Grab Accommodates OVO’s In-App Transactions

Grab announces OVO’s additional feature and services that allows payment using QR Code in Grab application. The latest update supports both parties plan, both Grab which ambition is to be the “super app” and OVO to provide a better experience for users in doing transactions online.

Previously, Grab provides balance top-up with some options, the ATM, internet banking, minimarkets, debit and credit cards, also cash via driver partners. OVO can also be used to top-up mobile balance.

In the display, Grab users (OVO’s customers) can make transactions in OVO merchants by scanning the QR Code. There will be an update that allows transfers among OVO customers (p2p transfer), by QR Code or phone number.

Later, there will be loyalty points (GrabRewards) for all Grab’s in-app transactions, which can be exchanged to various kinds of prizes.

As a payment platform, OVO claims to be in more than 60 million smartphones and partners with 350,000 merchants in 212 cities. Despite being used for non-cash payment by QR Code, OVO also provides PPOB services, such as BPJS Kesehatan, Electricity, TV Cable, insurance, data plan, mobile balance, and postpaid bills.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Luncurkan GrabCar Plus dan Sewa GrabCar di Jabodetabek dan Surabaya

Sesuai dengan misinya untuk menjadi super app, Grab Indonesia kembali meluncurkan layanan baru untuk pengguna GrabCar di Jabodetabek dan Surabaya. Dua layanan ini menawarkan pilihan pengemudi dengan rating bintang lima.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan, jika dulu Grab hanya menyediakan layanan ride hailing dan logistik, kini dengan tampilan aplikasi baru terdapat berbagai layanan yang bisa digunakan pengguna setiap harinya. Grab Indonesia saat ini sudah tersedia di 137 kota dengan jumlah mitra pengemudi (GrabCar dan GrabBike) 5 juta orang.

“Saat ini market share Grab sudah mencapai 65% di Indonesia, membuktikan aplikasi kami paling diminati oleh pengguna di Indonesia. Sesuai dengan komitmen kami untuk menjadi everyday super app,” kata Ridzky.

Layanan premium GrabCar Plus dan Sewa GrabCar

Untuk memenuhi kebutuhan mobilitas pengguna yang bekerja di kawasan bisnis dan pusat kota, layanan GrabCar Plus bisa dimanfaatkan. Dengan menggunakan layanan ini, pengguna bisa mendapatkan layanan lebih dari mitra pengemudi terkurasi yang telah memiliki rating 5 dan track record terbaik sebagai mitra Grab. Selain keamanan, layanan ini juga memastikan bahwa semua pesanan akan mendapatkan pilihan pengemudi terbaik dalam waktu yang cepat.

“Kami menyediakan jumlah mitra pengemudi yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan menerapkan algoritma Grab. Dengan demikian kami bisa melihat kawasan yang high demand dan kawasan yang low demand memanfaatkan teknologi Grab,” kata Ridzki.

Dari sisi harga, layanan GrabCar Plus ini terbilang premium, sesuai dengan target Grab yaitu kalangan profesional yang membutuhkan kenyamanan dan transportasi saat bekerja.

Layanan lain yang juga bisa dinikmati pengguna adalah Sewa GrabCar. Konsepnya serupa dengan penyewaan mobil (rental car) yang bisa ditentukan jam penyewaan sesuai dengan kebutuhan serta pemilihan lokasi pengantaran yang bisa lebih dari satu titik. Grab menyediakan pilihan waktu 4-12 jam. Semua biaya termasuk bensin dan tips untuk mitra pengemudi.

“Jika ternyata waktu pemesanan lewat dari batas waktu, kalkulasi harga akan disesuaikan dalam aplikasi. Semua kami sediakan secara transparan dengan harga terjangkau,” kata Ridzki.

Investasi Grab

Disinggung berapa investasi yang digelontorkan Grab Indonesia untuk dua layanan ini, Ridzki enggan menyebutkan jumlah pastinya. Grab sendiri baru saja menerima investasi dari Microsoft. Grab dan Microsoft akan mengeksplorasi teknologi pengenalan gambar dengan computer vision untuk meningkatkan pengalaman penggunaan aplikasi. Bentuk implementasinya adalah pengguna dapat mengambil foto lokasi di mana dia berada dan aplikasi secara otomatis akan menerjemahkannya menjadi alamat penjemputan.

Grab memang dikabarkan tengah mengumpulkan dana segar baru hingga $3 miliar tahun ini. Selain Microsoft, Softbank dikabarkan sepakat memberikan dana tambahan senilai sekitar $500 juta.

Application Information Will Show Up Here

Grab Peroleh Investasi dari Microsoft, Jalin Sinergi Pengembangan Teknologi Pintar

Microsoft mengumumkan investasinya kepada Grab dengan nilai transaksi yang tidak disebutkan. Investasi ini membuka peluang kerja sama antar dua perusahaan, khususnya memaksimalkan platform Azure ke sistem bisnis Grab. Keduanya disebut akan berkolaborasi dalam pengembangan proyek teknologi dengan big data dan artificial intelligence.

Grab dan Microsoft akan mengeksplorasi teknologi pengenalan gambar dengan computer vision untuk meningkatkan pengalaman penggunaan aplikasi. Implementasinya, pengguna dapat memfoto lokasi di mana dia berada, lalu aplikasi secara otomatis akan menerjemahkan menjadi alamat untuk pick-up.

Sebelumnya Grab memang dikabarkan tengah menargetkan pengumpulan investasi hingga $3 miliar untuk tahun ini. Kabar terbaru, existing investor Softbank sepakat memberikan dana tambahan sekitar $500 juta. Sebelumnya mereka juga telah mengumpulkan investasi $2 miliar yang dipimpin Toyota, termasuk dari Co-founder Microsoft Paul Allen.

Kebutuhan pendanaan tersebut untuk merealisasikan ambisi Grab sebagai “super app“, tidak hanya melayani jasa transportasi, namun akan mengoptimalkan ekosistem aplikasi untuk berbagai hal. Beberapa yang sudah diungkapkan adalah untuk layanan pengiriman makanan, optimasi uang elektronik, pinjaman mikro, dan berbagai kebutuhan gaya hidup lainnya.

Dari sisi Microsoft, investasi ini dilakukan untuk meningkatkan penetrasi platformnya untuk bisnis teknologi besar di Asia Tenggara. Sejauh ini, lawan terberat Microsoft untuk platform komputasi awan adalah Amazon Web Services (AWS). Untuk sektor ride hailing, AWS telah menjalin kerja sama khusus dengan Didi Chuxing untuk eksplorasi teknologi terbaru.

Application Information Will Show Up Here

Grab Fasilitasi Transaksi OVO di Dalam Aplikasi

Grab mengumumkan penambahan fitur dan layanan OVO yang kini memungkinkan pembayaran dengan scan QR Code di dalam aplikasi Grab. Pembaruan ini mendukung rencana kedua belah pihak, baik Grab yang berambisi menjadi “super app” maupun OVO dalam memberikan pengalaman lebih baik untuk pengguna saat bertransaksi non tunai.

Sebelumnya, aplikasi Grab baru memungkinkan pengguna melakukan top up saldo OVO dengan berbagai opsi. Bisa dari ATM, internet banking, minimarket, kartu debit dan kredit, dan tunai lewat mitra pengemudi. Saldo OVO di dalam Grab juga dapat dipakai untuk membeli pulsa.

Dalam tampilannya, pengguna Grab (sekaligus OVO) dapat melakukan transaksi pembayaran di merchant OVO dengan scan QR Code. Ke depannya akan ada pembaruan fitur yang memungkinkan transfer antar pengguna OVO (p2p transfer), dengan scan QR Code atau nomor ponsel.

Nantinya setiap transaksi yang dilakukan dalam aplikasi Grab, pengguna akan diberikan poin loyalitas GrabRewards yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah.

Sebagai sebuah platform pembayaran, OVO mengklaim kini telah tersedia di lebih dari 60 juta ponsel dan menggaet 350.000 gerai merchant di 212 kota. Selain dapat dipakai untuk pembayaran non tunai dengan scan QR Code, di dalam aplikasi OVO juga menyediakan layanan PPOB, seperti pembayaran tagihan BPJS Kesehatan, PLN, TV kabel, asuransi, paket data, pulsa, dan pascabayar.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Expands Further to Singapore

GO-JEK reportedly prepares a regional expansion, Singapore to be the next target. It’s currently on progress, to be finalized before October 2018. Although the market share is not as big as other countries, such as Vietnam, there are some strategic aspects for the “karya anak bangsa” on-demand startup to gain.

Aside from being known as a hub for digital companies in Southeast Asia, Singapore is also the base of its main competitor, Grab. On the other hand, the expansion is quite challenging for GO-JEK because two-wheeler isn’t allowed as Singapore’s public transportation mode. GO-JEK, as quoted in TechCrunch, is discussing with ComfortDelGo as the biggest taxi provider in town.

However, GO-JEK’s app ecosystem is complete enough to escort car transportation. Supported by GO-PAY, it’s possible for any other services, such as ticket booking or car advertising can be brought into the market. Besides, ride-sharing consumers in Singapore are demanding for options post-Uber acquisition by Grab.

On the expansion, GO-JEK is being serious. Previously, the company was reportedly to raise funding for expansion ammo to the amount of IDR 30 trillion. After Vietnam, GO-JEK’s next targets are Thailand, the Philippines, and Singapore. However, it’s not really the problem, take the regulation issue in the Philippines as an example.

Having IDR 75 trillion value and supported by global investors, such as Tencent and Google, no wonder they have an ambitious target for the current mission in the region.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

SoftBank Dikabarkan Kembali Suntik Dana Ke Grab

SoftBank, salah satu investor utama untuk Grab, dikabarkan Reuters menyiapkan dana segar baru untuk layanan on-demand Asia Tenggara tersebut. Grab sedang mencari total dana $1 miliar (sekitar 15 triliun Rupiah). Softbank disebut sudah berkomitmen untuk mendanai separuhnya ($500 juta). Saat ini valuasi Grab mencapai $11 miliar (165 triliun Rupiah).

Softbank bersama dengan DiDi tahun lalu juga menjadi pimpinan pada putaran pendanaan untuk Grab dengan nilai mencapai 26 triliun rupiah. Pendanaan ini yang mendukung Grab menjadi salah satu pemain top untuk layanan transportasi online di kawasan Asia Tenggara.

Dari sumber yang sama disebutkan Grab akan bertransformasi menjadi aplikasi dengan banyak layanan vertikal di dalamnya. SoftBank menilai Grab akan jadi pemenang jangka panjang di pasar Asia Tenggara yang dihuni 600 juta jiwa. Pesaing terdekat Grab, Go-Jek, baru saja memulai ekspansi regional dengan meluncurkan Go-Viet di Vietnam.

Belum ada keterangan resmi dari pihak Grab maupun Softbank mengenai hal ini.

Sebagai tindak lanjut rencana pembuatan “super app” yang memiliki banyak vertikal, Grab sudah mengembangkan lini belanja GrabFresh bersama HappyFresh dan kemitraan dengan layanan teknologi kesehatan Ping An Good Doctor Tiongkok.

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Lanjutkan Ekspansi ke Singapura

GO-JEK dikabarkan kembali melanjutkan ekspansi di wilayah regional. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Singapura. Proses perluasan saat ini tengah dilakukan, ditargetkan selesai sebelum akhir Oktober 2018. Kendati pangsa pasarnya tidak sebesar negara lain, seperti Vietnam, namun ada aspek strategis yang ingin didapatkan oleh startup on-demand “karya anak bangsa” tersebut.

Selain dikenal sebagai hub bagi perusahaan digital di Asia Tenggara, Singapura juga merupakan basis bisnis pesaing utamanya, yakni Grab. Di sisi lain, perluasan bisnis ini cukup menantang bagi GO-JEK, pasalnya di Singapura moda transportasi publik dengan sepeda motor tidak diizinkan. Pihak GO-JEK, seperti dikutip dalam TechCrunch, tengah berdiskusi dengan ComfortDelGo selaku operator taksi terbesar di sana.

Namun demikian ekosistem aplikasi GO-JEK sudah cukup lengkap untuk menemani layanan transportasi mobil. Dengan dukungan GO-PAY, bukan tidak mungkin berbagai layanan lain seperti pemesanan tiket atau car advertising dapat ikut diboyong ke pasar tersebut. Selain itu, konsumen ride-sharing di Singapura juga tengah membutuhkan opsi layanan lain, pasca Uber di wilayah regional dicaplok oleh Grab.

Soal ekspansi sendiri GO-JEK menunjukkan keseriusannya. Sebelumnya dikabarkan bahwa perusahaan tengah menggalang dana untuk bahan bakar ekspansi senilai 30 triliun Rupiah. Pasca Vietnam, target ekspansi GO-JEK adalah Thailand, Filipina, dan Singapura. Kendati demikian langkah tersebut bukan ganjalan, sebagai contoh beberapa waktu lalu isu regulasi menyendat ekspansinya di Filipina.

Dengan valuasi sekitar 75 triliun Rupiah, dengan dukungan investor global seperti Tencent dan Google, memang sudah selayaknya target ambisius di wilayah regional menjadi misi GO-JEK saat ini.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Truemoney Indonesia, Grab Fokus Akuisisi Mitra Pengemudi

Bertujuan untuk menambah channel akuisisi mitra pengemudi (mobil dan motor), Grab meresmikan kerjasama strategis dengan perusahaan penyedia layanan uang elektronik Truemoney Indonesia. Dalam acara temu media hari ini, Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menyebutkan, saat ini mitra pengemudi Grab di Indonesia sudah berjumlah 5 juta orang dan tersebar di lebih dari 137 kota di seluruh Indonesia. Makin bertambahnya layanan yang tersedia di aplikasi Grab saat ini, menjadi salah satu alasan, mengapa penambahan mitra pengemudi penting untuk dilakukan.

“Setelah merubah tampilan kami menjadi lebih user friendly, Grab Indonesia saat ini mulai memfokuskan peningkatan layanan di luar ride hailing. Seperti GrabFood, GrabFresh hingga GrabExpress, yang membutuhkan tenaga mitra pengemudi dalam jumlah yang besar,” kata Ongki.

Melalui aplikasi Truemoney Indonesia, masyarakat umum yang tertarik menjadi mitra pengemudi bisa melakukan proses pendaftaran langsung melalui aplikasi, juga melalui agen Truemoney Indonesia, yang saat ini sudah berjumlah 16 ribu (toko fisik) dan 25 ribu (digital). Setelah proses pendaftaran melalui aplikasi Truemoney, pihak Grab akan melakukan proses penerimaan lanjutan, memanfaatkan data yang sudah masuk melalui aplikasi Truemoney Indonesia.

“Tentunya kerja sama ini merupakan langkah awal kami di Truemoney Indonesia, yang selama ini fokus kepada layanan remittance di Indonesia,” kata Direktur Operasional Truemoney Indonesia Rio da Cunha.

Kerja sama dengan Ping An Good Doctor

Saat ini Grab Indonesia mengklaimterus meningkatkan layanan lain di luar ride hailing. Yang mula-mula dikejar adalah kolaborasi GrabFresh bersama dengan HappyFresh dan GrabFood yang saat ini mulai agresif ditawarkan kepada pengguna.

“Intinya adalah kami ingin mitra Grab bisa menerima pesanan yang diminta oleh pengguna hingga barang tersebut diantarkan ke rumah pengguna,” kata Ongki.

Salah satu peluang lainnya yang tengah dijajaki adalah kemitraan strategis yang sudah diumumkan bersama dengan Ping An Good Doctor. Disinggung apakah nantinya Grab Indonesia akan menghadirkan layanan kesehatan dalam aplikasi, Ongki menyebutkan saat ini masih dalam proses pengembangan. Meskipun demikian, bisa dipastikan Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bisa menikmati layanan ini.

Ping An Good Doctor yang berasal dari Tiongkok merupakan salah satu layanan kesehatan populer yang telah memiliki 200 juta pengguna dan menerapkan teknologi seperti artificial-intelligence (AI) assisted online medical consultations, medicine delivery, dan appointment bookings secara online dalam platform.

“Bentuknya seperti apa masih kita diskusikan tentunya. Bisa jadi kami akan menggandeng mitra lokal hingga asing untuk memenuhi layanan kesehatan ini. Fungsi Grab Indonesia di sini nantinya bisa sebagai alat pembayaran atau logistik memanfaatkan teknologi dan layanan yang dimiliki mitra,” kata Ongki.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan “Ride Hailing” Asal Vietnam FastGo Siap Ekspansi ke Indonesia

Layanan transportasi berbasis aplikasi asal Vietnam, FastGo, merencanakan ekspansi pasar ke Indonesia dan Myanmar. Rencana ini disampaikan CEO FastGo Nguyễn Hữu Tuất. Perluasan bisnis akan dimulai menjelang akhir tahun 2018.

Dalam keterangan yang disampaikan Nguyễn, seperti dikutip dari Vietnam News, pihaknya menargetkan perolehan 30% market-share di Indonesia, kendati mereka memahami saat ini pasar didominasi penuh GO-JEK dan Grab. Targetnya di Myanmar lebih ambisius. Mereka ingin menjadi layanan ride hailing utama kedua setelah Grab.

Pemilihan Indonesia sebagai salah satu target ekspansi bukan tanpa alasan. Selain pangsa pasar yang besar, pihak FastGo mengaku telah memiliki mitra strategis. Namun demikian belum disebutkan secara jelas, siapa mitra yang akan membantu ekspansi tersebut.

Untuk merealisasikan misinya tersebut, saat ini FastGo tengah merampungkan pengumpulan pendanaan Seri B senilai $50 juta (atau sekitar 754 miliar Rupiah). Nguyễn optimis putaran pendanaan tersebut dapat segera dicairkan di awal tahun 2019 nanti.

Sebelumnya GO-JEK sudah terlebih dulu melakukan debut di pasar Vietnam dengan meluncurkan Go-Viet. FastGo menjadi salah satu pesaing berat di pasar Vietnam dengan kepemilikan 15 ribu mitra pengendara di pusat kota utama Hanoi dan Ho Chi Minh City.

Application Information Will Show Up Here

Moratorium Perizinan Transportasi On-Demand Baru di Filipina Ganggu Ekspansi GO-JEK

Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) selaku bagian dari Kementerian Transportasi di Filipina menyampaikan bahwa izin operasional GO-JEK di negaranya terhalang regulasi. Pasalnya, pemerintah setempat sebelumnya telah menerbitkan moratorium atau penghentian untuk perizinan operasional layanan transportasi on-demand baru.

Menurut pemaparan Chairman LTFRB, Martin B. Delgra, pengajuan permohonan GO-JEK baru masuk tanggal 13 Agustus 2018 melalui pendirian Velox Technology Philippines, Inc. Sementara “LTFRB Memorandum Circular (MC) 2018-016” telah ditandatangani oleh dewan pada 9 Agustus 2018. Isinya melarang pemerintah menerima pendaftaran baru untuk operasional Transport Network Vehicle Service (TNVS).

Moratorium tersebut dimaksudkan agar pemerintah Filipina dapat memantau secara lebih detail layanan transportasi berbasis aplikasi yang beroperasi di wilayahnya. Memang cukup banyak pemain yang kini sudah mendapatkan izin operasional dari pemerintah, yakni Hype Transport Systems, Inc.; GoLag, Inc.; iPara Technologies and Solutions, Inc. (Owto); E-Pick Me Up, Inc.; Hirna Mobility Solutions, Inc.; dan Micab Systems Corp.

Grab (dengan nama perusahaan lokal MyTaxi.Ph, Inc.) dan U-Hop Transportation Network Vehicle System, Inc. yang datang lebih dulu dari GO-JEK pun statusnya kini masih “pending” untuk pembaruan izin. Belum ada kepastian tentang nasib operasional mereka. Dikabarkan juga ada beberapa pemain lain yang masih dalam tahap evaluasi untuk mendapatkan izin operasional.

Application Information Will Show Up Here