Menyimak Curhatan Pelaku Startup Soal Pembuatan Hak Paten

Dalam presentasi laporan yang disusun oleh INDEF (Institute for Development of Economics & Finance) disampaikan, ketika semakin banyak perusahaan dan penelitian yang mendaftarkan hak paten, maka akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Hak paten sangat lekat dengan inovasi dan perlindungan karya.

Berbicara soal inovasi dan industri startup di Indonesia –khususnya yang sarat dengan teknologi, saat ini belum banyak startup dan entrepreneur yang mendaftarkan hak paten mereka. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia peringkatnya masih di bawah Malaysia dan Vietnam soal hak paten.

Kurangnya sosialisasi pembuatan hak paten

Diskusi yang digelar oleh Qualcomm hari ini (09/11) menghadirkan CEO eFishery Gibran Huzaifah dan VP of Growth Amartha Fadilla Tourizqua Zain. Kedua pelaku startup tersebut mengungkapkan beberapa kendala hingga keluhan yang masih kerap dirasakan oleh startup saat mendaftarkan hak paten produk mereka.

“Untuk eFishery sendiri model bisnis kita berbeda dengan Tokopedia atau layanan e-commerce lainnya. Ketika melakukan fundraising, memiliki hak paten terhadap produk, akan membantu kami mendapatkan pendanaan,” kata Gibran.

Namun demikian fakta yang terjadi adalah masih minimnya sosialisasi, edukasi hingga layanan yang bisa dimanfaatkan oleh entrepreneur untuk membuat hak paten mereka saat ini. Belum lagi dengan durasi yang memakan waktu cukup lama hingga biaya besar yang harus dikeluarkan.

“Karena selama ini kami di eFishery fokus kepada inovasi dan membuat produk secara cepat, sehingga jarang sekali berpikir untuk mematenkan produk kami, ketika kami ingin melakukan prosedur tersebut banyak sekali kendala yang kami hadapi,” kata Gibran.

Ditambahkan oleh Gibran, banyaknya “biro jasa” yang melayani pembuatan hak paten masih menyulitkan startup seperti eFishery untuk mengetahui lebih detail, bagaimana prosedur dan cara yang tepat untuk membuat hak paten. Di sisi lain pihak perguruan tinggi yang menawarkan layanan gratis untuk entrepreneur membuat hak paten, menetapkan peraturan bahwa nantinya jika hak paten tersebut diterbitkan akan menjadi milik dari perguruan tinggi tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Fadilla dari Amartha yang sejak 24 bulan terakhir masih menunggu hasil dari pembuatan hak paten produk Amartha, setelah melalui prosedur dan proses yang sulit dan panjang.

Peran pemerintah membantu industri membuat hak paten

Meskipun sudah banyak kalangan startup yang memahami pentingnya mematenkan sebuah produk agar kemudian tidak dijiplak oleh orang lain, namun jika tidak didukung dengan regulasi yang seamless dari pemerintah maka akan makin berkurang minat mereka mematenkan produk tersebut. Dari sisi pemerintah baiknya untuk bisa membedakan ketika industri dan peneliti masing-masing berniat untuk mematenkan produk.

Meskipun saat ini berdasarkan informasi dari Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), dan Rahasia Dagang (RD), Kementerian Hukum dan HAM, undang-undang terkait hak paten sudah direvisi sejak tahun 2016 lalu yang memudahkan industri untuk mendaftarkan hak paten, namun masih minimnya sosialisasi hingga alternatif layanan yang lebih cepat dengan harga terjangkau, masih menyulitkan berbagai industri termasuk startup untuk melakukan proses tersebut.

Qualcomm dan Microsoft Optimis Perangkat “Mobile PC” Hadir di Pasaran Akhir Tahun Ini

Dalam 4G/5G Summit yang diadakan Qualcomm di Hong Kong, minggu lalu, sesi “Mobile PC” yang menghadirkan perwakilan Microsoft menjadi penegasan keseriusan Qualcomm memasuki pasar PC. Don McGuire, VP Product Marketing Qualcomm Technologies, memastikan bahwa timeline ketersediaan produk tidak berubah dari rencana awal dan direncanakan produk mobile PC bakal hadir akhir tahun ini.

McGuire menjanjikan mereka akan memberitahukan perkembangan produk mobile PC dalam beberapa minggu ke depan. Konsep mobile PC dikenalkan bulan Desember 2016 dan dalam disebutkan produk pertamanya akan hadir dalam waktu setahun.

Menggandeng Asus, Lenovo, dan HP, Qualcomm akan menanamkan Snapdragon 835 sebagai “otak” mobile PC. Snapdragon 835 saat ini digunakan sebagai chipset smartphone flagship, seperti Samsung Galaxy S8, Note8, Xiaomi Mi 6 dan LG V30.

Ke depannya, chipset tier premium akan dikembangkan dengan mindset untuk mentenagai smartphone kelas premium dan mobile PC.

Kepada DailySocial, Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong menjelaskan hal yang menjadi fokus pengembangan perangkat mobile PC adalah konsep always connected yang terhubung dengan jaringan LTE dan kemampuan penggunaan batere yang luar biasa. Semua diklaim bisa dicapai dengan tidak mengorbankan kinerja PC sebagai perangkat produktivitas.

Shannedy menegaskan belum ada manufaktur PC lokal yang bakal menjadi mitra Qualcomm mengembangkan produk mobile PC ini.

Menggunakan core chipset 10nm dan teknologi Gigabit LTE, fitur unggulan lain yang diusung mobile PC berbasis ARM adalah instant on dan low power usage.

Menantang hegemoni “Wintel”

Kemitraan Qualcomm dan Microsoft bukan tanpa tantangan. Intel, sebagai bagian dari hegemoni “Wintel”, disebutkan tidak senang dengan penggunaan emulasi arsitektur x86 untuk platform ARM yang dikembangkan Qualcomm. Intel yang bisa dianggap sudah mengibarkan bendera putih di segmen mobile tentu tidak ingin pasarnya di segmen PC terancam.

Konsep “mobile PC” sendiri bukanlah sesuatu yang unik. Konsep produk ringan, hemat batere, dan harga relatif terjangkau sudah didengung-dengungkan sejak zaman netbook. Kini line up yang paling mendekati konsep tersebut adalah ultrabook.

Pihak Microsoft sendiri menyebutkan rencana peluncuran mobile PC ditujukan untuk mengembangkan ekosistem Windows. Kehadiran mobile PC akan melengkapi portofolionya sebagai alternatif solusi bagi konsumen dan bukan untuk menggantikan jajaran produk yang sudah ada.

Dengan stagnannya pasar PC dan pasar tablet, patut ditunggu bagaimana performa mobile PC yang bakal diluncurkan dan seberapa cocok solusi yang ditawarkan dengan kebutuhan konsumen.

Snapdragon 636 Jadi Senjata Baru Qualcomm Dominasi Chipset Smartphone Kelas Menengah Atas

Lima bulan setelah peluncuran chipset Snapdragon 630, Qualcomm memperkenalkan pembaruan Snapdragon 636 yang diklaim memberikan peningkatan performa 40% dibanding pendahulunya. Snapdragon 636 untuk smartphone kelas  menengah atas (high tier) disebutkan didesain untuk mendukung pengalaman fotografi dan gaming yang lebih menyenangkan. Snapdragon 636 juga diklaim memberikan ketahanan batere yang lebih baik dan mendukung kecepatan LTE hingga 600 Mbps untuk downlink dan 150 Mbps untuk uplink.

Secara teknis, Snapdragon 636 yang menggunakan basis fabrikasi 14nm menggunakan CPU octacore Kryo 260 64 bit dengan kecepatan hingga 1,8 GHz, GPU Adreno 509, dukungan layar FHD+ (resolusi 2160×1080 piksel yang berdimensi 18:9), dan teknologi Spectra 160 ISP yang dirancang untuk mendukung pengambilan gambar melalui kamera smartphone hingga ukuran 24 megapiksel. Termasuk yang didukung Spectra 160 ISP adalah fitur real time bokeh.

Snapdragon 636 akan bergabung dengan jajaran Snapdragon seri 600 lainnya, seperti 630 dan 660, mulai November 2017 mendatang untuk sampling dan dijadwalkan tersedia di pasaran mulai awal 2018.

Qualcomm Tunjukkan Kebolehan Snapdragon X50 Hasilkan Konektivitas Data Kualitas 5G (UPDATED)

Qualcomm dalam acara “4G/5G Summit” di Hong Kong mengumumkan showcase Snapdragon X50 yang menghasilkan konektivitas data kualitas 5G melalui sebuah modem 5G yang diuji coba menggunakan pita frekuensi radio mmWave 28GHz. Uji coba dilakukan di laboratorium Qualcomm di San Diego, Amerika Serikat, dan mengklaim mencapai kecepatan lebih dari 1 Gbps.

Roadmap Qualcomm menyebutkan teknologi ini, yang mengutilisasi 5G New Radio (NR), akan mulai tersedia di pasaran di tahun 2019.

Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong menyebutkan rencana peluncuran tahun 2019 adalah setahun lebih cepat dibanding rencana awal yang mencanangkan ketersediaan teknologi 5G untuk publik di tahun 2020.

Snapdragon X50 pertama kali dikenalkan ke publik tepat setahun yang lalu, di acara serupa di Hong Kong. Qualcomm mengklaim sebagai yang pertama mengembangkan chipset konektivitas 5G. Showcase tersebut disebutkan untuk mempertegas posisi Qualcomm sebagai pionir di sektor ini.

Secara teoritis, teknologi 5G bisa mendukung kecepatan hingga 5Gbps.

desain referensi smartphone 5G Qualcomm / Qualcomm
Desain referensi smartphone 5G Qualcomm / Qualcomm

Selain showcase ini, Qualcomm juga mengumumkan desain referensi smartphone 5G. Desain ini memudahkan pengetesan dan optimasi performa mmWave 5G di berbagai form factor perangkat mobile.

“Milestone kali ini dan desain referensi smartphone 5G menunjukkan bagaimana Qualcomm Technologies memimpin [pengembangan] 5G NR di perangkat mobile untuk meningkatkan pengalaman mobile broandband bagi konsumen di seluruh dunia,” ujar EVP Qualcomm Inc dan President Qualcomm Technologies Cristiano Amon.

5G di Indonesia

Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong / DailySocial
Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong / DailySocial

Shannedy kepada sejumlah media mengatakan fokus Qualcomm Indonesia saat ini masih membantu pemerataan implementasi teknologi 4G/LTE di Indonesia, yang mulai tersedia sejak akhir 2014.

Tahun ini, Telkomsel sebagai operator dengan jangkauan terluas, berjanji untuk memperluas jangkauan 4G/LTE ke semua kabupaten.

Ia memprediksikan penerapan 5G di Indonesia akan terlambat 2-3 tahun dibanding negara-negara maju. Meskipun demikian, menurutnya, “keterlambatan” adopsi teknologi telekomunikasi terbaru di Indonesia sudah semakin berkurang jika dibandingkan zaman dahulu. Ia mencontohkan adopsi Indonesia untuk teknologi 4G lebih cepat dibanding saat peralihan dari 2G ke 3G.

Implementasi teknologi 5G di Indonesia disebutkan masih terganjal urusan regulasi. Menurutnya yang paling penting adalah penetapan frekuensi mana yang bakal digunakan untuk implementasi 5G.

Ia mengungkapkan penerapan 5G akan berbeda dengan penerapan teknologi 4G/LTE saat ini.

We need very huge bandwidth to roll out 5G. Di Indonesia yang penting [penentuan] frekuensinya. Setahu saya belum di-decide frekuensinya, apakah mau di sub 6 GHz atau 28 GHz,” tutup Shannedy.

Mempersiapkan Kehadiran Teknologi 5G di Indonesia

Sebagai kegiatan sosialisasi implementasi teknologi konektivitas telekomunikasi 5G tahun 2019 mendatang, Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), 5G Forum, dan beberapa perusahaan teknologi internasional, menggelar kegiatan diskusi di Jakarta. Banyak hal yang menarik dijabarkan dalam diskusi tersebut, mulai dari peluang teknologi 5G mendukung industri Internet of Things (IoT) di Indonesia hingga membuka kesempatan pekerjaan baru untuk generasi muda di tanah air.

Teknologi 5G yang bersifat advance tidak hanya menawarkan tingkat latensi yang sangat rendah dan kecepatan akses data yang tinggi dan konsisten di berbagai cakupan area, namun juga menciptakan peluang bisnis bagi berbagai industri baru. Beberapa teknologi yang saat ini sudah hadir dan berpotensi untuk berkembang lebih baik lagi memanfaatkan teknologi 5G adalah Virtual Reality (VR), IoT dan layanan mission-critical.

“Melihat potensi yang besar dari implementasi 5G baik bagi konsumen maupun ekonomi global penting bagi Indonesia untuk sedini mungkin mempersiapkan diri menyambut era 5G ini,” kata Ketua Umum MASTEL Kristiono.

Saat ini beberapa negara yang telah mengumumkan untuk melakukan uji coba 5G adalah Jepang, Korea, Tiongkok, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat.

Persoalan spektrum dan evolusi teknologi 4G

Dalam diskusi yang dihadiri Dr. Sigit P. W. Jarot (Mastel Institute), Colin Jiang (ZTE), Thomas Jul (Ericsson Indonesia), dan Julie G. Welch (Qualcomm) dibahas potensi kendala dan tantangan di Indonesia mendukung perkembangan teknologi 5G ke depannya.

Dari sekian banyak pilihan teknologi 5G yang tersedia, menurut Julie Welch, semua bisa diimplementasikan dengan baik di Indonesia. Teknologi tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan lebih yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia.

“Yang menjadi fokus utama adalah kita juga harus melihat range spectrum band, apakah low band, mid band dan high band. Bukan hanya range spectrum band tapi cara baru untuk memanfaatkan spektrum yang ada,” kata Julie.

Pada dasarnya teknologi 5G dapat menggunakan berbagai band spektrum, mulai dari band yang rendah seperti 1GHz, band sedang sekitar 1GHz hingga 6GHz hingga band tinggi di atas 24GHz yang juga dikenal sebagai milimeter wave. Selain itu teknologi ini juga mampu bekerja di seluruh spektrum, baik yang berbayar (unlicensed), berbagi (shared), maupun tidak berbayar (unlicensed).

“Idealnya perjanjian untuk spektrum tersebut adalah exclusive licensed spectrum, tapi faktanya hal tersebut sulit untuk diterapkan. Untuk itu kita menciptakan kebijakan masing-masing,” kata Julie.

Teknologi 5G disebutkan harus memiliki dasar teknologi 4G yang baik agar bisa menghasilkan teknologi 5G yang sempurna.

“Untuk bisa mengembangkan teknologi 5G, teknologi 4G harus terus dikembangkan secara menyeluruh dan sempurna. Selama 2 tahun terakhir 4G sudah mulai dikembangkan dan selanjutnya akan menjadi dasar yang kokoh bagi 5G untuk bisa berkembang. Pengembangan 4G akan terintegrasi dengan teknologi 5G, kedua teknologi tersebut akan berjalan beriringan,” kata Thomas Jul.

Hal senada juga diutarakan Colin Jiang. Menurut Jiang, saat ini persoalan spektrum masih menjadi kendala di Indonesia. Untuk itu menjadi penting bagi pihak terkait untuk fokus kepada pengembangan teknologi 4G terlebih dahulu.

“Diharapkan dari pengembangan tersebut sektor IoT di Indonesia bisa meningkat lebih baik lagi dari sisi inovasi dan tentunya dukungan teknologi yang ada dari 5G,” kata Jiang.

Merekrut pakar dan ahli teknologi

Untuk mempercepat inovasi dan pengembangan teknologi 5G ke depannya, Thomas Jul menganjurkan pemerintah dan pihak terkait merekrut lebih banyak tenaga ahli dan engineer untuk membangun teknologi untuk mempercepat perkembangan teknologi 4G saat ini dan 5G ke depannya. Dengan demikian infrastruktur dan inovasi terkini bisa tercipta dan memudahkan startup, operator, dan industri terkait untuk berkolaborasi.

“Untuk membangun teknologi yang advance saya menyarankan untuk menempatkan atau merekrut tenaga ahli, engineer dan pakar lainnya yang mampu menciptakan inovasi dan teknologi yang bisa bermanfaat untuk orang banyak,” tutup Jul.

Quick Charge 4+ Mampu Isi Baterai Lebih Cepat tapi Tetap Adem

Di samping kamera yang bening, komponen baterai menjadi salah satu pertimbangan paling penting saat membeli smartphone baru. Tapi dengan kapasitas yang semakin besar, perangkat juga membutuhkan teknologi yang mampu memasok daya dengan cepat. Maka hadirlah platform Quick Charge yang ditawarkan oleh Qualcomm, pabrikan ternama di balik chipset Snapdragon yang mengotaki jutaan perangkat pintar di dunia.

Quick Charge 4.0 pertama kali diperkenalkan ketika Qualcomm mengumumkan kehadiran Snapdragon 835 tahun lalu. Sayang, kendati beberapa perangkat sudah mengadopsi Snapdragon 835, tapi hanya sedikit sekali yang sudah dibekali Quick Charge 4.0. Tapi itu tak menghentikan Qualcomm untuk menghadirkan generasi barunya, Quick Charge 4+.

Seperti namanya, Quick Charge 4+ merupakan versi update dari Quick Charge 4.0. Versi ini mempunyai segala hal yang bisa Anda jumpai di versi 4.0, tapi dengan 3 fitur unggulan.

Dual Charge

Fitur ini sejatinya sudah ada di versi sebelumnya, tapi di versi 4+ diklaim lebih powerful. Dual Charge mempunyai IC manajemen daya kedua di dalam perangkat. Teknologi ini memisahkan pengisian terkini dan memangkas waktu pengisian.

Intelligent Thermal Balancing

Berikutnya, teknologi Intelligent Thermal Balancing kreasi Qualcomm yang ditujukan untuk mengeliminasi titik panas untuk mengoptimalkan penyaluran daya.

Advanced Safety Features

Terakhir adalah fitur Advanced Safety Features yang secara teknis merupakan protokol keamanan berlapis yang ditujukan untuk perlindungan dari beberapa ancaman, seperti panas berlebih, korsleting dan kerusakan konektor USB.

quick_charge_blog_inline_resized

Di samping perubahan di atas, Quick Charge 4+ juga mempunyai kapabilitas untuk mengisi ulang baterai 15% lebih cepat dan 30% lebih efisien ketimbang Quick Charge 4. Qualcomm mengatakan bahwa aksesoris seperti adapter, pengisi daya mobil, dan powerbank bisa mendukung Quick Charge 4+.

Perangkat smartphone pertama yang bakal mengadopsi Quick Charge 4+ adalah Nubia Z17 yang diumumkan pekan lalu. Smartphone ini membawa chipset Snapdragon 835, RAM 8GB dan memori penyimpanan 128GB.

Sumber berita Qualcomm.

Umumkan Snapdragon 660 dan 630, Qualcomm Bawa Teknologi Platform Premium ke Kelas High

Teknologi 10nm mulai diadopsi para produsen perangkat bergerak, khususnya di produk-produk high-end. Qualcomm percaya bahwa selain meningkatkan pengalaman penggunaan, platform mobile anyar mereka membuat device jadi lebih pintar sekaligu berperan sebagai jangkar konektivitas 5G. Dan Qualcomm juga punya rencana agar kecanggihan-kecanggihan di sana bisa dinikmati oleh lebih banyak orang.

Setelah membahas lengkap kemampuan Snapdragon 835, Qualcomm mengumumkan Snapdragon 660 dan 630 di Qualcomm Snapdragon Tech Day Singapore. Diramu sebagai anggota terbaru dari keluarga system-on-chip 600, perusahaan semiconductor dan telekomunikasi asal San Diego itu bermaksud membawa sejumlah kapabilitas chip kelas ‘premium’ ke tingkatan ‘high‘.

Snapdragon 660 & 630 1

Vice president Qualcomm Technologies Kedar Kondap menyampaikan bahwa kedua chip baru ini dirancang untuk mendorong terjadinya lompatan kinerja di ranah hiburan multimedia, fotografi, serta memicu peningkatan kecepatan koneksi LTE. Tentu saja faktor-faktor krusial lain tidak dilupakan: dengan pemanfaatan Snapdragon 660 dan 630, perangkat memperoleh kemampuan machine learning serta sistem keamanan yang lebih mumpuni.

Snapdragon 660 & 630 4

Sebelum membahas kedua chip lebih jauh, Anda bisa menyimak spesifikasi sekaligus komparasi performa antara Snapdragon 660 dan 630 dibanding dengan pendahulunya:

Snapdragon 660 vs 653

  • Modem X12, mengunduh dua kali lebih cepat
  • ISP (image signal processor) dual camera Qualcomm Spectra 160
  • DSP (digital signal processor) Qualcomm Hexagon 680 dengan Hexagon Vector eXtensions
  • CPU (central processing unit) Qualcomm Kryo 260, kinerja meningkat hingga 20 persen
  • GPU (graphics processing unit) Qualcomm Adreno 512, performa 30 persen lebih tinggi, mendukung display beresolusi QHD (2K)

Snapdragon 630 vs 626

  • Modem X12, download dua kali lebih gesit
  • ISP dual camera Qualcomm Spectra 160
  • DSP Qualcomm Hexagon 642 dengan teknologi All-Ways Aware
  • GPU Qualcomm Adreno 508, berperforma 30 persen lebih tinggi, siap menunjang resolusi layar maksimal 1080p

Konektivitas

Kedua system-on-chip 600 anyar ini dilengkapi modem LTE Snapdragon X12 yang dipadu transceiver SDR660RF sehingga sanggup mengunduh data hingga kecepatan 600-megabit per detik. Snapdragon 660 dan 630 siap menunjang Wi-Fi MU-MIMO 802.11.ac, kabarnya bisa menyuguhkan troughput data dua kali lipat dengan konsumsi daya 60 persen lebih rendah dibanding Snapdragon 653, serta mempunyai jangkauan lebih baik meski ruang kantor Anda dipisah oleh dinding beton.

Chip juga dibekali fitur LTE/Wi-Fi antenna sharing, dual band simultaneous, serta pengaturan antena adaptif Qualcomm TruSignal dengan carrier aggregation yang secara dinamis dapat mengoptimalkan sinyal dalam situasi berbeda. Selain itu, Snapdragon 660 dan 630 merupakan chip Snapdragon seri 600 pertama yang mempunyai teknologi adaptasi konsumsi daya di unit penangkap sinyal.

Menariknya lagi, kedua mobile platform tersebut menyimpan kemampuan pendeteksi lokasi yang lebih cepat, tapi hanya memakan tenaga 50 sampai 75 persen jika dikomparasi dengan chip generasi sebelumnya.

CPU dan GPU

Di antara dua tipe chip 600 anyar tersebut, baru Snapdragon 660 saja yang dilengkapi CPU Qualcomm Kryo 260. Penerus varian 653 ini menjanjikan kinerja menjalankan game dan konten multimedia lebih optimal. Prosesor tersebut kebarnya bekerja 20 persen lebih baik dari kombinasi Cortex A72 dan A53 di Snapdragon 653; lalu GPU Adreno 512 menyajikan lompatan mutu grafis hingga 30 persen.

Snapdragon 660 & 630 6

Snapdragon 630 sendiri menawarkan kenaikan kapabilitas GPU sebesar 30 persen – menakar dari kemampuan Adreno 508 versus Adreno 506.

Kamera

Melalui kehadiran ISP Spectra 160, Qualcomm mengklaim kegiatan fotografi yang dilakukan dengan smartphone ber-chip Snapdragon 600 baru akan menghasilkan warna kulit alami serta andal menyerap warna di kondisi rendah cahaya. Ketika produsen handset memutuskan buat memakai setup kamera ganda, Snapdragon 660 dan 630 memastikannya bisa memaksimalkan fungsi optical zoom, menghidangkan efek bokeh, dual pixel autofocus, rekaman video yang lebih stabil, serta menggunakan baterai secara lebih hemat.

Snapdragon 660 & 630 10

Snapdragon 660 & 630 12

Proses audio/visual

Berkat eksistensi dari DSP Hexagon 680 dan fitur vector extensions, Snapdragon 660 mampu memproses gambar, melangsungkan proses komputasi dan machine learning, dan lagi-lagi mengonsumsi daya lebih rendah. Ini pertama kalinya DSP Hexagon tersedia di seri Snapdragon 600 – sebelumnya cuma ada di chip kelas premium.

Snapdragon 660 & 630 8

Snapdragon 660 & 630 9

Quick Charge 4

Platform mobile Snapdragon 660 dan 630 turut dibekali versi baru dari fitur Quick Charge. Di sana, Qualcomm memegang prinsip ‘5 for 5’, artinya adalah dengan menyambungkan device ke sumber tenaga selama lima menit, Anda memperoleh waktu talk time sepanjang lima jam. Lalu dalam waktu 15 menit, baterai akan terisi sebanyak 50 persen.

Snapdragon 660 & 630 7

Keamanan

Kedua chip Snapdragon 600 tersebut siap menunjang Qualcomm Mobile Security, menyuguhkan pengguna solusi keamanan berbasis piranti keras, via metode pengesahan akses dan validasi.

Snapdragon 660 & 630 13

Snapdragon 660 & 630 11

Ketersediaan

Handset dengan chip Qualcomm Snapdragon 660 rencananya akan diperkenalkan di triwulan kedua tahun ini, boleh jadi dilakukan di Computex Taipei 2017. Selanjutnya, penyingkapan perangkat ber-Snapdragon 630 akan menyusul di kuartal ketiga.

Mengulik Apa yang Qualcomm Snapdragon 835 Bisa Berikan Untuk Smartphone Anda

Sejak diumumkan bulan November silam, ada semakin banyak produssen perangkat bergerak yang mengadopsi system-on-chip high-end Snapdragon 835 racikan Qualcomm; di antaranya Samsung Galaxy S8, Xiaomi Mi 6, Xperia XZ Premium, serta Aquos R. Qualcomm percaya, proses pabrikasi FinFET generasi kedua bisa merevolusi hampir semua aspek dalam ranah mobile.

Snapdragon 835 1

Bermaksud untuk membahas kemampuan Snapdragon 835 secara lebih rinci, Qualcomm Technologies mengundang media dari Asia Tenggara dan India buat mengikuti acara Qualcomm Snapdragon Tech Day Singapore yang diadakan di tanggal 9 Mei 2017 kemarin. Selain mengulik kecanggihan chip baru itu, perusahaan asal San Diego tersebut turut menyingkap sejumlah kejutan baru.

Snapdragon 835 2

System-on-chip Snapdragon 835 dibuat melalui proses pabrikasi 10-nanometer – nanomaterial di sana 1.000 kali lebih kecil dari tebal rambut manusia. Dengan begini, kerja chip jadi lebih efisien dibanding SoC 14-nanometer, memberikan keleluasaan bagi produsen untuk menambah daya tahan baterai, mengusung desain lebih ramping, serta memungkinkan device melakukan banyak hal baru.

Snapdragon 835 3

Walaupun ukuran Snapdragon 835 lebih kecil dari koin sen, tak berarti kinerjanya berkurang. Sebaliknya, SoC anyar ini menyuguhkan performa 27 persen lebih tinggi dan mengonsumsi tenaga 40 persen lebih rendah dibanding sang pendahulu, Snapdragon 821. Tingkat efisiensinya melonjak sebesar 30 persen.

Snapdragon 835 6

Ada lima pilar yang menjadi fokus dari pengadaan Snapdragon 835, yaitu upgrade kapasitas baterai, immersion, capture, konektivitas, dan keamanan. Mereka semua diarahkan agar perangkat dapat meningkatkan pengalaman penggunaan, membuatnya jadi lebih ‘pintar’, dan membuka jalan ke koneksi 5G yang kita nanti-nanti.

Path to 5G

Di sesi presentasinya, Francisco Chen selaku product marketing director Qualcomm membahas aspek jaringan terlebih dulu. System-on-chip baru ini mempunyai beberapa pondasi Gigabit LTE, vaian baru teknologi wireless LTE. Namanya diangkat dari kepabilitasnya menyentuh kecepatan akses 1-gigabit per detik – setara Google Fibre.

Snapdragon 835 12

Tentu saja Gigabit LTE bukanlah sambungan 5G sejati. Qualcomm menyebutnya sebagai ‘jangkarnya’ 5G, dan sekarang merupakan momen yang tepat buat merangkul Gigabit LTE karena nama-nama seperti Sony, ZTE dan Motorola sudah punya rencana buat meluncurkan produk-produk berteknologi Gigabit LTE; lalu para operator di 11 negara juga telah memiliki agenda untuk mulai menghidangkan layanan tersebut.

Snapdragon 835 13

Berdasarkan uji coba live dengan Telstra, modem LTE Snapdragon X16 sanggup menyentuh kecepatan unduh 911.21Mbps dan unggah 126,2Mbps.

Path to Immersion

Beralih ke aspek immersion, Qualcomm berupaya mendongkrak mutu visual, suara dan interaksi. Pertama-tama, Qualcomm mencoba memastikan device dapat menyajikan kualitas dan kuantitas pixel yang tinggi karena buat kebutuhan VR, kita akan memposisikannya di dekat mata.

Selanjutnya, teknologi di Snapdragon 835 memungkinkan device melihat ruang tiga dimensi secara lebih alami layaknya mata manusia. Uniknya lagi, terdapat fitur bernama foveated rendering di mana hardware hanya akan me-render objek yang tampil di layar sehingga kerjanya jadi lebih ringan.

Snapdragon 835 14

Selain itu, Qualcomm berupaya meminimalisir tingkat latency, diklaim hanya sebesar 15ms. Snapdragon 835 juga mendukung sistem motion tracking 6-DOF, tecapai berkat kolaborasi antara Qualcomm dengan Leap Motion. 6-DOF maksudnya adalah kemampuan handset melacak lokasi serta gerakan tangan secara presisi, sehingga sensor tracker eksternal tak lagi diperlukan.

Snapdragon 835 15

Untuk gaming dan video, GPU Adreno 540 sendiri kabarnya mempunyai kapabilitas rendering 25 persen lebih cepat dari 530, serta sudah menunjang fitur HDR 10 yang membuat reproduksi warna di layar jadi lebih mendekati asli dengan color gamut lebih tinggi.

Snapdragon 835 9

Di sisi audio, Snapdragon 835 siap menyuguhkan output suara yang jernih ‘kelas audiophile‘ dan akurat. Jadi jika sumber bunyi virtual datang dari belakang kepala Anda, ia terdengar betul-betul seperti dari belakang. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan penyajian konten VR.

Snapdragon 835 10

Path to Intelligence

Ada setidaknya dua aspek yang terkena dampak dari pemanfaatan chip yang lebih pintar: kamera dan sistem keamanan. Snapdragon 835 memungkinkan kamera smartphone menangkap objek lebih mulus via autofocus serta menyajikan hasil jepretan dengan warna mendekati aslinya. Berkat SoC baru tersebut, handset siap menopang optical zoom via kombinasi dari ISP berlensa telephoto dan wide-angle.

Snapdragon 835 7

Di sana, Qualcomm turut memperkenalkan EIS 3.0, yakni fitur penstabil yang sangat esensial saat Anda memakai device untuk merekam video dan ketika men-zoom. Proses koreksi dilakukan di poros pitch, yaw, roll, serta rolling shutter.

Framework Snapdragon 835 secara cerdas dapat menentukan solusi autofocus yang cocok (dan tersedia) buat situasi saat itu: laser atau inframerah untuk kondisi sangat gelap; 2PD saat mulai terang, lalu ia akan memafaatkan contrast di 200-lux ke atas.

Snapdragon 835 8

Di aspek keamanan, sistem machine learning bisa semakin mengenal Anda seiring seringnya pemakaian. Satu contohnya ada pada voice recognition: suara Anda bisa dipakai untuk log-in, tapi meskipun menggunakan perintah serupa, orang lain tidak dapat mengakses device. Hebatnya lagi, perangkat dengan Snapdragon 835 mampu membedakan suara asli dan rekaman.

Snapdragon 835 11

Snapdragon 835 menyimpan prosesor octa-core 64-bit buatan Qualcomm sendiri, Kryo 280, berkecepatan maksimal di 2,45GHz; GPU Adreno 540, modem Snapdragon X16 LTE; mendukung setup kamera ganda 16Mp atau modul kamera tunggal maksimal 32Mp; serta sanggup merekam video 4K di 30fps dan menjalankan video 4K di 60fps (frame rate per detik).

Snapdragon 835 5

Hasil Studi Qualcomm Indikasikan Penerapan Drone Bertenaga LTE dalam Waktu Dekat

Dari beberapa berita tentang drone pengirim barang yang kami publikasikan, hampir semuanya masih memiliki radius yang terbatas. Salah satu cara untuk memperluas jangkauannya adalah dengan menyematkan koneksi internet, sehingga pada akhirnya drone bisa berkomunikasi via jaringan 4G LTE.

Namun kalau smartphone saja bisa tiba-tiba kehilangan sinyal, tidakkah hal ini berbahaya buat drone? Pastinya, akan tetapi hasil penelitian Qualcomm menunjukkan bahwa ini bukan masalah besar untuk drone bertenaga LTE.

Setelah melakukan pengujian dan simulasi selama sekitar 1.000 kali, Qualcomm menemukan bahwa drone masih bisa menerima sinyal LTE yang sangat kuat meski sedang mengudara pada ketinggian sekitar 120 meter. Coverage-nya pun tidak kalah dengan smartphone, malahan koneksinya tidak perlu terlalu sering ‘melompat’ dari satu menara BTS ke yang lain seperti di darat.

Yang sejauh ini belum begitu sempurna adalah interference sinyal yang terkadang masih cukup besar, namun Qualcomm berniat untuk memperbaikinya. Selain itu, optimalisasi daya juga akan diterapkan supaya bisa ada lebih banyak drone bertenaga LTE yang mengudara secara bersamaan.

Qualcomm pun juga berencana membenahi algoritma pemilihan jaringan seluler supaya drone bisa langsung terhubung ke menara BTS dengan sinyal terkuat. Singkat cerita, drone yang selalu online dan dikendalikan via jaringan LTE bukan lagi suatu khayalan, melainkan ide yang sangat viable dan siap diimplementasikan dalam waktu dekat.

Sumber: Engadget dan Qualcomm. Gambar header: Pixabay.

ARM Kembangkan Image Signal Processor Sendiri untuk Tingkatkan Kualitas Kamera Ponsel

Sudah bukan rahasia kalau iPhone menggunakan sensor kamera buatan Sony, tapi lalu mengapa banyak orang setuju kalau hasil fotonya lebih bagus ketimbang ponsel buatan Sony sendiri? Karena kamera sebenarnya baru sebagian dari cerita lengkapnya yang juga melibatkan sebuah komponen krusial bernama image signal processor (ISP).

Apple merancang ISP-nya sendiri, demikian pula Samsung dan Google, dan mereka sudah sangat berpengalaman di bidang ini. Itulah mengapa hasil foto kamera iPhone 7, Galaxy S8 dan Google Pixel bisa digolongkan sebagai yang terbaik saat ini. Kesimpulannya, walaupun sensor kamera yang dipakai sama, hasilnya bisa berbeda karena kualitas ISP itu tadi.

Untuk itu, ARM selaku perusahaan di balik desain arsitektur prosesor semua smartphone merasa perlu turun tangan dalam misi meningkatkan kualitas kamera ponsel. Mereka pun memutuskan untuk mengembangkan ISP-nya sendiri, dikemas dalam sebuah chip bernama Mali-C71.

Begitu superiornya kemampuan chip Mali-C71 dalam mengolah gambar, ARM sebenarnya menarget ranah pengembangan mobil kemudi otomatis / ARM
Begitu superiornya kemampuan chip Mali-C71 dalam mengolah gambar, ARM sebenarnya menarget ranah pengembangan mobil kemudi otomatis / ARM

Chip ini sendiri sebenarnya diciptakan untuk digunakan dalam pengembangan mobil kemudi otomatis, dimana kemampuannya mengolah gambar dengan sangat andal memegang peran penting dalam memberikan mobil-mobil itu kesadaran akan kondisi di sekitarnya. Pun begitu, ARM rupanya juga sudah merilis ISP ini untuk mitra-mitra pengembang prosesornya – Qualcomm salah satunya.

Secara teknis, ISP rancangan ARM ini akan menjalani 15 langkah selama proses pengambilan gambar. Langkah-langkah itu di antaranya adalah de-noising, de-mosaicing, dead pixel correction dan tone mapping. Sederhananya, semua langkah ini akan sangat berpengaruh pada hasil akhir foto yang ditangkap kamera smartphone.

Lalu ketika semua smartphone nantinya menggunakan sensor buatan Sony dan ISP rancangan ARM, apakah hasil foto kameranya bakal identik? Tidak, karena vendor smartphone nantinya dipersilakan untuk mengoptimalkan ISP-nya sendiri lebih lanjut.

Singkat cerita, inisiatif ARM ini diyakini bisa meningkatkan kualitas kamera smartphone secara luas, bukan cuma brandbrand yang selama ini menduduki kasta tertinggi saja.

Sumber: The Verge. Gambar header: Pixabay.