Ivosights Luncurkan Aplikasi “Tania”, Agregasi Kanal Digital Layanan Pelanggan

Pengembang platform customer engagement Ivosights baru-baru ini meluncurkan produk terbarunya yang diberi nama Tania. Produk ini merupakan sebuah aplikasi agregator yang dapat menghubungkan pemilik brand dengan pelanggan, atau disebut dengan customer touchpoint. Aplikasi ini dibuat di platform Android, diharapkan dapat merangkul lebih banyak konsumen.

“Tania dikembangkan untuk memudahkan konsumen dalam berinteraksi dengan brand, tanpa kebingungan mencari dan menentukan akun resmi brand tertentu,” ujar CEO Ivosights Elga Yulwardian.

Saat ini Tania menghubungkan konsumen langsung ke email dan akun-akun resmi brand di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Google+. Menariknya Tania telah melakukan kurasi dan verifikasi terhadap brand tersebut, sehingga dipastikan konsumen terhubung dengan kanal yang benar. Tania sendiri didesain untuk dapat mengakomodasi saran, pertanyaan/permintaan, dan komplain terkait layanan atau produk yang digunakan konsumen,

“Saat ini ada 850 brand dari 35 sektor industri yang dapat diakses melalui Tania, dan jumlah ini akan terus meningkat,” lanjut Elga.

Sebelumnya Ivosights meluncur menawarkan tiga platform unggulan untuk pengelolaan pelayanan konsumen di media sosial, yakni Digital Monitoring Platform, Social Customer Care Platform, dan Automation Social CRM Platform. Dengan solusi end-to-end yang dihadirkan, Ivosights berharap bahwa layanannya dapat menjadi alternatif produk dalam negeri untuk pemasaran digital. Selama ini bisnis kebanyakan menggunakan layanan seperti Zendesk untuk memonitor seluruh aktivitas pemasaran media sosial mereka.

Menangani konsumen di media sosial tidak mudah

Media sosial memang efektif untuk mendekatkan brand dengan konsumennya, karena rata-rata konsumen digital saat ini sangat erat dengan penggunaan media sosial. Namun apakah semudah itu dalam implementasinya? Jika melihat praktik yang banyak dilakukan oleh brand besar yang ada saat ini dalam menangani keluhan pelanggan via media sosial, cukup rumit. Pasalnya setiap pelanggan itu unik, dan memiliki sifat yang sangat berbeda. Poin ini yang sulit untuk diakomodasi oleh teknologi, di luar kecepatan respons yang mungkin dilakukan.

Namun beberapa waktu lalu Ivosights juga sudah menjalin kerja sama khusus dengan LIPI. Salah satu target capaiannya ialah untuk menghadirkan sebuah sistem yang mampu mengenali sentimen (positif atau negatif) perilaku pengguna media sosial dalam kaitannya dengan layanan pelanggan. Pada dasarnya otomatisasi seperti ini sangat mungkin dilakukan, mengingat sekarang konsep seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, ataupun Data Science sudah sangat riil.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Media Sosial untuk Startup

Kendati dinilai sangat efektif, melakukan pemasaran digital ternyata tidak mudah –tepatnya memerlukan taktik yang sesuai, pasalnya ketika sebuah brand terjun ke dunia digital, maka mereka pun akan dihadapkan pada persaingan yang cukup rumit. Sebagai bisnis yang memfokuskan pada inovasi digital, penting bagi startup untuk merumuskan strategi terbaiknya dalam melakukan pemasaran digital. Salah satu kanal pemasaran digital yang paling efektif saat ini tak lain adalah media sosial.

Untuk membahas bagaimana sosial media dapat memberikan dampak terhadap pemasaran startup, sesi diskusi mingguan DailySocial dalam #SelasaStartup (7/11) menghadirkan CEO Bangwin Consulting Abang Edwin sebagai narasumber. Pria yang akrab disapa Bangwin tersebut membawakan presentasi bertajuk “Social Media for Startup”, berisi kiat startup meningkatkan awareness produk melalui media sosial.

Memulai dengan mengenalkan produk

Salah satu strategi yang dapat dioptimalkan melalui media sosial ialah untuk menarik perhatian konsumen atau klien. Caranya ialah dengan melempar berbagai isu yang umum dihadapi oleh pangsa pasar, kemudian menawarkan produk atau solusi yang digarap. Respons terbaik di media sosial salah satunya saat masyarakat menunjukkan ketertarikannya terhadap produk atau layanan yang dipublikasikan, terlebih di sana mampu menghadirkan diskusi terkait permasalahan tadi.

“Peran media sosial supaya banyak orang yang mengenal produk dari perusahaan yang ditampilkan, sehingga nantinya memiliki hubungan dengan pengguna dan memberi respons positif terhadap produk kita,” ujar Bangwin.

Strategi media sosial untuk startup

Ada dua hal yang dipaparkan oleh Bangwin terkait strategi startup dalam meningkatkan performa pemasaran digital melalui media sosial, yakni One Time Set-up dan Daily Engagement. One Time Set-up berkaitan dengan cara startup mematangkan identitas berkaitan dengan brand atau merek produknya. Identitas startup di media sosial harus kuat, bahkan harus dihubungkan untuk setiap aktivitas yang dilakukan. Penguatan tersebut bisa dilakukan melalui optimasi laman profil ataupun konten yang dipublikasikan.

Daily Engagement berkaitan dengan bagaimana media sosial dapat menjadi medium berkomunikasi antara startup dengan konsumennya. Semakin banyak perbincangan yang terjadi, maka skor untuk Daily Engagement semakin bagus. Bagian terpenting di sini ialah konteks, tentang konsistensi konten dan strategi media sosial dalam memberikan pesan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pengikut di media sosial. Setiap posting di media sosial akan memiliki nilai yang disebut Rate Impressions.

Kreativitas konten berperan sentral

Trigger utama bagi konsumen untuk tertarik berdiskusi melalui media sosial ialah konten. Tidak harus terlalu kaku mempromosikan produk atau layanan secara terus menerus, kadang perlu disisipi dengan konten umum yang menggugah, misalnya kutipan, konten visual, kuis dan sebagainya. Namun perlu diperhatikan dengan mayoritas pengikut di media sosial tersebut.

“Intinya agar mereka tahu bahwa brand atau produk yang startup berikan sesuai dengan yang mereka butuhkan. Melalui gambar dan fakta dari media sosial yang diberikan mempengaruhi kepribadian produk itulah ide yang seharusnya terjadi banyak peminat,” lanjut Bangwin.

Tujuan utama media sosial memastikan pengunjung untuk lebih tertarik dengan produk yang dimiliki. Termasuk membuat brand yang dimiliki lebih dikenal, bahkan memberikan kesan sehingga secara tidak langsung kadang konsumen turut membantu mempromosikan kepada lingkungannya.

Laporan GetCRAFT: Meningkatnya Penggunaan Media Sosial, “Influencer”, dan “Native Ads” untuk Kegiatan Pemasaran

Untuk memberikan gambaran jelas tentang kegiatan pemasaran secara online, GetCRAFT, platform yang memenuhi kebutuhan content marketing, influencer marketing dan native ads, meluncurkan survei yang berjudul Indonesia Native Advertising & Influencer Marketing Report 2018.

Dalam survei tersebut disebutkan Instagram merupakan platform media sosial populer saat ini (97%) di kalangan influencer, disusul Twitter (67%). Sementara kehadiran influencer masih menempati pilihan pertama perusahaan menyalurkan kegiatan pemasaran, disusul dengan iklan berbayar secara online. Laporan yang dibuat berdasarkan tiga survei terpisah ini ditujukan untuk brand, agensi, penerbit, media hingga influencer.

Media sosial dan kehadiran influencer

Salah satu platform yang paling banyak digunakan brand dan perusahaan melakukan kegiatan pemasaran dan membina relasi serta engagement dengan pengguna adalah melalui media sosial.

Sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan cukup tinggi terkait dengan penggunaan mobile internet, yaitu 47% (123 juta orang) dan penggunaan internet secara keseluruhan sekitar 51% (133 juta orang), laporan GetCraft menyebutkan media sosial yang paling aktif digunakan adalah YouTube sebanyak 49%, disusul Facebook sebanyak 48%, Instagram 39%, Twitter 38%, Whatsapp (38%), FB Messenger (31%), Line (30%), Linkedin (28%), BBM (26%), Pinterest (22%) dan WeChat (21%).

Selain platform iklan berbayar seperti Google Adwords, Facebook Ads, dan lainnya, kehadiran para influencer di media sosial juga sudah memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari platform berbayar yang ada. Kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer berupa engagement yang dilakukan individu yang memiliki jumlah pengikut yang besar di akun media sosial. Dalam bentuk percakapan, brand dan perusahaan menyematkan konten pemasaran yang beragam, mulai dari gambar, video, hingga blog.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan Instagram merupakan platform paling favorit digunakan para influencer untuk melancarkan kegiatan pemasaran dan terbilang paling ampuh. Sebanyak 97% influencer memanfaatkan Instagram, disusul dengan Twitter 67%, Youtube 33%, dan Facebook sebanyak 30%.

Penggunaan native ads yang makin populer

Laporan menarik lainnya yang juga disampaikan oleh GetCRAFT adalah penggunaan native ads yang makin banyak dipilih brand dan perusahaan untuk kegiatan pemasaran. Format native ads yang fleksibel menyatu dengan konten, memberikan kesempatan advertiser untuk mempromosikan konten. Contohnya adalah opsi untuk mendorong posting di Facebook, iklan berbayar di mesin pencari Google, hingga listing promosi di layanan e-commerce.

Definisi native ads sendiri yang dijabarkan dalam laporan tersebut adalah iklan berbayar yang memiliki kesamaan dari sisi format, fungsi hingga kualitas dari konten di media. Biasanya konten ini tidak terkesan “hard sell” namun menyatu dengan topik layaknya sebagai pendukung dari konten tersebut.

Di tahun 2018 nanti diprediksi brand dan perusahaan bakal lebih fokus di penggunaan native ads. Tercatat budget yang dialokasikan brand untuk native ads (dibanding total biaya pemasaran) akan mencapai 16% pada tahun 2018, dibandingkan 9% pada tahun 2017.

Kembangkan Analisis​ ​Sentimen​ ​Percakapan​ ​di​ ​Media​ ​Sosial, Ivosights Jalin Kerja Sama dengan LIPI

Untuk menganalisis percakapan netizen di media sosial, Ivosights, startup yang menawarkan solusi end-to-end dan mitigasi untuk mendukung kesuksesan perusahaan menjangkau lebih banyak pelanggan, mengumumkan kerja sama strategis dengan Lembaga​ ​Ilmu​ ​Pengetahuan​ ​Indonesia (LIPI)​. Kerja sama strategis ini, dalam setahun ke depan, menurut CEO​ dan ​Co​-founder​ ​Ivosights Elga​ ​Yulwardian, nantinya tidak hanya menguntungkan bagi Ivosights namun juga untuk LIPI.

Kepada DailySocial, Elga mengungkapkan LIPI memiliki potensi besar untuk dapat mendukung startup lainnya di Indonesia. LIPI pun mendapat keuntungan insights market needs sekaligus sharing data dan resources.

“LIPI ternyata memiliki banyak riset menarik yang sangat relevan dengan produk dan platform dari Ivosights. Salah satunya adalah sentiment analysis (digital monitoring/listening tool) dan voice to text. Dengan tenaga ahli dan fasilitas yang sangat baik, kami yakin bisa bersinergi untuk sharing effort dan resources dalam penelitian yang sama,” kata Elga.

Kerja​ ​sama​ ​ini​ ​diklaim merupakan​ ​yang​ ​pertama​ ​kali​ ​di​ ​Indonesia,​ ​dalam​ ​hal​ ​penelitian​ ​dan pengembangan​ ​analisis​ ​sentimen. Nantinya LIPI bersama Ivosights berupaya untuk memahami​ ​dan​ ​menganalisis​ ​data​ ​percakapan​ ​di​ ​media sosial​ ​lebih​ ​dalam​ ​lagi.

Mengukur Sentimen negatif dan opini publik

Makin masifnya pengguna media sosial untuk mengajukan keluhan, opini terbuka menyulitkan perusahaan untuk bisa mengontrol komentar negatif tersebut. Bagi​ ​perusahaan,​ ​data​ ​tersebut​ ​merupakan​ ​sumber​ ​informasi​ ​penting​ ​untuk mengetahui​ ​tanggapan​ ​masyarakat​ ​atas​ ​merek​ ​produk,​ ​dan​ ​layanan​ ​mereka.​ ​Begitu juga​ ​bagi​ ​partai​ ​politik​ ​atau​ ​politikus​ ​yang​ ​ingin​ ​mengukur​ ​tingkat​ ​popularitas mereka. Tetapi,​ ​mengukur​ ​suatu​ ​sentimen​ ​atas​ ​percakapan​ ​di​ ​media​ ​sosial​ ​bukanlah​ ​hal mudah.​

​Bahasa​ ​yang​ ​digunakan​ ​di​ ​media​ ​sosial​ ​umumnya​ ​bukan​ ​bahasa formal.​ Hal tersebut​ ​yang​ ​memerlukan​ ​suatu​ ​analisis​ ​agar​ ​opini​ ​media​ ​sosial​ ​itu​ ​dapat diartikan,​ ​dan​ ​dapat​ ​digunakan​ ​untuk​ ​pengambilan​ ​keputusan.

“Opini​ ​mining​ ​atau​ ​sentimen​ ​analysis​ ​adalah​ ​riset​ ​komputasional​ ​atas​ ​opini, sentimen​ ​dan​ ​emosi​ ​yang​ ​diekspresikan​ ​secara​ ​tekstual,”​ ​jelas​ ​Kepala​ ​Pusat​ ​Penelitian​ ​Informatika​ ​LIPI Dr.​ ​Yan​ ​Riyanto.

Sebagai perusahaan yang memiliki produk terintegrasi​ ​melalui​ ​tiga​ ​platform​ ​andalan​ ​yaitu Ripple10,​ ​Sociomile,​ ​dan​ ​Sociomation, kolaborasi ini diharapkan bisa meningkatkan teknologi yang telah dimiliki Ivosights.

“Jadi targetnya kami bisa meningkatkan kapabilitas akurasi sentimen salah satu platform kami, yaitu Ripple10, melalui kerja sama ini,” tutup Elga.

Hadirnya Oorth dan Kesempatan Media Sosial Lokal untuk Bersaing

Belum lama ini tersiar kabar munculnya media sosial lokal baru bernama Oorth. Tepatnya sejak awal Oktober lalu, Oorth berusaha menggabungkan kapabilitas media sosial dengan teknologi finansial (fintech). Fokusnya bukan ke pengguna personal layaknya Facebook, melainkan ke komunitas, baik untuk komunitas sosial ataupun komunitas bisnis.

Selain Feeds untuk penyebaran informasi dan Chat untuk komunikasi, Oorth juga dilengkapi dengan fitur Donasi dan Digital Wallet. Menarik, menggabungkan Digital Wallet, memungkinkan pengguna dapat melakukan transaksi langsung dari platform media sosial tersebut. Namun demikian layanan ini belum resmi diluncurkan.

Berbincang tentang media sosial lokal, mungkin di benak kita langsung terbesit sebuah pertanyaan, “apa iya kita masih butuh inovasi berbasis media sosial tatkala Facebook, Twitter dan sebagainya sudah sangat mendominasi pasar di sini?”. Untuk itu kami berbincang dengan pengamat media sosial.

Pertama kami menghubungi Wiku Baskoro selaku pengamat media sosial. Ia mengungkapkan, bahwa pada dasarnya masih ada kesempatan untuk inovasi media sosial baru.

“Semua masih tergantung tujuan, bila lebih spesifik kemungkinan untuk scalling bakal besar peluangnya,” ujar Wiku.

Tujuan spesifik bisa jadi menghadirkan tren baru, karena uniknya memang pengguna di Indonesia bisa dengan mudah mengadopsi cara-cara baru dalam mengonsumsi konten digital.

Kami juga menghubungi pakar dari ICT Institute, Heru Sutadi. Ia menjelaskan kehadiran media sosial lokal sesungguhnya juga dapat menjadi antisipasi bilamana media sosial mainstream diblokir pemerintah atau mereka “ngambek” tidak memberikan layanan di Indonesia. Dengan alternatif, masyarakat bisa memilih mana media sosial yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakter lokal.

Oorth ingin menghadirkan layanan yang sistematis

CEO Oorth Krishna Adityangga menjelaskan, dirinya sangat optimis aplikasi ini dapat dinikmati dengan fitur terbaik yang dimilikinya. Selain memanfaatkan kapabilitas e-wallet –sesuatu yang cukup baru untuk pengguna media sosial di Indonesia—pendekatan ke komunitas juga dinilai akan menjadi nilai plus, karena konsep bermedia sosial yang ingin disajikan sebisa mungkin sesuai dengan kearifan budaya lokal. Akan ada inovasi yang segera dihadirkan.

Meski terlihat baru sebagai media sosial, Oorth ternyata memiliki keunikan dibanding aplikasi media sosial yang sudah ada. Menggunakan fitur E-Wallet dan Organize, kegiatan komunitas dapat mengatur keuangan secara sistematis yang dapat terlihat lengkap rekapitulasi semua arus keuangan.

“Sejak diumumkan secara perdana, saat ini user dalam aplikasi Oorth sudah lebih dari 7 ribu pengguna dan memiliki 200 lebih komunitas yang dibentuk oleh pengguna itu sendiri. Kami berharap dengan pembaharuan secara berkala melalui memantapkan fungsi dan fitur, akan semakin menambah pengguna Oorth dalam waktu dekat ini,” jelas Krishna.

Saat ini Oorth baru bisa digunakan di platform Android dan akan rilis di awal tahun 2018 untuk versi iOS, sekaligus fitur yang lebih kompleks pada sistem Android.

Application Information Will Show Up Here

Empat Cara Tepat Mengelola Akun Media Sosial Bisnis

Media sosial sudah menjadi salah satu tools yang sangat populer untuk berpromosi, membina relasi dan memberikan informasi kepada publik. Terutama jika startup Anda baru saja diluncurkan, memanfaatkan media sosial dengan benar bisa mendorong pertumbuhan bisnis hingga akuisisi pelanggan. Artikel berikut akan mengupas empat cara ampuh yang bisa dilakukan untuk membantu bisnis melalui media sosial.

Manfaatkan kalangan terdekat

Salah satu cara yang bisa dilakukan saat akun media sosial startup mulai dibuat adalah dengan mengundang kalangan terdekat seperti keluarga, teman hingga rekan kerja. Mintalah kepada mereka untuk mempromosikan produk atau layanan yang startup Anda miliki. Dengan cara tersebut yaitu merekrut dari kalangan terdekat, Anda mampu untuk menciptakan buzz yang positif, terutama bagi mereka yang telah memiliki jumlah pengikut di akun media sosial.

Manfaatkan social media tools

Saat ini tidak cukup satu saja akun media sosial yang wajib dimiliki oleh brand, dari berbagai pilihan yang idealnya terapkan berbagai kegiatan pemasaran di 2-3 akun media sosial. Agar kegiatan tersebut bisa dimonitor dan dikelola dengan mudah, manfaatkan social media management tools yang saat ini beredar dan gratis, seperti Hootsuite dan lainnya.

Perkerjakan staf media sosial

Media sosial membutuhkan perhatian ekstra setiap harinya, untuk bisa memonitor semua tren hingga perubahan yang ada idealnya perkerjakan seorang staf yang bisa mengelola akun media sosial startup. Bukan hanya memonitor dan mempublikasikan informasi atau promosi seputar brand Anda, namun staf media sosial tersebut atau yang lebih dikenal dengan Social Media Manager, harus bisa membuat konten yang kreatif, menarik dan engaging di akun media sosial tersebut, demikian juga ketika adanya krisis atau masalah yang terjadi dengan brand Anda.

Teliti semua konten media sosial

Untuk menghindari terjadinya efek negatif atau kontroversi dari brand, idealnya teliti dan periksa terlebih dahulu konten dari media sosial yang akan dipublikasikan. Dengan demikian brand Anda bisa terhindar dari respons negatif hingga pemberitaan yang buruk. Periksa juga penulisan hingga pengejaan semua konten yang akan dipublikasikan, agar bisa diterima dengan baik oleh pengikut akun media sosial Anda.

Lima Kesalahan Saat Melakukan Pemasaran Melalui Media Sosial

Media sosial saat ini sudah menjadi salah satu media paling ampuh dan banyak digunakan oleh startup untuk mempromosikan dan melakukan engagement dengan pelanggan. Namun demikian dari sekian banyak akun media sosial yang banyak beredar saat ini, masih banyak startup yang masih salah menerapkan cara yang tepat.

Artikel berikut ini akan membahas 5 kesalahan yang masih dilakukan oleh brand hingga startup saat melancarkan kegiatan promosi melalui media sosial, belajar dari CEO Tatu, agensi media sosial di Amerika Serikat.

Tidak memprioritaskan media sosial

Salah satu kesalahan yang masih banyak dilakukan oleh startup saat berencana untuk melakukan kegiatan pemasaran melalui media sosial adalah tidak memprioritaskan kegiatan ini dengan optimal dan menyerahkan pengerjaannya kepada fresh graduate atau kalangan millennial. Kebanyakan startup menganggap kalangan millennial yang baru memasuki bursa tenaga kerja saat ini memiliki pengalaman dan wawasan yang cukup baik terkait dengan media sosial, namun faktanya kurangnya pengetahuan hingga rendahnya pendekatan yang mereka kuasai terkait dengan kegiatan pemasaran, menjadikan akun media sosial Anda kurang optimal.

Untuk bisa memiliki akun media sosial yang aktif dan menarik, perkerjakan tenaga ahli yang memiliki wawasan hingga pengalaman yang cukup terkait dengan pengelolaan media sosial.

What happens on social media has real consequences for your brand. It deserves every bit as much attention as your pricing strategy or your branding.

Fokus kepada jumlah pengguna, interaksi hingga konversi

Kesalahan lain yang masih banyak dilakukan oleh startup saat melancarkan kegiatan pemasaran melalui media sosial adalah, terlalu fokus dengan hasil seperti mendapatkan pengikut dalam jumlah tertentu, jumlah like setiap postingan, click-throughs hingga conversions.

Strategi yang paling tepat saat melakukan kegiatan pemasaran melalui media sosial adalah untuk selalu “menghormati” target pengguna Anda di media sosial. Yang perlu diingat adalah kebanyakan dari mereka menggunakan media sosial untuk berbagi foto hingga informasi kepada teman hingga keluarga, sifat personal tersebut yang harus dihormati. Sehingga ketika startup Anda ingin menyisipkan sebuah info atau promo, upayakan untuk membuat kegiatan tersebut secara relevan dan tidak mengganggu target pengguna Anda saat melihat update terbaru di media sosial.

It’s great to have a narrative, but it has to have value to the people you’re talking to as well as yourself,” is how Janet expresses it.

Tidak menggunakan kalimat yang “mengajak” dan kasual

Kesalahan lain yang banyak dilakukan oleh startup hingga brand saat melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan media sosial adalah penggunaan kalimat yang terlalu “menjual” dan tidak bersifat personal. Kalimat baku yang biasa digunakan saat melakukan promosi di media konvensional kerap dilakukan. Hal tersebut dinilai salah dan tidak bersifat dua arah.

Kegiatan pemasaran yang baik adalah informasi yang bersifat seperti percakapan dan mampu mengajak target pengguna Anda masuk dan terlibat dari percakapan tersebut. Hindari kegiatan yang terlalu hard selling dan fokus kepada konten yang menarik dan engaging.

It’s about conversation, not spamming people with the same old messaging.

Tidak membuat konten yang relevan

Sebelum Anda melakukan kegiatan pemasaran melalui media sosial, kenali dulu brand Anda dan siapa target pengguna yang tepat. Kemudian lancarkan kegiatan pemasaran berupa foto, video hingga kalimat sederhana yang relevan dengan target pengguna Anda. Jangan sebarkan promosi tersebut secara acak, namun tentukan siapa pengguna media sosial yang membutuhkan dan mencari layanan atau produk startup Anda.

If it doesn’t resonate, or if they feel like it’s automated and there’s no human behind it, they are not going to respond to you.

Lebih fokus kepada kuantitas bukan kepada kualitas

Saat ini sudah banyak layanan berbayar yang bisa digunakan oleh startup hingga brand untuk mempercepat pertumbuhan akun media sosial. Dari semua layanan tersebut pastinya akan memberikan hasil yang cukup pasti mulai dari follower hingga jumlah like, namun yang perlu dicermati adalah, peningkatan jumlah tersebut belum menjamin jumlah pengikut akun media sosial Anda bakal memiliki relasi atau koneksi dengan brand yang Anda miliki. Untuk itu agar kegiatan Paid Promotion Anda bisa berjalan dengan baik secara optimal, jaga kualitas konten agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.

It doesn’t matter how big your following is. It’s about how much they care about you

Empat Cara Menumbuhkan Bisnis E-commerce Melalui Media Sosial

Meskipun saat ini toko online atau layanan e-commerce yang Anda telah memiliki cukup banyak jumlah follower dan Likes pada setiap postingan di akun media sosial, belum cukup untuk menciptakan engagement dan relasi yang long-lasting dengan pengikut Anda. Ada beberapa cara yang baiknya diterapkan agar secara organik pengikut Anda bisa mendapatkan informasi dan pastinya terus memonitor konten dari akun media sosial perusahaan Anda secara rutin.

Artikel berikut akan mengupas 4 cara menumbuhkan bisnis melalui media sosial.

Pilih jenis media sosial yang tepat untuk bisnis

Saat ini ketika beragam media sosial sudah bisa digunakan, ada baiknya untuk bisnis memilih dengan tepat media sosial apa yang paling cocok digunakan. Jika Anda melihat Instagram dan Facebook hingga Twitter sudah terlalu “mainstream” untuk menonjolkan bisnis Anda, temukan media sosial lainnya. Jika bisnis Anda bersifat “niche” tentukan dengan tepat media sosial yang akan Anda gunakan, apakah itu Tumblr, komunitas online atau yang lebih spesifik seperti Kaskus, OLX hingga Reddit. Lakukan eksperimen dan lancarkan kegiatan promosi dengan memanfaatkan media sosial yang paling sesuai untuk bisnis.

Temukan percakapan pelanggan Anda di media sosial

Saat ini sudah banyak media sosial yang menawarkan pilihan untuk brand menemukan berbagai percakapan atau conversation pelanggan terkait dengan bisnis Anda. Apakah itu dengan memanfaatkan tagar, komentar dan kata kunci atau keywords. Manfaatkan fitur-fitur tersebut dan lancarkan komunikasi secara langsung dengan menampung feedback dan membalas semua komentar terkait dengan bisnis Anda dari konsumen. Demikian juga dengan konsumen yang merasa senang dengan bisnis Anda, sampaikan rasa apresiasi dan penghargaan dengan komentar dan sampaikan juga beberapa bonus atau ajakan untuk terus memanfaatkan produk atau layanan Anda.

Jangan lupa untuk juga melakukan pendekatan dengan influencer dan brand ambassador yang relevan.

Manfaatkan rasa antusias dari pelanggan

Jika saat ini Anda sudah memiliki cukup banyak jumlah pelanggan yang setia, manfaatkan momen tersebut dengan memberikan bonus atau diskon kepada mereka melalui akun media sosial. Cara ini dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan paid advertising untuk merekrut pelanggan baru, memanfaatkan antusias pelanggan yang sudah menjadi loyal bisa membantu mengembangkan bisnis.

Buat konten menarik untuk tema tertentu

Hari-hari istimewa seperti tahun baru, hari raya hingga perayaan keagamaan lainnya bisa dijadikan momen penting untuk melancarkan kegiatan promosi. Untuk memberikan sentuhan personal, tampilkan foto bersama dengan pegawai Anda menjadi konten promosi, dengan demikian pelanggan Anda akan menjadi lebih dekat dengan brand Anda. Sesuaikan kegiatan promosi dengan target pelanggan, lakukan cara ini agar pelanggan yang relevan bisa menerima dengan baik konten promosi yang bisnis Anda lakukan, dibandingkan mengirimkan secara acak kepada pelanggan Anda.

Instagram Stories Kini Bisa Dijadikan Medium Polling

Bertambah satu lagi alasan untuk terus menggunakan Instagram Stories. Berkat update terbaru, fitur tersebut kini dapat dipakai sebagai medium polling alias pemungutan suara. Caranya sangat mudah, dan hanya melibatkan satu jenis sticker saja.

Jadi setelah mengambil foto atau video untuk diunggah ke Story, pengguna dapat memilih sticker berlabel “Poll” dan menempatkannya di mana saja mereka suka. Dari situ pengguna tinggal menuliskan pertanyaan sekaligus dua pilihan jawabannya – tidak terbatas pada “Yes” atau “No” saja.

Selanjutnya, follower Anda bisa langsung memberikan suaranya dan melihat hasilnya (dalam persentase) secara real-time. Buat Anda sendiri sebagai yang mengunggah, Anda dapat melihat hasil polling dengan mengusap layar ke atas. Di situ hasilnya akan ditampilkan berupa angka, lengkap dengan daftar lengkap para pemilihnya.

Karena diunggah dalam wujud Story, polling ini akan hilang secara otomatis setelah lewat 24 jam. Bersamaan dengan itu, Instagram juga menghadirkan sejumlah tool baru untuk membuat konten Story jadi semakin atraktif.

Instagram Stories eyedropper and alignment tool

Yang pertama adalah color picker. Jadi saat pengguna memilih warna, akan muncul sebuah icon eyedropper yang dapat digunakan untuk memilih warna apapun dari area tertentu pada foto atau video, untuk kemudian dipakai pada teks maupun coretan-coretan lainnya.

Yang kedua adalah alignment tool untuk menempatkan teks dan sticker (khusus iOS). Jadi saat pengguna sedang menempatkan teks atau sticker di atas foto atau videonya, akan muncul sebuah garis biru vertikal untuk membantu mereka menempatkannya persis di tengah.

Sumber: Instagram.

Hal-Hal yang Harus Dihindari untuk Mengoptimalkan Strategi Pemasaran Digital

Salah satu model pemasaran yang menjadi andalan bisnis di era teknologi sekarang ini adalah pemasaran digital. Dengan menyasar para pengguna teknologi digital, brand dan bisnis berlomba menyuguhkan konten pemasaran yang menarik agar kampanye mereka tepat sasaran.

Pemasaran digital dinilai menjadi sebuah metode yang ampuh, terutama untuk menyasar para generasi muda yang aktif bersosialisasi di media sosial. Meski menyimpan banyak keuntungan pemasaran digital juga tidak luput dengan kegagalan.

Berikut beberapa hal yang wajib dihindari untuk menjaga strategi pemasaran digital berjalan dengan baik.

Gagal merencanakan dan menentukan tujuan

Sama halnya dengan strategi pemasaran lain teknik pemasaran digital juga perlu didahului dengan perencanaan matang. Bisa dibilang, jika gagal merencanakan atau menentukan arah strategi pemasaran tak ubahnya kegiatan menghambur-hamburkan uang.

Untuk pemasaran digital, objektifnya harus jelas, tujuan yang ingin dicapai, dan sasaran yang ingin dituju sudah ditentukan dan dijelaskan di awal. Selain menjaga dari kegagalan strategi pemasaran, memperjelas rencana dan tujuan juga bisa menjadi cara pertama untuk mengoptimalkan pemasaran.

Tidak memperhatikan analisis

Masih ada kaitannya dengan merencanakan dan menentukan tujuan, pertimbangan dalam meluncurkan atau memulai pemasaran digital adalah analisis kebutuhan. Jangan sampai memulai strategi pemasaran digital tanpa landasan yang cukup, tanpa persiapan yang matang. Salah satu hal yang wajib adalah memperhatikan hasil analisis yang ada. Mulai dari traffic, pengguna, hingga analisis pasar.

Salah target

Yang menjadi permasalahan dari diabaikannya pengamatan atau analisis adalah salah target. Tanpa perhitungan, tanpa pertimbangan yang matang dari data-data yang terkumpul sangat kecil kemungkinan bisnis bisa menentukan target pemasaran dengan tepat. Meraba-raba hanya akan menghambat dan menghambur-hamburkan biaya pemasaran. Untuk optimal, target harus tepat dan akurat.

Terburu-buru mengikuti tren

Tanpa perhitungan dan tanpa pertimbangan adalah hal paling harus dihindari sebelum menjalankan strategi pemasaran. Demikian juga dengan terburu-buru. Sesuatu yang sedang ramai dibicarakan di media sosial biasanya berpotensi menjadi peluang strategi pemasaran, namun terlalu terburu-buru mengikuti arus trending juga menjadi sebuah kesalahan. Tren tidak semua harus diikuti, datalah yang seharusnya menjadi pedoman dalam strategi pemasaran.