Asus Mendamaikan AMD dan Nvidia Demi Tawarkan Laptop ‘Kelas Pro’ Terjangkau

Apapun produknya – otomotif, PC, ataupun smartphone – fans garis keras akan selalu ada. Umumnya, merekalah pencetus perdebatan panas antar pengguna brand berbeda, yang membuat internet selalu ‘meriah’. Sebagai pionir di segmen teknologi grafis komputer personal, Nvidia dan AMD ialah dua nama yang terus berkompetisi, dan persaingan itu melahirkan istilah kubu merah dan hijau.

AMD dan Nvidia tentu punya kekuatan serta kelemahannya sendiri. AMD berpengalaman di bidang produksi prosesor, dan menyajikan teknologinya lewat console game serta laptop kelas menengah; sedangkan rivalnya mendominasi ranah notebook high-end. Asus menyadari ada elemen-elemen terbaik yang bisa diadopsi dari kedua brand untuk menghadirkan produk dengan aspek price vs. performance paling optimal ke konsumen casual.

Inilah ide di belakang peracikan VivoBook Pro F570. Ia adalah salah satu laptop terunik Asus: komposisinya sedikit mengingatkan kita pada notebook gaming entry-level, namun bukannya masuk ke kelas TUF Gaming, ia malah jadi anggota keluarga VivoBook. Ada dua komponenen yang ditonjolkan oleh sang produsen PC Taiwan itu: eksistensi dari prosesor AMD Ryzen mobile dan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050.

F570 9

Asus VivoBook Pro F570 meluncur resmi di Indonesia tepat di hari Kasih Sayang pada tanggal 14 Februari kemarin. Selain mendamaikan kedua kubu, F570 juga sangat bersahabat buat kantong kita. Tapi sebelum membahas harga, mari kita ulik dulu apa saja yang ditawarkan oleh Asus.

F570 10

 

Desain dengan sensasi gaming

Sebagai varian laptop Asus paling high-end, ZenBook bisa dikatakan sebagai kiblat desain bagi VivoBook yang lebih terjangkau. Pelan-pelan, desain VivoBook jadi bertambah elegan dan ramping, dengan tubuh lebih ringan dan bingkai layar lebih tipis. Namun varian Pro ini sedikit berbeda karena tema gaming  juga terasa di sana. Potongan tubuhnya bersudut, didominasi warna hitam dan dihias garis biru ‘petir’ yang mengelilingi bagian layar dan touchpad, serta mengisi logo Asus di depan dan belakang.

F570 1

Asus mengimplementasikan finishing brushed dengan pola garis berbeda di permukaan tubuh F570. Di bagian punggung, efek ini segera mengingatkan saya pada model Strix. Ia memang belum memanfaatkan thin bezel, tetapi Asus sama sekali tak melupakan aspek portabilitas. Laptop ini berketebalan kurang dari 2,2cm dan mempunyai bobot 1,96-kilogram.

F570 13

Volume yang tak terlalu kecil memungkinkan Asus menyertakan sejumlah port fisik krusial: USB 2.0 dan 3.0, USB 3.1 type-C, port audio combo, HDMI, card reader MicroSD, dan LAN. Saat mencobanya kemarin, saya juga melihat kehadiran webcam di atas layar (beresolusi HD) serta sensor pemindai sidik jari di dalam area touchpad. Keyboard-nya cukup lengkap, memiliki backlight LED putih dengan numpad yang dipadatkan ke tombol kursor arah.

F570 2

Di presentasinya, head of PR Asus Indonesia Muhammad Firman menyampaikan bagaimana perusahaan ini menguasai market share laptop berlayar 15-inci, dengan persentase sebesar 51,8 persen. F570 diarahkan buat memperkuat cengkeraman Asus di sana, menyuguhkan resolusi 1080p, tingkat kecerahan 200-nit yang ditopang oleh software Asus Spelended untuk mengoptimalkan warna.

F570 11

Namun untuk sebuah laptop kelas pro, F570 tampaknya belum dibekali layar yang bisa mereproduksi warna dengan betul-betul akurat. Dari lembar spesifikasi, jangkauan warnanya berada di 45 persen NTSC. Meski mungkin tak ada kendala jika dipakai menonton atau bermain game, setup ini boleh jadi belum cukup memuaskan bagi desainer atau fotografer.

F570 5

 

Hardware persembahan AMD dan Nvidia

VivoBook Pro F570 menghidangkan opsi prosesor AMD Ryzen 5 2500U atau Ryzen 7 2700U, dipadu bersama kartu grafis GeForce GTX 1050 4GB, dan dilengkapi RAM DDR4 8GB (dapat diekspansi sampai 16GB). Versi Ryzen 5 ditopang penyimpanan berupa hard disk 1TB sedangkan model Ryzen 7-nya turut dibekali SSD M.2 256GB. Di sesi presentasi yang dibawakan oleh Armawati Cen dari AMD, Ryzen 2500U kabarnya mampu mengungguli Intel Core i5 8250U, sedangkan Ryzen 2700U merupakan opsi yang lebih baik dibanding i7 8550U.

F570 8

Melalui sedikit riset di internet, saya menemukan bahwa F570 sebetulnya juga menawarkan pilihan berprosesor Intel, tapi hanya model Ryzen yang baru Asus bawa ke Indonesia. Hal menarik di sini adalah, VivoBook Pro F570 masih menyimpan chip grafis terintegrasi AMD, yakni Radeon Vega 8 dan Radeon RX Vega 10.

F570 4

Menurut produsen, komposisi hardware F570 memastikannya siap menekel beragam jenis tugas. Ia bisa menjadi perangkat ideal untuk bekerja dan menghibur diri. Lalu harganya yang ekonomis membuat produk ini mudah dijangkau beragam kalangan, dari mulai pekerja hingga pelajar. Asus sendiri cukup percaya diri untuk bilang bahwa lapop VivoBook Pro anyar ini mampu menangani game-gameesports populer’.

F570 3

Sebelum acara dimulai, saya berkesempatan untuk menguji kemampuan F570 berbekal Battlefield 1. Saya tak sempat mengecek menu grafis, tetapi game shooter EA itu berjalan cukup mulus. Bahkan di adegan-adegan yang dipenuhi NPC dan efek partikel, saya tidak merasakan ada penurunan frame rate secara signifikan – walaupun frame rata-rata tampaknya belum mencapai 60 per detik. Selain Battlefield 1, Asus mendemonstrasikan kapabilitas F570 lewat Far Cry 5.

F570 12

 

Harga dan ketersediaan

Asus VivoBook Pro F570 sudah mulai dipasarkan di Indonesia. Varian Ryzen 5-nya bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang Rp 11,8 juta saja. Tapi untuk mendapatkan tipe Ryzen 7, Anda perlu menyiapkan modal sebesar Rp 14 juta dan memesannya via JD.id.

F570 7

Mengupas Fitur-Fitur Andalan Lenovo di Laptop Gaming Legion Baru

Apapun pendapat Anda mengenai Nvidia, perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara ini sangat piawai dalam membangun sensasi. Tren terbaru di ranah visual yang berhasil mereka angkat belakangan ialah real-time ray tracing, dihadirkan lewat kartu grafis anyar GeForce RTX. Begitu hebohnya ray tracing, bahkan studio first-party Sony seperti Polyphony Digital terpacu untuk turut mengembangkannya.

Persaingan perangkat gaming portable berkemampuan real-time ray tracing sendiri dimulai awal Januari ini dengan peluncuran laptop-laptop ber-GeForce RTX di CES 2019. Beberapa produsen yang memiliki brand gaming segera menyediakannya, antara lain Asus (ROG), Dell (Alienware), MSI, dan Lenovo lewat Legion. Namun, tentu saja kompetisi akan jadi membosankan jika pencipta hardware cuma menjual ray tracing.

Sebagai merek gaming yang tergolong muda, Lenovo perlu melakukan manuver ‘nekat’ agar Legion mampu menyusul ketenaran rival-rivalnya. Berbekal arahan baru pada desain produk, eksperimen-eksperimen berani, pelaksanaan turnamen esports secara konsisten, serta kolaborasi bersama tim spesialis gaming gear, perusahaan teknologi berusia 34 tahun asal Beijing tersebut sukses menjalankan misinya.

LOC 4 11

Lewat artikel ini, saya ingin mencoba menggali teknologi baru yang diusung di deretan notebook gaming Legion. Ada dua model yang jadi andalan Lenovo di tahun 2019, yaitu Y740 dan Y540. Mereka merupakan penerus dari seri Y, tersedia dalam opsi ukuran layar 15- dan 17-inci.

 

Desain industrial dengan chassis logam

Sempat saya bahas di artikel terdahulu, Legion tidak lagi tampak seperti laptop gaming pada umumnya. Penampilannya lebih elegan, simpel dan netral; dengan tubuh all-metal berwarna abu-abu gelap. Meski demikian, Lenovo tidak melupakan aspek-aspek krusial di sana, direalisasikan lewat penyuguhan keyboard anti-ghosting 100 persen plus waktu respons 1-milidetik serta penempatan sebagian besar port fisik di belakang agar lebih rapi.

LOC 4 12

Identitas gaming-nya sendiri ditunjukkan oleh branding Legion dengan logo Y menyala, dipadu bersama papan ketik RGB yang bisa dikustomisasi. Pencahayaan LED juga bisa ditemukan di lubang-lubang ventilasi pembuangan panas.

LOC 4 7

 

Panel berbingkai tipis, plus dukungan high-dynamic range

Dengan berpedoman pada prinsip minimalis, Lenovo tanpa ragu mengadopsi desain bingkai tipis yang belakangan populer. Frame bagian atas dan samping mempunyai ketebalan hanya 6,7mm. Efek sampingnya: produsen harus memindahkan webcam ke bawah. Apapun ukuran layarnya, 15- maupun 17-inci, kita tetap disuguhkan resolusi full-HD 1920x1080p. Tapi ada hal menarik tersembunyi di sana.

LOC 4 2

Ketika beberapa produsen laptop gaming masih menunjukkan keraguan, Lenovo tak enggan membubuhkan fitur high-dynamic range bersertifikasi Dolby Vision di produknya. Teknik HDR diramu untuk mensimulasikan cara mata manusia melihat, memungkinkan pengguna mendeteksi detail serta warna-warni pada objek secara jelas, terlepas dari gelap terangnya suatu area. Begitu terbiasa menikmati konten HDR, penyajian game di layar biasa terlihat lebih kusam.

LOC 4 5

Buat mendukung HDR, panel laptop gaming Legion mempunyai tingkat kecerahan yang tinggi, mencapai 500-nit. Selain itu, Lenovo turut melengkapi produk mereka dengan Nvidia G-Sync demi menyingkirkan efek screen tearing, serta kecepatan refresh 144Hz yang sangat bermanfaat di permainan-permainan bertempo cepat.

 

Sistem audio Dolby Atmos

Teknologi Dolby bukan hanya bisa ditemukan di layar, tapi juga pada sistem audio laptop. Eksistensi Dolby Atmos mendongkrak mutu output suara, sehingga gamer bisa lebih mudah mengetahui sumber bunyi. Model Legion Y740 sendiri dibekali unit sound bar gaming-grade, lengkap dengan subwoofer terintegrasi dan sistem Smart Amp. Itu artinya, audio bisa terhidang optimal tanpa memerlukan speaker eksternal ataupun headphone.

LOC 4 3

Legion juga menyimpan satu fitur ‘curang’ yang dapat membuat Anda unggul dalam permainan: overlay Sound Radar. Beroperasi layaknya radar, sistem ini bekerja untuk menangkap asal suara, kemudian informasi tersebut ditampilkan berupa notifikasi visual. Metodenya mirip Sound Tracker di software Nahimic yang digunakan MSI.

 

Sistem pendingin Legion Coldfront

Untuk menjinakkan panas, Lenovo meramu sistem pendinginnya sendiri yang mereka namai Legion Coldfront. Coldfront adalah solusi penanggulangan panas ‘dual-channel‘, terdiri dari dua kipas yang difokuskan pada GPU dan CPU secara terpisah. Agar aliran angin tetap optimal tanpa menyebabkan suara fan jadi bising saat berputar cepat, produsen memanfaatkan kipas 70 bilah buat meniupkan udara panas ke empat zona pembuangan.

LOC 4 4

 

Corsair iCUE

Dikembangkan oleh Corsair Components, iCUE ialah versi lebih canggih dari Corsair Utility Engine. Software ini bertugas untuk menyambungkan seluruh hardware serta periferal dalam satu wadah, agar mereka tersinkronisasi dan pengguna bisa mudah mengustomisasi masing-masing komponen. Dibanding aplikasi dari produsen lain, iCUE jauh lebih canggih dan komprehensif. Tidak heran mengapa Lenovo mengadopsinya.

LOC 4 10

Di laptop Legion baru, iCUE diterapkan pada sistem pencahayaan RGB di keyboard dan dapat segera membaca gaming gear Corsair ketika Anda memasangnya. Software juga telah didukung oleh game Far Cry 5. Begitu permainan dibuka, iCUE secara otomatis memodifikasi pola RGB dan akan menyesuaikan pencahayaan dengan kondisi permainan (oranye ketika karakter Anda tersulut api, atau menampilkan warna ala bendera Amerika di menu utama).

LOC 4 6

Lenovo sudah mengumumkan harga dari tiap-tiap model Legion Y740 dan Y540. Produk-produk anyar tersebut bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang antara US$ 1.100 sampai US$ 2.700. Saya pribadi menduga pendaratannya di Indonesia akan ditandai oleh acara peluncuran resmi.

LOC 4 13

[Review] Zenbook UX433: Kencang Berbadan 13 inci dengan NumPad

ASUS memulai tahun 2019 ini dengan meluncurkan beberapa laptop yang ditujukan untuk para pengguna premium. Laptop premium ASUS sendiri masih memiliki nama Zenbook, yang memiliki desain lebih tipis dari seluruh laptop yang mereka miliki. Selain tipis, Zenbook juga kerap memiliki bobot yang lebih ringan sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Zenbook UX433 -

Dari tiga jenis laptop tipis yang diluncurkan oleh ASUS, DailySocial pun kedapatan Zenbook UX433 dengan dimensi layar 14 inci. Zenbook UX433 yang kami dapatkan memiliki bezel yang sangat tipis yang membuat dimensi laptop secara keseluruhan mirip dengan laptop 13 inci. Hal unik lainnya adalah tersedianya tombol numerik pada laptop tipis ini.

Zenbook lini terbaru ini menurunkan desain yang didapat dari ASUS Zephyrous, yang memanfaatkan layar untuk menaikkan badan laptop. Hal ini tentu membuat aliran udara untuk mendinginkan prosesor lebih baik tanpa harus menambah ketebalan laptop.

Laptop ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Prosesor Intel Core i7 8565U 4C/8T 1,8 GHz up to 4,6 GHz
GPU Intel UHD 620 / NVIDIA MX150
RAM 16 GB LPDDR3 Single Channel
Storage SSD 512 GB PCIe
Layar 14 inci 1920×1080 LED Backlit
OS Windows 10
Bobot 1.19 KG
Dimensi 319 x 199 x 15,9 mm
Baterai 3 cell 50 Wh Li-Poly

Dengan menggunakan prosesor Intel dengan arsitektur Whiskey Lake, membuat kinerja komputasi lebih baik. Selain itu, menggunakan graphics card dari NVIDIA MX150 pun membuat kinerja grafis pada laptop ini bisa menjalankan beberapa game dengan cukup baik.

Untuk hasil dari CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut:

Di dalam paket penjualannya ditemukan charger yang memiliki bobot ringan.

Zenbook UX433 - Charger

Desain

Model yang DailySocial dapatkan kali ini adalah berwarna biru tua atau kalau bahasa kekiniannya adalah Navy Blue. ASUS sendiri menamakannya Royal Blue. Dan seperti kebanyakan notebook ASUS, pada sisi atasnya diukir dengan motif garis-garis lengkungan bundar yang membuatnya terlihat elegan. Saat dipegang, ternyata notebook ini menggunakan bahan metal pada badannya.

Zenbook Classic UX433 saat ini memiliki sertifikasi militer sehingga memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan laptop sekelas. ASUS sudah melakukan pengujian dengan menjatuhkan laptop ini dengan ketinggian tertentu, tes pada suhu tinggi dan rendah, dan lain sebagainya.

Ada beberapa fitur yang sepertinya hilang pada Zenbook Classic UX433 ini. Pertama, laptop ini tidak memiliki fungsi layar sentuh. Selain itu, pada sisi kanan ini masih terdapat sebuah USB 2.0, bukannya memperbanyak USB 3.0. Untuk yang satu ini, ASUS mengatakan bahwa untuk menambah sebuah USB 3.0, mereka harus memperbesar SoC yang ada dengan menambah satu chip lagi.

Selain kekurangan tersebut, ada banyak kelebihannya. Salah satunya adalah sistem ergolift yang mengangkat badan laptop dengan menggunakan ujung bawah dari badan layar hingga membentuk sudut 3 derajat. Hal ini akan meningkatkan tiga hal: ruang untuk pendinginan, ruang untuk meningkatkan kualitas audio dari speaker Harman Kardon, serta meningkatkan tingkat ergonomis dari keyboard-nya.

Pada bagian layarnya terdapat empat bezel tipis yang bernama NanoEdge Design. Dengan sisi kanan dan kirinya yang hanya 2.9 mm serta 3.3 mm pada bagian atas dan bawahnya membuat layarnya memiliki rasio layar berbanding badan sebesar 92%.

Hal unik lainnya adalah NumberPad. Setelah tidak ditemukan lagi cara untuk menempatkan numpad, ASUS pun menempatkan fungsi yang selalu ditemukan pada keyboard penuh pada touchpad-nya. Fungsi ini juga dapat dinyalakan dan dimatikan dengan menekan tombol pada sisi kanan atas touchpad-nya. Jadi, mereka yang suka bekerja dengan menggunakan numpad tentu dapat dengan mudah menggunakan Numberpad.

Laptop ini sudah menggunakan sistem operasi Windows 10 asli. Hal tersebut merupakan kerja sama ASUS dan Microsoft yang menyediakan sistem operasi asli pada setiap laptop ASUS.

Pengujian

ASUS Zenbook Classinc UX433 menggunakan platform Intel  Whiskey Lake dengan prosesor dual core Intel Core i5-8565U dengan TDP 15 watt. Dengan core terbaru dari Intel tersebut, tentu saja laptop ini sangat bertenaga. Prosesor ini memiliki empat inti dengan delapan threads, sehingga seperti memiliki sebuah komputer desktop saja.

Untuk mengerjakan grafis tingkat tinggi, laptop ini sudah dilengkapi dengan NVIDIA GeForce MX150. Dengan grafis tersebut, tentu saja laptop ini dapat menjalankan game-game dengan setting medium ke bawah. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat melakukan pengujian game.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 14 jam 23 menit! Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Sebuah laptop dengan dimensi yang kecil kerap memiliki kinerja prosesor yang tinggi, namun tidak pada sisi grafis. Oleh karena itu, ASUS pun memberikan solusi dengan mengeluarkan serangkaian laptop tipis dengan nama Zenbook Classic. Ada tiga jenis, UX333, UX433, dan UX533.

Zenbook UX433 - Top

Kinerja yang dimiliki oleh laptop tipis ini memang tidak bisa diremehkan. Dengan menggunakan prosesor terbaru dari Intel membuatnya lebih kencang untuk mengerjakan pekerjaan seperti office dan editing foto. Untuk pengerjaan lainnya dengan menggunakan solusi grafis, seperti editing video dan 3D, laptop ini juga cocok karena menggunakan NVIDIA GeForce MX150.

Bermain game pada laptop ini juga bisa dilakukan dengan baik karena grafis dari NVIDIA. Namun, jangan berharap bahwa kinerjanya akan menjadi lebih baik karena MX150 tidak dapat menjalankan game dengan setting rata kanan. Jika menggunakan setting low, di atas kertas akan banyak game yang dapat dijalankan.

RAM yang ada pada laptop ini, sayangnya, ada pada mode single channel, yang membuatnya tidak dapat bekerja secara maksimal. Selain itu, tidak ada pilihan untuk menambahkan RAM sehingga tidak dapat dijalankan dalam mode dual channel.

Harga yang ditawarkan oleh ASUS untuk Zenbook UX433 ini bervariasi, namun untuk model yang kami uji, nilainya adalah Rp. 22.999.000. Harganya memang cukup tinggi, namun sepertinya cukup standar untuk sebuah laptop berdimensi tipis.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Ergolift
  • Tidak panas
  • Daya tahan baterai tinggi
  • Charger cukup ringan
  • Numberpad
  • Standarisasi Militer

Slacks

  • Harga cukup mahal
  • USB 2? Sepertinya lebih baik langsung USB 3 saja
  • Belum layar sentuh

ASUS Luncurkan Zenbook Classic UX 333, 433, dan 533

Awal tahun 2019 dimulai oleh ASUS dengan meluncurkan seri Zenbook terbaru, yaitu Zenbook 13 UX 333, Zenbook 14 UX 433, dan Zenbook 15 UX 533. ASUS menyebut laptop tipis terbarunya ini dengan lini Zenbook Classic karena merupakan penerus dari Zenbook yang pertama mereka luncurkan.

ASUS Zenbook Classic - Launch

Peluncuran ketiga jenis laptop tersebut diadakan pada hotel Pullman Central Park pada tanggal 17 Januari 2019. Sasarannya adalah para generasi muda yang aktif, kaum millenial, dan para konten kreator agar lebih produktif dalam aktivitasnya sehari-hari. Kami pun sudah pernah melakukan sneak peek pada ketiga laptop ini sebelumnya.

ASUS Zenbook Classic - Ergolift

Laptop ini sudah ditenagai dengan prosesor Intel Core i7 generasi 8 dengan arsitektur Whiskey Lake, sehingga memiliki kinerja yang tinggi. Beberapa model juga dilengkapi dengan NVIDIA GeForce MX150 atau GTX 1050. Asus membuatnya dengan bahan yang kuat sehingga ketiganya diklaim mengantongi sertifikasi Military Grade MIL-STD-810G. Oleh karena itu, seharusnya laptop-laptop ini memiliki tingkat ketahanan yang sangat tinggi.

ASUS Zenbook Classic - UX433

Ketiga laptop ini hadir dengan tiga warna berbeda, yaitu Royal Blue, Icicle Silver, dan Burgundy Red. Pada model tertentu, ASUS sudah menyematkan fasilitas NumberPad, sebuah tombol numpad yang ada pada touchpad-nya, sehingga pengguna yang masih membutuhkan numpad dapat menggunakannya dengan mudah.

Asus menjual ZenBook Classic UX 333 dan UX 433 ini mulai dari harga Rp 15.299.000 untuk ZenBook 13 UX333F dan ZenBook 14 UX433 yang menggunakan Intel Core i5 dan SSD 256GB. Untuk ZenBook 13 dan ZenBook 14 yang menggunakan storage 512GB dijual Rp 18.299.000. Sementara ZenBook 13 dan ZenBook 14 dengan Core i7 dijual Rp 22.999.000.

ASUS Zenbook Classic UX333

Harganya Sama?

Cukup membingungkan, ASUS menjual Zenbook UX333 dan UX433 dengan harga yang sama. Padahal, keduanya memiliki dimensi layar yang berbeda. Biasanya, dimensi layar 14 inci dijual lebih mahal dari 13 inci.

ASUS Zenbook Classic - QnA

Jimmy Lin, South East Asia Regional Director dari ASUS mengatakan bahwa mereka memang sengaja membuat harganya sama. Hal ini dikarenakan ASUS melihat banyak yang menginginkan layar dengan dimensi 13 inci dan 14 inci. Hal tersebut membuat mereka ingin para konsumen memilih antara keduanya.

Sepertinya, ASUS sedang ingin melakukan tes pasar. Mereka sepertinya ingin mengetahui dimensi mana yang lebih banyak dibeli oleh konsumen di Indonesia. Hal tersebut dilakukan tentunya agar dapat menentukan strategi di masa depan. Lalu, yang mana yang akan Anda beli? Zenbook dengan dimensi layar 13 inci, 14 inci, atau 15 inci?

Segala Macam Laptop, Teknologi dan Strategi Baru yang MSI Singkap di CES 2019

Seperti apapun prediksi para analis dulu, kehadiran PC yang bergitu kuat di CES 2019 memperlihatkan bagaimana perangkat ini masih menjadi pilihan utama konsumen untuk bekerja ataupun bermain. Segmen laptop sendiri sendiri tengah dihebohkan oleh kehadiran kartu grafis berteknologi real-time ray tracing Nvidia, dan MSI ialah salah satu perusahaan yang sigap mengadopsinya.

DailySocial menjadi salah satu media yang sangat beruntung dipilih untuk menyaksikan langsung peluncuran sejumlah perangkat baru serta produk-produk pemenang CES 2019 Innovation Awards racikan Micro-Star International. Di sana, sang produsen hardware PC asal Taiwan itu telah menyiapkan sejumlah varian anyar serta update dari laptop yang sudah dipasarkan sebelumnya.

MSI 5 7

Di ranah gaming, MSI mengawali tahun dengan peluncuran laptop-laptop ber-GPU GeForce RTX. Pembaruan diterapkan pada tiga keluarga seri gaming, yaitu sang monster GT, si ramping GS, serta GE yang menawarkan kombinasi seimbang antara harga dan performa. Perhatian para pengunjung CES 2019 sendiri tertuju pada GS75 Stealth, yakni laptop ultra-thin 17-inci bersenjata RTX 2080 Max-Q.

MSI 5 4

Jika layar 17-inci terasa terlampau lebar buat Anda, MSI turut menyiapkan tipe 15-inci GS65 Stealth – yang merupakan penerus langsung dari GS65 Stealth Thin 8RF (model ini diperkenalkan tahun lalu). GeForce RTX juga dapat Anda temukan di model GT75 Titan, GT63 Titan, GE75 Raider serta GE63 Raider RGB. Dari sisi desain, penampilan mereka serupa dengan versi sebelumnya.

MSI 5 1

Di luar produk gaming, MSI memperkuat formasi lini Prestige yang dikhususkan bagi para pekerja dan profesional. Setelah sukses dengan PS42, produsen mencoba merapikan branding dengan memberinya nama belakang: Modern untuk ser PS dan Creator buat P. Di kelas ini, Prestige PS63 Modern ditunjuk sebagai primadona serta perwujudan dari kolaborasi unik antara MSI dan Discovery Channel.

MSI 5 8

Selain mengusung desain menawan. PS63 Modern dibekali beragam fitur baru dan upgrade esensial. Di sana, produsen memperluas dan membuat touchpad-nya jadi lebih halus, memodifikasi keyboard agar lebih nyaman, serta melengkapinya dengan fitur Qualcom Quick Charge 3.0 pada port USB sehingga laptop bisa mengisi ulang baterai smartphone Anda dalam waktu singkat.

MSI 5 5

Selain itu, ada banyak teknologi menarik MSI pamerkan di panggung CES 2019. Di antaranya meliputi sistem Cooler Boost Trinity+ yang memungkinkan laptop berdesain ultra-thin menjinakkan panas dari GeForce RTX, dukungan Amazon Alexa sehingga notebook mampu memahami perintah suara, sampai panel berkapabilitas high-dynamic range yang [menariknya malah] dibawa oleh laptop P65 Creator.

MSI 5 6

Semua perangkat anyar dan teknologi unik ini merupakan cara MSI merealisasikan misi mereka di 2019 serta tahun-tahun berikutnya, yakni demi membahagiakan para gamer serta kreator.

Menggali Lebih Dalam Teknologi-Teknologi Baru yang MSI Sematkan di Laptop Mereka

Sebagai pameran teknologi tahunan paling besar di planet Bumi, Consumer Electronic Show adalah tempat lahirnya berbagai macam terobosan-terobosan unik di ranah tersebut. Khusus di kelas PC portable, real-time ray tracing menjadi sorotan. Fitur grafis yang diujungtombaki Nvidia lewat kartu grafis GeForce RTX itu akhirnya melakukan pendaratan di laptop.

Kehadiran RTX di notebook memang boleh dikatakan sebagai ‘keajaiban’ teknis. Meski demikian, masih ada banyak kapabilitas inovatif yang diungkap para produsen PC di CES 2019. Dan selama MSI berkiprah di ranah penyediaan laptop, mereka terus berupaya untuk menjadi brand pemecah rekor: dari mulai menyediakan laptop ber-keyboard mekanis hingga notebook bersertifikasi VR ready pertama. Tapi produsen juga menyadari, bukan hanya aspek hardware saja yang memengaruhi pengalaman penggunaan.

MSI 4 13

Satu fitur krusial baru yang MSI bubuhkan tetap berkaitan dengan Nvidia GeForce RTX. Efek dari keberadaan GPU berperforma tinggi di perangkat bertubuh ramping ialah cepat meningkatnya temperatur, apalagi hardware-hardware tersebut diposisikan secara rapat. Nvidia memang sudah mengajukan GPU alternatif berdesain Max-Q, tetapi solusi penanggulangan panas betul-betul bersandar pada kemahiran dan pengalaman produsen PC sendiri.

MSI 4 12

 

Cooler Boost Trinity+

Versi ‘plus’ ini merupakan varian generasi selanjutnya dari sistem pendingin yang Micro-Star International spesialisasikan pada perangkat-perangkat bertubuh ultra-thin, khususnya seri gaming GS. Cooler Boost Trinity+ d dapat Anda temukan pada dua laptop terbaru, GS65 dan GS75 Stealth. Di sana, MSI memanfaatkan tiga kipas dengan bilah berdesain Whirlwind yang sudah menjadi andalan mereka selama beberapa tahun, dipadukan bersama enam sampai tujuh heat pipe.

MSI 4 2

Kipas ‘puting beliung’ ini dirancang agar efektif meniupkan angin meskipun ukurannya tipis. Berdasarkan info beberapa waktu silam, fan mempunyai diameter 29mm dan masing-masing bilah hanya berketebalan 2-milimeter. Alex C.Y. Lin selaku perwakilan product marketing department menjelaskan pada saya bahwa dalam membuat kipas, mereka memilih bahan plastik berkualitas karena lebih ringan dan seimbang, serta lebih pas diaplikasikan pada perangkat berdesain tipis ketimbang fan bermaterial logam.

MSI 4 11

 

MSI App Player

Setelah di-tease pada para pengunjung Computex 2018, MSI App Player resmi diluncurkan di bulan Agustus 2018. Ia merupakan cara sang perusahaan PC Taiwan menginfiltrasi pasar game mobile yang kian populer berkat esports serta battle royale, tanpa perlu menyediakan smartphone atau tablet. MSI App Player sejatinya adalah software untuk menjalankan aplikasi-aplikasi mobile, dikembangkan secara kolaboratif bersama BlueStacks.

Tapi berbeda dari ‘app playermobile buat PC lainnya, MSI App Player memperkenankan fungsi-fungsi permainan terintegrasi ke fitur-fitur krusial di laptop, terutama yang berhubungan dengan kendali. Melaluinya, user tak hanya dibebaskan mengustomisasi kontrol dan memanfaatkan keyboard serta mouse, namun sistem pencahayaan RGB juga dapat merespons kejadian di permainan.

MSI 4 8

Tentu saja dukungan hardware canggih di laptop sangat membantu penyajian konten. Kombinasi antara komponen high-end dan MSI App Player memungkinkan game tersaji semaksimal mungkin. Gaming laptop MSI punya performa kira-kira enam kali lipat dari smartphone kelas flagship, dan kabarnya memperkenankan app player menjalankan delapan permainan sekaligus.

 

Amazon Alexa

Di luar mouse dan keyboard, tersedia banyak sekali pilihan sistem input gaming  untuk komputer personal. Namun tersedianya dukungan asisten digital Amazon Alexa berpeluang membuat proses pengendalian permainan jadi lebih simpel lagi. Menurut MSI, suara ialah metode paling simpel dan intuitif bagi manusia buat berinteraksi. Alexa sendiri disiapkan akar kita bisa mengakses sejumlah fungsi game via suara, terutama di judul-judul populer.

MSI 4 4

MSI juga meramu agar sistem Mystic Light RGB bisa tersinkronisasi dengan Alexa untuk menyampaikan notifikasi permainan. Namun buat sekarang, Amazon Alexa di perangkat MSI baru tersedia di wilayah Amerika Serikat. Dan dalam pemakaiannya, pengguna perlu mengucapkan perintah suara secara jelas, harus bersih dari ‘asken-aksen tertentu’.

MSI 4 10

 

Creator Center

Beralih ke ranah penciptaan konten, Creator Center adalah aplikasi yang dirancang untuk mengoptimalkan pengoperasian software-software kreasi. Creator Center memiliki beragam opsi kustomisasi, juga mempersilakan kita mengutak-utik DPI, RGB di layar, output suara, hingga menentukan skenario penggunaan. Fungsinya mirip seperti MSI Dragon Center, tetapi ia dikhususkan untuk seri Prestige.

MSI 4 6

 

High-Dynamic Range

Salah satu fitur yang bagi saya paling menarik, tapi malah tak banyak dibahas oleh produsen. Ketika laptop gaming ber-HDR mulai bertebaran di CES 2019, di venue MSI, teknologi ini pertama kali dibawa oleh notebook kelas pro Prestige P65 Creator. High-dynamic range di P65 disuguhkan bersama layar ultra-HD 3840x2160p, diusung demi memaksimalkan fungsi MSI True Color sehingga para desainer dan fotografer bisa melihat warna objek serealistis mungkin.

MSI 4 3

MSI menyampaikan pada saya bahwa hingga sekarang, mereka masih terus menyempurnakan kualitas HDR di layar laptop. Eksistensinya di PS65 Creator boleh dibilang berperan sebagai sesi uji coba sebelum HDR diimplementasikan secara lebih luas ke produk lainnya.

MSI 4 5

Penasaran dengan perangkat-perangkat dan fitur anyar yang MSI singkap di CES 2019? Di sana, MSI mengungkapkan strategi mereka dalam menghadapi tahun 2019, mengumumkan deretan notebook gaming super-canggih, serta memperkuat formasi Prestige yang dipersembahkan bagi para individu kreatif.

MSI 4 9

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

Lewat Penyingkapan Prestige PS63 Modern di CES 2019, MSI Perkuat Formasi Laptop Ultra-Thin Kelas Pro

Di tengah-tengah hebohnya pengumuman perangkat gaming portable berteknologi real-time ray tracing yang melanda sejumlah booth brand PC di CES 2019, MSI sama sekali tak melupakan penyediaan perangkat-perangkat pendukungan aktivitas produktif. Sebaliknya, sang produsen hardware asal Taiwan ini malah sudah menyiapkan banyak kejutan menarik bagi para pencipta konten.

Kejutan pertama, seperti yang mungkin sudah Anda dengar sebelumnya, ialah kolaborasi bersama Discovery Channel sebagai bentuk dari kesamaan kedua perusahaan dalam mengejar inovasi dan eksplorasi, juga menandai 50 tahun pendaratan perdana manusia di Bulan. Bagi Micro-Star International sendiri, realisasi dari gagasan itu adalah peracikan perangkat-perangkat kerja ringkas yang dapat membantu segala kegiatan kreasi. Dan di pameran teknologi terbesar di dunia minggu lalu, PS63 Modern menjadi bintangnya.

MSI 3 15

Sebelumnya, seri Prestige bangkit kembali di Computex 2018 setelah hibernasi cukup lama. Kemudian dalam beberapa bulan ke belakang, MSI juga menata penempatan produk Prestige secara lebih rapi. PS42, seperti saudari PS63 yang punya layar lebih lebar, kini mengusung nickname Modern di belakang namanya. Sedangkan varian high-end semisal P65 (versi pro dari notebook gaming GS65) diberi codename Creator.

MSI 3 11

 

PS63 Modern

MSI menjelaskan bahwa Prestige PS63 dirancang untuk kalangan pebisnis dan kreator. Desainnya padat dan stylish, membebaskan pengguna buat bawanya dan mencari ide di mana pun mereka menginginkannya. Hal paling unik dari laptop ini adalah, angka ’16’ yang bisa ditemukan di sejumlah aspek: ukuran layar hampir 16-inci (tepatnya 15,6-inci IPS-level FHD), daya tahan baterai mencapai 16 jam, serta ketebalan nyaris 16mm (dan bobot 16,5-hektogram alias 1,65kg, tapi ini namanya memaksakan).

MSI 3 5

 

PS63 Modern ialah salah satu laptop berpenampilan paling elegan yang pernah MSI ramu. Konstruksinya tersusun atas material logam, lalu lagi-lagi MSI memanfaatkan teknik sandblast untuk membuat permukaan tubuhnya halus – seperti yang produsen lakukan pada PS65 Stealth. Laptop ultra-thin ini mempunyai dimensi 356,8×233,7×15,9mm, dengan bezel super-tipis selebar 5,6mm, sehingga rasio tubuh ke layar bisa dimaksimalkan jadi 86 persen. Uniknya lagi, produk hanya tersedia dalam warna biru gelap, terinspirasi dari warna galaksi.

MSI 3 9

Hal menarik lain dari PS63 Modern adalah kemiripannya dengan GF75 yang belum lama ini diperkenalkan, terutama pada pemanfaatan engsel drop-down. Ketika layar dibuka, bagian belakang tubuh sedikit terangkat. Bertambahnya sudut kemiringan membuatnya lebih ergonomis. Tapi meski tipis, port-port fisik penting tetap ada di sana, diposisikan di sisi kiri dan kanan laptop. Ada card reader, rentetan port USB, HDMI, USB type-C serta audio.

MSI 3 6

Selain fokus merampingkan tubuh, MSI juga berhasil memangkas ukuran serta bobot unit adapter, kali ini 19 persen lebih kecil dan 38 persen lebih ringan dibanding punya Prestige P42. Dengan begitu, keraguan kita buat memasukkan adapter ke dalam tas karena alasan berat jadi berkurang.

MSI 3 7

 

Fitur-fitur tambahan esensial

MSI menyadari bahwa banyak di antara para profesional yang enggan membawa mouse. Menakar dari faktor tersebut, produsen melihat pentingnya penyediaan sistem input yang andal serta presisi. Karena alasan inilah, MSI memperlebar bagian touchpad serta menambahkan dukungan gesture multi-finger, kemudian memanfaatkan bahan yang lebih halus pada permukaan buat meningkatkan keakuratan. Touchpad pada PS63 Modern kabarnya 30 persen lebih responsif dibanding model PS42 generasi pertama.

MSI 3 10

MSI turut meng-upgrade bagian keyboard agar lebih ergonomis. Caranya ialah dengan mengoreksi jarak key travel serta posisi antar tuts sehingga nyaman digunakan terlepas dari besar kecilnya ukuran tangan Anda. Selanjutnya, produsen mencantumkan pencahayaan LED putih supaya kita mudah melihat abjad seperti apapun kondisi pencahayaan saat itu.

MSI 3 14

 

Satu fitur fungsional lainnya adalah kehadiran Qualcom Quick Charge 3.0 di salah satu port USB-. Sambungkan smartphone Anda di sana, quick charge mampu mengisi ulang baterai empat kali lebih gesit dibanding port USB standar – hanya membutuhkan waktu kira-kira 35 menit dari kondisi benar-benar kosong ke 80 persen. Oh, satu lagi: ia dapat bekerja walaupun laptop sedang tidak aktif. Hal ini menunjukkan pemahaman MSI terhadap karakteristik konsumen modern yang tidak bisa dipisahkan dari perangkat bergerak.

MSI 3 8

 

Dukungan hardware mumpuni

PS63 dan saudarinya PS42 Modern merupakan golongan laptop baru MSI yang tidak berhijrah menggunakan GPU berteknologi real-time ray tracing, Nvidia GeForce RTX. Namun menakar dari siapa target konsumen lini Prestige, seri ini tidak terlalu membutuhkannya. Meski demikian, PS63 Modern tetap dipersenjatai komponen-komponen bertenaga. Di sana ada prosesor Intel Core i7 seri U, kartu grafis GeForce GTX 1050 Max-Q, RAM hingga 32GB, serta dua buah unit penyimpanan berbasis SSD M.2.

MSI 3 12

Untuk mendinginkan hardware-hardware di dalam, MSI kembali mengadopsi solusi thermal yang sempat dihadirkan di laptop gaming-nya, yaitu Cooler Boost 3. Sistem pendingin ini memanfaatkan dua kipas buat menangani panas yang dihasilkan GPU dan CPU serta ditunjang oleh tiga buah heat pipe buat mengalirkan udara dari sisi atas serta bawah, kemudian membuangnya ke belakangan.

MSI 3 2

 

Harga dan ketersediaan

MSI belum mengabarkan kapan tepatnya Prestige PS63 Modern akan mulai tersedia secara resmi. Namun berdasarkan bocoran yang saya dengar, produk ini rencananya dijadwalkan buat dipasarkan pada akhir bulan Januari 2019, dan dipatok di kisaran harga antara US$ 1.200 sampai 1.500.

MSI 3 3

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

Asus ZenBook S13 Usung Bezel yang Amat Tipis Selagi Masih Mengemas Webcam di Posisi Ideal

Seperti halnya produsen smartphone, produsen laptop masih belum menemukan cara menempatkan kamera depan yang tepat selagi mengadopsi tren layar penuh. Lihat saja Huawei MateBook X Pro yang diluncurkan tahun lalu; bezel layarnya memang luar biasa tipis, tapi konsekuensinya, webcam-nya harus diposisikan secara tidak ideal di area keyboard.

Sejauh ini belum ada yang mencoba berkompromi dalam bentuk notch, dan Asus pun akhirnya memberanikan diri lewat ZenBook S13 UX392. Notch pada laptop ini unik; bukannya menjorok ke dalam, melainkan menjorok ke luar, dan di situlah akhirnya Asus berhasil menanamkan webcam pada posisi yang ideal.

Berkat desain yang inovatif ini, ZenBook S13 berhasil mencatatkan rasio layar ke bodi sebesar 97%. Bezel setebal 2,5 mm ini mengapit layar 13,9 inci beresolusi 1080p, dengan tingkat kecerahan maksimum 400 nit dan dukungan 100% spektrum warna sRGB. Secara keseluruhan, ZenBook S13 sangatlah ringkas, dengan tebal bodi hanya 12,9 mm dan bobot 1,1 kg.

Asus ZenBook S13 UX392

Hebatnya lagi, Asus masih bisa menjejalkan GPU Nvidia GeForce MX150 ke bodi setipis itu. Spesifikasi lengkapnya sendiri mencakup pilihan prosesor Intel Core i5-8265U atau Core i7-8565U, RAM hingga 16 GB, SSD sampai 1 TB, dan baterai berkapasitas 50 Wh dengan estimasi daya tahan selama 15 jam.

Urusan konektivitas, ada satu port USB-A 3.1 Gen 2, dua port USB-C 3.1 Gen 2 (sayang tidak mendukung Thunderbolt 3), beserta slot microSD. Asus ZenBook S13 UX392 sejauh ini belum memiliki banderol harga, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal pertama tahun ini juga.

Sumber: Digital Trends.

CES 2019 Jadi Saksi Lahirnya Deretan Laptop Gaming Berteknologi Real-Time Ray Tracing dari MSI

Diumumkannya GeForce RTX 20 menandai fajar baru di ranah teknologi visual. Ketika hardware saat ini cukup canggih untuk menjalankan konten-konten hiburan berat, para perusahaan teknologi mulai mengekspolarsi cara lain untuk meningkatkan kualitas grafis, misalnya lewat dukungan real-time ray tracing. GPU-GPU anyar ini telah tersedia buat desktop, dan kita hanya tinggal menunggu waktu hingga ia tiba di platform lain.

Eksistensi varian ‘mobile‘ kartu grafis GeForce RTX sudah menjadi tema diskusi sejak berbulan-bulan silam. Meski saat itu sang perusahaan asal Santa Clara belum mengonfirmasi keberadaannya, banyak orang yakin ia akan mendarat dalam waktu dekat. Momen penyingkapan laptop ber-RTX ternyata dilakukan di CES 2019, dan MSI menjadi salah satu brand yang dengan cekatan mengusungnya.

Seperti pembahasan di artikel sebelumnya, upgrade ke GPU berteknologi real-time ray tracing Nvidia diterapkan pada tiga keluarga notebook andalan sang produsen hardware Taiwan, yakni seri GT, GS dan GE. Mereka tetap mengusung desain dan fitur serupa seperi varian sebelumnya, namun tentu saja MSI sudah menyiapkan satu model yang ditunjuk jadi bintang panggung di pameran teknologi terbesar di dunia ini: GS75 Stealth. Ia adalah versi 17-inci dari GS65 Stealth (dahulu punya nickname Stealth Thin).

MSI 2 11

 

Apa itu real time ray-tracing?

Sebelum mengulik lebih jauh, saya ingin menyegarkan ingatan kita soal real-time ray tracing. Di bidang grafis komputer, ray-tracing ialah metode render dengan mengikuti lintasan cahaya sebagai pixel, saat sebuah objek virtual berinteraksi dengan objek lain. Tekniknya tidak benar-benar baru, namun sangat membebani sistem. Di video game, ray tracing menuntut hardware berkecepatan tinggi.

MSI 2 4

Di dalam permainan, real-time ray tracing memengaruhi pencahayaan serta kualitas pantulan objek di benda-benda virtual. Misalnya, pantulan api di tubuh mobil atau bayangan orang pada genangan air di jalanan berbatu. Fitur grafis tersebut tentu saja berpeluang mendongrak level realisme sebuah game.

MSI 2 6

Ketersediaan ray tracing buat publik berpotensi mendorong kemajuan ranah visual game satu langkah lebih jauh. Buat saya, hal paling menarik dari laptop-laptop ber-GeForce RTX racikan MSI adalah, kehadiran GPU baru di sana tidak mengubah konsep form factor perangkat mereka. GS, khususnya, masih terlihat ramping seperti sebelumnya.

MSI 2 9

 

Tradisi baru

Seperti arahan baru yang telah dimulai oleh GS65 Stealth Thin, GS75 Stealth turut mengedepankan desain elegan dan minimalis. Konstruksi tubuhnya terbuat dari logam, dibentuk secara presisi, lalu MSI memberikan sentuhan sandblast di permukaannya dan membubuhkan lapisan rose gold di area potongan. Laptop memiliki dimensi 396,1×259,5×18,95mm dan bobot 2,29kg. Saya pribadi sangat menyukai bagian dalam grille heat sink berwarna emasnya.

MSI 2 2

Menurut MSI, ukuran tersebut membuatnya tampil lebih 60 persen lebih mungil dibanding rata-rata notebook gaming berlayar 17-inci. Laptop bertubuh tipis memang kadang menimbulkan kekhawatiran terkait daya tahannya. Untuk itu, produsen turut meng-upgrade bagian engsel. Komponen penyambung body dan layar di sana dibuat dari bahan aluminium berwarna emas, kini punya daya cengkeram yang lebih mantap.

MSI 2 2

Agar konsumen lebih mudah mengidentifikasi versi terkini, MSI mengganti bagian logo tameng naga laser engraved menjadi lapisan glossy emas-perunggu. Warna ini menggantikan merah yang digunakan oleh GS terdahulu dan seri gaming lain. Kombinasinya dengan hitam membuat GS75 (dan GS65) terlihat lebih serius serta netral, sehingga lebih besar peluang bagi kalangan non-gamer serta kaum Hawa untuk meliriknya.

MSI 2 7

Pembaruan juga MSI terapkan pada bagian input serta output. Dalam pemakaian sehari-hari, kadang kita memperlakukan touchpad sebagai pilihan terakhir – ketika kita lupa atau sedang malas membawa mouse. Di GS75, produsen memperlebar bagian touchpad, kemudian mempermulus permukaannya demi meningkatkan responsivitas dan akurasi.

MSI 2 3

Di aspek output, MSI memanfaatkan radiator pasif untuk meningkatkan kualitas suara. Metode ini merupakan jawaban atas keluhan pengguna terhadap kurang memuaskannya mutu audio laptop, terutama model-model berukuran tipis. Eksistensi radiator pasif berguna buat meningkatkan dentuman bass.

MSI 2 3

 

Hardware garang di tubuh tipis

Baik GS75 Stealth ataupun adik 15-incinya dipersenjatai oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada pilihan hingga i7) serta kartu grafis GeForce RTX dengan opsi paling high-end 2080 8GB Max-Q. Kedua model dibekali memori RAM DDR4-2666 berkapasitas maksimal di 32GB. GS75 Stealth sendiri punya kejutan buat kita: ia siap menunjang tiga buah SSD berkat volume tubuhnya yang lebih besar.

MSI 2 4

Satu hal perlu kita sadari adalah, hardware berperforma tinggi pasti akan menghasilkal panas tinggi pula. Nvidia memang sudah lama mengajukan rancangan Max-Q, tetapi penanggulangan panas secara optimal sangat bergantung pada solusi thermal buatan produsen sendiri. Kabar baiknya, MSI bukanlah pemula di bidang ini. GS75 Stealth dilengkapi bersama Cooler Boost Trinity+ yang mempunyai jumlah pipa pembuangan panas lebih banyak.

MSI 2 5

Perpaduan antara GeForce RTX dan Cooler Boost Trinity+ memperkenankan GS75 dan GS65 Stealth menjalankan game-game berfitur ray tracing dengan memuaskan. Saya merasakan sendiri bagaimana laptop ultra-thin ini sanggup menangani Battlefield V di opsi grafis ultra plus RTX aktif. Untuk bagian layarnya, MSI kembali mengandalkan panel IPS-level beresolusi 1920×1080 plus dukungan refresh rate 144Hz.

MSI 2 10

 

Ketersediaan

MSI berani mengklaim bahwa GS75 Stealth akan menjadi laptop berlayar 17-inci dengan GeForce RTX pertama yang tersedia di pasar, namun belum mengungkap waktunya secara spesifik. Penjelasan dari representasi MSI di CES 2019 mengindikasikan bahwa kita hanya perlu menunggu beberapa minggu hingga produk-produk baru ini bisa mulai dipinang.

MSI 2 1

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

 

HP Luncurkan Spectre x360 15 dengan Layar AMOLED

Tidak seperti smartphone, populasi laptop yang mengusung layar AMOLED masih sangat sedikit. Kenyataan ini sepertinya menjadi motivasi tersendiri buat HP. Di event CES 2019, mereka memperkenalkan laptop Spectre x360 15 baru yang mengemas display AMOLED.

Ya, AMOLED yang begitu dikenal akan keunggulannya dalam hal kontras itu, dan di sini HP mengklaim rasio kontrasnya mencapai angka 100.000:1, serta mampu menampilkan 33% lebih banyak warna ketimbang spektrum sRGB.

Label “x360” mengindikasikan bahwa layar 15 incinya dapat dilipat 360 derajat, akan tetapi entah kenapa HP masih enggan merincikan resolusinya. Soal desain, wujudnya sama persis dan sama premiumnya seperti duo Spectre x360 yang dirilis belum ada setahun lalu.

HP Spectre x360 15 AMOLED

Secara teori, layar AMOLED semestinya lebih irit daya ketimbang LCD, yang berarti daya tahan baterai laptop ini seharusnya melebihi angka 17,5 jam – angka yang dicatatkan saudara kembarnya yang berlayar LCD. Juga ikut memegang peran adalah prosesor Intel Core i7 generasi terbaru, sedangkan untuk GPU-nya akan ada pilihan antara besutan Nvidia atau AMD.

Untuk harga, sudah pasti ia lebih mahal ketimbang model LCD, namun angka pastinya masih belum dibeberkan. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan Maret mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, HP juga memperkenalkan varian baru untuk laptop unik berlapis kulitnya, Spectre Folio. Varian baru ini selain mengusung warna anyar juga datang membawa layar sentuh beresolusi 4K. Pemasarannya sudah berlangsung dengan banderol mulai $1.309.

Sumber: Engadget.