Keyakinan Induk Kredit Pintar Tawarkan Ragam Produk Keuangan Digital di Indonesia

Atome Financials, startup lending dari Singapura, resmi masuk ke Indonesia. Sebagai perusahaan holding, pihaknya akan mengakselerasi ragam produk keuangan untuk menyasar konsumen underbanked dan underserved. Indonesia menjadi ekspansi berikutnya Atome setelah membuka kantor di Tiongkok, India, Filipina dan Vietnam.

Sebelum hadir dengan brand sendiri, sebenarnya Atome sudah menginjakkan kakinya di Indonesia sejak 2017 melalui Kredit Pintar, startup lending yang khusus pada pinjaman cepat.

Kepada DailySocial, CEO Atome Indonesia Wawan Salum menjelaskan, sebagai perusahaan induk ada keleluasaan untuk mengakselerasi ragam produk, tidak hanya bertumpu pada satu produk saja. Saat ini perusahaan tengah menggodok brand baru yang melayani kartu kredit digital atau paylater bernama APayLater.

“Belum ada yang bisa kita share. Sekarang kami masih melihat di pasar seperti apa agar dapat gambaran bagaimana posisi brand kita. Konsep APayLater sudah dirilis di Singapura, mau dilihat bagian mana yang perlu diubah,” terangnya.

Wawan juga menegaskan kehadiran Atome tidak mendorong peleburan bisnis dengan Kredit Pintar. APayLater dan Kredit Pintar akan fokus pada bisnis yang berbeda, sehingga tidak saling berkompetisi satu sama lain. CEO Kredit Pintar Wisely Wijaya masih menjabat di posisi yang sama.

“Kredit Pintar fokus ke penyaluran pinjaman untuk underbanked dan underserved dengan AI dan credit scoring, sementara APayLater produknya untuk semua orang.”

Kredit Pintar diklaim memiliki 10 juta unduhan dan dinobatkan sebagai salah satu aplikasi fintech dengan rating tinggi di Google Play. Total akumulasi pinjaman yang telah disalurkan sejak 2017 sebesar Rp10 triliun untuk 2 juta peminjam.

Peluang pasar lending seperti yang disasar memang sangat besar. Dengan demografi unbankable usia dewasa yang mencapai 92 juta jiwa, produk fintech masa depan yang cukup cerah. Tak ayal per tahun 2019 sudah ada 144 fintech lending serupa Kredit Pintar yang terdaftar di OJK. Hingga tahun 2019 jumlah pinjaman yang didistribusikan juga telah capai 60,4 triliun Rupiah, fasilitasi sekitar 14,3 juta pengguna.

Sementara untuk paylater, layanan ini memang tengah dalam pertumbuhan di Indonesia. Beberapa bisnis saling bekerja sama, mengintegrasikan platform pinjaman dengan layanan consumer. Berikut beberapa produk yang beredar di Indonesia:

Produk APayLater

Perusahaan lebih dahulu meluncurkan aplikasi APayLater di Singapura. Konsepnya tidak jauh dengan layanan paylater lainnya di Indonesia. Limit kredit yang diterima dapat dipakai untuk berbelanja di merchant dengan metode pemindai QR.

Konsumen diharuskan membayar pertama sepertiga dari harga total dengan kartu debit atau kredit yang sudah disinkronkan. Pembayaran berikutnya akan ditagih setiap 30 hari kemudian dan tenor maksimal adalah tiga bulan. Secara otomatis sistem akan deduct saldo dari sumber dana setiap tagihan muncul.

Apabila ada kredit macet, APayLater akan membekukan akun dan ditambah dengan biaya admin sebesar SG$20. Jika dalam tujuh hari tidak dibayar, ada tambahan biaya SG$10. Di sana, pemerintah menetapkan batas maksimum biaya admin yang dikenakan adalah SG$60 per transaksi.

Wawan menyebut pilot project dari APayLater akan hadir di Indonesia setidaknya dalam kuartal kedua tahun ini, sebelum merilis versi penuhnya. Menurutnya iterasi sangat dibutuhkan startup untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

“Banyak hal yang mau kita lihat, tapi kita ingin selalu memastikan consumer journey-nya harus bagus. Makanya kami pilih pilot dulu selama beberapa waktu, sambil terus monitor dan diskusi internal.”

Dia melihat meski di industri berbagai pemain sudah merilis produk paylater-nya, masih ada ceruk bisnis yang besar di segmen ini. Asalkan perusahaan paham dengan kondisi pasar, letak peluang ada di mana, dan bagaimana memosisikan produknya pasti akan bisa bersaing dengan pasar.

“Saat Kredit Pintar mulai di 2017 dan perkembangannya hingga sekarang sangat pesat, meski pada saat itu pemainnya tidak hanya dia saja di industri. Jadi ini bukan masalah pemain lama dan baru, asalkan kita paham dengan industri dan proses pengembangannya, pasti bisa bersaing.”

Rencana Atome di bawah kepemimpinan Wawan Salum

Di bawah kepemimpinan Wawan, ia akan fokus pada pengembangan klien dan partner untuk Atome dari bank, fintech, e-commerce, ride sharing, termasuk akuisisi taleta, ekspansi pasar dan pengembangan produk.

Wawan Salum menambah jajaran bankir senior yang terjun ke startup. Sebelumnya dia adalah bankir di DBS Indonesia sebagai Head of Consumer Banking Group dan enam tahun di HSBC dengan berbagai jabatan. Perjalanannya sebagai bankir dimulai dari Citibank selama tujuh tahun dan posisi lainnya di General Motors dan ABN Amro Bank N.V.

Ia terjun ke startup karena menurut pandangannya perkembangan digital, khususnya fintech pada beberapa tahun ke depan, akan masuk ke posisi mature, menyusul perbankan. Kondisi tersebut ditandai dengan pertumbuhan tahunan yang tidak lagi eksponensial dan kue bisnis yang sudah ramai-ramai digarap yang lambat laun ukurannya mengecil.

“Saya tidak mau ketinggalan kereta. Bank sudah mature karena growth opportunity-nya sudah enggak bisa 100% lagi. Beda dengan fintech dengan kondisi sekarang [growth-nya eksponensial], tapi prediksi saya growth-nya tidak akan sekencang tahun-tahun sebelumnya karena segera masuk posisi mature.”

Dengan pengalamannya yang kuat di finansial, ia akan mengombinasikan framework dan struktur yang kuat di bank tanpa menghilangkan unsur agility yang melekat di tubuh startup. “Ketika semua di-combine, ini akan membuat startup jadi sangat powerful. Agility itu harus tetap dijaga karena pasar dan teknologi cepat berubah,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Kredit Pintar Ekspansi ke Filipina dengan Merek Dagang Atome

Startup fintech lending Kredit Pintar rambah pasar Filipina dengan merek dagang (brand) Atome untuk mereplikasi solusi atas isu yang sama dengan kondisi di Indonesia.

Kepada DailySocial, CEO Kredit Pintar Wisely Wijaya belum bersedia memberikan komentarnya terkait ini. Kendati, mengutip dari Kontan, Wisely sempat sesumbar soal ekspansinya ini.

Menurutnya, Filipina memiliki karakteristik yang sama dengan Indonesia, baik dari sisi inklusi keuangan hingga risiko yang dihadapi. Alhasil, melihat dari situsnya, produk yang ditawarkan tidak jauh berbeda, memberikan payday loan dan paylater.

Nominal pinjaman untuk payday loan yang diberikan antara PHP1.000-PHP10.000 (setara Rp270 ribu-Rp2,7 juta). Pilihan tenor yang disediakan 90-120 hari dengan bunga mulai dari 0,14%-0,8% per harinya.

Seluruh prosedurnya dilakukan secara online, melalui aplikasi. Persyaratan untuk calon nasabah adalah pekerja tetap dengan rentang usia 18-55 tahun, memiliki identitas resmi, menggunakan smartphone Android, dan memiliki rekening bank atau GCash (pemain e-wallet terbesar di Filipina).

Mengutip dari situs resminya, Atome adalah brand dari Neuroncredit Financing Company Inc., didirikan pada akhir 2018 di Filipina. Dia adalah anak usaha dari Neuroncredit Pte. Ltd. yang beroperasi di Singapura sejak 2015.

Seluruh perusahaan di bawah Neuroncredit, termasuk Kredit Pintar, menggunakan teknologi yang dibangun oleh perusahaan fintech asal Tiongkok Advance.ai untuk mempercepat pemrosesan pinjaman yang lebih cepat dan lebih baik.

Awalnya, Neuroncredit memakai brand Kredit Pintar PH saat masuk ke Filipina. Namun pada awal 2019 diubah menjadi Atome, brand yang sama dipakai Neuroncredit untuk operasionalnya di Singapura.

Atome Filipina terintegrasi dengan biro kredit milik pemerintah Filipina, Credit Information Corporation (CIC) dan masuk ke dalam asosiasi fintech di sana.

Mengutip dari platform global marketplace loan Mintos, tidak hanya Filipina, Kredit Pintar juga mengincar pasar Vietnam dan India untuk diversifikasi produk dan geografis yang jauh lebih besar.

Beberapa jajaran investor dari Kredit Pintar diantaranya GSR Ventures, Vision Plus Capital, Provident Capital, dan Northstar Group.

Bisnis Kredit Pintar di Indonesia

Saat ini perusahaan mulai menggarap pinjaman produktif, selain pinjaman konsumtif, dengan perpanjang tenor dari awal perilisan 2 bulan menjadi 12 bulan. “Kami ingin pengguna kami upgrade layanan keuangan yang lebih baik, dari sisi bunga, plafon, dan dari sisi tenor pinjaman,” terang Wisely, pekan lalu (7/11).

Dia mengakui, produk dengan tenor panjang cenderung berisiko lebih tinggi, tapi dia yakin perusahaan dapat terus menekan risikonya. Pasalnya, dengan total peminjam di Kredit Pintar berjumlah 1,8 juta orang, menjadi bank data untuk memilah profil risiko dari rendah sampai tertinggi.

Dari situ perusahaan bisa menerapkan risk based pricing sehingga risikonya bisa minimalisir. “Kami hanya memberikan pinjaman ke risiko yang terendah.”

Pinjaman produktif saat ini porsinya 20% terhadap total portofolio di Kredit Pintar. Perusahaan akan terus mendorong kontribusi dari bisnis ini, namun dengan catatan seleksi yang ketat.

“Yang mengajukan ke kami lebih banyak, tetapi setelah melalui proses underwriting dan analisis risiko, kami hanya menerima sebagian. Kebanyakan yang kami tolak adalah percobaan fraud.”

Diklaim total pinjaman yang sudah disalurkan Kredit Pintar dari Januari hingga November 2019 mencapai Rp7 triliun. Perusahaan meyakini dapat mencapai target Rp10 triliun pada akhir tahun 2019.

Application Information Will Show Up Here

UangTeman Closes Series B Round Worth of 143 Billion Rupiah, Planning for Expansion and Acquisition

The financial technology startup UangTeman announced the first round of Series B funding – named series B. There are new faces, including KDDI Open Innovation Fund and Global Brain Corporation. Some investors from the previous round also involved.

They also informed the second round (series B2) should be closed by October 2019. In this round, Spiral Ventures will take the lead. The whole series B is to make $10 million or 143 billion Rupiah.

Spiral Ventures’ CEO, Yuji Horiguchi said on this round that they are going all out through the current experience and skill to support UangTeman current development.

“In Indonesia, the online loan industry has become a part of social infrastructure. By following the path of UangTeman, we can have a better understanding and making a further contribution to support and creating effective social infrastructure for SMEs in Indonesia,” he said.

Acquisition, diversification and expansion

UangTeman has acquired an official license from Financial Service Authority (FSA) on May 2019, after passing through the whole series of the auditing process. Furthermore, this momentum is to create product diversification. In a specific way is to distribute online loans focused on productive micro business.

Diversification will be made through the acquisition of another online loan company which is already registered on OJK. The name is still undisclosed but the product coverage includes invoice financing and payroll distribution. The process is to be finished by September 2019.

In addition, UangTeman is planning a strategic step to expand to the Philippines. They are currently in the process of getting a license from the local financial service regulator. In order to increase penetration in Southeast Asia, they also plan for Series C in 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

UangTeman Tengah Rampungkan Pendanaan Seri B Senilai 143 Miliar Rupiah, Siapkan Ekspansi dan Akuisisi

Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang teknologi finansial UangTeman mengumumkan telah menutup putaran pertama pendanaan seri B –mereka menyebut dengan istilah seri B1. Investor baru di tahap ini meliputi KDDI Open Innovation Fund dan Global Brain Corporation. Beberapa investor sebelumnya juga dikatakan turut terlibat, namun detailnya tidak disebutkan.

Mereka juga menginformasikan bahwa putaran kedua pendanaan seri B (disebut seri B2) ditargetkan rampung pada Oktober 2019. Di putaran kedua, Spiral Ventures akan memimpin pendanaan. Total yang ditargetkan untuk seri B ini mencapai $10 juta atau senilai 143 miliar Rupiah.

Mengomentari hal ini CEO Spiral Ventures Yuji Horiguchi menyampaikan, melalui partisipasinya ini pihaknya berusaha semaksimal mungkin menggunakan pengalaman dan keahlian yang dimiliki untuk mendukung pertumbuhan bisnis UangTeman.

“Di Indonesia sendiri, industri pinjaman online telah terbukti menjadi bagian dari infrastruktur sosial. Dengan mengikuti pertumbuhan UangTeman, kami dapat lebih memahami dan berkontribusi lebih jauh dalam mendukung dan membangun infrastruktur sosial yang benar-benar dibutuhkan bagi pemilik usaha kecil yang berada di Indonesia,” ujar Yuji.

Akuisisi, diversifikasi dan ekspansi

UangTeman telah berhasil mengantongi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2019 silam, setelah melalui serangkaian proses audit menyeluruh. Selanjutnya dengan momentum ini, perusahaan berencana untuk melakukan diversifikasi produk. Tepatnya akan menjadi pinjaman online yang berfokus pada bisnis mikro yang produktif.

Diversifikasi ini akan ditempuh dengan cara akuisisi salah satu perusahaan pinjaman online lainnya yang juga sudah terdaftar di OJK. Belum ada nama yang disebutkan, hanya ada keterangan inti produknya melingkupi pembiayaan faktur dan pendanaan payroll. Aksi perusahaan ini ditargetkan rampung dan diumumkan September 2019.

Selain itu UangTeman juga tengah menyusun langkah strategis untuk melakukan ekspansi ke Filipina. Saat ini mereka tengah dalam tahap mengurus proses perizinan dari regulator jasa keuangan setempat. Untuk meningkatkan penetrasi di Asia Tenggara, pendanaan seri C juga direncanakan pada tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

UangTeman Segera Buka Kembali Penyaluran Kredit, Siapkan Produk Syariah

Di akhir tahun 2018, platform pinjaman online UangTeman (PT Digital Alpha Indonesia) menghentikan penyaluran kredit secara terencana di 13 kota selain Jabodetabek. Mulai akhir Maret 2019, proses disbursement akan kembali dibuka secara bertahap, mulai di 5 kota terlebih dahulu.

Kepada DailySocial, SVP Corporate Affairs UangTeman Adrian Dosiwoda mengungkapkan, penghentian sementara tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan. Disebutkan penerapan credit scoring yang selama ini memanfaatkan data pelanggan ponsel dianggap sudah tidak sesuai lagi dan dinilai mengganggu privasi pengguna.

“Dengan alasan itulah akhirnya kami terpaksa untuk menghentikan proses disbursement di 13 kota yang secara langsung mempengaruhi portofolio bisnis kami hingga 60%. Namun setelah semua proses kami sesuaikan kembali kami optimis akhir Maret 2019 disbursement akan kami buka kembali,” kata Adrian.

Pasca pembukaan kembali layanan di luar Jabodetabek, perusahaan akan menerapkan proses automated credit scoring yang diklaim lebih akurat dan meminimalisir proses pengecekan manual untuk pemberian pinjaman.

Dalam proses pengecekan di awal tersebut, sejumlah langkah terdigitalisasi, seperti E-KYC dan tandatangan digital bakal diaplikasikan.

“Untuk proses survei tetap kami lakukan untuk kasus tertentu. Namun bagi mereka yang memiliki track record dan rekam kredit yang baik bisa langsung mendaftarkan tanpa melalui survei,” kata Adrian.

Sementara untuk memudahkan proses pinjaman bagi borrower yang memiliki portofolio yang baik, UangTeman juga akan merilis fitur Virtual Credit Line. Dengan fitur ini, pelanggan yang memiliki pagu cukup besar bisa mengambil kreditnya secara bertahap atau parsial tanpa harus mengembalikan pinjaman sebelumnya yang sedang berjalan.

Untuk mendukung rencana-rencana tahun ini, UangTeman berharap bisa menyelesaikan penggalangan dana lanjutan yang dijadwalkan difinalisasi pada akhir Maret ini.

Sebelumnya UangTeman memperoleh pendanaan Seri A sebesar $12 juta pada Agustus 2017 lalu. Investor yang terlibat termasuk K2 Venture Capital dan Draper Associates.

“Kita juga memiliki rencana untuk menambah tim, di antaranya adalah tim IT, human capital hingga marketing. Tujuannya tentu saja untuk menambah jumlah pengguna baru. Di UangTeman sendiri sebagian besar borrower adalah repeat borrower,” kata Adrian.

Produk syariah di Q4

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, khususnya dari kalangan UKM, UangTeman juga berencana merilis produk syariah di kuartal keempat tahun ini. Nantinya penjual online (online merchant) yang memiliki usaha di berbagai layanan marketplace bisa mengajukan pinjaman produktif berbasis syariah.

“UangTeman sendiri selama ini sifatnya adalah pinjaman konvensional. Kenapa pada akhirnya kita masuk ke pasar syariah agar bisa fokus ke pembiayaan produktif. Berbeda dengan cash loan, di syariah akadnya adalah sharing profit modelnya, sehingga harus diberikan kepada pengguna yang memiliki usaha,” kata Adrian.

Application Information Will Show Up Here

KTA Online Julo Expands to Ambon, Gorontalo, and Tarakan

The Unsecured loans service organizer, Julo, is officially expanding to Ambon, Gorontalo, and Tarakan. Those cities are part of Julo’s plan to penetrate all over Indonesia.

“We start from big cities, it’s where the largest internet penetration, however, Julo will extend throughout Indonesia,” Julo’s Head of Product, Kenneth Kou said.

Currently, Julo is now accessible in some cities in Java, including Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, and Yogyakarta. In addition, it also available in Medan, Deli Serang, Riau Islands, East Borneo, Manado, Bali, Gorontalo, Tarakan, and Ambon.

Julo representative said on this expansion, aside to facilitate more borrowers, it also expected to support OJK (Financial Service Authority) target for financial inclusion, particularly outside Java.

Under PT Julo Teknologi Indonesia, Julo has listed in OJK’s official fintech provider. They’re also supported by East Ventures, Skystar Capital, Convergence Ventures, and some angel investors.

Julo is a service that offers loan without collateral (KTA) starts from Rp500,000 to Rp5,000,000 with 3-4% interest.

As an online KTA service, Julo offers some other loan products, such as Julo Cicil as a loan product with limit ranging from Rp2,000,000 up to Rp8,000,000 with due date around 3 to 6 months, and 4% interest per month. There’s also Julo Mini, an unsecured loan product up to Rp1,000,000 and 10% interest per month.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Layanan KTA Online Julo Ekspansi Ke Ambon, Gorontalo dan Tarakan

Perusahaan penyedia layanan KTA (Kredit Tanpa Agunan) online Julo telah resmi memperluas jangkauan layanannya. Wilayah baru tersebut meliputi Kota Ambon, Gorontalo, dan Tarakan. Tiga kota baru ini menjadi salah satu bagian dari rencana Julo untuk bisa hadir merata ke seluruh Indonesia.

“Kami mulai dengan kota-kota besar karena penetrasi internet di kota besar jauh lebih tinggi, namun ke depannya Julo juga akan menjangkau Indonesia secara keseluruhan,” terang Head of Product Julo Kenneth Kou.

Sejauh ini layanan pinjaman Julo sudah bisa diakses di beberapa kota di Indonesia. Untuk pulau Jawa, Julo sudah hadir di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta. Sementara untuk wilayah di luar pulau Jawa Julo sudah hadir di Medan, Deli Serang,  Kepulauan Riau, Kalimantan TImur, Manado, Bali, Gorontalo, Tarakan dan Ambon.

Disampaikan pihak Julo, ekspansi mereka kali ini selain berupaya untuk bisa membantu lebih banyak peminjam di berbagai kota, juga diharapkan bisa mendukung target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk peningkatan inklusi keuangan terutama di luar pulau Jawa.

Julo di bawah naungan PT Julo Teknologi Indonesia sudah masuk dalam daftar penyelenggara teknologi finansial resmi milik OJK. Julo juga didukung sejumlah investor seperti East Ventures, Skystar Capital, Convergence Ventures, dan sejumlah angel investor.

Julo merupakan layanan yang menawarkan pinjaman tanpa agunan dengan limit mulai dari Rp500.000 hingga Rp5.000.000. Bunga yang ditawarkan berkisar 3-4%.

Sebagai sebuah layanan KTA online, Julo juga menawarkan beberapa produk pinjaman lain, seperti Julo Cicil yang merupakan produk pinjaman dengan batas Rp2.000.000 hingga Rp8.000.000 dengan durasi pengembalian mulai dari 3 sampai dengan 6 bulan dan bunga 4% per bulan. Ada juga Julo Mini, produk pinjaman tanpa agunan dengan maksimal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga mencapai 10% per bulan.

Application Information Will Show Up Here

Rencana dan Fokus UangTeman di Tahun 2019

Platform pinjaman online UangTeman (PT Digital Alpha Indonesia) mengklaim telah berhasil mencatatkan kinerja positif selama tahun 2018. Pihaknya telah menyalurkan total pinjaman lebih dari 430 miliar Rupiah. Nilai ini meningkat hampir 200% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain pesatnya pertumbuhan penyaluran pinjaman, UangTeman juga berhasil mempertahankan tingkat kredit macet (NonPerforming Loan/NPL) di bawah 3%.

Sebelumnya pada bulan November 2018, UangTeman mengumumkan rencananya untuk melakukan ekspansi ke Filipina. Hingga saat ini rencana tersebut masih menjadi fokus UangTeman, namun masih dalam tahap pengembangan dan riset oleh tim internal.

Sepanjang tahun 2018, pinjaman online UangTeman disalurkan kepada lebih dari 50 ribu nasabah baru di seluruh Indonesia dengan pengajuan pinjaman hampir 200 ribu kali. Sementara 74% dari pengajuan tersebut merupakan pengajuan berulang. Dari sisi penggunaan pinjaman, mayoritas dana dipakai untuk kebutuhan modal usaha dan kebutuhan dana darurat lainnya, seperti pendidikan, biaya kesehatan, dan konsumsi lainnya.

“Capaian penyaluran pinjaman kami pada tahun 2018 merupakan fondasi yang baik untuk membukukan pertumbuhan yang lebih besar pada tahun 2019. Jika melihat pertumbuhan rata-rata per tahun sejak awal kami berdiri (tahun 2015) hampir 300%, ini membuktikan bahwa model bisnis dan juga produk pinjaman online mikro jangka pendek telah diterima dengan baik oleh masyarakat,” kata Presiden Direktur UangTeman Aidil Zulkifli.

Menerapkan “credit underwriting”

Di tahun 2019 ini UangTeman juga memiliki rencana untuk mengembangkan teknologi yang relevan untuk kepentingan nasabah. Salah satunya adalah penerapan “credit underwriting”, yakni teknologi yang dikembangkan oleh untuk mempercepat analisis risiko kredit calon nasabah menggunakan big data dan machine learning.

“Banyak yang menganggap bahwa penerapan credit underwriting yang hati-hati semata-mata untuk melindungi kepentingan perusahaan. Namun demikian, sesungguhnya hal ini justru untuk melindungi masyarakat atau peminjam itu sendiri agar di kemudian hari tidak mengalami kesulitan dalam pengembalian dana pinjamannya. Kami sangat selektif dalam memberikan persetujuan kredit, sehingga acceptance rate kami tidak sampai seperempat dari total pengajuan tiap bulannya,” kata Aidil.

Rencana UangTeman di tahun 2019

Hingga saat ini UangTeman telah memiliki 68 ribu nasabah, sementara dari sisi penggunaan pinjaman, mayoritas dana dipakai untuk kebutuhan modal usaha dan kebutuhan dana darurat lainnya.

Untuk memberikan pilihan lebih kepada nasabah, UangTeman juga memiliki rencana meluncurkan sejumlah produk baru untuk memperluas jangkauan produk payday loan yang ada saat ini. Salah satunya dengan meluncurkan produk pinjaman online mikro berbasis syariah.

Kehadiran layanan ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk memperluas segmen pasar dan menjangkau lebih banyak golongan masyarakat yang dapat memperoleh manfaatnya. Saat ini produk pinjaman online mikro yang berprinsip syariah masih dikembangkan.

“Kalau rata-rata tren pertumbuhan UangTeman itu dua kali lipat per tahunnya, maka tahun 2019 kami tentunya mengincar pertumbuhan yang kurang lebih sama,” ujar Aidil.

Application Information Will Show Up Here

Laporan DailySocial: Fintech Report 2018

Di antara beberapa kategori industri digital lainnya, fintech banyak dikatakan yang paling pesat pertumbuhannya dalam beberapa tahun terakhir. Dengan pangsa pasar dan model bisnis yang beragam, perkembangan fintech menjadi menarik untuk diikuti.

Tahun ini DailySocial kembali merilis signature report bertajuk “Fintech Report 2018“. Melanjutkan publikasi tahun lalu, laporan ini mencoba menyajikan tren perkembangan industri fintech di Indonesia selama tahun 2018.

Terdapat empat pembahasan utama di laporan ini, yakni mengenai dinamika industri, pemain fintech terkini, perspektif konsumen terhadap layanan fintech, dan perspektif industri terhadap ekosistem fintech.


Banyak temuan menarik yang coba dirangkum dalam laporan ini, beberapa di antaranya sebagai berikut:

  1. Fintech lending menjadi yang paling dominan mewarnai industri tahun ini. Dari $182,3 juta total pendanaan yang diumumkan untuk startup fintech tahun ini, 57% terkait dengan sub-sektor lending –mencakup p2p lending dan payday loan.
  2. Masyarakat semakin aware dengan pentingnya regulasi fintech. Hal ini dibuktikan dalam survei konsumen yang dilakukan bersama Jakpat Mobile Survey Platform. Dari 1419 responden, 98.03% menyatakan sepakat bahwa fintech harus terdaftar dan diawasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
  3. Industri menilai saat ini pangsa pasar Indonesia cukup memadai untuk fintech. Separuh dari responden mengatakan literasi digital konsumen Indonesia sudah baik, namun sisanya menyatakan masih perlu edukasi lebih banyak.
  4. Dalam laporan juga disajikan layanan fintech populer berdasarkan kategorinya. Untuk e-money, Go-Pay (79,38%) masih berada di peringkat pertama, disusul OVO (58,42%) di posisi kedua.

Selain e-money, masih ada kategori lain yang dibahas dalam laporan, termasuk payday loan, p2p lending, insurtech, hingga credit loan. Dirangkum juga daftar pemain fintech yang ada saat ini, beserta regulasi baru yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selengkapnya unduh gratis Fintech Report 2018.

UangTeman Salurkan Pinjaman Rp 300 Miliar di Q2 2018, Siap Ekspansi ke Filipina

Platform pinjaman online UangTeman (PT Digital Alpha Indonesia) mencatat pertumbuhan yang diklaim signifikan di Q2 2018. Perusahaan telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp300 miliar atau meningkat lebih dari 300% dibanding periode sama tahun sebelumnya, sementara jumlah nasabah baru meningkat sebesar 6 kali lipat. Perusahaan kini telah melayani lebih dari 60 ribu akun nasabah.

UangTeman juga mengklaim tetap menjaga kualitas penyaluran pinjaman dengan mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) di bawah 3%.

“Sebagai salah satu perusahaan teknologi finansial peer-to-peer pinjaman dana multiguna, UangTeman berorientasi untuk memberikan pinjaman yang aman dan bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat yang membutuhkan. Kami pun memiliki fokus yang kuat untuk usaha yang berkesinambungan dengan menerapkan seleksi calon nasabah yang cepat dan akurat sehingga kualitas penyaluran pinjaman kami terus terjaga, meskipun secara kuantitas meningkat tajam,” kata CEO UangTeman Aidil Zulkifli.

Saat ini lebih dari 30% pinjaman ditujukan untuk keperluan pengembangan UKM, sedangkan 25% untuk keperluan darurat terkait pendidikan, 20% untuk keperluan darurat terkait kesehatan dan sisanya lebih ke arah konsumsi.

Selain mengklaim mengalami pertumbuhan yang positif, UangTeman juga fokus ke peningkatan layanan kepada para nasabah. Salah satunya dengan menerapkan standar ISO/IEC 27001 terkait sistem manajemen pengamanan informasi yang sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 Tahun 2016.

“UangTeman fokus menyasar segmen ritel, transaksi mikro termasuk para pelaku usaha mikro hingga ke sejumlah daerah di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung peningkatan inklusi keuangan di Indonesia sesuai komitmen pemerintah menjadi 75% pada 2019,” kata Aidil.

Fokus ekspansi UangTeman

Pasca memperoleh pendanaan Seri B, UangTeman berencana melakukan ekspansi ke Filipina. Disinggung apa rencana UangTeman selanjutnya dan kapan ekspansi tersebut dilancarkan, pihak UangTeman enggan menyebutkan. Langkah ini bakal menjadi yang pertama dilakukan UangTeman sejak berdiri pada tahun 2015 lalu. Meskipun akan menerapkan model bisnis yang serupa dengan di Indonesia, diperkirakan nama yang akan diperkenalkan akan berbeda.

Saat ini UangTeman telah memiliki sejumlah fitur, seperti One Tap Pay, Advance Notification System, dan DEEP. Yang terakhir adalah fitur untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah terhadap produk.

Application Information Will Show Up Here