Rencana Ekspansi Regional Style Theory Usai Kantongi Pendanaan Seri B

Diluncurkan pada 2016 di Singapura oleh Raena Lim dan Chris Halim, platform penyewaan produk fesyen, Style Theory, hadir menawarkan opsi penyewaan lebih dari 50 ribu koleksi busana yang dapat diakses melalui aplikasi. Perusahaan mengakuisisi pengguna berdasarkan langganan bulanan dan resmi hadir di Indonesia sejak tahun 2017 lalu.

Kepada DailySocial, CEO Chris Halim mengungkapkan, Style Theory diciptakan berdasarkan pengalaman rekan-rekan mereka yang kesulitan mencari busana yang ideal untuk berbagai kesempatan. Perusahaan ingin mengurangi konsumsi busana (dalam bentuk pembelian) di kalangan masyarakat, yang diharapkan pada akhirnya berpengaruh ke lingkungan.

“Style Theory ingin menghadirkan solusi kepada semua dengan pilihan busana sewaan yang beragam. Kami juga ingin membantu perempuan yang memiliki kecintaan tersendiri terhadap fesyen. Kami menawarkan produk pilihan dari berbagai pengguna. Dengan konsep penyewaan, pengguna bisa menghemat pengeluaran mereka hingga 10 kali lipat.”

Untuk mengonsumsi layanan tanpa batas, konsumen membayar biaya bulanan Rp590 ribu. Selain layanan berlangganan, Style Theory juga memiliki model biaya on-demand dengan pelanggan membayar biaya sewa satu pakaian tanpa perlu berlangganan. Konsep penyewaan yang berkelanjutan menjadi prioritas strategi monetisasi Style Theory.

Saat ini Style Theory telah memiliki lebih dari 13 ribu pengguna yang tersebar di Indonesia, Singapura, hingga Hong Kong. Perusahaan juga memiliki lebih dari 2.000 tas desainer (eksklusif untuk pasar Singapura) dengan basis lebih dari 200.000 pengguna.

Rencana setelah pendanaan

Awal bulan Desember lalu Style Theory mengantongi pendanaan putaran Seri B yang dipimpin SoftBank Ventures Asia. Turut berpartisipasi investor baru The Paradise Group dan investor terdahulu Alpha JWC Ventures. Total investasi yang diperoleh mencapai $15 Juta (lebih dari 209 miliar Rupiah).

Dana segar tersebut akan digunakan perusahaan untuk melanjutkan ekspansi Style Theory di skala regional tahun depan, meningkatkan kualitas platform teknologi, dan memperluas daftar inventori.

Fokus lain perusahaan adalah menambah kategori, termasuk tas, untuk meningkatkan pengalaman pengguna, terutama di Singapura dan Indonesia.

“Kami ingin mengubah cara orang mengkonsumsi fesyen dengan penuh perhatian dan bertanggung jawab. Kami ingin mempromosikan gaya hidup berkelanjutan secara finansial dan tidak boros. Kami ingin pelanggan kami menjadi advokat sendiri ketika mereka melihat peningkatan dalam pola konsumsi mereka, dengan demikian bisa tercipta komunitas pecinta fesyen untuk mereka yang menyukai fesyen,” tutup Chris.

Application Information Will Show Up Here

Travelio Announces Samsung Venture as Part of Its Series B Funding

Travelio prop-tech startup today (12/12) has announced new participant for its series B round. The one joining the board of investors is Samsung Venture Investment Corporation. It marks the second investor in this investment – the previous one is Pavilion Capital.

On the first announcement of series B round on mid-November 2019, Travelio has secured capital funds of 253.6 billion Rupiah. This round was led by Pavilion Capital and Gobi Partners. In addition, investors from the previous round also participated, namely Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, and PT Surya Semesta Internusa Tbk.

In Indonesia, Travelio is Samsung Venture’s second portfolio. They’re previously involved in Gojek’s series E round in 2018.

Through this announcement, Samsung Venture also mentioned the plan to make more aggressive maneuvers investing in Southeast Asia for more years to come.

“We’re very lucky to have Samsung as one of the shareholders. The history and its capacity will help us manage to be globally recognized and have a good reputation,” Travelio’s Co-Founder & CEO, Hendry Rusli said.

It’s also said that the additional capital from Samsung Venture will be focused to accelerate the company’s growth in 2020. It includes expanding integration and partnership with networks of conglomerates, technology, and electronics ecosystem in Samsung.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Travelio Umumkan Partisipasi Samsung Venture dalam Putaran Pendanaan Seri B

Startup proptech Travelio hari ini (12/12) mengumumkan partisipan baru dalam putaran pendanaan seri B mereka. Kali ini yang bergabung adalah Samsung Venture Investment Corporation. Artinya sudah ada dua investor baru terlibat dalam investasi – sebelumnya ada juga Pavilion Capital.

Pada pengumuman pertama pendanaan seri B pertengahan November 2019, Travelio mendapatkan suntikan modal senilai 253,6 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Pavilion Capital dan Gobi Partners. Selain Gobi, investor di babak sebelumnya yang turut terlibat adalah Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Di Indonesia, Travelio adalah portofolio kedua Samsung Venture. Sebelumnya mereka terlibat dalam pendanaan seri E Gojek di tahun 2018 lalu.

Bersamaan dengan ini, pihak Samsung Venture juga mengatakan akan bermanuver lebih agresif untuk berinvestasi ke startup Asia Tenggara di tahun mendatang.

“Kami sangat beruntung mendapati Samsung sebagai salah satu pemegang saham. Rekam jejak dan keahlian mereka akan membantu mengarahkan kami menjadi perusahaan yang diakui secara global dan memiliki reputasi baik,” sambut Co-Founder & CEO Travelio Hendry Rusli.

Turut disampaikan, tambahan investasi dari Samsung Venture akan difokuskan untuk mempercepat target pertumbuhan perusahaan di tahun 2020. Termasuk dengan memperluas integrasi dan kemitraan dengan jaringan konglomerat, teknologi, dan ekosistem elektronik yang dimiliki Samsung.

Application Information Will Show Up Here

Amartha Announces Series B Funding Led by Line Ventures

The p2p lending service, Amartha announced series B funding led by Line Ventures with undisclosed amount. Participated also other investors, such as Bamboo Capital Partners, UOB Ventures Management, PT Teladan Utama, and PT Medco Intidinamika.

Line Ventures, has some startup portfolios in Indonesia, including HappyFresh, IDN Media, and Warung Pintar.

Meanwhile, UOB Ventures invests in Amartha through its entity, Asia Impact Investment Fund I. The fund is specifically raised for Southeast Asia and China’s startup growth. To date, there are nine startups in its portfolios, including Halodoc and Ruangguru.

Amartha’s Founder and CEO, Andi Taufan Garuda Putra said, the fresh money will be distributed for business expansion across Indonesia, in order to empower more women and families in the rural area.

“By expanding coverage throughout Indonesia, Amartha also expects to accelerate financial inclusion through digital financial innovation, also to stay true to their vision, equal welfare across Indonesia,” he said in an official statement.

Line Ventures’ Director of Investment, James Lim added, he was eager to join Amartha’s mission in bringing social impact and financial inclusion throughout Indonesia.

“With Amartha’s solid management team and always striving to meet the highest standards of authority regulations, also in its capacity with technology and operations, Amartha is in a good position to maintain and promote more healthy socio-economic welfare,” Lim said.

amartha

Amartha has distributed Rp1.6 trillion funding to more than 343 thousand partners in 5,200 villages in Java and Sulawesi. The company develops technology platforms and algorithms to automate operational aspects, services, and safe and accurate credit assessment systems.

The company also implements a joint responsibility system for partners to build social cohesion and reduce the default rate. All the methods used by Amartha, are said to have proven to reduce the poverty level of their partners, even in the 2019 CFDS report, which significantly increased the income of micro-entrepreneurs women.

The last time, Amartha announced Series A funding in 2017 led by Mandiri Capital Indonesia worth $2 million (over 26 billion Rupiah). Lynx Asia Partners, Beenext and Midplaza Holding also participated in this round.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Amartha Umumkan Perolehan Pendanaan Seri B yang Dipimpin Line Ventures

Layanan p2p lending Amartha mengumumkan perolehan dana seri B yang dipimpin Line Ventures dengan nominal yang tidak disebutkan. Investor lain yang turut berpartisipasi diantaranya Bamboo Capital Partners, UOB Ventures Management, PT Teladan Utama, dan PT Medco Intidinamika.

Line Ventures, punya beberapa portofolio startup di Indonesia, di antaranya HappyFresh, IDN Media, dan Warung Pintar.

Sementara, UOB Ventures sebelumnya masuk ke Amartha lewat entitasnya, Asia Impact Investment Fund I. Pendanaan yang khusus dibentuk untuk growth startup di Asia Tenggara dan Tiongkok. Sejauh ini ada sembilan startup yang masuk ke dalam portofolionya, termasuk Halodoc dan Ruangguru.

Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, pendanaan akan digunakan untuk ekspansi bisnis ke seluruh Indonesia, agar dapat memberdayakan lebih banyak lagi perempuan dan keluarga di pedesaan.

“Dengan memperluas jangkauan ke seluruh pelosok negeri, Amartha juga berharap dapat mempercepat inklusi keuangan melalui inovasi keuangan digital dan mewujudkan visi kami yaitu kesejahteraan merata bagi Indonesia,” kata Taufan dalam keterangan resmi.

Direktur Investasi Line Ventures James Lim menambahkan, pihaknya bersemangat untuk bergabung dengan misi Amartha dalam membawa dampak sosial dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.

“Dengan tim manajemen Amartha yang solid dan selalu berusaha keras untuk memenuhi standar tertinggi peraturan otoritas, ditambah dengan kekuatannya dalam teknologi dan operasional, Amartha berada dalam posisi yang baik untuk memelihara dan mempromosikan kesejahteraan sosial ekonomi yang lebih sehat,” kata Lim.

Saat ini Amartha telah menyalurkan pendanaan Rp1,6 triliun kepada lebih dari 343 ribu mitra di 5.200 desa di Jawa dan Sulawesi. Perusahaan mengembangkan platform teknologi dan algoritma untuk mengotomatiskan aspek operasional, layanan, dan sistem penilaian kredit yang akurat dan aman.

Perusahaan juga mengimplementasikan sistem tanggung renteng kepada para mitra guna membangun kohesi sosial dan menekan angka gagal bayar. Seluruh metode yang dipakai Amartha, disebutkan terbukti mengurangi tingkat kemiskinan mitranya, bahkan dalam laporan CFDS tahun 2019, berhasil meningkatkan pendapatan perempuan pengusaha mikro secara signifikan.

Amartha terakhir kali mengumumkan pendanaan Seri A pada 2017 yang dipimpin oleh Mandiri Capital Indonesia senilai $2 juta (lebih dari 26 miliar Rupiah). Di dalam putaran ini juga diikuti oleh Lynx Asia Partners, Beenext dan Midplaza Holding.

Application Information Will Show Up Here

Travelio Announces Series B Funding Worth of 253.8 Billion Rupiah

A technology property (proptech) startup, Travelio, today (11/14) announced series B funding worth of $18 million or around 253.8 billion Rupiah. This round was led by Pavilion Capital and Gobi Partners. Participated also the previous investors, including Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, and PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Travelio was founded by Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, and Christie Tjong, with services of apartment and house rent that is said to reach various cities in Indonesia. The tenants have options for daily, monthly, or yearly stay.

Previously, the company has secured Series A funding in mid-2018 worth of 56 billion Rupiah. This year, they become part of Gojek Xcelerate, a business accelerator program held by Gojek.

The fresh money will be focused on accelerating business growth, with the ambition to be the leading player for the online real estate platform in Indonesia. It is to be realized through marketing improvement, talent acquisition, and the new vertical development to serve tenants and landlords.

The new product is currently in development for interior design platform, tenant’s daily needs, payment transaction, and logistics. The innovative step is necessary for Travelio amidst the tight competition in the related landscape.

Indonesia’s property business dynamic is expanding, following the urban needs of temporary residence. Recently, 99.co decided to create a joint venture with REA Group, signed a synergy with the Rumah123 platform in Indonesia. Previously, 99.co has acquired UrabnIndo and merged the property listing to its service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Travelio Umumkan Pendanaan Seri B Senilai 253,8 Miliar Rupiah

Startup di bidang penyewaan properti (proptech) Travelio hari ini (14/11) mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai $18 juta atau setara 253,8 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin oleh Pavilion Capital dan Gobi Partners. Investor sebelumnya dikatakan turut terlibat, termasuk Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Travelio didirikan Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, dan Christie Tjong, layanannya penyewaan rumah tinggal dan apartemen yang diusung sudah menjangkau berbagai kota di Indonesia. Penyewa dapat memilih opsi tinggal harian, bulanan, atau tahunan.

Sebelumnya perusahaan juga membukukan pendanaan seri A pada pertengahan tahun 2018 lalu dengan nilai 56 miliar Rupiah. Tahun ini mereka juga menjadi bagian Gojek Xcelerate, program akselerator bisnis yang diselenggarakan oleh Gojek.

Dana segar yang baru diperoleh akan difokuskan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, dengan ambisi menjadi pemimpin pasar untuk platform real estate online di Indonesia. Realisasinya dengan peningkatan kegiatan pemasaran, perekrutan anggota tim, hingga pengembangan vertikal produk baru untuk melayani penyewa dan pemilik properti.

Saat ini produk baru yang tengah dalam proses pengembangan ada platform desain interior, pemenuhan kebutuhan harian penghuni, pembiayaan pembayaran, hingga layanan logistik. Langkah inovatif Travelio memang diperlukan di tengah persaingan ketat di lanskap terkait.

Dinamika bisnis penyewaan properti di Indonesia terus menggeliat seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat urban akan hunian sementara. Beberapa waktu lalu, 99.co memutuskan untuk membentuk joint venture bersama REA Group, menyepakati sinergi dengan platform Rumah123 di Indonesia. Sebelumnya 99.co juga mengakuisisi UrbanIndo dan telah menyatukan listing properti ke layanannya.

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Bags 190 Billion Rupiah Funding from Credit Saison

The p2p lending, KoinWorks, announces Series B and Series B2 funding worth of SG$18.5 million (around 190 billion Rupiah) from Credit Saison through its new CVC named Saison Capital.

KoinWorks’ CEO and Co-Founder, Benedicto Haryono said in the official release that the fresh money is to be focused on the financial product development to help digital SMEs or social commerce to access funds for the business requirements.

“65% of Indonesian GDP comes from SMEs and 92% SMEs are using social media to run their business. [..] Ironically, there are few social commerce still having difficulty to access funds for business development due to the incomplete document [..],” he said.

KoinWorks’ Executive Chairman and Co-Founder, Willy Arifin added, the company has made a commitment to focus on Indonesian government by providing easy financial access to the digital SMEs as the growing ecosystem and the biggest contributor to Indonesian GDP.

In fact, the Series B funding has started since June 2019. The company already secured $16.5 million (around 170 billion Rupiah) led by EV Growth and Quona Capital. Previously in Series A, Quona Capital had first contributed in Series A+ with undisclosed value. KoinWorks has MCI to start the Series A round at Rp230 billion.

Saison Capital Debut in Indonesia

Saison Capital is a special CVC created by Credit Saison to run the international investment. They’ve prepared up to $55 million (around 770 billion Rupiah) to invest in fintech startups in India and Southeast Asia focused on the unbanked and underbanked.

KoinWorks is the first portfolio from Indonesia in this fund.

Saison Capital is to invest in six to eight startups every year with ticket size for Series A around $1 million (over 14 billion Rupiah).

All the portfolios will be part of Credit Saison ecosystem and to have access to all partners of technology and financial players.

Some of Credit Saison’s portfolios in Indonesia, such as Grab and ShopBack. They’re also the Limited Partners for CyberAgent Ventures, East Ventures, Strive (rebrand from Gree Ventures), and Beenext.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Terima Pendanaan 190 Miliar Rupiah dari Credit Saison

Pemain p2p lending KoinWorks mengumumkan perolehan tambahan pendanaan Seri B dan Seri B2 senilai SG$18,5 juta (setara 190 miliar Rupiah) dari Credit Saison lewat CVC khusus dinamai Saison Capital.

Dalam keterangan resmi, CEO dan Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan pendanaan terbaru akan difokuskan untuk mengembangkan produk finansial agar dapat membantu UKM digital maupun social commerce dalam mengakses pembiayaan untuk kebutuhan perkembangan bisnisnya.

“Sebesar 65% PDB Indonesia disumbang dari para pelaku UKM dan sebesar 92% UKM di Indonesia telah memanfaatkan jaringan sosial dalam menjalankan bisnisnya. [..] Ironinya, masih banyak pelaku social commerce terkendala saat mendapatkan akses pembiayaan untuk pengembangan bisnis karena kurangnya kelengkapan dokumen [..],” terangnya.

Executive Chairman dan Co-Founder KoinWorks Willy Arifin menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk mendukung fokus pemerintah Indonesia dengan memberikan kemudahan layanan keuangan terhadap UKM digital yang terus berkembang dan menjadi kontributor PDB terbesar di Indonesia.

Sebenarnya, putaran pendanaan Seri B sudah dimulai pada Juni 2019. Perusahaan mengantongi dana senilai $16,5 juta (sekitar 170 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh EV Growth dan Quona Capital. Sebelumnya pada putaran Seri A, Quona Capital telah berpartipasi dalam pendanaan Seri A+ dengan nilai dirahasiakan. MCI mengawali putaran pendanaan Seri A di KoinWorks senilai Rp230 miliar.

Debut Saison Capital di Indonesia

Saison Capital adalah CVC khusus yang dibangun Credit Saison untuk pendanaan internasionalnya. Alokasi dana yang disiapkan mencapai $55 juta (sekitar 770 miliar Rupiah) untuk investasi ke startup fintech di Asia Tenggara dan India yang fokus pada nasabah unbanked dan underbanked.

KoinWorks menjadi portofolio pertamanya dari Indonesia untuk fund ini.

Saison Capital akan berinvestasi antara enam hingga delapan startup tiap tahunnya dengan ticket size pendanaan Seri A maksimal $1 juta (lebih dari 14 miliar Rupiah).

Seluruh portofolionya akan menjadi bagian dari ekosistem Credit Saison dan bakal memiliki akses ke mitra seluruh pemain keuangan dan teknologi.

Beberapa portofolio Credit Saison yang sudah beroperasi di Indonesia adalah Grab dan ShopBack. Mereka juga menjadi LP di CyberAgent Ventures, East Ventures, Strive (rebrand dari Gree Ventures), dan Beenext.

Application Information Will Show Up Here

UangTeman Closes Series B Round Worth of 143 Billion Rupiah, Planning for Expansion and Acquisition

The financial technology startup UangTeman announced the first round of Series B funding – named series B. There are new faces, including KDDI Open Innovation Fund and Global Brain Corporation. Some investors from the previous round also involved.

They also informed the second round (series B2) should be closed by October 2019. In this round, Spiral Ventures will take the lead. The whole series B is to make $10 million or 143 billion Rupiah.

Spiral Ventures’ CEO, Yuji Horiguchi said on this round that they are going all out through the current experience and skill to support UangTeman current development.

“In Indonesia, the online loan industry has become a part of social infrastructure. By following the path of UangTeman, we can have a better understanding and making a further contribution to support and creating effective social infrastructure for SMEs in Indonesia,” he said.

Acquisition, diversification and expansion

UangTeman has acquired an official license from Financial Service Authority (FSA) on May 2019, after passing through the whole series of the auditing process. Furthermore, this momentum is to create product diversification. In a specific way is to distribute online loans focused on productive micro business.

Diversification will be made through the acquisition of another online loan company which is already registered on OJK. The name is still undisclosed but the product coverage includes invoice financing and payroll distribution. The process is to be finished by September 2019.

In addition, UangTeman is planning a strategic step to expand to the Philippines. They are currently in the process of getting a license from the local financial service regulator. In order to increase penetration in Southeast Asia, they also plan for Series C in 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here