan Grab membuka rekening Bank Mandiri secara online dan melakukan top up e-money.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menambahkan, pihaknya ingin mengembangkan Grab menjadi salah satu platform dengan akses keuangan terlengkap bagi para mitra dan pengguna, termasuk akses pembiayaan digital. Grab memiliki layanan yang sangat berkaitan erat dengan sektor UMKM, mulai dari GrabMart, GrabKios, GrabFood, dan GrabExpress.

“Grab berkomitmen membantu perkembangan dan pertumbuhan sektor riil ekonomi nasional, terutama pelaku UMKM yang belum terjangkau oleh akses perbankan dan layanan keuangan. Melalui sinergi dengan Bank Mandiri, Grab berupaya untuk terus menggerakkan ekonomi digital UMKM dengan menyediakan beragam layanan perbankan yang aman, nyaman, dan mudah diakses,” ujar Neneng.

Bersama Bank Mandiri, Grab berinisiatif melakukan sinergi penyaluran pinjaman mikro kepada jaringan mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios. Pengusaha ini akan memiliki kemudahan dalam mengakses pembiayaan produktif secara digital dari Bank Mandiri melalui platform Grab. Plafon kredit yang dapat diajukan maksimal Rp100 juta dengan suku bunga bersaing.

Aquarius menuturkan, pembiayaan produktif mikro ini sangat potensial untuk dikembangkan mengingat Grab juga akan berperan sebagai pemberi referral. Kemudian pelaksanaannya pun akan tetap memenuhi prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik untuk memitigasi risiko pembiayaan.

Tak berhenti di situ, inisiatif lainnya yang akan dilakukan bersama kedua perusahaan adalah kerja sama keagenan branchless banking bagi mitra Grab, sehingga mereka bisa mendapat penghasilan tambahan.

“MoU ini adalah langkah awal kerja sama Bank Mandiri dan Grab. Kami sudah membentuk forum koordinasi yang akan membahas lebih detail potensi kerja sama lain yang akan menguntungkan baik bagi pengguna Grab maupun nasabah Bank Mandiri. Kami juga berharap, hadirnya Bank Mandiri dalam ekosistem digital Grab akan menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mitra, sehingga akan semakin banyak mitra bisnis yang bergabung dengan Grab,” tutup Aquarius.

Application Information Will Show Up Here